Anda di halaman 1dari 23

TUGAS MAKALAH MANDIRI

LANDASAN ILMIAH DAN PENELITIAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN


SERTA IMPLEMENTASINYA TERHADAP PRAKTEK PEMBELAJARAN

DISUSUN OLEH
MAYA NOVITASARI
NIM. 06032682226012

MATA KULIAH : LANDASAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN


IMPLEMENTASI DALAM PEMBELAJARAN (GTP5101)

DOSEN PENGAMPU :
1. Dr. LR. Retno Susanti, M.Hum
2. Prof. Dr. Fuad Abdurrahman, M.Pd.
3. Dr. Erna Retna Safitri, M.Pd.
4. Dr. Siti Dewi Maharani, M.Pd.

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN


FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN 2022

i
KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita sampaikan puji syukur kehadirat Allah Swt yang selalu
memberikan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah “Landasan
Ilmiah dan Penelitian Teknologi Pendidikan serta Implementasinya dalam Praktek
Pembelajaran” mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi setiap pihak yang
membacanya.

Maksud dan tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai bahan pembelajaran bagi
penulis untuk mengetahui lebih mendalam materi dan wawasan mengenai “Landasan
Ilmiah dan Penelitian Teknologi Pendidikan serta Implementasinya dalam Praktek
Pembelajaran”, makalah ini juga merupakan bentuk tugas yang diberikan oleh dosen
mata kuliah Landasan Teknologi Pendidikan sebagai alat untuk menunjang nilai akademik
Mahasiswa.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada orang-orang yang terlibat dalam
pembuatan makalah ini, Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekeliruan yang terjadi untuk itu kiranya mohon Bapak/Ibu Dosen bisa memaklumi dan
memberikan pencerahan terhadap kekeliruan tersebut. Mudah-mudahan makalah ini dapat
berguna sebagaimana fungsinya.

Palembang, .... September 2022


Penulis

Maya Novitasari
NIM. 06032682226012

2
DAFTAR ISI

I. Cover Makalah....................................................................................................... i

II. Kata Pengantar...................................................................................................... ii

III. Daftar Isi ............................................................................................................ iii

III. BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................. 4

B. Perumusan Masalah ..................................................................................... 5

C. Tujuan Penulisan Makalah .......................................................................... 6

C. Tujuan Penulisan Makalah .......................................................................... 7

BAB II PEMBAHASAN

A. Landasan Ilmiah Teknologi Pendidikan............................................................ 8


B. Penelitian Teknologi Pendidikan........................................................................ 12
C. Implementasi Landasan Ilmiah Dan Penelitian Teknologi Pendidikan
Terhadap Praktek Pembelajaran ........................................................................ 19

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................................ 21
B. Saran................................................................................................................. 21

BAB IV DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam dinamika dunia pendidikan saat ini, perlu dikembangkan pendekatan


pembelajaran yang sejalan dengan dinamisme pendidikan kita, yang berakar pada UUD
1945 dan Undang-Undang Nomor 1. 20 Tahun 2003 yang berakar pada nilai-nilai agama,
kebangsaan Indonesia. budaya dan disesuaikan dengan tuntutan zaman dan sejalan dengan
perkembangan teknologi pendidikan, yang selalu menjadi kebanggaan banyak orang, tidak
hanya guru tetapi juga pengguna (siswa). Pendidikan hari ini dan masa depan akan
menjadi tantangan yang akan terus berubah sesuai dengan standar perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.

Di dunia sekarang ini, orang sangat bergantung pada teknologi. Hal ini menjadikan
teknologi sebagai kebutuhan dasar bagi setiap orang. Dari anak-anak hingga orang
dewasa, profesional hingga orang biasa juga menggunakan teknologi dalam berbagai
aspek kehidupan mereka. Teknologi saat ini telah berkembang sangat pesat. Pesatnya
perkembangan teknologi di era globalisasi saat ini tidak dapat dihindarkan dari
pengaruhnya terhadap dunia pendidikan. Tuntutan global menuntut dunia pendidikan
untuk senantiasa beradaptasi dengan perkembangan teknologi dalam upaya meningkatkan
kualitas pendidikan, terutama dengan mengadaptasi penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi dengan dunia pendidikan, khususnya dalam proses pembelajaran.

(https://www.kompasiana.com/tutinamaku/5bcaf02643322f2c44578c72/peranan-teknologi-
dalamdunia-pendidikan)

Keberadaan teknologi saat ini dianggap sangat penting dalam kehidupan manusia
sebagai alat bantu dalam melakukan berbagai aktivitas baik dalam pekerjaan maupun
dalam pendidikan. Pendidik dapat menggunakan teknologi sebagai media atau media
pembelajaran untuk menyampaikan ilmu kepada siswa melalui beberapa aplikasi, seperti
zoom, google classroom, google meeting atau melalui whatsapp group. Dengan
menggunakan materi pembelajaran di atas, pendidik dapat menjelaskan materi dengan cara
yang menarik dan tidak monoton sehingga membuat siswa tetap terlibat dan terus terlibat
aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

4
Kesadaran teknologi pendidikan beragam. Kenyataannya, banyak dari kita masih
menggunakan persepsi yang terbatas dan menganggap bahwa teknologi pendidikan tidak
lebih dari media pengajaran dengan menggunakan media audio visual. Memang, pada
awal perkembangan teknologi pendidikan sebagai bidang studi pada 1950-an, alat bantu
audiovisual merupakan fitur penting. Namun, para teknolog pendidikan belakangan
cenderung mengembangkan kesadaran yang luas tentang teknologi pendidikan. Setiap
teknologi merupakan proses untuk meningkatkan nilai tambah, sehingga perlu untuk
memproduksi dan menggunakan berbagai jenis produk, yang terletak dalam sistem yang
besar.

Teknologi pendidikan adalah bidang kajian khusus dalam ilmu pendidikan yang
objeknya “belajar” bagi orang-orang atau mereka yang tergabung dalam suatu organisasi.
Bidang kajian ini pertama kali dimungkinkan dengan mensintesiskan berbagai teori dan
konsep dari berbagai bidang menjadi suatu upaya sintesis, atau yang disebut isomerisasi,
yaitu menggabungkan berbagai unsur terkait menjadi satu kesatuan yang lebih bermakna.
Pengembangan lebih lanjut dari bidang studi ini membutuhkan pendekatan yang saling
melengkapi, yaitu sistem dan sistem. Sistemik berarti dilakukan secara konsisten
(seringkali dengan langkah-langkah tertentu), sedangkan sistem berarti global atau disebut
juga keseluruhan atau menyeluruh.

Setiap bidang studi hanya dapat berkembang jika didasarkan pada penelitian ilmiah
yang berkelanjutan. Penelitian ilmiah dalam teknologi pendidikan tidak dapat dipisahkan
antara falsafah dan landasan keilmuan yang mendukung keberadaan dan
perkembangannya, unsur-unsur dasar yang membentuknya, serta arah pengembangan dan
pemanfaatannya. Setiap kajian ilmiah berusaha mengungkap kebenaran tentang hakikat
sesuatu (ontologi), cara memperoleh sesuatu (epistemologi) dan manfaat sesuatu
(aksiomisme). Dalam ilmu terapan, kepentingan lebih diutamakan daripada alam dan
metode. Semua teknologi adalah disiplin terapan (Miarso, 2011; 2).

Hakikat belajar adalah proses terarah yang ditujukan untuk mencapai tujuan dengan
mengambil tindakan melalui pengalaman yang dihasilkan. Proses pembelajaran harus
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi
aktif dan memiliki ruang yang cukup untuk proaktif, kreatif, dan mandiri sesuai dengan
bakat dan minat siswa. Proses pembelajaran harus mencakup banyak bagian, diimbangi

5
dengan perkembangan teknologi untuk memfasilitasi tercapainya suasana tertentu dalam
proses pembelajaran sehingga siswa nyaman dalam belajar.

Isu etnis semakin pelik karena adanya banyak krisis multidimensi, ditambah
pengaruh arus informasi yang memunculkan berbagai bentuk perilaku di masyarakat,
khususnya terhadap mahasiswa. Perkembangan teknologi merupakan hal yang tidak bisa
kita hindari dalam kehidupan ini. Untuk itu keluarga berperan aktif dalam membesarkan
anak-anaknya sejak dini dan dalam memperkuat pondasi akhlak yang baik. Padahal, masih
banyak masalah yang harus diselesaikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di
Indonesia. Masalah ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor eksternal yang berasal dari luar
diri siswa, maupun faktor internal yang berasal dari siswa itu sendiri.

Melihat kenyataan inilah penulis merasa perlu untuk diketahui penjelasan lebih
lanjut mengenai “Landasan Ilmiah dan Penelitian Teknologi Pendidikan serta
Implementasinya dalam Praktek Pembelajaran”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di
dalam makalah tentang “Landasan Ilmiah dan Penelitian Teknologi Pendidikan serta
Implementasinya dalam Praktek Pembelajaran” ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah deskripsi dari Landasan Ilmiah Teknologi Pendidikan?
2. Bagaimanakah deskripsi dari Penelitian Teknologi Pendidikan?
3. Bagaimanakah implementasi dari materi Landasan Ilmiah dan Penelitian Teknologi
Pendidikan terhadap praktek Pembelajaran?
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang “Landasan Ilmiah dan Penelitian
Teknologi Pendidikan serta Implementasinya dalam Praktek Pembelajaran” ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui deskripsi dari Landasan Ilmiah Teknologi Pendidikan?
2. Untuk mengetahui deskripsi dari Penelitian Teknologi Pendidikan?
3. Untuk mengetahui implementasi dari materi “Landasan Ilmiah dan Penelitian
Teknologi Pendidikan” terhadap praktek Pembelajaran?

6
C. Manfaat
1. Bagi Penulis
Melatih penulis agar mampu menyusun tulisan ilmiah dengan benar, memperluas
wawasan dan pengetahuan bagi penulis mengenai “Landasan Ilmiah dan
Penelitian Teknologi Pendidikan serta Implementasinya dalam Praktek
Pembelajaran”
2. Bagi Pembaca
Makalah ini diharapkan memberikan manfaat bagi pembaca yaitu dapat
meningkatkan minat baca dan menambah wawasan dan pengetahuan mengenai
“Landasan Ilmiah dan Penelitian Teknologi Pendidikan serta Implementasinya
dalam Praktek Pembelajaran”
3. Bagi Lembaga
Makalah ini diharapkan memberikan manfaat bagi lembaga yaitu bisa digunakan
sebagai sumber referensi ilmiah bagi mahsiswa program studi magister teknologi
pendidikan mengenai “Landasan Ilmiah dan Penelitian Teknologi Pendidikan
serta Implementasinya dalam Praktek Pembelajaran”
4. Bagi Dosen Pengampu
Makalah ini menjadi bahan pertimbangan bagi dosen pengampu mata kuliah
dalam memberikan nilai akademik kepada mahasiswa yang bersangkutan
(penulis).

7
8
BAB II
PEMBAHASAN

A. Landasan Ilmiah Teknologi Pendidikan


a. Hakikat Landasan ilmiah
Pertama-tama, kita perlu mengetahui definisi dasar ilmiah dan ideologis. Namun
sebelumnya kita perlu mengetahui apa itu “definisi”, definisi adalah bagaimana kita
memaknai sesuatu dengan baik dan benar. Jadi apa yang dimaksud dengan Fondasi,
pondasi dapat dipahami sebagai landasan, landasan terbentuknya suatu gagasan.
“Landasan Ilmiah” Arti kata landasan di sini adalah hal-hal mendasar yang perlu kita
ketahui tentang pemikiran ilmiah. Selanjutnya apa yang dimaksud dengan “berpikir
ilmiah”, berpikir ilmiah adalah cara berpikir yang rasional dan benar. Dikatakan ilmiah
jika pemikiran secara objektif mengandung kebenaran dan mengandung kebenaran yang
telah teruji dengan analisis yang benar.
(https://www.kompasiana.com/cyrixdargan5890/605bf3e98ede483870212872/landasa
n-thinking-scientific).
Identifikasi dan pengembangan landasan keilmuan ini telah membentuk landasan
keilmuan tersendiri berupa teori, model, konsep, prinsip, proporsi dan proses yang
merupakan ciri khas teknologi pendidikan. Perkembangan ini juga termasuk nama yang
kemudian menjadi “learning technology”, hal ini untuk menekankan tujuan kebudayaan,
yaitu persoalan “learning” menjadi terarah (directed). ) dan pada tujuan. Penulisan karya
ilmiah memiliki ciri-ciri sebagai berikut: pemecahan masalah / menjawab pertanyaan,
perencanaan, sistematis, etis dan logis
Strategi pengumpulan kebenaran ilmiah dapat dicapai melalui pengembangan,
penelitian, dan evaluasi (Miarso, 2011: 5). Kebenaran dapat dibagi menjadi empat kelas,
yaitu:
1. Indera kebenaran, diperoleh melalui panca indera dan dapat diakses oleh siapa saja.
2. Kebenaran ilmiah, yaitu kebenaran yang diperoleh melalui kegiatan yang
sistematis, logis, dan etis dari orang-orang terpelajar.
3. Kebenaran filosofis, diserap oleh orang-orang berpendidikan tinggi melalui
perenungan yang mendalam.
4. Kebenaran agama, diperoleh dari Sang Pencipta.

9
Studi tentang teori kebenaran ilmiah telah dibahas sejak zaman filsafat Yunani kuno
dan terus berkembang hingga saat ini.
Arus pembahasan teori kebenaran ini antara lain:
1. Ide idealisme (400 SM) dicetuskan oleh Plato, yang mengatakan bahwa indera
manusia adalah sesuatu yang tidak dapat dipercaya untuk dijadikan pengetahuan.
2. Realisme (384-322 SM):
Dimulai oleh Aristoteles, ia berpendapat bahwa dunia beroperasi atas dasar hukum
alam yang tetap, yang dapat ditemukan dengan pengamatan dan pemikiran.
3. Empirisme:
Dipelopori oleh Francis Bacon dan John Locke, ia berpendapat bahwa pengetahuan
dibangun melalui proses pengalaman induktif.
4. Rasionalisme: Diposting oleh Immanuel Kant, ia berpendapat bahwa pengetahuan
dapat dibangun dengan proses induktif dari pengalaman atau dengan proses deduktif
menggunakan penalaran.
Ada beberapa landasan keilmuan yang mendukung keberadaan teknologi pendidikan
dan bidang kajiannya, seperti berikut ini (Miarso, 2009: 199)
(a) A.A. Lumsidaine (1964) teknologi pendidikan adalah penerapan ilmu dasar dan
ilmu pengetahuan, yaitu:
1) fisika
2) teknik mesin, optik, listrik dan elektronik
3) teknologi komunikasi dan telekomunikasi
4) ilmu perilaku
5) ilmu pengetahuan
Dari definisi-definisi di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa landasan berpikir
ilmiah adalah landasan bagi kita untuk memiliki cara berpikir yang benar dan masuk akal,
untuk melihat kebenaran dari sudut pandang objektif dan sesuai dengan kenyataan yang
realistis. Penelitian ilmiah di bidang teknologi pendidikan tidak dapat dipisahkan antara
filosofi dan landasan keilmuan yang mendukung keberadaan dan perkembangannya, dari
unsur-unsur dasar yang membentuknya, serta arah pengembangan dan pemanfaatannya.
b. Hakikat Teknologi Pendidikan
Menurut Association of Educational Media and Technology’s Definition and
Terminology Committee atau AECT, 1972, yang menyatakan bahwa teknologi pendidikan
adalah bidang yang diminati dalam memfasilitasi pembelajaran pada manusia, melalui

10
upaya sistematis untuk mengidentifikasi, mengembangkan, mengatur, dan menggunakan
berbagai sumber belajar dan mengelola seluruh proses.
Dengan demikian, teknologi pendidikan sebagai bidang keilmuan memiliki
kepentingan untuk memfasilitasi pembelajaran pada manusia dengan menggunakan suatu
sistem. Teknologi pendidikan dianggap sebagai bidang keilmuan, karena pada tahun 1976
di Indonesia menjadi program studi yang baik untuk tingkat universitas; dan pada tahun
1978 diangkat ke tingkat master; dan S3.
Secara umum, pengembangan basis ilmiah teknologi pendidikan bersifat eklektik,
yaitu berasal dari berbagai sumber dan ditinjau dari berbagai aspek atau sudut pandang.
Perspektif baru tentang teknologi pendidikan menggunakan beberapa pendekatan dengan
ciri-ciri sebagai berikut:
1. Semua masalah pembelajaran dan solusinya dipelajari secara bersamaan. Semua
situasi dipertimbangkan dan dipelajari dalam hubungan satu sama lain, daripada dipelajari
secara terpisah
2. Pemangku kepentingan diintegrasikan ke dalam proses sistematis yang kompleks,
dirancang, dikembangkan, dievaluasi dan dikelola sebagai satu kesatuan dan ditujukan
untuk memecahkan masalah.
3. Penggabungan ke dalam proses yang kompleks, dan perhatian pada gejala secara
umum, harus mengandung pelipatan atau sinergi, sebagai lawan dari setiap fungsi yang
bertindak secara independen. (Miarso, 2007:108)
Kajian ilmiah dalam teknologi pendidikan tidak hanya mempertanyakan unsur-unsur
yang terkandung dalam objek formal yaitu pembelajaran, tetapi juga dalam
pendekatannya, yaitu teknik intelektual, atau prosedur ilmiah yang digunakan untuk
mencari pembenaran dari subjek yang bersangkutan. Menurut Miarso (2009), penelitian
terkait media itu sendiri dilakukan dalam 5 tahap, dan dalam 5 tahap tersebut
pertanyaannya adalah:
1. Apakah mengajar dengan media efektif?
2. Seberapa penting hasil pengajaran dengan media?
3. Dalam kondisi apa media bisa mendapatkan hasil terbaik?
4. Siapa yang akan mendapat manfaat dari media?
5. Bagaimana karakteristik peserta didik, dalam kondisi dan situasi apa kita dapat
memperoleh manfaat yang maksimal dari media.
Sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan, teknologi pendidikan seharusnya
memiliki bidang kajian tersendiri yang dapat memperkuat landasan atau landasan ilmu

11
pengetahuan. Secara garis besar penelitian teknologi pendidikan memiliki empat
komponen sebagaimana dikemukakan oleh Sells dan Richey (Miarso, 2011).
Pengembangan landasan ilmiah jelas bersifat eklektik, yaitu berasal dari berbagai sumber
dan ditinjau dari berbagai perspektif atau sudut pandang.
Ada enam potensi penggunaan teknologi pendidikan, yaitu:
1. Meningkatkan produktivitas pendidikan dengan
a. mempercepat proses belajar
b. membantu guru memanfaatkan waktu mereka dengan lebih baik dibandingkan
dengan mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga guru dapat
menumbuhkan dan mengembangkan semangat belajar anak.
2. Memberikan kesempatan pendidikan yang lebih personal dengan:
a. mengurangi kontrol kaku dan sederhana dari guru
b. Ciptakan kesempatan bagi anak sesuai dengan kemampuannya
3. Memberikan dasar yang lebih ilmiah untuk mengajar:
a. perencanaan kurikulum yang lebih sistematis
b. mengembangkan bahan ajar berdasarkan penelitian perilaku
4. Pelajaran terapan lainnya, oleh:
a. meningkatkan kapasitas manusia dengan berbagai sarana komunikasi
b. menyajikan informasi dan data yang lebih spesifik
5. Memungkinkan pembelajaran yang lebih intim
a. menjembatani kesenjangan antara belajar di dalam dan di luar sekolah
b. memberikan pengetahuan pertama
6. Memungkinkan pemerataan pendidikan yang lebih luas dan adil, termasuk:
a. berbagi energi atau peristiwa langka
b. menyajikan informasi melintasi batas-batas geografis
Dari penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa teknologi pendidikan adalah bidang
yang bersangkutan dengan memfasilitasi pembelajaran manusia, melalui upaya sistematis
untuk mengidentifikasi, mengembangkan, mengatur dan menggunakan, menggunakan
sumber belajar serta mengelola seluruh proses.

12
B. Penelitian Teknologi Pendidikan
Secara etimologis, teknologi berasal dari kata technologia (Yunani) yang berarti
“keahlian” dan logia yang berarti “pengetahuan”. Sedangkan konsep teknologi adalah
penerapan pengetahuan ilmiah untuk tujuan praktis dalam kehidupan manusia atau untuk
penyesuaian dan manipulasi lingkungan manusia. Teknologi pendidikan adalah bidang
yang memfasilitasi pembelajaran manusia melalui identifikasi sistematis, pengembangan,
organisasi dan penggunaan semua sumber belajar dan melalui pengelolaan semua proses
ini.
Penelitian tentang teknologi pendidikan telah memunculkan sejumlah perkembangan
di bidang pendidikan seperti yang ditunjukkan oleh Ashby (dalam Fadli, 2010), yaitu
adanya revolusi di bidang pendidikan, yang perlu diketahui:
Revolusi I:
Ketika orang tua mendelegasikan tanggung jawab membesarkan anak-anak mereka
kepada orang lain. Yang lain bertanggung jawab untuk memastikan pendidikan anak-anak
mereka. Di masa lalu, orang-orang melakukan pendidikan anak-anaknya atau mengajar
mereka sendiri tanpa menugaskan mereka kepada orang lain, kebanyakan keluarga
mendidik anak-anak mereka di keluarga mereka sendiri. Pengajaran individual.
Revolusi II:
Ada lembaga pendidikan, jadi pada tahap ini ada lembaga pendidikan formal. Berbeda
dengan sebelumnya, tidak ada lembaga pendidikan formal, sehingga pendidikan diberikan
secara individual. Di fasilitas ada aturan yang berlaku, misalnya masuk SR di usia 6 tahun
dan lain-lain. Dalam revolusi ini, guru dianggap sangat penting, semuanya dianggap guru,
guru dianggap orang yang lebih banyak ilmunya. Oleh karena itu lembaga ini memiliki
posisi yang tinggi di masyarakat.
Revolusi III:
Karena penemuan mesin cetak, pencetakan manual dilakukan oleh Cina, dan
pencetakan dengan pencetakan dilakukan oleh Eropa (Prancis). Dengan adanya printer,
ilmu tidak hanya didapat dari guru tetapi bisa didapat dari kesan-kesan seperti:
buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. Pada revolusi ke-3 ini, peran guru berkurang.
Revolusi ke 3 masih berlangsung sampai sekarang
Revolusi Keempat:
Hal ini disebabkan perkembangan bidang elektronik seperti telepon, televisi,
komputer, internet yang tidak lagi dikuasai oleh guru. Atau setidaknya peran guru
berkurang, dan guru tidak bisa mengklaim sebagai fokus utama nara sumber.

13
Menurut Sukmadinata, setidaknya ada empat alasan mengapa orang melakukan
penelitian, di antaranya tumbuhnya teknologi pendidikan sebagai bidang studi.
(https://bettykurniatytp.wordpress.com/2013/04/04/landasan-ilmiah-dan-penelitian-teknologi-pendidikan/)
Pertama, karena pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan masyarakat sangat
terbatas dibandingkan dengan lingkungannya yang luas. Banyaknya ketidaktahuan,
ketidaktahuan, dan ketidakpastian menimbulkan keraguan dan pertanyaan tentang
teknologi pendidikan baik dari segi pendiriannya, sejarahnya maupun berbagai aspek yang
terkait dengan bidang teknologi pendidikan. Ketidaktahuan, kesalahpahaman, dan
ambiguitas sering menimbulkan ketakutan dan perasaan terintimidasi. Oleh karena itu,
penelitian menjadi pilihan untuk menjelaskan ambiguitas tersebut.
Kedua, orang memiliki kebutuhan untuk mengetahui atau ingin tahu. Orang selalu
bertanya, ada apa, bagaimana, kenapa begitu dan sebagainya. Bagi kebanyakan orang,
jawaban yang singkat dan sederhana mungkin memuaskan, tetapi bagi sebagian orang,
ilmuwan, peneliti, dan pemimpin membutuhkan jawaban yang lebih dalam dan lebih rinci.
Pertanyaan yang tidak dimotivasi oleh rasa ingin tahu juga berlaku untuk teknologi
pendidikan sebagai bidang studi. Pertanyaan yang diajukan adalah bagaimana
mengembangkan teknologi pendidikan, apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan
kualitas teknologi pendidikan dan banyak pertanyaan lainnya. Tentu saja, jawaban atas
berbagai pertanyaan ini harus datang dari analisis berbasis data yang dibuktikan secara
ilmiah. Dengan demikian, penelitian di bidang teknologi pendidikan diposisikan sebagai
alat yang menyediakan data ilmiah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Ketiga, manusia dalam kehidupan selalu menghadapi masalah, tantangan, ancaman
dan kesulitan dalam dirinya, keluarganya, masyarakat sekitar dan lingkungan kerjanya.
Masalah, tantangan, dan kesulitan ini memerlukan penjelasan, penyelesaian, dan
penyelesaian. Tidak semua masalah dan kesulitan dapat diselesaikan dengan segera.
Masalah yang kompleks, sulit dan kompleks memerlukan penelitian untuk memecahkan
dan menguraikan. Keempat, orang tidak puas dengan apa yang telah dicapai, dikuasai dan
apa adanya, mereka selalu menginginkan sesuatu yang lebih baik, lebih sempurna, lebih
praktis, selalu ingin menambah dan meningkatkan kekayaan” dan kehidupannya yang
nyaman. Dari hasil penelitian, masyarakat dapat mengembangkan pengetahuan yang
bermakna bagi kehidupan ilmiah dan kehidupan sosial. Melanjutkan dari kerangka
tersebut di atas, hal ini juga berlaku untuk pengembangan bidang/bidang teknologi
pembelajaran.

14
Karena diakui bahwa setiap bidang penelitian, termasuk teknologi pembelajaran,
dapat berkembang secara optimal jika didukung oleh penelitian ilmiah yang dilakukan
secara terus menerus. Penelitian adalah bentuk evaluasi ilmiah yang sistematis. Dengan
demikian, penelitian di bidang/bidang teknologi pendidikan berperan sebagai model
evaluasi ilmiah yang sistematis untuk menjawab dan memecahkan masalah yang timbul di
bidang/bidang teknologi pendidikan. Selain itu, melalui penelitian, seseorang akan
mempelajari kelayakan dan efektivitas berbagai inisiatif baru yang ditemukan dan
dikembangkan di lima bidang teknologi pendidikan. Misalnya dalam bidang desain. Fitur
utama dari desain adalah bahwa prinsip dan prosedur disimpulkan berdasarkan temuan
penelitian. Misalnya, kami ingin mengembangkan model desain pesan yang dapat
digunakan dalam pembelajaran anak tunanetra.
Sehingga dalam proses pengembangan hingga validasi produk juga harus dilakukan
secara sistematis melalui mekanisme penelitian yang terencana dengan proses yang ketat.
Hal ini dilakukan agar model desain pesan yang kami kembangkan memang valid dan
dapat dibuktikan secara ilmiah.
Paradigma Penelitian Teknologi Pendidikan
Penelitian teknologi pendidikan tentang perbandingan media sebagian besar telah
dilakukan di sepanjang garis penerapan teori perilaku, kemudian menembus perspektif
komunikasi kognitif, dan akhirnya paradigma konstruktivis.
(Setyosari, 2012 dalam https:
//bettykurniatytp.wordpress.com/2013/04/04/ananda-scientific-and-research-
technology-education/)
Model PET 1977 mewarnai studi PET sebagai bidang sumber daya teoretis, praktis,
institusional, dan akademik. Menurut AECT 1977 di Setyosari, teknologi pendidikan
adalah proses yang kompleks dan terintegrasi yang mencakup orang, prosedur, ide, alat,
dan organisasi untuk analisis masalah dan perencanaan, implementasi, dan evaluasi, dan
mengelola pemecahan masalah yang melibatkan semua aspek manusia. .
Perubahan terjadi setelah model 1994. Menurut Seels dan Richey dalam Setyosari
(2012), definisi teknologi pembelajaran adalah teori dan praktik, desain, pengembangan,
penggunaan, pengelolaan dan evaluasi teknologi pembelajaran, proses dan sumber daya
untuk pembelajaran. Untuk memahami bidang penelitian teknologi pendidikan,
sebaiknya melihat situasi penelitian teknologi pendidikan masa lalu, seperti yang ditulis
Hannafin bahwa ada tiga faktor utama yang mempengaruhi perkembangan penelitian
teknologi pendidikan.Penelitian teknologi pendidikan sebelum 1985:

15
1. tradisi penelitian ilmu perilaku, khususnya tradisi dan standar penelitian yang
telah dikembangkan dalam ilmu perilaku termasuk penerapan penelitian ilmiah, telah
diterapkan pada penelitian di industri teknologi pendidikan karena pada dasarnya berakar
pada ilmu perilaku. Pengukuran yang digunakan dapat diterapkan dalam penelitian
eksperimental. Kita dapat mengatakan bahwa ia masih belum memiliki identitas
intelektualnya sendiri. Akibatnya, jumlah studi kasus menurun
2. identitas pencarian yang tidak ditargetkan, yaitu. Identitas intelektual khas
teknologi pendidikan tidak muncul, meskipun landasan teoretis yang kokoh dapat
dibangun dari psikologi.
3. Sikap lapangan terhadap penelitian di bidang teknologi pendidikan tetap
didominasi oleh penelitian empiris, bahkan model-model lain telah diusulkan. Sebagai
contoh, Driscoll (1984), dikutip oleh Hannafin & Hannafi (1991) menawarkan 13 model
penelitian tentang teknologi pendidikan, termasuk etnografi, pengembangan teknis, dan
model hemat biaya. Pengaruh tradisi ilmu perilaku begitu kuat sehingga semakin
dibentuk oleh R&D yang dihasilkan oleh para peneliti di luar lapangan.
Di bidang penelitian teknologi pendidikan, sedikit yang telah ditulis tentang topik-
topik tertentu. Sebagaimana dicatat oleh Hannafin dan Haanafin (1991) oleh Sach
(1984), hanya sedikit topik khusus yang ditemukan dalam literatur dan relatif sedikit
pakar teknologi pendidikan. Bahkan di antara para ahli yang diidentifikasi, beberapa
sebenarnya adalah psikolog dengan minat yang kuat dalam teknologi pendidikan, tetapi
tidak terutama atau secara eksklusif, seperti David Ausubel, Rodert Gagné dan Jeremy
Bruner. Dari tinjauan dokumennya, Sach menyimpulkan bahwa para ahli jarang
mengutip karya para ahli komputer sebelumnya. Beberapa peneliti menggunakan
pekerjaan dengan pikiran mereka sendiri; Penulis sering menerbitkan secara terpisah dari
penelitian yang ada. Oleh karena itu, identitas intelektual kota pada waktu itu masih
sangat lemah.
Menurut Creswell, Denzin & Lincoln dalam Miarso (2011) dikatakan bahwa ada dua
divisi penelitian dalam teknologi pendidikan, yaitu positivisme dan post-fenomenologi
atau fenomenologi. Pendekatan positivis mengikuti pendekatan ilmu pasti dengan
menggunakan model statistik yang mencakup variabel terkontrol, pengacakan sampel,
pemeriksaan validitas dan reliabilitas instrumen, dan bertujuan untuk menggeneralisasi
sampel ke populasi, sedangkan post-positivis/pendekatan atau studi fenomenologi
didasarkan pada penelitian sosial, seperti etnografi, studi kasus, studi alam, sejarah,
biografi, landasan teori, dan studi deskriptif (Miarso, 2011: 209).

16
Bidang teknologi pendidikan meliputi teori dan praktik desain, pengembangan,
penggunaan, pengelolaan, dan evaluasi proses pembelajaran, sumber daya, dan sistem.
Pembelajaran eksperiensial pemecahan masalah dapat dicapai dalam berbagai cara,
strategi, dan prosedur. Bidang kajian dalam teknologi pendidikan sangat luas bahkan
hampir tidak terbatas, selama penelitiannya berfokus pada pemecahan masalah
pembelajaran.
Dasar untuk mempertimbangkan kesimpulan ini adalah sebagai berikut:
(Miarso, 2011)
1. Belajar dapat dilakukan oleh siapa saja, baik secara individu (individu) maupun
dalam kelompok
2. Belajar bisa tentang apa saja, sekalipun perhatian utama kita adalah apa yang
bermanfaat, berorientasi dan terarah serta sesuai dengan norma dan nilai
kehidupan bermasyarakat, bermasyarakat dan bernegara.
3. Belajar dapat berlangsung kapan saja, sejak dalam kandungan hingga akhir hayat.
4. Belajar dapat berlangsung dimana saja, di sekolah, di rumah, di tempat kerja, di
tempat ibadah, di masyarakat luas.
5. Belajar dapat berlangsung dalam berbagai cara (proses yang berbeda), secara
individu atau terus menerus.
6. Belajar dapat berlangsung dengan rangsangan internal dan eksternal, yaitu dari
dalam diri sendiri atau dari apa saja dan siapa saja di luar diri (berbagai sumber).
7. Belajar dapat dilakukan untuk tujuan apapun, tentunya untuk kepentingan diri
sendiri dan lingkungan.
Penelitian dan pengembangan di bidang teknologi pendidikan
1. Teori yang mempengaruhi bidang pembangunan
a. Teori Shannon dan Weaver. Shannon dan Weaver menggambarkan proses
transmisi pesan dari pengirim ke penerima menggunakan sarana sensorik.
b. Berlo (1960) yang menekankan fakta bahwa orang (dan bukan media) adalah inti
dari proses komunikasi. Model ini menggambarkan hubungan melingkar antara
pengirim, pesan, saluran, dan penerima. Schram, yang berkomitmen pada komunikasi
massa, juga menerapkan karya Shannon dan Weaver ke khalayak yang lebih luas dan
menekankan aspek perilaku manusia dalam komunikasi.
Dibandingkan dengan Mc Luhan yang menjelaskan beberapa keanehan dalam
bidang komunikasi massa karena bidang komunikasi massa dan teknologi pembelajaran
menggunakan media yang sama, konsep komunikasi massa masih terletak pada bidang

17
teknologi pembelajaran. Misalnya, studi tentang pengaruh televisi terbagi dalam dua
kategori, yaitu ilmu televisi dan komunikasi massa. Salah satu contoh penelitian tingkat
mikro yang mempengaruhi desain teks dan teknik pengembangan bahan ajar
menggunakan teknologi adalah desain layar komputer.
d. Hcinich, Molenda dan Russell (1993) mendefinisikan pemahaman visual sebagai
kemampuan untuk menerjemahkan pesan visual menjadi pesan visual. Asumsi dasar
tentang literasi visual adalah bahwa bahasa visual itu ada, yaitu orang berpikir dan
belajar secara visual, dan orang dapat mengekspresikan diri secara visual. Teori berpikir
visual berguna untuk mengembangkan materi pembelajaran, terutama untuk menemukan
ide untuk pengolahan citra. Berpikir intuitif adalah respon. Berpikir intuitif melibatkan
manipulasi gambar mental dan asosiasi sensorik dan sensorik lebih dari tahap berpikir
lainnya. Berpikir visual sebagai figuratif dan bawah sadar. Berpikir visual membutuhkan
kemampuan untuk mengatur bayangan di sekitar elemen garis, bentuk, warna, tekstur,
atau komposisi. Gambar digunakan untuk membuat pernyataan visual yang memiliki
dampak besar pada proses pembelajaran untuk orang-orang dari segala usia. Aplikasi
teori pembelajaran visual fokus pada desain visual, yang merupakan bagian penting dari
semua jenis media pembelajaran. Dalam hal ini, prinsip-prinsip estetika juga menjadi
dasar dari proses pembangunan.
2. Penelitian yang Mempengaruhi Sistem Pengembangan.
Menurut Yusuf Hadi Miarso, ada empat bidang kegiatan di bidang tumbuh
kembang anak, yaitu teknologi cetak, teknologi audio visual, teknologi komputer dan
teknologi tertanam. Setiap subdomain, proses manufaktur dan prosedur juga telah
dikembangkan. Di era teknologi komputer, teknik-teknik baru lahir sebagai hasil
penelitian, pengembangan, dan kreativitas pengguna. Teknik pemrograman mulai banyak
diterapkan pada banyak hal yang berbeda. Seringkali kumpulan pengetahuan tentangnya
digabungkan dengan teori yang lebih umum. Mengembangkan program pembelajaran
jarak jauh mungkin memerlukan prinsip-prinsip komunikasi umum, prinsip-prinsip
desain grafis, prinsip-prinsip pembelajaran interaktif, dan teknik elektronik canggih. Hal
ini meliputi proses pengembangan pembelajaran dengan multimedia atau media tertanam
yang menggabungkan prinsip audio dan video, prinsip penulisan desktop, prinsip desain
grafis, dan prinsip desain pembelajaran. Banyak prinsip yang berhubungan dengan
teknologi baru berasal dari studi dan teori sebelumnya yang berkaitan dengan teknologi
audiovisual.

18
Pada saat kerangka teoritis yang jelas untuk studi media jarang terjadi, peran media
pendidikan menjadi sangat penting di lapangan. Sebagaimana dijelaskan pada bagian
sebelumnya, selama bertahun-tahun, para peneliti telah melakukan sejumlah tes yang
dikenal sebagai studi perbandingan media dalam upaya untuk menunjukkan keefektifan
satu media dibandingkan dengan yang lain, atau pada efektivitas media pembelajaran
dibandingkan dengan pembelajaran lainnya. metode. non-kendaraan. Penelitian telah
mendorong perbaikan dalam proses pemilihan media, termasuk validitas penggunaan
teknologi yang ada. Penelitian terbaru sedang dikembangkan yang lebih inovatif dan
mengarah pada penggunaan multimedia dengan teknologi informasi (TI) yang sangat
kompleks.
Dapat dikatakan bahwa teknologi pendidikan hanya dapat diakui sebagai ilmu jika
dapat memberikan kemampuan untuk melakukan banyak jenis penelitian yang dilakukan
dengan pendekatan yang beragam sesuai dengan perkembangan model bentuk penelitian.
Dari pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa secara umum
pengembangan landasan keilmuan teknologi pendidikan bersifat eklektik, yaitu berasal
dari berbagai sumber dan ditinjau dari berbagai perspektif atau sudut pandang yang
berbeda.
C. Implementasi Landasan Ilmiah Dan Penelitian Teknologi Pendidikan Terhadap
Praktek Pembelajaran
1) Dalam melaksanakan pembelajaran, guru harus memperhatikan banyak faktor.
Karena pembelajaran pada hakekatnya adalah pelaksanaan pembelajaran terapan, maka
tentunya perlu di sini untuk membumi dan berdasarkan hasil pemikiran yang matang.
Belajar itu sendiri sering menempati tempat yang sangat penting dalam kegiatan
pendidikan. Dengan kedudukan yang penting ini, maka proses belajar tidak bisa asal-
asalan tetapi harus menggunakan banyak dasar yang berbeda – pondasi yang kokoh atau
pondasi yang kokoh. Sifat dasar dari faktor yang harus diperhatikan oleh guru pada saat
merencanakan, melaksanakan, dan mencapai tujuan pembelajaran akan proses penilaian
siswa. Teknologi memiliki peran penting dalam pendidikan siswa. Teknologi
pembelajaran seringkali menggunakan berbagai media pembelajaran dengan tujuan
untuk memudahkan siswa dalam memahami materi dari pengajar. Jika ada anak atau
siswa yang kurang menerima materi, guru dapat berkontribusi pada pengajaran yang
efektif untuk semua siswa dan membantu mencapai potensi tinggi mereka. Karena semua
orang akrab dengan teknologi akhir-akhir ini, mereka memperlakukannya seperti
komputer. Kata teknologi memiliki banyak interpretasi dan orang menyebutnya berbeda.

19
Teknologi pembelajaran adalah penggunaan dan pengetahuan khusus alat-alat sehingga
menjadi keterampilan dalam pendidikan dan pembelajaran. Biasanya orang melihatnya
dari sudut pandang guru. Sebagian besar pendidik percaya bahwa teknologi
pembelajaran adalah solusi untuk semua pembelajaran di kelas. Hampir semua aplikasi
kurikulum menggunakan teknologi. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, dapat
dilakukan dengan menggunakan pendekatan teknologi pendidikan atau pembelajaran
yang fungsinya untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran.
Beberapa implementasi yang dapat digunakan untuk mempelajari teknologi tersebut
adalah:
1) Pemanfaatan sumber belajar
Guru dapat melakukan pembelajaran menggunakan seni sebagai sumber belajar
tujuannya supaya siswa tidak jenuh atau bosan saat menerima pemahaman
materi, menggunakan teknik dan juga lingkungan alam sekitar sekolahan.
2) Penggunakan multimedia presentasi
Kegiatan ini cara mengajarnya menggunakan multimedia yang sudah layak
untuk dioprasikan dalam pembelajaran hal tersebut bermakna di hasil belajar dan
maraknya perangkat multimedia seperti software misalnya word, power point ,
director dan hardware (LCD Projector).
3) Penggunakan media pembelajaran.
Penggunaan media tersebut umumnya penggunaannya cukup aktif sehingga bisa
meningkatkan hasil belajar dan memotivasi belajar.
4) Penggunaan pembelajaran Interaktif Berbasis Komputer (CBI)
Dalam pembelajaran ini bukan hanya dilakukan dengan konvensional tetapi juga
bisa dilakukan secara individual yang menggunakan perangkat-perangkat
computer sebagai alat bantu belajar.
5) Pemanfaatan Internet sebagai sumber belajar
Internet bisa digunakan untuk mencari pengetahuan ilmu termasuk tentang ilmu
seni atau yang lainnya dan bisa digunakan sebagai sarana publikasi informasi.

20
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Landasan Ilmiah Teknologi Pendidikan adalah landasan berpikir ilmiah yang
menjadi dasar-dasar bagaimana cara kita untuk berpikir secara benar dan rasional, melihat
kebenaran dari sudut pandang objektif dan sesuai dengan fakta yang benar. Pengkajian
ilmiah dalam teknologi pendidikan tidak terlepas dari falsafah dan landasan ilmiah yang
menunjang keberadaan dan perkembangannya, unsur-unsur dasar yang membentuknya
serta arah perkembangan dan kegunaanya.
Dapat dikatakan bahwa Teknologi pendidikan hanya dapat diakui sebagai suatu
disiplin ilmu jika dapat memberikan kemungkinan untuk dilakukannya berbagai macam
Penelitian Teknologi Pendidikan yang diselenggarakan dengan pendekatan yang
bervariasi sesuai dengan perkembangan paradigma penelitian. Dari pembahasan yang
telah dilakukan dapat disimpulkan Secara umum perkembangan landasan ilmiah teknologi
pendidikan bersifat ekletik, yaitu berasal dari berbagai sumber dan ditinjau dari berbagai
segi atau sudut pandang.
Implementasi dari materi Landasan Ilmiah dan Penelitian Teknologi Pendidikan
terhadap praktek Pembelajaran adalah Teknologi memiliki peran penting dalam
mendidik siswa. Teknologi pembelajaran sering menggunakan berbagai macam media
pembelajaran tujuannya mempermudah pemahaman siswa terhadap materi yang akan
disampaikan oleh guru. Jika ada anak atau siswa kurang mampu menerima materi guru
bisa memberi kontribusi pengajaran secara efektif untuk seluruh siswa dan membantu
untuk memperoleh kemampuan potensi tinggi. Teknologi pembelajaran merupakan
pemanfaatan dan pengetahuan spesifik dari perkakas sehingga menjadi keterampilan
dalam pendidikan dan pembelajaran.

B. Saran
Sesungguhnya kajian mengenai “Landasan Ilmiah dan Penelitian Teknologi
Pendidikan serta Implementasinya dalam Praktek Pembelajaran” merupakan salah
satu pembahasan yang tepat dan penting bagi studi mahasiswa teknologi pendidikan.
Oleh karena, hal ini terkait dengan pengembangan penelitian dan inovasi pembelajaran
yang terbuka lebar melalui pemanfaatan teknologi. Di samping itu, penelitian yang

21
berada dalam kawasan Teknologi Pendidikan merupakan tuntutan profesional lulusan
Teknologi Pendidikan.
Sehingga diharapkan penulis semakin banyak belajar untuk memperluas wawasan
pengetahuan serta berlatih untuk meningkatkan kemampuan dalam menyusun karya
ilmiah dengan baik dan benar
Semoga Makalah ini bisa menjadi motivasi bagi pembaca untuk selalu
meningkatkan kemampuan literasi pembaca, dan bisa menjadi sumber referensi ilmiah
bagi pihak yang membutuhkan.

22
DAFTAR PUSTAKA

Miarso, Yusufhadi, 2011. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta: Kencana.

(https://www.kompasiana.com/tutinamaku/5bcaf02643322f2c44578c72/peranan-teknologi-
dalamdunia-pendidikan)

https://bettykurniatytp.wordpress.com/2013/04/04/landasan-ilmiah-dan-penelitian-teknologi-
pendidikan/)

https://fadlibae.wordpress.com/2010/03/10/landasan-ilmiah-dan-penelitian-teknologi-pendidikan/

http://sripurwatiyansah.blogspot.com/2013/12/landasan-ilmiah-dan-penelitian.html

www.academia.edu.com

Devinta, Maully Syifa. 2015. Landasan Filosofi Teknologi Pembelajaran. Sidoarjo : Makalah

Yanti, Ni Kadek Mira Puspita. 2015. Landasan Ilmiah & Teknologi Pendidikan. Denpasar :
Makalah

23

Anda mungkin juga menyukai