PENDAHULUAN
Pengertian Islam menurut bahasa, kata Islam berasal dari kata aslama
yang berakar dari kata salama. Islam juga agama yang mengajarkan umatnya
atau pemeluknya (kaum Muslim/umat Islam) untuk menebarkan keselamatan
dan kedamaian, antara lain tercermin dalam bacaan shalat --sebagai ibadah
utama-- yakni ucapan doa keselamatan "Assalamu'alaikum warohmatullah" (
)الس الَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َر ْح َم ةُ هللا
َّ --semoga keselamatan dan kasih sayang Allah
dilimpahkan kepadamu-- sebagai penutup shalat. Secara istilah juga, Islam
adalah agama terakhir yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad
Saw sebagai Nabi dan utusan Allah (Rasulullah) terakhir untuk umat
manusia, berlaku sepanjang zaman, bersumber Al-Quran dan As-Sunnah serta
Ijma' Ulama.
Selain itu umat Islam juga memiliki tanggung jawab sebagai hamba
allah dan khalifah allah. Tanggung jawab tersebut antara lain adalah dengan
tidak berbuat semena-mena yang dapat merugikan orang lain. Dan juga harus
menunaikan kewajiban-kewajiban sosial sesuai dengan ajaran islam.
1
1.2 Perumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Sastra merupakan suatu hal yang dianggap penting oleh bangsa Arab,
mereka memamerkan syair-syair mereka di asar Ukaz, majinnah dan Majjah.
Mereka juga suka berperang, jadi perang antar suku merupakan hal yang
sudah biasa pada saat itu. selain itu mereka juga suka menghormati tamu dan
memberi perlindungan kepada siapapun yang datang meminta perlindungan.
Orang-orang quraisy juga suka bermusyawarah, buktinya mereka mempunyai
lembaga yang bernama Darun Nadwah. Dan nabi Muhammad dilahirkan di
lingkungan tersebut, da disiniah beliau menegakkan agama Islam.
Nabi Muhammad lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal atau 20 April 571
M. Kelahiran nabi tersebut bersaan dengan peristiwa penyerangan ka'bah oleh
raja abrahah dengan membawa pasukan gajahnya yang sangat besar
dinamakan dengan Tahun Gajah. Beliau lahir dalam keadaan yatim, setelah
3
berumur 8 tahun beliau menjadi yatim piatu, lalu beliau hidup bersama
dengan kakek dan pamannya. Pada umur 12 tahun, beliau berdagang dengan
pamannya. Dengan perantara berdagang ini akhirnya beliau dipertemukan
dengan Siti Khodijah yaitu istri beliau yang merupakan saudagar kaya.
4
Meskipun terjadi perbedaan-perbedaan, tetapi sebenarnya
pendapat-pendapat mereka memiliki benang merah yang dapat menjadi
titik temu dan hakikat dari dakwah itu sendiri, yakni dakwah Islam
sebagai aktivitas (proses mengajak kepada jalan Islam).
Dakwah bil-lisan bisa efektif, juga bisa tidak atau kurang afektif.
Maka dakwah bil-lisan dapat dinyatakan afektif apabila:
5
3. Disampaikan dalam konteks sajian terprogram secara rutin dan
memakai kitab-kitab sebagai sumber kajian. Dikatakan efektif
karena bahannya dapat diperoleh dan dipelajari lebih dalam oleh
obyek dakwah.
4. Disampaikan dengan system dialog dan bukan monologis, sehingga
audience dapat memahami materi dakwah secara tuntas, setidak-
tidaknya metode ceramah masih dapat dikatakan efektif manakala
diiringi dengan tanya jawab dua arah.
Dalam hal ini, agama dapat berfungsi sebagai sarana pendidikan terbaik
untuk mengajarkan hal hal baik yang dapat menguntungkan seluruh pihak.
6
Perintah larangan dapat dipatuhi agar berada dalam jalan kebenaran dan
kebaikan di jalannya masing masing.
Manusia akan dianggap lebih peka, cerdas, maupun lebih tanggap dalam
menyikapi masalah sosial yang terjadi di masyarakat. Aktivitas yang
berjalan pada jalan kemaksiatan akan menodai sekelilingnya dan menjerat
generasi berikutnya yang akan mengaruh pada kedosaan.
7
7. Sebagai semangat kreativitas.
Selain umat yang beragama, umat yang tidak mempunyai agama atau
atheis pun juga memiliki identitas agama. Karena banyaknya agama yang
ada, dengan identitas ini kita tentu harus saling menghargai antar sesama
manusia.
Beragama berarti mematuhi Tuhan, dimana tempat kita berserah diri dan
memohon bantuan serta sarana beribadah agar menjadi manusia yang lebih
dekat dengan Pencipta-Nya dan menjadi pribadi yang lebih baik dari
sebelumnya. Agama disebut sebagai kebanggaan bukan untuk
dipertunjukan dalam segala bentuk kesombongan, pamer, ataupun
keangkuhan. Sebuah kesombongan hanya akan membangin dinding
antara kira dengan orang lain untuk saling berinteraksi. Hai ini terjadi
karena pada dasarnya manusia tidak menyukai seseorang yang pamer dan
bangga karena tujuan untuk menyombongkan diri.
8
Setelah membaca fungsi dari agama sebagai pedoman hidup, dapat
dipahami bahwa agama juga berperan penting dalam membentuk dan membangun
tatanan masyarakat menjadi lebih teratur dan terarah karena ajaran agama sendiri
mampu menciptakan kerukunan dan memperbaiki kualitas pergaulan pada orang –
orang yang senantiasa hidup berdampingan tanpa ada sedikit rasa iri, dengki,
paling benar, atau angkuh.
9
2.3.3 Ruang Lingkup Ajaran Agama Islam
10
Tanpa memahami dan menguasai hadits, seseorang tidak akan dapat
memahami al-Qur’an dengan baik. Sebaliknya, seseorang tidak akan dapat
memahami hadits tanpa memahami al-Qur’an, karena al-Qur’an merupakan
dasar hukum pertama yang didalamnya berisi syari’at. Sedangkan hadits
merupakan dasar hukum kedua, yang didalamnya berisi penjelasan dan
penjabaran al-Qur’an.
11
redaksi kedua di atas, kata athi’u diulang dua kali, dan atas dasar ini pula
perintah ta’at kepada Ulu Al-‘Amr tidak dibarengi dengan kata athi’u karena
ketaatan terhadap mereka tidak berdiri sendiri, tetapi bersyarat dengan
sejalannya perintah mereka dengan ajaran-ajaran Allah SWT dan Rasul-Nya.
(Perhatikan Firman Allah dalam QS 4:59). Menerima ketetapan Rasul SAW
dengan penuh kesadaran dan kerelaan tanpa sedikitpun rasa enggan dan
pembangkangan, baik pada saat ditetapkannya hukum maupun setelah itu,
merupakan syarat keabsahan iman seseorang, demikian Allah SWT
bersumpah dalam Al-Qur’an Surah An-Nisa’ ayat 65.
12
perkataan Rasulullah SAW yang berhubungan dengan hukum syara’ pada
dasarnya adalah wahyu yang datang dari Allah SWT juga. Hal tersebut
termuat didalam firman Allah SWT, dalam surat Al-Najm ayat 3-4:
Dari periwayatan diatas dapat dipahami, bahwa wahyu yang datang dari
Allah SWT serta disampaikan-Nya kepada Rasulullah SAW terbagi dua,
yaitu:
2. Wahyu yang marwi dan ghayr matluw, yang tidak bersifat mukjizat, yaitu
khabar yang datang dari Rasulullah SAW yang berfungsi menjelaskan apa
yang datang dari Allah SWT, sebagaimana dinyatakan Allah SWT didalam
firman-Nya dalam surat Al-Nahl ayat 44:[6]
ِ لِتُبَيِّنَ لِلنَّا.....
َس َما نُ ِّز َل ِإلَ ْي ِه ْم َولَ َعلَّ ُه ْم يَتَفَ َّكرُون
Allah SWT telah mewajibkan umat islam untuk menaati wahyu dalam
bentuknya yang kedua ini (yaitu hadits atau sunnah), sebagaimana menaati
wahyu dalam bentuknya yang pertama (Al-qur’an) tanpa
membedakannyadalam hal menaatinya.
13
Ibn Qayyim al-Jawziyyah ketika mengomentari ayat Allah SWT dalam
surat An-Nisa’ ayat 59 yang berbunyi:
سو َل َوُأولِي اَأْل ْم ِر ِم ْن ُك ْم ۖ فَِإنْ تَنَا َز ْعتُ ْم ِفي ش َْي ٍء فَ ُردُّوهُ ِإلَى
ُ يَا َأ ُّي َها الَّ ِذينَ آ َمنُوا َأ ِطي ُعوا هَّللا َ َوَأ ِطي ُعوا ال َّر
سنُ تَْأ ِوياًل ٰ
َ سو ِل ِإنْ ُك ْنتُ ْم تُْؤ ِمنُونَ بِاهَّلل ِ َوا ْليَ ْو ِم اآْل ِخ ِر ۚ َذلِ َك َخ ْي ٌر َوَأ ْح
ُ هَّللا ِ َوال َّر
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah SWT dan taatilah
Rasulullah SAW, dan Ulil amri diantar kamu. Maka jika kamu berlainan
pendapat tentang sesuatu, kembalikanlah permasalahan tersebut kepada
Allah SWT (Al-Qur’an) dan Rasulullah SAW (sunnah), jika kamu benar-
benar beriman pada Allah SWT dan hari kemudian. Yang itu lebih utama
(bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
Dia (Ibn Qayyim) berkata, bahwa perintah Allah SWT untuk menaati-
Nya dan menaati Rasul-Nya tampak jelas dari pengulangan kata-kata tha’at
yang mendahului kata Allah SWT dan Rasulullah SAW. Hal tersebut adalah
sebagai pemberitahuan bahwa menaati Rasulullah SAW adalah wajib secara
mutlak, baik yang diperintahkan Rasulullah SAW itu sesuatu yang terdapat
didalam Al-Qur’an maupun karena kepada Rasulullah SAW telah Allah
berikan sebuah kitab, yaitu Al-Quran al-Karim, dan yang sama dengannya,
yaitu sunnah.
a) Basyar :
b) Al-Insan :
14
Selalu dihubungkan dengan sifat psikologis / spiritual manusia
sebagai makhluk yang berpikir, berilmu, dan memikul amanah
c) An-nas :
d) Bani Adam
e) ‘Abdun
Aspek manusia sebagai hamba Allah yang harus tunduk dan patuh
kepadaNya
Artinya : “Dan tidak aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka menyembah-Ku” (QS. Adz-dzariyyat: 56)
15
2.5.3 Proses Penciptaan Manusia
a) Unsur Fisik
Arti :
b) Unsur Non-fisik/Ruh
16
Artinya : “Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-
baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian
Dia menjadikan keturunannya dari sari pati air yang hina (air mani).
Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh)wya
roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.”
b) Potensi Nonfisik
17
Akal : Kebijaksanan, intelegensi, pengertian
Oleh karena itu pada diri manusia terdapat karakter baik dari
Tuhannya, dan buruk dari nafsunya.
18
Allah begitu memuliakan manusia dalam Al-Qur’an, maupun
dalam penciptaannya. Maka dari itu, sudah seharusnya kita menaatiNya
dan mengimaniNya dengan sepenuh hati.
19
6.1.2 Tanggungjawab Manusia Sebagai Khalifah Allah
20
6.1.4 Kebutuhan Manusia Terhadap Agama Islam
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
22
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, M. (2011). Bela Negara dalam Perspektif Al-qur’an. Analisis, Volume XI,
Nomor 1. https://media.neliti.com/media/publications/57146-ID-bela-
negara-dalam-perspektif-al-quran-se.pdf
Yogi, S. (2016). Hubungan Agama dan Negara dalam Perspektif Aksi Bela
Islama. Aqidah dan Agama Islam.
https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/jaqfi/article/download/17/13/1167
(diakses pada tanggal 19 Februari 2020)
Mansoureh Ebrahimi, Juni 2017. Islamic Identity, Ethical Principles and Human
Values. Jurnal. Universiti Teknologi Malaysia. [diakses 14 Februari 2020],
dari
https://www.researchgate.net/publication/320568572_Islamic_Identity_Ethi
cal_Principles_and_Human_Values
23
Tim Penerjemah JIC, 2005. Islam Rahmat Bagi Alam Semesta. Pustaka Alvabet.
Shihab, Quraish. 2011. Membumikan Al-Qur’an Jilid 2. Lentera
Hati.Tafsirq.com
24
Sasongko, Agung. 2017. 6 Metode Dakwah.
https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/17/02/24/
olv2d3313-6-metode-dakwah (diakses pada tanggal 19 Februari 2020)
25