Anda di halaman 1dari 16

Manusia Purba di Indonesia dan Dunia

3.9.1 Jenis-Jenis Manusia Purba di Indonesia dan Dunia dengan Manusia Modern.
 Jenis-Jenis Manusia Purba di Indonesia
A. Pithecanthropus
Ciri-Ciri Pithecanthropus
1. Mempunyai hidung lebar dan tidak berdagu
2. Mempunyai rahang yang kuat dan geraham yang besar
3. Memakan tumbuhan dan daging hewan buruan
4. Tonjolan kening tebal dan melintang sepanjang pelipis
5. Volume otak berkisar antara 750-1350 cc
6. Berbadan tegap, namun tidak setegap Meganthropus
7. Memiliki tinggi tubuh antara 165-180 cm
a) Pithecanthropus Erectus
Fosil manusia purba jenis Pithecanthropus Erectus ditemukan di desa Trinil lembah
bengawan solo oleh E. Dubois (1890). Fosil yang ditemukan berupa tulang rahang atas,
tengkorak dan tulang kaki.

Gambar 1 : Pithecanthropus Erectus


b) Pithecanthropus Mojokertensis
Fosil manusia purba jenis Pithecanthropus Mojokertensis ditemukan di Mojokerto Jawa
Timur oleh Von Koeningswald pada tahun 1936. Fosil yang ditemukan hanya berupa tulang
tengkorak anak-anak. Pithecanthropus Mojokertensis disebut juga dengan Pithecanthropus
Robustus.
Gambar 2 : Pithecanthropus Mojokertensis
c) Pithecanthropus Soloensis
Manusia purba jenis Pithecanthropus Soloensis ditemukan di Ngandong dan Sangiran antara
tahun 1931-1933 oleh Von Koeningswald dan Oppernoorth. Fosil yang ditemukan berupa
tengkorah dan juga tulang kering

Gambar 3 : Pithecanthropus soloensis


B. Meganthropus
Ciri-Ciri Meganthropus Paleojavanicus
1. Mempunyai otot kunyah, gigi, dan rahang yang besar dan kuat
2. Tidak mempunyai dagu, sehingga lebih menyerupai kera
3. Bertulang pipi tebal dengan tonjolan kening yang mencolok.
4. Mempunyai tonjolan tajam di belakang kepala
5. Makanannya berupa tumbuh-tumbuhan
a). Meganthropus Paleojavanicus
Manusia purba jenis Meganthropus paleojavanicus ditemukan di Sangiran Jawa Tengah pada
tahun 1914 oleh Van Koenigswald. Fosil yang ditemukan berupa beberapa bagian tengkorak,
rahang bawah, serta gigi-gigi yang telah lepas.
Gambar 4 : Meganthropus Paleojavanicus

C. Homo
Manusia purba dari genus Homo adalah jenis manusia purba yang berumur paling
muda, fosil manusia purba jenis ini diperkirakan berasal dari 15.000-40.000 tahun SM. Dari
volume otaknya yang sudah menyerupai manusia modern, dapat diketahui bahwa manusia
purba ini sudah merupakan manusia (Homo) dan bukan lagi manusia kera (Pithecanthrupus).
Homo merupakan manusia purba yang memiliki fikiran yang cerdas Di Indonesia sendiri
ditemukan tiga jenis manusia purba dari genus Homo, antara lain Homo soloensis, Homo
wajakensis, dan Homo floresiensis.
Ciri-Ciri Homo Sapiens (Homo)
1. bentuk tubuh hampir sama dengan bentuk tubuh manusia pada zaman sekarang
2. memiliki kehidupan sederhana
3. banyak meninggalkan benda-benda budaya
a) Homo Soloensis
Manusia purba jenis Homo soloensis ditemukan oleh Von Koeningswald dan Weidenrich
antara tahun 1931-1934 disekitar sungai bengawan solo. Fosil yang ditemukan hanya berupa
tulang tengkorak.
b) Homo Wajakensis
Manusia purba jenis Homo Wajakensis ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1889 di
Wajak, Jawa Timur. Fosil yang ditemukan berupa rahang bawah, tulang tengkorak, dan
beberapa ruas tulang leher.
c) Homo Florensis
Manusia purba jenis Homo Florensis ditemukan saat penggalian di Liang Bua, Flores oleh
tim arkeologi gabungan dari Puslitbang Arkeologi Nasional, Indonesia dan University of
New England, Australia pada tahun 2003. Saat dilakukan penggalian pada kedalaman lima
meter, ditemukan kerangka mirip manusia yang belum membatu (belum menjadi fosil)
dengan ukurannya yang sangat kerdil. Manusia kerdil dari
Flores ini diperkirakan hidup antara 94.000 dan 13.000 tahun SM. Homo Sapiens,diduga
merupaka nenek moyang bangsa indonesia yg berasal dari yunan-daratan cina selatan yg
menyebar di kepulauan indonesia tahun 1500 SM.

 Jenis-Jenis Manusia Purba di Dunia


A. Sinanthropus Pekinensis
Fosil ini ditemukan oleh Prof. Devidson Black pada tahun 1927 di gua-gua dekat Chou- Kou-
Tien. Dari temuan fosil tersebut menunjukkan adanya persamaan dengan Pithecanthropus
Erectus
B. Homo Africanus (Homo Rhodesiensis)
Ditemukan oleh Raymond Dart dan Robert Brom pada tahun 1924 di goa Broken Hill,
Rhodesia (Zimbabwe).
C. Australopithecus Africanus
Ditemukan oleh Raymond Dart pada tahun 1924 di Taung, dekat Vryburg, Afrika selatan.
D. Homo Heidelbergensis
Ditemukan oleh Dr. Schoetensack di desa Maurer dekat kota Heidelberg (Jerman).
E. Homo Neanderthalensis
Ditemukan oleh Rudolf Virchow dan Dr. Fulrott di lembah sungai Neander, dekat
Dusseldorf, Jerman tahun 1956. Ciri manusia purba ini mendekati ciri homo wajakensis.
F. Homo Cro Magnon (Ras Cro-Magnon)
Ditemukan oleh Lartet di gua Cro Magnon dekat Lez Eyzies, sebelah Barat Daya Prancis
tahun 1868.

3.9.2 Manusia Prasejarah di Indonesia


Jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia memiliki usia yang sudah tua, hampir
sama dengan penemuan manusia purba di negara-negara lainnya di dunia. Bahkan Indonesia
dapat dikatakan mewakili penemuan manusia purba di daratan Asia. Daerah penemuan
manusia purba di Indonesia tersebar di beberapa tempat, khususnya di Jawa. Penelitian
tentang manusia purba di Indonesia telah lama dilakukan. Para peneliti itu antara lain: Eugene
Dubois, G.H.R Von Koenigswald, dan Franz Wedenreich. Berikut ini jenis-jenis manusia
purba yang ditemukan di Indonesia.
1. Pithecanthropus erectus (Manusia kera yang berjalan tegak)
Jenis manusia ini ditemukan oleh seorang dokter dari Belanda bernama Eugene Dubois
pada tahun 1890 di dekat Trinil, sebuah desa di pinggir Bengawan Solo, tak jauh dari Ngawi
(Madiun). Pithecanthropus Erectus diambil dari kata pithekos = kera, anthropus =
manusia, erectus = berjalan tegak. Jadi Pithecanthropus Erectus artinya manusia-kera yang
berjalan tegak. Jenis manusia ini menurut para ahli kemampuan berpikirnya masih rendah
karena volume otaknya 900 cc, sedangkan volume otak manusia modern lebih dari 1000cc.
Kemudian kalau dibandingkan dengan kera, volume otak kera tertinggi 600 cc. Jadi, jenis
manusia purba ini belum mencapai taraf ukuran otak manusia modern. Diperkirakan jenis
manusia ini hidup antara 1 juta-600.000 tahun yang lalu atau pada zaman paleolithikum
(zaman batu tua).
Fosil sejenis Pithecantropus lainnya ditemukan oleh G.H.R Von Koenigswald pada tahun
1936 di dekat Mojokerto. Dari gigi tengkorak diperkirakan usia fosil ini belum melebihi usia
5 tahun. Kemungkinan tengkorak tersebut anak dari Pithecanthropus Erectus dan von
Koenigswald menyebutnya dengan nama Pithecantropus Mojokertensis. Von Koenigswald di
tempat yang sama menemukan fosil yang diberi nama Pithecantropus Robustus.
2. Pithecanthropus Mojokertensis (Manusia kera dari Mojo)
Pada 1936, von Koenigswald di daerah Mojokerto menemukan fosil tengkorak anak-
anak yang diperkirakan belum melewati usia 5 tahun. Diperkirakan fosil ini merupakan
anak Pithecantropus Erectus. Fosil ini dinamakan Pithecanthropus Mojokertensis.
3. Pithecanthropus Soloensis(Manusia kera dari Solo)
Sebelum menemukan Meganthropus palaeojavanicus, pada tahun 1931 Von
Koenigswald juga berhasil menemukan tengkorak dan tulang kering yang mirip
dengan Pithecanthropus erectus temuan Dubois. Fosil tersebut kemudian diberi
namaPithecanthropus soloensis berarti manusia kera dari Solo yang ditemukan di
Sambungmacan dan Sangiran.
4. Meganthropus Paleojavanicus (manusia besar dari zaman Batu di Jawa)
Pada tahun 1941, von Koeningwald di daerah menemukan sebagian tulang rahang bawah
yang jauh lebih besar dan kuat dari rahang Pithecanthropus. Geraham-gerahamnya
menunjukkan corak-corak kemanusiaan, tetapi banyak pula sifat keranya. Von Koeningwald
menganggap mahluk ini lebih tua daripada Pithecanthropus. Mahluk ini ia beri nama
Meganthropuis Paleojavanicus (mega = besar), karena bentuk tubuhnya yang lebih besar.
Diperkirakan hidup pada 2 juta sampai satu juta tahun yang lalu.

5. Homo Soloensis (Manusia dari Solo)


Hampir bersamaan dengan penemuan Meganthropus palaeojavanicus, Von Koenigswald
menemukan pula sebuahtengkorak manusia yang memiliki volume otak lebih besar dari
manusia-manusia jenis Pithecanthropus. Struktur tengkorak manusia ini tidak mirip dengan
kera. Karena itu, fosil ini diberi nama Homo soloensis yang artinya manusia dari Solo.
6. Homo Wajakensis (manusia dari Wajak)
Fosil tengkorak manusia yang mirip dengan penemuan Von Koenigswald pernah pula
ditemukan sebelumnya oleh seorang penambang batu marmer bernama B.D. Vonn
Rietschotten pada tahun 1889. Fosil tersebut kemudian diteliti oleh Eugene Dubois dan diberi
nama Homo wajakensis, artinya manusia dari Wajak.
7. Homo Sapiens (Manusia Cerdas)
Homo Sapiens merupakan manusia yang paling maju dan paling cerdik. Homo Sapiens,
artinya manusia yang cerdas. Homo Sapiens hidup pada masa Holosen dan memiliki bentuk
fisik yang yang hampir sama dengan manusia zaman sekarang. Fosil ini ditemukan oleh Von
Rietschoten pada tahun 1889, di Desa Wajak, Campur Darat, Tuluanggung, Jawa Timur.
Homo Sapiens yang terdapat di Indonesia sudah ada pada zaman Mesolithikum dan
mereka sudah mengenal tempat tinggal secara menetap serta mengumpulkan makanan dan
menangkap ikan. Kebudayaannya disebut kebudayaan Mesolithikum yang mendapat
pengaruh dari kebudayaan Bacson-Hoabinh dari Indo-Cina (Vietnam).
B. Manusia Prasejarah di Asia, Afrika, dan Eropa
1. Manusia Prasejarah di Asia
Penemuan fosil manusia zaman prasejarah di Asia antara lain terjadi di Peking. Namanya
Homo erectus pekinensis, atau manusia Peking (disebut juga dengan nama manusia Beijing
atau Sinanthropus Pekinensis). Ditemukan oleh Davidson Son Black dan Franz Waidenreich
pada tahun 1929-1980 didalam gua Zhoukoudian (Choukoutien), dekat Beijing (Peking),
Cina. Diduga fosil ini hidup pada 250.000-400.000 tahun yang lalau, pada zaman Pleistosen.
Sinanthropus pekinensis adalah manusia purba yang fosilnya ditemukan di gua naga
daerah Peking negara Cina oleh Davidson Black dan Franz Weidenreich. Sinanthropus
pekinensis dianggap bagian dari kelompok pithecanthropus karena memiliki ciri tubuh atau
badan yang mirip serta hidup di era zaman yang bersamaan. Sinanthropus pekinensis
memiliki volume isi otak sekitar kurang lebih 900 sampai 1200 cm kubik.
2. Manusia Prasejarah di Eropa
Di benua Eropa, pada tahun 1856 diketemukan fosil manusia zaman prasejarah berupa
tempurung kepala dan beberapa tulang anggota tubuh yang diberi nama Homo
Neanderthalensis, oleh Rudolph Virchou. Tepatnya di Gua Neanderthal, dekat Dusseldorf.
Diperkirakan mahluk ini hidup pada pertengahan alhir Pleistosen, ± 500.000 sampai 50.000
yang lalu. Pada tahun tahun 1868, ditemukan fosil Homo Cro-Magnon di gua Cro_Magnon
dekat kota Les Eyzies. Ciri fisiknya mendekati manusia masa kini, umurnya sekitar 40.000-
25.000 tahun yang lalu.
3. Manusia Prasejarah di Afrika
Ditemukan fosil Homo Rhodesiensis di gua Broken Hill, Rhodesia (sekarang Zimbabwe)
pada tahun 1924 oleh Robert Brom. Selain itu, ditemukan pula fosil Australopithecus
Africanus di Taung dekat Vryburg, Afrika Selatan pada tahun 1924 oleh Raymond Dart.
1. Australopithecus Africanus
Australopithecus africanus ditemukan di desa Taung di sekitar Bechunaland ditemukan oleh
Raymond Dart tahun 1924. Bagian tubuh yang ditemukan hanya fosil tengkorak kepala saja.
2. Paranthropus Robustus dan Paranthropus Transvaalensis
Dua penemuan tersebut ditemukan di daerah Amerika Selatan dengan ciri isi volume otak
sekitar 600 cm kubik, hidup di lingkungan terbuka, serta memiliki tinggi badan kurang lebih
1,5 meter. Kedua fosil menusia kera tersebut disebut australopithecus.
C. Manusia Modern
Pengertian atau arti definisi manusia modern adalah manusia yang termasuk ke dalam
spesies homo sapiens dengan isi volum otak kira-kira 1450 cm kubik hidup sekitar 15.000
hingga 150.000 tahun yang lalu. Manusia modern disebut modern karena hampir mirip atau
menyerupai manusia yang ada pada saat ini atau sekarang.
1. Manusia Swanscombe - Berasal dari Inggris
2. Manusia Neandertal - Ditemukan di lembah Neander
3. Manusia Cro-Magnon / Cromagnon / Crogmanon - Ditemukan di gua Cro-Magnon,
Lascaux Prancis. Dicurigai sebagai campuran antara manusia Neandertal dengan manusia
Gunung Carmel.
4. Manusia Shanidar - Fosil dijumpai di Negara Irak
5. Manusia Gunung Carmel - Ditemukan di gua-gua Tabun serta Skhul Palestina
6. Manusia Steinheim - Berasal dari Jerman

3.9.3 Kehidupan Manusia Purba Indonesia dan Keterkaitannya Dengan Manusia Purba
Dunia Dalam Segi Budaya
Manusia purba yang ditemukan di Indonesia dengan julukan sebagai manusia modern
Dalam mengetahui corak kehidupan masyarakat Praaksara terlebih dahulu kita pasti
mengenal yang dimaksud manusia praaksara, yang kemudian berkelompok menjadi
masyarakt praaksara. Berawal dari muculnya atau adanya masyarakat praaksara tidak lepas
dari sumber makanan dan kebudayaan yang ada pada masa praaksara. Bisa dibayagkan
kehidupan masyarakat praaksara bermula dari mencari makan, tinggal dan menetap. Sehingga
penggolongan kehidupan masyarakat praaksara sebagai berikut.
A. Pola Tempat Tinggal
Manusia prakasara merupakan manusia paling primitif dalam masa modern sekarang
ini. Namun dari masa praaksara kita dapat beradaptasi dan berkembang dalam berbagai hal,
khususnya tempat tinggal, atau rumah. Dalam masa praaksara tidak dapat disamakan dengan
masa sekarang, pada masa lampau manusia hidup berpindah-pindah mengikuti sumber
makanan dan kemudian berkembang menjadi menetap dan menanam makanan yang
dibutuhkan untuk hidup atau lebih dikenal dengan sistem cocok tanam.
Dalam buku Indonesia Dalam Arus Sejarah, jilid I meneragkan bahwa pola hunian
manusia purba pada masa itu memperhitugkan tempat yangstrategis dengan melihat bahwa
huniannya yang berupa gua (cave) dekat dengan sumber mata air (sungai, bahkan sumber
mata air) dan bahan makanan. Prinsip hidup manusia purba pada awalnya adalah
nomaden,berpindah-pindah mencari sumber makanan. Sehingga dimana ada sumber makanan
dan tempat untuk tinggal maka ditempat itulah manusia purba hidup. Sehingga dapat
diketahui bahwa mobilisasi manusia purba dalam kelompok kecil pada masa itu sangatlah
tinggi menjelajah dari tempat atau sumber makanan satu ke tempat lainya yang tidak tentu
berpa jauh tempat tujuannya.
Namun dalam perembangannya manusia purba tiggal disuatu tempat dan mulai
mengenal sistem bercocok tanam, sehingga beralih pola kehidupan yang pada awalnya
nomaden yang kemudian berubah menjadi menetap. Pola menetap ini tepat dan tidaknya
dalam memegang prinsip untuk menetap pada sumber kehidupan atau dekat dengan sumber
air. Namun jika dilihat dan dipahami jika ingin menanam tanaman maka membutuhkan air
dan tempat yang subur, sehingga bisa dipastikan tempat tinggal masih dekat dengan sumber
air. Pola menetap ini menjadi perubahan besar yaitu terciptanya temuan alat baru yang
memudahkan kehidupan manusia purba dan hal lainnya. Sehingga gua sebagai tempat tinggal
dan sumber air sebagai sumber kehidupan.
B. Penemuan Alat Bantu
Dalam kehidupan manusia purba membutuhkan alat atau lebih tepatnya pada awalnya
ditemukannya alat bantu karena unsur ketidak segajaan di dalam aktifitas mereka. Dalam
buku Sejarah Nasional Indonesia I, menjelaskan bahwa alat-alat keperluan hidup dibuat dari
kayu, batu dan tulang dengan pembuatan yang sederhana, sekedar memenuhi tujuan
penggunaannya. Seperti batu yang digunakan untuk berburu, dimulai dari kapak perimbas
alat serpih, alat tulang. Berikut ini perkembangan alat-alat yang dibuat oleh manusia purba.
1. Kapak Perimbas dan Alat Serpih
Kapak perimbas merupakan alat pertama yang dibuat oleh manusia purba, dalam
Sejarah Nasional Indonesia I, bahwa manusia jenis Pithecanthropus yang diduga pencipta
kapak perimbas ini, dengan bukti ditemukannya kapak perimbas bersama fosil-fosil
Pithecanthropus. Alat batu tersebut dibuat pada masa paleolitik sebagai alat tingkat awal
budaya batu di Asia Timur. Kapak perimbas dibagi dalam beberapa jenis menurut ciri-cirinya
a. Kapak Perimbas
b. Kapak Penetak
c. Pahat Genggam
d. Kapak Genggam Awal
Namun dalam penggolongan ciri-ciri pokok yang sudah ditentukan berdasarkan
landasan penggolongan Movius jenis kapak perimbas dapat digolongkan lagi dalam buku
Sejarah Nasional Indonesia I:
1. Tipe strika (iron-heater chopper) bercirikan: bentuk panjang menyerupai setrika,
berpenampang lintang plano-konveks, dan memperlihatkan penyerpihan yang memanjang
dan tegas.
2. Tipe kura-kura (tortoise chopper) bercirikan: beralas membulat dengan permukaan atas yang
cembung dan meninggi.
3. Tipe serut samping (side scraper) bercirikan: berbentuk tidak teratur dan tampak tegap,
tajamnya dibuat pada sebelah sisi.
Untuk alat serpih terbuat dari pecahan-pecahan kecil dari pembuatan alat kapak
perimbas yang berupa serpihan-serpihan kecil. Alat serpih ini berfungsi sebagi menguliti
hewan buruan yang didapatkan oleh manusia purba. Bentuk dari alat serpih masih kasar
dengan terbuat dari batuna krakal yang besar. Alat ini berkembang pada masa Plestosen
Tengah yang menjadi perkakas dalam kahidupan sehari-hari manusia purba.
Kapak perimbas dan alat serpih banyak ditemukan di Indonesia diberbagai wilayah
indonesia dari daerah Indonesia seperti Timor, Flores, Sumbawa, Bali, Sulawesi, Kalimantan,
Sumatra sampai Jawa. Kenapa manusia purba juga ditemukan di Indonesia karena pada masa
hidupnya manusia purba daratan Indonesia masih bersatu dengan daratan Gomal sehingga
mobilitasi dilakukan sampai ke daerah selatan yaitu Indonesia.
2. Alat Tulang
Untuk alat tulang ditemukan di daerah Ngandong dengan temuan berupa alat-alat
tulang yang berukuran sedang dan kecil. ditemukan bersamaan dengan Pithecanthropus
soloensis yang dibuat dari tanduk hewan buruan. Tidak banyak sumber atau temuan
khususnya untuk alat tulang ini hanya ditemukan di solo dan daerah ngandong di dalam gua.
Dari alat yang disebutkan diatas mengalami perkambangan yang labih baik dari pada
pembuatan awal alat tersebut. Dimana telah terjadi proses penghalusan setelahnya yang lebih
tepatnya pada masa pasca plestosen. Serta dibuatnya alat-alat lainnya yaitu beliung persegi,
kapak lonjong, alat-alat obsididian, mata panah, dan alat pemukul kayu pada masa
mesolitikum atau masa bertani. Alat nekara perunggu, kapak perunggu, bejana perunggu,
patung perungu, perhiasan perunggu dibuat pada masa perundagian.

C. Seni
Seni Lukis merupakan sebuah asil cipta yang ada pada zaman Mesolitikum atau Zaman
Batu Tengah oleh bangsa Papua-Melanosoid. Tujuan dalam pembuatan lukisan tidak bias
dijelaskan dengan tepat karena tidak ada sumber tertulis yang bias digunakan untuk
menjelaskan tetang hal tersebut (Sumarto, dkk. 2009: 13). Namun melukis yang dilakukan
manusia pada masa pra sejarah merupakan bentuk dari sebuah ekspresi dengan penuh akan
makna yang tersirat didalam bentuk lukisan tersebut. Ditemukan lukisan telapak tangan,
bentuk manusia berburu, hewan darat dan laut, dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa
manusia pada saat itu berfikir bahwa mereka melukis dengan maksud dibalik lukisan
tersebut, baik religi maupun murni seni gambar atau lukisan tersebut ditemukan di dinding
gua di daerah Kaliantan Timur, Sulawesi Selatan, dan lain-lain, serta selain itu ada seni
patung, kriya dan tato.

D. Kepercayaan
Kepercayaan manusia purba masih berlandaskan pada apa yang dianggap sebagi hal yang
sangat penting dan tidak masuk akal. Pada mulanya tanah di percayaai sebagai unsur penting
dalam kehidupan manusia purba. Bekembang setelahnya yaitu upacara kematian yang pada
mulanya proses kematian dari seseorang dari kelompoknya dianggap sebagai hal yang basa,
namun dalam masa pra plestosen muncul kepercayaan bahwa setelah kematian ada alam
sebagai tempat tinggal roh. Setelah orang meninggal dilakukan upaca penguburan yang
dalam meninggalnya orang tesebut dibekali dengan bekal kubur seperti alat-alat yang milik
orang yang meninggal tersebut.
Terus berkembang menjadi kepercayaan yang semula animisme yang menganggap roh nenek
moyang orang yang telah meninggal keudian berubah menjadi kepercayaan Dinamisme yaitu
menmpercayai tempat-tempat dan benda-benda mempunyai kekuatan magis. Sistem
kepercayaan ini berkembang pada masa mesolitik dan megalitik.
Dari budaya yang dihasilkan di atas tidak berbeda jauh dengan kebudayaan manusia purba
yang di luar wilayah Indonesia pada saat itu. Karena corak kehidupan dan budayanya hampir
sama dengan batas wilayah dan persebaran manusia purba melalui daratan.
A Peradaban Mesir Kuno.
Dibagian tengah mengalir sungai Nil, Mesir memiliki daerah yang subur disepanjang sungai
NIL. Ahli sejarah Yunani Herodotus, memberikan julukan “Mesir merupakan hadiah sungai
Nil)
I. Sejarah Mesir Kuno
Peradaban Mesir Kuno, baru dapat dipelajari setelah ditemukan peninggalan tertulis di kota
Roseta (abad ke 19), yang disebut Batu Rosetta dan tulisan Hirogliph oleh Champoleon
(pakar purbakala Perancis)
II. Kehidupan Masyarakat.
Gandum merupakan hasil pertanian yang terbesar, sehingga Mesir mendapat julukan
“Gudang gandum Laut Tengah”
Masyarakat Mesir dibagi menjadi enam tingkatan :
1 Firaun dan keluarganya (hidup mewah)
2 Para bangsawan (hidup mewah)
3 Para pedagang dan pengusaha ( hidup cukup baik)
4 Para petani (hidup kurang baik)
5 Para buruh (hidup miskin)
6 Para budak (hidup paling menderita)
III. Pemerintahan
Peradaban Mesir merupakan peradaban yang tertua di dunia, terbukti Mesir pada tahun 4000
SM telah mengenal tulisan.
Pusat pemerintahan Mesir Kuno berada di Memphis (telah memiliki pemerintahan teratur).
Raja-raja Mesir Kuno memiliki gelar Pharao atau Firaun.
1 Setiap desa dikepalai oleh seorang kepala desa, tugasnya menarik pajak dari petani dan
menyerahkannya kepada raja. Raja Firaun mempunyai kekuasaan mutlak. Raja Firaun
dianggap sebagai keturunan dari Dewa Matahari (Amon Ra)
2 Perkembangan Pemerintahan.
a. Zaman Kerajaan Tua
Pada Masa ini, makam raja-raja berbentuk piramida dan depannya terdapat Sphink.
b. Zaman Kerajaan Tengah
Dikota Karnak didirikan Obelisk yang besar.
c. Zaman Kerajaan Baru
Raja terkenal adalah Thutmosis III, yang memindahkan pusat pemerintahan dari Memphis ke
Thebe. Akhirnya pada masa Ramses III Mesir menjadi lumpuh, tidak mampu menghadapi
serangan dari luar :
i. Pada abad ke 9 SM, Mesir dikalahkan bangsa Assiria
ii. Pada abad ke 6 SM, Mesir dikalahkan bangsa Persia.
iii. Pada abad ke 4 SM. Mesir dikalahkan oleh raja Iskandar Zulakarnaen dari Macedonia
(Yunani), di Mesir ditemukan kota Iskandaria. Dia menggabungkan kebudayaan barat
(Yunani) dengan kebudayaan Timur (Asia Afrika), yang disebut Hellenisme.
IV. Kepercayaan
Orang Mesir Kuno menyembah banyak Dewa (Pholytheisme). Dewa yang terpenting :
1 Dewa Amon-Ra yaitu Dewa Matahari.
2 Dewa Osiris, yaitu Dewa Langit
3 Dewa Isis yaitu Dewa Bumi.
Jenazah yang sudah diawetkan (dibalsem) disebut mumi, mumi raja-raja Mesir disimpan
dalam piramida, didepannya terdapat patung singa berkepala manusia (disebut Sphink)
V. Hasil Kebudayaan
1 Tulisan berupa gambar atau lambing mesir Kuno yang disebut tulisan Hierogliph.
2 Seni bangunan/arsitektur, berupa Piramida dan Sphing, kuil di Luxor, Obelisk,
makam-makam raja di gunung batu.
3 Ilmu pengetahuan dan teknologi, berupa ilmu perbintangan, menghitung 1 tahun
matahari = 365 hari = 12 bulan dan 1 bulan = 30 hari 1 hari 1 malam = 24 Jam, dan berupa
pembuatan kapal dagang.
B Peradaban Mesopotamia.
Mesopotamia berarti daerah diantara dua aliran sungai. Mesopotamia sangat subur, sering
menjadi rebutan bangsa-bangsa lain. Bangsa-bangsa yang berebut adalah : bangsa Sumeria,
bangsa Akadia, bangsa Amorit, bangsa Assiria, bangsa Khaldia dan bangsa Persia.
I. Bangsa Sumeria
Telah memiliki kebudayaan yang tinggi. Mereka telah mendirikan daerah perkotaan.
1 Kehidupan perekonomian
Orang Sumeria hidup sebagai petani, tidak memiliki tanah sendiri. Mereka mengerjakan
tanah milik para pendeta, bangsawan, dan raja. Perdagangan juga berjalan dengan baik.
2 Kehidupan Sosial.
Bangsa Sumeria mengelompokkan masyarakatnya seperti Mesir Kuno, yaitu : Raja dan
Keluarganya, Tuan tanah (bangsawan), Pedagang, Petani dan Budak.
3 Kepercayaan
Kepercayaan orang Sumeria seperti Mesir Kuno, meyembah banyak dewa. Dewa-dewa yang
terkenal Anu (Uruk)= Dewa langit, dewa Ea (Eridu) = dewa Bumi.
4 Kebudayaan
a. Tulisan
Tulisan bangsa Sumeria disebut tulisan Paku, mirip dengan huruf Cina, tulisan paku menjadi
dasar tulisan Latin sekarang ini.
b. Arsitektur.
Di puncak kuil dibuat menara yang tinggi, disebut Ziggurat.

c. Ilmu Pengetahuan
Orang Sumeria sudah mengenal ilmu ukur untuk membuat bangunan juga pembagian waktu,
sehari semalam = 24 jam (1 jam = 60 menit 1 menit = 60 detik). Mengetahui lingkaran = 60
derajat. Mampu menyusun dua penanggalan (berdasarkan peredaran bulan 1 tahun = 354 hari,
dan berdasarkan peredaran matahari 1 tahun = 360 hari.
II. Bangsa Amorit.
Setelah berhasil menduduki Mesopotamia, bangsa Amorit mendirikan kerjaan Babilonia
lama,Ibukotanya Babilon. Puncak kejayaannya pada masa pemerintahan raja Hamurabi.
1 Kepercayaan/Agama.
Bangsa Amorit menyembah banyak dewa. Dewa yang paling berkuasa Dewa Marduk atau
dewa Shamash.
2 Kebudayaan
Jasa Hamurabi, yaitu kitab undang-undang (undang-undang Hamurabi) ditulis dengan huruf
Paku.
III. Bangsa Asirria
Kemajuan bangsa Asirria.
1 Telah memiliki penanggalan berdasarkan peredaran matahari (lebih teliti, yaitu 1 tahun
365 ¼ hari
2 Maju dalam bidang ilmu sastra, diantaranya terdapat epos Gilgamesh.
3 Seni patungnya berupa manusia bersayap dan berkepala Garuda.
IV. Bangsa Khaldea.
Bangsa Asirria ditaklukkan oleh bangsa Khaldea dibawah pimpinan Nebukadnexar, yang
kemudian mendirikan kerajaan Babilonia Baru.
1 Arsitektur
Bangsa khaldea terkenal arsitekturnya. Di atas atap gedung-gedung istana dibangun taman-
taman, taman itulah yang terkenal dengan sebutan Taman Bergantung Babilonia.
2 Astronomi.
Bangsa Khaldea sudah dapat memperhitungkan benda-benda langit dan gerhana.
V. Bangsa Persia. (Iran)
3 Sistem Pemerintahan
Bangsa Persia mengelompokkan wilayahnya dalam 20 provinsi (satrapi) setiap empat atau
lima sastrapi diawasi oleh seorang panglima.
4 Kepercayaan
Bangsa Persia menyembah tiga dewa.
a. Ahura/Ormuzh yaitu dewa baik.
b. Anggora/Ahriman yaitu dewa jahat
c. Ahura Mazda yaitu dewa kebahagiaan kekal.

C Peradaban India Kuno.


Di India terdapat lembah sungai Indus dengan daerah Punjab, yang artinya “daerah lima
aliran sungai”. Celah kaibar di antara pegunungan Himalaya dan pegunungan Hindukush,
merupakan pintu gerbang India.
Kebudayaan India kuno memiliki dua kebudayaan tinggi.
I. Kebudayaan Lembah sungai Indus.
Jawatan purbakala India pada tahun 1922 mengadakan penggalian di Mohendjodaro dan
Harappa (ditemukan benda purbakala dan bangunan kota yang berkebudayaan tinggi) dan
disebut kebudayaan Mohenjodaro dan Harappa.
1 Mata pencahariaan
Bangsa Dravida adalah pedagang (diatur dengan baik). Mereka mengadakan hubungan
dengan daerah lain.
2 Kepercayaan / Agama.
Bangsa Dravida menyembah banyak dewa (politheisme)
3 Hasil kebudayaan bangsa Dravida.
Meliputi :
a. Ilmu ukur, terbukti adanya (perencanaan kota, bangunan rumah tertib, jalan lurus
lebar)
b. Arsitektur, adanya rumah terbuat dari batu bata dengan atap datar, ada yang
bertingkat/modern.
c. Seni tari, terbukti adanya patung perunggu berbentuk anak perempuan yang sedang
menari.
d. Tulis, berupa gambar-gambar (piktografik)
II. Kebudayaan Hindu_Budha
Penyebaran bangsa Aria ke India, menghancurkan kebudayaan Mahenjodaro dan Harappa.
Daerah yang dikuasai dinamakan Hindustan, yang berarti Negara orang Hindu. Bahasa yang
digunakan bahasa Sansekerta. Bangsa Aria menganggap rendah bangsa Dravida, karena :
1 Orang Aria berkulit putih orang Dravida berkulit hitam.
2 Orang Aria berhidung mancung orang Dravida berhidung pesek.
3 Orang Aria berbadan tinggi orang Dravia berbadan pendek.
Karena perbedaaan itu bangsa Aria menjauhkan diri dari bangsa Dravida. Perkembangannya
bangsa Aria di India dikelompokkan dalam empat zaman :
1 Zaman Weda (2000 – 1000 SM)
a. Agama dan kepercayaan memeluk agama Hindu dan menyembah banyak dewa. Dalam
perkembangannya terjadi percampuran dengan kebudayaan bangsa Dravida. Menyembah
banyak dewa menjadi tiga dewa (Trimurti = tiga dewa tertinggi/Iswara) yaitu :
i. Brahma yaitu dewa pencipta
ii. Wisnu yaitu dewa pemelihara/pelindung.
iii. Syiwa yaitu dewa perusak.
Orang hindu percaya adanya Hukum Karma (karma pala) = hukuman orang yang sesuai
dengan perbuatannya.
b. Pembagian Masyarakat, tujuan pembagian kasta oleh bangsa Aria :
i. Untuk membedakan bangsa Aria dengan bangsa Dravida.
ii. Pembagian tugas berdasarkan pekerjaan dan kedudukan sosial.
Akibatnya dalam masyarakat terdapat beberapa kasta :
i. Kasta Brahmana (dari para pendeta)
ii. Kasta ksatria (dari para raja, bangsawan dan prajurit)
iii. Kasta Waisya (dari para petani, pedagang dan pengusaha)
iv. Kasta Sudra ( dari para pekerja kasar dan budak)
v. Kasta Paria / Candala (dari para budak belian)
Dalam agama Hindu dikenal Catur Asmara, membagi masyarakat atas empat kelompok :
i. Brahmacarin (dari anak usia 8 – 12 tahun / usia sekolah.
ii. Grhasta ( kepala keluarga)
iii. Wanaprstha (penghuni hutan yang bertapa)
iv. Sanyasin/Pariwrajaka (pertapa yang mengembara)
c. Hasil kebudayaan bangsa Aria
Hasilnya berupa :
i. Seni patung/pahatan, umumnya patung-patung berbentuk patung Brahma, Wisnu dan
Syiwa.
ii. Seni bangunan, berupa candi dengan pahatan indah.
iii. Tulisan dan bahasa, bahasa yang digunakan adalah bahasa Sansekerta. Hurufnya huruf
Pallawa, di Jawa berkembang menjadi huruf JAwa.
iv. Seni sastra, yang ditulis bangsa Aria adalah kitab Weda, yang terbagi menjadi empat
bagian :
a. Rigweda
b. Yajurweda
c. Samaweda
d. Atarwaweda
Kitab yang terkenal adalah Rigweda yang berisi puji-pujian kepada dewa.
2 Zaman Epos (1000 – 500 SM)
Dinamakan epos karena pada masa itu sastrawan banyak menyusun cerita kepahlawanan
yang terkenal. Antara lain Mahabharata dan Ramayana.
a. Kitab Mahabharata digubah oleh Wiyasa, yang melukiskan perang saudara antara
Pandawa dengan Kurawa.
b. Kitab Ramayana digubah oleh Walmiki yaitu melukiskan kepahlawanan Rama dan
kesetiaan seorang istri, Shinta.
3 Zaman Budha.
Agama Budha diajarkan oleh Sidharta Gautama (dikenal dengan sang Budha, artinya orang
yang telah mendapat penerangan. Kitab suci agama Budha adalah Tripitaka, artinya tiga
keranjang, tidak mengenal pembagian kasta.
Tempat-tempat suci agama Budha :
a. Kapilaswatu, tempat kelahiran sang Budha.
b. Bodh gaya, tempat sang Budha bersemedi dan mencapai Bodhi.
c. Sarnath (dekat Benares), tempat sang Budha memberikan wejangan yang pertama kali.
d. Kusinagara, tempat sang Budha wafat (usia 80 tahun) – 483 SM
Raja India yang berjasa menyebarkan agama Budha ialah raja Asoka. Riwayat sang Budha
diabadikan dalam kitab Jataka.
4 Zaman Dinasti Maurya (322 – 185 SM)
Dinasti ini didirikan oleh raja Candra Gupta Maurya, pusat pemerintahan di Pattaliputra.
Agama Hindu dijadikan agama Negara. Puncak kejayaan Dinasti Maurya terjadi pada
pemerintahan raja Asyoka.
D Peradaban China Kuno
Disebelah utara mengalir sungai hoang Ho/ Sungai kuning, disebelah selatan mengalir sungai
Yang tse Kiang. Dilembah sungai Hoang Ho inilah berkembang kebudayaan China Kuno.
Sistim pemerintahan yang lazim digunakan di China adalah sistim dinasti. Pada zaman
dinasti Chin dibuat tembok raksasa yang disebut Tembok Besar Raksasa” yang panjangnya
2.430 km dan lebar 8 m tinggi 16 meter. Dibuat selama 20 tahun dengan tenaga 1.000.000
orang. Tembok raksasa digunakan untuk menahan serangan dari suku barbar di sebelah utara.
E Peradaban Yunani Kuno.
I. Wilayah Yunani Kuno.
Yunani terdiri dari dua bagian yaitu Yunani Daratan dan Yunani Kepulauan. Bangsa Yunani
Kuno mendiami wilayah yang disebut Negara Kota atau Polis yaitu sebuah kota yang
terbentang sebagai pusat kota dengan daerah pedesaan disekitarnya. Di Yunani terdapat tiga
polis besar dan kuat, yaitu Athena, Sparta dan Thebe.
Polis Hakekatnya sebuah Negara kecil yang merdeka
Kepercayaan
Bangsa Yunani kepercayaannya politheisme. Dewa-dewanya :
1 Dewa Zeus (dewa tertinggi)
2 Dewa Apollo (dewa kesenian)
3 Aphrodite (dewa kecantikan)
4 Posiedon (dewa laut)
5 Aries (dewa perang)
6 Dewa Pallas Athena (dewi pengetahuan)
7 Dewa Hermes (dewa perdagangan)
8 Artemis (dewa perburuan)
Para dewa bersemayam di Bukit Olympus, untuk menghormati dan memuja para dewa
diadakan pertandingan olah raga yang disebut Olympiade.
Hasil-hasil Kebudayaan
1 Pemerintahan Athena dan Sparta berbeda dalam bentuk negara. Athena menjadi
Negara demokratis, sedangkan Sparta menjadi Negara militer.
2 Ilmu pengetahuan dan Filsafat, adanya :
a. Ahli sejarah yaitu Herodotus (dianggap sebagai bapak ilmu sejarah)
b. Ahli kedoteran yaitu Hipocrates (dianggap sebagai bapak ilmu kedokteran)
c. Ahli Ilmu pengetahuan alam yaitu Archimedes (dianggap sebagai bapak ilmu
pengetahuan alam)
d. Ahli matematika yaitu Phythagoras
e. Ahli filsafat yaitu Socrates, Plato dan Aristoteles.
II. Wilayah Romawi Kuno
Romawi berkembang, timbulah golongan-golongan :
1 Golongan optimat yaitu golongan orang-orang kaya.
2 Golongan Equites yaitu golongan menengah
3 Golongan proleter yaitu golongan orang-orang miskin.
Kemudian terjadi pertentangan yang mengakibatkan perang saudara yang berlangsung
sampai empat kali dan berubah menjadi Negara kekaisaran.
Pada waktu diperintah kaisar Nero, pengikut agama Kristen difitnah dan dituduh membakar
kota Roma, pada hal yang membakar Kaisar Nero sendiri.
Kepercayaan orang Romawi mengakui adanya dewa-dewa (politheisme). Nama-nama dewa
romawi :
1 Yupiter sebagai pemimpin para dewa.
2 Neptunus sebagai dewa laut
3 Venus sebagai dewi kecantikan
4 Minerva sebagai dewi ilmu pengetahuan
5 Juno sebagai dewi permaisuri Yupiter.

Anda mungkin juga menyukai