Anda di halaman 1dari 12

KEBERADAAN DAN PERKEMBANGAN ILMU DAKWAH

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “ Ilmu Dakwah”

Disusun Oleh :

Muhammad Iftah Fauzi (2023620412015)

Dosen Pengampu :

Fatakhul Huda, M.Pd.I

PROGRAM STUDI BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM RIYADLOTUL MUJAHIDIN NGABAR

2023

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Islam adaah agama dakwah, yakni agama yang senantiasa mendorong
pemeluknya agar melakukan kegiatan dakwah, dimana perkembangan dan kemajuan
umat Islam bergantung dan berkaitan erat dengan kegiatan dakwah yang
dilaksanakannya . Sebagaimana yang dipahami bersama bahwa salah satu negara
penganut muslim terbesar atau memiliki penduduk yang mayoritas beragama Islam
adalah Indonesia, yang dalam lingkup kecil gambaran keberagamaan masyarakat
dapat di analisa di kota Makassar dengan keadaan pluralitasnya.
Islam adalah ‚”rahmatan lil alamin” . Berdasarkan analisis dari kata tersebut
dinyatakan bahwa sasaran dakwah adalah seluruh umat manusia baik muslim maupun
non muslim. Yang mana aktivitas dakwah ini bertujuan menimbulkan terjadinya
perubahan pada diri sasaran dakwah atau mad’u demi tercapainya rahmat bagi
semua/seluruh alam.
Dari hasil penelusuran, baik dari pengamatan visual maupun berdasar pada
informasi media diketahui bahwa sebagian besar umat muslim belum mengetahui
bagaimana Islam yang sesungguhnya. Dimana fenomena masyarakat yang kita jumpai
saat ini dapat dikatakan bahwa ditemukan adanya masyarakat yang hanya mengetahui
Islam sebatas lima rukun saja bahkan mungkin lebih minim dari pada itu, utamanya
masyarakat yang ada di daerah terpencil.
Menyikapi fenomena masyarakat tersebut, menghadirkan sebuah kesadaran
akan perlunya dihadirkan dakwah di tengah-tengah masyarakat ini. Namun dalam
melakukan aktivitas dakwah memerlukan suatu persiapan yang matang agar dakwah
tersebut berjalan lancar dan insya Allah membuahkan sebuah keberhasilan yakni
tercapainya tujuan dakwah tersebut.
Tujuan mulia dari kegiatan dakwah tersebut hanya dapat dicapai apabila para
pelaku-pelaku dakwah benar-benar memahami hakikat dakwah yang
dilaksanakannya, darinya itu diperlukan pengetahuan tentang ilmu-ilmu dakwah yang
membahas tentang bagaimana unsur-unsur dakwah atau bagaimana seorang dai/dai’ah
melaksanakan aktivitas dakwahnya.1

1
Amir Hamzah, “Tantangan dan Urgensi Keilmuan Dakwah Kontemporer (Tinjauan Sejarah Perkembangan
Ilmu Dakwah),” MIMBAR: Jurnal Sejarah Perkembangan Ilmu Dakwah, no.2 (2016). Hlm 136-138

2
3
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah keberadaan ilmu dakwah?
2. Apa saja ruang lingkup perkembangan ilmu dakwah?
3. Bagaimana perkembangan ilmu dakwah?

C. Tujuan
1. Mengetahui bagaimana sejarah keberadaan ilmu dakwah.
2. Mengetahui apa saja ruang lingkup perkembangan ilmu dakwah.
3. Mengetahui bagaimana perkembangan ilmu dakwah.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perkembangan Sejarah Keberadaan Ilmu Dakwah


1. Pengertian Ilmu Dakwah
Ilmu Dakwah merupakan sebuah prasa yang terdiri dari dua kata yaitu
“ilmu” dan “dakwah”. Kata “ilmu” merupakan kata yang suci, dimana Allah
SWT. menjadikannya sebagai salah satu nama-Nya (al-‘ilmu). Al-‘ilmu berarti
Yang Maha Mengetahui. Dalam bahasa Arab, kata al-‘ilmu berakal dari tiga
huruf, yaitu: ‘Ain, Lam, dan Mim: ‘Alima – Ya’lamu – ‘Ilman, yang berarti
pengetahuan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ilmu diartikan sebagai
pengetahuan atau suatu bidang yang disusun secara sistematis menurut
metode-metode tertentu yang dapat dipergunakan untuk menerangkan gejala-
gejala tertentu dalam bidang (pengetahuan) itu. Sedangkan dalam Wikipedia
Indonesia, ilmu/ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk
menemukan, menyelidiki, dan meningkatkan pemahaman manusia dari
berbagai bentuk kenyataan dalam alam manusia.
Adapun “dakwah” merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab
yaitu; ‫ا‬99‫ دع‬- ‫دعو‬99‫ ي‬- ‫وة‬99‫ )دع‬da’aa – yad’uu – da’watan) yang berarti menyeru,
memanggil, mengajak, menjamu, mendo‟a, atau memohon.
Menurut Syekh Ali Mahfudz, dakwah adalah mengajak manusia untuk
mengerjakan kebaikan dan mengikuti petunjuk, menyuruh mereka berbuat
baik dan melarang mereka dari perbuatan jelek agar mereka mendapat
kebahagiaan di dunia dan akhirat. Pendapat ini juga selaras dengan pendapat
Al-Ghazali bahwa amr ma’ruf nahi munkar adalah inti gerakan dakwah dan
penggerak dalam dinamika Islam.
Dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa ilmu dakwah adalah
ilmu yang mempelajari proses penyampaian nilai-nilai agama kepada obyek
dakwah dalam rangka meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.2

2
Dimas Virgiansyah, Ilham Rifa’i, Rizki Putriani,”Definisi dan Ruang Lingkup Dakwah,” Makalah Ilmu Dakwah,
(2019). Hlm 3-4

5
2. Sejarah Ilmu Dakwah
Sebagai disiplin Ilmu yang baru, maka dipahami bersama bahwa ilmu
dakwah tersebut tidak lahir dengan sendirinya melainkan lahir dari para
pemikir-pemikir yang punya kepedulian akan aktifitas dakwah sebagai gerak
kemajuan umat.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sejarah ilmu dakwah
berkaitan erat dengan sejarah dakwah sebagai objek kajian dalam ilmu
dakwah. Sejarah dakwah itu sangat panjang, yakni semenjak dakwah yang
dilakukan oleh Nabi Adam a.s. sampai kepada Nabi Muhammad dan hingga
kini. Masa kehidupan Nabi Muhammad terdiri dari periode Mekkah dan
periode Medinah. Kemudian periode khulafa al-Rasyidin, periode Umawiyah
dan Abbasiyah, periode raja-raja kecil, periode kolonialisme dan masa
kebangkitan kembali. Pada setiap periode inilah terdapat banyak masalah yang
dapat diteliti dan dapat dihimpun, hingga dapat menghasilkan teori-teori ilmu
dakwah yang akan menjadi dasar pengembangan teori-teori ilmu dakwah
sekarang dan yang akan datang.
Periode-periode yang dapat dianalisis tersebut menurut Syukriadi
Sambas seperti dikutip Wahidin Saputra menyatakan bahwa sejarah
perkembangan pemikiran dalam dakwah Islam hingga melahirkan disiplin
ilmu dakwah, dikategorikan menjadi beberapa periode, yakni:
1. Periode Nubuwat, bahwa semua nabi mengembang tugas
memanggil, menyeru, dan mengajak manusia kepada agama
Allah swt, materi seruan menyangkut tauhidullah yang
menyebabkan manusia memiliki dua fungsi ganda yakni
khalifatullah dan abidullah.
2. Periode Khulafa’al-Rasyidin, adanya kesinambungan proses
dakwah yang mulai merambah ke persoalan teoritis keilmuan
pada masa ini. Pemikiran yang berkembang yaitu metode al-
naql dan al-‘aql secara seimbang. Sifat Islam masih
menekankan pada praktik amaliah dari ajaran keagamaan.
3. Masa tabi’in dengan rijal al-dakwah utama adalah Said Bin
Musayyab, Hasan Al-Bashri, Umar Bin Abdul Al-Aziz dan
Abu Hanifah. Menekankan pada proses ihtisab dengan

6
memulai perbaikan pada diri sendiri, keluarga, kemudian
perbaikan umat, pengembangan dakwah dengan surat,
membina perasaan takut kepada Allah swt, berpegang teguh
pada agama dan memperhatikan umat non muslim(toleransi).
Penalaran cenderung kepada nash.
4. Masa tabi’ al-tabi’in yakni pada masa tokoh-tokoh Malik Bin
Anas, Syafi’i dan Imam Ahmad. Disebut periode salaf yang
kemudian menjadi periode transisi. Kajian lebih berorientasi
pada syariat pada pesan dakwah.
5. Masa tabi’al-tabi’ al-tabi’in, era dimulainya era khalaf, sekitar
tiga ratus tahun setelah periode nubuwat berakhir.
6. Era modern, pada periode ini dakwah sebagai ilmu mandiri
mulai menggeliat, dan muncul ke permukaan.3
B. Ruang Lingkup Perkembangan Ilmu Dakwah
Ilmu dakwah memiliki ruang lingkup pembahasan yang sangat luas. Dakwah itu
identik dengan pembangunan fisik dan nonfisik, dengan menggunakan berbagai
disiplin ilmu, ilmu itu keseluruhannya termasuk bagian dari imu Allah yang
mencakup wilayah yang sangat luas. Ilmu allah yang sangat luas itu terdiri dari
konsep-konsep yang apabila ditulis dengan tinta sebanyak air lautan dan pulpen
sebanyak ranting perpohonan, ilmu Allah tersebut tidak akan selesai atau tidak akan
habis ditulis. Oleh manusia, ilmu tersebut diteliti, dikaji, dan didistribusikan kepada
berbagai Lembaga-lembaga Pendidikan. Fakultas Dakwah merupakan salah satu
Lembaga Pendidikan yang mempunyai bidang kajian utama ilmu dakwah yang
membahas unsur-unsur yang terdapat di dalam bidang kajian tersebut. Dengan
demikian ilmu dakwah sangatlah luas. Akan tetapi, ruang lingkup pembahasan ilmu
dakwah dapat diringkas, yaitu:
a. Bentuk-bentuk penyampaian ajaran islam dari seseorang atau kelompok
kepada seseorang atau kelompok lain.
b. Cara-cara penyampaian ajaran islam tersebut yang meliputi pendekatan,
metode atau medianya.
c. Pengaruh penyampaian ajaran Islam tersebut terhadap sikap dan tingkah laku
individu dan masyarakat yang menrimanya.

3
Amir Hamzah, “Tantangan dan Urgensi Keilmuan Dakwah Kontemporer (Tinjauan Sejarah Perkembangan
Ilmu Dakwah),” MIMBAR: Jurnal Sejarah Perkembangan Ilmu Dakwah, no.2 (2016). Hlm 141-143

7
d. Manusia sebagai pelaku dakwah dan manusia sebagai penerima dakwah.
e. Agama Islam sebagai pesan dakwah yang harus disampaikan.
f. Allah yang menciptakan manusia dan alam sebagai Rabb yang memelihara
alam dan menurunkan agama Islam, serta menentukan proses terjadinya
dakwah.
g. Lingkungan alam tempat terjadinya proses dakwah.4
C. Pengembangan Ilmu Dakwah
Dakwah seperti yang telah dijelaskan sebelumnya merupakan suatu aktivitas
yang sangat penting untuk kelangsungan perkembangan ajaran-ajaran Islam dalam
kehidupan umat. Kesadaran akan pentingnya dakwah ini melahirkan suatu kajian dan
analisa untuk perkembangan dakwah ke depannya, yang pada akhirnya mengantarkan
dakwah memiliki suatu disiplin Ilmu tersendiri yang diakui dan mengatur tentang
berbagai aspek yang berkaitan dengan aktivitas dakwah tersebut.
Adapun secara garis besar tahap-tahap perkembangan ilmu dakwah terbagi
atas tiga tahapan yakni;
1. Tahap konvensional, yakni tahap dimana dakwah masih merupakan
kegiatan keagamaan berupa seruan atau ajakan untuk menganut dan
mengamalkan ajaran Islam yang dilakukan secara konvensional.
2. Tahap sistematis, yakni pertengahan antara tahap konvensional dan
tahap berikutnya. Pada tahap ini dakwah pada tahap konvensional
sudah mulai dibicarakan secara khusus oleh beberapa kalangan,
sehingga muncul beberapa literatur yang khusus membahas masalah
dakwah.
3. Tahap ilmiah, pada tahap ini dakwah telah berhasil tersusun sebagai
ilmu pengetahuan dan telah memenuhi beberapa persyaratan
pokoknya, yaitu objektif, metodik, universal, dan sistematis.
Beberapa tahap perkembangan ilmu dakwah tersebut mengindikasikan betapa
ilmu dakwah sebagai suatu disiplin ilmu merangkak pelan-pelan untuk mencapai
suatu kemandirian dan membuahkan suatu pengakuan.5
Pada awal abad ke-20, pemikiran dakwah mulai dirintis menjadi disiplin ilmu
pengetahuan (sains). Pada 1912, di Kairo didirikan suatu lembaga yang bernama Dar
4
Dimas Virgiansyah, Ilham Rifa’i, Rizki Putriani,”Definisi dan Ruang Lingkup Dakwah,” Makalah Ilmu Dakwah,
(2019). Hlm 8-9
5
Amir Hamzah, “Tantangan dan Urgensi Keilmuan Dakwah Kontemporer (Tinjauan Sejarah Perkembangan
Ilmu Dakwah),” MIMBAR: Jurnal Sejarah Perkembangan Ilmu Dakwah, no.2 (2016).Hlm 145-146

8
al-Da'wah wa al-Irsyad untuk menghadang gerakan kristenisasi. Lembaga ini
kemudian ditutup karena terjadinya Perang Dunia II. Tahun 1918, Syekh 'Ali
Mahfuzh disebut sebagai peletak dasar terciptanya Ilmu Dakwah dengan penerbitan
kitabnya, Hidayah al-Mursyidin ila Thuruq al-Wa'zh wa al-Khithabah.6

6
Moh.Ali Aziz,”Ilmu Dakwah,” Sejarah Perkembangan Ilmu Dakwah, (2019).Hlm 71

9
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Ilmu dakwah adalah ilmu yang mempelajari proses penyampaian nilai-
nilai agama kepada obyek dakwah dalam rangka meraih kebahagiaan dunia
dan akhirat. Sejarah perkembangan pemikiran dalam dakwah Islam hingga
melahirkan disiplin ilmu dakwah, dikategorikan menjadi beberapa periode,
yakni: Periode nubuwat, periode khulafa’ al-rosyidin, periode tabi’in, periode
tabi’in tabi’in, periode tabi’ al tabi’ tabi’in, dan era modern.
Ruang lingkup pembahasan ilmu dakwah dapat diringkas, yaitu:
a. Bentuk-bentuk penyampaian ajaran islam dari seseorang atau kelompok
kepada seseorang atau kelompok lain.
b. Cara-cara penyampaian ajaran islam tersebut yang meliputi pendekatan,
metode atau medianya.
c. Pengaruh penyampaian ajaran Islam tersebut terhadap sikap dan tingkah
laku individu dan masyarakat yang menrimanya.
d. Manusia sebagai pelaku dakwah dan manusia sebagai penerima dakwah.

Adapun secara garis besar tahap-tahap perkembangan ilmu dakwah


terbagi atas tiga tahapan yakni; tahap konvensional, tahap sistematis, tahap
ilmiah.

2. Saran-saran
Dakwah adalah tugas mulia yang dibebankan kepada setiap muslim
pada umumnya dan kepada orang-orang tertentu yang memiliki keahlian
dalam bidang ini pada khususnya jika mengharapkan dakwah yang lebih
sempurna. Dari itu sebagai orang yang akan atau sudah bergelut di dalam
aktifitas dakwah hendaklah benarbenar memahami keberadaan dakwah itu
sendiri baik metode atau segala sesuatu yang berkaitan dengan dakwah yang
kesemuanya itu dipelajari dalam pembahasan ilmu dakwah, agar dakwah yang
dilaksanakan benar-benar tepat sasaran, efektif dan efisien.
Penulis dengan segala daya upaya telah berusaha semaksimal mungkin
menyusun makalah ini, namun suatu hal yang tak dapat penulis pungkiri
bahwa terkadang ada kesalahan yang penulis tidak sadari, dari itu dengan
segala kerendahan hati penulis meminta saran atau kritikan yang sifatnya

10
membangun dari teman-teman utamanya dari Bapak Dosen pengampu mata
kuliah ilmu dakwah demi kesempurnaan penulisan berikutnya. Terima kasih.

11
DAFTAR PUSTAKA
Hamzah Amir, “Tantangan dan Urgensi Keilmuan Dakwah Kontemporer (Tinjauan Sejarah
Perkembangan Ilmu Dakwah),” MIMBAR: Jurnal Sejarah Perkembangan Ilmu Dakwah, no.2, 2016.

Virgiansyah Dimas, Ilham Rifa’i dkk,”Definisi dan Ruang Lingkup Dakwah,” Makalah Ilmu Dakwah,
2019.

Ali Moh Aziz,”Ilmu Dakwah,” Sejarah Perkembangan Ilmu Dakwah, 2019.

12

Anda mungkin juga menyukai