Anda di halaman 1dari 7

Historiografi Masa Yunani- Romawi Kuno

Fani Alfiyanti 19407141011

Jurusan Ilmu Sejarah FIS Universitas Negeri Yogyakarta

Di dalam penulisan sejarah, Historiografi memiliki kedudukan yang sangat


penting. Hal itu karena bagian paripurna dalam penelitian sejarah itu sendiri adalah
Historiografi. Historiografi atau penulisan sejarah merupakan kegiatan intelektual dan
membutuhkan daya analisis yang tinggi (Sjamsuddin, 2007).

Karya sejarah yang dihasilkan sejarawan tersebut dapat dinikmati hingga kini,
mulai dari masa klasik hingga modern. Karya – karya sejarah klasik ini dipengaruhi
oleh bingkai zamannya (Zeit Geist) sehingga memiliki karakteristik tertentu. Karya –
karya sejarah ini memiliki karakteristik – karakteristik tertentu, sehingga menjadi ciri
Historiografi suatu periode. Di dalam Historiografi dunia, Sjamsuddin (2013)
membagi pembabakan Historiografi Dunia menjadi beberapa masa:

a. Historiografi Yunani dan Romawi


b. Historiografi Abad Pertengahan
c. Historiografi Islam
d. Historiografi Modern Abad XX
e. Historiografi Modern
f. Historiografi Post-Modern

Tentunya pembabakan Historiografi ini terus berkembang dan mengalami


perubahan. Hal itu dikarenakan karya – karya sejarah dengan genre, tema maupun
pendekatan yang beragam. Keberagaman ini pun yang menghasilkan tema – tema
Historiografi yang berbeda dengan karakteristik yang berbeda. Namun, dalam hal
ini penulis akan menfokuskan diri pada Historiografi masa Yunani dan Romawi.
Tokoh yang diangkat dalam tulisan ini antara lain,
1. Homerus

Historiografi di zaman Yunani Klasik ditemukan dalam dua karya sastrawan


masyhur Yunani, Homerus (800 SM–701 SM). Dua karya tersebut adalah illiad dan
odessy. Dua karya Homerus tersebut berbentuk epos atau syair-syair panjang yang
menceritakan tentang riwayat perjuangan seorang pahlawan atau bisa disebut juga
dengan wiracarita. Illiad, mengisahkan tentang peperangan antara orang-orang
Yunani Kuno dengan orang-orang Troya. Perang itu dipicu oleh Paris, Putera Raja
Troya, yang  membawa kabur Helen, Istri Raja Sparta. Sedangkan Odessy
menceritakan tentang pengembaraan Odeysseus setelah kerajaan Troya jatuh.
Dikisahkan juga bahwa ia kembali ke Yunani untuk membalas dendam terhadap para
bangsawan yang merebut tahtanya.
Historiografi atau penulisan sejarah di era Yunani klasik masih berputar-putar
dalam ranah mitos-mitos dan legenda-legenda yang berkembang di masa itu. Dengan
ditandai masih munculnya peran dewa-dewa di dalam kehidupan manusia. Unsur
objektivitas dalam sebuah peristiwa sejarah belum sepenuhnya menjadi prioritas
utama. Dan orientasi magicnya lebih dominan dibandingkan dengan orientasi logika
yang realistis. Ruang lingkup penulisan sejarah di masa ini juga masih tergolong
sempit. Hanya terbatas pada sejarah politik saja.
Dalam mengisahkan sejarah masa lampau, para sejarawan Yunani cenderung
hanya berdasarkan cerita atau kisah yang disampaikan turun temurun lewat lisan.
Selain itu, mereka juga bersandar pada kisah-kisah yang telah ditulis oleh para
pendahulu-pendahulunya yang tentunya juga berasal dari para penulis yang terdahulu.
Penulisan sejarah pun, di masa ini masih sangat sederhana, karena belum memiliki
kerangka dalam penulisannya. Para sejarawan di masa ini juga belum
mendeskripsikan suatu peristiwa dengan detail dan belum disertai dengan analisis
terhadap peristiwa tersebut. Dengan kata lain, belum adanya sikap kritis. Selain itu, 
penulisannya masih berbentuk syair-syair dan puisi-puisi. Penulisan sejarah
berbentuk prosa baru muncul di abad 6 SM. Sejarawan yang pertama kali
memunculkannya adalah Herodotus yang di kemudian hari dikenal sebagai bapak
sejarah.

2. Hecataeus Of Miletus

Berkembang awal abad ke-5 SM, Ionia namun sekarang di Turki. Merupakan
penulis Yunani awal tentang sejarah awal dan geografi. Ketika Kekaisaran Persia
berkuasa di Asia Kecil, Hecataeus berusaha membujuk orang-orang Ionia agar tidak
memberontak terhadap Persia (500 SM), dan pada tahun 494, ketika mereka
diwajibkan untuk menuntut, dia adalah salah satu duta besar untuk satrap Persia, yang
dibujuknya. untuk mengembalikan konstitusi kota ionik. Dia mungkin sudah matang
pada saat ini; tugas-tugas semacam itu tidak dipercayakan kepada para remaja putra.

Salah satu dari dua karya Hecataeus yang dikenal, Genealogia (juga dikenal
sebagai Historiai atau Heroologia), tampaknya telah menjadi catatan sistematis dalam
empat buku tradisi dan mitologi orang Yunani, tetapi relatif sedikit fragmennya yang
bertahan. Namun, lebih dari 300 fragmen (sebagian besar di antaranya adalah nama
tempat), tetap berasal dari Periodos gēs atau Periēgēsis (“Tur keliling Dunia”); itu
ditulis dalam dua bagian — satu meliputi Eropa, lainnya “Asia” (termasuk Mesir dan
Afrika Utara). Karya tersebut menggambarkan orang-orang yang akan ditemui dalam
pelayaran di sekitar Laut Tengah dan Laut Hitam, dalam arah searah jarum jam,
dimulai dengan Selat Gibraltar dan berakhir di Maroko. Dalam pengalihan ia juga
menyebutkan Scythia, Persia, India, Mesir, dan Nubia.

Hecataeus pada umumnya pelopor dalam bidang-bidang geografis dan


etnografi yang tetap menarik bagi para sejarawan Yunani. Karyanya digunakan secara
bebas oleh sejarawan abad ke-5 SM, Herodotus, yang mengakuinya hanya ketika ia
menemukan kesempatan untuk mengeluh. Bahwa gaya sastra Hecataeus baik,
meskipun sederhana, diizinkan oleh ahli retorika abad ke-1 SM Dionysius dari
Halicarnassus dan kritikus lainnya.
3. Hellanicus dari Lesbon

Merupakan sejarawan Yunani yang karyanya menandai kemajuan dalam


pengembangan historiografi. Hellanicus tinggal selama beberapa waktu di istana
salah satu raja Makedonia dan di Athena. Sekitar 30 karya (yang fragmen-
fragmennya bertahan) dikaitkan dengannya, termasuk Hiereiai tes Heras en Argei
("Para Imam dari Hera di Argos").

Hellanicus tidak puas untuk mengulangi tradisi-tradisi yang telah diterima


secara umum melalui para penyair, tetapi mencoba menjadikannya karena mereka
diingat dan diceritakan secara lokal. Dia berusaha untuk meletakkan dasar-dasar
kronologi ilmiah, berdasarkan terutama pada daftar pendeta Argive dari Hera dan
kedua pada silsilah, daftar pemenang dalam kontes atletik, daftar hakim (Lengkungan
di Athena), dan tanggal Asia, menggantikan perhitungan lama dari generasi ke
generasi. Tetapi bahan-bahannya tidak mencukupi, dan dia sering kembali pada
metode yang lebih lama. Karena dia menyimpang begitu banyak dari tradisi umum,
dia dianggap tidak dapat dipercaya oleh orang-orang kuno itu sendiri.

Lima bukunya tentang mitologi menciptakan narasi mitologis Yunani yang


kronologis dan koheren, dan metodenya memengaruhi penulisan mitos dan sejarah
selanjutnya. Hellanicus menulis monograf di banyak bagian dunia Yunani dan Timur
Tengah. Karyanya tentang silsilah dan daftar sejarah membantu menciptakan dasar
kronologi umum untuk sejarah Yunani. Dua buku sejarahnya tentang Attica (Atthis),
yang merentang waktu dari raja-raja mitos hingga akhir Perang Peloponnesia,
membentuk dasar yang sangat diperlukan bagi sejarah Thucydides, meskipun
Thucydides menyatakan bahwa Hellanicus tidak akurat dalam tanggal-tanggalnya.

4. Thucydides

Merupakan Putra Olorus, seorang warga Athena walau namanya Thracian. dia
adalah satu dari 10 Jenderal yang terpilih di tahun 424 SM. Dia diperintah untuk
memimpin wilayah Utara Aegea. Dia dianggap berkhianat kemudian diasingkan.
Pada masa pengasingannya dia pun menulis Sejarah Perang Peloponnesia. Karyanya
ini menurut Grant (2003: 6) termasuk Sejarah sezaman karena ditulis tidak berjauhan
dengan peristiwa tersebut berlangsung.

Karyanya tentang Perang Peloponnesia lebih tajam dalam fokus masalah,


rentang waktu yang sempit, berdasarkan fakta yang diverifikasi, ketentuan-ketentuan,
daripada penggambarannya dalam tujuan-tujuannya (O’Brien, 2006:7). Thucydides
menggambarkan intelektualitas orang-orang Yunani, termasuk di bidang sejarah. Dia
menerapkan prinsip – prinsip penelitian ilmu sejarah dalam karyanya.

5. Polybius

Merupakan adalah seorang Yunani yang memperkenalkan Sejarah kepada


orang Romawi. Dia setuju dengan pendapat Thucydides bahwa peristiwa yang
sedang terjadi ditulis di waktu yang hampir bersamaan. Dia juga memperkenalkan
nilai – nilai praktis, rancangan kepada rakyat apa yang harus/tidak harus dilakukan,
untuk berperilaku. Tanpa tulisan dari Polybius, kita tidak bisa mengetahui lebih
mendalam lagi kehidupan Yunani pada abad ke-2 dan 3 Sebelum Masehi.

Baik Homerus, Herodotus, Thucydides, Xenophon maupun Polybius dalam


karyanya memiliki beberapa kesamaan. Kesamaan pertama, karya mereka adalah
sejarah perang: tentang kepahlawanan, yang memberi nilai edukatif, inspiratif kepada
para pembaca. Kedua, karya sejarah mereka ditulis dalam rentang waktu yang tidak
berjauhan ketika peristiwa perang tersebut terjadi. Penanaman nilai-nilai
kepahlawanan, kebangsaan menjadi ciri utama penulisan sejarah masa Klasik Yunani
dan Romawi.
Pertanyaan
Apa yang melatar belakangi Thucydides menyatakan bahwa Hellanicus tidak akurat
dalam membuat historiografi perang peloponnesia?

Sumber

Ensiklopedia Britannica Online Diakses Pada Tanggal 18 Februari 2020 Pukul 21:38
Https://Www.Britannica.Com/

Encyclopedia Of Ancient Greece, New York: Psychology Press, 2006

Wahyu Iryana. 2019. Historiografi Umum. Bandung: Yrama Widya

Anda mungkin juga menyukai