Anda di halaman 1dari 6

1.

Meganthropus Paleojavanicus

Arti dari Meganthropus paleojavanicus adalah fosil manusia bertubuh


besar paling tua di Pulau Jawa. Mereka diperkirakan hidup pada 1-2 juta
tahun yang lalu pada masa Paleolithikum atau zaman batu tua
Ciri – Ciri Meganthropus Paleojavanicus
 Tulang pipi tebal.
 Kening yang menonjol.
 Tidak mempunyai dagu.
 Memiliki geraham yang besar.
 Bentuk wajah yang diduga besar.
 Rahang bawah tegap.
 Bentuk gigi homonim.
 Memakan tumbuh-tumbuhan

2. Pithecanthropus Mojokertensis

Pithecanthropus Mojokertensis atau yang juga dapat dikenal dengan


nama atau sebutan Pithecanthropus Robustus merupakan salah satu dari
banyaknya jenis manusia purba yang fosilnya ditemukan di wilayah Negara
Indonesia. Diketahui penemuan fosil manusia purba jenis Pithecanthropus
Mojokertensis pertama kali ditemukan di daerah Desa Perning yang berada
di Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur. Menurut sejarah, nama atau
sebutan manusia purba jenis Pithecanthropus Mojokertensis ini memiliki
arti yang apabila diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia bermakna
manusia kera yang tegak, besar, dan kuat berasal dari Mojokerto. Selain
disebut dengan manusia kera yang tegak, besar, dan kuat berasal dari
Mojokerto, Pithecanthropus Mojokertensis juga dianggap sebagai manusia
kera tertua yang ada di Pulau Jawa.

Ciri – Ciri Pithecanthropus Mojokertensis

1 Manusia purba jenis Pithecanthropus Mojokertensis memiliki bentuk


tubuh yang nyaris tegak seperti manusia zaman sekarang, dengan tinggi
kisaran sekitar 165 cm sampai dengan 180 cm.

2. Manusia purba jenis Pithecanthropus Mojokertensis memiliki kualitas


otot-otot bagian tengkuk yang cukup kuat dan kokoh.

3. Manusia purba jenis Pithecanthropus Mojokertensis memiliki tulang-


tulang pipi, alat kunyah atau gigi yang mayoritas berupa geraham, serta
rahang mulut yang sangat kuat.

4. Manusia purba jenis Pithecanthropus Mojokertensis memiliki bagian


kepala terutama kening yang tampak menonjol, tebal, bahkan tampak
melebar hingga ke pelipis.

5. Manusia purba jenis Pithecanthropus Mojokertensis memiliki hidung


yang ukurannya lebar serta tidak memiliki dagu di kepalanya.

6. Manusia purba jenis Pithecanthropus Mojokertensis memiliki tulang


kepala bagian belakang yang terlihat lebih menonjol.

7. Manusia purba jenis Pithecanthropus Mojokertensis memiliki kapasitas


volume atau daya tampung otak yang masih dianggap kurang sempurna,
yakni hanya sekitar 750 cc hingga 1.300 cc.

3. PITHECANTHROPUS ERECTUS

Pithecanthropus ErectusNama Pithecanthropus erectus memiliki


arti manusia kera yang berjalan tegak lurus dan dipandang sebagai spesies
awal manusia yang hidup sekarang. Ciri-ciri Pithecanthropus erectus:
Bentuk tubuh lebih kecil dari Pithecanthropus mojokertensis. Tinggi badan
sekitar 160-180 cm.

Ciri – Ciri Pithecanthropus Erectus


 Tinggi badan sekitar 165-180 cm.
 Volume otak berkisar antara 750-1350 cc.
 Bentuk tubuh dan anggota badan tetap.
 Alat pengunyah sangat kuatBentuk geraham kuat dengan rahang yang
kuat.
 Tonjolan kening tebal.
 Hidung tebal.
 Bagian belakang kepala menonjol.

4. PITHECANTHROPUS SOLOENSIS

Pithecanthropus Soloensis diartikan sebagai manusia kera dari Solo.


Nama tersebut diambil dari lokasi penemuannya, yaitu di daerah Ngandong,
dekat Sungai Bengawan Solo. Pithecanthropus Soloensis pertama kali
ditemukan oleh G.H.R. von Koenigswald, Oppernorth, dan Ter Haar antara
1931 hingga 1933. Diduga, manusia purba jenis ini bertahan hidup sampai
akhir Pleistosen Tengah, antara 800.000 hingga 20.000 tahun lalu.

Ciri-ciri Pithecanthropus Soloensis

 Tengkorak lonjong, tebal, dan padat


 Kepala bagian belakang menonjol
 Memiliki rongga mata yang sangat panjang
 Hidung tebal dan lebar
 Tidak memiliki tulang dagu
 Mempunyai alat pengunyah yang kuat
 Tinggi badan berkisar 165 - 180 cm
 Volume otak 750 - 1.350 cc
5. HOMO WAJAKENSIS

Homo Wajakensis atau manusia wajak ditemukan pertama kali oleh


B. D. Von Rietschoten pada tahun 1889 di Desa Wajak, Tulungagung, Jawa
Timur. Fragmen fosil yang ditemukan adalah rahang bawah, tengkorak dan
ruas tulang leher. Fosil tersebut diduga adalah fosil berjenis kelamin wanita
dengan umur 30 tahun. Homo Wajakensis dianggap sebagai jenis homo
sapiens pertama di Asia.

Eugene Dubois kemudian melanjutkan penelitian Homo Wajakensis


di lokasi yang sama dan menemukan tengkorak, rahang atas dan bawah,
tulang paha dan tulang kering. Dari penemuannya, Eugene Dubois
berpendapat bahwa Homo Wajakensis berasal dari ras Australoid, bernenek
moyang Homo Soloensis dan merupakan nenek moyang bangsa Aborigin.

Ciri – Ciri Homo Wajakensis

Secara fisik Homo Wajakensis memiliki ciri Mongoloid maupun


Austromelanesoid. Diperkirakan Homo Wajakensis merupakan sub ras dari
Melayu Indonesia dan berevolusi menjadi Austromelanesoid saat ini.

 Ukuran tengkoraknya sedang dan agak lonjong


 Muka datar dan lebar
 Akar hidungnya lebar dan bagian mulutnya menonjol sedikit
 Dahinya sediki miring dan di atas matanya ada busur kening nyata
 Volume otak sekitar 1.630 cc
 Tingginya sekitar 173 cm
6. HOMO FLORESIENSIS

Homo Floresiensis dikenal sebagai manusia purba berbadan kecil


(Hobbit). Homo Floresiensis ditemukan di Gua Liang Bua, Flores oleh Peter
Brown dan Mike. J. Morwood bersama Pusat Penelitian Arkeologi Nasional
pada tahun 2003. Fosil yang ditemukan adalah tengkorak manusia
berukuran sangat mungil. Diperkirakan ukuran Homo Floresiensis memiliki
tubuh tak lebih tinggi dari anak usia lima tahun. Homo Floresiensis
diperkiakan hidup 18.000 tahun yang lalu bersama gajah pigmi (gajah
kerdil) dan kadal raksasa (komodo)

Ciri – Ciri Homo Floresiensis

 Tengkorak berukuran kecil dan memanjang


 Bagian dahi tidak menonjol dan sempit
 Volume otak 380 cc
 Tinggi badan sekitar 100 cm
 Beratnya sekiar 30 kg
 Berjalan tegak dan tidak memiliki dagu

7. HOMO SOLOENSIS

Fosil-fosil Homo Soloensis ditemukan di Ngandong, tepi Bengawan


Solo, dan Sangiran serta Sambungmacan (Sragen) dari penggalian yang
dilakukan oleh Willem Frederik Florus Oppenoorth, Carel ter Haar, dan G.
H. R. von Koenigswald pada 1931 hingga 1933.
Fosil yang ditemukan terdiri dari 14 tengkorak, 2 tulang kering, dan
tulang panggul.

Diperkirakan Homo Soloensis adalah evolusi dari Pithecanthropus


Mojokertensis yang hidup sekitar 117 hingga 108 ribu tahun lalu pada
Zaman Pleistosen Akhir.

Oleh sebagian ahli, Homo Soloensis digolongkan dengan Homo


Neanderthalensis yang merupakan manusia purba jenis Homo Sapiens dari
Asia, Eropa, dan Afrika.

Ciri-ciri Homo Soloensis

 Volume otak cukup besar mulai dari 1.013-1.251 cc


 Tinggi badan berkisar antara 130-210 cm
 Berat badan antara 30-150 kg
 Bagian belakang tengkorak telah membulat dan tinggi
 Otot-otot pada bagian tengkuk mulai mengalami reduksi
 Alat pengunyah menyusut sehingga gigi dan tulang rahang menjadi
kecil
 Wajah dan hidungnya lebar
 Dahi dan mulut masih menonjol, namun tidak seperti Pithecanthropus
 Diperkirakan bisa berjalan dan berdiri sempurna

Anda mungkin juga menyukai