Anda di halaman 1dari 13

Teori Teori

Perkembangan

Silsilatin Nafisah
160811615618

Teori teori Perkembangan


1. Teori
psikoanalitik

4. Teori
perilaku dan
belajar sosial

6. Teori
Ekologis

3. Teori
kognitif

2. Teori
erikson

5. Teori
Etologi

7. Teori
Orientasi
Eklektis

Teori Psikoalanitik
1. Teori freud (1917)
Kepribadian terdiri atas 3 struktur :
Id
: Struktur kepribadian yang terdiri atas naluri (instict),yang merupakan gudang
psikis individu
Ego : Berkaitan dengan tuntutan realitas
Superego : badan moral kepribadian dan benar-benar memperhitungkan apakah
sesuatu benar atau salah.;000;pppppppppppppppp;;;ppppp;pppp
Mekanisme
pertahanan
(defense
mechanisms)
merupakan
metode
ketidaksadaran ,ego membelokkan atau mendistorsi realitas, dengan demikian
melindunginya dari kecemasan.
Represi merupakan mekanisme pertahanan yang paling kuat dan meresap (the most
powerful and pervasive); represi bekerja menolak dorongan-dorongan id yang tidak
diinginkan di luar kesadaran dan kembali ke pikiran tidak sadar.
Erogenous zones merupakan bagian tubuh yang mengalami kenikmatan khusus
yang sangat kuat yang memberi kualitas pada setiap tahap perkembangannya.

Tahap-tahap awal perkembangan kepribadian :


Tahap mulut (oral stage)
Dialami pada 18 bulan pertama kehidupan, dimana kenikmatan bayi berpusat pada
mulut.
Tahap anal (anal stage)
Dialami antara usia 1-3 tahun, dimana kenikmatan terbesar anak meliputi lubang
anus atau fungsi pengeluaran/pembersih yang diasosiasikan dengannya.

Tahap phallic (phallic stage)


Berlangsung pada usia 3-6 tahun dimana kenikmatan berpusat pada alat kelamin,
ketika anak menemukan bahwa memanipulasi diri dapat menciptakan kenikmatan
Tahap laten/tersembunyi (laten stage)

Dialami pada usia 6-masa pubertas,anak menemukan semua minat terhadap seks
dan mengembangkan keterampilan sosial dan intelektual
Tahap kemaluan (genital stage)
Dialami pada masa pubertas sampai seterusnya. Merupakan masa kebangkitan
seksual, sumber kenikmatan seksual pada masa ini adalah orang di luar keluarga.

Teori Erikson
Erikson menekankan bahwa perubahan perkembangan adalah sepanjang siklus
hidup manusia.
Tahap-tahap perkembangan menurut erikson :
Kepercayaan dan ketidakpercayaan (trust versus mistrust)
Dialami pada tahun pertama kehidupan,suatu rasa percaya menuntut perasaan secara
fisik dan sejumlah kecil ketakutan serta kekuatiran akan masa depan.
Otonomi dengan rasa malu dan keragu-raguan
Dialami pada akhir masa bayi (1-3 tahun) dimana bayi menemukan bahwa perilaku
mereka adalah milik mereka sendiri
Prakarsa dan rasa bersalah
Dialami pada masa prasekolah, dimana perilaku aktif dan bertujuan dituntut untuk
menghadapi tantangan-tantangan. Anak diharapkan menerima tanggung jawab atas
tubuh, perilaku, mainan maupun hewan peliharaan mereka. Namun, perasaan bersalah
yang tidak menyenangkan dapat muncul, bila anak tidak diberi kepercayaan dan dibuat
merasa sangat cemas.
Tekun dan rasa rendah diri
Berlangsung selama masa sekolah dasar. Ketika mereka beralihan ke masa
pertengahan dan akhir-akhir anak-anak, mereka mengarahkan energi mereka menuju
penguasaaan pengetahuan dan keterampilan intelektual. Bahaya pada tahun-tahun
sekolah dasar adalah perkembangan rasa rendah diri perasaan tidak kompeten dan
tidak produktif.

Identitas dan kebingungan identitas


Dialami pada masa remaja. Pada masa ini individu dihadapkan dengan
penemuan siapa mereka, bagaimana mereka nantinya, dan kemana mereka
menuju kehidupannya
Keintiman dan keterkucilan
Dialami individu selama masa awal dewasa. Pada tahap ini, individu
menghadapi tugas perkembangan pembentukan relasi intim dengan orang
lain.
Bangkit dan mandeg
Dialami individu, selama pertengahan masa dewasa. Generavity/bangkit
dirujukkan erikson pada persoalan utama dimana membantu generasi muda
mengembangkan dan mengarahkan kehidupan yang berguna. Sementara
perasaan belum melakukan sesuatu untuk menolong generasi berikutnya
adalah stagnation.
Integritas dan kekecawaan
Dialami pada akhir masa dewasa. Pada tahap ini kita menoleh ke belakang
dan mengevaluasi apa yang telah kita lakukan dengan kehidupan.

Teori Kognitif
Teori Piaget
Dalam pandangan Piaget, dua proses yang mendasari perkembangan dunia
individu : pengorganisasian dan penyesuaian.
Piaget (1954) meyakini bahwa kita menyesuaikan diri dalam 2 cara : asimilasi dan
akomodasi. Asimilasi (assimilation) terjadi ketika individu menggabungkan informasi
baru ke dalam pengetahuan mereka yang sudah ada. Sementara akomodasi
(accommodation). Terjadi ketika individu menyesuaikan diri dengan informasi baru.
Tahap perkembangan kognitif menurut Piaget :
. Tahap sensorimotor (sensorimotor stage)
Dialami dari kelahiran hingga usia 2 tahun. Pada tahap ini,bayi membangun suatu
pemahaman tentang dunia dengan mengkoordinasikan pengalaman-pengalaman
sensoris dengan tindakan-tindakan motorik fisik oleh karena itulah istilahnya
sensorimotor.
. Tahap praoperasional (preoperational stage)
Dialami dari usia 2-7 tahun. Pada tahap ini, anak-anak mulai melukiskan dunia dengan
gambar dan kata-kata.
. Tahap operasional konkret (concrete operational stage)
Dialami dari usia 7-11 tahun. Pada tahap ini,anak-anak dapat melakukan operasi, dan
penalaran logis menggantikan pemikiran intuitif sejauh pemikiran dapat diterapkan ke
dalam contoh-contoh yang spesifik atau konkret.
1.

Tahap operasional formal (formal operational stage)


Dialami pada usia 11-15 tahun. Pada tahap ini, individu melampaui dunia nyata,
pengalaman-pengalaman konkret dan berpikir secara abstrak dan logis. Dalam
memecahkan masalah, pemikiran operasional formal ini lebih sistematis,
mengembangkan hipotesis tentang mengapa sesuatu terjadi seperti itu, kemudian
menguji hipotesis ini dengan cara deduktif.

Teori pendekatan pemroses informasi (bandura)


Information-processing-approach berkaitan dengan bagaimana individu memproses
informasi tentang dunia mereka bagaimana informasi masuk ke dalam pikiran,
bagaimana informasi disimpan dan diolah, dan bagaimana informasi diambil kembali
untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang kompleks seperti memecahkan masalah
dan berpikir. Kognisi bermula ketika informasi dari dunia dideteksi melalui proses
sensor dan persepsi. Kemudian informasi disimpankan, disebarkan, dan didapatkan
kembali melalui proses memori.

Teori Perilaku dan belajar sosial


Teori behaviorisme skinner
Behaviorisme menekankan studi ilmiah tentang respons perilaku yang dapat diamati dan determinan
lingkungan. Dalam behaviorisme skinner, pikiran, sadar atau tidak sadar, tidak diperlukan untuk
menjelaskan perilaku dan perkembangan. Bagi skinner, perkembangan adalah perilaku. Oleh karena
para behavioris yakin bahwa perkembangan dipelajari dan sering berubah sesuai dengan pengalamanpengalaman lingkungan, jelas bahwa pengalaman yang disusun ulang dapat mengubah perkembangan.
Teori belajar sosial
Ialah pandangan para pakar psikologi yang menekankan perilaku, lingkungan, dan kognisi sebagai
factor kunci dalam perkembangan. Menurut para teoritisi belajar sosial mengatakan bahwa kita tidak
memiliki pikiran, yang tanggap secara mekanis kepada orang lain di dalam lingkungan kita. Tidak
seorang pun dari kita seperti penunjuk angin, yang berperilaku seperti seorang komunis dalam
kehadiran seorang komunis. Sebaliknya, kita berfikir, bernalar, membayangkan, merencanakan,
mengharapkan, menginterpretasikan, meyakini, menilai, dan membandingkan. Ketika orang lain
mencoba mengendalikan kita, nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan kita memungkinan kita menolak
kendali mereka. Bandura yakin kita belajar dengan mengamati apa yang dilakukan oleh orang lain.
Melalui belajar mengamati (imitasi) kita, secara kognitif, menampilkan perilaku orang lain dan
kemudian barangkali mengadopsi perilaku ini dalam diri kita sendiri.
Para teoritisi belajar sosial juga menekankan bahwa kita dapat dan mengatur dan mengendalikan
perilaku kita sendiri. Model belajar dan perkembangan terbaru bandura (1986, 1989, 1991) meliputi
perilaku, pribadi/orang, dan lingkungan. Perilaku dapat memperngaruhi kognisi dan sebaliknya,
kegiatan kognitif seseorang dapat mempengaruhi lingkungan, pengaruh lingkungan dapat mengubah
proses pemikiran seseorang, dan seterusnya.
Seperti halnya pendekatan behavioral skinner, pendekatan belajar sosial menekankan pentingnya
penelitian empiris dalam mempelajari perkembangan anak-anak. Penelitian ini berfokus pada proses
yang menjelaskan perkembangan anak-anak factor-faktor sosial dan kognitif yang mempengaruhi
seperti apa anak-anak.

Teori Etologi
Etologi menegaskan bahwa perilaku sangat dipengaruhi oleh biologi, kaitannya dengan evolusi
dan ditandai dengan periode kritis atau sensitif. Periode kritis dianggap merupakan jangka waktu
spesifik, karena di dalamnya memuat ada atau tidaknya pengalaman tertentu yang berdampak jangka
panjang bagi individu.
Konrad Lorenz (1903-1989) mengangkat teori etologi menjadi teori yang penting melalui
penelitiannya dengan mengamati angsa abu-abu. Pada 1965, Lorenz membuat penelitian dengan
mengamati perilaku angsa abu-abu yang selalu mengikuti induknya sesaat setelah menetas. Telurtelur angsa dipisahkan dalam 2 kelompok. Kelompok 1 dikembalikan pada induknya untuk dierami,
dan kelompok yang lain ditetaskan dalam inkubator. Seperti perkiraan, kelompok 1 mengikut
induknya. Namun kelompok 2 mengikuti Lorenz kemana-mana, sebagai pihak yang pertama dilihat
dan dianggap induk.
Dalam salah satu percobaan, Lorenz menandai anak angsa dan meletakkannya pada 1 kotak.
Lorenz dan induk angsa berdiri agak jauh. Anak-anak angsa langsung menuju induk mereka. Lorenz
menyebut proses ini sebagai proses imprinting, proses belajar yang cepat dan naluriah yang
melibatkan kelekatan pada objek bergerak yang pertama dilihat. Menurut Lorenz, proses imprinting
perlu terjadi pada waktu tertentu dan dini dalam kehidupan binatang, di luar waktu itu maka
imprinting tidak akan terjadi. Periode ini disebut dengan periode kritis.
Namun terdapat pendapat lain dari John Bowlby (1969, 1989). Menurut Bowlby, kelekatan pada
pengasuh selama 1 tahun pertama kehidupan memiliki konsekuensi penting bagi keseluruhan masa
hidup seseorang. Apabila kelekatan ini berlangsung secara positif dan aman maka individu cenderung
mengembangkan masa kanak-kanak dan masa dewasa secara positif. Namun bila sebaliknya,
kehidupan akan menjadi tidak optimal.

Teori Ekologis
Memandang perkembangan manusia dipengaruhi oleh konteks lingkungan. Hubungan timbal
balik antara individu dengan lingkungan yang akan membentuk tingkah laku individu tersebut.
Urie Bronfen brenner (1917)
5 sistem dalam teori ekologis Bronfenbrenner.
Mikrosistem (microsystem)
Setting dimana individu hidup. Meliputi keluarga individu, teman teman sebaya, sekolah dan
lingkungan. Interaksi yang paling langsung dengan alat social seperti keluarga, teman sebaya, guru,
dsb. Individu dipandang sebagai seseorang yang menolong membangun setting.
Mesosistem (mesosystem)
Mencakup hubungan antar mikrosistem / hubungan antar konteks. Contoh : Pengalaman
sekolah dengan lingkungan.
Ekosistem (exosystem)
Terlibat dalam pengalaman lingkungan social lain, dimana individu tidak mempunyai peran aktif,
mempengaruhi apa yang di alam individu dalam konteks langsung.
Makrosistem (macrosystem)
Mancakup kebudayaan dimana individu tinggal. Budaya merupakan pola perilaku, keyakinan
dan produk lain dari sekelompok orang yang diwariskan dari satu generasi ke generasi lain /
berikutnya.
Kronosistem (chronosystem)
Mencakup permulaan peristiwa peristiwa lingkungan dan transisi sepanjang rangkaian
kehidupan dan keadaan keadaan sosio historis.

Teori Orientasi Eklektis


Teori orientasi eklektis (eclectic theoretical orientation) tidak
mengikuti salah satu pendekatan teoretis, tetapi lebih memilih dan
menggunakan semua yang dianggap terbaik dari setiap teori.
Masing-masing teori memberi sumbangan penting bagi pemahaman
dalam psikologi perkembangan, tetapi hanya dalam beberapa
aspek. Tidak satupun memberikan gambaran dan penjelasan yang
lengkap. Penting untuk diingat, bahwa menggantungkan diri pada
salah satu teori saja merupakan hal yang kurang tepat.
Dengan memandang secara orientasi eklektis, didapatkan
pemahaman bahwa teori dengan asumsi-asumsi berbeda yang telah
dikemukakan para ahli, menekankan pada masalah empiris yang
berbeda dan diperlukan strategi yang berbeda pula dalam
memperoleh informasi.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai