Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KELOMPOK

Kebudayaan Lembah Sungai Tigris dan Eufrat

Disusun oleh kelompok 2

Annisa Oktani

Aynun Zahria Hasibuan

Desmalinda

Muhammad Rafi

Ririn Dwi Cahyani

Veryola Malvy

JURUSAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU-ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan karuania-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Sejarah Kebudayaan dengan tepat
waktu. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada bapak dan ibukselaku pembimbing
pada mata kuliah tersebut dan yang telah memberikan tugas ini.

Dengan dibuatnya makalah ini harapan kami semoga dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca. Kami juga sangat mengharapkan saran dan kriktik yang
membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam
makalah ini. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca dapat kami
gunakan untuk ke depannya memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi.

Padang, 28 Februari 2018

Kelompok 2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...........................................................................................................

Daftar isi ....................................................................................................................

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................................
B. Rumusan Masalah ...............................................................................................
C. Tujuan .................................................................................................................

II. PEMBAHASAN
A. Letak Geografi ....................................................................................................
B. Keadaan Alam .....................................................................................................
C. Perkembangan Kebudayaan ................................................................................
D. Karakteristik berdasarkan 7 unsur kebudayaan ..................................................
E. Pengaruh Terhadap budaya lain...........................................................................

III. PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mesopotamia di yakini oleh para ahli sejarawan sebagai peradaban yang pertama dan
ssebagai pembentuk suatu system serta pengetahuan. Kawasaan di lembah sungai Eufrat dan
Tigris di bagi secara alami menjadi dua kawasaan yaitu Mesopotamia atas dan Mesopotamia
bawah (Babilonia) Kedua kawasaan tersebut yang menjadi awal mula munculnya suatu
peradaban (sosial-budaya) dan munculnya suatu system kepemerintahaan (politik), serta
munculnya suatu system kepercayaan (agama). Mesopotamia menjadi pusat akulturasi
terbesar yang pernah ada karena telah terjadi migrasi besar ke arah Mesopotamia dari
berbagai arah seperti Arabia dan Mesir.

Mesopotamia mengalami pertumbuhan kebudayaan yang melahirkan banyak


perkampungan kemudian berubah menjadi kota-kota kecil disepanjang Mesopotamia seperti
Erech, Eridu, Lagash, Ur, Nippur dan yang lainnya, ada yang menyebutkan sekitar abad
3500 SM dan ada juga yang berpendapat sekitar 4000 tahun SM.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana letak geografi lembah sungai tigris dan eufrat ?


2. Bagaimana kondisi alam lembah sungai tigris dan eufrat ?
3. Bagaimana perkembangan kebudayaan lembah sungai tigris dan eufrat ?
4. Bagaimana karakteristik lembah sungai tigris dan eufrat berdasarkan 7 unsur
kebudayaan ?
5. Bagaimana pengaruh lembah sungai tigris dan eufrat terhadap budaya lain ?

C. Tujuan Makalah

1. Untuk mengetahui letak geografi lembah sungai tigris dan eufrat


2. Untuk mengetahui kondisi alam lembah sungai tigris dan eufrat
3. Untuk mengetahui perkembangan kebudayaan lembah sungai tigris dan eufrat
4. Untuk mengetahui karakteristik lembah sungai tigris dan eufrat berdasarkan 7 unsur
kebudayaan
5. Untuk mengetahui pengaruh lembah sungai tigris dan eufrat terhadap budaya lain
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Letak Geografi

Mesopatamia berukuran sekitar 300 mil panjangnya 150 mil lebarnya. Mesopotamia adalah
suatu daerah yang terletak di antara dua sungai, yaitu sungai Eufrat dan Tigris
(Mezo=tengah,potamus=sungai). Sebagaimana di Mesir, tanah sepanjang sungai itu adalah
subur, di luar itu terdapat tanah-tanah gunung yang gersang dan tandus, misalnya gurun
Hamad, gurun Nufud yang termasuk Saudi Arabia. Sedangkan di wilayah Timur sungai itu
ada pegunungan Elbrus dan Kurdistan.

Dalam peta dunia Daerah di antara Euphrat dan Tigris sekarang adalah wilayah
kekuasaan Republik Iraq (Aljumhuriya Aliraqiya), wilayah Iraq termasuk dalam benua Asia,
lebih tepatnya Asia Barat (Timur Tengah). Sungai Euprath sendiri mempunyai hulu di
Republik Islam Iran, sedangkan sungai Tigris berhulu di Turki. Kedua sungai ini sama-sama
bermuara di Teluk Persia dengan muara yang sama.

Batasan-batasan geografi mesopotamia

1. Utara : Turki, Iran


2. Barat : Cyprus, Laut Mediterania
3. Selatan : Irak, Arab Saudi
4. Timur : Iran, Laut Persia

2.2. Kondisi Alam


Mesopotamia meliputi wilayah antara sungai Efrat dan Tigris yang sama-sama
bersumber dari daratan tinggi Armenia. Kedua sungai ini juga mendapatkan tambahan
pasokan air dari banyak anak sungai, dan keseluruhan jaringan sungai ini mengaliri wilayah
bergunung-gunung yang sangat luas. Jalur perjalanan darat di mesopotamia lazimnya
menyusuri sungai efrat karena tepian sungai tigris sebagian besar terjal dan sukar dilalui.
Iklim wilayah ini semi-gersang dengan bentangan gurun yang luas diutara serta bentangan
daerah berawa-rawa, berlaguna,berlumpur, dan bergelagah seluas 15.000 Km persegi (5.800
mil persegi) diselatan. Jauh di ujung selatan, efrat dan tigris menyatu dan bermuara ke teluk
persia.

Lingkungan gersang yang membentang dari kawasan-kawasan pertanian tada hujan di


daerah utara sampai ke daerah selatan dimana pertanian dengan irigasi menjadi sangat
penting jika orang mengharapkan perolehan surplus energi yang dihasilkan atas energi yang
diinvestasikan. Irigasi ini di permuda oleh tingginya permukaan air tanah serta lelehan salju
dari puncak-puncak tinggi pegunungan zagros diwilayah utara dan dari dataran tinggi
armenia, suber air sungat trigris dn efrat yang mejadi asal muasal nama negeri itu. Manfaat
irigasi bergatung ada kemampuan mengarahkan tenaga kerja yang memadai untuk membuat
dan memelihara saluran-saluran air dan ini lah faktor yag sejak permulaan zaman telah
membantu pertumbuhan pemukiman-pemukiman perkotaan dan sistem kekuasaan politik
yang terpusat. Wilayah mesopotamia pada umumnya tidak memiliki batu-batu utnuk bahan
bangunan,logam mulia, dan kayu dan karena itulah sepanjang sejarahnya bergantung pada
perniagaan jarak jauh atas haris-hasil pertanian untuk mendaptkan barang-barang langkah
dari luar daerah.

Di daerah rawa-rawa selatan, terdapat suatu budaya rumit penangkapan ikan dengan
kapal-kapal pengangkut semenjak zaman prasejarah yang menambah keberagaman budayah
mesopotamia. Kemudian usaha pertanian di seluruh wilayah mesopotamia di sokong oleh
usaha penggembalaan ternak secara berpindah-pindah. Kaum penggembara yang mendiamin
kema-kema menggembalakan biri-biri dan kambing dari padang-padan penggembalaan
sepanjang sungai pada bulan-bulan musim panas yang kerig, menuju padang-padang rumput
musiman di sepanjang perbatasan dengan gurun pada musim dingin yang basa.

2.3. Perkembangan Kebudayaan


Kerajaan-kerajaan yang menduduki Mesopotamia yaitu :

A. Kerajaan Sumeria

1. Sistem Pemerintahan

Bangsa Sumeria mengembangkan pemerintahan yang berpusat di kota Ur dekat muara


sungai Eufrat. Para penguasa memiliki kekuasaan yang sangat besar. Selain sebagai kepala
pemerintahan, Raja juga sebagai kepala agama sehingga raja disebut Patesi (Pendeta Raja).
Raja bertanggungjawab terhadap kehidupan masyarakat baik lahir maupun batin. Raja harus
mampu mengatur kehidupan ekonomi, keamanan atau ketentraman, hukum dan peradilan
serta kehidupan keagamaan.

Salah seorang patesi bernama Ur Nanshe. Ia adalah Raja yang membangun kota
Lagash sekitar tahun 2500 SM. Tindakan Ur Nanshe diikuti oleh Patesi (Raja) Gudea yang
memerintah kira-kira tahun 2400 SM. Dialah yang menjadikan kota Lagash jadi kota yang
paling berarti di Sumeria. Kira-kira pada tahun 4,500 SM, orang-orang Sumer menetap di
Dataran Shinar. Tanah di dataran ini amat sesuai untuk kegiatan pertanian. Dengan adanya
kegiatan pertanian, satu perkampungan Sumer di Lembah Sungai Tigris dan Eupharates mula
wujud. Beberapa buah negara kota yang makmur dibina, antaranya Ur, Urech dan Kish.
Setiap negara kota mempunyai sebuah bandaraya dan tanah yang luas di sekelilingnya. Setiap
negara kota diperintah oleh seseorang pemerintahnya sendiri atau seorang paderi yang
dikenali sebagai patesi. Katanya terletak di tebing terusan dan sungai berhadapan dengan
hutan yang mempunyai banyak hasil hutan. Setiap negara kota ini juga mempunyai peraturan
dan undang-undangnya yang tersendiri. Pemerintahnya juga membina dan memelihara
terusan dan benteng untuk menjaga ladang-ladang di sekelilingnya. Pemerintah ini juga
membina tembok pertahanan untuk mencegah pencerobohan musuh luar dan untuk memberi
perlindungan kepada penduduknya.

2. Sistem Kepercayaan

Kepercayaan bangsa Sumeria bersifat Polytheisme. Mereka percaya dan menyembah


banyak dewa. Salah satu dewa utama adalah Marduk. Selain itu ada dewa-dewa yang
menguasai alam, yang mereka sembah yakni Enlil (Dewa bumi), Ea (Dewa air), Anu (Dewa
langit), Sin (Dewa bulan), Samas (Dewa matahari) dan Ereskigal (Dewa
kematian). Kepercayaan bangsa Sumeria ini terus berkembang dan dianut oleh masyarakat
yang tinggal di daerah Mesopotamia.

a. Sistem Bangunan

Pada umumnya ditemukan kuil untuk pemujaan yang disebut ziggurat.

Ziggurat berasal dari kata zagaru yang artinya bangunan tinggi seperti gunung karena
merupakan menara bertingkat yang makin lama makin kecil Bahan bangunan di
Mesopotamia pada umumnya terbuat dari tanah liat yang dijemur.

b. Sistem Tulisan

Tulisan bangsa Sumeria disebut tulisan paku (cunei form). Mereka menggunakan ± 350 tanda
gambar dan setiap gambar merupakan satu suku kata. Huruf-huruf itu dituliskan pada papan
tanah liat yang digoresi/ditulisi menggunakan karang yang keras dan berujung
tajam. Pengetahuan Bangsa Sumeria memberikan sumbangan yang penting bagi dunia dalam
bidang matematika. Mereka mengembangkan hitungan dengan dasar 60 (disebut sixagesimal)
Penemuan mereka tentang hitungan lingkaran adalah 360o, satu jam adalah 60 menit, 1 menit
adalah 60 detik masih kita gunakan sampai sekarang. Pengetahuan di atas menjadi dasar
untuk penghitungan waktu untuk satu hari adalah 24 jam, satu bulan adalah 30 hari, satu
tahun adalah 12 bulan. Penghitungan waktu disebut dengan sistem penanggalan yang nanti
dikembangkan oleh bangsa Babilonia. Penghitungan kalender Babilonia berdasarkan pada
peredaran Bulan (disebut sistem lunar atau kalender Komariah).Huruf paku sudah dikenal
sejak tahun 3000 SM digunakan untuk mencatat hasil panen, harta benda serta urusan
perdagangan. Huruf paku disebarkan oleh bangsa Funisia di sekitar Laut Tengah. Bangsa
Yunani mengambil dan mengembangkan menjadi huruf Alfa, Beta dan Gama. Kemudian
bangsa Romawi mengembangkan menjadi huruf Latin.

3. Sistem Pengetahuan

Hasil Kebudayaan Bangsa Sumeria :

· Mengenal bentuk tulisan yang disebut huruf paku

· Menggunakan batu-bata sebagai bahan bangunan untuk membuat tembok rumah

· Mengetahui penanggalan : 1 tahun terdiri 12 bulan = 350 hari, 1 hari terdiri : 24 jam,
1 jam = 60 menit, 1 menit = 60 detik

· Mengetahui suatu lingkaran = 360°

· Dalam kesusastraan menghasilkan wiracarita/kisah kepahlawanan yaitu : Gilgamesh

· Kepercayaan bangsa Sumeria adalah kepercayaan terhadap gejala dan kekuatan alam
sehingga dikenal beberapa dewa yaitu : Dewa Langit, Dewa Bumi, Dewa Lautan

· Telah mengadakan hubungan dengan kota Mohenjodaro dan Harappa

Salah satu warisan peradaban Mesopotamia Kuno yang amat bernilai bagi umat
manusia adalah kumpulan hukum yang biasa disebut Codex Hammurabi. Kumpulan hukum
yang berbentuk balok batu hitam itu ditemukan di st="on"Susa tahun 1901 dalam suatu
ekspedisi yang dilakukan arkeolog Perancis di bawah pimpinan M de Morgan. Pada bagian
atas balok, yang kini ada di Museum Louvre, Paris, ada relief yang menggambarkan Raja
Hammurabi dari Babilonia Kuno (1728-1686 SM) sedang menerima hukum dari Dewa
Shamash, dewa Matahari yang juga menjadi dewa pelindung keadilan.

Perbandingan dengan kumpulan hukum yang ada dalam kitab Keluaran 21-23
menunjukkan adanya kesejajaran yang dekat. Adanya ketergantungan antara kedua kumpulan
hukum itu tidak bisa ditentukan dengan pasti, tetapi pengaruh tidak langsung rasanya
merupakan sesuatu yang amat masuk akal.

Codex Hammurabi , yang terdiri dari 282 pasal ditambah Prolog dan Epilog, tidak
saja berpengaruh pada kumpulan hukum yang ada dalam Alkitab , tetapi juga pada sistem
hukum pada periode selanjutnya. Yang menarik dan mungkin membuat kita (seharusnya)
tertunduk malu adalah, kumpulan hukum itu juga mengingatkan kita bahwa sejak abad 18
SM, di Mesopotamia sudah ada seorang pemimpin besar yang sungguh-sungguh mempunyai
kesadaran bahwa manusia harus diperlakukan secara adil sebagai manusia.

Kini, pada milenium ketiga, tanah yang sudah memberi banyak sumbangan bagi umat
manusia ternyata masih mengalami penganiayaan, entah sampai kapan. Mungkin Hammurabi
sendiri akan menangis melihat kenyataan yang bertentangan dengan apa yang pernah
ditulisnya dalam Epilog codex-nya yang menggambarkan tujuannya menuliskan hukum:

"Di dadaku kubawa rakyat Sumeria dan Akkadia, mereka berkembang di bawah
perlindunganku; aku selalu memerintah mereka dalam kedamaian; aku menaungi mereka
dengan kebijaksanaanku.Agar yang kuat tidak menindas yang lemah, agar para yatim piatu
dan para janda mendapatkan keadilan; di Babilonia, kota di mana Anum dan Elil
menengadahkan kepalanya; di Esagila, kuil yang dasarnya kokoh kuat seperti langit dan
bumi, aku menulis kata-kataku yang berharga ini pada monumenku dan di hadapan patungku,
sebagai raja keadilan, aku menetapkannya untuk mengatur hukum di negeri ini, untuk
menentukan peraturan bagi negeri ini untuk memberi keadilan bagi yang tertindas."2
B. Kerajaan Akkadia

Setelah berhasil merebut kekuasaan dari Sumeria, bangsa Akkadia menjadi penguasa
di Mesopotamia. Bangsa Akkadia adalah bangsa semit yang berimigrasi dari Jazirah Arab ke
wilayah Irak Tengah (Akkad) pada millennium ke-3 SM, masa keemasan Dinasti Sumeria
berakhir dengan penyatuan wilayah kerajaan-kerajaan tersebut dalam satu kesatuan dibawah
kekuasaan Raja Kish yang dikenal dengan masa Lugalzagezi. Seperempat abad setelah itu
Munculah King Sargon (Shargoni-Shar-Ali), raja pertama dari Imperium Akkadia. Ia
mendirikan sebuah kota yang bernama Akkadah sekaligus menjadikannya Ibu Kota dari
Mesopotamia.

Pada masa pemerintahan bangsa Akkadia, sebagian kebudayaannya diambil dari


kebudayaan bangsa Sumeria. Maka muncullah sebuah istilah Summer-Akkad berbahasa
Semit. Namun secara teori peradaban Akkadia banyak dipengaruhi oleh peradaban Sumeria
seperti perhitungan kalender tahunan berdasarkan bulan, hitungan bilangan, timbangan, jarak
dan lainnya, bahkan bangsa Akkadia mampu membuat alat-alat dari bahan tembaga dan
merakit kendaran perang. Bangsa Akkadia tidak pernah mengenal tulisan, karena mereka
terbiasa dengan tradisi oral (percakapan) akan tetapi lambat laun mereka mulai mengerti akan
pentingnya sebuah aksara untuk menulis bahasa mereka yaitu Bahasa Arami.

Selama kurang lebih 400 tahun berkuasa di Mesopotamia, akhirnya kekuasaan


Akkadia berhasil ditaklukkan oleh bangsa Amorit (dari syiria sekarang), yang bergerak
masuk ke wilayah Mesopotamia melalui arah barat daya kemudian menyeberangi sungai
Eufrat dan melakukan penyerangan.

C.Kerajaan Babylonia Lama (Bangsa Amorit)

Raja Babilonia I adalah Hamurabi (+1900 SM). Kekuasaannya dari Babilon-Teluk


Persia. Jasa Raja Hammurabi membuat uandang-undang Hammurabi (terkenal dan tertua di
dunia) yang dipahat pada kayu dan batu. Isinya mengatur tentang kehidupan rakyat dan
peraturan agama. Kerajaan ini menganut kepercayaan Palytheisme. Setelah Raja Hammurabi
meninggal, Kerajaan Babilonia Lama dikuasai bangsa Hittite (1900 SM).

Hasil Kebudayaan bangsa Babilonia I adalah :

· Codex Hamurabi, yaitu undang-undang yang dipahatkan di batu yang berisi : larangan main
hakim sendiri, sehingga keamanan dan keadilan masyrakat dijunjung tinggi.Hukum Perdata
dan Pidana

· Dewa Marduk merupakan Dewa Utama.Kerajaan Babilonia I hancur setelah mendapat


serangan dari Bangsa Asyiria3.

D.Kerajaan Assiyria

Bangsa Asyiria merupakan bangsa yang militan dan sangat kejam. Bangsa Asyiria
mendirikan kerajaan di tepi Sungai Tigris dengan ibukotanya Niniveh. Niniveh merupakan
pusat peradaban bangsa Asyiria. Ibu kota kerajannya Nineveh. Wilayahnya meluas sampai
Laut Tengah, Mesir, dan Arab.

Raja-Rajanya adalah :

· Raja Sargon berhasil menaklukkan Kerajaan Sumeria. Pada masa kekuasaan Raja Sargon
(732 SM) bangsa Asyiria menguasai daerah : Funisia, Palestina, Libanon, dan Israel (bangsa
Israel dijadikan budak)

· Raja Sennacherib (anak Raja Sargon II)menaklukkan Pantai Barat Asia Kecil Mesir

· Raja Assurbanipal (cucu Raja Sennacherib), Pada Masa Raja Assarbanibal (650 SM) bangsa
Asyiria berhasil menguasai Mesir membuat perpustakaan dalam bentuk lempengan tanah liat
bertuliskan huruf paku. Tahun 612 SM Kerajaan Assyiria ditaklukkan Bangsa Khaldea.

E. Kerajaan Babilonia Baru

Nebopalasar sebagai pendiri kerajaan Babilonia baru.

· Raja Nabopalassar adalah seorang Raja pertama

· Pada masa Raja Nebukadnezzar Babilonia mencapai kejayaan (612-536 SM)

· Raja Nabonidus sering melakukan serangan-serangan ke Arab

· Raja Belshazzar adalah Raja terakhir

Hasil kebudayaan Babilonia baru adalah :

· The Hanging Garden

Taman gantung babilonia (The Hanging Garden )adalah taman yang didirikan oleh peradaban
Babilonia diatas bukit-bukit buatan.Taman-taman tadi dikatakan taman gantung, karena jika
dilihat-lihat seolah-olah taman itu menggantung.

· Menara Babilonia, tidak pernah selesai karena pekerjanya berselisish faham karena tidak
mengerti bahasa masing-masing

· Babilonia baru melanjutkan kebudayaan Babilonia lama dan Sumeria

· Telah mengenal ilmu perbintangan : gerhana matahari dan bulan. Kerajaan Babilonia
berakhir ( + 536 SM). Tahun 539 SM Kerajaan Babilonia Baru ditaklukkan Bangsa mesir dan
Persia.
2.4. Karakteristik Berdasarkan 7 Unsur Kebudayaan

 Wujud yang besifata abstrak :

a. Kepercayaan

Mesopotamia mempunyai keprcayaan Politeisme yang pecaya kepada dewa – dewa


seperti dewa langit ( an ) dan dewa bumi ( enlil ) dewa air ( ea ) ketiga dewa di aggap
trimurti. Dewa bulan ( sin atau nanar ) sebagai dewa yang dianggap memmeri kekuasaan
kepada kepada raja. Dewa anu sebagai dewa surga. Dewa nergol sebagia dewa kematian ,
dewa intar sebagai dewa perang.

b. Ilmu pengetahuan

Bangsa Sumeria yang tinggal di Mesopotamia telah bisa menghitung tahun, bulan ,
hari. Dan untuk menentukan waktu dan musim bangsa – bangsa mesopotamia bisa meliht
dengan bintang – bintang.

 Wujud yang berbentuk aktivitas :

a. Bahasa dan Tulisan

Bahasa Bangsa Mesopotamia sudah mengenal tulisan abjak paku sejak Bangsa
Sumeria menguasai namun Bangsa Babylonia melanjutkan dengan membuat undang –
undang dengan tulisan paku . Yang kemudian dikemungkakan oleh Bagsa Hunusia disekitar
Laut Tengah. Kemudian dikembangkan oleh Bangsa Yunani seperti alpaha dan gama dan
kemudian dikembangkan oleh bagsa Romawi sehingga dipakai diseluruh dunia.

b. Ekonomi / mata pencarian

Mesopotamia terletak dipesrimpang jalan perdagangan dunia, sehingga ekonomi


masyratakat sangat makmur. Masyarakat Mesopotamia kegiatanya adalah bertani, berdagan,
dan nelayan. Pertanian yang dihasilkan disini adalah gandum, minyak zaitun dan anggur.
Meeka juga banyak mengimpor bahan – bahan jadi keluar negara lain yang ada disekeliling
Mesopotamia. Disamping itu sungai – sungai digunakan untuk berdagan dan pelayaran.

c. Sistem kemayarakatan

Raja yang memengan peranan yag tinngi mempunyai kekuasaan yang mutlak . yang
bertindak sebagai langsung dibidang ekonomi dan turun langsung memimpin pasukan dalam
pertepuran. Raja juga bertidak sebagai kepala agama dan semua masyrakat harus patuh dan
melaksanakan hukum yang dibuat oleh raja dengan segala aksi atau pelanggran yang berlaku.

d. Teknologi
Kepercayaan dengan adanya dewa membuat masyarakat hidup dengan damai dan
tentram dan dibuat bagunan – bangunan suci dan istanah raja yang dibuat dengan gagahnya
yang memakai teknologi tinggi pada masa it.

e. Kesenian

Seni pahat pada masa Bangsa Sumeria yang menunjukan liku dan garis –garis yang
merupakan karya seni yang telah tinggi pada masa itu. dan gapura raja Syiria dengan patung
benteng kepala manusia dan seni arsitektur bangunan suci seperti zigurat terbesar yang
disebut menara mubel serta taman gantung Babylonia.

f. Peralatan

Alat pekakas yang sudah ada pada masa itu digunakan utuk pertania dan alat
perkakas untuk pertahanan dan alat kecantikan dll. Masyarakat mesopotamia suda mampu
mengelolah lagam. Dari logam Bangsa Sumeria membuat cermin, tongkat – tokat, kapak dan
perlengkapan persenjataan, dan membuat kain linen dan pekakas dari tembikan dan tembagan
serta perhiasan dari emas.

2.5. Pengaruh Terhadap Budaya Lain

Ragam Budaya Eufrat Dan Tigris Serta Pengaruh Budaya Asing

Pada dasarnya peradaban Mesopotamia dibentuk oleh bangsa Sumeria sedangkan


bangsa – bangsa yang lain yang datang sesudah Sumeria hanya meneruskan kebuadayaan
yang sudah ada. Budaya yang dimiliki oleh Masyarakat Mesopotamia sudah memiliki
teknolgi canggih. Dimulai dari bangsa Sumeria mengenal tulisan abdjak yang berbentuk paku
sampai mengerti tentang ilmu asrtonomi, matematiak, kesenian, ilmu pengetahuan yang
tinggi dengan sudah adanya perpustakaan tertua pada masa itu dan dll.

Pengaruh terhadap bangsa lain adalah. Bangsa lain mengunakan kebudayaan –


kebuayaan yang dipakai pada zaman kuno sudah ribuan tahun sampai sekarang masih
digunakan baik itu undang – undang maupun tingkat seni arsiktekturnya, banyak dicontoh
masyarakat sekarang. Kita hanya menikmati pemikiran dan hasil usaha orang – orang
terdahulu, seperti Matematika, kesenian, astronomi, sistem tulisan, hukum dan lain – lainya.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Mesopotamia terletak antara sungai tigris dan efrat yang mengalir keteluk persia.
Mesopotamia meliputi wilayah antara sungai Efrat dan Tigris yang sama-sama bersumber
dari daratan tinggi Armenia. Kedua sungai ini juga mendapatkan tambahan pasokan air dari
banyak anak sungai, dan keseluruhan jaringan sungai ini mengaliri wilayah bergunung-
gunung yang sangat luas. Jalur perjalanan darat di mesopotamia lazimnya menyusuri sungai
efrat karena tepian sungai tigris sebagian besar terjal dan sukar dilalui.

Perkembangan kebudayaan Wilayah Mesopotamia pernah di diami oleh beberapa


bangsa yaitu Sumeria, Akkadia, Babilonia, Assiria, Babilonia baru dengan corak kebudayaan
yang tidak jauh berbeda. Bangsa-bangsa ini menghasilkan peradaban di bidang ekonomi,
sosial-politik, budaya, iptek, seni, arsitektur, politik, dan agama.
DAFTAR PUSTAKA

Ajat Sudrajat dan Miftahuddin.2008. Pengantar Sejarah Asia Barat. Yogyakarta: Universitas
Negeri Yogyakarta.Press

Mustofa, Umar. 2011. Jurnal: Mesopotamia Dan Mesir Kuno: Awal Peradaban Dunia.Eel
Harakah (Terakreditasi).Diunduh tanggal 26 Februari 2018

Sutrisno Kutojo, Sejarah Dunia 1, Jakarta: Widjaya Jakrta, 1976.

Sugiharjo Sumobroto Budiawan.1989. Sejarah Peradaban Barat Klasik dari Pra Sejarah
Hingga Runtuhnya Romawi. Yogyakarta: Liberty

Anda mungkin juga menyukai