Fungsi kehidupan manusia di dunia ini ialah sebagai khalifah yaitu membangun dan
mengelola segala potensi alam sesuai dengan kehendak Allah SWT. Kedudukan yang
dipegang dan peranan yang dimainkan kelak di akhirat akan dipertanggungjawabkan dan
dinilai serta diperhitungkan oleh Allah SWT.
Pandangan tentang manusia tidak saja memiliki relevansi teoretis, tetapi juga memiliki
implikasi praktis. Pandangan tertentu tentang manusia juga akan mewarnai cara bagaimana
kita bersikap, memperlakukan orang lain serta menentukan corak hubungan implikasi praktis
dalam kehidupan sosial. Mengingat pentingnya pengertian dan pandangan tentang manusia,
menurut Aristoteles Manusia adalah hewan berakal sehat yang mengeluarkan pendapatnya
dan berbicara berdasarkan akal pikiran.
Sesungguhnya persoalan tujuan hidup manusia, bukanlah wewenang akal untuk
merumuskannya. Pada hakikatnya yang paling tahu tentang hal ini ialah Allah SWT sendiri
karena Dialah yang menciptakan manusia dan semua kehidupan ini. Dengan sendirinya
Allahlah pula yang berwenang dan lebih tahu tentang untuk apa sebenarnya Dia menciptakan
manusia.
Menurut Islam, tujuan hidup manusia adalah seperti yang dinyatakan oleh Allah dalam
firman-Nya,
ِ او اما اخال ْقت ُ ْال ِجنَّاواْ ْل ِِ ْناس ِإِلَّ ِِلي ْعبُد
ُون
Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka“beribadah kepada-Ku”.
(Adz-Dzariyat: 56).
Inilah tujuan hidup manusia yang sebenarnya, menurut ketentuan Yang membuat hidup itu
sendiri, yaitu untuk beribadah kepada Allah SWT.
Hakikat manusia merupakan inti dari kemanusiaan manusia yang didalamnya terkandung
harkat dan martabat manusia dari awal penciptaannya di muka bumi sampai perjalanan nya
kembali ke hadapan sang pencipta (Prayitno,2009:14)
Dalam keberagaman ini manusia akan merasakan hidupnya menjadi bermakna, tata cara
hidup dalam berbagai aspek kehidupan nya jelas pula apa yang menjadi tujuan hidupnya
sebagai berikut.
1. Manusia adalah makhluk utama, yaitu diantara semua makhluk naturaldan supranatural,
manusia mempunyai jiwa bebas dan hakikat yang mulia.
2. Manusia adalah kemauan bebas. Inilah kekuatannya yang luar biasa dan tidak dapat
dijelaskan: kemauan dalam arti bahwa kemanusiaan telah masuk ke dalam rantai kausalitas
sebagai sumber utama yang bebas kepadanyaduniaalam
worldofnature,sejarah,danmasyarakatsepenuhnya bergantungserta terus menerus.
4. Manusia adalah makhluk yang sadar. Ini adalah kualitasnya yang paling menonjol.
Kesadaran dalam arti bahwa melalui daya refleksi yang menakjubkan,ia
memahamiaktualitasduniaeksternal, menyingkap rahasia yang tersembunyi dari pengamatan,
dan mampu menganalisa masing-masing realita dan peristiwa.
5. Manusia adalah makhluk yang sadar diri. Ini berarti bahwa ia adalah satu-satunya makhluk
hidup yang mempunyai pengetahuan atas kehadirannya sendiri, ia mampu mempelajari,
menganalisis, mengetahui, dan menilai dirinya.
a. Asas Potensialitas
Berbagai potensi yang ada pada manusia yang memungkinkan ia akan mampu
menjadi manusia, tetapi untuk itu memerlukan suatu sebab, yaitu pendidikan. Contohnya
dalam aspek kesusilaan, manusia diharapkan mampu berperilaku sesuai dengan norma-norma
moral dan nilai-nilai moral yang diakui. Ini adalah salah satu tujuan pendidikan atau sosok
manusia ideal berkenaan dengan dimensi moralitas. Oleh karena itu manusia akan dapat
dididik karena ia memiliki berbagai potensi untuk dapat menjadi manusia (Pengantar
Pendidikan, Dinn Wahyudin, 2008: 1.23).
b. Asas Dinamika
Jika ditinjau dari sudut pendidik, pendidikan dilakukan dalam rangka membantu
manusia (peserta didik) agar menjadi manusia ideal. Di pihak lain, manusia itu sendiri
(peserta didik) memiliki dinamika untuk menjadi manusia ideal. Oleh karena itu, dimensi
dinamika mengimplikasikan bahwa manusia akan dapat dididik (Pengantar Pendidikan, Dinn
Wahyudin, 2008: 1.23-1.24).
c. Asas Individualitas
Individu antara lain memiliki kedirisendirian (subjektivitas), ia berbeda dari yang lainnya dan
memiliki keinginan untuk menjadi seseorang sesuai keinginan dirinya sendiri. Pendidikan
dilaksanakan untuk membantu manusia dalam rangka mengaktualisasikan atau mewujudkan
dirinya. Pendidikan bukan untuk membentuk manusia sebagaimana kehendak pendidik
dengan mengabaikan dimensi individualitas manusia (peserta didik). Di pihak lain manusia
sesuai dengan individualitasnya berupaya untuk mewujudkan dirinya. Oleh karena itu
individualitas manusia mengimplikasikan bahwa manusia akan dapat dididik (Pengantar
Pendidikan, Dinn Wahyudin, 2008: 1.24).
d. Asas sosialitas
Sebagai insan sosial, manusia hidup bersama dengan sesamanya, maka ia butuh beraul
dengan orang lain. Dalam kehidupan bersama dengan sesamanya ini akan terjadi hubungan
pengaruh timbal balik setiap individu akan menerima pegaruh dari individu yang lainnya.
Kenyataan ini memberikan kemungkinan bagi manusia untuk dapat dididik, oleh karena itu
upaya bantuan atau pengaruh pendidikan itu disampaikan justru melalui interaksi atau
komunikasi antar sesama manusia dan bahwa manusia dapat menerima bantuan atau
pengaruh pendidikan juga melalui interaksi atau komunikasi dengan sesamanya (Pengantar
Pendidikan, Dinn Wahyudin, 2008: 1.24).
e. Asas Moralitas
Manusia memiliki kemampuan untuk membedakan yang baik dan tidak baik, dan pada
dasarnya ia berpotensi untuk beperilaku baik atas dasar kebebasan dan tanggung jawabnya
(aspek moralitas).
Pendidikan pada hakikatnya bersifat normatif, artinya dilaksanakan berdasarkan sistem nilai
dan norma tertentu serta diarahkan untuk mewujudkan manusia ideal, yaitu manusia yang
diharapkan sesuai dengan sistem nilai dan norma tertentu yang bersumber dari agama
maupun budaya yang diakui. Pendidikan bersifat normatif dan manusia memiliki dimensi
moralitas karena itu aspek moralitas memungkinkan manusia untuk dapat dididik (Pengantar
Pendidikan, Dinn Wahyudin, 2008: 1.24-1.25). Atas dasar berbagai asas di atas, pendidikan
mutlak harus dilaksanakan. Jika berbagai asumsi tersebut diingkari, kita harus sampai pada
kesimpulan bahwa manusia tidak perlu dididik, tidak akan dapat dididik karena itu kita tak
perlu melaksanakan pendidikan.
2. Pendidikan merupakan proses memanusiakan manusia baik dalam bentuk formal dan
informal. Kaitkan pendidikan dan hak asasi manusia.
Pendidikan juga merupakan hal yang sangat esensial bagi manusia, karena dengan
adanya pendidikan maka kehidupan seseorang akan bisa berubah. Pendidikan dan hak asasi
manusia saling berkaitan karena salah satu hal asasi manusia adalah mendapatkan
pendidikan.
Pendidikan sebagai Hak Setiap Warga Negara.Hak untuk mendapatkan pendidikan bagi
setiap warga negara tertuang dalam Pasal 31 UUD Rl 1945, sebagai berikut.
Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa
"pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif
dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia.
3. Pendidikan selain memiliki tujuan, memiliki beberapa landasan salah satunya landasan
sosiologi, Analisis hubungan timbal balik pendidikan dan masyarakat?
Antara Pendidikan dan masyarakat memiliki hubungan keterkaitan satu sama lain dan sangat
berpengaruh pada kehidupan manusia. Keterkaitan hubungan antara keduanya dapat dilihat,
sebagai berikut:
1. Pendidikan dapat dikatakan sebagai sekolah dimana seseorang disana dan diantara
keduanya yakni sekolah dan pendidikan dapat sebagai pusat pendidikan yang potensial yang
memiliki hubungan fungsional.
Pendidikan dan Masyarakat. Dalam bidang pendidikan telah terjadi perkembangan yang
begitu pesat (explosion of education), sejalan dengan itu terjadi pula perkembangan di bidang
ekonomi. Diketahui bahwa terdapat hubungan timbal balik antara pertumbuhan pendidikan
dan pertumbuhan ekonomi. Adapun pendidikan bagi orang dewasa bertujuan
meningkatkannya agar mereka mampu menghadapi permasalahan yang dihadapinya. Sebab
itu, melalui pranata sosial yang ada di dalam masyarakatnya (keluaga, sekolah, dan
masyarakat) mereka (peserta didik) mendapatkan pendidikan mental, sikap, pengetahuan dan
keterampilan yang bermanfaat khususnya dalam kehidupan ekonomi. Proses tersebut terjadi
pada semua masyarakat, mulai dari yang paling tradisional sampai yang paling maju.
4. a. Unsur – unsur pendidikan yaitu:
1) Tujuan pendidikanBerfungsi sebagai pemberi arah bagi semua kegiatan dalam proses
pendidikan.
3) Anak didik atau peserta didik Berfungsi untuk mendidik diri atau belajar.
4) Isi atau materi pendidikan Berfungsi sebagai apa yang harus dipelajari peserta didik.
5) Metode dan alat pendidikan Berfungsi sebagai cara untuk memperlancar proses
pendidikan.
2) Pergaulan orang dewasa dengan anak atau orang yang belum dewasa.