Anda di halaman 1dari 5

HISTORIOGRAFI

A. Perkembangan Penulisan Sejarah di Indonesia


1. Penulisan sejarah merupakan upaya menangkap dan memahami jejak-jejak masa silam
dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial.
2. Historiografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu historia yang artinya sejarah,
dan graphia yang artinya penulisan. Penulisan sejarah dikenal juga dengan istilah
Historiografi.
3. Penulisan sejarah atau historiografi Indonesia dapat dikelompokkan menjadi tiga yakni:
historiografi tradisional, historiografi kolonial, dan historiografi nasional.
4. Historiografi tradisional, adalah penulisan sejarah yang dimulai dari zaman Hindu sampai
masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia. Penulisan ini berpusat pada beberapa hal
diantaranya:
a. Masalah-masalah pemerintahan dan para raja yang berkuasa
b. Bersifat istanasentris yang mengutamakan keinginan dan kepentingan para raja
c. Adanya kultus terhadap raja beserta keluarga dan pewaris tahtanya
d. Dihubungkan dengan kepercayaan dan kekuatan gaib
e. Bersifat kedaerahan (regio-sentris)
5. Historiografi tradisional memiliki arti dan fungsi diantaranya:
a. Hanya membahas aspek tertentu, misalnya hanya aspek keturunan (genealogi saja)
atau hanya aspek kepercayaan saja (religius)
b. Hanya membicarakan peristiwa tertentu yang dianggap penting dan perlu ditanamkan
ditengah masyarakatnya untuk kepentingan istana belaka
c. Mengedepankan sejarah keturunan dari satu raja kepada raja berikutnya
d. Sering sejarah tradisional hanya memuat biografi tokoh-tokoh termuka di masa
kekuasaannya
e. Sejarah tradisional menekankan pada strukturnya bukan prosesnya
6. Historiografi kolonial adalah penulisan sejarah yang membahas masalah penjajahan. Ciri
dari historiografi kolonial adalah:
a. Ditulis oleh sejarawan kolonial yang hanya mengandalkan arsip dan dokumentasi
berasal dari negara jajahan dibandingkan sumber pengamatan atau dokumentasi dari
negara terjajah
b. Hanya menekankan pada aspek politik dan ekonomi
c. Memiliki tujuan utama mewujudkan sejarah dari golongan yang berkuasa beserta
lembaganya
d. Bersifat Eropa-sentris atau Belanda-sentris
e. Penafsiran sejarah mengabaikan aktivitas rakyat tanah jajahan
7. Historiografi nasional adalah penulisan sejarah yang mengungkapkan kehidupan bangsa
dan rakyat Indonesia dalam segala aktivitasnya. Ciri dari historiografi nasional adalah:
a. Memiliki teknik penelitian dan menggunakan ilmu bantu baru dalam memahami fakta
sejarah
b. Menggunakan pendekatan multidimensional sehingga penulisannya dilihat dari sisi
kepentingan nasional
c. Membangkitkan semangat juang dan jiwa patriotisme bagi rakyat
d. Memberikan kesadaran untuk membangun bangsa lebih baik lagi bagi generasi penerus
e. Menumbuhkan jatidiri dan identitas bangsa sebagai bangsa merdeka dan menentang
segala bentuk penjajahan

B. Historiografi Islam
1. Historiografi Islam merupakan penulisan sejarah yang dilakukan oleh orang islam baik
kelompok maupun perorangan dari berbagai aliran dan pada masa tertentu.
2. Tujuan penulisannya adalah untuk menunjukkan perkembangan konsep sejarah baik di
dalam pemikiran maupun dalam pendekatan ilmiah yang dilakukannya, disertai dengan
uraian mengenai pertumbuhan, perkembangan dan kemunduran, bentuk-bentuk ekspresi
yang dipergunakan penggunaannya dalam penyajian bahan-bahan sejarah.
3. Kemunculan historiografi awal Islam berkaitan erat dengan perkembangan doktrinal dan
sosial Islam itu sendiri. Para penulis historiografi paling awal hampir secara keseluruhan
adalah Muhadditsun.
4. Hadits inilah yang pada gilirannya memberikan bahan melimpah untuk penulisan sejarah
kehidupan Nabi dalam bentuk Maghazi dan Sirah, yang selanjutnya diikuti dengan
pengumpulan riwayat orang-orang yang terlibat dalam proses transmisi hadits. Maghazi,
Sirah dan Asma' AI-rijal merupakan bentuk historiografi paling awal dalam sejarah
Islam.
5. Di awal abad ke-3 H / 9 M perkembangan historiografi pada bangsa Arab terlihat
semakin pesat. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti:
a. Ketersediaan bahan-bahan kesejarahan sebagai akibat pendirian lembaga-lembaga
pemerintahan, pada Dinasti Abbasiyah terutama lembaga administrasi, kemiliteran,
perpajakan, dan pos.
b. Maraknya aktivitas penerjemahan karya-karya dari bahasa Persia, Yunani, dan latin
ke dalam bahasa Arab.
c. Ketersediaan sarana mobilitas di berbagai wilayah Islam sehingga mendorong para
pelajar dan sejarawan untuk melakukan perjalanan guna mencari riwayat, melihat
keajaiban-keajaiban daerah lain dan peninggalan sejarahnya.
6. Sumber-sumber sejarah pada bangsa Arab di abad ke-3 H/9 M, mencakup empat hal,
yaitu. karya-karya sirah dan akhbar, dokumen-dokumen resmi, karya-karya terjemahan,
kesaksian-kesaksian dan sejarah lisan.
7. Pada awalnya mayoritas karya sejarah yang ditulis para sejarawan muslim lebih
berorientasi pragmatis, sebagai bahan perenungan dan pencarian pengalaman menulis.
Sejarawan muslim pada fase ini banyak mengisahkan berbagai cerita umat-urnat
terdahulu (sebagaimana diceritakan di dalam A1 Qur'an) sebagai bahan peringatan dan
renungan. Karya-karya awal para sejarawan muslim biasanya berkisar pada sejarah
penciptaan bumi, keadaan bangsa-bangsa terdahulu, kisah-kisah para nabi, biografi
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, masalah kiamat dan tanda-tanda kedatangannya.
8. Setelah itu dikalangan sejarawan muslim muncul kecenderungan untuk meringkas karya-
karya yang metodenya terlalu luas dan umum. Muncul pula kecenderungan untuk
memfokuskan tema kajian pada tema-tema yang lebih spesifik. Namun karya-karya
semacam ini belum dapat diterima oleh kalangan ulama klasik karena dianggap
"mengamputasi bagian-bagian tubuh yang utuh".
9. Mayoritas karya-karya yang berupa ringkasan ini menggunakan judul seperti Mukhtasar,
Syarh, dan Hasyiyah untuk menunjukkan bahwa karya-karya tersebut merujuk pada
sumber terdahulu.
10. Di sisi lain, sejarah juga ditulis untuk mengabadikan kenangan terhadap tokoh-tokoh
tertentu. Mereka menganggap bahwa kenangan terhadap tokoh-tokoh lewat
pembangunan gedung-gedung tidak dapat menyamai catatan nama sejarah mereka.
Karya-karya yang difokuskan pada kajian semacam ini umumnya menggunakan judul
seperti: Al- Ansab, At Tarajim, At- Thabaqat, Al-Wafayat, dan Al Ma'ajim. Karya-karya
seperti tersebut diatas sebagian besar mencatat biografi para tokoh.
11. Dalam perkembangan lebih lanjut kaum muslimin mulai mengaitkan antara sejarah
dengan ilmu-ilmu lainnya seperti sastra, politik, sosiologi, fiqh, geografi dan catatan-
catatan perjalanan sehingga sejarah benar-benar menjadi ilmu yang mandiri.
12. Terdapat beberapa nama deretan para pakar historiografi Islam dari masa ke masa sesuai
dengan kurun waktunya diantaranya; 'Urwah bin Al-Zubair dan Ibnu Ishaq yang menulis
Sirah Nabawiyah. Pada periode selanjutnya muncul nama sejarawan Al Waqidi (w
823M), Ibnu jarir Al Thabari (wafat 923M), Ibn Miskawaih (wafat 1027M), Rasyiduddin
(wafat 1318M) yang menulis tentang sejarah bangsa Mongol, Persia maupun Eropa
melalui karyanya yang berjudul Jami' At- Tawarikh.
13. Sejarawan muslim lain yang tidak kalah penting adalah Ibnu Khaldun (wafat 1406 M)
dengan karya monumentalnya "Muqaddimah".
14. Sejarawan muslim terkemuka berikutnya adalah Al Maqrizi (wafat 1442M) yang menulis
tentang Sejarah Mesir, sejarah Dinasti Fatmiyah, Ayubiyah dan Mamalik. Al Maqhizi
dikenal sebagai sejarawan paling populer dibidang kajian sejarah ekonomi. Melalui
karyanya "Al Azwan wa Al -Akhyal As Syar'iyyah dan I'anah Al Ummah bi Kasyf Al
Ghummah”, Al Maqrizi membahas krisis pangan dan wabah penyakit yang melanda
Mesir sejak masa Klasik hingga tahun 1405 M.
15. Abad ke 5 melahirkan sejarawan lbnu Hajar (wafat 1448M) yang menulis Anba Al Gumr
fi Abna Al Umr yang merupakan referensi primer berisi informasi-informasi penting
mengenai berbagai peristiwa pemerintahan dan kebijakannya.
16. Dalam perkembangan modern, penulisan sejarah Islam dilakukan oleh para sejarawan
Muslim modern seperti: Muhammad Husein Haikal dengan ”Sejarah Hidup
Muhammad", Dr Ramadhan Al Buthi dengan karyanya "Fiqhus Sirah: Dirasat
Manhajiah 'Ilmiah li- Siratil Musthafa 'alaihish shalatu was-Salam", dan tidak kurang
para sarjana barat pun menuliskan berbagai karya tentang sejarah Islam seperti terlihat
dari karya H.AR Gibb yang mengupas tentang Islam dalam Lintasan Sejarah.
17. Karya sarjana barat lain adalah Philip K. Hitti yang berjudul The Arabs, A Short History
(dalam edisi Indonesia berjudul Sejarah Ringkas Dunia Arab). Karya Marshal GS.
Hodgson , The Venture of Islam: Iman dan Sejarah dalam Peradaban Dunia yang
diterjemahkan oleh Mulyadi Kertanegara, rnerupakan contoh yang cukup baik tentang
penulisan sejarah kaum muslimin setelah Perang Dunia II.
18. Karya Ira M. Lapidus yang aslinya berjudul A History of Islamic Societies (dalam edisi
Indonesia berjudul Sejarah Sosial Umat Islam) merupakan tulisan sejarah masyarakat-
masyarakat Muslim yang lengkap dan komprehensif karena juga mencakup pembahasan
Islam kontemporer tahun 1980-an dan membahas sejarah umat Islam di wilayah-
wilayah diluar kawasan Timur Tengah.

C. Perkembangan Historiografi Islam di Indonesia

1. Historiografi Islam Indonesia, setidaknya dalam beberapa dasawarsa terakhir, ditandai


dengan adanya beberapa perkembangan penting baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
2. Menurut Azyumardi Azra, secara kuantitatif munculnya karya-karya sejarah, baik yang
ditulis sejarawan Indonesia sendiri maupun sejarawan asing, karya-karya itu dapat
dikategorikan sejarah lokal maupun Nusantara, dan global. Karya-karya sejarah ini telah
memberikan sumbangan yang signifikan dalam upaya pemahaman yang lebih akurat
terhadap sejarah Indonesia secara keseluruhan.
3. Rosenthal, dalam melacak historiografi Islam awal di Indonesia, melihat bahwa bentuk
dasar historiografi Islam di Indonesia adalah karya sastra klasik yang isinya banyak
menyebutkan istilah-istilah kepada narasi tertentu seperti haba, hikayat, kisah, dan tambo
yang berasal dari bahasa Arab.
4. Argumen ini didukung Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka) dalam melakukan
penulisan Sejarah Umat Islam, banyak bahannya yang diambil dari historiografi lokal
meski bercampur dengan mitos dan legenda, seperti Hikayat Raja-raja Pasai, dan Sejarah
Melayu yang menjelaskan interaksi langsung antara Nusantara dengan Arabia.
5. Menurut Mukti Ali, paling tidak terdapat dua corak pendekatan dalam penulisan sejarah
Islam di Indonesia. Pertama, pendekatan sejarah Islam Indonesia sebagai bagian dari
sejarah umat Islam. Kedua, pendekatan sejarah Islam Indonesia sebagai bagian dari
sejarah nasional Indonesia.
6. Penulisan sejarah Islam awal di Indonesia lebih mengarah pada teori dan metode sejarah
konvensional, yang lebih menonjolkan proses dan tokoh politik serta mengungkapkannya
sebagai tulisan deskriptif-naratif, bagaimana peristiwa-peristiwa itu terjadi. Singkatnya,
perkembangan historiografi Islam di Indonesia mengalami perkembangan bersamaan
dengan perkembangan historiografi Indonesia itu sendiri.
7. Para tokoh sejarawan Islam Indonesia yang dikenal dari masa lalu ialah A. Hasjimy,
Abubakar Atjeh, Agus Salim dan Prof. Hamka. Adapun dari masa sekarang diantaranya
ialah Azyumardi Azra, Ahmad Mansur Suryanegara. Kuntowijoyo, dan Syafii Maarif.
Post Test

1. Jelaskan perbedaan antara historiografi kolonial dengan historiografi nasional!


2. Berikan 3 buah contoh historiografi kolonial!
3. Berikan 3 buah contoh historiografi nasional!
4. Sebutkan ciri dari historiografi tradisional!
5. Cari olehmu 3 kelemahan dari historiografi tradisional!
6. Sebutkan 3 buah buku sejarah Islam yang ditulis oleh sejarawan Islam Indonesia!
7. Sebutkan 4 buah buku sejarah Islam yang pernah anda baca hingga saat ini!
8. Jelaskan faktor yang menyebabkan pesatnya perkembangan historiografi Arab pada
abad ke 3 H!
9. Sebutkan minimal 2 hasil karya sejarawan muslim Indonesia masa sekarang!
10. Sebutkan hasil karya sejarawan muslim Arab pada masa silam beserta penulisnya!

Anda mungkin juga menyukai