Disusun Oleh :
Kelompok 5
KATA PENGANTAR…………………………………………………i
DAFTAR ISI………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang………………………………………………………1
Rumusan Masalah……………………………………………………3
Tujuan Masalah……………………………………………………….4
BAB II PEMBAHASAN
Revolusi & Perjuangan Kemerdekaan di Amerika Latin……………5
Faktor Internal yang mempengaruhi perjuangan Ametika Latin…....8
Faktor Eksternal yang mempengaruhi perjuangan Amerika Latin…...11
Halangan serta tantangan yang menghambat revolusi & perjungan
kemerdekaan di Amerika Latin………………………………………12
BAB III PENUTUP
Kesimpulan………………………………………………………….18
Saran…………………………………………………………………18
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami curahkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan hidayahnya lah penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Faktor internal Dan eksternal yang mendorong perjuangan Amerika Latin” dengan
baik dan tepat waktu. Penulis banyak mengucapkan beribu-ribu terima kasih kepada
semua orang yang telah membantu dan berkontribusi atas penyusunan makalah ini:
1. Bapak, Irfan Ahmad Fauzi S.Pd., M.Hum,) selaku dosen mata kuliah
Sejarah Amerika Latin.
2. Kedua orang tua kami, yang telah membantu secara moril.
3. Teman-teman, yang turun memberikan saran kepada kami dalam
pembuatan makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Revolusi Dan Perjuangan Kemerdekaan di Amerika Latin
Juli 1776, pada akhir tahun 1700-an itu muncul pula semangat kemerdekaan
di berbagai belahan Amerika yang lain.Sebagaimana 13 koloni di Amerika
Utara yang telah memerdekakan diri pada tanggal 1 Juli 1776. Pada saat itu
rasa ketidakpuasan meningkat, khususnya jika para pemukim itu telah
membaca karya-karya para penulis era Pencerahan sepertiLocke, Voltaire, dan
J.J. Rousseau. Keberhasilan revolusi Amerika dan juga Revolusi Prancis
mendorong rakyat di Amerika Latin untuk berjuang demi kemerdekaannya
sendiri. Di Mexico, Amerika Tengah dan Selatan, dan di Hindia Barat, para
pemukim mulai mencoba untuk mengambil-alih kontrol atas masalah-masalah
mereka sendiri.
a. Awal Pemberontakan
Pada tahun 1780-an, sekitar hampir 20.000-an orang Mestizo dan
Indian berbaris di Bogota untuk memprotes pajak eksesif yang dipaksakan
oleh penguasa Spanyol. Spanyol segera mengganyang pembangkangan itu
dan mengeksekusi para pemimpinnya. Kemudian pada tahun 1806,
Francisco Miranda, seorang pemimpin creole putera aristokrat Venezuela,
melakukan percobaan pemberontakan melawan Spanyol. Karena gagal,
Miranda kemudian kembali ke Venezuela pada tahun 1810. Saat itu dia
mendapat banyak dukungan dari rakyat di kota Caracas . Bersama dengan
pemimpin-pemimpin pemberontak yang lain dia menjatuhkan penguasa
Spanyol dan mendirikan Republik Venezuela yang pertama. Spanyol
mampu kembali meraih kekuasaan di koloni tersebut. Namun demikian,
adanya kecemburuan di antara para pemimpin revolusi menyebabkan
Miranda dan mengirimnya ke Spanyol di mana ia meninggal tahun 1816.
Meskipun revolusi yang dipimpin Miranda gagal, koloni-koloni Spanyol
yang lain segera terbangkitkan untuk berjuang meraih kemerdekaan.
5
b. Kemerdekaan Haiti
Sementara tujuan orang-orang Spanyol yang bermukim di Amerika
adalah melakukan penentangan terhadap para pemimpin kolonial, suatu
pemberontakan yang sukses berlangsung di French West Indies. Prancis
memerintah Haiti, yakni separuh pulau Hispaniola. Pada tahun 1700-an,
beberapa keluarga Prancis menguasai perkebunan tebu yang sangat luas
yang digarap oleh sekitar satu setengah juta budak Afrika. Perlakuan yang
sangat buruk menjadi santapan sehari-hari para budak tersebut.
Ketika revolusi Prancis pecah pada tahun 1789, rakyat Haiti segera
menyerap ide-ide liberte, egalite, fraternite yang diproklamirkan kaum
revolusioner Prancis di Paris tersebut. Ketika harapan mereka untuk
merdeka dikecewakan, ribuan budak melakukan pemberontakan pada tahun
1791. Mereka membantai majikan-majikannya dan menghancurkan banyak
perkebunan. Selama 13 tahun berikutnya kehidupan masyarakat Haiti
diwarnai perjuangan dengan kekerasan sebagaimana dilakukan para
pemulanya itu terhadap orang-orang Prancis, demi meraih kemerdekaannya.
Figur utama dalam pemberontakan itu adalah Toussaint L’Ouverture. 1801,
Toussaint mengusir orang-orang Prancis dari Haiti dan menaklukkan orang-
orang Spanyol yang berkuasa di belahan timur pulau tersebut. Dia
menyatakan bahwa seluruh pulau Hispaniola bebas dari kekuasaan asing. Di
Prancis, Napoleon merasa geram dengan lepasnya Haiti, sebab Haiti selama
itu memberikan keuntungan besar bagi Prancis. Untuk mengembalikan
kekuasaan Prancis atas Haiti, Napoleon mengirimkan abang-iparnya,
Jenderal Charles Leclerc beserta 20.000 tentara pendukungnya. Tentara
Prancis sebanyak itu ternyata kalah dan ditawan oleh orang-orang Haiti.
Sebab lain kekalahan mereka adalah adanya musuh yang tak
kelihatan yaitu wabah demam kuning yang menewaskan ratusan tentara
Prancis setiap pekannya. Leclerc akhirnya melakukan tipuan terhadap
Toussaint dengan pura-pura menyepakati perjanjian damai dan memintanya
hadir dalam jamuan makan malam di mana pemimpin Haiti itu kemudian
6
ditangkap dan dijebloskannya ke penjara. Akhirnya Toussaint dikirim ke
Prancis di mana dia mati di penjara pada tahun 1803. 1804 meraih
kemerdekaanya, Haiti adalah negara merdeka pertama di Amerika Latin. Di
mana-mana di Amerika Latin masyarakat memandang peristiwa di Haiti
dengan perasaan campur-aduk. Eropa yang kuat pun ternyata bisa
ditumbangkan oleh pemberontakan lokal.
c. Penyebaran Semangat Revolusioner
Para kolonis Spanyol sebenarnya telah terinspirasi oleh ide-ide
revolusioner yang berkembang di Eropa. Pada tahun 1800-an peristiwa-
peristiwa di Eropa menular dalam berbagai bentuk pemberontakan yang
berhasil di Amerika Latin. Pada tahun 1808 Napoleon menaklukkan
Spanyol dan menjatuhkan Raja Ferdinand VII. Dia kemudian mengangkat
saudaranya Joseph Bonaparte untuk bertahta di Spanyol. Koloni-koloni
Spanyol di Amerika menolak mengakui Joseph Bonaparte sebagai rajanya
dan mereka memanfaatkan momen itu untuk mulai menata
pemerintahannya sendiri. Setelah kekalahan Napoleon pada tahun 1815,
para penguasa Eropa menegakkan kembali tahta Ferdinand VII di Spanyol.
Raja Ferdinand VII pun merencanakan untuk menguasai kembali koloni
Spanyol di Amerika Latin. Namun rakyat Amerika Latin menolak kembali
menjadi jajahan Spanyol.
Tokoh-tokoh pemberontak dalam hal ini antara lain:
1. Simon Bolivar "Sang Pembebas" yang berjuang di wilayah Great
Columbia;
2. Jose de San Martin berjuang di wilayah Argentina dan Chile;
3. Miguel Hidalgo, Jose Morelos, dan lain-lainnya berjuang di wilayah
Mexico.
d. Kemerdekaan Brazil
Para creole juga memimpin pemberontakan di Brazil. Brazil meraih
kemerdekaan secara relatif lebih mudah daripada negeri-negeri tetangganya.
Pada tahun 1808 ketika Napoleon menginvasi Portugal, Raja Portugal dan
7
keluarganya melarikan diri ke Brazil. Ketika Pangeran Pedro untuk
berkuasa di Brazil. Para creole meminta Pedro untuk mengakhiri kekuasaan
Portugal di Brazil dengan memproklamirkan kemerdekaan Brazil. Pedro
pun ditawari untuk memimpin negara baru tersebut. Pedro yang tinggal di
Brazil sejak berusia 10 tahun itu menerima tawaran tersebut. Pada tahun
1822 dia memproklamirkan diri sebagai Pedro I Kaisar Brazil, tetapi dia
menyetujui adanya konstitusi yang menjamin kebebasan pers, kebebasan
beragama, dan juga adanya lembaga legislatif yang dipilih. Pada tahun 1825
seluruh koloni di Amerika Latin telah terbebas dari kekuasaan Eropa.
Namun, negeri-negeri baru tersebut segera menghadapi persoalan
bagaimana menegakkan pemerintahan yang stabil.
16
Bangsa-bangsa Eropa memprotes hal tersebut. Mereka berpendapat bahwa jikalau
memang Eropa tidak boleh mengirimkan kapal-kapal perangnya untuk memaksa
agar negara-negara penghutang membayar kewajibannya, maka Amerika Serikat
harus mengambil-alih tanggung jawab tersebut. Untuk memuaskan tuntutan itu,
pada tahun 1904 Roosevelt mengeluarkan Roosevelt Corollary atas Doktrin
Monroe. Dalam statemennya tersebut Roosevelt menyatakan bahwa Amerika
Serikat menerapkan kekuatan polisi internasional untuk membuat bangsa-bangsa
Amerika Latin bertanggung jawab atas komitmen finansialnya. Pernyataan itu
menyebutkan bahwa dalam kasus-kasus yang buruk dan tindakan salah yang kronis
yang dilakukan oleh negara di Amerika Latin, Amerika Serikat dapat mencampuri
urusan dalam negeri negara tersebut.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Faktor internal yang mempengaruhi perjuangan kemerdekaan di
Amerika Latin meliputi kesadaran akan identitas nasional, ketimpangan
sosial dan ekonomi, serta penindasan politik yang dilakukan oleh penjajah
kolonial. Revolusi tersebut dipicu oleh semangat nasionalisme yang tumbuh
di kalangan masyarakat Latin yang ingin membebaskan diri dari kekuasaan
kolonial. Faktor eksternal juga berperan penting dalam perjuangan
kemerdekaan di Amerika Latin. Pengaruh Revolusi Amerika Serikat dan
Revolusi Prancis memberikan inspirasi serta dukungan bagi gerakan
kemerdekaan di Amerika Latin. Selain itu, adanya persaingan antara
kekuatan kolonial Eropa juga mempengaruhi perjuangan kemerdekaan.
Inggris dan Prancis, misalnya, memiliki kepentingan untuk melemahkan
kekuasaan Spanyol dan Portugal di wilayah tersebut.
Perjuangan kemerdekaan di Amerika Latin juga dipengaruhi oleh
perang dan konflik internal di antara kelompok-kelompok yang berbeda.
Ketidakstabilan politik dan perselisihan antara elit lokal sering kali
memperlambat proses kemerdekaan dan menyebabkan perpecahan dalam
gerakan perjuangan. Secara keseluruhan, perjuangan kemerdekaan di
Amerika Latin merupakan hasil dari kombinasi faktor internal dan eksternal
yang saling berinteraksi. Kesadaran akan identitas nasional, kesenjangan
sosial dan ekonomi, dukungan dari negara-negara luar, serta konflik internal
merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi jalannya perjuangan
kemerdekaan di Amerika Latin.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini memang masih banyak kesalahan, maka dari
itu kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan untuk
memperbaikinya. Semoga makalah ini dapat memberikan kita ilmu dan
wawasan bermanfaat bagi kita.
18
DAFTAR PUSTAKA
https://www-britannica com.translate.goog/place/LatinAmerica/Theindependence-
of-Latin-America
https://academic.oup.com/ahr/article/118/5/1345/17516