Anda di halaman 1dari 14

NASIONALISME FILIPINA:

FILIPINA DARI ERA ROXAS HINGGA MACAPAGAL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Asia Tenggara yang Diampu oleh:

Bapak Danar Widiyanta, M.Hum.

Disusun oleh :

1. Angga Fatih Fadhlurrohman (21407141006)


2. Aryo Gesang Srikaton (21407141007)
3. Ndaru Pratama (21407141008)
4. Fera Shinta Aulia (21407141031)
5. Natasya Fadila Christiana. P (21407141037)

PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini sebagai tugas Mata Kuliah
Sejarah Asia Tenggara yang berjudul “Nasionalisme Filipina: Filipina era Roxas hingga
Macapagal” dengan tepat waktu. Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan
kepada para pembaca mengenai dinamika sejarah di Filipina.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam proses
pembuatan makalah ini, terutama kepada Bapak Danar Widiyanta, M.Hum. sebagai dosen
pengampu Mata Kuliah Sejarah Asia Tenggara yang telah memberikan bimbingannya dari
awal makalah ini dibuat sampai selesai.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
segala bentuk kritik dan saran yang membangun akan penulis nantikan untuk kesempurnaan
dari makalah ini.

Yogyakarta, 24 Oktober 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Filipina merupakan salah satu negara di Asia Tenggara. Secara geografis,
Filipina terletak di Samudera Pasifik, Negara ini berbatasan langsung dengan Indonesia
dan Malaysia di sisi Selatan. Di sisi Timur, Filipina berbatasan dengan Indonesia dan
Papua Nugini, serta Laut Cina Selatan di sisi Utara. Filipina secara resmi disebut
Republik Filipina. Negara Asia Tenggara ini memiliki ibu kota, Manila. Negara yang
merdeka pada 12 Juni 1898 tersebut termasuk salah satu dari 5 pendiri ASEAN. Bentuk
pemerintahan Filipina adalah republik. Di Filipina, presiden berperan sebagai kepala
negara sekaligus kepala pemerintahan.
Sebagai negara tropis dengan kekayaan sumber daya alam, Filipina pun muncul
menjadi sebuah negara yang diincar oleh bangsa Barat. Beberapa bangsa Barat seperti
Spanyol. Spanyol bahkan menanamkan kolonialisme nya di Spanyol hingga 265 tahun.
Sepanjang masa itu, Filipina merupakan koloni Kerajaan Spanyol. Kolonialisme yang
dilakukan oleh Spanyol tersebut mengakibatkan penderitaan pada masyarakat Filipina.
Hingga pada akhir abad ke-18, muncul berbagai gerakan-gerakan nasionalisme yang
bertujuan untuk mewujudkan kemerdekaan bagi negara mereka. Gerakan nasionalisme
tersebut diantaranya: Compenerismo, Liga Filipina, hingga gerakan Katipunan.
Dalam perkembangannya terdapat negara lain yang juga memberikan perhatian
pada kepulauan Filipina karena kekayaan sumber dayanya, diantaranya ialah neagra
Amerika. Melalui berbagai taktik, Amerika Serikat berhasil melemahkan pengaruh
Spanyol di Filipina. Spanyol menyerah dan akhirnya pada abad ke-19, Amerika
menguasai secara penuh wilayah Filipina. Berbagai upaya perlawanan pun dilakukan
oleh rakyat Filipina dalam merebut kemerdekaan mereka. Perjuangan rakyat Filipina
dalam merebut kemerdekaan mereka pun berhasil. Filipina akhirnya secara resmi
diakui sebagai negara merdeka oleh Amerika pada tanggal 4 Juli 1946.
Setelah merdeka, Filipina menjadi negara kesatuan Republik Filipina dan
dipimpin oleh seorang presiden. Manuel Roxas menjadi tokoh yang terpilih menjadi
presiden presiden pertama Filipina. Pada masa pemerintahannya, Manuel Roxas
mencoba mengeratkan kembali hubungan Filipina dan Amerika Serikat. Lalu pada
perkembangannya, Filipina kemudian dipimpin oleh beberapa tokoh dengan berbagai
kebijakannya seperti Elpidio Quirino (1948-1953), Ramon Magsaysay (1953-1957),
Carlos P. Garcia (1957-1961), dan Diosdado Macapagal (1961-1965).

B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana perkembangan gerakan nasionalisme Filipina dalam melawan
kolonialisme bangsa Spanyol?
2) Bagaimana perkembangan gerakan nasionalisme Filipina dalam melawan
kolonialisme bangsa Amerika Serikat?
3) Bagaimana Filipina pada masa pemerintahan Manuel Roxas (1946-1948), Elpidio
Quirino (1948-1953), Ramon Magsaysay (1953-1957), Carlos P. Garcia (1957-
1961), dan Diosdado Macapagal (1961-1965).

C. Tujuan Makalah
1) Untuk mengetahui bagaimana perkembangan gerakan nasionalisme Filipina dalam
melawan kolonialisme bangsa Spanyol.
2) Untuk mengetahui bagaimana perkembangan gerakan nasionalisme Filipina dalam
melawan kolonialisme bangsa Amerika Serikat.
3) Untuk mengetahui bagaimana keadaan negara Filipina pada masa pemerintahan
Manuel Roxas (1946-1948), Elpidio Quirino (1948-1953), Ramon Magsaysay
(1953-1957), Carlos P. Garcia (1957-1961), dan Diosdado Macapagal (1961-1965)
BAB II

PEMBAHASAN

A. Gerakan Nasionalisme Filipina Melawan Spanyol


Gerakan nasionalisme di Filipina dipelopori oleh kaum pelajar atau etis yang telah
belajar di negara eropa. Melihat adanya ketidaksesuaian pemerintah Spanyol terhadap
rakyat Filipina, maka kaum pelajar atau etis membuat suatu gerakan nasional. Hal ini
dilakukan agar Filipina mendapatkan kemerdekaannya. Gerakan nasionalisme itu
antara lain adalah sebagai berikut:
a. Compenerismo
Comperenismo berarti persahabatan. Didirikan pada tahun 1880 yang bertujuan
mengusahakan pendidikan yang patriotis (semacam Budi Utomo)
b. Liga Filipina
Gerakan ini bermaksud mengajak Jose Rizal agar mau memberontak. Tahun 1896
di luar pengetahuan Jose Rizal gerakan yang bertujuan untuk mencapai
kemerdekaan Filipina ini melakukan pemberontakan. Gerakan ini membuat
Spanyol menangkap Jose Rizal karena menganggap Jose Rizal menyetujui gerakan
itu. Pemerintah Spanyol kemudian menghukum mati Jose Rizal pada Desember
1896.1
c. Gerakan Katipunan
Gerakan pemberontakan melawan Spanyol ini dimulai dengan pecahnya
pemberontakan Katipun, yang perjuangannya menggunakan senjata. Katipunan
merupakan gerakan rahasia. Menjadi sebuah perkumpulan rahasia selama empat
tahun, Katipunan pada akhirnya tak bisa menyembunyikan diri lebih lama lagi.
Terlebih keanggotaan mereka makin membesar dan sudah berani membikin media
cetak dan menyebarkannya ke publik di Manila. Keberadaan Katipunan terendus
oleh pemerintah kolonial Spanyol pada Agustus 1896. Bonifacio selaku pemimpin
tertinggi Katipunan saat itu segera mengeluarkan seruan pemberontakan bersenjata
melawan Spanyol. Itu sekaligus menandai dimulainya Revolusi Filipina (1896 -
1898) atau kerap juga disebut Perang Tagalog. Para anggota Katipunan turut

1
Giy giysa. Gerakan Nasional. https://www.academia.edu/16697492/GERAKAN_NASIONAL. Diakses pada 23
Oktober 2022.
merobek kartu identitas penduduk sebagai simbol pembangkangan melawan
otoritas Spanyol. Bulan-bulan berikutnya, pasukan Bonifacio berusaha menaklukan
Manila dari tangan Spanyol namun masih kesulitan dan mampu dikalahkan oleh
kekuatan pasukan Spanyol. Di waktu yang sama faksi Katipunan pimpinan
Aguinaldo berhasil memukul mundur pasukan Spanyol dari Cavite.2

B. Gerakan Nasionalisme Filipina Melawan Amerika Serikat


1) Latar Belakang Terjadinya Gerakan Nasionalisme di Filipina
Pimpinan perlawanan Filipina pada saat itu yaitu Emilio Aquinaldo. Gerakan
perlawanan Filipina pimpinan Aquinaldo tersebut mendapat bantuan besar dari
Amerika Serikat. Sebagai tanda penyerahan Spanyol maka Gubernul Jenderal
Diego de los Rios menyerahkan kekuasaan kepada pimpinan angkatan bersenjata
Amerika Serikat, Laksamana Dewey. Setelah Manila jatuh, Amerika melarang
orang0orang Filipina memasuki Manila, bahkan para pejuang Filipina yang
bersama Amerika menyerbu Manila juga harus keluar dari Manila. Hal ini
disebabkan karena sudah ada konsensus antara Amerika dan Spanyol untuk
melarang semua orang Filipina memasuki Manila. Melihat sikap Amerika dan
Spanyol itu, para pejuang Filipina akhirnya menyadari bahwa mereka telah ditipu
oleh kedua negara imperialis itu.3 dalam perjanjian Paris 10 Desember 1898,
Spanyol menyerahkan Filipina kepada Amerika Serikat bukan kepada Aquinaldo.
Amerika Serikat tidak memperdulikan tuntutan kaum nasionalis Filipina agar
Amerika mengakui kemerdekaan Filipina. Karena Amerika tidak mau mengakui
kemerdekaan Filipina, maka Aquinaldo juga tidak mau memperdulikan Perjanjian
Paris maupun kekuasaan Amerika di Filipina.
2) Perlawanan Filipina
Mengingat kedua belah pihak tidak ada kompromi, maka akhirnya masing-
masing pihak bertindak sendiri-sendiri. Aquinaldo pada tanggal 20 Januari 1899
menyatakan dirinya tidak terikat kepada siapapun dan memproklamasikan Filipina
menjadi sebuah Republik lengkap dengan UUD-nya.4 Setelah itu berkobarlah
perlawanan antara pasukan Aquinaldo dan Amerika Serikat. 2 tahun lamanya

2
Tony Firman. (2019). Lahirnya Katipunan, Gerakan Rakyat Filipina Melawan Spanyol.
https://tirto.id/lahirnya-katipunan-gerakan-rakyat-filipina-melawan-spanyol-edqq.
3
A. K. Wiharyanto, Nasionalisme Filipina Zaman Kekuasaan Spanyol, dalam Sutarjo Adisusilo J. R.,
dkk, Nasionalisme di Berbagai Negara, Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma., 2006, hlm. 93.
4
Ibid.
bertempur melawan Amerika Serikat, tetapi musuh terlampau kuat sehingga
lengkap kekuasaan Amerika Serikat di Filipina. Di bawah Amerika Serikat
nasionalisme Filipina mengubah sifat yakni meninggalkan cara kekerasan untuk
memperngaruhi kebijaksanaan pemerintah kolonial Amerika Serikat. Maka pada
tahun 1907 Filipina mendirikan Partindo Nacionalista (Partai Nasionalis) dengan
pimpinan Manuel Roxas, Sergio Osmena, dan Manuel Quezan.5 Partai tersebut
merupakan organisasi politik yang besar. Filipina diberi kemudahan legislative dan
pelayanan sipil, dengan demikian kaum nasionalisme tidak pudar. Tahun 1920
terjadi krisis kepercayaan pergerakan nasionalisme di Filipina terhadap Amerika,
setelah Amerika berusaha menghambat emansipasi. Kaum nasionalisme
mempengaruhi public lewat pers dan pentas, sementara tokoh-tokoh lain pergi ke
Washington membujuk pemerintah AS dan para pemimpin kongres agar
mempercepat proses kemerdekaan Filipina. Kebetulan dunia dilanda kelesuan
perdagangan akibatnya cita-cita kemerdekaan Filipina yang diajukan tersebut
mendapat dukungan dari negara-negara yang berkepentingan ekonomi kuat di AS.6
Karena itu tahun 1932 dibuat RUU Hare Haves Cutting yang menyatakan bahwa
setelah 10 tahun menjalani masa peralihan, maka Filipina akan dimerdekakan.
Berdasarkan perjanjian itu pula maka kemerdekaan Filipina tinggal menanti waktu
saja, diakhiri ketika AS secara resmi mengakui kemerdekaan Republik Filipina
pada tanggal 4 Juli 1946.7

C. Filipina Pada Periode Pemerintahan Manuel Roxas (1946-1948)


Pada tahun 1946-1948, Manuel Roxas terpilih menjadi presiden Filipina.
Manuel Roxas mencoba mengeratkan kembali hubungan Filipina dan Amerika Serikat
dengan berbagai cara. Roxas mengkampanyekan dengan diloloskannya Bell Act atau
yang juga dikenal dengan Philippine Trade Act yang memperpanjang kebijakan
perdagangan bebas antar kedua negara hingga tahun 1954. Setelah itu meningkatkan
tarif impor barang-barang Amerika secara bertahap dalam kurun waktu 20 tahun. Ia
juga memberikan hak paritas kepada Amerika untuk mengeksploitasi sumber daya alam
Filipina, mendapatkan tanah dan domain publik serta mengoperasikan fasilitas public

5
A. K. Wiharyanto, Perkembangan Nasionalisme Asia Tenggara, Yogyakarta : Universitas Sanata
Dharma., 2003, hlm. 22.
6
Ibid., hlm. 23.
7
Ibid.
Filipina layaknya warga negara Filipina.8 Pada masa pemerintahannya Manuel Roxas
juga melancarkan gerakan untuk menyapu kaum Huk dan memerintahkannya supaya
mereka mau menyerahkan senjata. Tetapi Huk berkeras hati bahwa mereka
memerlukan senjata untuk mempertahankan diri dan mengadakan pemberontakan
terhadap pemerintah. Pemerintahan Manuel Roxas juga memberikan amnesty kepada
siapapun yang telah bekerja sama pada Perang Dunia II, terkecuali orang-orang yang
melakukan gangguan kriminal.

D. Filipina Pada Periode Pemerintahan Elpidio Quirino (1948-1953)


Setelah memperoleh gelar sarjana hukum dari Universitas Filipina, dekat
Manila, pada tahun 1915, Quirino berpraktik hukum sampai ia terpilih sebagai anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Filipina pada tahun 1919–25 dan menjadi senator pada
tahun 1925–31. Pada tahun 1934 ia menjadi anggota misi kemerdekaan Filipina ke
Washington, D.C., dipimpin oleh Manuel Quezon, yang mengamankan pengesahan UU
Tydings–McDuffie di Kongres, yang menetapkan tanggal kemerdekaan Filipina
sebagai 4 Juli 1946. Ia juga terpilih ke konvensi yang merancang konstitusi untuk
Persemakmuran Filipina yang baru. Selanjutnya ia menjabat sebagai sekretaris
keuangan dan sekretaris dalam negeri di pemerintahan Persemakmuran. Setelah Perang
Dunia II, Quirino menjabat sebagai sekretaris negara dan wakil presiden di bawah
presiden pertama Filipina yang merdeka, Manuel Roxas. Ketika Roxas meninggal pada
15 April 1948, Quirino berhasil menjadi presiden. Tahun berikutnya, ia terpilih sebagai
presiden untuk masa jabatan empat tahun di Partai Liberal, mengalahkan kandidat
Nacionalista. Pemerintahan Presiden Quirino menghadapi ancaman serius berupa
gerakan Hukbalahap (Huk) yang dipimpin Komunis. Meskipun Huks awalnya adalah
tentara gerilya anti-Jepang di Luzon, Komunis terus menguasai kepemimpinan, dan,
ketika negosiasi Quirino dengan komandan Huk Luis Taruc gagal pada tahun 1948,
Taruc secara terbuka menyatakan dirinya Komunis dan menyerukan penggulingan. dari
pemerintah. Pada tahun 1950, Huks telah menguasai sebagian besar Luzon, dan Quirino
menunjuk Ramon Magsaysay yang cakap sebagai sekretaris pertahanan nasional untuk
menekan pemberontakan. Enam tahun Quirino sebagai presiden ditandai dengan
rekonstruksi pascaperang yang menonjol, keuntungan ekonomi umum, dan

8
Fransiskus Hendy Tri Harsanto. Filipina Zaman Marcos dan Keruntuhannya.
https://www.academia.edu/26436368/Filipina_Masa_Marcos.
peningkatan bantuan ekonomi dari Amerika Serikat. Akan tetapi, masalah-masalah
sosial dasar, khususnya di daerah pedesaan, tetap tidak terpecahkan; Pemerintahan
Quirino dinodai oleh korupsi dan korupsi yang meluas. Pemilu tahun 1949, yang ia
menangkan, adalah salah satu yang paling tidak jujur dalam sejarah negara itu.
Magsaysay, yang sebagian besar berhasil menghilangkan ancaman pemberontak Huk,
memutuskan hubungan dengan Quirino dalam masalah korupsi, mengkampanyekan
pemilu yang bersih dan mengalahkan Quirino sebagai kandidat Nacionalista dalam
pemilihan presiden tahun 19539. Selanjutnya, Quirino pensiun ke kehidupan pribadi .
Dengan organisasi Komunis yang diperkirakan masih memiliki lebih dari 40.000
anggota yang terdaftar pada Maret 1951, pemerintah melanjutkan kampanyenya yang
berkelanjutan untuk mengatasi masalah perdamaian dan ketertiban yang memburuk.
Anggaran 1951 termasuk penggunaan dana sisa untuk program pemukiman kembali
untuk kepentingan HUKS yang menyerah. Uang itu membantu mempertahankan
Economic Development Corps (EDCOR), dengan pemukiman seluas 6.500 hektar di
Kapatagan (Lanao) dan 25.000 hektar di Buldon (Cotabato). Di setiap kelompok yang
dibawa ke tempat-tempat tersebut terdapat inti mantan personel dan keluarganya, yang
menjadi faktor pemantapan dan penjamin keberhasilan program. Memang, kurang dari
sepuluh persen Huks yang menetap menyerahkan sewa hidup baru yang ditawarkan
oleh pemerintah kepada mereka. Untuk mempromosikan kelancaran restrukturisasi
Angkatan Bersenjata Filipina, militer dibuat untuk menjalani reorganisasi. Tim tempur
batalion masing-masing terdiri dari 1.000 orang. Masing-masing beroperasi secara
independen dari Komando Tinggi, kecuali untuk koordinasi keseluruhan dalam rencana
operasional. Sebanyak 26 Tim Batalyon Tempur disiapkan. Unit-unit tentara baru juga
dibentuk, seperti Satuan Lintas Udara pertama, Pramuka Penjaga, Satuan Anjing, dan
Satuan Kavaleri. Unit-unit ini semuanya menunjukkan kemampuan yang cukup besar.
Pada bulan Mei 1950, atas undangan Presiden Quirino dan melalui saran yang
mendesak dari Presiden PBB Carlos Romulo, perwakilan resmi dari India, Pakistan,
Ceylon, Thailand, Indonesia, dan Australia bertemu di Baguio untuk konferensi
regional yang disponsori oleh Filipina. Cina dan Korea tidak menghadiri konferensi
tersebut karena yang terakhir tidak mempertimbangkan pembentukan serikat militer
negara-negara Asia Tenggara. Sebaliknya, Jepang, Indonesia, Cina, dan lain-lain tidak

9
Kardiyat Wiharyanto, Sejarah Asia Tenggara: Dari Awal Tumbuhnya Nasionalisme Sampai Terbangunnya
Kerja Sama ASEAN (Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2012), hlm. 171.
diundang karena pada saat itu mereka bukan negara bebas dan merdeka. Karena
permintaan India dan Indonesia, tidak ada pertanyaan politik yang diangkat dalam
konferensi. Lalu pada tahun yang sama, yaitu 1950 sebagai bagian dari agenda
reformasi agrarianya, Presiden Quirino mengeluarkan Perintah Eksekutif No. 355 pada
tanggal 23 Oktober 1950 yang menggantikan Administrasi Permukiman Tanah
Nasional dengan Perusahaan Pengembangan Pemukiman Tanah (LASEDECO) yang
mengambil alih tanggung jawab Perusahaan Peralatan Mesin Pertanian dan Perusahaan
Padi. dan Administrasi Produksi Jagung.

E. Filipina Pada Periode Pemerintahan Ramon Magsaysay (1953-1957)


Ia terpilih menjadi Presiden pada tahun 1953 memulai reformasi dengan
membangun kepercayaan rakyat terhadap Presiden serta meringankan beban hidup
kaum miskin. Ia menugaskan Pembantu Presiden untuk Pembangunan Komunitas demi
memperbaiki nasib petani. Jaringan organisasi publik dan swasta Magsaysay
memobilisasi lingkungan masyarakat yang terbebas dari tuan tanah dan kaum elit
lokal10. Dia juga membawa reformasi tanah yang signifikan, termasuk proyek irigasi
yang luas dan peningkatan pembangkit listrik. Perdagangan dan industri berkembang
pada masanya dan Filipina berkembang dalam olahraga dan budaya. Sehingga Masa
jabatannya sering disebut sebagai Tahun Emas Filipina. Selama pemerintahan
Magsaysay, Filipina menjadi negara terbersih dan teratur kedua di Asia. Dalam
kebijakan politik luar negeri, Ramon Magsaysay meletakkan dasar Pakta Manila tahun
1954, yang diciptakan untuk mengalahkan gerakan komunis-Marxis di Asia Tenggara,
Asia Selatan dan Pasifik Barat Daya menjadi SEATO dan mempertahankan hubungan
dekat dengan Amerika Serikat serta menegosiasikan Perjanjian Laurel-Langley, yang
merupakan perjanjian perdagangan antara kedua negara untuk memenuhi beragam
kepentingan ekonomi Filipina.
Pada awal 1954, Presiden Magsaysay menunjuk Benigno Aquino, Jr sebagai
utusan pribadi untuk Luís Taruc, pemimpin Hukbalahap, sebuah kelompok gerilyawan
komunis. Dari Februari hingga pertengahan September 1954, Magsaysay melakukan
operasi anti-HUK terbesar, "Operation Thunder-Lightning" yang mengarah pada
penangkapan Luis Taruc pada 17 Mei. Untuk melawan HUK, ia mereformasi tentara

10
Fransiskus Hendy Tri Harsanto. Filipina Zaman Marcos dan Keruntuhannya.
https://www.academia.edu/26436368/Filipina_Masa_Marcos.
dengan memasukkan petani jujur di unit-unit tentara dan memberhentikan perwira yang
korup dan tidak aktif. Magsaysay memimpin, apa yang diyakini sebagai, kampanye
antiguerrilla paling sukses dalam sejarah modern. Sebagai presiden Filipina, Ramon
Magsaysay Dia tetap menjadi juru bicara aktif menentang komunisme selama Perang
Dingin. Magsaysay terkenal karena kerendahan hatinya; dia bersikeras dipanggil "Tuan
Presiden" dan bukan "Yang Mulia". Dia secara anumerta disebut "Idol Misa"11.

F. Filipina Pada Periode Pemerintahan Carlos P. Garcia (1957-1965)


Carlos Polestico Garcia atau Carlos P. Garcia lahir pada tanggal 4 November
1896 di Talibon, Filipina dan meninggal pada tanggal 14 Juni 1971, di Kota Quezon.
Garcia menjadi presiden keempat Republik Filipina. Setelah lulus dari sekolah hukum
pada tahun 1923, ia berturut-turut menjadi seorang guru sekolah, perwakilan di
Kongres Filipina , gubernur provinsi Bohol, dan kemudian menjadi senator pada tahun
1941-1953. Selama pendudukan Jepang di Filipina dalam Perang Dunia II , Garcia aktif
dalam gerakan perlawanan. Ia terpilih sebagai wakil presiden dari Partai Nacionalista
pada tahun 1953 dan juga menteri luar negeri pada tahun 1953-1957. Garcia kemuadian
resmi menjadi presiden Filipina pada Maret 1957, tepat setelah kematian Presiden
Ramon Magsaysay, dan terpilih untuk masa jabatan empat tahun penuh pada tahun yang
sama. Dia mempertahankan ikatan tradisional yang kuat dengan Amerika Serikat dan
mencari hubungan yang lebih dekat dengan negara-negara Asia nonkomunis. Dalam
pemilihan November 1961 ia dikalahkan oleh Wakil Presiden Diosdado Macapagal.

G. Filipina Pada Periode Pemerintahan Diosdado Macapagal


Diosdado Pangan Macapagal (kelahiran di Lubao, Pampanga, 28 September
1910) yaitu seorang politikus Filipina. Pada tahun 1948, beliau menjadi sekretaris 2 di
Kedutaan Filipina di Washington DC. Pada tahun 1949, beliau terpilih sebagai anggota
Dewan Perwakilan dan sampai 1956. Pada saat itu pula beliau 3 kali menjadi wakil
Filipina di Majelis Umum PBB. Pada tahun 1957, sebagai anggota Partai Liberal, beliau
menjadi wakil presiden di bawah Presiden Carlos P. Gracia dari Partai Nacionalista.
Beliau sebagai presiden Filipina ke-5. Beliau terpilih pada tahun 1961 untuk
menggantikan Presiden Carlos P. Gracia. Macapagal terpilih sebagai presiden oleh
karena suatu pandangan terhadap sela liberal dan progresif, serta mengalahkan upaya

11
https://id.celeb-true.com/ramon-magsaysay-seventh-president-philippines-this-biography-ramon
pemilihan kembali Carlos P. Gracia. Pengarahan perhatiannya pada upaya-upaya
membasmi korupsi dalam pemerintahannya. Dalam mengembangkan ekonomi, beliau
menerima nasihat dari pendukung-pendukungnya yang kaya dan membiarkan mata
uang peso Filipina mengembang dengan mengikuti pasar pertukaran valuta.12

12
Gregorio F. Zaide, Sejarah dan Pemerintah Filipina, Percetakan Toko Buku Nasional., 1984.
KESIMPULAN

Sejarah Filipina tidak bisa dilepaskan dari berbagai tindak kolonialisme yang
dilakukan oleh bangsa barat, seperti Spanyol dan Amerika Serikat. Keadaan buruk yang
dialami oleh Filipina semasa menjadi negara koloni bangsa Spanyol pun akhirnya
memicu semangat nasionalisme yang dipelopori oleh kaum pelajar atau etis yang telah
belajar di negara eropa.. Semangat nasionalisme tersebut kemudian muncul dan
menjelma menjadi gerakan-gerakan perlawanan mulai dari Compenerismo, Liga
Filipina, hingga gerakan Katipunan. Pada masa kolonialisme Amerika Serikat sendiri,
masyarakat Filipina juga melakukan berbagai perlawanan hingga mereka dapat
mendapatkan kemerdekaan pada tanggal 4 Juli 1946. Kemerdekaan tersebut
mewujudkan Filipina menjadi negara kesatuan Republik Filipina yang dipimpin oleh
seorang presiden. Presiden pertama yang terpilih menjadi pemimpin Filipina ialah
Manuel Roxas. Pada masa pemerintahannya, Manuel Roxas mencoba mengeratkan
kembali hubungan Filipina dan Amerika Serikat. Lalu pada perkembangannya, Filipina
kemudian dipimpin oleh beberapa tokoh besar dengan berbagai program dan
kebijakannya seperti Elpidio Quirino (1948-1953), Ramon Magsaysay (1953-1957),
Carlos P. Garcia (1957-1961), dan Diosdado Macapagal (1961-1965).
DAFTAR PUSTAKA

Firman, Tony. (2019). Lahirnya Katipunan, Gerakan Rakyat Filipina Melawan Spanyol.
https://tirto.id/lahirnya-katipunan-gerakan-rakyat-filipina-melawan-spanyol-edqq.
Giygiysa. Gerakan Nasional. https://www.academia.edu/16697492/GERAKAN_NASIONAL.
Harsanto, Fransiskus Hendy Tri. Filipina Zaman Marcos dan Keruntuhannya.
https://www.academia.edu/26436368/Filipina_Masa_Marcos.
Harsanto, Fransiskus Hendy Tri. Filipina Zaman Marcos dan Keruntuhannya.
https://www.academia.edu/26436368/Filipina_Masa_Marcos.
https://id.celeb-true.com/ramon-magsaysay-seventh-president-philippines-this-biography-
ramon
Wiharyanto, A. K. (2003). Perkembangan Nasionalisme Asia Tenggara. Yogyakarta :
Universitas Sanata Dharma.
Wiharyanto, A. K. (2012). Sejarah Asia Tenggara: Dari Awal Tumbuhnya Nasionalisme
Sampai Terbangunnya Kerja Sama ASEAN. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Wiharyanto, A. K. Nasionalisme Filipina Zaman Kekuasaan Spanyol, dalam Sutarjo Adisusilo
J. R., dkk. (2006). Nasionalisme di Berbagai Negara. Yogyakarta : Universitas Sanata
Dharma.
Zaide, Gregorio F. (1984). Sejarah dan Pemerintah Filipina. Percetakan Toko Buku Nasional.

Anda mungkin juga menyukai