Anda di halaman 1dari 14

JENIS-JENIS MANUSIA PURBA DI INDONESIA

berita.balihita.com :: JENIS-JENIS MANUSIA PURBA DI INDONESIA 1. Pithecanthropus a. Pithecanthropus Erectus b. Pithecanthropus Mojokertensis c. Pithecanthropus Soloensis 2. Meganthropus Palaeojavanicus 3. Homo 4. Hobbit Pithecanthropus

Pada tahun 1890 Eugene Dubois menemukan fosil jenis Pithecanthropus di desa Trinil(Ngawi)Jawa Timur di dekat lembah sungai Bengawan Solo, dengan memberi nama Pithecanthropus Erectus artinya manusia kera yang berjalan tegak. Ciri-ciri Pithecanthropus Erectus : Tulang Rahang dan Gigi Besar dan Kuat Tidak Berdagu Tingi Badan Sekitar 165-170 cm Berbadan dan Berjalan Tegak Kening Menonjol Pithecanthropus Mojokertensis Pada tahun 1936, telah ditemukan fosil tengkorak anak manusia purba oleh Weidenreich didesa Jetis, Mojokerto. Fosil manusia purba tersebut diberi nama Pithecanthropus Robustus, sedang Von Koeningswald menyebutnya Pithecanthropus Mojokertensis. Pithecanthropus Soloensis G.H.R. Von Koeningswald, Oppenorth, dan Ter Haar pada sekitar tahun 1931-1934 mengadakan

penelitian di Lembah Sungai Bengawan Solo dan penemuan pertama di Ngandong(Blora) adalah fosil Pithecanthropus Soloensis artinya manusia kera dari Solo, kemudian ditemukan juga jenis Pithecanthropus di Sangiran yang diperkirakan hidup pada 900.000 sampai 200.000 tahun yang lalu diperkirakan terdapat di Sumatera, Kalimantan, dan Cina. Meganthropus Palaeojavanicus Yaitu manusia purba paling primitif(tua), ditemukan oleh G.H.R. Von Koeningswald di daerah Sangiran pada lapisan pleistosen bawah(lapisan pucangan)pada tahun 1936 dan 1941. Hasil temuan fosil tersebut berupa tulang bagian bawah dan atas. Fosil yang serupa juga ditemukan Marks dilapisan Kabuh(pleistosen tengah) pada tahun 1952. Berdasarkan penelitian tulang rahang atas dan tulang rahang bawah, makanan Meganthropus Palaeojavanicus adalah tumbuhtumbuhan. Karena makanannya tanpa melalui proses pemasakan, maka gigi rahangnya besar dan kuat. Meganthopus diperkirakan hidup pada 2-1 juta tahun yang lalu. Sesuai Dengan arti namanya, manusia purba besar dan tertua di Pulau Jawa. Ciri-Ciri Meganthropus Palaeojavanicus : Tubuh Kekar Rahang Dan Geraham Yang Besar Tidak Berdagu Homo Homo artinya manusia. Jenis manusia purba yang paling maju dibandingkan dengan yang lainnya. Penemuan fosil jenis Homo diawali pada tahun 1889, ketika Von Rietschoten menemukan beberapa bagian dari tengkorak dan rangka manusia di daerah dekat Tulungagung,Jawa Timur. Temuan tersebut selanjutnya diselidiki oleh Dr. Eugene Dubois dan menamainya Homo Wajakensis termasuk ras asli Australia. Ciri-Ciri Homo : Berbadan Tegap Tingginya Sekitar 180 Cm Memiliki Volume Otak Kecil, Yaitu Sekitar 1.000-1.300 Cc Tengkoraknya Lebih Besar Dibanding Pithecanthropus Hobbit Para ilmuwan telah menemukan fosil-fosil tengkorak dari suatu spesies manusia yang tumbuh tidak lebih besar dari kanak-kanak berusia lima tahun. Manusia kerdil yang memiliki tengkorak seukuran buah jeruk ini diduga hidup 13.000 tahun lalu, bersama gajah-gajah pigmi dan kadalkadal raksasa seperti Komodo. Indonesia. Tengkorak pertama dari spesies yang kemudian disebut sebagai Homo floresiensis atau Manusia Fores itu ditemukan September 2003. Ia berjenis kelamin perempuan, tingginya saat berdiri tegak kira-kira satu meter, dan beratnya hanya 25 kilogram. Ia diduga berumur sekitar 30 tahun saat meninggal 18.000 tahun lalu. manusia purba, manusia purba di indonesia, jENIS-JENIS MANUSIA PURBA, jenis jenis manusia purba, jenis manusia purba, jenis manusia purba di indonesia, jenis-jenis manusia purba

di indonesia, pithecanthropus mojokertensis, manusia purba di dunia, jenis-jenis manusia purba indonesia

Sejarah Penemuan Fosil Manusia Purba, Manusia Kera dan Manusia Modern Teori Perkembangan Evolusi Antar Waktu Arkeologi Biologi
berita.balihita.com ::

Secara umum penemuan fosil manusia dari jaman ke zaman terbagi atas tiga kelompok, yaitu manusia kera, manusia purba dan manusia modern. Yang perlu diingat adalah bahwa teori ini hanya dugaan dan tidak terbukti kebenarannya karena teori evolusi telah runtuh. Fosil manusia lama yang ditemukan bisa saja bukan fosil manusia atau manusia yang memiliki bentuk ciri tubuh yang unik, atau bahkan hasil rekayasa. A. Manusia Kera dari Afrika Selatan 1. Australopithecus Africanus Australopithecus africanus ditemukan di desa Taung di sekitar Bechunaland ditemukan oleh Raymond Dart tahun 1924. Bagian tubuh yang ditemukan hanya fosil tengkorak kepala saja. 2. Paranthropus Robustus dan Paranthropus Transvaalensis Dua penemuan tersebut ditemukan di daerah Amerika Selatan dengan ciri isi volume otak sekitar 600 cm kubik, hidup di lingkungan terbuka, serta memiliki tinggi badan kurang lebih 1,5 meter. Kedua fosil menusia kera tersebut disebut australopithecus. B. Manusia Purba / Homo Erectus 1. Sinanthropus Pekinensis Sinanthropus pekinensis adalah manusia purba yang fosilnya ditemukan di gua naga daerah Peking negara Cina oleh Davidson Black dan Franz Weidenreich. Sinanthropus pekinensis dianggap bagian dari kelompok pithecanthropus karena memiliki ciri tubuh atau badan yang mirip serta hidup di era zaman yang bersamaan. Sinanthropus pekinensis memiliki volume isi otak sekitar kurang lebih 900 sampai 1200 cm kubik.

2. Meganthropus Palaeojavanicus / Manusia Raksasa Jawa Meganthropus palaeojavanicus ditemukan di Sangiran di pulau jawa oleh Von Koningswald pada tahun 1939 1941. 3. Manusia Heidelberg Manusia heidelberg ditemukan di Jerman 4. Pithecanthropus Erectus Pithecanthropus erectus adalah manusia purba yang pertama kali fosil telang belulang ditemukan di Trinil Jawa Tengah pada tahun 1891 oleh Eugene Dubois. Pithecanthropus erectus hidup di jaman pleistosin atau kira-kira 300.000 hingga 500.000 tahun yang lalu. Volume otak Pithecanthropus erectus diperkirakan sekitar 770 1000 cm kubik. Bagian tulang-belulang fosil manusia purba yang ditemukan tersebut adalah tulang rahang, beberapa gigi, serta sebagian tulang tengkorak. C. Manusia Modern Pengertian atau arti definisi manusia modern adalah manusia yang termasuk ke dalam spesies homo sapiens dengan isi volum otak kira-kira 1450 cm kubik hidup sekitar 15.000 hingga 150.000 tahun yang lalu. Manusia modern disebut modern karena hampir mirip atau menyerupai manusia yang ada pada saat ini atau sekarang. 1. Manusia Swanscombe Berasal dari Inggris 2. Manusia Neandertal Ditemukan di lembah Neander 3. Manusia Cro-Magnon / Cromagnon / Crogmanon Ditemukan di gua Cro-Magnon, Lascaux Prancis. Dicurigai sebagai campuran antara manusia Neandertal dengan manusia Gunung Carmel. 4. Manusia Shanidar Fosil dijumpai di Negara Irak 5. Manusia Gunung Carmel Ditemukan di gua-gua Tabun serta Skhul Palestina 6. Manusia Steinheim Berasal dari Jerman manusia purba, sejarah manusia purba, gambar manusia purba, fosil manusia purba, foto manusia purba, perkembangan manusia purba, gambar fosil manusia purba, cerita manusia purba, manusia purba di indonesia, pengertian manusia purba

Manusia Jawa (Homo erectus paleojavanicus) adalah jenis Homo erectus yang pertama kali ditemukan. Pada awal penemuan, makhluk mirip manusia ini diberi nama ilmiah Pithecanthropus erectus oleh Eugne Dubois, pemimpin tim yang berhasil menemukan fosil tengkoraknya di Trinil pada tahun 1891. Nama Pithecanthropus erectus sendiri berasal dari akar bahasa Yunani dan latin dan memiliki arti manusia-kera yang dapat berdiri.

Ilustrasi tengkorak manusia Jawa

Daftar isi
[tampilkan]

[sunting] Sejarah
Ketika itu, Eugne Dubois tidak berhasil mengumpulkan fosil Pithecanthropus secara utuh melainkan hanya tempurung tengkorak, tulang paha atas dan tiga giginya saja. Dan sampai saat ini, belum ditemukan bukti yang jelas bahwa ketiga tulang tersebut berasal dari spesies yang sama.[1] Sebuah laporan berisi 342 halaman ditulis pada waktu itu tentang keraguan validitas penemuan tersebut. Meskipun demikian manusia Jawa masih dapat ditemukan di buku-buku pelajaran saat ini. Fosil yang lebih lengkap kemudian ditemukan di desa Sangiran, Jawa Tengah, sekitar 18km ke Utara dari kota Solo. Fosil berupa tempurung tengkorak manusia ini ditemukan oleh Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald, seorang ahli paleontologi dari Berlin, pada tahun 1936. Selain fosil, banyak pula penemuan-penemuan lain di situs Sangiran ini.[2]. Sampai temuan manusia yang lebih tua lainnya ditemukan di Great Rift Valley, Kenya, temuan Dubois dan von Koenigswald merupakan manusia tertua yang diketahui. Temuan ini juga dijadikan rujukan untuk mendukung teori evolusi Charles Darwin dan Alfred Russel Wallace. Banyak ilmuwan pada saat itu yang juga mengajukan teori bahwa Manusia Jawa mungkin merupakan mata rantai yang hilang antara manusia kera dengan manusia modern saat ini. Saat

ini, antropolog bersepakat bahwa leluhur manusia saat ini adalah Homo erectus yang hidup di Afrika. Meganthropus adalah nama umum yang diberikan kepada rahang besar beberapa tengkorak fragmen dari Sangiran, Tengah Jawa . Asli nama ilmiah adalah Meganthropus palaeojavanicus, dan sementara itu biasanya dianggap tidak sah hari ini, genus nama telah bertahan sebagai sesuatu dari sebuah julukan informal untuk fosil . Pada 2005, taksonomi dan filogeni untuk spesimen yang masih belum pasti, meskipun kebanyakan ahli paleoantropologi mempertimbangkan mereka terkait dengan Homo erectus dalam beberapa cara. Namun, nama Homo palaeojavanicus dan bahkan palaeojavanicus Australopithecus kadang-kadang digunakan juga, menunjukkan ketidakpastian klasifikasi. Yang menarik adalah bahwa kadang-kadang menemukan orang-orang dianggap sebagai raksasa, meskipun yang tidak berdasar. Setelah penemuan tengkorak yang kuat di Swartkrans, 1948 (SK48), nama Meganthropus africanus sebentar diterapkan. Namun, spesimen yang sekarang secara resmi dikenal sebagai Paranthropus robustus dan nama sebelumnya adalah sinonim junior. Beberapa menemukan yang disertai dengan bukti menggunakan alat mirip dengan Homo erectus. Ini adalah alasan itu sering dikaitkan dengan spesies.

Isi
[show]

[ sunting ] Fosil menemukan


Jumlah menemukan fosil telah relatif kecil, dan itu adalah kemungkinan bahwa mereka adalah kumpulan paraphyletic. Karena ini, mereka akan dibahas secara rinci secara terpisah.
[ sunting ] Meganthropus A / Sangiran 6

Ini fragmen rahang yang besar pertama kali ditemukan pada 1941 oleh von Koenigswald . Koenigswald ditangkap oleh Jepang dalam Perang Dunia II, tapi berhasil mengirim cast rahang untuk Franz Weidenreich . Weidenreich dijelaskan dan diberi nama spesimen pada tahun 1945, dan terpana dengan ukuran, itu adalah yang terbesar hominid rahang kemudian dikenal. Rahang adalah kira-kira sama tingginya dengan gorila s ', tetapi memiliki bentuk yang berbeda. Sedangkan di antropoid dengan mandibula (rahang =) memiliki tinggi yang terbesar di simfisis , yaitu, di mana rami dua rahang bawah bertemu, hal ini tidak terjadi di Sangiran 6, di mana ketinggian terbesar terlihat di sekitar posisi pertama molar (M1). Weidenreich dianggap gigantisme acromegalic, tapi memutuskan keluar karena tidak memiliki fitur khas seperti berlebihan dagu dan gigi kecil dibandingkan dengan ukuran rahang itu. Weidenreich tidak pernah membuat memperkirakan ukuran langsung dari hominid itu datang dari, tetapi mengatakan itu 2 / 3 ukuran Gigantopithecus , yang dua kali lebih besar sebagai gorila, yang akan membuat suatu tempat di sekitar 8 kaki (2,44 m) tinggi. Tulang rahang rupanya digunakan dalam bagian dari Grover Krantz rekonstruksi tengkorak 's, yang hanya 8,5 inci (21 cm) tinggi.

[ sunting ] Meganthropus B / Sangiran 8

Ini adalah fragmen rahang lain dijelaskan oleh Marks pada tahun 1953. Saat itu sekitar ukuran yang sama dan bentuk seperti mandibula asli, tetapi juga rusak parah. Karya terbaru oleh Jepang / Bahasa Indonesia diperbaiki tim fosil, yang sudah dewasa, dan menunjukkan itu menjadi lebih kecil dari spesimen diketahui H. Homo. Anehnya, spesimen itu mempertahankan beberapa ciri unik untuk mandibula pertama menemukan dan tidak dikenal di H. Homo [1] . Tidak ada perkiraan ukuran telah dibuat belum.
[ sunting ] Meganthropus C / Sangiran 33/BK 7905

Ini fragmen rahang bawah ditemukan pada tahun 1979, dan memiliki beberapa karakteristik yang sama dengan mandibula sebelumnya menemukan [2] . Hubungannya dengan Meganthropus tampaknya menjadi yang paling lemah keluar dari penemuan mandibula.
[ sunting ] Meganthropus D

Ini ramus mandibula dan diakuisisi oleh Sartono pada tahun 1993, dan telah tanggal untuk antara 1,4 dan 0,9 juta tahun lalu. Bagian ramus rusak parah, tetapi fragmen mandibula muncul relatif terluka, meskipun rincian gigi telah hilang. Hal ini sedikit lebih kecil dari Meganthropus A dan sangat mirip dalam bentuk. Sartono, Tyler, dan Krantz sepakat bahwa Meganthropus A dan D sangat mungkin representasi dari spesies yang sama, apa pun itu ternyata menjadi [3] .
[ sunting ] Meganthropus I / Sangiran 27

Tyler menggambarkan spesimen ini sebagai kranium yang hampir lengkap tapi hancur dalam batas ukuran Meganthropus dan di luar batas (diasumsikan) dari H. Homo. Spesimen tidak biasa untuk memiliki pegunungan sementara ganda yang hampir bertemu di atas tempurung kepala dan punggung nuchal sangat menebal [4] .
[ sunting ] Meganthropus II / Sangiran 31

Ini fragmen tengkorak pertama kali dijelaskan oleh Sartono pada tahun 1982. Tyler analisis sampai pada kesimpulan bahwa itu keluar dari kisaran normal H. Homo. Tempurung kepala lebih dalam, lebih rendah berkubah, dan lebih luas daripada sebelumnya spesimen recovered.It memiliki sagittal crest ganda atau punggungan yang sama sementara ganda dengan kapasitas tengkorak sekitar 800-1000cc. Sejak presentasi pada pertemuan AAPA pada tahun 1993, rekonstruksi Tyler Sangiran 31 telah diterima oleh pihak yang paling. Seperti kebanyakan fosil itu rusak berat, tetapi mengingat kelengkapan tengkorak wajah posting kemungkinan kesalahan dalam rekonstruksi yang sangat kecil. Rekonstruksi Tyler diterima Sangiran 31 menunjukkan punggung sementara doubleor ganda. Dalam kedua kasus, otot-otot temporalis meluas ke atas parietalis mana mereka hampir bergabung. Tidak ada spesimen Homo erectus lain yang menunjukkan sifat ini. Krantz rekonstruksi dari membuat Sangiran 31 Homo habilis adalah raksasa meragukan.

[ sunting ] Meganthropus III

Ini adalah satu lagi fosil dengan hanya hubungan renggang untuk Meganthropus. Ini adalah apa yang tampaknya menjadi bagian posterior kranium hominid, berukuran sekitar 10 hingga 7 cm. Ini telah dijelaskan oleh Tyler (1996), yang menemukan bahwa sudut oksipital seluruh tempurung kepala harus berada di sekitar 120 , yang, menurut dia, akan keluar dari rentang dikenal Homo erectus , yang terakhir memiliki banyak lebih miring oksiput . Penafsirannya fragmen tengkorak itu, bagaimanapun, ditanya oleh pihak berwenang lainnya termasuk keraguan bahwa fragmen itu benar-benar mewakili bagian dari tengkorak bahwa Tyler telah ditafsirkan sebagai.

[ sunting ] Interpretasi Ilmiah


Weidenreich berteori bahwa Meganthropus adalah keturunan dari Gigantopithecus , dan menimbulkan Pithecanthropus , dan kemudian yang modern Asia . Hipotesis, bagian dari teori multi-regional dari evolusi manusia, telah dibuang oleh paleoantropologi mainstream. Teori utama kedua, pertama kali diusulkan oleh JT Robinson, adalah bahwa menemukan Meganthropus adalah wakil dari Asia Tenggara Australopithecus . Posisi ini telah diadopsi oleh beberapa pemerintah, seperti Koenigswald dan Krantz, tetapi mereka masih dianggap sebagai minoritas vokal [5] . Ada juga diskusi mengenai apakah mereka lebih dekat dengan Australopithecus atau Paranthropus . Mayoritas ahli paleoantropologi percaya bahwa Meganthropus berhubungan dengan H. erectus, tetapi tidak disepakati seberapa dekat. Sartono percaya bahwa ketika sedang berhubungan dengan H. Homo, mewakili menemukan spesies baru, H. paleojavanicus. Di sisi lain, beberapa penulis percaya bahwa mereka hanyalah laki-laki H. Homo, ukuran besar dugaan dan robusticity yang hanya karena asumsi penulis awal bahwa perempuan adalah laki-laki [6] . Tampaknya ada konsensus bahwa ada beberapa perbedaan antara Meganthropus dan H. konvensional erectus, tetapi pendapat adalah variabel seperti apa perbedaan berarti.

Penelitian

manusia

purba

di

Indonesia

dilakukan

oleh

1. Eugena Dobois,

Dia adalah yang pertama kali tertarik meneliti manusia purba di Indonesia setelah mendapat kiriman sebuah tengkorak dari B.D Von Reitschoten yang menemukan tengkorak di Wajak, Tulung Agung. Fosil itu dinamai Homo Wajakensis, termasuk dalam jenis Homo Sapien (manusia yang sudah berpikir maju) Fosil lain yang ditemukan adalah : Pithecanthropus Erectus (phitecos = kera, Antropus Manusia, Erectus berjalan tegak) ditemukan di daerah Trinil, pinggir Bengawan Solo, dekat Ngawi, tahun 1891. Penemuan ini sangat menggemparkan dunia ilmu pengetahuan. Pithecanthropus Majokertensis, ditemukan di daerah Mojokerto Pithecanthropus Soloensis, ditemukan di daerah Solo

Peta Penemuan Fosil Manusia Purba di Jawa Tengah Jawa Timur

1. Sangiran 2 . Sambungmacan 3 . Sonde 4 . Trinil 5 . Ngandong 7 . Kedung Brubus 8 . Kalibeng 9 . Kabuh 10 . Pucangan 11 . Mojokerto (Jetis-Perning)

2. G.H.R Von Koeningswald

Hasil penemuannya adalah : Fosil tengkorak di Ngandong, Blora. Tahun

1936, ditemukan tengkorak anak di Perning, Mojokerto. Tahun 1937 1941 ditemukan tengkorak tulang dan rahang Homo Erectus dan Meganthropus Paleojavanicus di Sangiran, Solo. 3. Penemuan lain tentang manusia Purba : Ditemukan tengkorak, rahang, tulang pinggul dan tulang paha manusia Meganthropus, Homo Erectus dan Homo Sapien di lokasi Sangiran, Sambung Macan (Sragen),Trinil, Ngandong dan Patiayam (kudus). 4. Penelitian tentang manusia Purba oleh bangsa Indonesia dimulai pada tahun 1952 yang dipimpin oleh Prof. DR. T. Jacob dari UGM, di daerah Sangiran dan sepanjang aliran Bengawan Solo. Fosil Manusia Purba yang ditemukan di Asia, Eropa, dan Australia adalah : Semuanya jenis Homo yang sudah maju : Serawak (Malaysia Timur), Tabon (Filipina), dan Cina. Fosil yang ditemukan di Cina oleh Dr. Davidson Black, dinamai Sinanthropus Pekinensis. Fosil yang ditemukan di Neanderthal, dekat Duseldorf, Jerman yang dinamai Homo Neaderthalensis. Menurut Dubois, bangsa asli Australia termasuk Homo Wajakensis, sehingga ia berkesimpulan Homo Wajakensis termasuk golongan bangsa Australoid. Jenis-jenis Manusia Purba yang ditemukan di Indonesia ada tiga jenis : 1. Meganthropus 2. Pithecanthropus 3. Homo Jenis manusia Purba Pithecanthropus Ciri-ciri manusia purba yang ditemukan di Indonesia : 1. Ciri Meganthropus : Hidup antara 2 s/d 1 juta tahun yang lalu Badannya tegak Hidup mengumpulkan makanan Makanannya tumbuhan Rahangnya kuat 2. Ciri Pithecanthropus :

Hidup antara 2 s/d 1 juta tahun yang lalu Hidup berkelompok Hidungnya lebar dengan tulang pipi yang kuat dan menonjol Mengumpulkan makanan dan berburu Makanannya daging dan tumbuhan 3. Ciri jenis Homo : Hidup antara 25.000 s/d 40.000 tahun yang lalu Muka dan hidung lebar Dahi masih menonjol Tarap kehidupannya lebih maju dibanding manusia sebelumnya

CORAK KEHIDUPAN PRASEJARAH INDONESIA DAN HASIL BUDAYANYA Hasil kebudayaan manusia prasejarah untuk mempertahankan dan memperbaiki pola hidupnya menghasilkan dua bentuk budaya yaitu : Bentuk budaya yang bersifat Spiritual Bentuk budaya yang bersifat Material i. Masyarakat Prasejarah mempunyai kepercayaan pada kekuatan gaib yaitu : Dinamisme, yaitu kepercayaan terhadap benda-benda yang dianggap mempunyai kekuatan gaib. Misalnya : batu, keris Animisme, yaitu kepercayaan terhadap roh nenek moyang mereka yang bersemayam dalam batu-batu besar, gunung, pohon besar. Roh tersebut dinamakan Hyang. ii. Pola kehidupan manusia prasejarah adalah : Bersifat Nomaden (hidup berpindah-pindah), yaitu pola kehidupannya belum menetap dan berkelompok di suatu tempat serta, mata pencahariannya berburu dan masih mengumpulkan

makanan Bersifat Sedenter (menetap), yaitu pola kehidupannya sudah terorganisir dan berkelompok serta menetap di suatu tempat, mata pencahariannya bercocok tanam. Muali mengenal norma adat, yang bersumber pada kebiasaan-kebiasaan iii. Sistem bercocok tanam/pertanian Mereka mulai menggunakan pacul dan bajak sebagai alat bercocok tanam Menggunakan hewan sapi dan kerbau untuk membajak sawah Sistem huma untuk menanam padi Belum dikenal sistem pemupukan iv. Pelayaran Dalam pelayaran manusia prasejarah sudah mengenal arah mata angin dan mengetahui posisi bintang sebagai penentu arah (kompas) v. Bahasa Menurut hasil penelitian Prof. Dr. H. Kern, bahasa yang digunakan termasuk rumpun bahasa Austronesia yaitu : bahasa Indonesia, Polinesia, Melanesia, dan Mikronesia. Terjadinya perbedaan bahasa antar daerah karena pengaruh faktor geografis dan perkembangan bahasa. jenis fosil manusia purba Indonesia: 01. Meganthropus Paleojavanicus (Sangiran).

02. Pithecanthropus Robustus (Trinil). 03. Pithecanthropus Erectus (Homo Erectus) (Trinil). 04. Pithecanthropus Dubius (Jetis). 05. Pithecanthropus Mojokertensis (Perning). 06. Homo Javanensis (Sambung Macan). 07. Homo Soloensis (Ngandong). 08. Homo Sapiens Archaic. 09. Homo Sapiens Neandertahlman Asia. 10. Homo Sapiens Wajakensis (Tulungagung) 11. Homo Modernman. Peta Persebaran Homo Erectus

Anda mungkin juga menyukai