3 kelompok yaitu Meganthropus (Manusia Besar), Pithecanthropus (Manusia Kera Berjalan Tegak) dan Homo (Manusia Cerdas). Fosil yang ditemukan tersebut terdapat di beberapa wilayah di Indonesia. Manusia purba jenis Meganthropus paleojavanicus ditemukan di Sangiran Jawa Tengah pada tahun 1914 oleh Van Koenigswald. Fosil yang ditemukan berupa beberapa bagian tengkorak, rahang bawah, serta gigi-gigi yang telah lepas. Manusia purba meganthropus paleojavanicus adalah manusia purba terbesar dan tertua di Indonesia. Unsur-unsur nama tersebut terdiri dari kata megan = besar, anthropus =manusia, paleo= tua, dan javanicus=berasal dari Jawa. Ciri Ciri Meganthropus Paleojavanicus Berikut ini adalah ciri-ciri manusia purba meganthropuspaleojavanicus : Memiliki tinggi sekitar 165-180 cm.
Berbadan tegap.
Volume otak 900cc.
Tonjolan pada kening tebal dan melintang
sepanjang pelipis. Tidak memiliki dagu dan mempunyai hidung yang lebar. Memiliki otot kunyah, gigi, dan rahang yang besar dan kuat. Makanannya jenis tumbuh-tumbuhan. Pithecanthropus adalah sebutan untuk fosil mirip manusia yang berwajah kera. Berdasarkan sumber tulang yang ditemukan, Pithecanthropus merupakan jenis manusia purba yang paling banyak penemuan fosilnya ada di Indonesia. Fosil Pithecanthropus ditemukan di temukan di Trinil, Perning daerah Mojokerto, Sangiran, Kedung Brubus, Ngandong. Ciri-Ciri Pithecanthropus Mempunyai hidung lebar dan tidak berdagu Mempunyai rahang yang kuat dan geraham yang besar Memakan tumbuhan dan daging hewan buruan Tonjolan kening tebal dan melintang sepanjang pelipis Volume otakberkisar antara 750-1350 cc Berbadan tegap, namun tidak setegap Meganthropus Memiliki tinggi tubuh antara 165-180 cm Fosil manusia purba jenis Pithecanthropus Erectus ditemukan di desa Trinil lembah bengawan solo oleh E. Dubois (1890). Fosil yang ditemukan berupa tulang rahang atas, tengkorak dan tulang kaki. Ciri-ciri Pithecanthropus Erectus Adapun ciri-ciri Pithecanthropus Erectus atau Homo Erectus antara lain sebagai berikut. Volume otak 900 cc. Tulang kening menonjol. Tulang dahi lurus ke balakang. Tulang kaki sudah cukup besar. Geraham besar. Berat badan sekitar 100 kg dengan tinggi badan 165- 170 cm. Fosil manusia purba jenis Pithecanthropus Mojokertensis ditemukan di Mojokerto Jawa Timur oleh Von Koeningswald pada tahun 1936. Fosil yang ditemukan hanya berupa tulang tengkorak anak-anak. Pithecanthropus Mojokertensis disebut juga dengan Pithecanthropus Robusata Ciri Ciri Manusia Purba Pithecanthropus Mojokertensis Berikut ini adalah ciri-ciri manusia purba pithecanthropus mojokertensis : Memiliki badan tegap
Tidak mempunyai dagu
Memiliki kening yang menonjol
Tinggi badan 165-180 cm
Mempunyai volume otak 750-1.300 cc
Tulang geraham dan rangnya lebih kuat
Tulang tengkorak tebal
Memiliki tulang tengkorak yang lonjong
Hidup sekitar 2 sampai 2,5 juta tahun yang lalu
Merupakan jenis-jenis manusia purba yang berasal dari solo Manusia purba jenis Pithecanthropus Soloensis ditemukan di Ngandong dan Sangiran antara tahun 1931-1933 oleh Von Koeningswald dan Oppernoorth. Fosil yang ditemukan berupa tengkorah dan juga tulang kering Ciri-Ciri Pithecanthropus Soloensis Adapun ciri dari Pithecanthropus Soloensis adalah :
Pada tengkorak, tonjolan keningnya tebal. Hidungnya lebar, dengan tulang pipi yang kuat dan menonjol. Tinggi sekitar 165-180 cm. Pemakan tumbuhan dan daging (pemakan segalanya). Memiliki rahang bawah yang kuat. Memiliki tulang pipi yang tebal. Tulang belakang menonjol dan tajam. Perawakannya tegap, mempunyai tempat perlekatan otot tengkuk yang besar dan kuat. Manusia purba dari genus Homo adalah jenis manusia purba yang berumur paling muda, fosil manusia purba jenis ini diperkirakan berasal dari 15.000-40.000 tahun SM. Dari volume otaknya yang sudah menyerupai manusia modern, dapat diketahui bahwa manusia purba ini sudah merupakan manusia (Homo) dan bukan lagi manusia kera (Pithecanthrupus). Homo merupakan manusia purba yang memiliki fikiran yang cerdas. Di Indonesia sendiri ditemukan tiga jenis manusia purba dari genus Homo, antara lain Homo soloensis, Homo wajakensis,danHomo floresiensis. Ciri-ciri Homo: -Ciri fosilnya sudah mirip dengan manusia sekarang, -volume otak berkisar 1350-1450cc. -alat pengunyah, rahang, gigi, dan otot tengkuk sudah mengecil, otak besar dan otak kecil sudah bekembang, -berjalan tegak -muka tidak terlalu menonjol Manusiapurba jenis Homo soloensis ditemukan oleh Von Koeningswald dan Weidenrich antara tahun 1931-1934 disekitar sungai bengawan solo. Fosil yang ditemukan hanya berupa tulang tengkorak Manusia purba jenis Homo Wajakensis ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1889 di Wajak, Jawa Timur. Fosil yang ditemukan berupa rahang bawah, tulang tengkorak, dan beberapa ruas tulang leher. Manusia purba jenis ini telah ditemukan dapat membuat peralatan yang terbuat dari batu dan tulang serta mereka juga mengerti caranya untuk memasak. Homo Floresiensis cukup berbeda jika dibandingkan jenis lainnya, homo ini memiliki keistimewaan karena tubuhnya yang kerdil. Ditemukan oleh seorang pastor bernama Verhoeven pada tahun 1958 di Goa Liang Bua Manggarai, Flores, dan baru di umumkan sebagai temuan yang menghebohkan pada tahun 2004. Diperkirakan hidup sekitar 30.000-18.000 tahun yang lalu, telah mampu membuat peralatan dari batu, pemburu handal dan memasak dengan api, tetapi ukuran tangannya masih panjang. Manusia kerdil ini memiliki tinggi tubuh sekitar 1 meter, dan ukuran tengkorak seperti anak kecil. Dari cerita rakyat setempat, masyarakat Flores menyebut manusia kerdil ini dengan nama Ebu Gogo. Manusia purba berjenis homo sapiens dapat dianggap sebagai manusia purba yang berumur paling muda dari semua manusia purba yang ada. Dari fosil homo sapiens diperkirakan hidup antara 15.000 hingga 40.000 tahun SM. Bisa diartikan sebagai manusia cerdas. Berasal dari zaman holosen. Bentuk tubuh Homo Sapiens sudah menyerupai dengan bentuk manusia sekarang. Penemuan akan Homo Sapiens ini menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki kelebihan dalam hal akal. Fosil ini ditemukan oleh Von Rietschoten padatahun 1889, di Desa Wajak, Campur Darat, Tuluanggung, Jawa Timur. Volume otaknya antara 1.000 cc-1.200 cc; Tinggi badan antara 130-210 m; Otot tengkuk mengalami penyusutan; Alat kunyah dan gigi mengalami penyusutan; Muka tidak menonjol ke depan; Berdiri dan berjalan tegak, Berdagu dan tulang rahangnya biasa, tidak sangat kuat. Dengan melihat ciri diatas, maka bisa kita ketahui bahwa jenis Homo Sapiens sudah menggunakan akalnya. Meskipun dalam hal sederhana, tetapi jenis ini sudah memiliki karakteristik yang lebih maju dibandingkan dengan manusia purba sebelumnya. Tidak hanya mengumpulkan makanan seperti halnya jenis lain. Homo Sapiens juga menunjukkan bahwa di daerah Indonesia mempunyai banyak ragam dan budaya serta ras manusia purba yang pernah ditemukan.