(CTL)
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
STRATEGI PEMBELAJARAN SEJARAH
yang dibina oleh Ibu Ulfatun Nafiah,. S. Pd, M. Pd
Oleh
Anviko Marshal Pratama (160731614863)
Nicho Alfin Danny Anggara (160731614891)
Safira Putri Huriya (160731614878)
Sulistiyowati (160731614834)
MAKALAH
Oleh
JURUSAN SEJARAH
Februari 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................ 4
BAB I ....................................................................................................................... 5
PENDAHULUAN ...................................................................................................5
1.3 Tujuan............................................................................................................. 5
BAB II...................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ......................................................................................................5
PENUTUP .......................................................................................................... 13
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan konsep pembelajaran CTL.
2. Untuk mengetahui karakteristik dari konsep CTL.
3. Untuk mengetahui implementasi konsep strategi CTL dalam pembelajaran sejarah
BAB II
PEMBAHASAN
PENUTUP
Kesimpulan
Dari uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa pembelajaran berbasis CLT dapat
melatih siswa menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata agar
pembelajaran dapat menarik dan lebih bermanfaat. Contextual Teaching and Learning (CTL)
atau pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang mengaitkan materi yang
diajarkan dengan realitas dunia siswa sehingga siswa dapat membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya. Pembelajaran bahasa bukan hanya
memberikan pemahaman berupa definisi melainkan siswa dituntut untuk dapat menemukan
pengetahuannya sendiri. Guru harus memiliki strategi yang memacu siswa untuk dapat
berpikir kritis dan kreatif.
Implementasi CTL pada pembelajaran membaca, berbicara, menulis, dan
mendengarkan dapat membuat pembelajaran lebih kreatif, dan menuntut siswa untuk lebih
berpikir kritis. Artinya siswa dipacu untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan
dengan kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Priyatni, E. T. ( 2002). Penerapan Konsep dan Prinsip Pengajaran dan Pembelajaran dan
Pembelajaran Kontekstual dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia. Kumpulan Materi
TOT CTL Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Lanjutan Tingkat pertama.
Jakarta: Depdiknas.
Sugiyanto. (2007). Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG): Model-model
Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 Surakarta.
Strategi Pembelajaran
oleh
160731614891
JURUSAN SEJARAH
MARET 2018
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya , saya mampu menyelesaikan
tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah strategi pembelajaran.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi.
Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan, dan bimbingan dari orang-orang di sekitar kami, khususnya dari ibu
Ulfatun sehingga kendala-kendala yang kami hadapi dapat teratasi.
Makalah yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi,
referensi, dan berita. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada ibu dosen pembimbing saya, saya
sangat mengharapkan kritik dan sarannya demi perbaikan pembuatan makalah di masa yang
akan datang.
Wassalamualaikum wr.wb
Contents
KATA PENGANTAR................................................................................................................... 17
1.1. LATAR BELAKANG......................................................................................................... 19
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 19
1.3 Manfaat ................................................................................................................. 19
BAB II ....................................................................................................................................... 21
PEMBAHASAN ......................................................................................................................... 21
2.1. Pengertian CTL ............................................................................................................ 21
2.2. Tujuan CTL .................................................................................................................... 21
2.3. Strategi-strategi Pembelajaran CTL ............................................................................. 22
2.4. Komponen-komponen Pembelajaran CTL ................................................................... 23
2.5. Langkah-langkah Pembelajaran CTL ........................................................................... 25
2.6. Kelebihan dan Kelemahan .......................................................................................... 25
2.7. Contoh Pola Pembelajaran CTL ................................................................................... 27
BAB III ...................................................................................................................................... 29
PENUTUP ................................................................................................................................. 29
3.1. Kesimpulan................................................................................................................... 29
3.2. Saran ............................................................................................................................ 29
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 30
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, permasalahn yang di angakat dalam
makalah ini sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari CTL?
2. Apa tujuan CTL?
3. Apa saja strategi-strategi pembelajaran CTL?
4. Apa saja komponen-komponen pembelajaran CTL?
5. Apa saja langkah-langkah pembelajaran CTL?
6. Apa saja kelebihan dan kelemahan CTL?
7/ Contoh pola pembelajaran CTL?
1.3 Manfaat
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, tujuan penulisan makalah ini diantaranya
sebagai berkut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari CTL
2. Untuk mengetahui tujuan CTL
3. Untuk mengetahui strategi-strategi pembelajaran CTL
4. Untuk mengetahui komponen-komponen pembelajaran CTL
5. Untuk mengetahui langkah-langkah pembelajaran CTL
6. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan CTL
7. Untuk mengetahui contoh pola pembelajaran CTL
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Jonhson CTL adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan untuk
menolong para siswa melihat siswa melihat makna didalam materi akademik yang mereka
pelajari dengan cara menghubungkan subyek-subyek akademik dengan konteks dalam
kehidupan keseharian mereka.
Jadi pengertian CTL dari pendapat para tokoh-tokoh diatas dapat kita simpulkan
bahwa CTL adalah konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang
diajarkanya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
Model pembelajaran ini bertujuan agar dalam belajar itu tidak hanya sekedar
menghafal tetapi perlu dengan adanya pemahaman
Model pembelajaran CTL ini bertujuan untuk melatih siswa agar dapat berfikir kritis
dan terampil dalam memproses pengetahuan agar dapat menemukan dan menciptakan sesuatu
yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain
Model pembelajaran CTL ini bertujun agar pembelajaran lebih produktif dan
bermakna
Model pembelajaran nodel CTL ini bertujuan untuk mengajak anak pada suatu
aktivitas yang mengkaitkan materi akademik dengan konteks jehidupan sehari-hari
Tujuan pembelajaran model CTL ini bertujuan agar siswa secara indinidu dapat
menemukan dan mentrasfer informasi-informasi komplek dan siswa dapat menjadikan
informasi itu miliknya sendiri.
Guru mengayomi individu dan menyakini bahwa perbedaan individual dan social
seyogianya dibermaknakan menjadi mesin penggerak untuk belajar saling menghormati dan
toleransi untuk mewujudkan ketrampilan interpersonal.
Pendidikan formal merupakan kawah candradimuka bagi siswa untuk menguasai cara
belajar untuk belajar mandiri dikemudian hari.
Dalam setiap kolaborasi selalu ada siswa yang menonjol dibandingkan dengan
koleganya dan sisiwa ini dapat dijadikan sebagai fasilitator dalam kelompoknya
Penilaian autentik menunjukkan bahwa belajar telah berlangsung secara terpadu dan
konstektual dan memberi kesempatan pada siswa untuk dapat maju terus sesuai dengan
potensi yang dimilikinya
7.Mengejar standar tinggi
Berdasarkan Center for Occupational Research and Development (CORD) Penerapan strategi
pembelajaran konstektual digambarkan sebagai berikut:
1. Relatinng
Belajar dikatakan dengan konteks dengan pengalaman nyata ,konteks merupakan kerangka
kerja yang dirancang guru untuk membantu peserta didik agar yang dipelajarinya bermakna
2. Experiencing
Belajar adalah kegiatan “mengalami “peserta didik diproses secara aktif dengan hal yang
dipelajarinya dan berupaya melakukan eksplorasi terhadap hal yang dikaji,berusaha
menemukan dan menciptakan hal yang baru dari apa yang dipelajarinya.
3. Applying
4. Cooperative
5. Trasfering
1. Kontruktivisme
Kontruktivisme adalah proses membangun dan menyusun pengetahuan baru dalam struktur
kognitif siswa berdasarkan pengalaman.
2. Inquiry
Inquiry adalah proses pembelajaran yang didasrkan pada proses pencarian penemuan melalui
proses berfikir secara sistematis.
Merupakan proses pemindahan dari pengamatan menjadi pemahaman sehingga siswa belajar
mengunakan ketrampilan berfikir kritis.
a. Merumuskan masalah
b. Mengajukan hipotesis
c. Mengumpilkan data
d. Menuji hipotesis
e. Membuat kesimpulan
3. Bertanya
4. Masyarakat belajar
Menurut Vygotsky dalam masyarakat belajar ini pengetahuan dan pengalaman anak banyak
dibentuk oleh komunikasi dengan orang lain.
5. Pemodelan
Pemodelan adalah proses pembelajaran dengan memperagakan sebagai sustu contoh yang
dapat ditiru oleh siswa.
6. Refleksi
Refleksi adalah proses pengengalaman yang telah dipelajari dengan cara mengerutkan dan
mengevalusi kembali kejadian atau peristiwa pembelajaran telah dilaluinya untuk
mendapatkan pemahaman yang dicapai baik yang bersifat positif maupun bernilai negative.
7. Penilaian nyata
Penilaian nyata adalah proses yang dilukan oleh guru untuk mengumpulkan informasi tentang
perkembangan belajar yang dilakukan oleh siswa.
1. Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara
bekerja sendiri,menemukan sendiri ,dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan
ketrampilan barunya.
2. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiri untuk semua topic
3. Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya
4. Menciptakan masyarakat belajar
5. Menghadirkan model sebagia contoh belajar
6. Melakukan refleksi diakhir pertemuan.
7. Melakukan penialain yang sebenarnya dengan berbagai cara.
1. Pengalaman nyata
2. Kerja sama, saling menunjang
3. Gembira, belajar dengan bergairah
4. Pembelajaran terintegrasi
5. Menggunakan berbagai sumber
6. Siswa aktif dan kritis
7. Menyenangkan ,tidak membosankan
8. Sharing dengan teman
9. Guru kreatif
Kompetensi dasar : Siswa memahami fungsi dan memahami fungsi dan jenis candi
Proses pembelajarannya
A. Pendahuluan
1) Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai sisiwa dan pentingnya materi
ajar dalam kehidupan ekonomi social.
3) Guru melakukan tanya jawab sekitar tugas yang harus dikerjakan oleh siswa.
B. Kegiatan inti
Dilapangan:
2) siswa mencatat hal-hal yang mereka temukan di candi sesuai alat observasi ,angket
yang telah mereka susun sebelumnya.
Didalam kelas:
C. Penutup
1) Dipimpin oleh guru ,siswa menyimpulkan hasil observasi dan diskusi tentang
fungsi dan jenis pasar sesuai dengan indicator belajr yang dicapai.
3.1. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa model pembelajaran CTL ,dapat
membantu meningkatkan hasil belajar karena strategi CTL ini lebih memfokuskan pada
pemahaman serta menekankan pada pengembangan minat pengalaman siswa dalam
kehidupan sehari-hari bukan hanya sekedar hafalan saja.Sehingga dengan strategi CTL ini
siswa diharapkan dapat berfikir kritis dan terampil dalam memproses pengetahuan agar dapat
menemukan dan menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang
lain.Sehinnga pembelajaran dengan menggunakan strategi CTL ini pembelajaran akan lebih
produktif dan bermakna.
3.2. Saran
Dengan pemahaman tentang Contextual Teaching and Learning (CTL) ini diharapkan
semua guru mata pelajaran dapat menerapkan strategi ini dalam melaksanakan proses belajar
mengajar (PBM) di sekolah dan dapat lebih meningkatkan kualitas maupun kuantitas
penguasaan materi mata pelajaran siswa di sekolah dan pada akhirnya mampu meningkatkan
kualitas sumber daya manusia Indonesia sebagaimana tujuan dan fungsi pendidikan nasional.
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyanto.Modul PLPG
STRATEGI PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING
AND LEARNING (CTL) DALAM MATERI PERJUANGAN RAKYAT DALAM
UPAYA MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN UNTUK MENINGKATKAN
RASA CINTA TANAH AIR DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
MAKALAH
Oleh
160731614878
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah yang
berjudul Strategi Pembelajaran Sejarah Berbasis Contextual Teaching And Learning (Ctl)
Dalam Materi Perjuangan Rakyat Dalam Upaya Mempertahankan Kemerdekaan Untuk
Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Dalam Kehidupan Sehari-Hari untuk memenuhi tugas
matakuliah Strategi Pembelajaran Sejarah.
Tak lupa penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah banyak membantu dalam menyelesaikan pembuatan makalah ini. Dengan selesainya
pembuatan makalah ini kami berharap agar makalah ini dapat memberikan manfaat serta
dapat memberikan tambahan ilmu bagi para pembaca maupun pendengarnya. Penulis
menyadari bahwasannya makalah yang telah dibuat ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan pembaca berkenan memberikan kritik dan sarannya agar
dapat kami jadikan bahan untuk memperbaiki karya-karya penulis selanjutnya.
Akhir kata penulis sekali lagi mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu. Penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi
siapa saja yang membutuhkannya baik di masa sekarang maupun di masa yang akan datang.
Penyusun
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ........................................................................................... 32
BAB I ..................................................................................................................... 34
PENDAHULUAN .................................................................................................34
C. Tujuan ......................................................................................................... 35
BAB II.................................................................................................................... 36
PEMBAHASAN ....................................................................................................36
PENUTUP.............................................................................................................. 44
A. Kesimpulan .................................................................................................44
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ada banyak hal diperlukan ooleh guru untuk dapat mengelola kelas agar siswa dapat
mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik dan materi dapat diterima dengan baik.
Pembelajaran di sekolah dituntut untuk menarik agar siswa dapat mencapai kompetensi yang
telah ditentukan dalam kurikulum. Tuntutan inilah yang harus dipenuhi guru dengan berbagai
macam strategi dan cara mengajar yang baik dan menarik. Ada berbagai macam strategi yang
dapat digunakan guru untuk kegiatan pembelajaran. Strategi merupakan suatu garis-garis
besar haluan untuk bertindak dalam usaha untuk mencapai sasaran yang ditentukan, dalam
dunia pendidikan sasaran ini adalah ketercapaian indicator (Neolaka & Amialia, 2017).
Misalnya strategi contextual teaching and learning (CTL), strategi Kooperatif, Strategi
berbasis karya wisata.
Guru harus mampu memaksimalkan berbagai strategi sesuai dengan karakteristik
siswa dan kondisi yang ada di lingkungan siswa. Terutama dalam matapelajaran Sejarah yang
selama ini selalu dianggap sebagai matapelajaran yang membosankan karena metode yang
kurang pas digunakan oleh guru. Selain itu guru perlu melakukan inovasi terhadap strategi
mengajar yang baik dan cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran (Razali, 2015:2). Guru
perlu mempelajari berbagai strategi dan karakter-karakter siswanya. Tujuannya adalah agar
kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan optimal dan kompetensi dapat tercapai dengan
maksimal. Guru memiliki peranan yang penting dalam kegiatan pembelajaran, selain itu guru
juga harus dituntut untuk lebih kreatif dalam mengembangkan strategi maupun metode
mnegajar yang cocok bagi siswa.
Oleh karena itu dalam pembahasan ini akan dibahas lebih detail mengenai konsep
salah satu trategi pembelajaran berbasis contextual teaching and learning (CTL), karakteristik
serta kekurangan dan kelebihan strategi ini. Selain itu tulisan ini juga akan membahas
mengenai implementasi strategi berbasis contextual teaching and learning (CTL) dalam
matapelajaran Sejarah.
B. Rumusan Masalah
Dalam subab ini akan dijelaskan rumusan masalah mengenai strategi pembelajaran
sejarah berbasis contextual teaching and learning (CTL).
1. Bagaimana konsep strategi contextual teaching and learning (CTL)?
2. Bagaimana karakteristik serta kekurangan dan kelebihan dari contextual teaching and
learning (CTL)?
3. Bagaimana implementasi strategi contextual teaching and learning (CTL) dalam
pembelajaran sejarah?
C. Tujuan
Dalam subab ini akan dijelaskan tujuan mengenai strategi pembelajaran sejarah
berbasis contextual teaching and learning (CTL).
1. Memahami konsep strategi contextual teaching and learning (CTL)?
2. Memahami karakteristik serta kekurangan dan kelebihan dari contextual teaching
and learning (CTL)?
3. Memaparkan implementasi strategi contextual teaching and learning (CTL) dalam
pembelajaran sejarah?
BAB II
PEMBAHASAN
PENUTUP
A. Kesimpulan
Strategi pembelajaran Contextual Learning and Teaching merupakan strategi yang
mengaitkan materi yang diajarkan dengan kehidupan nyata siswa. Strategi ini dapat
digunakan dalam berbagai kurikulum, matapelajaran dan keadaan kelas. Penekanan dari
strategi ini adalah peran aktif siswa dan keberhasilan guru dalam menghubungkan materi
yang diajarkan dengan kehidupan nyata siswa.
Karakteristik utama dalam strategi ini adalah menekankan pada peran aktif siswa,
guru yang biasanya menjadi sumber belajar harus mengubah perannya menjadi fasilitator.
Guru hanya memberikan sedikit penjelasan kepada siswa, selanjutnya adalah tugas siswa
untuk mencari lebih detail mengenai suatu materi. Meskipun demikian strategi ini memiliki
kelemahan, yaitu diperlukan waktu yang cukup lama dalam kegiatan pembelajaran dan
suasana kelas menjadi tidak kondusif.
Strategi ini juga memiliki tujuh komponen utama yaitu, konstruktivisme
(constructivisme), menemukan (inquiry), bertanya (questioning), masyarakat belajar
(learning community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection) dan penilaian sebenarnya
(authentic assessment). Komponen-komponen tersebut harus masuk dalam kegiatan
pembelajaran. Dalam pembahasan ini guru dapat mengaitkan materi perjuangan rakyat
Surabaya dengan kehidupan nyata siswa terkait dengan cinta tanah air.
Daftar Rujukan
Djamarah, S. B. (2005). Guru & Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Hernowo. (2006). Menjadi Guru Yang Mampu Mengajar Secara Kreatif. Bandung: Mizan
Learning Center.
Neolaka, A., & Amialia, G. (2017). Landasan Pendidikan: Dasar pengenalan Diri Sendiri
Menuju Perubahan Hidup. Jakarta: Prenadamedia Group.
Nurdin. (2009). Implementasi Pendekatan CTL (Contextual Teaching dan Learning) Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar. Jurnal Administrasi Pendidikan, 109-122.
Putra, S. R. (2013). Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Yogyakarta: Diva
Press.
Razali. (2015). Metode Pembelajaran Sejarah Dengan Contextual Teaching and Learning
(CTL). Jurnal Ilmiah Integritas Vol 1, No. 1, 1-7.
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
STRATEGI PEMBELAJARAN SEJARAH
yang dibina oleh Ibu Ulfatun Nafiah,. S. Pd, M. Pd
Oleh
Sulistiyowati (160731614834)
PENDAHULUAN
Dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) ada beberapa hal yang sebenarnya menjadi
substantif dan terkadang menjadi permasalahan yang tidak disadari oleh setiap guru atau
pendidik dalam proses pembelajaran. Seperti halnya, guru yang sedang mengajar, belum
tentu diikuti dengan kegiatan belajar oleh siswanya. Siswa yang belajar terkadang tidak
paham meskipun telah hafal. Begitu juga dengan siswa yang paham, belum tentu dapat
mempraktekkan pengetahuan atau hafalannya tersebut kedalam kehidupan nyata. Maka dari
itu, yang menjadi pokok pembahasan pada makalah ini adalah bagaimana seorang guru dapat
menerapkan strategi pembelajaran yang dapat menjadi alternatif dari permasalahan tersebut.
Permasalahan terbesar yang dihadapi para peserta didik sekarang (siswa) adalah mereka
belum bisa menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dan bagaimana pengetahuan itu
akan digunakan dalam realita yang ada. Hal ini dikarenakan cara mereka memperoleh dan
mengolah informasi dan motivasi diri belum tersentuh oleh metode yang betul-betul bisa
membantu mereka. Oleh karena itu diperlukan suatu metode yang benar-benar bisa memberi
jawaban dari masalah ini. Salah satu metode yang bisa lebih memberdayakan siswa adalah
pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL).
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui Hakikat Strategi Pembelajaran berbasis Kontektual (CTL)
2. Mengetahui Penerapan Pembelajaran Kontektual dalam Mata Pelajaran Sejarah
3. Mengetahui Penerapan Konstruktivisme sebagai Konsep Konstektual dalam Mata
pelajaran Sejarah
4. Mengetahui keunggulan dan kelemahan pembelajaran Kontektual
BAB II
PEMBAHASAN
Strategi pembelajaran berbasis kontekstual atau yang sering disebut Contextual Teaching
and Learning (CTL) adalah sebuah sistem belajar yang filosofis bahwa siswa mampu
menangkap pelajaran apabila mampu menangkap makna dalam materi akademis yang telah
diterima dan mampu mengaikan informasi dan pengalaman yang telah diterima sebelumnya.
CTL dalam pembelajaran merupakan sebuah sistem yang menyeluruh yang terdiri dari
bagian-bagian yang saling berhubungan. Jika bagian-bagian ini terjalin satu sama lain, maka
akan menghasilkan pengaruh yang melebihi hasil yang diberikan bagian-bagian yang secara
terpisah. Menurut Blanchard CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata yang dihadapi siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan
penerapannya dalam kehidupn siswa sebagai anggota keluarga dan masyarakat.Tugas guru
dalam pembelajaran kontekstual adalah membantu siswa dalam mencapai tujuannya. Guru
hanya mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja sama untuk menemukan suatu yang
baru bagi siswa. Proses belajar mengajar lebih diwarnai Student Centered daripada Teacher
Centered (Suyadi, 2015).
CTL memiliki tujuh asas yang menjadi landasan filosofis. Asas-asas ini sering disebut
komponen-komponen CTL. Komponen tersebut adalah sebagi berikut:
1. Konstruktivisme
Konstruktivisme adalah proses menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif
peserta didik berdasarkan pengalaman pribadinya. Menurut Konstruktivisme pengetahuan
memang berasal dari luar, tetapi dikonstruksi oleh dan dari dalam diri seseorang.
Pengetahuan tidak bersifat statis melaikan bersifat dinamis, tergantung individu yang melihat
dan mengkonstruknya. Menurut Piaget hakikat pengetahuan adalah:
a. Pengetahuan bukanlah gambaran dunia kenyataan saja, tetapi konstruksi kenyataan
melalui kegiatan subjek.
b. Subjek membentuk skema kognitif, kategori, konsep, dan struktur yang perlu untuk
pengetahuan.
c. Pengetahuan dibentuk dalam struktur konsepsi seseorang. Struktur konsepsi membentuk
pengetahuan bila konsepsi berhadapan dengan pengelaman seseorang.
2. Inkuiri
Inkuiri merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual karena
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat
seperangkat fakta-fakta tetapi hasil dari menemukan sendiri. Dengan demikian guru
diharapkan merancang pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat menemukan sendiri
materi yang harus dipahami. Pada prinsipnya, penerapan asas CTL harus berdasarkan
kesadaran siswa untuk akan masalah yang ingin dipecahkan dan siswa diharapkan mampu
memiliki sikap ilmiah, rasional, dan logis, yang kesemuanya diperlukan sebagai dasar
pembentukan kreativitas (Davi, 2009).
3. Bertanya (questioning)
Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu dimulai dari bertanya. Bertanya merupakan
strategi utama pembelajaan berbasis kontekstual. Dalam proses pembelajaran konstektual,
guru tidak hanya menyampaikan informasi begitu saja, tetapi memancing siswa untuk
menemukan jawabannya sendiri.
Dalam pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya dapat berguna untuk:
a. menggali informasi,
b. menggali pemahaman siswa,
c. membangkitkan respon kepada siswa,
d. mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa,
e. mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa,
f. memfokuskan perhatian pada sesuatu yang dikehendaki guru,
g. membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa,
h. untuk menyegarkan kembali pengetahuan siswa (Prihati, 2016).
4. Masyarakat Belajar
Konsep masyarakat belajar menyarankan hasil pembelajaran diperoleh dari hasil
kerjasama dari orang lain. Hasil belajar diperolah dari berbagi antar teman, antar kelompok,
dan antar yang tahu ke yang belum tahu. Masyarakat belajar tejadi apabila ada komunikasi
dua arah, dua kelompok atau lebih yang terlibat dalam komunikasi pembelajaran saling
belajar. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran melalui kelompok. Guru
dapat memberikan pendampingan dengan cara mendatangkan orang yang memiliki keahlian
di bidang tertentu sesuai yang dibahas oleh siswa.
5. Pemodelan
Pemodelan pada dasarnya membahasakan yang dipikirkan, mendemonstrasi bagaimana
guru menginginkan siswanya untuk belajar dan melakukan apa yang guru inginkan agar
siswanya melakukan. Dalam pembelajaran kontekstual, guru bukan satu-satunya model.
Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa dan juga mendatangkan dari luar.
6. Refleksi
Refleksi merupakan cara berpikir atau respon tentang apa yang baru berpikir kebelakang
tentang apa yang sudah dilakukan dimasa lalu. Realisasinya dalam pembelajaran, guru
menyisakan waktu sejenak agar siswa melakukan refleksi berupa pernyataan langsung
tentang apa yang diperoleh hari itu.
7. Penilaian
Penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberi gambaran
mengenai perkembangan belajar siswa. Dalam pembelajaran berbasis CTL, gambaran
perkembangan belajar siswa perlu diketahui guru agar bisa memastikan bahwa siswa
mengalami pembelajaran yang benar. Fokus penilaian adalah pada penyelesaian tugas yang
relevan dan kontekstual, penilaian dilakukan terhadap proses maupun hasil. Strategi
pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi
yang dipelajari dan dihubungkan dengan situasi nyata, sehingga mendorong siswa untuk
dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari (Suyadi, 2015).
Jika kita dalam proses pembelajaran akan menerapkan pembelajaran kontekstual, maka
ketujuh komponen pembelajaran kontekstual haruslah diterapkan. Menurut Trianto secara
garis besar langkah – langkah penerapan CTL adalah :
1. Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna ddengan cara
memukan dan mengkonstrujsi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.
2. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri pada semua topik
3. Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya
4. Menciptakan masyarakat belajar dengan belajar dalam kelompok
5. Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran
6. Melakukan refleksi di akhir pertemuan
7. Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara (Triantono, 2007).
Dalam pembelajaran sejarah banyak materi yang dapat dilaksanakan dengan pendekatan
kontekstual, materi – materi sejarah berhubungan dengan kehidupan manusia atau siswa
secara khusus karena sejarah membicarakan apa yang dilakukan oleh manusia dalam konteks
ruang dan waktu .
Ada sejumlah ciri proses pembelajaran yang terdapat dalam konstruktivisme, yaitu :
1. Konstekstual membutuhkan waktu yang lama bagi siswa untuk bisa memahami semua
materi.
2. Guru lebih intensif dalam membimbing , karena dalam metode konstekstual guru tidak
lagi berperan sebagai pusat informasi (Syaifurahman, 2013).
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3. 2 SARAN