Anda di halaman 1dari 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dinasti Qin (Hanzi: 秦朝, hanyu pinyin: Qin Chao) (221 SM - 206 SM) adalah satu dari tiga dinasti yang paling

berpengaruh di Tiongkok sepanjang sejarahnya. Dinasti Qin terkenal sebagai dinasti yang pendek umurnya, Karena
lemahnya kemiliteran, dinasti ini tidak bertahan lama. Setelah kematian kaisar yang pertama di 210 SM, puteranya
digantikan oleh dua penasihat kerajaan sebelumnya, yang mengatur semua masalah administrasi di wilayah dinasti.
Keduanya bertengkar, dan menyebabkan kematian keduanya dan kematian dari kaisar kedua Dinasti Qin.
Pemberontakan muncul, dan kepemimpinan yang lemah ini dilimpahkan kepada Letnan Chu, yang akhirnya
mendirikan Dinasti Han. Meski terjadi keakhiran yang cepat, dinasti ini telah membawa pengaruh besar untuk
dinasti-dinasti berikutnya, dan nama China dari Eropa diyakini diambil dari dinasti ini.
BAB II PEMBAHASAN

A. Penghujung Dinasti Zhou


Dinasti Qin berawal dari kerajaan Qin yang dikuasai bangsawan bermarga Ying pada masa Dinasti Zhou. Leluhur
marga Ying, Bo Yi diceritakan pernah berjasa membantu Yu untuk meredakan banjir. Untuk itu, Kaisar Shun
kemudian menganugrahkan marga Ying kepada Bo Yi.
Salah satu keturunan Bo Yi kemudian mengabdi kepada Raja Xiao dari Dinasti Zhou. Berjasa untuk memelihara kuda
kerajaan, Raja Xiao lalu memberikan wilayah di Lembah Qin (sekarang di sekitar Tianshui, Gansu) untuk keturunan
Bo Yi tadi. Dari sinilah kerajaan Qin bermula.
Tahun 770 SM, Xiang dari Qin berjasa di dalam mengawal Raja Ping dari Dinasti Zhou dan mendapat gelar
bangsawan. Kerajaan Qin terbentuk dan kemudian menguasai wilayah Dinasti Zhou di sekitar Shaanxi. Masa ini
disebut sebagai Zaman Negara-negara Berperang karena puluhan negara besar-kecil saling bermusuhan dan kerap
berperang untuk merebut wilayah dan pengaruh kekuasaan. Tahun 221 SM, Raja Yingzheng (yang kemudian dikenal
sebagai Qín Shǐ Huáng atau Qin Shihuang) dari Qin melakukan agresi militer terhadap kerajaan lainnya di Dinasti
Zhou dan mempersatukan Cina di bawah satu pemerintahan terpusat.
B.Penyatuan daratan Tiongkok
Penaklukan enam negara oleh Negara Qin
 230 SM: Penaklukan kerajaan Han
 228 SM: Menyerang kerajaan Zhao
 227 SM: Menyerang kerajaan Yan
 225 SM: Penaklukan kerajaan Wei
 224 SM: Penaklukan kerajaan Chu
 222 SM: Penaklukan kerajaan Zhao dan Yan
 221 SM: Penaklukan kerajaan Qi, mempersatukan Cina
C. Memusatkan kekuasaan
Ying Zheng setelah mempersatukan Cina kemudian menciptakan gelar Huangdi yang merupakan gabungan dari

Huang (皇) dan Di (帝). Ia merasa ia lebih berjasa daripada Tiga Penguasa (三皇) dan Lima Kaisar (五帝) dari

Tiongkok kuno. Huangdi sendiri secara harfiah berarti penguasa dan kaisar tak tertandingi. Ia kemudian digelari
sebagai Shi Huangdi, yang bermakna Kaisar Pertama.
8
Ia kemudian menetapkan beberapa kebijakan pemerintahan yang memusatkan kekuasaan lebih lanjut di tangan kaisar,
mengubah system feodalisme istana menjadi system ketatanegaraan. Raja yang terdahulu jika mengusai negara lain,
maka raja tersebut akan membagi-bagikan daerah kekuasaan barunya kepada sanak famili dan para bangsawan, namun
tidak demikian halnya dengan Qin Shi huang. Dia menciptakan pemerintahan pusat yang belum ada sebelumnya,
membagi negara menjadi propinsi, kabupaten, kecamatan dan kelurahan. Pejabat propinsi dan kabupaten pun
ditetapkan oleh pemerintah pusat. Kaisar mempunyai kekuasaan absolut, para menteri mempunyai hak untuk
memberikan pandangan dan nasihat dalam penetapan kebijakan pemerintahan namun tidak punya hak untuk
memutuskan kebijakan. Pemerintahan pusat dijalankan oleh 3 menteri utama dan 9 menteri biasa. Menteri utama
terdiri dari perdana menteri dan 2 wakil perdana menteri. Perdana menteri menjalankan pemerintahan, sedangkan 2
wakil perdana menteri masing-masing bertugas sebagai pelaksana militer dan pemeriksa kontrol. Untuk hal ini,
mungkin dialah penguasa pertama di dunia ini yang menerapkan manajemen modern.
D. Menyatukan unit satuan
Di masa ini juga, berbagai aspek kehidupan seperti satuan berat, panjang, unit mata uang, aksara diseragamkan.
Bahkan jarak antara sumbu roda kereta kuda disamakan untuk memudahkan pembangunan jalan antar prefektur. Qin
Shihuang juga memerintahkan perbaikan dan pembangunan tembok besar yang sebelumnya telah dibangun pada masa
Dinasti Zhou untuk menahan serangan dari bangsa Xiongnu di utara.
E. Membangun Istana E Fang
Setelah mempersatukan Cina, demi menonjolkan wibawa dan kekuasaannya, Qin Shihuang membangun Istana E Fang
di Gunung Li yang pada saat merupakan istana terbesar dan termegah dalam sejarah Tiongkok.
Du Mu dari Dinasti Tang mengisahkan bahwa istana ini kemudian dibumi-hanguskan oleh Xiang Yu setelah berhasil
menggulingkan Dinasti Qin. Namun sebenarnya dalam sejarah resmi, tidak ada catatan mengenai terbakarnya istana
ini.
F. Runtuhnya Dinasti Qin
Sepeninggal Qin Shihuang, Zhao Gao berkomplot bersama Hu Hai dan Li Si memalsukan surat wasiat Qin Shihuang
untuk mewariskan tahta kepada Hu Hai serta memerintahkan eksekusi mati atas anak sulungnya, Fu Su. Hu Hai lalu
naik tahta dengan gelar Kaisar Qin Kedua.
Hu Hai sendiri adalah seorang kaisar yang lalim dan tidak cakap. Ini menyebabkan ia tak dapat menahan
pemberontakan di daerah-daerah. Bulan Juli 209 SM, 2 pejabat kekaisaran, Chen Sheng dan Wu Guang memberontak.
Pemberontakan besar-besaran kemudian dipimpin oleh Xiang Yu dan Liu Bang. Setelah Dinasti Qin runtuh,
peperangan pecah antara Liu Bang dan Xiang Yu yang kemudian dimenangkan oleh Liu Bang dan mendirikan Dinasti
Han yang akan berkuasa selama 400 tahun.
G. Sosial
Dinasti Qin menciptakan kebijakan pencatatan rumah tangga untuk pertama kalinya di Tiongkok. Dalam satu rumah
tangga tidak diperbolehkan adanya 2 pria yang mempunyai kemampuan kerja. Anak yang telah dewasa di haruskan
membentuk rumah tangga baru yang terpisah.
Di masa ini pula, pemerintah Qin melakukan transmigrasi besar-besaran dari daerah padat ke daerah-daerah tidak
berpenghuni yang baru ditaklukkan. Ini dilakukan untuk mendukung pembangunan di wilayah-wilayah yang masih
belum tersentuh oleh pembangunan. Selain transmigrasi oleh negara, seseorang tidak diperbolehkan berpindah-pindah
sesuka hati mereka tanpa izin pemerintah
H. Budaya
8
Setelah mempersatukan Cina, Sebagaimana yang sudah disebutkan di atas, arti penting Dinasti Qin bagi kebudayaan
Tionghoa adalah penyeragaman tulisan, dimana sebelumnya terdapat beberapa ragam tulisan. Qin Shihuang lalu

melakukan beberapa reformasi seperti penyatuan aksara menggunakan karakter Xiaozhuan (小篆) Kalau pada masa

ini kita hanya menjumpai satu sistim penulisan Bahasa Mandarin, maka ini adalah jasa Kaisar Qin Shi huangdi. Lebih
jauh lagi nama “China”, yakni sebutan Bangsa Barat untuk Tiongkok adalah berasal dari nama dinasti ini.
I. Sastra
Meskipun demikian terlepas dari jasa tersebut, dapat dikatakan juga bahwa zaman ini adalah zaman kemunduran
sastra. Kaisar Qin Shihuangdi merupakan seorang tiran yang kejam. Salah satu kekejaman yang dilakukannya adalah
dengan membakar buku-buku karya para ahli filsafat pada jaman sebelumnya salah contohnya kitab klasik nabi kongzi.
Hal ini dilakukan untuk mencegah kritik terhadap pemerintahannya. Para sarjana yang menolak untuk menyerahkan
kitab-kitab tersebut menjalani hukuman dikubur hidup-hidup. Tapi buku-buku itu tidak semuanya habis dibakar atau
disensor. Buktinya pada masa Dinasti Han masih banyak yang memiliki buku2 yang beraliran Ru Jia (Konfusianisme).
Yang dimusnahkan juga adalah buku-buku yang ditulis oleh para sarjana tentang kritikan yang tidak membangun dan
mencela kaisar Qin Shihuangdi mereka menolak pembangunan system baru yang membongkar habis pola pikir feodal
dan menuntut kembali pola kekaisaran tempo dulu. Sedangkan buku2 yang tidak dimusnahkan adalah buku2 pertanian
dari Nong Jia (ilmu pertanian), buku2 seni perang dari Bing Jia, buku-buku ramalan , dan buku-buku pengobatan. Dan
juga meninggalkan tembok raksasa.

Anda mungkin juga menyukai