Dinasti Shang berdiri pada 1766-1122 SM. Dinasti Shang merupakan dinasti kedua,
Dinasti Shang menggantikan Dinasti Xia. Dinasti Shang diperkirakan bertempat didaerah
hilir Huan He atau sungai Kuning yang bernama suku Shang. Dinasti Shang mempunyai
pengaruh yang sangat penting dalam perdaban Tionghoa. Dibuktikan dengan banyaknya
benda-benda kuno peninggalan Dinasti Shang oleh para Arkeologi. (Danandjaja,
2007:23)
Berdirinya Dinasti Shang ,China masuk ke zaman sejarah (zaman telah ada tulisan )
dinasti ni merupakan dinasti pertama yang meninggalkan bukti tertulis kuat dan
eksistensinya. Awalnya adalah nama suku yang mendiami salah satu bagian sungai
Huang He . nenek moyang dinasti shang bernama Xie menurut sima qian .dan
merupakan bawahan dinasti Xia .Kaisar Tang adalah pendiri dinasti shang adalah
keturunan xie yang ke – 14 , kaisar tang yang namanya bergelar Tian Yi / Yi Surgawi .
sebelum mengembangkan dinasti xia , tang merupakan seorang Fang boa tau raja
bawahan dinasti Xia. Pada masa dinasti xia dan shang para raja bawahan pada umumnya
diberi gelar fang (yang artinya daerah kekuasaan).
Raja terakhir dinasti Xia yang bernama jie adalah penguasa zalim dan kejam . Tang
memaklumkan pemberontakan terhadapnya . ia menyatakan bahwa kaisar jie dari dinasti
shang telah melanggar mandat langit (shangdi) . tang menaklukan jie di reruntuhan you
song. Tetapi ia berulang kali berhasil melarikan diri dan bertempur kembali melawan tang
. para sejarawan di zaman lampau mengatakan bahwa Tang harus melakukan sebelas kali
pertempuran sebelum menguasai seluruh china . jie akhirnya , tertangkap di penjara di
Nanchao , tempat dimana ia mati tiga tahun kemudian. Keberhasilan tang berkat bantuan
penasihat bijaknya yang bernama Yi Yin. Penasihat bijak ini hidup hingga 100 tahun dan
menjadi penasihat bagi empat raja shang berikutnya. Konfusius menyebut
pemberontakan ini sebagai revolusi shang tang dimana istilah ini juga dipergunakan
Dr.Sun Yat Sen dalam perjuangannya menumbangkan dinasti qing . menurut legenda
putra jie kemudian melarikan ke sebelah utara dan menjadi nenek moyang bangsa Hun
disana . (Taniputera, 2016 : 61-62)
Setelah menggulingkan dinasti Xia , tang mendirikan dinasti baru serta
menjadikan Bo sebagai ibukotanya. Tang mempelajari kesalahan pendahulunya sehingga
tidak memperlakukan rakyatnya dengan semena mena serta memperkerjakan banyak
menteri bajik dan bijaksana . oleh karena itu terjadilah kemajuan pesat di segala bidang
semasa pemerintahnnya . ketika beliau mangkat , karena putranya yang bernama Taiding
juga telah wafat , saudara Taiding yang bernama waibing dipilih untuk
menggantikannya . Tiga tahun kemudian saudara waibing yang bernama Zhongren naik
tahta menggantikannya . setelah itu , empat tahun kemudian , Taijia , putra Taiding
diangkat sebagai kaisar oleh yiyin . Taijia ternyata tidak mengikuti jejak pendiri dinasti
shang . ia mengabaikan urusan pemerintahan negara. Perdana menteri Yi Yin dengan
segera menurunkan Taijia dari tahta dan mengurungnya dalam sebuah gubug di sebelah
makam kaisar Tang selama tiga tahun , yakni masa perkabungan menurut adat istiadat
bagi kakeknya itu . dalam masa pengasingan tersebut , Taijia diajarkan cara – cara
mengendalikan serta mengatur negara . setelah Taijia berhasil menjadi seorang yang
bijaksana , Yi Yin mengembalikannya ke atas singgasana . peristiwa ini memperlihatkan
keluhuran budi dan kesetiaan sang perdana menteri pada negara . Taijia berhasil menjadi
penguasa yang baik dan digelari Tai Zong atau Leluhur Agung . setelah Taijia mangkat ia
digantikan oleh putranya yang bernama Aoding dan pada masa pemerintahannya , Yi yin
wafat dan dimakamkan di Bo , ibukota Dinasti Shang.
Sumber sejarah alternatif berjudul Buku bamboo (Zhushu Jinian), mengatakan bahwa
Taijia telah membunuh Yi Yin sebagai balas dendam karena telah mengasingkannya
selama tiga tahun (meskipun itu demi kebaikannya sendiri ). Tetapi penggalian arkeologis
yang dilakukan terhadap ibukota Dinasti Shang memperlihatkan betapa besarnya rasa
hormat yang diberikan oleh kaisar pada saat pemakamannya . ahli sejarah yang bernama
Li Xueqin dalam bukunya berjudul Zhushu Jinan and Xia Dinasty menyatakan bahwa
Buku Bambu telah menggambarkans secara rancu para penguasa kejam dan perebut tahta
serta mengaburkan fakta sejarah yang sebenarnya demi melayani kepentingan politik
semasa masa perang antar negeri. Penulis catatatan sejarah yang berjudul Buku Bambu
itu telah mengarang cerita – cerita yang tidak benar , seperti perselingkuhan antara yi yin
dengan permaisuri raja Xia terakhri yakni Meixi , masa pengasingan Taijia yang
bukannya tiga tahun melainkan tujuh tahun, dan pembunuhan Yi yin oleh Taijia sebagai
usaha balas dendam . Li Xueqin menyatakan bahwa catatan pada tulang yang berasal dari
masa Dinasti Shang memperlihatkan rasa hormat dan kepercayaan luar biasa terhadap Yi
Yin , sebaliknya Buku Bambu mengandung muatan politis tertentu yakni untuk
membenarkan pembunuhan serta perebutan kekuasaan – yang umum terjadi pada masa
perang antar negeri . oleh karenanya , keterangan Buku Bambu tersebut patut diragukan
kebenarannya.
Penguasa Dinasti Shang setelah Aoding adalah saudaranya yang bernama
Taigeng.penggantinya adalah putranya yang bernama Xiaojia. Ia digantikan kembali oleh
adiknya yang bernama Yongji. Pada masanya pamor dinasti Shang mengalami
kemerosotan , sehingga para raja bawahan menolak untuk menghormatinya . oleh karena
itu , tidak lama kemudian Yongji digeser oleh saudaranya yang bernama Taiwu . kaisar
baru ini lalu mengangkat Yi she , putra Yi Yin , sebagai perdana menteri. Kejayaan Shang
bangkit kembali dan para raja bawahan bersedia untuk mengakui kekuasaan kaisar seperti
sedia kala . Taiwu diberi gelar sebagai Zhong zong atau nenek moyang tengah .
Negara Shang menyuruh raja memposisikan diri sebagai pemimpin dalam pengambilan
keputusan, memberikan perintah, memimpin pasukan militer, dan melakukan banyak hal lain
- dia bahkan secara pribadi terlibat dalam mengelola pertanian negara. Dari diskusi
sebelumnya, kita melihat bahwa dia dikelilingi oleh sekelompok orang yang menjawab
perintahnya dan membantunya dalam berurusan dengan urusan sehari-hari. ( Lin,1982)
Dinasti Shang mengenal adanya kelas pendeta (shaman) yang bertujuan untuk
melakukan pemujaan terhadap leluhur ataupun para dewa, sedangkan rakyatnya
mengembangkan suatu kepercayaan politeistik yang terdiri dari berbagai makhluk dewa dan
setengah dewa (seperti di yunani kuno) . kepercayaan ini berbeda dengan kepercayaan dinasti
berikutnya yang tidak lagi bersifat politeistik dan lebih menekankan pemujaan terhadap
langit. Ini tampak nyata dalam ungkapan konfusius bahwa masyarakat shang memuja guishen
(gui artinya hantu dan shen berarti dewa) yang dapat diartikan sebagai ruh – ruh alam ,
sedangkan masyarakat Zhou menghormati tetapi menjaga jarak terhadap mereka.
2.1.4 Garis Keturunan Dinasti Shang Selanjutnya
Meski telah meruntuhkan Dinasti Shang , Ji Fa masih memberi kesempatan pada
pangeran Lufu, putra Zhouxin, untuk meneruskan garis keturunan Dinasti Shang . setelah
Lufu wafat , garis keturunan Dinasti Shang berlanjut pada wugeng . pada saat Zhougong
menjadi wali bagi kaisar Zhou Chengwang . ia berkomplot dengan saudara – saudara
wuwang untuk merebut kekuasaan . usaha perebutan ini digagalkan dan wugeng dihukum
mati oleh Zhougong . selanjutnya , Zhougong memilih kakak Zhouxin yang bernama
weizi sebagai pewaris Dinasti Shang dan menganugrahi gelar sebagai bangsawan (gong)
song. Setelah weizi wafat weizhong mewarisi wilayah ini. Ia merupakan leluhur
konfusius yang ke-14 . jadi konfusius , ahli filsafat tersohor dari china sesungguhnya
masih merupakan keturunan dinasti shang.
2.1.5 Perkembangan Seni , Teknologi, dan Sosial – Budaya Semasa Dinasti shang
Peninggalan dinasti Shang adalah apa yang disebut tulang – tulang ramalan . ia tak
lain dan tak bukan adalah tulisan – tulisan pada tulang tempurung kura – kura . pada
mulanya , orang tak menyadari betapa berharganya benda – benda tersebut dan
menjadikannya sebagai obat semata . orang meyakini bahwa itu adalah tulang
belulang naga dan dapat menyembuhkan berbagai penyakit . hal ini berlangsung
hingga tahun 1899, tatkala seorang pengumpul barang kuno memberikannya pada
salah seorang menteri kaisar Dinasti Qing. Mulai disadari bahwa tulang – tulang itu
merupakan peninggalan berharga yang memperlihatkan contoh huruf – huruf china
kuno berusia ribuan tahun .
Wang yirong seorang anggota majelis hanlin membeli 2 kumpulan tulang itu
dari beberapa saudagar di Beijing pada tahun 1900. Kebetulan pada tahun yang sama
meletus pemborantakan Boxer dan sebagai akibatnya Wang Yirong membunuh
dirinya. Anaknya lalu menjual tulang – tulang itu pada seorang sastrawan bernama
Liu E (alias Liu Dieyun ) . Buku pertama tentang tulang – tulang itu dipergunakan
untuk meramal dan menanyakan berbagai hal pada para dewa serta ruh nenek moyang
, seperti perjalanan , perburuan,penangkapan ikan , hal ihwal peperangan , iklim serta
panen di masa mendatang , penyakit , mimpi ,nasib, dan lain sebagainya. Tulang –
tulang itu dibakar setelah pertanyaan dituliskan diatasnya dan orang zaman itu
meyakini bahwa jawabannya dapat ditafsirkan dari bentuk retakan – retakan tulang
tersebut , yang timbul sebagai akibat proses pembakaran .
Selain menggunakan tulang , masyarakat zamn itu juga mempergunakan
bambu serta semacam kertas yang terbuat dari gelagah untuk menulis. Hanya
sayangnya bahan – bahan semacam ini tentunya tidak sanggup bertahan lama .
Bangsa shang telah mengenal semacam alat tulis dari bulu (pit) yang mirip dengan
yang dipergunakan saat ini.
Prestasi dinasti shang lainnya adalah dalam bidang pertanian dan peternakan .
mereka telah mengembangkan teknologi tinggi dalam membudidayakan jewawut ,
gandum , dan jelai . selanjutnya dalam bidang peternakan masyarakat shang telah
mengembangbiakkan ulat sutra , babi,anjing,domba, dan sapi.
Penggalian kembali kuburan yang berasal dari zaman Dinasti Shang
memberikan gambaran mengenai tingginya budaya dan kehidupan social
kemasyarakatan semasa dinasti shang . teknik pembuatan barang – barang dari
perunggu telah begitu tingginya . temuan bejana perunggu yang paling tersohor
adalah bejana berkaki empat simuww , yang beratnya mencapai 732,84 kg dan
dikenal sebagai bejana perunggu terbesar di dunia .
Pada masa Dinasti Shang berkembanglah sistem perbudakan ,di mana kaum
bangsawan hidup dalam kemewahan , sementara kaum budak hidup dalam kondisi
yang sangat buruk. Setelah pemilik budak meninggal, budak – budaknya juga dikubur
hidup – hidup sebagai korban bersama – sama dengan persembahan berupa hewan .
Lebih jauh lagi kaisar - kaisar dinasti Dinasti Shang seluruhnya dinamai berdasarkan
batang langit , baik dikarenakan itu merupakan tanggal kelahiran ataupun naik
tahtanya mereka.mungkin pula batang – batang langit itu merupakan nama – nama
dewa , sebagaimana halnya anak – anak bangsa barat yang dinamai seturut nama
orang – orang suci.
Belakangan sebagai pelengkap bagi 10 batang langit itu , orang menciptakan
apa yang disebut 12 cabang bumi : zi, chou, yin, mao, chen , yi, wu, shen ,you, xu,
hai. Satuan yang lebih besar dari minggu adalah enam pekan atau sama dengan 60
hari . selain itu , terdapat bulan yang terdiri dari 30 atau 29 hari . satu tahun biasanya
terdiri enam kali enam pekan atau 360 hari dan agar cocok dengan peredaran musim ,
harus ditambahkan satu atau dua minggu , sebulan atau dua bulan setelah beberapa
tahun.
Berdasarkan tulang – tulang ramalan itu, O. dan E. Lattimore menyatakan
bahwa masyarakat Shang bukanlah masyarakat primitif . penggalian ibukota Dinasti
Shang memperlihatkan bahwa penduduknya telah mencapai kemakmuran serta
peradaban tinggi . mereka hidup dalam sebuah kota besar yang dikelilingi tembok
sangat maju.Masyarakat shang juga sudah mengenal kereta , di mana ini terbukti oleh
adanya tulisan piktograf.
Setelah kematian Pan Geng, dinasti Yin dipimpin oleh Zhou. Kaisar Zhou mempunyai
sifat seperti Xia Cie ia hanya tertarik pada kesenangan sendiri dan melupakan nasib rakyat-
rakyatnya. Kaisar Zhou membangun Paviliun rusa yang mewah dan istana-istana yang megah
di daerah Zhaoge, yaitu ibukota alternatif (kini kabupaten Qi, privinsi Henan). Di tempat itu
juga ia menyimpan seluruh kekayaannya, yang berisi emas, perak, perhiasan dan harta
lainnya yang ia kumpulkan. Selain itu, ia juga membangun sebuah gudang penyimpanan yang
megah dan dinamakan Cu Qiao yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan bahan pangan
yang ia rampas dari rakyatnya. (Yuzhang dan Handa, 2014:12)
Ia mempunyai sebuah kolam dengan anggur dan menciptakan hutan dari potongan-
potongan daging besar yang digantung sesuai dengan keinginannya. Perilaku buruknya juga
dapat dilihat dari kebiasaannya dan selir favoritnya Da Ji, yaitu dengan menikmati kehidupan
yang tak senonoh dan tidak bermoral. Kekejamannya juga dapat dilihat dari hukuman
penyiksaan yang kejam terhadap rakyatnya dan bangsawan yang berani menentangnya.
Orang-orang yang menentang di tanggak lalu dipanggang hingga mati di sebuah tisng
perunggu yang sangat panas. Kekejaman-kekejaman Zhou tersebut yang mempercepat
keruntuhan dinasti Shang. (Yuzhang dan Handa, 2014:12)
Sebuah suku di barat yaitu suku Zhou, pada saat itu sedang berkembang. Zhou adalah
suku kuno pada saat runtuhnya dinasti Xia, suku ini mendiami daerah yang terletak di
provinsi Shaanxi dan Gansu. Mereka berada di tempat tersebut untuk menghindari gangguan
dari serangan-serangan dari suku pengembara Rong dan Di. Kepala suku Zhou bernama
Gugong dan Fu, mereka memimpin rakyatnya berpindah ke daratan di kaki gunung (kini
sebelah timur laut kabupaten Qishan, provinsi Shaanxi) dan mereka menetap disana.
(Danandjaja, 2007:32)
Saat Ji Chang (yang kemudian dikenal dengan gelar raja Wen dari Zhou, cucu
Gugong dan Fu menjadi pemimpin suku Zhou telah menjadi sangat kuat. Raja Wen dan Zhou
adalah negarawan yang gaya hidupnya berbeda dengan raja Zhou dari Shang yang suka
mabuk-mabukan, berburu, dan menghukun rakyatnya. Raja Wen dan Zhou melarang seluruh
rakyatnya untuk mabuk-mabukan dan juga melarang para bangsawan untuk melakukan
perburuan, karena sering kali pada saat berburu seseorang akan merusak tanaman pertanian.
Dia menyerukan agar rakyatnya lebih banyak memelihara atau berternak sapi dan kerbau
serta menanam tanaman pangan. Selain itu, karena kemampuannya yang dapat mendekati
orang-orang berbakat ia mampu menarik sebagian besar dari mereka untuk mengabdi
kepadanya. (Danandjaja, 2007:32)
Dengan bangkitnya suku Zhou dianggap sebagai ancaman besar oleh suku Shang.
Mentri kepala Shang Zhou, yaitu Chong Houhu mengatakan kepada Shang Zhou sangat
berpengaruh dan apabila tidak dicegah akan dapat membahayakan dinasti Shang. Shang Zhou
memerintahkan penangkapan raja Wen dan kemudian dipenjarakan di Yiouli (kini di sekuitar
kabupaten Tang Yin, di provinsi Henan). Kaum bangsawan Zhou, mencoba memberikan
wanita-wanita cantik, kuda-kuda gagah dan harta benda lainnya kepada Shang Zhou, sambil
menghujani para penasihat dekat Shang Zhou dengan hadiah-hadiah. (Han,2012:15)
Melihat para wanita-wanita cantik itu, Shang Zhou tersenyum lebar dan mengatakan
kepada kaum Zhou bahwa sebenarnya satu hadiah saja sudah cukup untuk mebebaskan Ji
Chang. Dengan cepat ia membebaskan raja Wen dari Zhou. Ketidak mampuan dan
kekejaman Shang Zhou meneguhkan keputusan raja Wen untuk menyerang dinasti Shang. Ia
membutuhakn seorang jendral yang bijak untuk membantunya berperang. Dengan diam-diam
ia mencari sosok tersebut. (Yuzhang dan Handa, 2014:15)
Pada suatu hari raja Wen membawa putra-putranya dan beberpa prajurit naik kereta
untuk berburu di tepi utara sungai Wei. Di tengah perjalanan, ia melihat seorang laki-laki tua
yang sedang memancing di sungai, seakan tidak mendengar gerak kereta dan hentakan kuda
raja Wen. Karena penasaran dengan ketenangan yang dilakukan oleh kakek tua tersebut raja
Wen kemudian turun dari keretanya dan berbincang-bincang dengan laki-laki tua tersebut.
(Dar,2012:33)
Kemudian ia mengetahui bahwa nama lelaki tua itu adalah Jiang Shang (atau Lu
Shang, Lu adalah nama tanah kekuasaan leluhurnya) dan mengetahui bahwa ia adalah
seseorang yang pandai dalam siasat perang. (W Yusin, 2014:17)
Lalu raja Wen berkatapada kake tersebut bahwa mendiang kakeknya pernah berkata
kepadanya bahwa kelak ia akan menemukan seorang lelaki yang dapat membantunya untuk
menjadikan suku Zhou menjadi suku yang hebat. Raja Wen mengatakan bahwa kakeknya
telah lama menantikan laki-laki tersebut. Kemudian ia mengundang Jiang Shang ke istana
bersamanya dan laki-laki tua itu setuju. (Ong, 1996:62)
Jiang Shang kemudian berganti nama menjadi Taigong Wang (yang diharapkan oleh
sang kakek). Dinamakan seperti itu karena ia adalah seorang yang menurut ramalan kakek
raja Wen merupakan seseorang yang akan membuat suku Zhou hebat. Dalam kisah-kisah
yang populer, ia dikenal sebagai Jiang Taigong. (W Yusin, 2014:17)
Taigong Wang terbukti merupakan tangan kanan yang berharaga bagi raja Wen.
Kemudian ia menganjurkan peningkatan produksi dan digabungkan dengan peningkatan
militer yang maju. Ketika kekuasaan suku Zhou semakin besar, suatu hari raja Wen bertanya
kepada Taigong Wang, bahwa raja Wen berencana menggulingkan seorang Tiran negeri
manakah menurut Taigong Wang yang harus dikalahkan pertama-tama. Taigong Wang
berkata bahwa harus mengalahkan Mi Xu terlebih dahulu. (Retnoningsih,2012:47)
Kemudian penasehat lain mengajukan keberatan, karena raja dari Mi Xu sangat suluit
dikalahkan dan mungkin tidak bisa dikalahkan. Taigong Wang berkata bahwa raja dari Mi Xu
kehilangan dukungan dari rakyatnya karena kekejamannya kepada rakyatnya. Jadi tidak ada
yang perlu ditakutkan lagi apapun terhadapnya, bahkan jika ia memiliki sepuluh kali lebih
kuat dari kekuatannya. (Han,2012:15). Ketika pasukan raja Wen mendekati Mi Xu, rakyat
didaerah tersebut memberontak, bahkan sebelum perang diumumkan. Mereka segera
mengikat rajamereka dan menyatakan setia kepada raja Wen. (Yuzhang dan Handa, 2014:17).
Tiga tahun kemudian, raja Wen mengirim pasukan melawan Chong (sebelah timur kabupaten
Hu, di provinsi Shaanxi). Setelah dapat menundukkan negeri Chong, kemudian raja Wen
mulai mendirikan tembok kota dan membangun ibukotany disana. Kota tersebut dinamakan
Fengyi. Beberapa tahun kemudian suku Zhou secara bertahap memperluas kekuasaannya di
hampir seluruh daerah dibawah kekuasaan Shang, seiring dengan semakin bertambahnya
suku yang berpihak kepada raja Wen. (Retnoningsih,2012:48)
Tetapi Raja Wen tidak sempat melihat keberhasilan suku Zhou dalam meruntuhkan
dinasti Shang, karena Ia meninggal dunia karena penyakit yang di deritanya pada saat
mempersiapkan pengiriman pasukan untuk menyerang Shang Zhou. (W Yusin, 2014:15).
Setelah kematian Raja Wen dari Zhou, anaknya Ji Fa naik tahta dengan gelar Raja Wu dari
Zhou. Ia meminta agar Taigong Wang menjadi mentornya dan saudara laki-lakinya untuk
menuntunnya memimpin Suku Zhou. Ia juga memilih Adipati dari Zhou yaitu Shi sebagai
pendampingnya untuk membantunya membenahi pemerintahan dan membentuk bala tentara
yang kuat dan tangguh untuk persiapan perang melawan Shang Zhou. (Dar, 2012:33)
Setaun berikutnya ketika Raja Wu bergerak bersama pasukannya ke Mengjin (kini di
timur laut Mengjin, Provinsi Henan), dimana ia meninjau pasukannya, lebih dari 800 raja
kerajaan-kerajaan kecil dengan sukarela bergabung dengannya. Mereka menginginkan agar
Raja Wu segera menyerang Shang dan Ia sendiri menjadi pemimpin dari pasukan tersebut.
Tetapi saat itu Raja Wu yakin pada saat itu bukanlah waktu yang tepat dalam penyerangan
sehingga ia dan pasukannya kembali ke Fengyi setelah menginspeksi pasukannya. (Ong,
1996:62)
Sementara itu, pemerintahan Shang Zhou dari buruk menjadi semakin memburuk dan
membuat pangeran Bi Gan, Ji Zi, dan Wei Zi, dari Shang menjadi semakin khawatir akan hal
tersebut dan mencoba membujuknya agar merubah cara-caranya memerintah. Tetapi saran
dari ketiga pangeran tersebut ditentang dan malah membuatnya murka. Ia juga
memerintahkan agar Bi Gan dibunuh dengan cara yang sadis dan dada pangeran itu kemudian
dibuka agar dapat diiihat isi dalam hatinya itu apa. Ji Zi selamat dari nasib yang sama dengan
cara berpura-pura gila, tetapi ia malah dijadikan sebagai budak. Karena hilangnya harapan
terhadap keberlangsungan dinasti Shang WeiZie pergi meninggalkan Zhaoge untuk
selamanya. (W Yusin, 2014:15)
Pada tahun pertama abad kesebelas SM, Raja Wu menerima kabar bahwa Shang Zhou
telah menjadi sampah dikalangan rakyat dan kerabat. Dengan kabar tersebut Raja Wu
berpikir bahwa waktu tersebut adalah waktu yang tepat untuk melakukan penyerangan
terhadap Shang. Kemudian Ia mengerahkan 50.000 tentara yang tangguh untuk melakukan
penyerangan dan menunjuk Taigong Wang yang ahli dalam siasat berperang menjadi
komandan tertinggi pasukan. Bala tentara itu menyebrangi sungai Kuning menuju ke Timur,
kemudian setelah tiba di Mengjin pasukan tersebut segera bergabung dengan pasukan dari
800 kerajaan-kerajaan kecil. Di Mengjin Raja Wu memimpin upacara gelar pasukan, dan
menyebutkan kejahatan dan kekejaman dari Shang Zhou dan menyerukan agar bersatu dan
segera menumbangkannya. (Ong, 1996:63)
Suatu hari dua orang menghadang pasukan Raja Wu, dan meminta agar dapat bertemu
dengan Raja Wu. Mereka adalah anak raja dari Gu Zhu (kini Lolong di Provinsi Heberi),
yang tua adalah Bo Yi dan muda adalah Shu Qi. Ketika mengetahui bahwa akan ada
penyerangan mereka berdua bergegas untuk segera menghentikan peperangan sebelum
terjadi. (Yuzhang dan Handa, 2014:20)
Raja Wu dari Zhou menerima mereka dan mereka mencengkrang tali kendali kuda
yang ditunggangi raja Wu. Mereka berkata “kaisar Zhou adalah kaisar dari langit, dan anda
adalah hambanya. Bagaimana mungkin seorang hamba menentang putra langit ? itu adalah
penyimpangan yang tidak masuk akal!” (W Yusin, 2014:10)
Para prajurit dan perwirayang mengapit raja Wu sangat marah mendengar kata-kata
tersebut mereka pun langsung mengeluarkan pedang dan hampir membunuh dua bersaudara
itu. Tetapi, Taigong Wang melarang para prajurit menyakiti mereka dan menyuruh dua
bersaudara itu pergi. Taigong Wamng tidak mengetahuikedua bersaudara tersebut trauma
karena kejadian ituhhingga mereka pergi naik ke gunung Shouyang lalu bunuh diri dengan
cara tidak memakan apa-apa. (Han,2012:16)
Pasukan dari raja Wu yang akan menyerang Shang Zhou, yang di persenjatai dengan
semangat juang tinggi, membelah pertahanan musuh seperti kapak yang membelah bambu,
dan dengan cepat mereka mencapai Muye (kini sebelah barat daya kabupaten Qi, di provinsi
Henan), hanya 70 Li (satu Li = 0,5 Km) dari Zhao Ge. (Retnoningsih,2012:49). Shang Zhou
yang mendengar kabar tersebut segera mengirimkan 700.000 pasukannya di Muye untuk
menghadang pasukan penyerang yang mendekat dan menghentikan laju pasukan raju Wu.
Raja Wu berpikir bagaimana50.000 orang dari pasukannya dapat mengalahkan 700.00 bala
tentara dari pasukan Shang Zhou. (W Yusin, 2014: 7)
Walaupun begitu lebih dari setengah bala tentara Shang terdiri dari budak dan tahanan
dari suku Yi Timur. Yang terburu-buru untuk dikerahkan sebelum mendapatkan pelatihan,
mereka adalah budak yang menderita di bawah tekanan dan siksaan Shangh Zhou. Mereka
sangat membenci Shang Zhou dan tidak sudi mati demi dia. Ketika raja Wu melancarkan
serangan bertubi-tubi di Muye, mereka berbalik dan mengarahkan senjata meraka ke pasukan
Shang. Tidaklama kemudian pasukan Shang bercerai-berai dan hancur. Mendapatkan
kemenangan dengan cukup mudah, Taigong Wang memimpin pasukan Zhou memburu sisa-
sisa pasukan Shang sampai ke Zhaoge, ibukota Shang. (Han,2012:19)
Didesak mundur ke Zhaoge, Shang Zhou menyadari bahwa permainannya telah usai
kemudian ia berlindung didalam paviliun Rusa, membakarnya lalu melemparkan dirinya ke
dalam api. Setelah menumbangkan Shang, raja Wu dari Zhou memindahkan ibukotanya dari
Fengyi ke Haojing (kini di sebelah barat Xi’an, di privinsi Shaanxi) dan mendirikan dinasti
Zhou. (Danandjaja, 2007:32). Raja Shang Zhou Wang [商纣王] adalah Raja terakhir Dinasti
Shang yang terkenal dengan kekejamannya dalam Sejarah China. Kesayangannya terhadap
Permaisurinya Da Ji [妲己] membuat Raja Shang Zhou Wang menjadi lebih Kejam. Satu per
satu Menteri yang Setia terhadapnya diusir dan dibunuh, diantaranya adalah Shang Rong [商
容 ], Bi Gan [ 比 干 ], Wei Zi [ 微 子 ], Ji Zi [ 箕 子 ] dan masih banyak lagi. Kekuasaan
Pemerintahan sepenuhnya diberikan kepada Fei Zhong [费仲] dan Menteri lainnya yang juga
bermoral rendah. (Ong, 1996:64)
Para Menteri, Bangsawan dan juga para Kepala Negara Adipati sangat kecewa dengan
perbuatan Raja Shang Zhou Wang dan menganggap Raja Shang Zhou Wang sudah tidak
pantas menjadi Raja mereka. Pada tahun 1027SM, Kepala Negara Adipati Zhou [ 周 ]
menobatkan diri menjadi Raja Zhou Wu Wang [ 周 武 王 ] kemudian memimpin para
Bangsawan dan Kepala Negara Adipati lainnya melakukan perlawanan terhadap Raja Shang
Zhou Wang. Dalam Pertempuran “Mu Ye [ 牧 野 ], Pasukan Raja Zhou Wu Wang berhasil
mengalahkan Pasukan Dinasti Shang. Sadar akan kekalahannya, Raja Shang Zhou Wang
kemudian membunuh diri dengan membakar dirinya di Istana. Dengan demikian berakhirlah
Dinasti Shang yang memerintahkan Zhong Yuan (China) selama 500-an tahun ini.
(Danandjaja, 2007:33)
Meskipun dinasti Shang telah dihancurkan, para bangsawan dan pemilik budak dari
dinasti tersebut masih tetap mempertahankan pengaruh mereka di masyarakat. (Han,2012:17)
1. Dinasti Shang telah berhasil menciptakan huruf kaligrafi bahasa cina kuno, yang
dinamakan jiaguwen (huruf kaligrafiyang diukir diatas tulang atau di atas kulit hewan
yang keras) dan Jienwen (huruf yang diukir diatas lempengan tembaga) atau
Zhongdingwen (huruf yang di ukir atau di cor di atas ornamen logam). (W Yusin,
2014:7)
2. Hasil temuan atau ciptaan pada dinasti Shang adalah ilmu peleburan atau pelumeran
logam tembaga. Menurut penelitian yang telah diadakan, pada zaman dinasti Shang
ini mereka telah jarang menggunakan batu atau tulang untuk membuat senjata, alat-
alat kerja, maupun benda-benda atau prnamen yang digunakan dalam kehidupan
sehari-hari melainkan menggunakan tembaga atau logam lainnya. Sehingga tehnik
dan produksi jauh lebih efektif. Hasilnya pun berkembang dengan produktivitas yang
lebih tinggi. (W Yusin, 2014:7)
3. Mereka juag mempunyai instansi pemerintah, pegawai negri, pengadilan, penjara,
tentara, pendidikan, biroagama, kepercayaan dll. (W Yusin, 2014:7-8)
4. Penggunaan ramalan tulang yang digukan oleh dinasti Shang. Ritual ini menggunakan
bagian-bagian tubuh hewan untuk meramal yang sebagian telah digali dan ditemukan.
Tulang-tulang ini memiliki tulisan yang dapat dihubungkan dengan huruf-huruf yang
digunakan dalam naskah klasik dan akhirnya menjadi dasar bagi huruf tiongkok
modern (Wassertrom, 2000).
5. Penemuan arkeologis juga telah membuktikan prestasi dinasti Shang, dimana pada
masa itu telah dicapai teknologi yang tinggi dalam bidang pertanian.
(Retnoningsih,2012:45)
6. Selain itu orang pada jaman itu telah dapat pula menghasilkan bejana-bejana dari
perunggu. Temuan bejana perunggu yang paling tersohor adalah bejana berkaki empat
simuwu, yang beratnya mencapai 732,84 kg dan dikenal sebagai bejana perunggu
yang terbesar di dunia. (Yuzhang dan Handa, 2014:22)
Pada tahun 1077 SM , Ji Chang wafat dan putranya yang lain Ji Fa naik tahta dengan
gelar wuwang . ia segera memimpin ke-800 raja muda lainnya untuk memerangi Dinasti
Shang . Di hadapan raja muda itu Wu Wang berpidato isi pidatonya intinya Zhouxin tidak
lagi mengindahkan ketetapan langit dan menimbulkan malapetaka bagi segenap umat
manusia di dunia. Ia bertindak semaunya sendiri dan bertindak kejam pada rakyat
Zhouxin tidak bersedia menyesali perbuatannya .
Serangan terhadap kaisar Zhouxin langsung dilancarkan , dimana ia mengalami
kekalahan telak berulang kali . setelah kalah dalam peperangan di muye , Zhouxin yang
sudah putus asa membakar dirinya sendiri di ruang Zhaixing yang terletak dalam istana
Lutai , sehingga dengan demikian berakhirlah dinasti Shang untuk selama – lamanya .
DAFTAR PUSTAKA
Retnoningsih, Sri dkk, 2012. “Visualisasi Tulisan 14 Hanzi Dasar Berupa Piktograf Sebagai
Metode BelajarMudah Mengenal Aksara China”.Jakarta: Jurnal Itenas Rekarupa. Vol.3,
No. 3:43-54 http://journalarticle.ukm.my/1524/1/1.pdf