Anda di halaman 1dari 5

Meganthropus paleojavanicus

Fosil tulang rahang bawah Meganthropus palaeojavanicus ditemukan oleh peneliti


kelahiran Jerman-Belanda bernama Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald pada
1941 di dekat Desa Sangiran, Lembah Sungai Bengawan Solo. Meganthropus
temuan von Koenigswald berasal dari masa Pleistosen awal (lapisan bawah).
Meganthropus atau kerap disebut dengan Manusia Sangiran adalah manusia purba
tertua yang ditemukan di Indonesia. Dalam genus manusia, spesies ini dinamai
Meganthropus paleojavanicus, yang berarti manusia besar tertua yang berasal dari
Jawa.  Ciri-ciri Meganthropus adalah sebagai berikut: Berbadan tegap dengan
tonjolan tajam di belakang kepala; Bertulang pipi tebal dengan tonjolan kening yang
mencolok; Tidak berdagu; Otot kunyah, gigi, dan rahang besar dan kuat.
Pithecanthropus mojokertensis

Pithecanthropus robustus dan Pithecanthropus mojokertensis ini ditemukan oleh


Tjokrohandoyo atau Andojo yang bekerja di bawah Ralph von Koenigswald pada
1936 di Lembah Sungai Brantas. Manusia purba ini merupakan generasi lebih muda
dibandingkan Meganthropus palaeojavanicus. Jenis manusia purba ini dianggap
mirip kera, sehingga disebut pithe yang artinya kera. Ciri-ciri Pithecanthropus
mojokertensis adalah sebagai berikut: Berbadan tegak, tetapi tidak setegap
Meganthropus; Tinggi badannya sekitar 165–180 sentimeter; Tulang rahang dan
geraham kuat; Bagian kening menonjol; Hidung lebar dan tidak berdagu; Volume
otak belum sempurna, kapasitasnya hanya 750–1.300 cc; Tulang atap tengkorak
tebal dan berbentuk lonjong; Organ pengunyah dan otot tengkuk sudah mengecil;
Otot kunyah tidak sekuat Meganthropus; Makanannya masih kasar atau mentah
dengan sedikit pengolahan; Makanannya bervariasi, yaitu tumbuhan dan daging
hewan buruan.
Pithecanthropus erectus / Homo Erectus

Kelompok manusia purba ini ditemukan oleh Eugene Dubois pada 1890–1892 di
Desa Trinil, Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur. Pithecanthropus erectus
diketahui hidup sekitar 1 juta sampai 600.000 tahun lalu. Berdasarkan temuan
Dubois itu, dapat diketahui ciri-ciri Pithecanthropus erectus, yaitu: Berbadan tegap
dengan alat pengunyah yang kuat; Tinggi badan berkisar 165–170 cm dengan berat
badan sekitar 100 kilogram; Berjalan tegak; Makanannya masih kasar dengan
sedikit pengolahan; Mempunyai kemampuan berpikir yang masih rendah; Volume
otak kepala masih sebesar 900 cc, sedangkan volume otak manusia modern sudah
lebih dari 1000 cc dan volume otak kera tertinggi hanya 600 cc.
Homo wajakensis

Homo wajakensis ditemukan oleh Von Rietschoten di Desa Wajak pada 1888 dan
Eugene Dubois pada 1889. Manusia purba ini hidup sekitar 60.000 sampai 25.00
tahun lalu. Manusia Wajak diduga sebagai nenek moyang bangsa asli Australia
(bangsa Aborigin). Kedua jenis manusia purba ini disebut homo karena memiliki
kesamaan seperti manusia modern saat ini. Volume otaknya juga sudah
berkembang, bahkan mencapai 1300 cc. Fosil yang ditemukan berupa tulang paha,
rahang atas, rahang bawah, tulang kering, dan fragmen tengkorak dengan volume
sekitar 1.600 cc. Temuan Rietschoten ini digolongkan sebagai Homo sapiens
pertama di Asia. Fosil tersebut kemudian diteliti oleh Eugene Dubois. Dari segi fisik,
ciri-ciri Homo sapiens ini sebagai berikut: Wajah datar dan lebar; Hidung lebar
dengan bagian mulut menonjol; Berat badan sekitar 30–150 kilogram; Tinggi badan
kurang lebih 130–210 sentimeter; Otak sudah lebih berkembang;
Homo Soloensis

Homo Soloensis ditemukan oleh Peter Brown dan Mike J. Morwood pada September
2003. Manusia Liang Bua dianggap sebagai penemuan spesies baru yang kemudian
diberi nama sesuai dengan tempat ditemukannya, yaitu di Liang Bua, Flores.
Adapun ciri ciri Homo sapiens yang ditemukan di Flores sebagai berikut: Kepala dan
badan mempunyai ukuran kecil; Ukuran otak juga kecil; Volume otak sekitar 380 cc;
Rahang menonjol atau berdahi sempit; Berat badan sekitar 25 kilogram; Tinggi
badan sekitar 1,06 meter.

Anda mungkin juga menyukai