Anda di halaman 1dari 13

DINASTI SONG, LIAO, DAN JIN

(Diajukan sebagai tugas akhir mata kuliah Sejarah Asia Timur Kelas A)

Oleh kelompok 4 :
Arief Muhammad Ramdhani Sri Agung Narapati Sukoco Fathor Rozi 110210302004 110210302017 110210302026

JURUSAN PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER SEMESTER GANJIL 2012-2013

DINASTI SONG, LIAO, DAN JIN A. Dinasti Song 1. Song Utara Zhao Kuangyin, seorang panglima dari Dinasti Zhou akhir, berhasil mempersatukan Cina kembali dan mendirikan Dinasti Song. Gelarnya adalah Song Taizu (960-976). Prestasi dari Zhao Kuangyin adalah keberhasilannya dalam menghapuskan kekuasaan para gubernur militer setempat, sehingga politik menjadi lebih stabil. Para ahli sejarah membagi Dinasti Song ini menjadi 2 yakni Song Utara (960-1126) dan Song Selatan (1126-1279). Pembagian ini didasarkan atas pindahnya ibukota Dinasti Song ke selatan Cina akibat serbuan bangsa Jin. Para kaisar Dinasti Song bisa dikatakan sebagai para penguasa yang paling maju dalam dejarah Cina. Hal itu dikarenakan terciptanya kestabilan pemerintahan dan kemakmuran Dinasti Song. Selain itu juga, pada masa Dinasti Song terdapat kemajuan dalam bidang seni dan teknologi. Dibanding dengan Dinasti yang lain yang lebih mementingkan aspek militer, Dinasti Song lebih mementingkan seni dan teknologi. Pada masa pemerintahan Taizu, kebanyakan para gubernur militer diganti dengan kaum sipil. Hal itu berakibat pada kekuatan militer Dinasti Song melemah. sehingga kaisar Taizu banyak melakukan politik perdamaian bagi hubungan luar negerinya. Di pemerintahannya terjadi pemidahan antara kaisar dan intuisi pemerintahan, selain itu juga terdapat suatu badan yang disebut lembaga sensor yang bertugas untuk menangani ketidak adilan yang terjadi pada masa itu. Suatau kebijakan akan ditetapkan setelah mendengar pendapat dari para menteri meskipun nantinya keputusan tetap ada ditangan kaisar. hal itu menyebabkan peran perdana menteri menjadi lebih penting. Para menteri yang melanggar peraturan tidak dihukum ataupun dibunuh melainkan hanya diturunkan pangkatnya, hal itu menandakan pemerintahan yang ada semakin manusiawi. Setelah Taizu mangkat, ia mengangkat adiknya Zhao Hongyin. Hongyin mendapatkan gelar Song Taizong. selama 4 tahun masa pemerintahnnya, kaisar

Taizong secara damai menyelesaikan penyatuan Cina. semasa Dinasti Song tentara tidak lagi direkrut dari suku Barbar melainkan dari kalangan rakyat miskin. itulah sebabnya mengapa Dinasti Song lemah secara militer sehingga harus menggantungkan diri pada diplomasi dan politik luar negeri yang mengutamakan perdamaian. Kaisar Taizong memperluas perekrutan para calon pejabat baru. Para pejabat itu, kebanyakan adalah pejabat sipil sedangkan para kaum keberi justru dicabut kekuasannya. Hal itu dilakukan untuk memperkecil peluang pemberontakan di istana. Taizong memiliki keinginan untuk mengangkat adiknya sebagai calon penggantinya. namun ada sebagian kalangan yang menginginkan anak tertua dari Taizong menjadi kaisar. Hal ini menyebabkan pertikaian sehingga menyebabkan tewasnya dua kandidat kaisar tersebut. Akhirnya putera ketiga dari Taizong yaitu Zhao Heng diangkat sebagai kaisar dengan gelar Zhenzong. Pada masa pemerintahannya banyak dibayangi oleh ancaman suku Barbar. Pada tahun 1004 M bangsa Kitan melancarkan serangannya yang membuat keluarga kerajaan harus melarikan diri ke Nanjing. Zhenzong yang memimpin sendiri tentaranya berhasil dikalahkan dan menandatangani perjanjiann Shangyuan. Dalam perjanjian ini Dinasti Song tidak dipaksa untuk menyerahkan wilayahnya akan tetapi harus mengakui kesetaraan antar kedua negara tersebut. Selain itu Dinasti Song harus membayar upeti tahunan kepada bangsa Kitan. meskipun perjanjian tersebut dianggap sebagai penghinaan, akan tetapi hal itu membawa keuntungan bagi Cina. Karena membuat hubungan perdagangan menjadi ramai antara dua kerajaan. Zhenzong berusaha memperkuat legitimasi kekuasaannya dengan melakukan upacara-upacara yang menyakan bahwa ia dapat wahyu dari surgawi bahwa pemerintahannya adalah yang terbaik. Selain itu juga peningkatan dalam bidang pertaniaan juga di tingkatkan, misalnya pengenalan varietas padi baru, pemajuan sistem irigasi, dsb. Kemudian Zhenzong meninggal dan diganti oleh putra keenamnya yaitu Zhao Zhen yang bergelar Song Renzong (1022-1063). Ia naik tahta pada usia 13 tahun dan ia merupakan kaisar terlama yang memimpin Dinasti Song. Pada masa pemerintahannya dianggap sebagai masa damai dan kemakmuran. Namun pada

tahun 1038 kerajaan diserang oleh bangsa Tangut yang kemudian mendirikan kerajaan Xia Barat (Xixia). Lagi-lagi perjanjian damai yang ditempuh untuk menghentikan kudeta, perjanjian tersebut hampir sama dengan perjanjian sebelumnya yaitu Dinasti Song harus membayar upeti kepada kerajaan Xia Barat. Keadaan yang seperti ini menyebabkan terjadi permasalahan finansial bagi kerajaan. Salah satu negarawan terkemuka bernama Wang Anshi mengusulkan untuk membatasi kepemilikan tanah bagi kaum bangsawan dan serta meringankan rakyat. Namun usulan itu ditolak oleh para kaum konservatif sehingga menyebabkan pertentangan diantara kedua kubu tersebut. Masing-masing kubu mengutip karya klasik Konfusianisme dalam perdebatan tersebut. Hal ini dapat dipastikan bahwa pada masa itu ilmu filsafat sangatlah berkembang. Setelah Renzong wafat, ia digantikan oleh Zhao Shu yang merupakan putra sepupu dari Renzong. Ia naik tahta dengan gelar Yingzong (1064-1067). Yinzong yang sering terganggu kesehatannya, menaruh tampuk kekuasaan kerajaan pada ibusuri Cao. Ia merupakan orang yang berpandangan maju dan lebih memntingkan aspek kesenian dibanding dengan politik. Namun ia lebih memihak pada kaum konservatif sehingga pertentangan antara kaum moderat dengan kaum konservatif semakin menjadi-jadi dan keamanan perbatasan menjadi lebih buruk. Yinzong kemudian digantikan oleh putra tertuanya yaitu Ratu Gao uyang bernama Zhao Xu yang bergelar Shenzong (1068-1085). Ia merupakan kaisar yang sederhana, ia menjauhkan diri dari segala kemewahan diistana. Karena permasalaha finansial yang belum juga kunjung usai, maka ia melakukan reformasi besar-besaran yang dipimpin oleh Wang Anshi untuk memkmurkan rakyat kecil dan petani. Kemakmuran pada kaum petani dan pedagang diharapkan dapat memberikan konstribusi dalam pembayaran pajak yang lebih besar. Namun hal ini ditentang oleh para kaum bangsawan karena hal ini merugikan kaum bangsawan sendiri. Tetapi raja tetap menjalankan program itu, sehingga membuat perekonomian menjadi lebih baik. Zhenzong merupakan penguasa Dinasti Song berikutnya (1086-1101). Ia merupakan putra keenam dari Shenzong. Usianya yang baru 10 tahun

menyebabkan kekuasaan jatuh ketangan ratu gao. Nemun setelah itu ratu Gao wafat dan digantikan oleh Huizong (1101-1125). Pada masa pemerintahannya kekacauan semakin menjadi-jadi, ekspedisi melawan bangsa barbar hampir 75% menghabiskan kekayaan dari kerajaan. Kaisar menhadapi kekacauan situasi ini dengan menarik diri dari istana dan menyibukkan diri dengan seni. Bahkan ia mendirikan sekolah seni lukis yang menyerupai sekolah konfusianisme. Untuk mengisi kas negara yang notabene telah menipis, maka Huizong menambah cetakan uang kertas yang menyebabkan tingginya inflasi. Dalam melancarkan perluasan kekuasaannya, Huizong membangun kerjasama dengan kerajaan Jin. Usaha itu berhasil dengan ditaklukannya kerajaan Liao. Namun tidak disangka, Jin menyerang Dinasti Song pada tahun 1125 dan berhasil menaklukkan Kaifeng ibukota Dinasti Song utara. Kemudian kaisar Huizong melarikan diri keselatan, dan ia digantikan oleh putranya yaitu Zhao Huan yang mendapat gelar Qinzong. Pada tahun 1127 Jin kembali menyerang Dinasti Song dan berhasil menahan Huizong dan Qinzong.

2.

Dinasti Song selatan (1127-1268) Dinasti Song terselamatkan berkat seorang yang bernama Zhao Guo yang

berhasil melarikan diri keselatan. Ia memindahkan ibukota Dinasti Song keselatan yaitu ke Linan (Hangzhou).ia menjadi kaisar dengan gelar Gaozong (1127-1162). Pada masa ini kekuatan militer Dinasti Song sangatlah tercerai berai, Gaozong bahkan terus melarikan diri untuk menghindari serbuan pasukan Jin. Pada tahun 1129 Jin berhasil menguasai Linan, namun karena daerahnya yang dipenuhi sungai, tidak cocok dengan pasukan kavaleri Jin dan juga kebetulan selang beberapa saat kasiar Jin wafat sehingga kaum penyerbu itu terpaksa menarik diri. Pada masa Dinasti Song selatan ini, Cina menglami ketidakstabilan. Gozong cenderung mengangkat orang-orang yang tidak berkompeten untuk menduduki jabatan penting. Untuk menghindari bentrokan lebih jauh dengan jin ia mengadakan perjanjian yang berisi Dinasti osng harus membayar upeti kepada Jin

dan menjadi bawahan dari jin. Tindakan ini menunjukkan bahwa Gaozong bukanlah orang yang bijaksana. Pengganti pemerintahannya Gaozong adalah Xiaozong (1163-1190). Ilmu navigasi Dalam serta

digalakkan penjelajahan samudra.

perkapalan mencapai puncaknya pada saat itu. Kemudian ia digantikan oleh putranya yang bernama Zhao Dun dengan gelar Guangzong ( 1190-1194). Pada masa pemerintahannya terjadi perselisihan antara anggota kerajaan karena masalah suksesi pemerintahan. Istrinya menghendaki putranya yang bernama Zhao Kuo yang menjadi pewaris tahta namun hal itu ditentang oleh Xiaozong. Meskipun Zhao Kuo ditentang oelh kakeknya, ia tetap menjenguk kakeknya pada saat kakeknya sakit. Guangzong sendiri pada saat itu sedang sakit. Karena alasan itulah ia mengundurkan diri dan menganngkat Zhao Kuo menjadi kaisar dengan gelar Ningzong (1195-1224). Ia merupakan penguasa yang lemah.

Pemerintahannya lebih didominasi oleh istri-istrinya. Ratu Yang, istri kedua Ningzong, bersama-sama dengan penasehat Shi Miyuan, mengendalikan pemerintahan Dinasti Song. Oleh karena semua putra dari Ningzong meninggal, maka yang diangkat menjadi raja ialah Zhao Hong yaitu anak dari saudara angkatnya. Namun karena tabiatnya yang pemarah dan tidak disukai, ia diturunkan dan mengangkat Zhao Yuju. Zhao Yuju diangkat sebgai kaisar dengan gelar Lizong(1225-1264). Pada masa pemerintahannya, kerajaan mengalami kemakmuran meskipun terjadi kesenjangan sosial antara kaum tuan tanah dengan kaum miskin. Sementara itu di utara, kebangkitan bangsa Mongol di bawah Genghis Khan menjadi ancaman yang serius pada Dinasti Song. Akan tetapi mereka tidak menyadari bahaya tersebut. Malahan mereka mengadakan perjanjian dengan bangsa Mongol untuk menaklukkan bangsa Jin. Karena Khan wafat jadi bangsa Mongol mengundurkan diri terlebih dahulu. Dalam pemerintahan Lizong, terdapat seorang ahli filsafat neo-konfusianisme yaitu Zhu Xi. Ajarannya menjadi dasar negara pada masa Dinasti Ming dan Qing. Pada masa akhir pemerintahannya, Lizong menyerahkan

kekuasaan pemerintahannya kepada mentri, dan ia sibuk membenamkan diri dalam kemewahan.

3.

Kehancuran Dinasti Song Bangsa Mongol di utara telah bersatu dan mendirikan sebuah kerajaan

yang cukup kuat. Pada mulanya mereka adalah bawahan dari Jin, namun mereka dapat membebaskan diri dan mendirikan kerajaan sendiri di bawah pimpinan Genghis Khan. bangsa Mongol menjadi ancaman baru bagi Dinasti Song. Pada masa pemerintahan kaisar Lizong, mereka berusaha menaklukkan Cina dan berhasil merebut kota Xianyang, yang merupakan benteng pertahanan utama Dinasti Song. Pada saat pemerintahan gongzong bangsa Mongol makin mengancam Cina. Kekalahan telak dialami oleh Dinasti Song pada tahun 1276, saat pasukan Mongol yang dipimpin oleh Jenderal Bayan menaklukkan Linan. Atas kekalahan itu ratu wali menyatakan menyerah kepada bangsa Mongol dan ia dijadikan tawanan bangsa Mongol. Keluarga kerajaan melarikan diri ke fujian. Saudara Gongzong diangkat menjadi kaisar di Fujian dengan gelar Duanzong. Namun bangsa Mongol tetap saja mengejar para rombongan keluarga Dinasti Song. Mereka terus saja melarikan diri. Mereka melarikan diri ke Lantao, disana Duanzong menghembuskan nafas terakhirnya. Para pejabat kemudian mengangkat adiknya yang berumur 6 tahun untuk menjadi kaisar dengan gelar Bingdi. Namun akhirnya pada tahun 1279 bangsa Mongol berhasil mengepung mereka dipinggir laut, disana terjadi pertempuran yang hebat. Salah seorang mentri bernama Lu Xiufu, memeluk Bingdi dan kemudian menceburkan diri ke laut. Peristiwa tersebut menandakan berakhirnya masa Dinasti Song.

4.

Peninggalan pada masa Dinasti Song Dalam Dinasti Song banyak terdapat peninggalan-peninggalan yang

sampai saat ini masih banyak digunakan, baik itu dalam bidang teknologi, pengobatan, maupun seni. Dalam bidang teknologi banyak ditemukan barangbarang yang sampai saat ini masih digunakan, antara lain adalah peenmuan kompas yang sangat berguna bagi pelayara. Selain itu juga terdapat jam yang bertenaga air pada tahun 1090 oleh Su Song. Jam ini berfungsi untuk memperagakan rasi-rasi bintang sesuai dengan kemunculannya. Dalam bidang pengobatan, ditemukan ilmu kedokteran forensik pertama kali oleh Song Zi yang ditulis dalam buku Xiyuanlu (1247) diamana hal ini memajukan bangsa tionghoa dalam bidang anatomi tubuh. Selain itu juga terdapat Zhang Zihe (1156-1228) memperkenalkan penggunaaan obat-obatan untuk membasmi bakteri patogen penyebab penyakit dalam tubuh. Sedangkan dalam bidang seni, banyak terdapat peningglan berupa lukisan. Misalnya saja lukisan dari Zhang Ziduan yang karyanya berjudul Pemandangan Sungai di Qingming. Lukisan ini sangatlah mempesona dengan tinggi 25,5 cm dan sepanjang 525 cm. Lukisan in menggambarkan situasi pedesaan yang sangat tenang. Sentra utama dalam lukisan ini adalah sebuah jembatan yang menjadi pusat dari kegiatan masyarakat. Dalam bidang agama dan filsafat pada masa Dinasti Song banyak terdapat agama serta aliran filsafat yang digunakan pada masa Dinasti Song. Misalnya saja dalam bidang agama terdapat agama budha. Agama budha ini banyak memiliki aliran, misalnya aliran chan. Aliran ini awalnya merupakan aliran yang memusatkan diri pada meditasi, namun dalam perkembangannya kemudian aliran ini lebih kepada intelektualisme. Dalam bidang filsafat, aliran yang bnyak dipakai atau diikuti adalah aliran konfusianisme. Pada masa Dinasti Song, aliran ini mendapat perubahan yang disebut noe Konfusianisme. Tokohnya adalah Zhu Xi. Ulasan-ulasannya mengenai kitab klasik mendapat persetujuan dari raja.

B. KERAJAAN LIAO Kerajaaan Liao didirikan oleh bangsa Kitan yang merupakan cabang suku Hu timur/ Donghu. Awalnya mereka adalah bangsa pengembara di daerah Mongolia dan Manchuria. Semasa Dinasti Tang, pemimpin terkemuka mereka yang bernama Kuge dari klan Dahe mempersatukan seluruh suku Kitan dan diangkat sabagai gubernur oleh Dinasti Kitan. Ia lalu dianugerahi marga Li, yakni marga keluarga dari raja Dinasti tang. Keturunan Kuge memrintah secara turun temurun sebagai gubernur sebelum penguasa mereka bernama Lijizong menerbitkan pemberontakan melawan Wu Zetian. Semenjak tahun 730 klan Yaunian menjadi pemegang Hegemoni diantara suku Kitan, Dimana kedudukan mereka digantikan oleh Klan Yelu pada tahun 907. Yelu Abaoji mengangkat dirinya sebagai raja bangsa Kitan dan semenjak tahun 947, ia menyebut negerinya Liao. Abaoji mendirikan ibukotanya di Linhuang. Ia menciptakan aturan untuk membatasi kekuasaan para bangsawan Kitan yang memilih pemimipin tertingginya bukan atas dasar keturunan. Abaoji melakukan ekspansi militer untuk memperluas wilayahnya dengan menaklukkan suku Uigur serta suku-suku lainnya. Dengan bantuan ratu Shulu pangeran Yelu deguang mewarisi tahta pada tahun 926. Ia mencampuri urusan dalam kancah perpolitikan lima Dinasti dan menaklukkan ibukota Kaifeng serta mengangkat dirinya sebagai kaisar Liao. Setelah kematiannya, Yelu Lihu merebut tahta, namun berhasil dikalahkan oleh Yelu Ruan. Ia mengangkat dirinya sebagai kaisar baru dengan gelar Shizong. Ia dibunuh oleh kerabatnya yang bernama Yelu Jing. Ia menjadi kaisar dengan gelar Muzong. Pada masa pemerintahannya, terjadi konflik antara kaum bangsawan Kitan dengan anggota masyarakat yang mereka perbudak. Kaisar Muzong meninggal ditangan seorang nelayan pada tahun 969 penggantinya adalah Yelu Xian dengan gelar Jinzhong. Masa-masa akhir kerajaan ini diwarnai oleh intrik istana. Dan sementara itu suku Barbar menjadi semakin kuat misalnya suku Tarta da Jurchen. Saat itu

bangsa jurchen yang dipimpin oleh kepala suku aguda mulai mengancam Dinasti Liao. Semenjak abad ke 12 mereka beraliansi dengan Song dan mulai menyerang wilayah Liao. Kaisar terakhir Liao yaitu Yelu Yanxi terpaksa melarikan diri kabarat. Namun, ia tertangkap tidak lama kemudian. Seorang keturuna Liao lainnya, yang bernama Yelu Cun memproklamasikan berdirinya kerjaan Liao utara. Namun Liao Utara tidak berumur panjang. Pada tahun1125, Yelu Cun tertangkap oleh bangsa Jurchen. Semnjak saat itu, kerjaan Liao menjadi runtuh dan bangsa Jurchen mendirikan kerajaan Jin. C. Kerajaan Jin Bangsa Jurchen merupakan pendiri kerajaan ini. mereka mulanya mendiami wilayah Manchuria dan dipandang sebagai nenek moyang bangsa Manchu yang kelak mendirikan Dinasti Qing. Pada abad pertengahan ke- 11, suku Manyan menyatukan kelima suku Jurchen dalam suatau perserikatan yang disebut dengan wuguobu(lima bangsa). Pada saat itu Wanyan Wugunai pemimpinnya. lalu dia diangkat sebagai Jiedushi oleh penguasa Kerajaan Liao. Dibawah kepemimpinan Wanyan Min, bangsa Jurchen mulai

mengepakkan sayapnya dengan menaklukkan negeri-negeri tetangga semisal Liao dan menggabungkan pasukannya dengan pasukan mereka sendiri. Wanyan Min mengangkat dirinya sebagai Kaisar pada tahun 1115 dengan gelar Taizu (11151123). Kerajaannya dinamai Jin. Setelah menjadi Kaisar, Wanyan Min

menerapkan sistem administrasi pemerintahan china tetapi melibatkan juga unsurunsur asli Jurchen, termasuk para kepala suku. Penaklukkan daerah selatan dan barat mewarnai peride sejarah kerrajaan Min selanjutnya . Jin dan Song lalu mengadakan perjanjian Haisahang untuk bersatu padu menaklukkan Liao. Setahun setelah keberhasilannya menaklukkan Liao ini, Wanyan Min tutup usia dan digantikan oleh Wanyan Sheng yang bergelar Taizong(1123-1135). Kaisar baru ini kemudian mengalihkan perhatiannnya pada pada dinasti Song. Jenderal Wanyan Gao dan Wanyan Zonghan dikirim untuk menaklukkan Kaifeng, ibukota Dinasti Song yang jatuh ketangan mereka pada tahun 1126. Saat itu juga,

bangsa Jurchen mendirikan negara-negara boneka bernama Chu dan Qi di Cina utara, dengan Zhang bangchang dan Liu Yu masing-masing sebagai kaisarnya. Namun, dua kerajaan boneka ini hanya berumur pendek saja. Kerajaan Jin kini semakin luas wilayahnya, yang mencakup juga bekas wilayah Liao dan Song. Sebagaimana halnya dengan kerajaan Xia barat dan Liao, terjadi perselisihan antara kelompok yang mendukung dan menentang penerapan budaya serta administrasi pemerintahan China. Intrik antara dua golongan ini semakin menjadi-jadi semasa pemerintahan penguasa berikutnya , Wanyang Dan (1135-1149/50). Para pendukung administrasi pemerintahan china berargumen bahwa kerajaan Jin yang telah menjadi semakin luas tersebut kini memerlukan sistem organisasi yang lebih teratur, sehingga model pemerintahan Jurchen lama tidak sesuai lagi. Wanyan Liang (yang sebelumnya menjabat sebagai Pangeran Hailing) lalu turun tangan dan menyingkirkan serta membunuh Wanyan Dan. Setelah menjadi kaisar baru, langkah pertama yang dilakukannya adalah memangkas kekuasaan kaum bangsawan serta mengangkat orang-orang non-Jurchen sebagai pejabat. Dia mendirikan departemen Urusan Negara ala China(Shanshusheng) unutk mengurusi administrasi pemerintahan. Komando pusat militer model Jurchen dihapuskan dan digantikan dengan suatu Departemen Urusan

Militer(Shumiyuan). Wanyan Liang kini mulai berencana menaklukkan China. sebagai persiapan dijadikannya Kaifeng, bekas ibkota Dinasti Song, sebagai ibukota selatandan memimpin sendiri pasukannya untuk menyerang Linan, ibukota baru Song Selatan pada tahun 1153. Namun, pemberontakan bangsa Kitan dan lain-lainnya di timur kerajaannya (pemberontakan Yilan Wowo) serta diangkatnya WanyangYong sebagai kaisar tandingannya, memecah perhatian Wanyan Liang. Tidak lama kemudian, Wanyang Liang dibunuh oleh anak buahnya sendiri. Kaisar tandingannya, Wanyan Yong (1161-1189/90), berusaha memadamkan pemberontakan Yilan Wowo, yang telah mengangkat dirinya sebagai kaisar padan tahun 1161. Tetapi ia berhasil dikalahkan oleh Jenderal Pusan Zhongyi yang diutus oleh Wanyang Yong untuk memadamkan

pemberontakan tersebut. Setelah mengalahkan kaum pemberontakan, Wanyang Yong mulai mengincar kembali wilayah Dinasti Song dan berhasil merebut Provinsi Anchui. Cucu Wanyan Yong yang bernama Wanyan Jing (gelar Zhangzong, memerintah 1189/90-1208) mewarisi singgasana Kerajaan Jin. Ia adalah pelindung seni dan kesusasteraan, serta mendorong asimilasi budaya Jurchen dan China. Semasa pemerintahannya bangsa Mongol yang kala itu telah berhasil disatukan oleh Gengis Khan mulai mengancam negeri-negeri di sekitarnya. Han Tuozhuo, seorang pejabat Song yang mendukung peperangan, menyaksikan bahwa kerajaan Jin mulai dilemahkan oleh pemberontakan dan serangan bangsa Mongol, yang memanfaatkan kesempatan itu untuk menyerang Jin. Kendati pertempuran di menangkan oleh Jin, mereka menderita kerusakan yang sangat berat. Setelah kematian Zhangzhong, Pangeran Wanyan Yunji (1208-1213) diangkat sebagai penguasa baru. Pukulan berat semasa pemerintahannya adalah meluapnya Sungai Kuning, sehinnga para petani yang ladangnya rusak berat tidak sanggup membayar pajak lagim dan disamping itu ia harus mempersiapkan angkatan perangnya manghadapi ancaman bangsa Mongol. Di tengah kekacauan itu, jenderal Heshi Liezhizong membunuh kaisar dan menggantikannya dengan Wanyan Xun dengan gelar Xuanzong (1213-1223/24). Kaisar Wanyan Xun yang lemah memutuskan unutk memindahkan ibukotanya ke Kaifeng, bekas ibukota Dinasti Song. Bangsa Mongol dengan segera mengambil alih Yanjing. karena telah terlalu lama menderita , para petani menerbitkan Pemberontakan kerah Merah (Hongggaojun) yang makin memperlemah kekusaan Jin. Semenjak tahun 1217, jenderal Jalayir Muqali (Muhuali) ditugaskan oleh pihak Mongol untuk merencanakan serangan penaklukkan terhadap Dinasti Jin.. Kebetulan pada tahun 1223, kaisar Xuanzong dan Jenderal Jalayir Muqali bersama-sama meninggal. Penggantinya, Wanyan Shuoxu dengan gelar Aizong (1223-1234), yang juga sekaligus kaisar Jin terakhir, memanfaatkan kesempatan ini untuk mengsolidasi kekuatannya dan berhasil merebut kembali beberapa wilayah yang hilang.

Tetapi, ini tidak berlangsung lama, karena Ogodei pengganti Genghis Khan beserta Jenderal Tolui, kembali mengincar Jin. Dalam pertempuran di

Gunung Sanfeng, pasukan Jin dapat ditunjukkan sepenuhnya dan ibukota Kaifeng dikempung pada tahun 1234. Kaisar Wanyan Shouxu yang putus asa mengantung dirinya , sehingga mengakhiri riwayat kerajaan Jin untuk selama-lamanya.

Anda mungkin juga menyukai