MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Historiografi Islam
Dosen Pengampu:
Fitri Wulandari, M.Hum.
Oleh:
Aulya Ekanov Yudhanti
NIM. 53010200007
COVER ............................................................................................................................................ i
DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 2
C. Tujuan .................................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 3
A. Perkembangan Penulisan Sejarah Pasca Ibnu Ishaq ............................................................ 3
B. Perkembangan Corak/Bentuk Penulisan Sejarah Islam ....................................................... 5
C. Perkembangan Langgam Bahasa dalam Karya Sejarah Islam ............................................. 7
BAB III PENUTUP ........................................................................................................................ 8
A. Kesimpulan .......................................................................................................................... 8
B. Saran .................................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Historiografi Islam berkembang mengikuti perkembangan peradaban Islam. Penulisan
sejarah sejatinya mencerminkan dan menggambarkan kondisi sosial, budaya dan ekonomi
suatu masyarakat. Historiografi Islam menurut Rosenthal adalah karya sejarah yang
ditulis oleh Muslim dari berbagai aliran.1 Namun tidak menutup kemungkinan orang
nonmuslim juga ikut dalam penulisan sejarah yang berkaitan dengan Islam.
Dalam perkembangan penulisan sejarah Islam pada masa klasik mulai para
cendekiawan muslim, nonmuslim ataupun muallaf, sedikit-banyak melakukan kontak-
kontak pribadi sehingga telah memberikan dorongan untuk penulisan sejarah Islam.
Motivasi utama dorongan tersebut asalnya dari konsep Islam sebagai agama yang
mengandung sejarah. Nabi Muhammad Saw. merupakan tokoh puncak pelaksanaan suatu
proses sejarah yang amat luas untuk diisi dan ditafsirkan oleh para sejarawan. Kesadaran
sejarah yang dipupuk oleh Nabi dalam seluruh manifestasinya yang hakiki, amat penting
dalam perkembangan peradaban Islam.2 Pada sekitar tahun 700 M, penelitian sejarah
yang lebih banyak memfokuskan pada kehidupan Nabi Muhammad Saw. seperti karya
Ibn Ishaq (704-767) berjudul Sirah Nabi, mulai mengisi kebutuhan sosial, politik, dan
agama Islam yang berdampak pada adanya dasar-dasar yang lazim dikenal kemudian
dalam penulisan sejarah. Dasar-dasar dari penulisan sejarah tersebut kemudian
memberikan pencorakan karya penulisan sejarah, seperti khabar, hawliyat, dan
mawdhuiyat.3 Dalam corak-corak tersebut juga terdapat perkembangan lain yang
berkembang seiring berjalan waktu yakni langgam bahasa. Dengan demikian dalam
makalah ini kami membahas mengenai perkembangan penulisan sejarah Islam pasca Ibn
Ishaq.
1
Wilaela, Sejarah Islam Klasik (Riau: Fakultas Ushuluddin UIN Sultan Syarif Kasim Riau, 2016), 34.
2
Ibid., 35.
3
Badri Yatim, Historiografi Islam (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), 100.
1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perkembangan penulisan sejarah pasca Ibnu Ishaq?
2. Bagaimana perkembangan corak/bentuk penulisan sejarah?
3. Bagaimana perkembangan langgam bahasa dalam karya sejarah?
C. Tujuan
Setelah melihat rumusan masalah di atas, maka kami simpulkan tujuan masalah dari
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui bagaimana perkembangan penulisan sejarah atau historiografi Islam
pasca Ibnu Ishaq
2. Dapat mengidentifikasi perkembangan corak/bentuk penulisan sejarah Islam.
3. Dapat mengetahui perkembangan langgam bahasa yang ada dalam karya sejarah
Islam.
2
BAB II
PEMBAHASAN
4
Effendi, “Menguak Historiografi Islam dari Tradisional-Konvensional Hingga Kritis-Multidimensi”, Jurnal TAPIS
9, No. 1 (2013): 130.
5
Badri Yatim, Historiografi Islam (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), 92.
6
Ibid.
7
Ibid., 93.
3
berkembang di dalam masyarakat. Penulisan sejarahnya tidak lagi sebatas pada
riwayat lisan, tetapi juga melalui buku-buku.
2. Al-Ya’qubi (w. di Mesir 284 H/897 M)
Al-Ya’qubi atau dengan nama lengkap Ahmad ibn Abi Ya’qub ibn Wadhih penulis
sezaman dengan ibn Qatadah al-Dinawari. Ia merupakan pakar geografi dan
sejarawan pengembara yang hidup di Baghdad pada masa pemerintahan khalifah
Abbasiyah, al-Mu’tamid. Dalam pengembaraannya ia berhasil mengumpulkan
banyak informasi sejarah dan geografi. Karyanya yang ada pada tahun 891 di Mesir
yaitu Kitab al-Buldan, buku tertua dalam jenis geografi sejarah yang menghimpun
informasi penting tentang negeri-negeri yang dikunjunginya (Iran, Jazirah Arab,
Transoksania, Iran, India, Mesir, Hijaz, Afrika Utara, dan sebagainya).8 Dalam buku
tersebut diterangkan juga keadaan sosial, sejarah dinasti-dinasti yang berkuasa di
negeri-negeri itu.
Buku lainnya yakni Tarikh al-Ya’qub yang terdapat dua jilid, yang pertama berisi
sejarah dunia kuno yang terdapat keterangan geografis, iklim, agama, budaya, dan
perkembangan ilmu pengetahuan kerajaan-kerajaan yang ia sebutkan dalam bukunya.
Jilid kedua berisi sejarah Islam yang disusun berdasarkan urutan khalifah sampai
tahun 259 H.9 Dalam penulisannya ia tidak begitu mengikuti metode isnad
(keterangan mengenai jalan sandaran suatu hadits) sebagaimana yang dipergunakan
ahli hadits dan sejarawan yang mendahuluinya.
3. Abu Ja’far Muhammad ibn Jarir al-Thabari (w. 310 H/922 M) dan al-Mas’udi (w.
957)
Al-Tabari merupakan seorang sejarawan besar muslim yang ahli dalam ilmu-ilmu
tafsir, qira’at, hadits, dan fiqh. Ia menulis banyak buku dalam berbagai disiplin ilmu
tersebut. Karya sejarahnya yakni Tarikh al-Rasul wa al-Muluk dan Tarikh al-Rijal.
Adapun karya lainnya yang terkenal dengan Muruj al-Dzahab wa Ma’adin al-Jawhar
dan al-Tarikh wa al-Isyraf. Dalam kitabnya yang ini termuat sejarah Hindu (India),
Persia, Romawi, dan Yahudi. Sedangkan yang al-Isyraf berisi pendapat filsafat
sejarah dan hubungan antara hewan, tumbuh-tumbuhan dan tambang. Di dalamnya
8
Ibid.
9
Ibid., 94.
4
juga terdapat sejarah klasik, sejarah Islam, dan negeri-negeri lain.10 Dari sini terlihat
adanya pembaharuan penulisan sejarah, ia tidak lagi sekedar menyusun peristiwa
berdasarkan kronologi, tetapi juga mengumpulkannya di bawah beberapa judul/topik
seperti bangsa, raja, dan keluarga-keluarga.
Setelah para sejarawan tersebut di atas, dunia Islam terus melahirkan sejarawan-
sejarawan seperti al-Biruni, Ibn al-Atsir, al-Qazwini, Ibn Khaldun, al-Maqrizi, ibn Hajar
al-Aqalani, ibn Iyas dan seterusnya.11
10
Ibid., 99-100.
11
Nabila Yasmin, “Historiografi Islam” (Sumatera: Fakultas Ilmu Sosial UIN Sumatera Utara, 2022), 20.
12
Ibid., 100.
5
peristiwa yang disenangi yang kadang menyalahi kejadian sebenarnya. Ketiga, khabar
juga disajikan dalam bentuk puisi serta syair-syair.13
2. Hawliyat
Para sejarawan pada perkembangan selanjutnya menggunakan dua metode penulisan
yakni metode penulisan sejarah berdasarkan urutan tahun dan metode penulisan
sejarah berdasarkan tema (tematik). Hawliyat adalah metode penulisan sejarah yang
menggunakan pendekatan tahun demi tahun.14 Metode hawliyat ini banyak digunakan
oleh sejarawan muslim, Abd al-Hamid al-Ibadi menuturkan bahwa penulisan materi
sejarah berdasarkan tahun, bulan dan hari, jelas hanya digunakan sejarawa muslim.
Kalaupun ada pengaruh dari luar terhadap sejarawan muslim, pengaruh itu
menurutnya datang dari karya-karya sejarah Persia, khususnya tentang sejarah klasik
Iran.15
Pada masa berikutnya, penulisan sejarah Islam yang menggunakan metode ini
semakin berkembang. Perubahan yang terlihat seperti penyusunan peristiwa yang
berdasarkan sepuluh tahunan, tidak lagi pertahun, atau dalam bahasa arab nizham al-
uqud (sistem berdasarkan dekade/dasawarsa).
3. Mawdhu’iyat
Corak mawdhu’iyat adalah corak penulisan sejarah klasik yang timbul akibat adanya
kritik dari corak hawliyat yang mengandung kelemahan. Hawliyat mengandung
kelemahan karena ia memutus kontinuitas sejarah yang panjang yang saling
berhubungan dan berkelanjutan dalam beberapa tahun. Sejarawan yang menggunakan
hawliyat tidak menyebutkan peristiwa-peristiwa sejarah kecuali yang terjadi pada
tahun bersangkutan dan berkelanjutan pda tahun-tahun berikutnya, sehingga peristiwa
itu terpisah-pisah, peristiwa yang terpisah-pisah itu kemudian digabungkan dengan
peristiwa yang lain yang terjadi di tahun itu.16 Al-Ya’qubi dan al-Mas’udi dalam
karyanya sudah lebih dulu menggunakan penulisan sejarah bercorak tematik ini
(mawdhu’iyat), selanjutnya muncul sejarawan yang mengkritik corak hawliyat yakni
13
Nabila Yasmin, “Historiografi…”, 35.
14
Badri Yatim, Historiografi…, 103.
15
Ibid., 106.
16
Ibid., 107.
6
ibn al-Atsir dan Syihab al-Din Ahmad ibn Abd al-Wahhab al-Nuwayri yang
kemudian menggunakan penulisan sejarah secara tematik.
17
Ibid., 112.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengembaraan sejarawan setelah terjadinya peleburan aliran-aliran (Yaman, Madinah,
Irak) membuat munculnya corak yang semakin beragam. Para sejarawan yang
mengembara menuntut ilmu dan mengumpulkan informasi-informasi sejarah. Dalam
pengembaraan itu juga terjadi dialog intelektual antara satu aliran dengan aliran lain, di
samping banyak masukan-masukan wawasan dan cakrawala baru yang semakin
mendorong perkembangan penulisan sejarah. Hal ini mulai terjadi setelah masa ibn Ishaq
sekitar abad ke-9 dan ke-10.
Corak baru yang kemudian menjadi sebuah kekhasan dari karya seperti corak
khabar, hawliyat, dan mawdhu’iyat bermunculan pada perkembangannya. Kemunculan
corak ini hasil dari kritisi para sejarawan besar yang bermunculan setelah ibn Ishaq.
Pemikiran kritis dari sejarawan muslim ini juga menumbuhkan langgam bahasa yang
baru dan beragam. Penelitian serta kritik sejarah semakin komplek menuju terwujudnya
penulisan sejarah yang kritis dan multidimensional.
B. Saran
Dalam tulisan makalah ini kami menyadari masih terdapat kekurangan terhadap
pembahasan yang kami tuangkan. Untuk itu kami menyarankan kepada pembaca untuk
membaca buku yang berkenaan dengan Historiografi Islam masa klasik atau abad ke-9
sampai 10. Kami juga menerima kritik dan saran apabila diperlukan demi kebaikan kami
dalam penyusunan tugas dikemudian hari. Demikian kami mengucapkan terima kasih.
8
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Wilaela. Sejarah Islam Klasik. Riau: Fakultas Ushuluddin UIN Sultan Syarif Kasim Riau, 2016.
Yatim, Badri. Historiografi Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997.
Jurnal/Artikel
Effendi. “Menguak Historiografi Islam dari Tradisional-Konvensional Hingga Kritis-
Multidimensi”, Jurnal TAPIS 9, No. 1 (2013): 120-132.
Yasmin, Nabila. “Historiografi Islam”. Diktat. Sumatera: Fakultas Ilmu Sosial UIN Sumatera,
2021.