Anda di halaman 1dari 3

JURNAL PEMBELAJARAN

Mata kuliah : Teori dan Metodologi sejarah


Pertemuan : ke-3
Materi : Masalah Pokok Dalam Studi Sejarah
Kode Seksi :SEJ1.61.5101
Waktu : Rabu 09.41-12.20
Nama : Sintia Yusda Putri (18046098)

1. Konsep Peristiwa
Maksud dari konsep sejarah sebagai peristiwa adalah segala sesuatu yang terjadi pada
masyarakat di masa lampau yang memiliki ruang dan waktu dan dapat diceritakan
kembali berdasarkan sumber-sumber seperti saksi mata, peninggalan-peninggalan, dan
catatan-catatan (Lucey,1984: 27) selain itu peristiwa sejarah juga dapat disampaikan
secara lisan dari mulut ke mulut. peristiwa sejarah hanya terjadi satu kali dan tidak dapat
terulang kembali serta bersifat unik,.Sejarah sebagai peristiwa juga disebut sebagai
kenyataan dan serba objektif (Ismaun, 1993:279)Konsep peristiwa memiliki arti sebagai
suatu kejadian yang menarik maupun luar biasa karena memiliki keunikan. Dalam
penelitian sejarah peristiwa selalu menjadi objek kajian.

2. Konsep Waktu
Dalam sejarah konsep waktu sangatlah penting karena konsep waktu mampu mengetahui
peristiwa sejarah hingga perkembangan peristiwa. Berdasarkan dimensi waktu suatu
peristiwa merupakan suatu proses artinya peristiwa tersebut mengalami perubahan
sejalan dengan waktu, konsep waktu itu ada dan terus berjalan dalam peristiwa sejarah,
waktu dalam peristiwa sejarah disadari terus berjalan serta konsep waktu dalam sejarah
memiliki periodesasi berdasarkan urutan peristiwa seperti masa lalu, masa sekarang dan
masa yang akan datang.

3. Historical Mindedness
Historical mindedness merupakan istilah dari bahasa Inggris sedangkan menurut bahasa
Belanda: historisch levengevoel secara harfiah artinya, rasa hayat sejarah ialah "a way of
thinking" (suatu cara berfikir), suatu bentuk penalaran khas sejarah, dalam upaya kreatif
untuk memperoleh pengetahuan sejarah secara lebih akurat dengan cara menyelami
kondisi historis tertentu atas dasar kesadaran, bahwa kondisi kehidupan historis ( di masa
lalu) berbeda dengan kehidupan kita sekarang.
Historical mindedness (rasa hayat historis), ialah kemampuan menghayati masa lalu
menurut konteks zaman dan pelaku sejarah yang dipelajari. Ini mirip dengan konsep
vertehen dalam sosiologi Weber, yaitu kemampuan peneliti untuk masuk ke dunia
kehidupan yang menjadi obyek penelitiannya.
Historical Mindedness yaitu kemampuan sejarawan untuk menempatkan diri dalam
setting sejarah dari zaman sumber itu dihasilkan. Dalam hal ini Gottschalk
mengemukakan bahwa untuk mengerti dan memahami  perilaku, latar belakang
zamannya, kebiasaan, keadaan sosial budaya, etika, dan kepercayaan dari zaman
pembuatan sumber itu dengan menempatkan para pelaku sejarah dan peristiwanya pada
setting sejarawan yang bersangkutan akan mengakibatkan kegagalan untuk mengerti dan
memahami sumber-sumber atau dokumen yang ditingalkan.
Historical mindedness dengan demikian adalah mode berfikir sejarah dan sekaligus
metode atau alat untuk menyelami alam fikiran yang berkembang dalam sejarah. la mirip
dengan istilah venetehen dalam pengertian Weberian. Asumsi dasarnya ialah bahwa
setiap zaman memiliki iklim intelektualnya sendiri (zeitgeist). Sejarawan dituntut agar
memiliki semacam 'rasa hayat historis' yang baik dalam menyelami situasi zaman yang
dominan pada zaman yang diselidikinya, karena setiap zaman, menurut pengertian ini,
memiliki jiwa zaman berbeda. (Metodologi Sejarah (in print. UNP Presss, 2010)
Konsep historical mindedness tersebut kemudian oleh Sartono Kartodirjo (1982)
dipertajam, baik dari segi teoretis maupun metodologis. Dari aspek teoretis sejarawan
perlu memisahkan prasangka-prasangka kontemporer dari interpretasi yang dengan tegas
memisahkan pelbagai macam pendekatan yang digunakan dan asumsi teoretis yang
dijadikan dasar penjelasan. Paling tidak sejarawan harus sadar bahwa jiwa zaman di
mana yang bersangkutan hidup berbeda dengan jiwa zaman peristiwa sejarah yang
sedang ditelitinya. Sejarawan perlu memahami pangkal pikiran dan pola pemikiran dari
peristiwa sejarah yang ditelitinya. Untuk dapat memasuki jiwa zaman sejarah yang
diteliti, sejarawan harus mempunyai wawasan kultural yang jelas. Wawasan kultural
dizaman yang bersangkutan. Penguasaan konsep dan teori dari pelbagai ilmu bantu akan
dapat meminimalkan sejarawan tidak terjebak pada pemikiran yang spekulatif. Dalam
konteks demikian diperlukan penguasaan suatu metodologi yang kuat.

4. Fakta Sejarah
Maksud dari konsep fakta dalam sejarah ialah suatu peristiwa sejarah yang terjadi harus
memiliki bukti dan data-data yang jelas, sehingga dapat di pertanggung jawabkan dan di
uji kebenarannya. Menurut Sartono Kartodirjo fakta adalah kejadian yang telah terjadi
sebagai sejarah dalam arti objektif tidak mungkin lagi di ulangi atau di alami kembali
tetapi bekas-bekasnya bisa di ungkapkan atau di aktualisasikan.

Sumber :

Sartono Kartodirdjo, 1992, Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah, Jakarta :
Gramedia
Mestika Zed, 2010, Naskah Sebagai Sumber Penelitian/Penulisan Sejarah,
PKSBE,Universitas Negeri Padang.
Gottschalk, Louis, (terj.), Mengerti Sejarah. (Jakarta: UI Press, 1986)

Anda mungkin juga menyukai