Anda di halaman 1dari 6

Nasionalisme, Bencana atau Anugerah ?

Oleh: Sony Dimas Wicaksono

Nasionalisme adalah hal yang mutlak di miliki suatu negara, nasionalisme


merupakan tali temali di antara berbagai individu-individu yang hidup di suatu
negara. Nasionalisme adalah sesuatu yang sangat indah, karena antara individu-
individu yang satu tidak saling kenal,belum pernah bertemu, mempunyai bahasa ibu
yang berbeda,mempunyai kebiasaan yang berbeda,terpisah karena laut tapi
mempunyai perasaan satu kesatuan. Inilah yang dimiliki Indonesia yang memiliki
bentuk geografis kepulauan dan memiliki beribu dan kebudayaan Indonesia.

Didalam tulisan saya ini, saya akan membahas bagaimana Nasionalisme


muncul dan bagaimana pengaruhnya terhadap dunia terutama nasionalisme negara-
negara dunia ketiga. Sama atau tidakah nasionalisme di barat dan timur? Dan
bagaimanakah perkembangan nasionalisme di Indonesia.

Kemunculan Paham Nasionalisme

Kemunculan Paham Nasionalisme berawal dari barat dan dipengaruhi oleh


kaum borjuis. Nasionalisme berkembang ketika peralihan dari masyarakat pertanian
ke era industrialisasi Dalam perkembanganya sejalan dengan kapitalisme. Karena
kaum-kaum borjuis membutuhkan pasar dalam melanggengkan kegiatan jual-belinya
dan pasar tersedia jika ada suatu nasionalisme. Karena suatu “padang usaha”
Industrialisme memerlukan kesatuan ekonomi yang menyediakan berbagai segala
kebutuhan dalam menyelenggarakan industrialisasi dari lahan,modal,bahan produksi,
tenaga kerja dan lain sebagainya, kesemuanya tidak tersedia di suatu lokasi tetapi
terdapat di daerah-daerah berbeda. Itu semua permasalahan hanya bisa diselesaikan
jikalau Nasionalisme terbangun.

Nasionalisme merupakan tingkatan dari pertumbuhan kaum borjuis. Didalam


tingkatan Nasionalisme ada dua tendesi dalam perkembanganya. Tendensi pertama
adalah ketika tahap berkembangnya kapitalisme yaitu bergabung-gabungnya setiap
daerah menjadi satu-kesatuan, negara-negara kecil bergabung menjadi negara yang
lebih besar. Dan tendesni kedua adalah ketika kapitalisme sedang mencapai
puncaknya yaitu ketika negara-negara besar saling memperjual belikan barang
dagangnya, batas-batas negara menjadi kabur dan pada puncak tertinggi akan
memuncukan imperialisme.

Contoh dari model negara-negara kecil yang menjadi satu menjadi negara
besar adalah negara-negara kecil di Jermania - Pruisen, Saksen, Beieren, dan lain-
lain sebagainya , Pada tahun 1871 negara-negara kecil itu digabungkan menjadi
negara nasional Jermania, dan Raja Pruisen dijadikan Kaisarnya tatkala kapitalisme
di Jermania hendak menaik. Negara-negara kecil di Italia di bawah pimpinan
Mazzini, Garibaldi, Cavour digabungkan menjadi negara nasional Italia kira-kira
waktu itu pula, tatkala kapitalisme di Italia hendak menyubur. Dan pengecualian
negara asia Jepang ketika daimyo-daimyo Jepang menyerahkan negara-negara
kecilnya kepada Meiji Tenno, sehingga terbangun Dai Nippon Teikoku dan itupan tak
kala kapitalisme Jepang sedang tumbuh.

Karena Nasionalisme barat muncul karena terdorong atas paham kapitalisme


efek dari revolusi Perancis dan Industri, maka model nasionalisme barat adalah
eksploitasi dan ingin mengeruk seluruh ekonomi yang ada. Sehingga hal ini
mendorong kaburnya batas-batas antar negara dan memunculkan imperalisme dan
kolonialisme yang mengeksploitasi negara-negara dunia ketiga, termasuk Indonesia.

Jadi benarlah apa yang seperti di utarakan Jospeh Stalin bahwa:

“The market is the first school in which the bourgeoisie learns its nationalism.”

Seperti model nasionalisme Amerika Serikat, Warga negara amerika bukalah


berdasar dari satu suku atau satu ras, mereka berdasar dari berbagai ras didunia tetapi
mereka dapat di jadikan satu kesatuan. Dan mereka bangga dengan negaranya,
bangga dengan nasionalisme. Amerika adalah negara superpower saat ini itulah yang
membuat bangga rakyatnya, itu yang menumbuhkan Nasionalisme rakyatnya , rakyat
mereka disatukan karena modal.

Nasionalisme Pemberontak

Nasionalisme timur bangkit karena ekses-ekses dari nasionalisme barat.


Nasionalisme timur yang sebagian besar adalah daerah-daerah jajahan bangsa kulit
putih dan tergolong dunia ketiga. Paham Nasionalisme bangkit terdorong karena jiwa
berontak masyarakat-masyarakat daerah jajahan bangkit, sudah enggan daerahnya
dieksploitasi tenaga dan tanah airnya. Dan untuk mengakhiri segala bentuk
kolonialisme ini maka masyarakat-masyarakat didaerah jajahan menginginkan suatu
bentuk kemerdakaan agar bisa mengatur bangsa dan tanah airnya sendiri.

Bangkitnya Nasionalisme bangsa-bangsa Asia, juga dipengaruhi oleh


kemenangan Jepang atas perang dengan Rusia tahun 1902. Dan Jepang satu-satunya
negara Asia yang dianggap sejajar dengan bangsa-bangsa kulit putih. Hal inilah yang
membuat gairah bangsa-bangsa Asia lainnya berlomba-lomba untuk merdeka dan
diakui sebagai bangsa sejajar dengan bangsa kulit putih.

Corak nasionalisme timur berbeda dengan corak nasionalisme barat.


Nasionalisme barat yang turunan dari kapitalisme yang memunculkan imperialisme
lebih bersifat eksploitasi segala daerah yang bisa mencukupi kebutuhan ekonominya.
Bukan karena memang sudah sifat bangsa eropa seperti itu dari asalnya. Tetapi karena
daerah eropa merupakan daerah beriklim dingin dan pada musim salju tidak ada
tanaman yang tumbuh dan perlu masayarakat barat menyimpan ketika musim panen
sebagian untuk persediaan makanan di musim salju. Dan lingkungan seperti inilah
yang mengkonstruksi sifat bangsa kulit putih untuk mengeksploitasi segala apa yang
ada. Beda halnya dengan masyarakat timur yang letak daerahnya sebagian besar
hidup di daerah beriklim tropis dan hanya memiliki dua musim yaitu penghujan dan
panas, sehingga tidak perlu untuk mengeksploitasi segala bahan makanan yang ada
untuk dijadikan persediaan makanan di musim salju seperti halnya masyarakat barat.

Corak Nasionalisme Timur yang muncul karena ekses dari imperalis bangsa
kulit putih lebih manusawi. Karena mereka merupakan korban dari Nasionalisme
bangsa barat yang menjajah bangsanya, dan hal inilah yang membuat mereka tidak
menginginkan bentuk nasionalisme barat. Dan menginginkanya hilangnya penindasan
di antara manusia dengan manusia dan hilangnya Imperalis di muka bumi. Seperti
halnya yang di utarakan oleh tokoh Nasionalis India yang menyatukan rakyat Sigh,
Hindu, dan Muslim untuk memerdekakan di atas satu atap yaitu Negara India yaitu
“My Nationalism is Humanity.”

Nasionalisme Indonesia

Nasionalisme Timur ini juga masuk kedalam Indonesia, karena letak


Indonesia berada dibenua asia tenggara dan beriklim tropis. Sehingga hal inilah
kecukupan kebutuhan pangan Indonesia sangat mencukupi dan hal ini menjadi
sasaran empuk bangsa-bangsa barat untuk menjajah Indonesia. Dan karena
penjajahan ini jugalah yang mendorong Nasionalisme berdiri di langit Indonesia
seperti halnya Nasionalisme Timur yang terdorong karena eksploitasi bangsa kulit
putih.

Paham nasionalisme Indonesia muncul pada akhir-akhir masa kependudukan


Hindia Belanda, organisasi pergerakan Indonesia pertama yang menggunakan faham
kebangsaan adalah Budi Oetomo didirikan pada tahun 1908, organisasi ini belum
mengenal paham kebangsaan Indonesia tapi masih terbatas paham persatuan rakyat
jawa – madura. Dan pada awal didirikan dalam perjuanganya pun belum revolusioner
karena tujuan awalnya hanya menjadi bangsa-bangsa yang terhormat di antara
bangsa-bangsa lain dan belum ada keinginan menjadi bangsa yang merdeka.

Di dalam organisasi pergerakan nasional Indonesia dikenal suatu istilah co


dan non co. Yaitu organisasi yang berkerjasama dengan pemerintah Belanda dan yang
tidak berkerjasama dengan pemerintah Belanda dalam perjuanganya. Tetapi
organisasi yang berkerjasama dengan pemerintah Belanda masih dibagi menjadi dua
lagi, yaitu golongan yang memperbolehkan anggota organisasinya untuk masuk
dalam badan-badan perwakilan dan pegawai negeri dan golongan yang lain hanya
memperbolehkan anggotanya hanya ditolerir menjadi pegawai negeri saja.

Budi Oetomo dan Parindara adalah organisasi yang memperbolehkan


anggotanya untuk masuk di badan-badan perwakilan dan pegawai negeri. Serikat
Islam merupakan contoh dari organisasi yang hanya mentolerir anggotanya untuk
menjadi pegawai negeri saja. Dan Organisasi yang sangat keras untuk non-cooperatie
dengan pemerintah Hindia Belanda adalah PNI, tidak hanya melarang anggotanya
ikut di dalam badan-badan perwakilan bahkan juga melarang anggotanya untuk
menjadi pegawai negeri.

Bukan permasalahan startegi organisasi yang berjuang dalam menjadi


organisasi co atau non co. Tetapi memang dalam perjuanganya mereka mempunyai
alasan tersendiri dalam mengambil strategi tersebut. Parindra misalnya mengambil
kebijakan coopertie dengan pemerintah Hindia Belanda karena ingin menguasai pos-
pos penting didalam pemerintahan agar segala kebijakan bisa mengakomodir
kepentingan pribumi waktu itu. Sedangkan Serikat Islam mengambil kebijakan
tersebut karena sebagai toleransi anggotanya yang bekerja sebagai pegawai negeri
pemerintah Hindia Belanda.

PNI menjadi sepesial karena organisasi dari awal berdirinya pada tahun 1927
telah memakai kata Nasional. PNI merupakan organisasi yang revolusioner karena
merupakan organisasi yang memiliki massa yang banyak dan memiliki berbagai
lapisan masyarakat. PNI bergerak didalam tataran politik,ekonomi,dan sosial. PNI
tujuan awalnya adalah mencapai Indonesia merdeka, sehingga sangat keras
perjuanganya dengan pihak pemerintah Hindia-Belanda. Bahkan salah satu
pendirinya yaitu Soekarno pada tahun 1926 menuliskan tulisan
Nasionalisme,Islamisme dan Marxisme didalam harian Suluh Indonesia Muda.
Didalam tulisan tersebut Soekarno mempunyai keinginan kuat untuk menyatukan
organisasi dari paham-paham di Indonesia yang berbeda untuk melawan pemerintah
Hindia Belanda demi mencapai Indonesia Merdeka.

Tiga paham organisasi-organisasi di Indonesia yang juga menjadi roh Pan-


Asiaisme untuk melawan Imperialis dan Kolonialisme pada waktu dulu hingga
sekarang. Walapun dari tiga paham ini berbeda asal dan tujuanya, tetapi dalam
perjuanganya adalah sama,musuh yang sama yaitu Kolonialisme,Imperialisme ,dan
Kapitalisme. Dan hal-hal ini lah yang menggrogoti semua bangsa-bangsa Asia. Isu-
isu rasisme sangat kuat persanginan bangsa kulit putih dan kulit berwarna sangat
terasa pada waktu itu.

Kolonialisme, Imperalisme ,dan Kapitalisme bangsa-bangsa eropa. Tidak


hanya merupakan sebuah permasalahan bagi bangsa-bangsa Asia, Indonesia juga
tentunya. Tapi karena merekalah persatuan diantara tiga paham yang berbeda pada
waktu itu, bahu-membahu untuk bersatu padu berjuang. Karena bangsa asia dijajah,
dieksploitasi, dan hidupnya dibuat tidak tenang oleh bangsa kulit putih.

Nasionalisme Indonesia di jaman sekarang tidak jelas dan tidak berapi-api


seperti halnya dijaman akhir masa kolonialisme dan masa kemerdekaan.
Nasionalisme sekarang tak ubahnya seperti sebuah tren. Nasionalisme hanyalah
sebuah cap dan komoditas gambar-gambar brand kaos-kaos distro anak muda. Dan
nasionalisme Indonesia muncul dan bangkit ketika ada sebuah pertandingan
sepakbola antarnegara, dan mulai panas ketika berhadapan dengan TimNas Malaysia
dan ketika terjadi perseteruan dengan Negara lain. Maka Nasionalisme Indonesia
bangkit dan pada puncak-puncaknya dan lebih mendekati cauvinisme, cinta pada
bangsa sendiri dan memandang rendah bangsa lain. Hal ini memang tidak dapat
dipisahkan dengan faktor sejarah konfrontasi dengan malaysia di era Presiden
Soekarno.

Orde Baru merupakan yang paling bertanggung jawab atas mulai lunturnya
paham Nasionalisme di jaman sekarang ini. Kebijakan orde baru paling parah atas
lunturnya Nasionalisme adalah deideologisasi Soekarno. Dimana ajaran-ajaran
soekarno di bumi hanguskan dan orang-orang pro soekarno di hilangkan. Padahal kita
ketahui bahwa tokoh nasionalisme Indonesia adalah Soekarno.

Padahal kita ketahui tujuan bangsa Indonesia adalah mewujudkan masyarakat


keadilan sosial dimana tidak ada kehidupan manusia mengeksploitasi manusia dan
bangsa mengeksploitasi bangsa karena Soekarno mengamini apa yang dikatakan
Gandhi bahwa “My nationalism also humanity” sehingga nasionalisme soekarno pun
berpandangan Internationalisme yang mengenal adanya kemanusiaan yang mencari
selamatnya seluruh peradapan manusia.

Untuk mencapai apa itu masyarakat keadilan sosial atau sering disebutkan
soekarno Sosialisme Indonesia. Bung karno sering membaginya 3 fase revolusi yaitu
revolusi nasional,revolusi sosial dan revolusi nasional-sosial. Tetapi ketika ketiga
revolusi belum selesai sama sekali, bahkan revolusi nasional pun belum selesai Bung
Karno pun telah dilengserkan tahun 1967.

Inilah yang menjadi tugas kita, tugas bangsa Indonesia. Masihkah


Nasionalisme kita masih ada ? Masihkah kita mau mewujudkan masyarakat keadilan
sosial? Masihkah kita menyingkirkan imperialisme dan menjadi satu kesatuan
revolusi dunia ?

Daftar Pustaka:

Ir.Soekarno.(1963).Sarinah: Kewadjiban Wanita Dalam Perdjoangan Republik


Indonesia,Djogjakarta:Tidak diketahui.

Ir.Soekarno.(1965).Dibawah Bendera Revolusi Jilid 1,Djakarta:Panitia Penerbit


Dibawah Bendera Revolusi.

Tirtoprodjo,Susanto.(1996).Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia,Jakarta:P.T.


Pembangunan Jakarta

https://www.marxists.org/reference/archive/stalin/works/1913/03.htm

http://www.materisma.com/2014/01/masuknya-paham-baru-dari-eropa-dan.html

Anda mungkin juga menyukai