Anda di halaman 1dari 11

A.

PENEMUAN BENUA AUSTRALIA

1.KEDATANGAN PENDUDUK ASLI AUSTRALIA

Menurut Elkin (1956) penduduk asli Australia ini dimasukan pada ras Australoid. Secara fisik as
ini memiliki cirri: kulit berwarna coklat, rambut ikal Australia ternyata berasal dari bahasa
penduduk asli Australia yang dalam bahasa Inggris berarti “a meeting place”. Oleh Elkin (1956)
penduduk asli Australia ini dimasukan pada ras Australoid. Secara fisik as ini memiliki cirri: kulit
berwarna coklat, rambut ikal bergelombang, muka dan tumbuh ditumbuhi oleh bulu-bulu yang
lebat, dahi sempit atau mundur, rongga mata dalam, alis mata menonjol, rahang menonjol, mulut
besar, tulan tengkorak tebal, tinggi badan rata-rata adalah 5 kaki dan 5/6 inci. Ciri-ciri mereka
tampaknya mirip dengan suku bangsa Toala di Sulawesi, orang Sakai di Malaysia, orang Veddas
di Srilangka, dan suku asli India Selatan.

Masih menurut Elkin (1956) penduduk asli Australia memasuki Australia dari arah utara.
Diperkirakan pintu masuknya adalah garis pantai utara, mulai dari Semannjung York di sebelah
Timur sampai pantai daerah Kimberley di sebelah barat. Sementara itu Shaw (1969) menjelaskan
bahwa kemungkinan mereka bergerak ke arah Australia karena terdesak oleh bangsa yang lebih
kuat. Dari daratan India dan semenanjung Malaysia mereka bergerak ke arah selatan dan melalui
Indonesia (Laut Timor, Laut Arafuru, dan Selat Tores) mereka selanjutnya masuk ke Australia.

Kapan mereka mulai datang ke Australia tidak dapat diketahui secara pasti. Ada yang
menyebutkan seribu atau beberapa ribu tahun yang lalu. Menurut Clark (1986) berdasarkan tes
karbon mereka diperkirakan sudah dari 30.000 tahun yang lalu. Hal tersebut senada dengan
pendapat Bereson dan Rosenbalt (1979). Sementara itu dalam buku The Official Bicentennial
Diary (1988). disebutkan mereka telah datang sekitar 40.000 atau mungkin 70.000 tahun yang
lalu. Terlepas dari kapan mereka datang ke Australia, namun yang pasti mereka jauh awal datang
dibandingkan orang-orang kulit putih.

2. PALAYARAN-PALAYARAN BANGSA PORTUGIS DAN BANGSA SPANYOL KE ARAH


PENEMUAN BENUA ASUTRALIA

Perbedaan pandangan tentang bentuk bumi ini dengan sendirinya menpengaruhi pendapat tentang
eksistensi benua australia. Bahkan sampai akhir abad ke-15 nampaknya orang Eropa masih
berpendapat tentang bentuk bumi. Salah satu tokoh terkenal yang mengemukakan pendapat ini
adalah ptolemy, seorang ahli matematika dan geografi yang tinggal di iskandaryah, salah satu
pusat Hellenisme pada masa itu. Dalam abad ke-2 Ptolemy mengemukakan bahwa di sebelah
selatan khatulistiwa ada suatu daratan yang luas untuk mengimbangi daratan-daratab yang luas
untuk mengimbangi daratan-daratan yang berada di sebelah utara. Oleh karena itu Ptolemy
menyebutnya Terra Australis incognita, yang berarti benua atau daratan selatan yang belum
dikenal. Di pihak lain ada yang menolak pendapat ini dengan menerima ajaran yang mengatakan
bahwa bumi berbentuk rata seperti tikar. Perbedaan pandangan iti terlihat dengan jelas pada empat
buah peta yang di terbitkan di eropa dalam abad ke-16.

Peta-peta berikut menggambarkan dunia dengan isi yang berbeda-beda. Pada peta pertama adalah
peta yang dibuat oleh Robert Thorne dalam tahun 1527. Dalam peta tersebut belum ada benua
Australia. Melihat peta ini dapat disimpulkan bahwa si pembuatnya belun nengetahui adanya
benua australia, atau dia menolak kemungkinan akan adanya daratan selatan atau terra australis
incognita itu. Peta kedua adalah peta yang diterbitkan di paris enam puluh tahun kemudian yaitu
pada 1587 juga belum memperlihatkan benua australia yang masih digambarkan sebagai lautan
terbuka yang kosong. Pada peta ketiga adalah peta yang dibuat di Amsterdam dalam tahun 1594.
Pada peta ini digambarkan di suatu daratan yang sangat luas dan diberi nama Terra Austraiis. Peta
keempat adalah peta yang dibuat dalam tahub 1595 oleh Hondius, dalam peta ini digambarkan
jaga Terra Australis. Bentuk daratan itu tidak sebagaimana bentuk Australia yang sebenarnya.
Kedua peta pertama kiranya dapat dipandang sebagai mewakili pandangan orang-orang eropa
yang tidak setuju adanya antipodes, sedangkan dua yang terakhir nampaknya setuju.

Hal lain yang dapat disimpulkan dari apa yang digambarkan oleh keempat peta di atas,adalah
bahwa sampai akhirnabad ke-16 orang Eropa belum mengetahui sedikitpun tentang benua
australia. Kedua pihak, baik yang menolak maupun yang menerima antipodes, sama-sama belum
mengetahui Australia yang sebenarnya.

Selain itu selama abad ke-15 dan ke-16 suatu rangkaian peristiwa penting membuka jalan laut
baru dari Eropa ke ''Dunia Timur'' dan ke ''daerah-daerah baru''. Pedagang-pedangang Eropa
bersaing tajam untuk memperoleh keuntungan dari perdagangan barang-barang seperti sutra,
rempah-rempah, emas, permata, dan gula serta barang-barang lain yang dihasilkan oleh Dunia
Timur dan diperlukan oleh orang-orang Eropa. Termasuk juga Bangsa Portugis dan Spanyol yang
dari dahulu identik dengan kesuksesan pelautnya dalam mengarungi samudra dan menemukan
daerah baru. Bartholomeus Diaz adalah pelaut Portugis yang mampu mencapai sebuah tanjung
yang kemudian dikenal sebagai tanjung pengharapan baik. Ada lagi Vasco De Gama yang
mencapai India sekitar abad 15. Mereka yang memberikan kesempatan bagi bangsanya untuk
mendapatkan barang dagangan dengan melakukan pelayaran sesuai jalur yang telah dilalui
sebelumnya. Selain itu keberhasilan Ekspedisi yang dilakukan oleh bangsa spanyol di bawah
pimpinan oleh Magellan dalam membuktikan bahwa bumi itu bulat juga merupakan peristiwa
yang penting untuk menemukan benua Australia. Dengan demikian bahwa pelayaran dari Bangsa
Portugis dan Spanyol ini memberikan jalan mudah kepada Bangsa Eropa lain untuk menemukan
Terra Australis Incognita atau benua Australia.

3. PELAYARAN-PELAYARAN DAN PENEMUAN ORANG-ORANG BELANDA

Terjadinya Reformasi dengan segala akibatnya memaksa belanda mencari jalan sendiri ke
Indonesia. Keberhasilan belanda membangun pos-posnya di Indonesia sangat memungkinkan
penemuan benua Australia. Baik secara tidak sengaja maupun secara hasil penyelidikan. Sejak
tahun 1606 pada saat itu pelaut Belanda menemukan daratan Australia di bawah pimpinan willem
Janez, sampai tahun 1644, yaitu berakhirnya ekspidisi Tasman yang kedua yang dipimpin oleh
Abel Tasman, orang-orang Belanda telah berhasil menemukan dan memetakan sebagian besar
pantai Australia, yaitu pantai utara, pantai barat, dan separuh pantai selatan. Semula mereka
menyebut daratan itu sebagai Het Land van de Eendracht, namun setelah pelayaran Tasman
mereka menyebutnya New Holland. Akan tetapi bagi Belanda, New Holland tidak memberikan
keuntungan materil sebanyak-banyaknya sehingga Sejak saat itu semua kegiatan penyelidikan
pada saat itu dihentikan.

4. PELAYARAN-PELAYARAN DAN PENEMUAN ORANG-ORANG INGGRIS

Pelaut Inggris yang pertama kali sampai di Australia adalah William Dampler pada tahun 1688.
Wilayah yang dikunjungi oleh dampler sama dengan wilayah yang dikunjungi oleh pelaut-pelaut
Belanda sehingga tidak segera menghasilkan dampak baru bagi dunia itu. Setelah William
Dampler kembali ke Inggris, ia menerbitkan tulisan tentang pelayarannya itu. Tulisannya itu tepat
sekali waktunnya, karena rupannya pada ssat itu pemerintah Inggris sudah memikirkan untuk
mendapatkan daerah baru dekat di dekat Indonesia untuk tidak membiarkan seluruh keuntungan
perdagangan di wilayah itu dikuasai oleh Belanda. Oleh karena itu pemerintah Inggris terdorong
untuk menyelidiki New Holland. Penemuan Inggris yang paling berarti bagi benua itu adalah
penemuan James Cook atas pantai timur Australia pada tahun 1770. Berbeda dengan kesan
Belanda, Cook memandang daratan yang ditemukannya itu memberikan harapan kehidupan yang
cerah, sehingga ia meng-claim daratan itu jadi milik Inggris, dan diberi nama New South Wales.
Laporan-laporan Cook, Joseph Banks, Solander, dan Maria Marta, membangkitkan niat dari
pemerintahInggris untuk mendudukinya. Dengan demikian Cook dipandang sebagai penemu
Australia yang sebenarnya, karena penemuannya itulah yang mengubah perjalanan sejarah
Australia hingga mencapai bentuknya yang sekarang menuju masa depan yang akan datang.

BAB III

PEMBENTUKAN KOLONI INGGRIS DI NEW SOUTH WALES

1. MOTIF YANG MENDORONG PEMBENTUKAN KOLONI


Alasan tradisional yang melatar belakangi pembentukan koloni Inggris di New South Wales
adalah kebutuhan akan tempat pembuangan narapidana dari Inggris, terutama sesudah
Amerika Srikat memperoleh kemerdekaannya. Masalah narapidana ini berkaitan dengan
kondisi masyarakat yang buruk pada saat itu, terutama pengangguran, kemiskinan, dan
kejahatan.
Revolusi Industri yang mendorong perubahan besar di bidang ekonomi dan social, melahirkan
ekses-ekeses yang sukar di atasi dan menambah kacaunya kondisi masyarakat pada waktu itu,
Urbanisasi dengan segala konsekuesinya menambah rumitnya keadaan di kota-kota Industri.
Dalan suasana seperti ini pemerintah Inggris ingin tetap menegakkan keadilan dalam
masyarakat. Bahkan ada kecendrungan pengadilan menjatuhkan hukuman berat bagi kesalahan
yang tergolong ringan, dengan harapan masyarakat takut atau jera melanggar hukum.
Akibatnya semakin hari semakin bertambah, dan jumlah narapidana yang harus dibuang pun
semakin banyak.
Sebelum Revolusi Amerika, para narapidana yang terkena hukuman buang ditransportasikan
ke koloni-koloni inggris di Amerika Utara itu. Antara tahun 1717 dan waktu meletusnya
Revolusi Amerika tercatat tidak kurang dari 50.000 orang narapidana yang ditransportasikan
ke Amerika Utara, terutama ke Virginia dan Maryland. Selama perang berlangsung antara
Inggris dengan rakyat di daerah koloninya itu transportasi narapidana terpaksa dihentikan.
Masalah lain yang merupakan akibat Revolusi Amerika bagi Inggris adalah masalah
“American Loyalists”, yaitu rakyat Inggris di kolini itu yang selama berlangsungnya revolusi
tetap setia kepada pemerintah Inggris dan menantang Revolusi.\
Sebelum masalah American loyalists ini muncul, pada tahun 1779 Joseph Banks, telah
merekomendasikankepada Komisi Parlemen yang sengaja dibentuk dalam memikirkan
masalah narapidana, agar Botany Bay (New South Wales) dijadikan koloni sebagai
pembuangan para narapidana. Akhirnya pada tahun 1786 kabinet William Pitt memutuskan
untuk membuka koloni bagi narapidana di New South Wales, sehubungan dengan keputusan
ini raja George III pada tanggal 22 januari 1787 menyatakan kepada pemerintah Inggris bahwa
pemerintah telah menyusun rencana memindahkan narapidana ke New South Wales. Pendapat
ini didukung oleh kenyataan lebih dari 70% rombongan koloni pertama yang dikirimkan ke
New South Wales yang terdiri dari Narapidana
Secara Tradisional orang mengatakan bahwa motif utama yang mendorong pemerinta Inggris
mengambil keputusan itu adalah kebutuhan tempat pembuangan narapidana yang tidak disukai
Inggris. Dalam artian yang lebih lanjut, para sejarahwan mengajukan argumentasi bahwa
mendapatkan tempat pembuangan bukan satu-satunya motif kuat. Dikemukakan motif lain
yang tidak kalah penting, seperti “naval supply and maritime theory” yang dikaitkan dengan
“swing to the East” dan peningkatan pelayaran dan perdagangan Inggris dan Cina.
2. PERKEMBANGAN KOLONI SAMPAI DENGAN MASA PEMERINTAHAN WILLIAM
BLIGH
Keputusan membuka koloni di New South Wales yang diambil oleh kabinet William Pitt,
diwujudkan dalam memberangkatakanrombongan koloni pertama pada tanggal 13 Mei 1787.
Rombongan ini berangkat dari Portsmouth dipimpin oleh Arthur Phillp, Gubernur pertama
koloni tersebut. Rombongan ini tiba di Botany Bay pada tanggal 18 januari 1788. Menurut
pemeriksaan Phillip tempat ini kurang memenuhi syarat untuk dihuni lalu dia melakukan
penyeldidkan ke suatu tempat yang disebelah utara Botany Bay, kesuatu tempat yang Cook
beri tanda dalam petanya dan diberi nama Port Jackson. Gubernur pertama, Arthur Phillip,
berusaha sekuat tenaga menjadikan koloni itu “selfhelp”. Pengalamannya memberi landasan
baginya untuk berkesimpulan bahwa untuk menjadikan koloni itu berdiri sendiri jumlah free
sattler harus ditingkatkan di koloni itu, sebab tenaga kerja narapidana tergolong tenaga kerja
yang tidak produktif.
Phillip meninggalkan New South Wales pada tahun 1792. Penggantinya, Hunter baru tiba di
sana dalam bulan September 1795. Keterlambatannya itu memberi peluang pada perwira
Corps untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang hanya menguntungkan kelompoknya. Untuk
mendapatkan uang dalam jumlah lebih besar, mereka memonopoli perdagangan yang mulai
tumbuh dikoloni itu, perdagangan yang menguntungkannya itu adalah pedagangan rum. Setiap
usaha yang dianggapnya merugikan mereka selalu tentang, sekalipun itu gubernur koloni itu.
Hunter yang menentang pertumbuhan kekuasaan para perwira atas perdagangan dan berusaha
mengatur dan menertibkan lalu lintas dan perdagangan rum, mendapat tentangan dari perwira
Corps dan menggangap bahwa Hunter tidak layak menjadi Gubernur. Bahkan pemerintah
Inggris malah menarik Hunter pada tahun 1800 dan menunjuk Philip Gidley King sebagai
penggantinya . King menyadari bahwa peredaran dan penggunaan rum akan menganggu
perkembangan koloni itu. Akan tetapi kebijakan yang dikeluarkan oleh king menyebabkan
para perwira semakin marah lalu mereka mengirim surat-surst berisi keluhan-keluhan mereka
tentang King kepada pemerintah Inggris. Dalam tahun 1803 King mengajukan permohonan
berhenti, akan tetapi pemerintah baru mengabulkannya pada tahun 1806.
Pemerintah inggris menyadari bahwa selama kekuasaan dan pengaruh perwira Corps masih
menghalangi kekuasaan gubernur sukar sekali melaksanakan usaha-usaha peningkatan
kehidupan koloni tersebut. Oleh karena itu pemerintah Inggris menunjuk kembali Kapten
William Bligh. Akan tetapi puncak perselisihan terjadi pada masa William Bligh, tindakan
Bligh yang terlalu keras melahirkan reaksi yang justru menjatuhkannya. Bligh bukan hanya
dijatuhkan, tetapi dimasukkan ke dalam penjara. Peristiwa ini terkenal dengan nama Rum
Rebellion. Pemberontakan ini merupakan awal proses berakhirnya pengaruh dan kekuasaan
para perwira Corps tersebut.
3. PERKEMBANGAN PADA MASA LACHLAN MACQUARE
Untuk mengatasi kemelut di New South Wales meningkatkan moral para kolonis,
menghentikan lalu lintas rum, merestorasi ketentraman koloni itu, pemerintah Inggris
mengangkat Lachian Macquarie pada tahun 1809 menjadi gubernur koloni itu. Dibawah
pemerintahannya dilakukan konsolidasi yang berhasil memacu koloni itu berkembang pesat.
Pengetahuan tentang garis besar pantai Australia sudah banyak dicapai pada masa sebelum
Machquarie, terutama atas jasa pelaut-pelaut ulung seperti George Bass dan Matthew Flinders.
Namun pengetahuan mengenai pedalaman Australia baru bias bertambah setelah pada tahun
1818 Great Dividing Range atau Blue Mountain dapat di tembus oleh Grogory Blaxland,
Lawson, dan Wenworth. Eksplorasi pedalaman yang berhasil itu, meletakan jalan bagi
kemungkinan perluasan koloni itu selanjutnya bahkan membukakan jalan bagi terwujudnya
Australia seperti saat ini.

BAB IV
PEMBENTUKAN KOLONI-KOLONI LAIN DI AUSTRALIA
1. TASMANIA

Koloni Tasmania mulai berkembang dari pemukiman yang dimulai di daerah sungai Derwent
yang kemudian berpusat di Hobart dan di Port Dalymple yang kemudian berpusat di
Launceston. Pada awal pertumbuhannya kedua pemukiman ini masing-masing dipimpin oleh
seorang letnan gubernur yang mewakili New South wales. Sejak tahun 1813 kedua
pemukiman itu (Launceston dan Hobart) ditempatkan dibawah seorsng letnan gubernur dan
letnan gubernur pertama yang berkuasa didua daerah itu adalah Kolonel Devey. Dengan
mendorong kemajuan pertanian serta menjadikan Hobart sebagai pelabuahn bebes, Davey
berusaha menjadikan Tasmania sebagai koloni yang mampu memenuhi kebutuhannya sendiri.
Dalam usahannya ini ia berhasil. Sayang sekli ia kurang disenangi oleh gubernur New South
Wales karena Davey adalah orang yang kurang disiplin, dan suka minum-minum sampai
mabuk

Sebagai bagian dari New South Wales. Tasmania pernah dijadikan sebagai tempat
pembuangan narapidana yang berkelakuan paling buruk. Bahkan Tasmania sempat dibangun
satu penjara khusus, Macquarie Harbor, di pantai barat pulau itu.

Sejarah Tasmania sebagi koloni diisi dengan berbagi kekerasaan yang meliputi
1. Kekerasan perlakuan yang dialami oleh para narapidana.
2. Kekerasan berupa terror-teror yang dilakukan oleh para bushranger, sebaliknya kekerasan
tindakan untuk memberantas bushranger tersebut.
3. Kekerasan perlakuan masyarakat kulit putih terhadap penduduk asli.

Pada tahun 1825 tasmania dipisahkan dari New South Wales. Dalam perkembangnya
selanjutnya Tasmania mempunyai kedudukan setara dengan New South Wales. Dan berhak
mempunyai iegislative council seperti New South Wales. Ketika New South Wales
mempersoalkan transportasi narapidana, Tasmania mangajukan agar system narapidana disana
dihapuskan. Tuntutan ini menjadi kenyataan pada tahun 1852.

2. Queensland
Untuk pertama kali Queensland dihuni oleh masyarakat kulit putih pada tahun 1824.
Ditemukannya pemukiman yang lebih baik di queensland sebagian besar merupakan jasa
para penjelajah Jhon Oxley misalnya menyelidiki daerah Moreton Bay, tempat pemukiman
pertama di Queensland.pada tahun 1827 pemukiman baru di Darling Downs dibuka lagi
oleh Allan Cunningham.
Pada mulanya pemukiman di Queensland tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari
New South Wales. Setelah mengalami kemajuan Queensland akhirnya merasa tidak puas
lagi di bawah New South Wales. Rakyat di Queensland menginginkan agar Queensland
dipisahkan dari New South Wales. Keingingan mereka dikabulkan oleh pemerintah Inggris
pada tahun 1859.
Kondisi dan Kekayaan alam Queensland sangat membantu kemajuan Queensland. Letak
nagerinya yang sebagian berada di tropis, memungkinkan Tasmania mengusahakan
perkebuanan kapas yang pernah sangat menguntungkan negeri itu dan juga perkebunan
tebu. Dalam mengusahakan perkebuanan tebu ini Queensland memerlukan tenaga buruh
yang tidak terlalu mahal. Akibatnya terjadilah apa yang disebut “Kanakas Traffic” yang
menimbulkan dilemma bagi negeri itu
Dengan pertimbangan-pertimbangan keamanan, Queensland meminta kepada pemerintah
Inggris agar segera menduduki Irian Timur, namun permintaannya itu berkali-kali ditolak
oleh pemerintah Inggris. Akhirnya pada tahun 1883 Queensland bertindak sendiri
mendudkinnya dan menyatakan Irian Timur sebagi milik Inggris. Pada tahun 1884 Inggris
menguatkan tindakan Queensland tersebut. Untuk selanjutnya sampai tahun 1901 Irian
Timur menjadi milik Inggris itu diperintah dari Queensland

3. Australia Barat
Daerah pantai Australia sudah dikenal oleh pelaut-pelaut Belanda sejak decade abad ke-17.
Kondidi alamnya yang gersang (menurut penglihatan mereka pada waktu itu). Tidak
meramgsang orang-orang Belanda maupun Inggris untuk mendudukinya.
Pada akhir abad ke-18 dan permulaan abad ke-18 ekspedisi penyelidikan prancis
mengunjungi daerah tersebut, lalu tersiar kabar yang tidak jelas bahwa Prancis bermaksud
menduduki daerah itu. Khawatir didahului Prancis, dan merasa terlalu jauh harus
mengawasi daerah itu dari Sydney, mendorong gubernur Darling mengirimkan Mayor
Lockyer mendirikan pos di King George Sound pada tahun 1827
Pada tahun yang sama, james stirling menyelidiki daerah Swan River, dan sangat tertarik
untuk mendudukinya. Gubernur Darling mengutus Stirling ke Inggris untuk meminta
kepada pemerintah agar segera mendudki daerah Swan River. Pemerintah Inggris menolak,
lalu Stirling brusaha menghubungi orang pemilik modal untuk bermigrasi ke Swan River
dan membuka usaha disana.
Terpengaruh oleh Stirling, Thomas Peel membentuk kongsi untuk membuka koloni di
Swan River. Rombongan Peel tiba di Swan River pada tahun 1829. Mula-mula mereka
mendarat di suatu tempat di mana sekarang berdiri Fremantle, akan tetapi kemudian
mereka pindah ke utara ke tempat dimana sekarang berdiri kota Perth. Dari sinilah
berkembang koloni Australia Barat yang sekarang menjadi salah satu Negara badian dalam
Commonwealth of Australia.
Berbagai factor menyebabkan sejarah permulaan koloni Australia Barat diisi oleh cerita-
cerita kekecewaan yang lebih dekat kepada kegagalan. Salah satu sumbernya adalah
kekurangan tenaga kerja. Oleh karena itu, ketika koloni-koloni lain sudah menolak
transportasi narapidana Australia Barat justru meminta. Sejak tahun 1850 dilakukan
tarnsportasi narapidana ke Australia Barat yang baru berakhir tahun 1868. Dibandingkan
dengan koloni-koloni lain di Australia Barat adalah koloni terakhir yang melakukan
pemerintahan sendiri sebagai daerah otonom dalam lingkungan kekuasaan Inggris.
4. Australia Selatan
Kalau Australia Barat dapat disebut koloni suatu kongsi, maka Australia Selatan dapat
disebut koloni suatu teori, karena pembentukannya didasarkan pada suatu teori yang
dikemukakan oleh wakefield.
Australia Selatan dibentuk dengan memotong areal seluas 300.000 mil persegi dari
wilayah New South Wales. Rombongan kolonis pertama tiba pada tahun 1836, mendarat
dipulau kangaroo, namun akhirnya memilih lokasi untuk menetap di tempat di mana
sekarang berdiri kota Adelaide.
Pada awal berdirinya koloni itu, di sana berjalan dualism kekuasaan yang membawa
berbagai komplikasi. Namun akhirnya pemerintah Inggris menghapuskan dualism tersebut
dengan cara memanggil kedua pejabat, gubernur dan komisaris residen, lalu mengangkat
gubernur yang baru yaitu Gawler
Di sekitar tahun 1840 koloni itu hamper bangkrut untung diselamatkan oleh penemuan
tambang tembaga di Kapunda pada tahun 1842 dan kemudian tambang yang lebih kaya
lagi di Burra Burra.
Sejak tahun 1853 Australia Selatan mulai berusaha mempersiapkan pemerintahannya
sendiri, namun baru berlaku secara efektif pada tahun 1856.
5. Victoria
Sebagai bagian dari New South Wales, Victoria semula di sebut Distrik Pcrt Phillip.
Kolonis yang mula-mula dikirim ke daerah ini adalah rombongan David Collins yang
ditugaskan membuka permukiman di Sorento. Akan tetapi karena tempat ini kurang untuk
ditempati, Collins beserta rombongannya pindah ke Tasmania.
Orang kulit putih yang mula-mula menetap di daerah ini ialah Henty bersaudara yang
menempati Teluk Portland pada tahun 1834. Kemudian dalam tahun 1835 Batman dan
asosiasinya menduduki daerah Sungai Yarra dan pada tahun yang sama kelompok Fawkner
juga mendirikan pemukiman di tempat di mana sekarang berdiri kota Melbourne. Sama
dengan Henty bersaudara, kedua kelompok ini juga berasal dari Tasmania. Mereka
menempati Distrik Victoria tanpa seijin pemerintah sehingga mereka tergolong penghuni
liar yang dalam sejarah Australia disebut squatter.
Pada tahun 1837 gubernur Bourke mengunjingi daerah ini dan meresmikannya nama kota
Williamstown dan Melbourne samapi tahun 1850 Victoria masih manjadi bagian dari New
South Wales. Untuk mewakili gubernur New South Wales disana diangkat seorang
superintendent(pengawas).
Rasa tidak puas dibwawah New South Waled mendorong rakyat di Distrik Port Phillip
menuntut pemisahan. Tuntutan ini mula-mula dijawab dalam bentuk hak distrik ini
memilih 6 dari 24 anggota legislative council di New South Wales. Jawabannya
pemerintah tidak memuaskan mereka. Pada tahun 1850 Victoria dipisahkan dari New
South Wales dan sejak tahun 1851 menetapkan dan melaksanakan pemerintahan sendiri.

Anda mungkin juga menyukai