Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH SEJARAH AMERIKA LATIN

“Faktor Internal Dan Ekseternal Yang Mendorong Perjuangan


Amerika Latin”
(Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Amerika Latin-
yang diampu oleh Bapak Irfan Ahmad Fauzi S.Pd., M.Hum,)

Disusun Oleh :
Kelompok 5

Dwi Juniardi 202215500120


Prika Machica Sendy 202215500131

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI


2023
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………i
DAFTAR ISI………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang………………………………………………………1
Rumusan Masalah……………………………………………………3
Tujuan Masalah……………………………………………………….4
BAB II PEMBAHASAN
Revolusi & Perjuangan Kemerdekaan di Amerika Latin……………5
Faktor Internal yang mempengaruhi perjuangan Ametika Latin…....8
Faktor Eksternal yang mempengaruhi perjuangan Amerika Latin…...11
Halangan serta tantangan yang menghambat revolusi & perjungan
kemerdekaan di Amerika Latin………………………………………12
BAB III PENUTUP
Kesimpulan………………………………………………………….18
Saran…………………………………………………………………18
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami curahkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan hidayahnya lah penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Faktor internal Dan eksternal yang mendorong perjuangan Amerika Latin” dengan
baik dan tepat waktu. Penulis banyak mengucapkan beribu-ribu terima kasih kepada
semua orang yang telah membantu dan berkontribusi atas penyusunan makalah ini:

1. Bapak, Irfan Ahmad Fauzi S.Pd., M.Hum,) selaku dosen mata kuliah
Sejarah Amerika Latin.
2. Kedua orang tua kami, yang telah membantu secara moril.
3. Teman-teman, yang turun memberikan saran kepada kami dalam
pembuatan makalah ini.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas wawasan mengenai


Faktor internal dan eksternal yang mendorong perjuangan Amerika Latin yang
penulis sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi
dan berita. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca. Penulis menyadari bahwasanya
dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, maka itu
penulis memerlukan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.

Jakarta, 15 September 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Amerika Latin adalah suatu wilayah yang terdiri dari negara-negara yang
terletak di benua Amerika bagian Selatan. Wilayah ini memiliki sejarah yang
panjang dan kompleks, yang melibatkan penjajahan, perjuangan untuk
kemerdekaan, perkembangan politik, dan masalah sosial dan ekonomi yang
terus-menerus. Awalnya Amerika Latin merupakan wilayah yang dikuasai
kerajaan asing seperti Spanyol dan Portugal. Kolonisasi Spanyol dimulai pada
akhir abad ke 15, ketika Christopher Columbus menemukan Dunia Baru. Dalam
beberapa dekade , Spanyol mendirikan kerajaan kolonial di sebagian besar
Amerika Latin, terutama di tempat-tempat seperti Meksiko, Peru, Kolombia,
dan Argentina. Selama periode ini, masyarakat adat di Amerika Latin
diperbudak, dianiaya dan dijadikan sasaran perlakuan oleh penjajah Spanyol.
Hal ini memicu perjuangan dan perlawanan dari penduduk asli dan budak, yang
dikenal sebagai pemberontakan.
Setelah tiga abad pemerintahan kolonial, kemerdekaan tiba-tiba terjadi di
sebagian besar wilayah Amerika Spanyol dan Portugis. Antara tahun 1808 dan
1826 seluruh Amerika Latin kecuali koloni Spanyol di Kuba dan Puerto Riko
lepas dari tangan kekuatan Iberia yang telah memerintah wilayah tersebut sejak
penaklukan tersebut. Kecepatan dan waktu terjadinya perubahan-perubahan
dramatis ini merupakan hasil kombinasi ketegangan yang sudah berlangsung
lama dalam pemerintahan kolonial dan serangkaian peristiwa eksternal.
Reformasi yang dilakukan oleh Bourbon Spanyol pada abad ke-18 memicu
ketidakstabilan besar dalam hubungan antara penguasa dan rakyat kolonialnya
di Amerika. Banyak orang Kreol merasa kebijakan Bourbon merupakan
serangan yang tidak adil terhadap kekayaan, kekuasaan politik, dan status sosial
mereka. Namun, keuntungan-keuntungan ini hanya membangkitkan selera
orang Kreol akan perdagangan bebas yang lebih besar daripada yang bersedia
1
diberikan oleh keluarga Bourbon. Setelah ratusan tahun terbukti mengabdi pada
Spanyol, para elit kelahiran Amerika merasa bahwa Bourbon kini
memperlakukan mereka seperti negara yang baru ditaklukkan. Peristiwa
diplomatik dan militer Eropa merupakan katalis terakhir yang mengubah
ketidakpuasan Creole menjadi gerakan penuh untuk kemerdekaan Amerika
Latin. Ketika Kekaisaran Spanyol mengadakan aliansi dengan Perancis pada
tahun 1795, hal ini memicu serangkaian perkembangan yang membuka jarak
ekonomi dan politik antara negara-negara Iberia dan koloninya di Amerika.
Peristiwa di Eropa pada awal abad ke-19 menciptakan perpecahan politik yang
mendalam antara Spanyol dan koloninya di Amerika. Pada tahun 1807 raja
Spanyol, Charles IV, memberikan izin masuk melalui wilayah Spanyol kepada
pasukan Napoleon yang sedang dalam perjalanan untuk menyerang Portugal.
Dengan figur otoritas yang sah dalam kekuasaan mereka, penguasa Perancis
berusaha menghancurkan kemerdekaan Spanyol. Dua tahun kemudian, mereka
menghasilkan konstitusi liberal baru yang menyatakan kepemilikan Spanyol di
Amerika sebagai anggota penuh kekaisaran dan bukan sekadar koloni.
Pada tahun 1820, pasukan yang menunggu di Cádiz untuk dikirim sebagai
bagian dari kampanye militer kerajaan memberontak, memaksa Ferdinand
untuk menyetujui serangkaian tindakan liberal. Di Mexico City dan
Montevideo, pemerintahan sementara merupakan hasil kerja keras orang-orang
Spanyol yang setia dan bersemangat di semenanjung tersebut untuk mengusir
ancaman Kreol. Mengubah inisiatif awal ini menjadi pemisahan diri dari
kendali Spanyol membutuhkan pengorbanan yang sangat besar. Dari selatan
muncul kekuatan kuat lainnya, dipimpin oleh José de San Martín yang lebih
berhati-hati. Setelah penaklukan yang sulit atas wilayah asal mereka, kedua
gerakan tersebut menyebarkan tujuan kemerdekaan ke wilayah lain, dan
akhirnya berkumpul di pesisir Pasifik tengah. Meski melindungi diri dengan
berpura-pura setia kepada Ferdinand, junta yang dihasilkan pada sidang tersebut
menandai berakhirnya kekuasaan Spanyol di Buenos Aires dan sekitarnya.
2
Setelah revolusi Mei 1810, wilayah tersebut merupakan satu-satunya wilayah
yang menolak penaklukan kembali oleh pasukan loyalis selama periode perang
kemerdekaan. Dalam aliansi dengan patriot Chili di bawah komando Bernardo
O`Higgins, tentara San Martín memulihkan kemerdekaan di wilayah yang
juntanya yang terfaksinasi telah dikalahkan oleh kaum royalis pada tahun 1814.
Karena mendapat keuntungan dari monopoli kolonial dan takut akan kekerasan
sosial yang mengancam pemberontakan di akhir abad ke-18, banyak orang
Kreol Peru tidak ingin memutuskan hubungan dengan Spanyol.
Dari latar belakang tersebut inilah, munculnya pertanyaan bagaimana
revolusi dan perjuangan kemerdekaan di Amerika Latin serta dan apa saja faktor
internal dan eksternal yang mendorong perjuangan kemerdekaan Amerika
Latin. Maka dari itu, dalam makalah kali ini akan membahas bagaimana
revolusi dan perjuangan kemerdekaan di Amerika Latin serta dan apa saja faktor
internal dan eksternal yang mendorong perjuangan kemerdekaan Amerika
Latin.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai


berikut:
1. Revolusi dan kemerdekaan di Amerika Latin.
2. Faktor internal yang mempengaruhi perjuangan Amerika Latin
A. Ketidakpuasan terhadap pemerintahan kolonial
B. Gerakan nasionalisme
C. Perkembangan pemikiran politik
3. Faktor eksternal yang mempengaruhi perjuangan Amerika Latin
A. Revolusi Amerika dan Perancis
B. Revolusi Industri di Eropa
C. Dukungan dari negara lain
4. Halangan Serta Tantangan Yang Menghambat Revolusi Dan Perjuangan
Kemerdekaan Di Amerika Latin.
A. Halangan untuk bersatu
3
B. Warisan Kolonial
C. Perubahan Ekonomi Dan sosial
D. Imperalisme Di Amerika Latin
E. Perang Spanyol VS Amerika Serikat.
1.3 Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penulis merumuskan tujuan
masalah sebagai berikut:

1. Mengetahui bagaimana perjuangan revolusi di Amerika Latin.


2. Mengetahui apa saja faktor internal yang mempengaruhi perjuangan
Amerika Latin.
3. Mengetahui apa saja faktor eksternal yang mempengaruhi perjuangan
Amerika Latin.
4. Mengetahui apa saja halangan serta tantangan yang menghambat revolusi
dan perjuangan kemerdekaan di Amerika Latin.

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Revolusi Dan Perjuangan Kemerdekaan di Amerika Latin
Juli 1776, pada akhir tahun 1700-an itu muncul pula semangat kemerdekaan
di berbagai belahan Amerika yang lain.Sebagaimana 13 koloni di Amerika
Utara yang telah memerdekakan diri pada tanggal 1 Juli 1776. Pada saat itu
rasa ketidakpuasan meningkat, khususnya jika para pemukim itu telah
membaca karya-karya para penulis era Pencerahan sepertiLocke, Voltaire, dan
J.J. Rousseau. Keberhasilan revolusi Amerika dan juga Revolusi Prancis
mendorong rakyat di Amerika Latin untuk berjuang demi kemerdekaannya
sendiri. Di Mexico, Amerika Tengah dan Selatan, dan di Hindia Barat, para
pemukim mulai mencoba untuk mengambil-alih kontrol atas masalah-masalah
mereka sendiri.
a. Awal Pemberontakan
Pada tahun 1780-an, sekitar hampir 20.000-an orang Mestizo dan
Indian berbaris di Bogota untuk memprotes pajak eksesif yang dipaksakan
oleh penguasa Spanyol. Spanyol segera mengganyang pembangkangan itu
dan mengeksekusi para pemimpinnya. Kemudian pada tahun 1806,
Francisco Miranda, seorang pemimpin creole putera aristokrat Venezuela,
melakukan percobaan pemberontakan melawan Spanyol. Karena gagal,
Miranda kemudian kembali ke Venezuela pada tahun 1810. Saat itu dia
mendapat banyak dukungan dari rakyat di kota Caracas . Bersama dengan
pemimpin-pemimpin pemberontak yang lain dia menjatuhkan penguasa
Spanyol dan mendirikan Republik Venezuela yang pertama. Spanyol
mampu kembali meraih kekuasaan di koloni tersebut. Namun demikian,
adanya kecemburuan di antara para pemimpin revolusi menyebabkan
Miranda dan mengirimnya ke Spanyol di mana ia meninggal tahun 1816.
Meskipun revolusi yang dipimpin Miranda gagal, koloni-koloni Spanyol
yang lain segera terbangkitkan untuk berjuang meraih kemerdekaan.

5
b. Kemerdekaan Haiti
Sementara tujuan orang-orang Spanyol yang bermukim di Amerika
adalah melakukan penentangan terhadap para pemimpin kolonial, suatu
pemberontakan yang sukses berlangsung di French West Indies. Prancis
memerintah Haiti, yakni separuh pulau Hispaniola. Pada tahun 1700-an,
beberapa keluarga Prancis menguasai perkebunan tebu yang sangat luas
yang digarap oleh sekitar satu setengah juta budak Afrika. Perlakuan yang
sangat buruk menjadi santapan sehari-hari para budak tersebut.
Ketika revolusi Prancis pecah pada tahun 1789, rakyat Haiti segera
menyerap ide-ide liberte, egalite, fraternite yang diproklamirkan kaum
revolusioner Prancis di Paris tersebut. Ketika harapan mereka untuk
merdeka dikecewakan, ribuan budak melakukan pemberontakan pada tahun
1791. Mereka membantai majikan-majikannya dan menghancurkan banyak
perkebunan. Selama 13 tahun berikutnya kehidupan masyarakat Haiti
diwarnai perjuangan dengan kekerasan sebagaimana dilakukan para
pemulanya itu terhadap orang-orang Prancis, demi meraih kemerdekaannya.
Figur utama dalam pemberontakan itu adalah Toussaint L’Ouverture. 1801,
Toussaint mengusir orang-orang Prancis dari Haiti dan menaklukkan orang-
orang Spanyol yang berkuasa di belahan timur pulau tersebut. Dia
menyatakan bahwa seluruh pulau Hispaniola bebas dari kekuasaan asing. Di
Prancis, Napoleon merasa geram dengan lepasnya Haiti, sebab Haiti selama
itu memberikan keuntungan besar bagi Prancis. Untuk mengembalikan
kekuasaan Prancis atas Haiti, Napoleon mengirimkan abang-iparnya,
Jenderal Charles Leclerc beserta 20.000 tentara pendukungnya. Tentara
Prancis sebanyak itu ternyata kalah dan ditawan oleh orang-orang Haiti.
Sebab lain kekalahan mereka adalah adanya musuh yang tak
kelihatan yaitu wabah demam kuning yang menewaskan ratusan tentara
Prancis setiap pekannya. Leclerc akhirnya melakukan tipuan terhadap
Toussaint dengan pura-pura menyepakati perjanjian damai dan memintanya
hadir dalam jamuan makan malam di mana pemimpin Haiti itu kemudian
6
ditangkap dan dijebloskannya ke penjara. Akhirnya Toussaint dikirim ke
Prancis di mana dia mati di penjara pada tahun 1803. 1804 meraih
kemerdekaanya, Haiti adalah negara merdeka pertama di Amerika Latin. Di
mana-mana di Amerika Latin masyarakat memandang peristiwa di Haiti
dengan perasaan campur-aduk. Eropa yang kuat pun ternyata bisa
ditumbangkan oleh pemberontakan lokal.
c. Penyebaran Semangat Revolusioner
Para kolonis Spanyol sebenarnya telah terinspirasi oleh ide-ide
revolusioner yang berkembang di Eropa. Pada tahun 1800-an peristiwa-
peristiwa di Eropa menular dalam berbagai bentuk pemberontakan yang
berhasil di Amerika Latin. Pada tahun 1808 Napoleon menaklukkan
Spanyol dan menjatuhkan Raja Ferdinand VII. Dia kemudian mengangkat
saudaranya Joseph Bonaparte untuk bertahta di Spanyol. Koloni-koloni
Spanyol di Amerika menolak mengakui Joseph Bonaparte sebagai rajanya
dan mereka memanfaatkan momen itu untuk mulai menata
pemerintahannya sendiri. Setelah kekalahan Napoleon pada tahun 1815,
para penguasa Eropa menegakkan kembali tahta Ferdinand VII di Spanyol.
Raja Ferdinand VII pun merencanakan untuk menguasai kembali koloni
Spanyol di Amerika Latin. Namun rakyat Amerika Latin menolak kembali
menjadi jajahan Spanyol.
Tokoh-tokoh pemberontak dalam hal ini antara lain:
1. Simon Bolivar "Sang Pembebas" yang berjuang di wilayah Great
Columbia;
2. Jose de San Martin berjuang di wilayah Argentina dan Chile;
3. Miguel Hidalgo, Jose Morelos, dan lain-lainnya berjuang di wilayah
Mexico.

d. Kemerdekaan Brazil
Para creole juga memimpin pemberontakan di Brazil. Brazil meraih
kemerdekaan secara relatif lebih mudah daripada negeri-negeri tetangganya.
Pada tahun 1808 ketika Napoleon menginvasi Portugal, Raja Portugal dan
7
keluarganya melarikan diri ke Brazil. Ketika Pangeran Pedro untuk
berkuasa di Brazil. Para creole meminta Pedro untuk mengakhiri kekuasaan
Portugal di Brazil dengan memproklamirkan kemerdekaan Brazil. Pedro
pun ditawari untuk memimpin negara baru tersebut. Pedro yang tinggal di
Brazil sejak berusia 10 tahun itu menerima tawaran tersebut. Pada tahun
1822 dia memproklamirkan diri sebagai Pedro I Kaisar Brazil, tetapi dia
menyetujui adanya konstitusi yang menjamin kebebasan pers, kebebasan
beragama, dan juga adanya lembaga legislatif yang dipilih. Pada tahun 1825
seluruh koloni di Amerika Latin telah terbebas dari kekuasaan Eropa.
Namun, negeri-negeri baru tersebut segera menghadapi persoalan
bagaimana menegakkan pemerintahan yang stabil.

2.2 Faktor Internal Yang Mempengaruhi Perjuangan Amerika Latin


A. Ketidakpuasaan Terhadap Pemerintah Kolonial
Bangsa Amerika Latin merasa tertindas dan diperlakukan tidak adil oleh
pemerintahan kolonial, seperti pemberlakuan pajak yang berat dan
perlakuan diskriminatif terhadap penduduk asli. Monopoli kekuasaan
politik kolonial di tangan para Peninsulares (pejabat kolonial yang dikirim
dari semenanjung Iberia – yakni Spanyol atau Portugal). Para creole itu
menginginkan hak memegang kekuasaan politik, tetapi selama itu
terhambat oleh kebijakan Raja yang selalu menunjuk pejabat kelahiran
semenanjung Iberia yang menduduki posisi-posisi jabatan penting. Dengan
situasi tersebut para criollo menjadi frustasi dan tidak sabar lagi. Sentimen
kemerdekaan pun berkembang.
B. Gerakan Nasionalisme
Penyebab atau sumber-sumber yang menimbulkan gerakan perjuangan
mencapai kemerdekaan Amerika Latin bersifat kompleks. Salah satunya
adalah kemerdekaan Amerika Serikat 1776 yang tadinya juga dipicu oleh
idealisme liberty, equality, dan brotherhood yang menimbulkan revolusi
Prancis . Hal itu sangat berpengaruh, khususnya terhadap kaum intelektual
8
Amerika Latin yang menggunakan konsep tersebut untuk memberi
kerangka bagi rasionalisasi kemerdekaannya. Demikian pula adanya
pengaruh dari gerakan pembaharuan yang muncul di Spanyol serta
ketidakcakapan raja-raja Spanyol dan Portugal dalam mengelola masalah-
masalah di tanah jajahan itu menimbulkan pikiran bahwa orang Amerika
Latin akan lebih mampu mengurusi masalah-masalahnya sendiri. Akibat
dari ketidakpuasaan terhadap pemerintahan kolonial eropa tersebut serta
munculnya kemerdekaan Amerika serikat 1776 dan revolusi perancis, hal
itulah yang sangat berpengaruh, khususnya terhadap kaum intelektual
Amerika Latin yang menggunakan konsep tersebut untuk memberi
kerangka bagi rasionalisasi kemerdekaannya dengan begitulah yang
menyebabkan munculnya gerakan nasionalisme Amerika Latin.
Munculnya gerakan nasionalisme yang kuat di kalangan penduduk
Amerika Latin mendorong mereka untuk berjuang mencapai kemerdekaan
dan pembebasan dari penjajahan asing.
Contohnya seperti : Pada 1780-an sekitar hampir 20.000-an orang
Mestizo dan Indian berbaris di Bogota untuk memprotes pajak eksesif yang
dipaksakan oleh penguasa Spanyol, Tahun 1806 pemimpin venezuela
melakukan pemberontakan terhadap pemerintah koloni spanyol, Tahun
1791 ribuan budak dihaiti melakukan pemberontakan dan tahun 1804
akhirnya haiti meraih kemerdekaannya, kemudian tahun 1822 akhirnya
brazil meraih kemerdekaannya setelah itu Pada tahun 1825 seluruh koloni
di Amerika Latin telah terbebas dari kekuasaan Eropa.
C. Perkembangan Pemikiran Politik
Juli 1776, pada akhir tahun 1700-an itu muncul pula semangat
kemerdekaan di berbagai belahan Amerika yang lain.Sebagaimana 13
koloni di Amerika Utara yang telah memerdekakan diri pada tanggal 1 Juli
1776. Pada saat itu rasa ketidakpuasan meningkat, para pemukim itu pula
banyak yang telah membaca karya-karya para penulis era Pencerahan
seperti Locke, Voltaire, dan J.J. Rousseau. Sehingga munculah pemikiran
9
politik untuk mencapai kedaulatan dan demokrasi. Selanjutnya, pemikiran
politik menyebar kewilayah haiti, ketika revolusi Prancis pecah pada tahun
1789, rakyat Haiti segera menyerap ide-ide liberte, egalite, fraternite yang
diproklamirkan kaum revolusioner Prancis di Paris tersebut. . Ketika
harapan mereka untuk merdeka dikecewakan, ribuan budak melakukan
pemberontakan pada tahun 1791. Mereka membantai majikan-majikannya
dan menghancurkan banyak perkebunan. Selama 13 tahun berikutnya
kehidupan masyarakat Haiti diwarnai perjuangan dengan kekerasan
sebagaimana dilakukan para pemulanya itu terhadap orang-orang Prancis,
demi meraih kemerdekaannya. Figur utama dalam pemberontakan itu
adalah Toussaint L’Ouverture. 1801, Toussaint mengusir orang-orang
Prancis dari Haiti dan menaklukkan orang-orang Spanyol yang berkuasa di
belahan timur pulau tersebut. Dia menyatakan bahwa seluruh pulau
Hispaniola bebas dari kekuasaan asing.
Pada tahun 1800-an perkembangan pemikiran politik terus meluas
di Amerika Latin, peristiwa-peristiwa di Eropa menular dan memicu dalam
berbagai bentuk pemberontakan yang berhasil di Amerika Latin. Pada tahun
1808 Napoleon menaklukkan Spanyol dan menjatuhkan Raja Ferdinand
VII. Dia kemudian mengangkat saudaranya Joseph Bonaparte untuk
bertahta di Spanyol. Koloni-koloni Spanyol di Amerika menolak mengakui
Joseph Bonaparte sebagai rajanya dan mereka memanfaatkan momen itu
untuk mulai menata pemerintahannya sendiri.
Perkembangan pemikiran politik terus menyebar hingga wilayah brazil.
Para creole juga memimpin pemberontakan di Brazil. Brazil meraih
kemerdekaan secara relatif lebih mudah daripada negeri-negeri tetangganya.
Pada tahun 1808 ketika Napoleon menginvasi Portugal, Raja Portugal dan
keluarganya melarikan diri ke Brazil. Ketika Pangeran Pedro untuk
berkuasa di Brazil. Para creole meminta Pedro untuk mengakhiri kekuasaan
Portugal di Brazil dengan memproklamirkan kemerdekaan Brazil. Pedro
pun ditawari untuk memimpin negara baru tersebut. Pedro yang tinggal di
10
Brazil sejak berusia 10 tahun itu menerima tawaran tersebut. Pada tahun
1822 dia memproklamirkan diri sebagai Pedro I Kaisar Brazil, tetapi dia
menyetujui adanya konstitusi yang menjamin kebebasan pers, kebebasan
beragama, dan juga adanya lembaga legislatif yang dipilih. Pada tahun 1825
seluruh koloni di Amerika Latin telah terbebas dari kekuasaan Eropa.
Namun, negeri-negeri baru tersebut segera menghadapi persoalan
bagaimana menegakkan pemerintahan yang stabil.
Adanya pemikiran-pemikiran politik yang berkembang, seperti ide-
ide dari para filsuf pencerahan, seperti John Locke dan Jean-Jacques
Rousseau, memberikan inspirasi bagi bangsa Amerika Latin untuk berjuang
mencapai kedaulatan dan demokrasi.

2.3 Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Perjuangan Amerika Latin


A. Revolusi Amerika dan Perancis
Keberhasilan revolusi Amerika (1774) dan juga Revolusi Prancis (1789)
mendorong rakyat di Amerika Latin untuk berjuang demi kemerdekaannya
sendiri. Di Mexico, Amerika Tengah dan Selatan, dan di Hindia Barat
(Karibia), para pemukim mulai mencoba untuk mengambil-alih kontrol
atas masalah-masalah mereka sendiri. Ketika revolusi Prancis pecah pada
tahun 1789, rakyat Haiti segera menyerap ide-ide liberte, egalite, fraternite
yang diproklamirkan kaum revolusioner Prancis di Paris tersebut.
B. Revolusi Industri di Eropa
Revolusi industri di Eropa menghasilkan permintaan yang tinggi terhadap
sumber daya alam Amerika Latin, seperti bijih besi, tembaga, dan kopi.
Hal ini mendorong para pemimpin Amerika Latin untuk memperjuangkan
kedaulatan dan memperoleh manfaat ekonomi dari sumber daya alam
mereka
C. Dukungan dari negara lain
Hubungan antara Amerika Serikat dengan bangsa-bangsa Amerika
Latin dimulai dari nota bersahabat "Doktrin Monroe" tetapi pemerintah
negara-negara Amerika Latin mulai berpikir bahwa Amerika Serikat
11
menggunakan doktrin tersebut untuk mendominasi benua Amerika. Pada
tahun 1895, pada saat terjadinya konflik antara Venezuela dengan Inggris,
Sekretaris Negara Amerika Serikat, Richard Olney, melibatkan doktrin
Monroe. Olney memberitahu Inggris bahwa Amerika Serikat «berdaulat di
benua ini . Kata-katanya tersebut membuat gusar pemerintah dan rakyat di
banyak negara Amerika Latin.
Pada tahun 1898, Cuba dan Puerto Rico masih menjadi koloni Spanyol.
Cuba terjadi pemberontakan menuntut kemerdekaan. Wartawan di
Amerika Serikat mengangkat opini publik agar bersimpati terhadap Cuba.
Kemudian Amerika Serikat mengirimkan kapal perangnya USS Maine ke
Cuba. Ketika kapal itu mengalami kerusakan akibat ledakan yang
misterius, rakyat Amerika Serikat pun menyatakan perang terhadap
Spanyol. Spanyol menyatakan perang. Selama perang Amerika Serikat vs.
Spanyol, Amerika Serikat dalam waktu relatif singkat memenangkan
perang di perairan Karibia dan Pasifik.

Beberapa negara, seperti Amerika Serikat, memberikan dukungan terhadap


perjuangan bangsa Amerika Latin dalam mencapai kemerdekaan mereka.
Dukungan ini berupa bantuan politik, militer, dan ekonomi.

2.4 Halangan Serta Tantangan Yang Menghambat Revolusi Dan Perjuangan


Kemerdekaan Di Amerika Latin.
Selama perang kemerdekaan, Simon Bolivar bercita-cita untuk mempersatukan
koloni-koloni Spanyol menjadi satu negara. Para pejuang nasionalis yang lain
pun turut membantu menyebarkan gagasan tersebut. Mereka berharap bahwa
dengan adanya warisan politik dan agama yang sama akan bisa membantu untuk
mempersatukan rakyat Amerika Latin. Namun ternyata pada tahun-tahun
setelah kemerdekaan tercapai, impian untuk bersatu itu tidak kunjung menjadi
kenyataan karena bermunculannya pertentangan-pertentangan yang
disintegratif.
a. Halangan untuk bersatu
Negara-negara baru Amerika Latin memiliki sejumlah permasalahan yang
menghalanginya untuk bersatu. Selama masa perang kemerdekaan banyak
kelompok yang berbeda-beda bersatu menghadapi Spanyol. Tetapi setelah
12
kemerdekaan tercapai, kelompok-kelompok tersebut tidak mencapai kata
sepakat tentang jenis pemerintahan yang akan dilaksanakan di negara baru
tersebut. Akhirnya pertikaian berbuntut perang saudara yang penuh
kekerasan di antara para pemimpin kemerdekaan. Halangan lainnya adalah
terpisah-pisahnya secara geografis wilayah Amerika Tengah dan Selatan.
Gurun Atacama dan hutan hujan tropis yang sangat luas dan lebat di wilayah
Amazon menghalangi kontak antara satu masyarakat dengan lainnya. Hal-
hal tersebut menghambat komunikasi, perdagangan, dan transportasi serta
mendorong regionalisme lokal dalam arti kesetiaan kepada wilayah
geografis yang sempit. Kepentingan yang berbeda-beda di antara
masyarakat Amerika Latin menyebabkan terbentuknya 18 negara merdeka.
Republik Kolombia Raya terpecah menjadi tiga negara: Colombia,
Venezuela, dan Ecuador. Amerika Selatan juga terpecah-pecah ketika Peru,
Bolivia, Argentina, Paraguay, Uruguay, dan Brazil juga membentuk
pemerintahan sendiri-sendiri. Kemudian setelah mencapai
kemerdekaannya, Kesatuan Salvador, Costa Rica, Nicaragua, dan
Honduras. Di pulau Hispaniola, Republik Dominica memisahkan diri dari
Haiti.
b. Warisan Kolonial
Pada mulanya negara-negara baru di Amerika Latin tersebut berbentuk
republik dan menerapkan konstitusi seperti Amerika Serikat. Tidak seperti
ketigabelas koloni Inggris di Amerika Utara itu, koloni-koloni Spanyol
tersebut tidak mempunyai pengalaman dengan sistem pemerintahan
perwakilan. Bangsa Amerika Latin juga mewarisi problema lain dari masa
kolonialnya, yakni adanya struktur sosial yang kaku semasa kolonialisme
kebanyakan sulit berubah sekalipun telah merdeka. Pembilahan sosial dan
rasial menghasilkan halangan yang besar bagi pembentukan pemerintahan
perwakilan.
Banyak creole yang memimpin perang kemerdekaan tidak menginginkan
untuk berbagi kekuasaan politik yang telah mereka rebut dari tangan
13
peninsulares. Sementara itu orang-orang Mestizo pun menjadi marah
karena dipinggirkan dari gelanggang kekuasaan, seperti halnya Indian dan
Negro. Mereka berada pada sistem sosial yang memaksa mereka tetap
berada dalam kemiskinan ekonomi dan ketersingkiran politik. Roma di
Amerika Latin adalah salah satu kekuatan politik dan ekonomi Utama
selama periode kolonial. Setelah kemerdekaan pun perannya itu masih
kuat, sebab Gereja menguasai tanah-tanah perkebunan yang sangat luas
dan mendominasi sistem pendidikan. Tetapi para petinggi Gereja sering
lebih suka berpihak kepada para tuan tanah daripada kelas sosial yang lain,
sehingga setelah kemerdekaan pun Gereja tetap menjalankan kekuasaan
yang konservatif dan korporatif. Baik sebelum ataupun setelah
kemerdekaan, kondisi ekonomi Amerika Latin bisa dikatakan relatif tidak
berubah.
Sekalipun kawasan Amerika Latin kaya akan sumber daya alam, namun
distribusi kekayaan didominasi oleh kelompok masyarakat yang secara
politik kuat. Kenyataannya, Gereja dan sejumlah keluarga creole
menguasai sebagian besar tanah, sementara mayoritas masyarakat lainnya
miskin dan tidak memiliki tanah. Perekonomian sebagian besar negara-
negara baru di Amerika Latin masih terikat dengan Eropa.

c. Perubahan Ekonomi Dan sosial


Sekalipun banyak persoalan yang dihadapi, beberapa negara seperti
Argentina, Brazil, Chili, Uruguay, dan Costa Rica, mencapai kemajuan
setelah mampu menegakkan pemerintahan yang stabil pada tahun 1800-an.
Sebagai contoh, Chili melakukan diversifikasi perekonomiannya dengan
menumbuhkan suatu cakupan yang luas dari produk-produk pertaniannya,
mengembangkan komoditas ekspor baru seperti nitrat, dan membangun
industrinya sendiri. Argentina menarik perhatian bagi imigran Eropa
dengan mengembangkan peternakan lembu dan budidaya gandum.
Di Argentina, Brazil, Chili, dan Mexico, kelas menengah terhitung sekitar
10 % dari seluruh penduduk, tetapi di tempat-tempat lain jumlahnya belum
berarti. Beratus-ratus tahun lamanya semenjak penemuan Dunia Baru,
kawasan Amerika Latin merupakan wilayah kolonial yang dieksploitasi
14
bagi keuntungan negara penjajah. Seseorang tidak perlu menjadi ahli
ekonomi untuk mengakui adanya kemiskinan dan gejala pemiskinan yang
begitu jelas selama abad-abad kolonialisasi.

d. Imperalisme Di Amerika Latin


Pada tahun 1820-an, Spanyol meminta bantuan kepada para sekutunya di
Eropa untuk menaklukkan kembali koloni itu. Pangeran von Metternich dari
Austria bersedia membantu Spanyol, namun Inggris dan Amerika Serikat
menentang intervensi terhadap Amerika Latin. Doktrin Monroe dan
Angkatan Laut Inggris Inggris dan Amerika Serikat mempunyai alasan
sendiri-sendiri dalam menentang intervensi Spanyol atas Amerika Latin.
Inggris ingin mengawetkan perdagangannya dengan negara-negara baru
tersebut dan menganggap bahwa kembalinya kekuasaan Spanyol akan
mengancam hubungan perdagangannya itu. Pada tahun 1823, Inggris
meminta Amerika Serikat untuk membuat deklarasi bersama menentang
intervensi Eropa ke Amerika Latin. Maka wajar apabila Amerika Serikat
menghalangi kembalinya kekuasaan Eropa terhadap Amerika Serikat saat
itu, James Monroe, memutuskan untuk membuat statemen sendiri.
Saat itu sebenarnya Amerika Serikat tidak memiliki kekuatan militer yang
cukup untuk mendukung kebijakan Amerika bagi bangsa Amerika tersebut.
Inggris telah menyiapkan kekuatan angkatan lautnya yang besar guna
mencegah intervensi terhadap Amerika Latin. Jadi, doktrin itu memuat
kepentingan bersama antara Inggris dan Amerika Serikat untuk membenahi
negara-negara bekas koloni Spanyol di Amerika Latin, yang saat itu
kebanyakan sudah meraih kemerdekaannya menjadi negara-negara baru
yang berdaulat.
Doktrin Monroe, sebagai sebuah politik luar negeri untuk melindungi
kawasan Dunia Baru sebenarnya bisa dikatakan tidak bergigi hingga tahun
1823. Monroe dan Adams tetap mengharapkan kekuatan Angkatan Laut
Inggris untuk menakut-nakuti agresor potensial di Amerika Latin. Namun
karena Amerika Serikat bukanlah kekuatan militer yang utama pada saat itu
dan disebabkan karena kekuatan kontinental Eropa nampaknya tidak
memiliki minat serius untuk rekolonisasi, maka Doktrin tersebut diabaikan
saja di kawasan luar Amerika Serikat. Misalnya, Amerika serikat tidak
menentang pendudukan Inggris atas Falkland Island pada tahun 1833
ataupun upaya-upaya kolonisasi inggris lainnya di Amerika Latin. Dan
sebagai hasil Perang Saudara, Amerika Serikat secara massal mengirimkan
tentara ke Rio Grande massed troops on the Rio Grande dalam mendukung
tuntutan agar Prancis menarik kembali Kerajaan Boneka di Mexico.
15
e. Perang Spanyol VS Amerika Serikat.
Selang tiga tahun kemudian, Amerika Serikat terlibat perang melawan
Spanyol yang membuat Amerika Serikat semakin dalam menanamkan
pengaruhnya terhadap Amerika Latin. Pada tahun 1898, Cuba dan Puerto
Rico masih menjadi koloni Spanyol. Tetapi di Cuba terjadi pemberontakan
menuntut kemerdekaan. Wartawan di Amerika Serikat mengangkat opini
publik agar bersimpati terhadap Cuba. Kemudian Amerika Serikat
mengirimkan kapal perangnya USS Maine ke Cuba. Ketika kapal itu
mengalami kerusakan akibat ledakan yang misterius, rakyat Amerika
Serikat pun menyatakan perang terhadap Spanyol. Pada bulan April 1898,
Amerika Serikat mengakui kemerdekaan Cuba, dan Spanyol menyatakan
perang. Selama perang Amerika Serikat vs. Spanyol, Amerika Serikat
dalam waktu relatif singkat memenangkan perang di perairan Karibia dan
Pasifik. Pada bulan Desember Spanyol setuju untuk meneken perjanjian
perdamaian yang memberi Amerika Serikat hak kontrol atas Puerto Rico
sebagaimana atas Filipina dan Guam. Amerika Serikat kemudian
memerintah Puerto Rico dengan mengangkat gubernur berkebangsaan
Amerika dan didampingi suatu Dewan Eksekutif yang ditunjuk oleh
Amerika Serikat.

Tindakan Lanjutan Roosevelt Roosevelt Corollary atas Doktrin Monroe Setelah


tahun 1870, interpretasi atas Doktrin Monroe meluas. Seiring dengan tampilnya
Amerika Serikat sebagai salah satu kekuatan dunia, Doktrin Monroe menjadi alat
penekan terhadap wilayah yang ada di bawah pengaruh Amerika Serikat. Presiden
Theodore Roosevelt mencanangkan Roosevelt Corollary pada Doktrin Monroe
pada tahun 1904. Misalnya pada awal tahun-tahun 1900-an, Venezuela dan
Republik Dominica terkena default atas hutangnya terhadap Inggris, Jerman, dan
Italia. Sekali lagi, kapal-kapal perang Eropa mendekati Amerika Latin. Presiden
Amerika Serikat Theodore Roosevelt dengan mengacu pada Doktrin Monroe
mengirimkan kapal-kapal perang untuk memaksa agar Eropa menarik kembali
kekuatan lautnya.

16
Bangsa-bangsa Eropa memprotes hal tersebut. Mereka berpendapat bahwa jikalau
memang Eropa tidak boleh mengirimkan kapal-kapal perangnya untuk memaksa
agar negara-negara penghutang membayar kewajibannya, maka Amerika Serikat
harus mengambil-alih tanggung jawab tersebut. Untuk memuaskan tuntutan itu,
pada tahun 1904 Roosevelt mengeluarkan Roosevelt Corollary atas Doktrin
Monroe. Dalam statemennya tersebut Roosevelt menyatakan bahwa Amerika
Serikat menerapkan kekuatan polisi internasional untuk membuat bangsa-bangsa
Amerika Latin bertanggung jawab atas komitmen finansialnya. Pernyataan itu
menyebutkan bahwa dalam kasus-kasus yang buruk dan tindakan salah yang kronis
yang dilakukan oleh negara di Amerika Latin, Amerika Serikat dapat mencampuri
urusan dalam negeri negara tersebut.

Kehendak Roosevelt menjadikan Amerika Serikat sebagai polisi kawasan itu


dirancang untuk mencegah penyalahgunaan Doktrin Monroe oleh Negara-negara
Eropa yang sedang menagih pembayaran utang melawan negara-negara Amerika
Latin yang mengalami miskelola atau kekacauan ekonomi. Dari presiden Theodore
Roosevelt kepada Franklin Delano Roosevelt, Amerika Serikat seringkali
mengintervensi Amerika Latin, khususnya di Karibia. Sejak tahun 1930-an,
Amerika Serikat berupaya untuk merumuskan politik luar negerinya terhadap
Amerika Latin baik secara bilateral maupun dengan organisasi multilateral seperti
OAS Organization of American States.

17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Faktor internal yang mempengaruhi perjuangan kemerdekaan di
Amerika Latin meliputi kesadaran akan identitas nasional, ketimpangan
sosial dan ekonomi, serta penindasan politik yang dilakukan oleh penjajah
kolonial. Revolusi tersebut dipicu oleh semangat nasionalisme yang tumbuh
di kalangan masyarakat Latin yang ingin membebaskan diri dari kekuasaan
kolonial. Faktor eksternal juga berperan penting dalam perjuangan
kemerdekaan di Amerika Latin. Pengaruh Revolusi Amerika Serikat dan
Revolusi Prancis memberikan inspirasi serta dukungan bagi gerakan
kemerdekaan di Amerika Latin. Selain itu, adanya persaingan antara
kekuatan kolonial Eropa juga mempengaruhi perjuangan kemerdekaan.
Inggris dan Prancis, misalnya, memiliki kepentingan untuk melemahkan
kekuasaan Spanyol dan Portugal di wilayah tersebut.
Perjuangan kemerdekaan di Amerika Latin juga dipengaruhi oleh
perang dan konflik internal di antara kelompok-kelompok yang berbeda.
Ketidakstabilan politik dan perselisihan antara elit lokal sering kali
memperlambat proses kemerdekaan dan menyebabkan perpecahan dalam
gerakan perjuangan. Secara keseluruhan, perjuangan kemerdekaan di
Amerika Latin merupakan hasil dari kombinasi faktor internal dan eksternal
yang saling berinteraksi. Kesadaran akan identitas nasional, kesenjangan
sosial dan ekonomi, dukungan dari negara-negara luar, serta konflik internal
merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi jalannya perjuangan
kemerdekaan di Amerika Latin.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini memang masih banyak kesalahan, maka dari
itu kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan untuk
memperbaikinya. Semoga makalah ini dapat memberikan kita ilmu dan
wawasan bermanfaat bagi kita.

18
DAFTAR PUSTAKA

https://www-britannica com.translate.goog/place/LatinAmerica/Theindependence-
of-Latin-America

STUDI AMERIKA LATIN - UMY Repository


http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/4228/DOC20160927-
WA0000.pdf?sequence=2&isAllowed=y

https://academic.oup.com/ahr/article/118/5/1345/17516

Anda mungkin juga menyukai