Anda di halaman 1dari 3

Nama : Dyah Noviana Rahmawati

Kelas : Ilmu Sejarah A


NIM : 19407141025

Kehidupan Sosial Budaya Ekonomi Asia Tenggara


Asia tenggara merupakan kawasan regional yang letaknya berada di sudut bagian
tenggara benua asia, yaitu diantara asia selatan dan asia timur. Asia Tenggara
merupakan suatu wilayah yang sedang berkembang, Suku bangsa yang mendiami
Kawasan asia tenggara berasal dari berbagai ras yang ada di dunia, akan tetapi
sebagian besar penduduknya didominasi oleh ras berkulit kuning, seperti cina.
Suku bangsa di asia tenggara dibedakan menjadi dua ras , yaitu: 1. Ras negroid
yang menempati semenanjung melayu dan wilayah philipina, 2. Ras mongoloid
yang menempati wilayah Indonesia, Malaysia dan philipina. Mayoritas penduduk
di kawasan asia tenggara bermata pencaharian sebagai petani, karena sebagian
besar penduduk Asia Tenggara tinggal di pedesaan. Hal ini dapat disebabkan oleh
beberapa faktor yang mendukung untuk bercocok tanam seperti, keadaan tanah
yang relatif subur dan mendukung untuk kegiatan bercocok tanam. Faktor lain
yang juga menjadi penyebabnya ialah kebiasaan bercocok tanam yang dilakukan
nenek moyang Austronesia, dan tekanan jumlah penduduk telah mencapai titik
yang mana membutuhkan intensifikasi pertanian. Dengan begitu berkembanglah
teknik bercocok tanam seperti menanam ubi jalar di Papua atau menanam padi di
wilayah Indonesia lainnya.
Berdasarkan lingkungan hidup yang hampir sama telah menyamakan
jenismakanan, tempat tinggal dan kebutuhan lainnya.Kawasan Asia Tenggara
pada masa protosejarah sebenarnya merupakan wilayah yang dinamis dalam
perkembangan kebudayaannya. Wilayah tersebut merupakan terminal migrasi
bangsa yang datang dari arah Asia kontinental. Dalam upaya menempati wilayah
yang baru saja dihuni, manusia migran dari daratan Asia mengembangkan
kebudayaannya yang akan menjadi dasar perkembangan kebudayaan Asia
Tenggara hingga kini. Setelah beberapa ratus abad bermukim di daratan Asia
Tenggara, orang-orang yang kemudian mengembangkan kebudayaan Austronesia
tersebut, sebagian ada yang melanjutkan migrasinya ke wilayah kepulauan,
menyebar ke arah kepulauan Nusantara dan juga Filipina, bahkan terus berlanjut
ke arah pulau-pulau di Samudera Pasifik. Perkembangan peradaban kebudayaan
Asia Tenggara tak dapat dilepaskan dari terjadinya migrasi yang dilakukan oleh
Bangsa Austronesia. Penutur bahasa Austronesia merupakan sebuah bangsa
maritim yang menghabiskan banyak waktu dalam hidupnya untuk berkelana dari
satu pulau ke pulau lainnya. Mereka bermigrasi secara berkelompok dan singgah
di setiap pulau yang mereka lalui2. Dalam persinggahannya, mereka kemudian
memperkenalkan kebudayaan mereka kepada masyarakat pulau yang mereka
singgahi. berpengaruh adalah budaya maritim. Budaya maritim adalah ciri khas
penutur bahasa Austronesia. Selain budaya maritim, budaya agraris, dan
kepercayaan terhadap leluhur juga menjadi salah satu budaya yang tidak bisa
dilepaskan dari para penutur Austronesia.
Proses migrasi yang terjadi ini seakan-akan menjadi titik balik peradaban manusia
di Asia Tenggara karena budaya yang mereka bawa dengan cepat tersebar dan
menjadi budaya yang sampai masa kini masih bertahan3. Ketika migrasi telah
mulai jarang dilakukan, dan orang-orang Austronesia telah menetap dengan ajeg
di beberapa wilayah Asia Tenggara, terbukalah kesempatan untuk lebih
mengembangkan kebudayaan secara lebih baik lagi. Berdasarkan temuan
artefaknya, dapat ditafsirkan bahwa antara abad ke-5 SM hingga abad ke-2 M,
terdapat bentuk kebudayaan yang didasarkan kepada kepandaian seni tuang
perunggu, dinamakan Kebudayaan Dong-son.

Pertanyaan
Bagaimana cara masyarakat saat itu dalam proses mendomestikasi hewan?

Sumber referensi:

Bellwood, Peter. 2017. First Islander: Prehistory and Human Migration in Island
Southeast Asia. USA: Wiley Blackwell.
Theodorus Aries Briyan Nugraha Setiawan Kusuma Dan Andry Hikari Damai.
Perkembangan Kebudayaan Austronesia Di Kawasan Asia Tenggara Dan
Sekitarnya. Naditira Widya Vol. 13 No. 2 Oktober 2019-Balai Arkeologi
Kalimantan Selatan.

Anda mungkin juga menyukai