Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur segala muara pujian hanya pantas terhatur pada Allah
SWT atas segala rahmat dan inayah-Nya. Alhamdulilah akhirnya penulis dapat
menyelesaikan tugas mata pelajaran Tema 9, yang berjudul “Modernisasi”.

Tidak lah terlupa solawat dan salam terpanjatkan kepada baginda alam kita
semua nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita semua termasuk penulis
dari zaman kegelapan menuju zaman cahaya, serta dari zaman kebodohan menuju
zaman penuh dengan ilmu pengetahuan.

Penulisan ini, bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi


pertanian, yang di susun berdasarkan hasil analisis data dari referensi buku-buku
jurnal serta media internet tentang judul yang menjadi pembahasan dalam
penulisan ini.

Akhir kata, penulis memohon maaf apabila ada kesalahan-kesalahan dalam


penulisan yang mungkin tidak disengaja, dan semoga penulisan ini dapat
bermanfaat bagi kita semua dan generasi muda yang akan dating sehangga dapat
bertindak dengan benar.

Batang, 5 Januari 2021

penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................1
BAB II. PEMBAHASAN.........................................................................................................2
A. Pengertian Modernisasi.........................................................................................2
B. Tahapan dan Proses Modernisasi...........................................................................3
C. Modernisasi di sektor Pertanian.............................................................................8
D. Dampak Positif dan Dampak Negatif teknologi modernisasi................................13
1. Dampak Positif.................................................................................................13
2. Dampak negatif................................................................................................14
BAB III. PENUTUP.............................................................................................................16
A. KESIMPULAN........................................................................................................16
B. KRITIK DAN SARAN...............................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................17

ii
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini modernisasi sudah menjadi rahasia umum, karena hampir
segala bidang dalam aspek kehidupan manusia sudah mengalami
pembaharuan atau modernisasi ke arah yang lebih baik. Maka dari itu tidak
menutup kemungkinan bahwa sektor pertanian juga mengalami modernisasi
yang berawal dari modernisasi masyarakatnya. Dengan begitu maka
modernisasi dapat di analisis dari proses,tahapan dan juga persyaratannya.

B. Rumusan Masalah
 Apa pengertian modernisasi?
 Bagaimana proses dan tahapan dari modernisasi?
 Bagaimana modernisasi di sektor pertanian?
 Apa saja dampak positif dan negatif dari teknologi modernisasi?

C. Tujuan
Siswa dimaksudkan mampu memahami,menganalisa dan menjelaskan
tentang apa yang dimaksud dengan modernisasi khususnya di sektor pertanian,
sehingga tujuan mata kuliah sosiologi pertanian dapat mencapai sesuatu yang
ditargetkan kepada Siswa.

1
BAB II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Modernisasi
Modernisasi adalah suatu proses transformasi dari suatu perubahan ke arah
yang lebih maju atau meningkat di berbagai aspek dalam kehidupan
masyarakat. Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa modernisasi adalah
proses perubahan dari cara-cara tradisional ke cara-cara baru yang lebih maju
dalam rangka untuk peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Menurut Wilbert E Moore modernisasi mencakup suatu transformasi
total kehidupan bersama yang tradisional atau pra modern dalam arti teknologi
serta organisasi sosial ke arah pola-pola ekonomi dan politis yang menjadi ciri
negara-negara barat yang stabil.
Syarat-syarat modernisasi

Modernisasi pada hakikatnya mancakup bidang-bidang yang sangat


banyak. Syarat-syarat suatu modernisasi adalah sebagai berikut:
a). Dalam modernisasi harus memiliki cara berpikir yang ilmiah, dimana
melembaga dalam kelas penguasa maupun dalam masyarakat. Hal ini
menghendaki agar suatu sistem pendidikan dan pengajaran terencana dan baik.

b). Dalam modernisasi harus memiliki sistem administrasi negara yang baik,
benar-benar mewujudkan birokrasi.

c). Dalam modernisasi adanya sistem pengumpulan data yang baik, teratur dan
terpusat pada suatu lembgai atau badan tertentu. Hal ini memerlukan
penelitian yang berlangsung secara terus-menerus, agar data yang dimiliki
tidak tertinggal.

d). Tingkat organisasi yang tinggi dalam modernisasi menyebabkan di satu


pihak berarti disiplin, sedangkan di lain pihak berarti pengurangan
kemerdekaan.

2
e). Dalam modernisasi harus memiliki sentralisasi wewenang dalam
pelaksanaan perencanaan sosial. Apabila itu tidak dilakukan, maka
perencanaan akan terpengaruh oleh kekuatan-kekuatan dari kepentingan-
kepentingan yang ingin mengubah perencanaan tersebut demi kepentingan
suatu organisasi kecil di dalam masyarakat

Faktor Penghambat Modernisasi :

 Perasaan takut akan disintegrasi Perasaan ini biasanya muncul pada


masyarakat yang masih memegang teguh tradisi nenek moyangnya,
sehingga modernisasi dianggap akan merusak intergrasi atau
organisasi masyarakat yang telah ada sebelumnya.
 Kurang berkembangnya IPTEK Masyarakat yang masih berpikiran
kolot biasanya menolak adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
 Adanya vested interested (nilai- nilai yang telah tertanam dengan
sangatkuat)
 Adanya prasangka buruk terhadap budaya luar
 Kurangnya hubungan dengan masyarakat luar
 Perkembangan pendidikan yang lambat
 Sikap yang kuat dari masyarakat terhadap tradisi yang dimiliki
 Rasa takut dari masyarakat jika terjadi kegoyahan (pro kemapanan)
 Cenderung menolak terhadap hal-hal baru

B. Tahapan dan Proses Modernisasi

Walt Whitman Rostow mengidentifikasi bahwa ada lima tahapan dalam


modernisasi, yaitu:

 Masyarakat tradisional: tahapan ini ditandai dengan kegiatan bertani dan


barter.
 Persiapan untuk tinggal landas: tahapan ini ditandai dengan adanya
spesialisasi, produksi barang dan perdagangan. Selain itu, infrastruktur

3
transportasi dikembangkan untuk mendukung perdagangan. Tahapan ini
pada akhirnya mendorong adanya investasi.
 Tinggal landas: pada tahapan ini terjadi peningkatan industrialisasi dan
ekonomi beralih dari pertanian ke manufaktur.
 Menuju kematangan: pada tahap ini terjadi diversifikasi ekonomi ke
daerah baru dan sedikit ketergantungan pada impor.
 Konsumsi massa: pada tahap ini ekonomi menuju konsumsi massa dan
pelayanan di sektor jasa semakin mendominasi.

Proses Modernisasi

Moderenisasi adalah suatu bentuk perubahan social, biasanya merupakan


perubahan sosial yang terarah (directed change) yang didasarkan pada
perencanaan yang biasa dinamakan sosial planning. (Soekanto, 1990;384)
Proses modernisasi dapat ditinjau dari 2 bagian yaitu :
1. Perubahan Fungsional Desa-desa di Jawa banyak bertungsi sebagai desa
agraris,beberapa desa di Jawa sudah pula menunjukan perkembangan-
perkembangan yang baru, yaitu dengan timbulnya industry-industry kecil di
daerah pedesaan.
Menurut Sutopo Yuwono salah satu perananpokok desa terletak di bidang
ekonomi, untuk itu maka kita mencobamendefenisikan desa dari beberapa segi
misalnya Paul H`. Landis(1948 ; 17) memberikan sebagai berikut :
a). Untuk maksud statistik, pedesaan adalah tempat-tempat dengan jumlah
penduduk kurang dari 2.500 orang, kecuali bila disebutkan lain.
b). Untuk maksud kajian psikologi sosial, pedesaan itu adalah daerah-daerah
dimana pergaulannya ditandai oleh derajat intimidasi yang tinggi.
c). Untuk maksud kajian ekonomi, pedesaan itu merupakan daerah dimana
pusat perhatian/kepentingan adalah pertanian dalam arti yang luas.
(Leibo,l994 : 6)
Dewasa ini gaya hidup itu tampak berubah. Mobil dan jalanan yang mulus
telah mengubah kehidupan pedalaman dan desa sedemikian rupa, karena
jalanan yang mulus telah memungkinkan bergeserya usaha dagang, penjaga

4
toko, orang professional, dan tompat rekreasi mereka ke kota yang dekat. Jika
dosa itu cukup dengan dekat kota, maka ia akan menjadi bagian pinggiran kota
(suburban). Mengacu pada perubahan dalam proses sosial, fungsi-fungsi
lembaga dan peranan status individu. Modernisasi telah menciptakan profesi
baru dan mengakibatkan perubahan mendasar dalam pola lapangan kerja
(okupasi). Fungsi-fungsi tradisi yang dijalankan oleh keluarga, marga, suku,
kasta, agama atau masyarakat desa telah mengalami perubahan. Kepala desa
masih boleh memberi nasehat dan menengahi percekcokan tetapi tidak
memaksakan penyelcsaian yang sah (wajar). Modernisasi merupakan suatu
proses komprehensip pertumbuhan ekonomi, mobilisasi, dan perluasan budaya
(Abraham, 1991 : 195). Perubahan fungsional lairmya mencakup automasi
pemimpin kelompok lahan, penempatan tenaga kerja, profesionalisme
berbagai peranan secara meluas, termasuk komersialisasi kegiatan-kegiatan
waktu senggang. Salah satu contoh yang dapat dikemukakan yaitu masalah
penghasilan ekonomi kerajinan tangan telah mengakibatkan pemisahan tertentu
antara peranan-peranan yang berbeda yang dilakukan oleh individu terutama
diantara peranan okupasi, begiu pula dengan tipe-tipe rekreasi spontan yang
ada telah meningkat menjadi bentuk-bentuk hiburan khusus dan komersial.
(Abraham, 1991 : 19). Maka kondisi dasar modernisasi adalah kemampuan
orang untuk menyesuaikan dengan keadaan yang berubah tidak sekali atau dua
kali dalam seumur hidup, tetapi setiap tahun, dan selalu disesuaikan dengan
proses dan gaya hidup sebagaimana yang telah ditemukan oleh masyarakat.
Dalam kondisi demikian, sangat dimungkinkan terjadinya proses perubahan
dan masyarakat untuk selalu menyesuaikannya dengan perkembangan yang
ada.

2. Perubahan Sikap Moderenisasi tidak hanya meliputi peningkatan diferensiasi


sistem sosial tetapi juga transformasi profesi dalam sikap pelaku sosial.
Modernisasi, terutama pembangunan ekonomi, mengembangkan semangat
kewiraswastaan yang merupakan seperangkat sikap seperti keperaayaan akan
prestasi yang dihasilkan (produksi), rasionalitas, penekanan nilai-nilai

5
material, efisiensi kepemimpinan dan penggunaan waktu, dorongan rasional
untuk maksimasi resiko, dipandang sebagai sifat kepribadian modern.
Industrialisasi, urbanisasi dan birokrasi menghilangkan pegangan masa lalu
yang berdasarkan sistem kepribadian individual dan merusak kesetiaan pada
desa leluhur dan pemilikan tanah serta mendorong transaksi pasar semua
barang-barang kapital dan jasa. Proses tersebut juga mengembangkan revolusi
harapan yang meningkat, radikalisme, aletivisme, dan berbagai gerakan
ideologi. (Abraham, 1991 1 22).
Pandangan tersebut ditandai oleh penekanan pada kemauan dan
peningkatan, pada kebahagiaan dan pengutaraan kemampuan dan perasaan
secara spontan, serta penekanan yang tepat pada harga diri individu dan
terakhir, pada efisiensi. Hal tersebut telah nyata dalam pengembangan
beberapa orientasi kepribadian baru, seperti sifat-sifat/tabiat dan karakter.
Urbanisasi sebagai proses pengkotaan lebih menekankan pengamatan pada
sifat sosial dan kultural. Dalam hal ini Gist dan Fava menekankan pengertian
urbanisasi sebagai sesuatu yang terkait dengan akulturasi, difusi, asimilasi.
Dlam pengertian ini sekalipun suatu daerah/lingkungan baik seeara geogratis
maupun berdasarkan-ketentuan pemerintah masih termasuk kategori belum
kekotaan atau bukan kota, tetapi kalau orang-orang yang telah mulai
menempuh cara-cara hidup kekota-kotaan, maka berarti bahwa lingkungan
tersebut (telah) mengalami proses urbanisasi. (Raharjo, 1981: 57)
Terkait dengan proses pengkotaan tersebut, maka kita dapat melihat
beberapa hal yang mendukung hingga terjadinya perubahan pada suatu daerah
yaitu akulturasi, merupakan peleburan dua pola kebudayaan menjadi satu,
tetapi dengan pengertian bahwa ada pola kebudayaan yang satu lebih dominan
dari yang lain. Terjadi pula penyesuaian diri, penyerapan sifat-sifat dari suatu
kebudayaan, perubahan yang terjadi lebih disebabkan oleh adanya hubungan.
Begitu pula dengan difusi, yang diartikan sebagai suatu penyebaran-
penyebaran yang terjadi adalah sifat kebudayaan atau kompleks dan suatu
masyarakat yang lain, yaitu cara bagaimana masyarakat mendapat sebagian
besar sifat-sifat barunya. Dan yang terakhir adalah asimilasi, yang sering di

6
samakan dengan perpaduan-perpaduan yang harmonis ataupun peneriman,
merupakan proses dimana dua atau lebihkelompok yang mempunyai
perbedaan sikap, mores dan praktek kebudayaan bersatu dalam hal yang
berinteraksi. Penyerapan dari berbagai kebudayaan dari daerah sekitar lebih
banyak di pengaruhi oleh wilayah yang lebih berdekatan (orbitrasi). Hingga
pada akhinya hubungan yang terjadi memerlukan suatu perilaku tersendiri
akibat dari interaksi yang terjadi. Salah satunya yaitu pengembangan ekonomi,
terkait dengan pengaruh modernisasi yang telah mengubah sendi-sendi
kehidupan masyarakat dalam artian bahwa sekalipun itu masyarakat tidak
mampu untuk menghindar dari pengaruh yang dihasilkan oleh munculnya
modernisasi dalam kehidupan sosial mereka. Secara metodologis, teori-teori
modernisasi tentang perubahan sosial dalam masyarakat sedang berkembang
dewasa ini rupanyamemasukan pola-pola tindakan asli yang konsisten ke
dalam pranata ekonomi dan teknologi modernisasi yang ingin di terapkan itu.
Pola-pola tindakan menurut teori modernisasi akan memaksakan pengaruhnya
ke seluruh struktur sosial
a). Penerapan secara universal norma "mengejar keuntungan" terhadap sumber-
sumber ekonomi (tanah, tenaga kerja dan kapital) berarti bahwa penggunaan
semua sumber ekonomi tersebut harus dialihkan dari cara-cara yang kurang
produktif menjadi lebih produktif
b).Mobilitas geografis tenaga kerja, bersamaan dengan pengkhususan fungsi-
fungsi ekonomi modern (seperti pembagian kerja yang ekstrim dan pemisahan
tempat kerja dari kehidupan rumah tangga.

Ciri-ciri masyarakat modern menurut pandangan sosiologi

 Kata Modern berasal dari bahasa latin “ Modo” = cara dan “ Ernus” =
masa kini. Menurut Talcott Parson :
Netralitas efektif yaitu bersikap netral, bahkan dapat menuju sikap tidak
memperhatikan ol/ling.
 Orientasi diri yaitu lebih mengutamakan kepentingan diri sendiri.
 Universalisme yaitu menerima segala sesuatu dengan obyektif.

7
 Prestasi yaitu masyarakatnya suka mengejar prestasi.
 Spesifitas yaitu berterus terang dalam mengungkapkan segala sesuatu.
Menurut Alex Inkeles manusia modern memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
 Menerima hal-hal baru.
 Menyatakan pendapat baik tentang lingkungannya sendiri maupun luar.
 Menghargai waktu.
 Memiliki perencanaan dan pengorganisasian.
 Percaya diri
 Perhitungan
 Menghargai harkat hidup orang lain
 Lebih percaya pada ilmu pengetahuan dan teknologi.
 Menjunjung tinggi suatu sikap dimana imbalan sesuai dengan present
 Masyarakatnya heterogen.
 System pelapisan sosialnya terbuka
 Mobilitas sosialnya tinggi
 Melakukan tindakan secara rasional.
 Tidak terikat pada tradisi/adat.

C. Modernisasi di sektor Pertanian

Modernisasi di bidang pertanian di Indonesia di tandai dengan perubahan


yang mendasar pada pola-pola pertanian, dari cara-cara tradisional menjadi
cara-cara yang lebih maju. Perubahan-perubahan tersebut meliputi beberapa
hal, antara lain dalam pengelolahan tanah, penggunaan bibit unggul,
penggunaan pupuk, pengunaan sarana-sarana produksi pertanian, dan
pengaturan waktu panen. Pengenalan terhadap pola yang baru dilakukan
dengan pembenahan terhadap kelembagaan-kelembagaan yang berkaitan
dengan pertanian, seperti, kelompok Tani, KUD, PPL, Bank Perkreditan, P3A,
dan sebagainya. Selanjutnya ditetapkan pola pengembangan dalam bentuk,
usaha ekstensifikasi, intensifikasi dan diversifikasi.

8
Pada masa pemerintahan orde baru, modernisasi diyakini dapat
meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pertanian sebagai mata pencaharian
pokok rakyat Indonesia harus mengikuti arus modernisasi untuk meningkatkan
perekonomian Indonesia pada waktu itu yang sedang mengalami krisis.
Modernisasi dalam bidang pertanian diwujudkan melalui program pertanian
yang dikenal dengan istilah Revolusi Hijau. Rovolusi hijau adalah perubahan
fundamental dala pemakaian teknologi budidaya pertanian yang dimulai tahun
1950-1980an di banyak negara berkembang, terutama Asia. Tiga kebijakan
penting dalam program revolusi Hijau adalah (1) intensifikasi (2)
ekstensifikasi (3) diversifikasi yang mampu meningkatkan produksi dan
produktivitas sektor pertanian. Dalam konteks usaha tani, intensifikasi sering
pula diterjemahkan sebagai penggunaan teknologi biologi dan kimia (pupuk,
benih unggul, pestisida, dan herbisida) dan teknologi mekanis (traktorisasi dan
komniasi manajemen air irigasi dan drainase). Ekstensifikasi adalah perluasan
area yang mengkonversi hutan tidak produktif menjadi areal persawahan dan
pertanian lain. Diversifikasi pendapatan rumah tangga petani, usaha tani
terpadu peternakan dan perikanan yang telah menjadi andalan masyarakat
pada umumnya. Revolusi Hijau telah berjasa meningkatkan produktivitas
pangan sampai 5,6 persen dan akhirnya mencapai puncaknya pada pencapaian
swasembada pangan.

Keberhasilan program pertanian tersebut tidak sebanding dengan dampak-


dampak yang ditimbulkan. Secara umum dampak-dampak tersebut
diantaranya kerusakan lingkungan, punahnya pengetahuan/kearifan lokal
petani, kerusakan lahan pertanian, hilangnya kemandirian petani dan dampak-
dampak lainnya. Program intensifikasi dengan teknologi biologi dan kimia
serta teknologi mekanis merusak pola hubungan antara manusia dengan alam
dan sesama manusia dimana petani pada masa lalu sangat menghormati alam
dan selalu menjaga keseimbangan sekarang berubah menjadi eksploitatif.

Perubahan sikap petani terhadap alam sebagai dampak modernisasi


pertanian mengakibatkan usaha mencari keuntungan sebanyak-banyaknya

9
dengan segala cara tanpa mempertimbangkan dampak kerusakan ekologis
yang tak terkendali.

Perubahan-perubahan sosial petani akibat dari modernisasi adalah dengan


diperkenalkannya mesin-mesin, seperti mesin penuai dan traktor tangan telah
menghilangkan mata pencaharian penduduk yang selama ini mendapatkan
upah dari menuai. Kemudian, pemakaian traktor tangan telah menggantikan
tenaga kerbau, sehingga sebagaian besar petani tidak lagi berternak kerbau.
Tentunya dengan penerapan modernisasi pertanian secara otomatis tanpa
adanya penanganan yang serius akan menimbulkan masalah baru yaitu
berkurngnya lapangan pekerjaan karena peranan pekerja tergantikan oleh
peralatan dan cara yang berbasis teknologi sehingga dalam pengelolaan lahan
dapat mengurangi jumlah pekerja. penerapan modernisasi pertanian perlu
adanya perluasan cakupan produksi yang tadinya hanya menghasilkan bahan
mentah saja, dengan adanya penerapan modernisasi pertanian  proses produksi
ditingkatkan menjadi produk yang siap dipasarkan, sehingga dalam proses
tersebut terdapat perluasan lapangan pekerjaan yang nantinya akan diisi oleh
para buruh tani yang kehilangan pekerjaan akibat adanya penerapan teknologi.

Proses Modernisasi di sektor Pertanian

a) Penggantian penggunaan tehnologi dari semula meggunakan pupuk


kandang menjadi pupuk urea.
b) Pemakain bibit padi jenis unggul menggantikan jenis lokal
c) Pemakaian traktor bibit padi jens unggul menggnatikan jenis lokal
4.Pemakaian traktor pengganti bajak.
d) Penerapan teknik irigasi baru dan
e) Penggunaan mesin penggiling padi menggantikan timbul padi.

Tahap Pertanian Tradisional menuju Pertanian Modern

Mungkin merupakan suatu tindakan yang tidak realistik jika


mentransformasikan secara cepat sistem peranian tradisional ke dalam sistem

10
pertanian yang moderen. Upaya unttuk mengenalkan tanaman perdagangan
dalam pertanian tradisional seringkali gagal dalam membantu petani untuk
meningkatkan tingkat kehidupanya. Menggantungkan diri pada tanaman
perdagangan bagi para petani kecil lebih mengundang resiko daripada
pertanian subsisten murni karena risiko fluktuasi harga menambah keadaan
menjadi lebih tidak menentu. Oleh karena itu penganekaragaman
pertanian( diversified farming) merupakan suatu langkah pertama yang cukup
logis dalam masa transisi dari pertanian tradisional (subsiten) ke pertanian
moderen (komersial). Pada tahap ini, tanaman-tanaman pokok tidak lagi
mendominasi produk pertanian, karena tanaman-tanaman perdagangan yang
baru seperti; buah-buahan, kopi, teh dan lain-lain sudah mulai dijalankan
bersama dengan usaha pertenakan yang sederhana. Kegiatan-kegiatan baru
tersebut meningkatkan produktivitas pertanian yang sebelumnya sering terjadi
pengangguran tak kentara. Usaha-usaha ini terutama sekali sangat diperlukan
di sebagian besar negara-negara Dunia Ketiga, dimana angkatan kerja di
pedesaan berlimpah agar bisa dimanfaantkan lebih baik dan efisien. Sebagai
contoh, andaikan tanaman pokok menggunakan tanah hanya sebagian waktu
dalam setahun, maka tanaman-tanaman perdagangan bisa ditanam pada
waktu-waktu yang senggang dan bukan hanya tanah yang menganggur tetapi
juga memanfaatkan tenaga kerja yang ada dalam keluarga. Keberhasilan atau
kegagalan usaha-usaha atau mentransformasikan pertanian tradisional tidak
hanya tergantung pada ketrampilan dan kemampuan para petani dalam
meningkatkan produktivitasnya, tetapi juga tergantung pada kondisi-kondisi
sosial, komersial dan kelembagaan.

Pertanian Modern

Pertanian moderen atau dikenal juga dengan istilah pertanian spesialisasi


menggambarkan tingkat pertanian yang paling maju. Keadaan demikian bisa
kita lihat di negara-negara industri yang sudah maju. Pertanian spesialisasi ini
berkembang sebagai respons terhadap dan sejalan dengan pembangunan yang
menyeluruh di bidang-bidang lain dalam ekonomi nasional. Kenaikan standar

11
hidup, kemajuan biologis dan teknologis serta perluasan pasar-pasar nasional
dan internasional merupakan motor yang penting bagi pembangunan ekonomi
nasional.
Dalam pertanian moderen (spesialisasi), pengadaan pangan untuk kebutuhan
sendiri dan jumlah surplus yang bisa dijual, bukan lagi tujuan pokok.
Keuntungan komersial murni merupakan ukuran keberhasilan dan hasil
maksimum perhektar dari hasil upaya manusia (irigasi, pupuk, pestisida, bibit
unggul dan lain-lain) dan sumber daya alam merupakan tujuan kegiatan
pertanian. Dengan kata lain seluruh produksi diarahakan untuk keperluan
pasar. Kopnsep-konsep teori ekonomi seperti biaya tetap dan biaya variabel,
tabungan, invesatasi dan jumlah keuntungan, kombinasi faktor-fakor yang
optimal, kemungkinan-kemungkinan produksi yang optimum, harga-harga
pasar, semuanya itu merupakan hal-hal yang sangat penting baik secara
kuantitatifmaupunkualitatif.

Pertanian moderen (spesialisasi) bias berbeda-beda dalam ukuran dan


fungsinya. Mulai dari jenis pertanian buah-buahan dan sayur-sayuran yang
ditanam secara intensif, sampai kepada pertanian gandum dan jagung yang
sangat besar seperti dai Amerika Utara. Hampir semuanya menggunakan
peralatan mekanis yang sangat hemat tenaga kerja, mulai dari jenis tarktor
yang paling besar dan mesin-mesin panen yang moderen. Keadaan atau
gambaran umum dari semua pertanian moderen dalah titik beratnya pada salah
satu jenis tanaman tertentu, menggunakan intensifikasi modal dan pada
umumnya berproduksi dengan teknologi yang hemat tenaga kerja
memperhatiak skala ekonomis (economic of scale) yaitu denga cara
meminumkan biaya untuk mendapatkan keuntungan tertentu. Untuk mencapai
semua tujuan, pertanian moderen praktis tidak berbeda dalam konsep atau
operasinya denga perusahan industri yang besar.

Sistem pertanian moderen yang demikian itu sekarang dikenal denga agri-
bisnis. Kita telah mengetahui bahwa dalam hampir bagi semua masayrakat

12
tradisional, pertanian bukanlah hanya sekedar kegiatan ekonomi saja, tetapi
suda merupakan bagian dari cara hidup mereka. Setiap pemerintah yang
berusaha menstranformasi pertanian tradisional haruslah menyadari bahwa
pemahaman akan perubahan-perubahan yang mempengaruhi seluruh sosial,
politik dan kelembagaan masyarakat pedesaan adalah penting. Tanpa adanya
perubahan-perubahan seperti itu, modernisasi pertanian tidak akan pernah bisa
berhasil seperti yang diharapkan.

D. Dampak Positif dan Dampak Negatif teknologi modernisasi

E. Dampak Positif
Dampak positif teknologi modernisasi adalah sebagai berikut.

1. Perubahan Tata Nilai dan Sikap

Adanya modernisasi dalam zaman sekarang ini bisa dilihat dari cara
berpikir masyarakat yang irasional menjadi rasional.

2. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat


menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih
maju, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pula yang membentuk
masa modernisasi yang terus kian berkembang dan maju di waktu sekarang
ini.

3. Tingkat Kehidupan yang lebih Baik

Dibukanya industri atau industrialisasi berdasarkan teknologi yang sudah


maju menjadikan nilai dalam memproduksi alat-alat komunikasi dan
transportasi yang canggih, dan juga merupakan salah satu usaha mengurangi
pengangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat, hal ini juga
dipengaruhi tingkat ilmu pengetahuan dan teknologi yang membantu
perkembangan modernisasi.

13
F. Dampak negatif
1) Pola Hidup Konsumtif

Perkembangan teknologi industri yang sudah modern dan semakin pesat


membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu
masyarakat mudah tertarik untuk menkonsumsi barang dengan banyak pilihan
yang ada, sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

2) Sikap Individualistik

Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka


merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitas. Padahal
manusia diciptakan sebagai makhluk sosial.

3) Gaya Hidup Kebarat-baratan

Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya
negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat
kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, dan lain-lain.

4) Kesenjangan Sosial

Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu


yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan
memperdalam jurang pemisah antara individu dengan individu lainnya.

Dengan kata lain individu yang dapat terus mengikuti perkembangan jaman
memiliki kesenjangan tersendiri terhadap individu yang tidak dapat mengikuti
suatu proses modernisasi tersebut.

Hal ini dapat menimbulkan kesenjangan sosial antara individu satu dengan
lainnya, yang bisa disangkutkan sebagai sikap individualistik.

5) Kriminalitas

14
Kriminalitas sering terjadi di kota-kota besar karena menipisnya rasa
kekeluargaan, sikap yang individualisme, adanya tingkat persaingan yang
tinggi dan pola hidup yang konsumtif.

15
BAB III. PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Modernisasi diartikan sebagai perubahan-perubahan masyarakat yang bergerak
dari keadaan yang tradisional atau dari masyarakat pra modern menuju kepada
suatu masyarakat yang modern.

2. Modernisasi dapat terwujud apabila masyarakatnya memiliki individu yang


mempunyai sikap modern.

3. Modernisasi juga mempunyai dampak bagi kehidupan bermasyarakat pada


masysarakat yang menganut modernisasi. Modernisasi memiliki dampak negatif
dan dampak positif.

B. KRITIK DAN SARAN


1. Modernisasi memang perlu untuk kemajuan suatu wilayah, daerah, bahkan
suatu negara.

2. masyarakat hendaknya lebih selektif dalam menyaring kebudayan modernisasi

3. Pemerintah juga berperan penting dalam pemerataan modernisasi.

16
DAFTAR PUSTAKA
 Pratiwi, L. E. (2016). Modernisasi Pertanian dan Pengaruhnya
Terhadap Sosial Ekonomi Petani di DIY Tahun 1968-
1984 (Doctoral dissertation, FIS).
 http://www.pengertianpakar.com/2015/03/pengertian-dan-syarat-
modernisasi.html#_ (dikutip pada 17 april 2016 pukul 02:25 p.m)
 http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-45469-Makalah-
Modernisasi.html (dikutip pada 17 april 2016 pukul 02:25 p.m)
 http://sobolimmatius.blogspot.co.id/2013/06/modernisasi-dan-cirir-ciri-
masyarakat.html (dikutip pada 17 april 2016 pukul 02:25 p.m)
 https://id.wikipedia.org/wiki/Teori_modernisasi (dikutip pada 17 april
2016 pukul 02:25 p.m)
 https://id.wikipedia.org/wiki/Modernisasi/dampak-negatif-dan-positif
(dikutip pada 17 april 2016 pukul 02:25 p.m)
 https://nindyasinaga.wordpress.com/2015/01/07/modernisasi-dalam-
bidang-pertanian-desa-di-indonesia/ (dikutip pada 17 april 2016 pukul
02:25 p.m)
 http://guntursigarlangit.blogspot.co.id/2013/05/teknologi-nusantara-
bidang-pertanian.html (dikutip pada 17 april 2016 pukul 02:25 p.m)
 http://www.academia.edu/6898576/
PROSES_MODERNISASI_DAN_PERGESERAN_OKUPASI (dikutip
pada 17 april 2016 pukul 02:25 p.m)

17
18

Anda mungkin juga menyukai