Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Filsafat Sejarah

Arti Filsafat Sejarah dan Ruang Lingkup Filsafat Sejarah

Dosen Pengampu :
Abdurrahman, S.Pd., M.A.

Disusun Oleh :
Kelompok 1
Muhammad Hasbi (I1A118053)
Juhari Natal Sibuea (I1A118019)
Yunita (I1A18037 )
Putri Indah Amalia Pasaribu (I1A118005)
Gita Oktavia (I1A118015)
Nurul Huda Safitri (I1A118013)
Kharisma (I1A117051)
Litara (I1A117047)

PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021
Kata Pengantar

Puji syukur penulis penjatkan aats kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat
limpahan karunianya sehingga penulsi dapat menyelesaikan makalah yang bertajuk “ Arti
Filsafat Sejarah dan Ruang Lingkup Filsafat Sejarah” dengan lancar. Penyusunan makalah ini
dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Filsafat Sejarah. Ucapan terimakasih penulis
sampaikan kepada dosen pengampu mata kuliah ini yaitu pak Abdurrahman, S.Pd., M.A.
yang telah membimbing dan memeberikan ilmunya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu.

Dalam proses penyusunannya tak lepas dari bantuan, arahan dan masukan dari
berbagai pihak. Untuk itu penulis ucapkan banyak terima kasih atas segala partisipasinya
dalam menyelesaikan makalah ini. Meski demikian, penulis menyadari masih banyak sekali
kekurangan di dalam penulisan makalah ini, baik dalam hasil maupun sistematika dan teknik
penulisannya, Sehingga penulis secara terbuka menerima segala kritik dan saran positif dari
pembaca. demikian apa yang dapat saya sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi penulis sendiri maupun masyarakat umumnya.

Jambi,…. Februari 2021

Penulis
Daftar Isi

Kata Pengantar.....................................................................................................................i

Daftar Isi..............................................................................................................................ii

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.....................................................................................3

B. Rumusan Masalah...............................................................................................4

C. Tujuan.................................................................................................................4

BAB II: PEMBAHASAN

a. Definisi Filsafat Sejarah.......................................................................................5

b. Ruang Lingkup Filsafat Sejarah..........................................................................6

c. Manfaat Filsafat Sejarah......................................................................................8

BAB III: PENUTUP

Kesimpulan..........................................................................................................................iii

Daftar Pustaka......................................................................................................................iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Secara etimologi, filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu philosophia atau
philosophos. Philo yang artinya cinta, Sophia atau sophos yang artinya
hikmah/kebijaksanaan, dan pengetahuan. Sehingga, secara harfiah definisi filsafat adalah
sejumlah gagasan atau idea yang penuh dengan hikmah, kebijaksanaan, dan pengetahuan.
Secara umum, pengertian filsafat adalah suatu ilmu yang membahas secara kritis dan skeptis
mengenai berbagai macam fenomena yang ada dan terjadi dalam pemikiran dan kehidupan
manusia, kemudian dijabarkan secara teoritis dan mendasar. Filsafat merupakan induk dari
segala ilmu pengetahuan yang mencakup semua ilmu-ilmu khusus. Akan tetapi, dalam
perkembangan selanjutnya ilmu-ilmu khusus itu satu demi satu memisahkan diri dari
kesatuan filsafat. Cabang dari filsafat itu sendiri terdiri dari dua bagian yaitu filsafat umum
dan filsafat khusus. Setelah filsafat dipisahkan oleh ilmu-ilmu khusus, sebagai disiplin ilmu
tersendiri salah satunya berdilahlah salah satu cabang filsafat yaitu filsafat sejarah.

Filsafat sejarah digunakan pertama kali oleh Voltaire. Pernyataan ini terbukti terdapat
di dalam bukunya La philosophie de l’histoire yang diterbitkan tahun 1765 di Amsterdam.
Voltaire memaksudkan filsafat sejarah berbeda dari sejarah sebagai kehendak Tuhan. Filsafat
sejarah dipakai Voltaire untuk menegaskan bahwa setiap peristiwa adalah kehendak manusia
dan terjadi karena alasan-alasan. Di dalam bukunya Essay on the Customs and the Spirit of
Nations yang dirilis tahun 1769, Voltaire memaksudkan filsafat sejarah sebagai metode kritis
untuk menganalisis sejarah kebudayaan. Filsafat sejarah merupakan ilmu yang mempelajari
serta menyelidiki teori yang berkenaan dengan perkembangan manusia sebagai makhluk
sosial.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari Filsafat sejarah?
2. Apa Saja Ruang lingkup Filsafat Sejarah?
3. Apa Saja Manfaat Filsafat Sejarah?

C. Tujuan
1. Ingin Mengetahui Gambaran Mengenai Apa Itu Filsafat Sejarah.
2. Ingin Mengetahui Ruang Lingkup dari Filsafat Sejarah
3. Ingin Mengetahui Manfaat Filsafat Sejarah?

BAB II

PEMBAHASAN

a. Definisi Filsafat Sejarah

Filsafat sejarah merupakan salah satu bagian filsafat yang ingin menyelidiki sebab-
sebab terakhir dari suatu peristiwa, serta ingin memberikan jawaban atas sebab dan alasan
segala peristiwa sejarah. Lahirnya filsafat sejarah menurut peneliti modern, karena
kecendrungan manusia yang terkenal sebagai “hewan sejarah” manusia sejak zaman kuno
tidak henti-hentinya mengamati peristiwa sejarah yang ada dan terjadi disekitarnya. Mereka
juga merenungkan maknanya, mencari suatu hubungan yang bisa menguraikan geraknya dari
segi faktor-faktor yang membangkitkannya dan dari akibat-akibat yang dihasilkannya.

Menurut Al Khudairi, filsafat sejarah adalah tinjauan terhadap peristiwa-peristiwa


historis secara filosofis untuk mengetahui faktor-faktor essensial yang mengendalikan
perjalanan peristiwa-peristiwa historis itu, untuk kemudian mengikhtisarkan hukum-hukum
umum yang tetap, yang mengarahkan perkembangan berbagai bangsa dan negara dalam
berbagai masa dan generasi. Sementara itu, F. Laurent mengatakan bahwa sejarah tidak
mungkin hanya merupakan seperangkat rangkaian peristiwa yang tanpa tujuan atau makna.
Dimana sejarah tunduk sepenuhnya pada kehendak Tuhan seperti peristiwa alam.

W. H. Walsh dalam bukunya An Introduction to Phillosophy of History menyatakan


hendaknya memperhatikan definisi sejarah dahulu sebelum mendefnisikan filsafatsejarah.
Sejarah kadang diartikan sebagai peristiwa yang terjadi pada masa lalu dan penuturan
peristiwa masa lalu itu. pengertian tersebut berpengaruh terhadap bidang kajian filsafat
sejarah. Sedangkan menurut Hegel menyebutkan filsafat sejarah berpangkal pada abstraksi-
abstraksi yang menuju pada kenyataan historis yang konkret. Filsafat sejarah menurut Ibn
Khaldun yaitu mengkaji fenomena-fenomena sosial secara lebih umum, tanpa dibatasi oleh
ruang dan waktu dan mengkajinya dari segi tujuan yang ingin dicapai, serta hukum mutlak
yang mengendalikannya sepanjang sejarah.

Filsafat sejarah adalah cabang dari filsafat yang mempelajari tentang prinsip-prinsip
mendasar (hakekat) sejarah sejauh dapat ditangkap oleh akal dan dapat dipertanggung-
jawabkan secara ilmiah, artinya bersifat rasional-ilmiah. Filsafat sejarah mempelajari prinsip-
prinsip dasar keilmuan sejarah. Filsafat sejarah membicarakan “ada” sebagai sejarah.
Pertanyaan yang dapat dikemukakan dalam filsafat sejarah adalah struktur mendasar atau
esensi dasar apa yang menyebabkan sejarah (masa lampau) itu menjadi ada atau hal-hal
mendasar apa yang menyebabkan sesuatu itu terjadi atau berubah.

Pertama, pemikiran tentang sejarah yang menggambarkan proses perkembangan


sejarah secara linear (garis lurus). Perkembangan sejarah menuju titik akhir yang konkret
menunjukkan bahwa manusia dan dunia/alam berakhir pada hari kiamat/kematian. Kedua,
pemikiran yang melihat sejarah sebagai suatu proses perkembangan yang bersifat mekanis
dan materialis, seperti yang terlihat dalam aliran materialisme dan historis materialisme dari
Karl Marx. Ketiga, pemikiran yang melihat sejarah sebagai suatu proses perkembangan
hidup yang bersifat biologis.

Ungkapan filsafat sejarah menunjuk pada dua jenis penyelidikan secara berbeda,
secara tradisional, ungkapan tersebut telah digunakan untuk menunjuk pada usaha
memberikan keterangan atau tafsiran yang luas mengenai seluruh peroses sejarah filsafat
sejarah dalam arti ini secara khas berurusan dengan pertanyaan-pertanyaan seperti: apa arti,
makna dan tujuan sejarah, atau hukum-hukum pokok mana yang mengatur perkembangan
dalam perubahan sejarah.

Filsafat sejarah mengandung dua spesialisasi. Pertama, sejarah yang berusaha untuk
memastikan suatu tujuan umum yang mengurus dan menguasai semua kejadian dan seluruh
jalannya sejarah. Usaha ini sudah dijalankan berabad-abad lamanya. Kedua, sejarah yang
bertujuan untuk menguji serta menghargai metode ilmu sejarah dan kepastian dari
kesimpulan-kesimpulannya. Dalam kajian-kajian modern, filsafat sejarah menjadi suatu tema
yang mengandung dua segi yang berbeda dari kajian tentang sejarah.

Segi yang pertama berkenaan dengan kajian metodologi penelitian ilmu ini dari tujuan
filosofis. Ringkasnya, dalam segi ini terkandung pengujian yang kritis atas metode sejarawan.
Pengujian yang kritis ini termasuk dalam bidang kegiatan analitis dari filsafat, yakni kegiatan
yang mewarnai pemikiran filosofis pada zaman modern dengan cara khususnya, di mana si
pemikir menaruh perhatian untuk menganalisis apa yang bisa disebut dengan sarana-sarana
intelektual manusia. Ia mempelajari tabiat pemikiran, hukum-hukum logika, keserasian dan
hubungan-hubungan antara pikiran-pikiran manusia dengan kenyataan, tabiat, realitas, dan
kelayakan metode yang dipergunakan dalam mengantarkan pada pengetahuan yang benar.

Dari segi yang lain, filsafat sejarah berupaya menemukan komposisi setiap ilmu
pengetahuan dan pengalaman umum manusia. Di sini perhatian lebih diarahkan pada
kesimpulan dan bukannya pada penelitian tentang metode atau sarana-sarana yang digunakan
seperti yang digunakan dalam metode analitis filsafat. Dalam kegiatan konstruktif, filosof
sejarah bisa mencari pendapat yang paling komprehensif yang bisa menjelaskan tentang
makna hidup dan tujuannya.

Keingintahuan seseorang mengenai suatu kebenaran menimbulkan adanya gagasan.


Ketika gagasan diolah untuk menjelajah pemahaman yang lebih luas tetapi mendasar maka
akan menghasilkan suatu ilmu yang disebut dengan filsafat. Berkaitan dengan ilmu
pengetahuan filsafat ditujukan untuk pengembangan dan inovasi pengertian baru yang dapat
dijadikan landasan di dalam suatu masalah yang berhubungan. Dari hal tersebut memberi
pandangan bahwa berbagai ilmu lahir dari filsafat, sehingga pengajaran mengenai filsafat
sangat diperlukan.

b. Ruang Lingkup Filsafat Sejarah

Pada hakikatnya filsafat sejarah berusaha mencari penjelasan tentang perbuatan


manusia yang sudah terjadi. Filsafat sejarah juga mencoba memberikan jawaban atas sebab-
sebab dan alasan segala peristiwa sejarah yang sudah terjadi. Filsafat sejarah berusaha masuk
ke dalam pikiran dan cita-cita manusia dan memberikan tentang maju dan mundurnya
bangsa-bangsa, tentang maju dan mundurnya perkembangan kebudayaan. Kejadian dan
peristiwa sejarah terdiri atas beberapa fenomena dan fenomena-fenomena tersebut di anggap
dan diartikan oleh manusia secara berbeda-beda. walaupun pada akhirnya manusia dengan
menggunakan akal pikiranya akan senantiasa berusaha untuk memperoleh hasil yang
maksimal secara objektif terhadap fenomena-fenomena sejarah yang akan menghasilkan
suatu rangkaian peristiwa sejarah.

Filsafat sejarah merupakan ilmu yang mempelajari serta menyelidiki teori yang
berkenaan dengan perkembangan manusia sebagai makhluk sosial dan dibagi menjadi dua
bagian. Pertama, metafisika sejarah (filsafat sejarah spekulatif) yang mempelajari latar
belakang sejarah, dasar-dasar hukumnya. arti dan motivasi dalam sejarah. Kedua, logika
sejarah (filsafat sejarah kritis) yang disebut juga metodologi sejarah yang menekankan pada
studi tentang kebenaran dari fakta dan data sejarah, mencitakan keobjektifan sejarah, serta
mengadakan interpretasi dan eksplanasi terhadap peristiwa sejarah.Filsafat sejarah dilihat dari
segi strukturnya ada tiga pola.

Istilah filsafat sejarah spekulatif menunjuk pada rangkaian peristiwa-peristiwa masa


lalu sebagai suatu realitas khusus yang menjadi perhatian bagi para sejarawan untuk diteliti.
Tujuannya adalah untuk menemukan pola-pola makna umum yang ada di balik setiap
pandangan sejarawan tentang peristiwa-peristiwa masa lampau. Sementara filsafat sejarah
kritis atau analitis lebih menunjuk pada sejarah sebagai bidang penelitian khusus yang
dilakukan oleh sejarawan. Tujuannya adalah adalah untuk menjelaskan tentang bidang
penyelidikan sejarah, untuk menguji asumsi-asumsi dasar dari para sejarawan yang
digunakan sebagai dasar penyelidikannya, menjelaskan bagaimana konsep-konsep sejarawan
diorganisir dalam tulisannya, metode yang digunakan sejarawan dalam meneliti dan
menuliskan hasil penelitiannya,

dengan mendudukkan semua itu dalam peta pengetahuan secara keseluruhan. aspek
kajian ruang lingkup yaitu, Pertama; filsafat sejarah berusaha untuk mengetahui dengan pasti
faktor-faktor apa yang menyebabkan sebuah peristiwa serta menguasai semua kejadian
peristiwa jalannya sejarah. Usaha ini telah di kembangkan dan berlangsung sejak beberapa
abad yang lampau. Kedua; filsafat sejarah berusaha untuk menguji kemampuan beberapa
metode ilmu sejarah serta memberi penilaian tentang hasil analisis dan kesimpulan-
kesimpulan terhadap suatu karya sejarah. Usaha ini belum terlalu lama di kembangkan oleh
para ahli filsafat.

Merujuk pada ruang lingkup filsafat sejarah yang secara mendasar bertujuan
menemukan dasar metodologi dan dasar normatif peristiwa kesejarahan atau historiografi,
maka pembagian filsafat sejarah juga bisa diasosiasikan demikian adanya. Artinya, filsafat
sejarah langsung bisa dibagi menjadi dua kecenderungan besar. Pertama adalah filsafat
sejarah yang konsern pada metodologi historiografi dan biasa disebut sebagai filsafat sejarah
kritis atau filsafat sejarah analitik. Kedua adalah filsafat sejarah yang fokus pada penemuan
ide-ide normatif peristiwa masa lalu dan disebut dengan filsafat sejarah spekulatif.

Dalam hal ini Filsafat sejarah merupakan salah satu bagian filsafat yang berusaha
memberikan jawaban terhadap pertanyaan mengenai makna dari suatu proses peristiwa
sejarah. Dalam suatu peristiwa sejarah, terdapat banyak makna yang tersirat dan tersurat di
dalamnya yang harus diungkap secara jelas agar tidak terjadi kesalahan dalam
penafsirannya. Filsafat sejarah kritis atau analisis membahas tentang kebenaran sumber atau
sarana-sarana. Persoalan yang dihadapinya adalah adalah tentang penjelasan sejarah atau
pada khususnya masalah penyebab atau sebab-akibat. Sejarah mengkaji cara-cara tertentu
yang digunakan untuk menjelaskan suatu masalah, seperti sebab jangka panjang dan jangka
pendek, sedangakan sejarah kritis menjelaskan masalah bentuk-bentuk penjelasan dalam
berbagai unsurnya, baik bersifat determinisme maupun indeterminisme.

Menurut Sartono Kartodirdjo, metodologi sejarah sering disebut juga filsafat sejarah
kritis-analisis dan bukan filsafat sejarah spekulatif. Penjelasan sejarah bertujuan untuk
memperjelas suatu peristiwa yang terjadi pada masa lampau sehingga dapat dipahami secara
keseluruhan. Penjelasan dilakukan dengan berdasarkan pola yang logis dan dapat dicerna
oleh akal. Dalam penjelasan sejarah, suatu peristiwa akan mencerminkan hubungan yang
sifatnya khusus, yaitu kondisi yang dialami oleh suatu masyarakat, dengan teori-teori tentang
masyarakat secara umum.

Filsafat sejarah spekulatif berusaha untuk menemukan suatu struktur dasar dalam


keseluruhan arus sejarah. Filsafat sejarah spekulatif tidak puas pada penggambaran keadaan
masa silam, sehingga pencarian terhadap suatu struktur dalam yang tersembunyi dalam
proses sejarah tersebut dilakukan secara lebih mendalam. Dari pandangan ini kemudian
muncullah teori tentang gerak sejarah, yaitu teori gerak maju, teori gerak mundur dan teori
perputaran sejarah.

Perhatian Ankersmit mengenai filsafat sejarah spekulatif bahwasanya Sejarah


memiliki tujuan untuk mengungkap apa yang kira-kira terjadi pada zaman dahulu. Sejarawan
tentu saja tidak mengenatahui realitas yang terjadi, atau bahkan bisa dikatakan, sejarawan
justru tidak boleh memiliki informasi yang bersifat apriori yang dominan terhadap satu kasus.
Berdasarkan kondisi ini, maka sejarawan tidak memiliki kepastian mengenai kejadian apapun
di masa yang telah berlalu. Dengan demikian, maka kajian sejarah sejatinya adalah kajian
yang didasarkan kepada data-data; bisa jadi melalui catatan perjalanan, wawancara, atau
melalui bukti-bukti yang dihubungkan satu sama lain.

Hal ini jualah yang menjadi perhatian bagi Ankersmit dengan menawarkan bahwa
spekulasi adalah satu-satunya yang bisa diberikan untuk membaca sejarah. Spekulasi yang
dimaksud tentu saja bukanlah spekulasi liar, atau asal-asalan. Spekulasi yang digunakan
dalam kajian filsafat sejarah harus memiliki kesinambungan logika historis yang baik dan
dasar-dasar yang mampu dipertanggungjawabkan secara logis.Filsafat sejarah spekulatif juga
dinilai lebih cocok karena mempunyai ide-ide pokok yang mendukung landasan penelitian
sejarah dariperspektif filsafat. Sebagaimana yang telah diungkapkan sebelumnya, kajian
Filsafat Sejarah secara spekulatif tentu saja harus memiliki ruang lingkup yang jelas.

Misnal Munir menulis mengenai hal ini menggunakan istilah empat ide pokok‖ dalam
filsafat sejarah. Pertama, ide tentang kemajuan; ide ini berbicara tentang perkembangan
kesejarahan manusia yang senantiasa mengarah menuju kemajuan atau perkembangan
menjadi lebih baik. Kedua, ide tentang waktu; perkembangan kesejarahan manusia
berlangsung dalam rentang waktu. Ketiga, ide tentang kebebasan; relasi yang menunjukkan
bahwa dengan ketidaktahuan mengenai masa depannya, manusia bersifat bebas dan merdeka
untuk menentukan hal tersebut.

Keempat, ide tentang makna masa depan; akibat dari kemerdekaan yang dimiliki
manusia, maka kesejarahan yang ada semestinya memberikan pengaruh berarti bagi masa
depan yang lebih baik. Menurut Sartono Kartodirdjo, metodologi sejarah sering disebut juga
filsafat sejarah kritis-analisis dan bukan filsafat sejarah spekulatif. Penjelasan sejarah
bertujuan untuk memperjelas suatu peristiwa yang terjadi pada masa lampau sehingga dapat
dipahami secara keseluruhan. Penjelasan dilakukan dengan berdasarkan pola yang logis dan
dapat dicerna oleh akal. Dalam penjelasan sejarah, suatu peristiwa akan mencerminkan
hubungan yang sifatnya khusus, yaitu kondisi yang dialami oleh suatu masyarakat, dengan
teori-teori tentang masyarakat secara umum.

c. Manfaat Filsafat Sejarah

Manfaat Filsafat Sejarah. Manfaat utama mempelajari filsafat sejarah adalah akan
mempertajam kepekaan kritis seorang peneliti sejarah. Artinya, bahwa bagi seorang peneliti
atau pengkaji sejarah (sejarawan) yang dibekali dengan pengetahuan filsafat sejarah akan
menjadikan dirinya sebagai seorang “kritikus” yang handal. Dengan dilatarbelakangi
pengetahuan sejarah, maka seorang peneliti sejarah akan lebih mampu melakukan suatu kritik
atau penilaian dan koreksi mengenai hasil pengkajian sejarah. Oleh sebab itu filsafat sejarah
mutlak diperlukan agar dapat mengapresiasi pengkajian sejarah masa kini dengan lebih
bermakna dan memuaskan.

Kajian tentang sejarah akan lebih tuntas, menarik, dan bermakna bagi kehidupan
manusia di hari ini dan esok jika unsur-unsur dasarnya bias ditemukan. Seorang peneliti
sejarah yang mengetahui dan memahami filsafat sejarah akan mampu menemukan struktur
dasar (hakekat) di dalam penjelasan (eksplanasi) sejarah. Karena itu setiap ahli sejarah yang
dengan sungguh-sungguh menemkuni profesinya sebagai seorang sejarawan professional,
bukan sejarawan amatiran, mau tidak mau menganut beberapa pendapat yang mengakar pada
filsafat sejarah.

Dalam kajian-kajian modern, filsafat sejarah menjadi suatu tema yang mengandung
dua segi yang berbeda dari kajian tentang sejarah. Segi yang pertama berkenaan dengan
kajian metodologi penelitian ilmu ini dari tujuan filosofis. Dalam segi ini terkandung
pengujian yang kritis atas metode sejarawan. filsafat sejarah berupaya menemukan komposisi
setiap ilmu pengetahuan dan pengalaman umum manusia. Disisni perhatian lebih diarah kan
pada kesimpulan bukannya pada penelitian tentang metode, saran-saran yang digunakan
seperti yang digunakan dalam metode analitis filsafat. Dalam kegiatan konstruktif, filosof
sejarah bias mencari pendapat yang paling komprehensif yang bias menjelaskan tentang
makna hidup dan tujuannya.

BAB III

PENUTUP

Filsafat sejarah merupakan ilmu filsafat yang ingin memberi jawaban atas sebab dan
alasan segala peristiwa sejarah. Filsafat sejarah mencoba menggali lebih dalam atas peristiwa
atau kejadian yang telah terjadi, sehingga dapat diketahui makna yang tekandung dalam
peristiwa tersebut. Filsafat sejarah memberi penjelasan serta berusaha masuk ke dalam
pikiran dan cita-cita manusia dan memberikan keterangan tentang bagaimana munculnya
suatu negara, bagaimana proses perkembangan kebudayaannya sampai mencapai puncak
kejayaannya dan akhirnya mengalami kemunduran seperti pernah dialami oleh negara-negara
atas pada zaman yang lalu disertai peran pemimpin-pemimpin terkenal sebagai subjek
pembuat sejarah pada zamannya.

Selain itu dengan filsafat sejarah dapat diketahui apa penyebab peristiwa terdahulu
terjadi, dimana peristiwa tersebut terjadi, dan siapa yang ada didalam peristiwa tersebut serta
yang lebih mendalam lagi. Sehingga kita dapat mengerti maknanya dan dapat mengamalkan
hal-hal baik yang terdapat pada peristiwa sejarah tersebut. Filsafat sejarah menguraikan
secara mendetail mengenai peristiwa yang telah terjadi dari berbagai aspek. Filsafat sejarah
mempelajari suatu kejadian lampau yang menyangkut beberapa aspek tersebut, dengan begitu
dalam penerapannya sangat rinci dan mendetail.

Sebagai manusia selalu ingin memiliki pengetahuan yang luas, kemudian mereka
berusaha mencari fakta-fakta tentang suatu peristiwa guna menambah pengetahuan yang
mereka miliki serta dapat menjadikan teladan yang baik.Filsafat sejarah Menjelaskan
mengenai alasan peristiwa tersebut terjadi dengan sangat mendalam, sehingga dapat lebih
mudah dipahami apa penyebab peristiwa tersebut terjadi. Melalui pemikiran tersebut manusia
dapat memilah-milah atau mengetahui makna baik atau buruk yang terkandung dalam
peristiwa-peristiwa yang telah terjadi. Sehingga mereka akan lebih bijak dalam melakukan
segala hal dalam kehidupan ini. Filsafat sejarah memberikan penjelasan yang sangat
mendalam mengenai berbagai hal dalam peristiwa sejarah. Sehingga kita dapat mengetahui
hal atau makna terbesar yang terkandung di balik peristiwa sejarah tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Maiwan, Mohammad. 2013. Kosmologi Sejarah Dalam Filsafat Sej Aliran, Teori, dan
Perkembangan. Literasi : Vol.3 Des 2013. http://journal.unj.ac.id/unj/.php/lontar/
article/view/2374. Diakses pada 19 Februari 2021
Anamofa,j.N. 2017. Membaca Karya Sejarah Dengan Kerangka Kerja Filsafat Kritis.
https://osf.io/2548c/ diakses pada 19 Februari, pukul 14.00 WIB

https://id.scribd.com/doc/76412608/FILSAFAT-SEJARAH

https://www.academia.edu/2414570/FILSAFAT_SEJARAH

https://www.google.co.id/amp/s/hamdani46.wordpress.com/2015/07/15/filsafat-
sejarah/amp/

https://www.seputarpengetahuan.co.id/2016/09/pengertian-filsafat-sejarah-menurut-
para-ahli-lengkap.html

Anda mungkin juga menyukai