Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Asia Tenggara yang Diampu oleh:
Disusun oleh :
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini sebagai tugas Mata Kuliah
Sejarah Asia Tenggara yang berjudul “Nasionalisme Filipina: Filipina era Roxas hingga
Macapagal” dengan tepat waktu. Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan
kepada para pembaca mengenai dinamika sejarah di Filipina.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam proses
pembuatan makalah ini, terutama kepada Bapak Danar Widiyanta, M.Hum. sebagai dosen
pengampu Mata Kuliah Sejarah Asia Tenggara yang telah memberikan bimbingannya dari
awal makalah ini dibuat sampai selesai.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
segala bentuk kritik dan saran yang membangun akan penulis nantikan untuk kesempurnaan
dari makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Filipina merupakan salah satu negara di Asia Tenggara. Secara geografis,
Filipina terletak di Samudera Pasifik, Negara ini berbatasan langsung dengan Indonesia
dan Malaysia di sisi Selatan. Di sisi Timur, Filipina berbatasan dengan Indonesia dan
Papua Nugini, serta Laut Cina Selatan di sisi Utara. Filipina secara resmi disebut
Republik Filipina. Negara Asia Tenggara ini memiliki ibu kota, Manila. Negara yang
merdeka pada 12 Juni 1898 tersebut termasuk salah satu dari 5 pendiri ASEAN. Bentuk
pemerintahan Filipina adalah republik. Di Filipina, presiden berperan sebagai kepala
negara sekaligus kepala pemerintahan.
Sebagai negara tropis dengan kekayaan sumber daya alam, Filipina pun muncul
menjadi sebuah negara yang diincar oleh bangsa Barat. Beberapa bangsa Barat seperti
Spanyol. Spanyol bahkan menanamkan kolonialisme nya di Spanyol hingga 265 tahun.
Sepanjang masa itu, Filipina merupakan koloni Kerajaan Spanyol. Kolonialisme yang
dilakukan oleh Spanyol tersebut mengakibatkan penderitaan pada masyarakat Filipina.
Hingga pada akhir abad ke-18, muncul berbagai gerakan-gerakan nasionalisme yang
bertujuan untuk mewujudkan kemerdekaan bagi negara mereka. Gerakan nasionalisme
tersebut diantaranya: Compenerismo, Liga Filipina, hingga gerakan Katipunan.
Dalam perkembangannya terdapat negara lain yang juga memberikan perhatian
pada kepulauan Filipina karena kekayaan sumber dayanya, diantaranya ialah neagra
Amerika. Melalui berbagai taktik, Amerika Serikat berhasil melemahkan pengaruh
Spanyol di Filipina. Spanyol menyerah dan akhirnya pada abad ke-19, Amerika
menguasai secara penuh wilayah Filipina. Berbagai upaya perlawanan pun dilakukan
oleh rakyat Filipina dalam merebut kemerdekaan mereka. Perjuangan rakyat Filipina
dalam merebut kemerdekaan mereka pun berhasil. Filipina akhirnya secara resmi
diakui sebagai negara merdeka oleh Amerika pada tanggal 4 Juli 1946.
Setelah merdeka, Filipina menjadi negara kesatuan Republik Filipina dan
dipimpin oleh seorang presiden. Manuel Roxas menjadi tokoh yang terpilih menjadi
presiden presiden pertama Filipina. Pada masa pemerintahannya, Manuel Roxas
mencoba mengeratkan kembali hubungan Filipina dan Amerika Serikat. Lalu pada
perkembangannya, Filipina kemudian dipimpin oleh beberapa tokoh dengan berbagai
kebijakannya seperti Elpidio Quirino (1948-1953), Ramon Magsaysay (1953-1957),
Carlos P. Garcia (1957-1961), dan Diosdado Macapagal (1961-1965).
B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana perkembangan gerakan nasionalisme Filipina dalam melawan
kolonialisme bangsa Spanyol?
2) Bagaimana perkembangan gerakan nasionalisme Filipina dalam melawan
kolonialisme bangsa Amerika Serikat?
3) Bagaimana Filipina pada masa pemerintahan Manuel Roxas (1946-1948), Elpidio
Quirino (1948-1953), Ramon Magsaysay (1953-1957), Carlos P. Garcia (1957-
1961), dan Diosdado Macapagal (1961-1965).
C. Tujuan Makalah
1) Untuk mengetahui bagaimana perkembangan gerakan nasionalisme Filipina dalam
melawan kolonialisme bangsa Spanyol.
2) Untuk mengetahui bagaimana perkembangan gerakan nasionalisme Filipina dalam
melawan kolonialisme bangsa Amerika Serikat.
3) Untuk mengetahui bagaimana keadaan negara Filipina pada masa pemerintahan
Manuel Roxas (1946-1948), Elpidio Quirino (1948-1953), Ramon Magsaysay
(1953-1957), Carlos P. Garcia (1957-1961), dan Diosdado Macapagal (1961-1965)
BAB II
PEMBAHASAN
1
Giy giysa. Gerakan Nasional. https://www.academia.edu/16697492/GERAKAN_NASIONAL. Diakses pada 23
Oktober 2022.
merobek kartu identitas penduduk sebagai simbol pembangkangan melawan
otoritas Spanyol. Bulan-bulan berikutnya, pasukan Bonifacio berusaha menaklukan
Manila dari tangan Spanyol namun masih kesulitan dan mampu dikalahkan oleh
kekuatan pasukan Spanyol. Di waktu yang sama faksi Katipunan pimpinan
Aguinaldo berhasil memukul mundur pasukan Spanyol dari Cavite.2
2
Tony Firman. (2019). Lahirnya Katipunan, Gerakan Rakyat Filipina Melawan Spanyol.
https://tirto.id/lahirnya-katipunan-gerakan-rakyat-filipina-melawan-spanyol-edqq.
3
A. K. Wiharyanto, Nasionalisme Filipina Zaman Kekuasaan Spanyol, dalam Sutarjo Adisusilo J. R.,
dkk, Nasionalisme di Berbagai Negara, Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma., 2006, hlm. 93.
4
Ibid.
bertempur melawan Amerika Serikat, tetapi musuh terlampau kuat sehingga
lengkap kekuasaan Amerika Serikat di Filipina. Di bawah Amerika Serikat
nasionalisme Filipina mengubah sifat yakni meninggalkan cara kekerasan untuk
memperngaruhi kebijaksanaan pemerintah kolonial Amerika Serikat. Maka pada
tahun 1907 Filipina mendirikan Partindo Nacionalista (Partai Nasionalis) dengan
pimpinan Manuel Roxas, Sergio Osmena, dan Manuel Quezan.5 Partai tersebut
merupakan organisasi politik yang besar. Filipina diberi kemudahan legislative dan
pelayanan sipil, dengan demikian kaum nasionalisme tidak pudar. Tahun 1920
terjadi krisis kepercayaan pergerakan nasionalisme di Filipina terhadap Amerika,
setelah Amerika berusaha menghambat emansipasi. Kaum nasionalisme
mempengaruhi public lewat pers dan pentas, sementara tokoh-tokoh lain pergi ke
Washington membujuk pemerintah AS dan para pemimpin kongres agar
mempercepat proses kemerdekaan Filipina. Kebetulan dunia dilanda kelesuan
perdagangan akibatnya cita-cita kemerdekaan Filipina yang diajukan tersebut
mendapat dukungan dari negara-negara yang berkepentingan ekonomi kuat di AS.6
Karena itu tahun 1932 dibuat RUU Hare Haves Cutting yang menyatakan bahwa
setelah 10 tahun menjalani masa peralihan, maka Filipina akan dimerdekakan.
Berdasarkan perjanjian itu pula maka kemerdekaan Filipina tinggal menanti waktu
saja, diakhiri ketika AS secara resmi mengakui kemerdekaan Republik Filipina
pada tanggal 4 Juli 1946.7
5
A. K. Wiharyanto, Perkembangan Nasionalisme Asia Tenggara, Yogyakarta : Universitas Sanata
Dharma., 2003, hlm. 22.
6
Ibid., hlm. 23.
7
Ibid.
Filipina layaknya warga negara Filipina.8 Pada masa pemerintahannya Manuel Roxas
juga melancarkan gerakan untuk menyapu kaum Huk dan memerintahkannya supaya
mereka mau menyerahkan senjata. Tetapi Huk berkeras hati bahwa mereka
memerlukan senjata untuk mempertahankan diri dan mengadakan pemberontakan
terhadap pemerintah. Pemerintahan Manuel Roxas juga memberikan amnesty kepada
siapapun yang telah bekerja sama pada Perang Dunia II, terkecuali orang-orang yang
melakukan gangguan kriminal.
8
Fransiskus Hendy Tri Harsanto. Filipina Zaman Marcos dan Keruntuhannya.
https://www.academia.edu/26436368/Filipina_Masa_Marcos.
peningkatan bantuan ekonomi dari Amerika Serikat. Akan tetapi, masalah-masalah
sosial dasar, khususnya di daerah pedesaan, tetap tidak terpecahkan; Pemerintahan
Quirino dinodai oleh korupsi dan korupsi yang meluas. Pemilu tahun 1949, yang ia
menangkan, adalah salah satu yang paling tidak jujur dalam sejarah negara itu.
Magsaysay, yang sebagian besar berhasil menghilangkan ancaman pemberontak Huk,
memutuskan hubungan dengan Quirino dalam masalah korupsi, mengkampanyekan
pemilu yang bersih dan mengalahkan Quirino sebagai kandidat Nacionalista dalam
pemilihan presiden tahun 19539. Selanjutnya, Quirino pensiun ke kehidupan pribadi .
Dengan organisasi Komunis yang diperkirakan masih memiliki lebih dari 40.000
anggota yang terdaftar pada Maret 1951, pemerintah melanjutkan kampanyenya yang
berkelanjutan untuk mengatasi masalah perdamaian dan ketertiban yang memburuk.
Anggaran 1951 termasuk penggunaan dana sisa untuk program pemukiman kembali
untuk kepentingan HUKS yang menyerah. Uang itu membantu mempertahankan
Economic Development Corps (EDCOR), dengan pemukiman seluas 6.500 hektar di
Kapatagan (Lanao) dan 25.000 hektar di Buldon (Cotabato). Di setiap kelompok yang
dibawa ke tempat-tempat tersebut terdapat inti mantan personel dan keluarganya, yang
menjadi faktor pemantapan dan penjamin keberhasilan program. Memang, kurang dari
sepuluh persen Huks yang menetap menyerahkan sewa hidup baru yang ditawarkan
oleh pemerintah kepada mereka. Untuk mempromosikan kelancaran restrukturisasi
Angkatan Bersenjata Filipina, militer dibuat untuk menjalani reorganisasi. Tim tempur
batalion masing-masing terdiri dari 1.000 orang. Masing-masing beroperasi secara
independen dari Komando Tinggi, kecuali untuk koordinasi keseluruhan dalam rencana
operasional. Sebanyak 26 Tim Batalyon Tempur disiapkan. Unit-unit tentara baru juga
dibentuk, seperti Satuan Lintas Udara pertama, Pramuka Penjaga, Satuan Anjing, dan
Satuan Kavaleri. Unit-unit ini semuanya menunjukkan kemampuan yang cukup besar.
Pada bulan Mei 1950, atas undangan Presiden Quirino dan melalui saran yang
mendesak dari Presiden PBB Carlos Romulo, perwakilan resmi dari India, Pakistan,
Ceylon, Thailand, Indonesia, dan Australia bertemu di Baguio untuk konferensi
regional yang disponsori oleh Filipina. Cina dan Korea tidak menghadiri konferensi
tersebut karena yang terakhir tidak mempertimbangkan pembentukan serikat militer
negara-negara Asia Tenggara. Sebaliknya, Jepang, Indonesia, Cina, dan lain-lain tidak
9
Kardiyat Wiharyanto, Sejarah Asia Tenggara: Dari Awal Tumbuhnya Nasionalisme Sampai Terbangunnya
Kerja Sama ASEAN (Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2012), hlm. 171.
diundang karena pada saat itu mereka bukan negara bebas dan merdeka. Karena
permintaan India dan Indonesia, tidak ada pertanyaan politik yang diangkat dalam
konferensi. Lalu pada tahun yang sama, yaitu 1950 sebagai bagian dari agenda
reformasi agrarianya, Presiden Quirino mengeluarkan Perintah Eksekutif No. 355 pada
tanggal 23 Oktober 1950 yang menggantikan Administrasi Permukiman Tanah
Nasional dengan Perusahaan Pengembangan Pemukiman Tanah (LASEDECO) yang
mengambil alih tanggung jawab Perusahaan Peralatan Mesin Pertanian dan Perusahaan
Padi. dan Administrasi Produksi Jagung.
10
Fransiskus Hendy Tri Harsanto. Filipina Zaman Marcos dan Keruntuhannya.
https://www.academia.edu/26436368/Filipina_Masa_Marcos.
dengan memasukkan petani jujur di unit-unit tentara dan memberhentikan perwira yang
korup dan tidak aktif. Magsaysay memimpin, apa yang diyakini sebagai, kampanye
antiguerrilla paling sukses dalam sejarah modern. Sebagai presiden Filipina, Ramon
Magsaysay Dia tetap menjadi juru bicara aktif menentang komunisme selama Perang
Dingin. Magsaysay terkenal karena kerendahan hatinya; dia bersikeras dipanggil "Tuan
Presiden" dan bukan "Yang Mulia". Dia secara anumerta disebut "Idol Misa"11.
11
https://id.celeb-true.com/ramon-magsaysay-seventh-president-philippines-this-biography-ramon
pemilihan kembali Carlos P. Gracia. Pengarahan perhatiannya pada upaya-upaya
membasmi korupsi dalam pemerintahannya. Dalam mengembangkan ekonomi, beliau
menerima nasihat dari pendukung-pendukungnya yang kaya dan membiarkan mata
uang peso Filipina mengembang dengan mengikuti pasar pertukaran valuta.12
12
Gregorio F. Zaide, Sejarah dan Pemerintah Filipina, Percetakan Toko Buku Nasional., 1984.
KESIMPULAN
Sejarah Filipina tidak bisa dilepaskan dari berbagai tindak kolonialisme yang
dilakukan oleh bangsa barat, seperti Spanyol dan Amerika Serikat. Keadaan buruk yang
dialami oleh Filipina semasa menjadi negara koloni bangsa Spanyol pun akhirnya
memicu semangat nasionalisme yang dipelopori oleh kaum pelajar atau etis yang telah
belajar di negara eropa.. Semangat nasionalisme tersebut kemudian muncul dan
menjelma menjadi gerakan-gerakan perlawanan mulai dari Compenerismo, Liga
Filipina, hingga gerakan Katipunan. Pada masa kolonialisme Amerika Serikat sendiri,
masyarakat Filipina juga melakukan berbagai perlawanan hingga mereka dapat
mendapatkan kemerdekaan pada tanggal 4 Juli 1946. Kemerdekaan tersebut
mewujudkan Filipina menjadi negara kesatuan Republik Filipina yang dipimpin oleh
seorang presiden. Presiden pertama yang terpilih menjadi pemimpin Filipina ialah
Manuel Roxas. Pada masa pemerintahannya, Manuel Roxas mencoba mengeratkan
kembali hubungan Filipina dan Amerika Serikat. Lalu pada perkembangannya, Filipina
kemudian dipimpin oleh beberapa tokoh besar dengan berbagai program dan
kebijakannya seperti Elpidio Quirino (1948-1953), Ramon Magsaysay (1953-1957),
Carlos P. Garcia (1957-1961), dan Diosdado Macapagal (1961-1965).
DAFTAR PUSTAKA
Firman, Tony. (2019). Lahirnya Katipunan, Gerakan Rakyat Filipina Melawan Spanyol.
https://tirto.id/lahirnya-katipunan-gerakan-rakyat-filipina-melawan-spanyol-edqq.
Giygiysa. Gerakan Nasional. https://www.academia.edu/16697492/GERAKAN_NASIONAL.
Harsanto, Fransiskus Hendy Tri. Filipina Zaman Marcos dan Keruntuhannya.
https://www.academia.edu/26436368/Filipina_Masa_Marcos.
Harsanto, Fransiskus Hendy Tri. Filipina Zaman Marcos dan Keruntuhannya.
https://www.academia.edu/26436368/Filipina_Masa_Marcos.
https://id.celeb-true.com/ramon-magsaysay-seventh-president-philippines-this-biography-
ramon
Wiharyanto, A. K. (2003). Perkembangan Nasionalisme Asia Tenggara. Yogyakarta :
Universitas Sanata Dharma.
Wiharyanto, A. K. (2012). Sejarah Asia Tenggara: Dari Awal Tumbuhnya Nasionalisme
Sampai Terbangunnya Kerja Sama ASEAN. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Wiharyanto, A. K. Nasionalisme Filipina Zaman Kekuasaan Spanyol, dalam Sutarjo Adisusilo
J. R., dkk. (2006). Nasionalisme di Berbagai Negara. Yogyakarta : Universitas Sanata
Dharma.
Zaide, Gregorio F. (1984). Sejarah dan Pemerintah Filipina. Percetakan Toko Buku Nasional.