Ahmadmaharaja7@gmail.com
ABSTRAK
Pendidikan merupakan hal yang sangat dalam tatanan kehidupan, baik berbangsa,
bernegara maupun dalam agama. Menurut agama yang dianut sebagian besar masyarakat
Indonesia yaitu islam, terlaksananya pendidikan dalam kanca kehidupan merupakan
tanggung jawab seluruh elemen masyarakat, akan tetapi Negaralah yang berhak mengatur
program pendidikan agar sesuai dengan Al-qur’an maupun hadits. Maka dalam mewujudkan
pendidikan yang lebih baik dan bermartabat, harus dilakukan usaha usaha yang mengarah
pada perbaikan mutu belajar. Pengunaan Media adalah salah satu usaha yang harus kita
lakukan dalam meningkatkan mutu dan hasil belajar. Peran media sangatlah besar dalam
bidang pendidikan . sehingga tak dapat dipungkiri bahwa media merupakan salah satu
penyebab meningkatnya kualitas hasil belajar.
PENDAHULUAN
Indonesia ialah salah satu Negeri yang sangat menjunjung mulia nilai agama serta
hukum- hukum yang terdapat didalamnya. Akan tetapi, Pada abad ke- 21 ini, masyarakat
negeri sesuatu bangsa dihadapkan pada bermacam pergantian serta ketidak pastian bersamaan
dengan perkembangan kehidupan dalam bermacam aspek, mulai dari aspek pembelajaran,
sosial, ekonomi, kebudayaan, politik, serta sebagainya. Negeri Indonesia sendiri, pasca
runtuhnya kekuasaan Orde Baru tahun 1998, mendesak ikut melaksanakan pergantian yang
mendasar dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa serta bernegara. Pembelajaran
selaku elemen dalam proses transformasi bermasyarakat, berbangsa serta bernegara,
sebagaimana ditegaskan dalam rumusan Pasal 3 UU Nomor. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pembelajaran keahlian serta membentuk sifat dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa“ berkembangnya kemampuan partisipan didik agar
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, serta jadi warganegara yang demokratis dan bertanggung jawab”.
Oleh karenanya bukan hanya seluk beluk kehidupan yang penuh dengan drama ini
yang harus kita ubah. Yang paling utama yang mesti kita perbaiki adalah pendidikan, yaitu
bagaimana supaya pendidikan kita lebih maju dan lebih bermutu. Dalam kegiatan belajar
mengajar sebenarnya banyak hal yang mestinya menjadi perhatian kita. Mulai dari bagaimana
supaya proses belajar mengajar itu tidak menton, bagiamana supaya peserta didik
berpartisipasi aktif, sampai bagaimana supaya anak didik mudah dalam memahami
pembelajaran yang telah disampaikan oleh guru. Maka haruslah dibuat suatu strategi yang
diapastikan bisa mewujudkan tujuan yang akan kita capai tadi. Nah, penggunaan media
pembelajaran merupakan salah satu upaya dalam mewujudkan pemahaman tertama dalam
pendidikan kewarga negaraan. Dikarenakan pendidikan kewarga negaraan merupakan
pendidikan yang wajib didalami, maka penting bagi kita membuat anak didik betul betul
memahami setiap alur pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
METODE PENELITIAN
Tata cara dalam dunia studi ialah metode ataupun proses yang diseleksi oleh periset
secara khusus bagaikan wujud menuntaskan Mengenai permasalahan yang diajukan dalam
studi. Penafsiran dari metodologi riset ialah ilmu yang mengarahkan maupun membahas
tentang seperti apa harusnya riset tersebut dilaksanakan. Adapun dalam penelitian ini, penulis
menggunakan metode penelitian observasi dan wawancara langsung kepada narasumber.
Adapun objek yang saya observasi ialah siswa sekolah dasar beserta guru.
Jika kita melihat mundur kebelakang, Islam dalam sejarahnya pernah menjadikan
pusat peradaban dunia, yang mana semua berpusat pada peradaban islam baik dari hal yang
terkecil sampai yang terbesar. Dan memosisikan diri selaku umat yang mempunyai peradaban
yang sangat gemilang yaitu dengan kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi yang
membawa islam sendiri mengungguli berbagaimacam kejayaan Eropa yang pada masanya
pada masa kemajuan juga. Maka dengan adanya kegemilangan ini, Islam sudah melahirkan
dan mewariskan ribuan tokoh ilmuwan baik ilmuan agama maupun umum besar. Siapakah
yang tidak mengetahui Al- Jabir, Khawarizmi, Ibnu Sina, Ibnu Rusydi, Al-Kindi serta yang
lain, mereka masih harum namanya hingga kini dengan pemikiran pemiiran dan penelitian
yang gemilang yang hingga kini mdipakai dan menjadi dasar bagi pengetahuan selanjutnya.
Oleh karenanya, maka sudah semestinya kita kembali memandang, melihat dan berbalik arah
kepada khazanah serta etos keilmuan di masa sebelumnya itu jadi salah satu penekanan,
mengingat khazanah pengetahuan Islam masa itu yang kaya dengan semangat
inklusivismenya serta pula kekayaan nuansa spiritual. Sayangnya, perihal itu kurang
menemukan apresiasi berimbang dalam dunia ilmiah akademik dimasa ini. Tekanan demi
tekanan dari imperialisme serta epistemologi dari pengetauan Barat Modern yang telah
mewabah, ini cukup erat dalam menjebak serta menggiring kehidupan intelektual serta
akademik, secara pelan namun melalaikan apa yang yang sudah jadi kekayaan intlektual umat
Islam masa kegemilangannya yang lalu.
Nah, menurut guru yang penulis wawancarai, sebenarnya islam dimasa lalu telah
memberi contoh bagaimana cara belajar yang baik agar mendapatkan hasil yang baik pula.
Menurutnya guru harus sering memperlihatkan anak baagaimana sejarah islam dahulunya
dikatakan sebagai mercusuarnya dunia. Dimana islam dikala itu menjadi kiblat peradapan
dunia, baik dari segi pendidikan ekonomi, strategi pertahanan dan yang lainnya. Nah
berbicara mengenai pendidikan kita lihat Ibnu Sina sebagai bapak kedokteran dunia. Maka
sudah sepantasnyalah kita melihat strategi belajar yang dunia islam yang telah melahirkan
sekian banyak tokoh besar.
Dengan kata lain media bisa dijadikan penghantar pelajaran kepada siswa. Penghantar
disini maksudnya adalah sebagai penyampai antara ilmu yang diajarkan oleh guru kepada
siswanya. Media disini sangat menentukan tersampaikankah ilmu yang diberkan guru
ataukah tidak. Diibaratkan jika ingin mengalirkan sebuah arus listrik, dibutuhkan sebuah
penghantar yang sesuai yang terdiri dari kutub positif dan negative. Demikian pulanya
dengan peran media didalam poroses pembelajaran. Jikalau media yang dibawakan oleh guru
tidak sesuai, maka tidaklah kita berharap ilmu yang kita salurkan akan dicerna dengan baik
oleh siswa. Jadi guru harus memilih media media yang sesuai dengan pembahasan, sebab ada
banyak media yang mesti dipahami oleh seorang pendidik.
1. Media Visual, adalah media pertama yang dikenal banyak orang ataupun media
pertama yang diketahui jika membahas media dalam pendidikan. Nah, adapun media
yang pertama ini disebut dengan media visual dikarenakan media ini mengutamakan
dan memfokuskan pada indra penglihatan saat dilakukannya proses pembelajaran
belajar mengajar ). Jadi media ini dibuat dengan menggunakan berbagai teknologi
misalnya proyeksi, atau royektor. Nah berbicara mengenai media ini, banyak
kegunaan yang dapat kita lihat, diantaranya adalah memerjelas sajian atau penyajian
belajar sebab pelajaran akan ditamilkan dengan proektor dengan layar yang lebih
besar. Kemudian membuat pelajaran menjadi lebih menarik perhatian anak didik,
sebab bias di sesuaikan dengan tema dan hiasan hiasan yang disukai oleh anak didik.
Kemudian bias disajikan dengan poin poin utamanya saja dan bias dibuat semenarik
mungkin.
Jadi, adapun Media visual ini bisa menjadi rekomendasi bagi para guru yang
memang tujuannya untuk memberikan pemahaman terbaik bagi anak didiknya. Dalam
pelajaran PKn sendiri, baik guru maupun orang tua, bisa menggunakan media ini
terlebih pada masa pandemic saat ini yang mengharuskan pembelajaran dari rumah
sehingga memang dibutuhkan media yang seperti ini. Namun, tidak semua anak
tertarik dengan media visual ini, sebagaimana yang kita ketahui bahwa media ini
memfokuskan pada indera penglihatan anak didik. Adakalanya anak didik lemah akan
indera penglihatan, sehingga ia tidak terlalu peka terhadap media seperti ini, maka kita
bisa menggunakan media selanjutnya.
2. Media audio, kemudian adapun media berikutnya adalah media audio. Adapun media
audio ini adalah salah satu jenis media pembelajaran yang dalam penggunaannya
meggunakan dan mengutamakan indera pendengaran. Jika didalam media visual
memfokuskan pada indera penglihatan, maka media ini memfokuskan indera kedua,
yaitu pendengaran. Pembelajaran menggunakan media ini akan membawa siswa siswa
untuk mendengaerkan materi pembelajaran dengan dengan audio. Diantaranya ada
radio, telephone, tape record dan lain sebagainya.
3. Media audio visual, kemudian media ketiga yang data kita gunakan dalam
pelaksanakan pembelajaran adalah media audio visual. Dari namanya saja kita sudah
mengetahui, bbahwa media ini adalah gabungan dari media pertama dan media kedua.
Dan ini termasuk media yang efisien dalam mendukung keberhasilan pembelajaran.
Mengapa demikian? Pasti banyak pertanyaan yang kita jumpai berkaitan dengan
media ini. Jadi adapun ini adalah dikarenakan media audio visual ini menggabungkan
antara indera penglihatan dan indera pendengaran yaitu data memunculkan suara juga
gambar. Maka dengan ini, media ini menjadi media yang sangat cocok dan sngat
menarik bagi anak didik. Dan perlu kita ketahui bahwa media ini ternyata dibagi
menjadi 2 tipe. Tipe yang pertama adalah audio visual diam dan tipe yang kedua
adalah media audio visual gerak bersuara..
4. Media peta serta globe, Kemudian kita akan membicarakan mengenai media
pembelajaran yang ke 4, dimana ini sangat identic dengan pembelajaran IPS ( ilmu
pengetahuan social) dan sering sekali digunkan saat terlaksananya kegiatan belajar
mengajar yaitu peta serta globe. Jadi adaun media ini menyajikan data data maupun
posisi sebuah tempat. Adaun globe adalah sebuah gambaran dunia yang berisi letak
letak Negara dan tempat lainnya yang berbentuk bulat yang menggambarkan planet
bumi. Sedangkan peta menunjukkan temat dan informasi yang lebih spesifik dari
globe, dimana didalam eta temat yang terlihat kecil di globe, maka akan terlihat lebih
besarada peta dan diengkapi dengan informasi yang berkaitan dengan daerah atau
tempay yang dibahas. Peta dan globe juga menunjukkan osisi geografis dan sebuah
Negara, sehingga kita bias mengetahui informasi informasi enting dari daerah
tersebut.
5. Media fotografi, Ragam media selanjutnya yakni fotografi. Media pendidikan ini
bisa diperoleh dari banyak sumber, diantaranya ada pesan berita ( surat kabar), kartun,
ilustrasi, serta gambar. Sistem pendidikan dalam memakai media ini jadi salah satu
metode efisien dalam mendukung keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Di
samping itu, juga mendukung keberhasilan secara maksimal, maka diperlukan
fotografi yang penuhi persyaratan artistik tertentu. Ini supaya para siswa tertarik serta
paham dengan jelas apa pembahasan yang di informasikan.
(Iwan Falahudin, 2014) menyatakan jika fungsi pembelajar antar lain menyediakan,
menampilkan, membimbing serta memotivasi para pembelajar supaya mereka bisa
menyesuaikan dengan berbagaimacam sumber belajar. Bukan cuma sumber belajar yang
berbentuk orang, melainkan pula sumbe- sumber belajar yang lain. Oleh sebab itu, dalam
tingkatkan kemampunya dalam belajar hingga dibutuhkan sumber belajar. Dengan
terdapatnya sumber belajar siswa maupun siswi paham akan apa yang dipelajarinya. Salah
satu sumber belajar yang diketahui sepanjang ini merupakan media pendidikan. Minat yang
tertanam dalam diri anak haruslah diarahkan dengan sedemikian rupa untuk menyukai setiap
pembelajaran yang guru berikan. Maka diera digital sekarang kita harus memanfaatkan
teknologi yang ada dengan sebaik mungkin.
Dalam pendidikan kewarga negaraan media ini sangatlah dibutuhkan, mengapa
demikian? Karena pelajaran ini merupakan pelajaran yang sangat berhubungan dengan
karakter bangsa Indonesia. Adapun jenis jenis media diatas bisa dipakai dalam setiap materi
yang akan disampaikan didalam kelas tergantung kesermatan guru dalam pemilihan dan
penggunaan media. Kita misalkan saja pada materi PKn dikelas 5 SD, dimana materinya ada
mengenal Negara kesatuan republic Indonesia , pembahasannya diantaranya ada wilayah
Negara kesatuan Republik Indonesia. Maka seorang pendidik bisa menggunakan media
media diatas. Misal untuk visual yang mana media ini memfokuskan pada indra penglihatan.
Nah media yang dapat kita buat adalah media gambar, misalnya gambar wilayah Indonesia
yang terbentang dari sabang sampai merauke dengan arna warna yang menarik menggunakan
sterofom dengan tambahan tusuk gigi sebagai nama dari provinsi profinsi dari pulau sumatera
sampai pulau papua. Kemudian untuk media audio kita bisa menggunakan suara dari kaset
atau radio maupun HP dengan penjelasan mengenai wilayah Indonesia dengan suara yang
jelas sebab media ini memfokuskan pada indera pendengaran. Sedangkan untuk media audio
visual yang menggabungkan 2 alat indera sekaligus, bisa menggunakan proyektor yang berisi
video mengenai wilayah Indonesia diserta penjelasan mengenai setiap gambar.
KESIMPULAN
Pertumbuhan teknologi yang terus menjadi mutahir jadi fasilitas buat menggapai
tujuan pembelajaran. Maka peranan media pendidikan dalam proses belajar serta mengajar
ialah satu kesatuanyang tidak bisa dipisahkandaridunia pembelajaran. Media pendidikan ialah
seluruh suatu yang bisa digunakan buat menyalurkan pesan pengirim kepada penerima,
sehingga bisa memicu benak, perasaan, atensi, serta atensi partisipan didik buat belajar.
Selaku masukan demi kelancaran serta daya guna pendidikan di kelas hingga media
pendidikan salah satu perlengkapan bantu/ sumber belajar buat tingkatkan energi atensi
belajar partisipan didik.
Oleh sebab itu, para guru hendaknya memfungsikan media pendidikan dengan baik.
Lebih lanjut, perlengkapan bantu/ media/ sumber belajar butuh dimanfaatkan secara sinergis
buat memaksimalkan pendidikan. Dengan media sebagai perlengkap dan alat bantu
pendidikan menjadi mempermudah guru/ dosen dalam penerapan pembelajaran dalam
pendidikan. Sehingga membuat suatu keadaan yang bisa mendesak siswa supaya bisa
menggapai kompetensinya dalam proses pendidikan yang diberikan oleh guru.
Dari pembahasan diatas, sudahlah jelas bahwa media sangat berperan penting dalam
meningkatkan mutu pembelajaran dan juga kualitas belajar pada pelajaran pendidikan
kewarganegaraan.
DAFTAR PUSTAKA
Adam. Steffi dan Muhammad Taufik Syastra. (2015). Pemanfaatan Media Pembelajaran
Berbasis Teknologi Informasi Bagi Siswa Kelas X Sma Ananda Batam. Dalam CBIS
Journal, Volume 3 No 2: 79
Asnawir dan M. Basyiruddin Usman. (2002). Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Pers.
Purwono. Joni, dkk. (2014). Penggunaan Media Audio-Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam Di Sekolah Menengah Pertama Negeri1 Pacitan. Dalam Jurnal
Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran Vol.2, No.2: 127
Sofan &Elisah, Tatik. (2011). Strategi Pembelajaran Sekolah. Terpadu. Jakarta: PT. Prestasi
Pustaka.
Talizaro.(2018). Peranan Media Pembelajaran Dalam Meningkatkan Minat Belajar
Mahasiswa. Jurnal Komunikasi Pendidikan, Vol.2 No.2, : 105
Fu`ad Arif Noor. (2015) Islam dalam Perfektif Pendidikan. Jurnal Vol. 3, No. 2, : 405
Darajat, Zakiyah dkk. 1996. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 ayat (1).
Ihsan ( 2017 ). Kecenderungan Global Dalam Proses Pembelajaran PendidikanPancasila
Dan Kewarganegaraan Di Sekolah. Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 2, No. 2.
: 49
Sofan &Elisah, Tatik. (2011). Strategi Pembelajaran Sekolah. Terpadu. Jakarta: PT. Prestasi
Pustaka.