MUHAMMAD SAW
Abstrak
Jurnal ini bertujuan untuk mengetahui 1) bagaimana peradaban Islam pada masa Nabi
Muhammad Saw, Khulafaur Rasyidin, Bani Umayyah, dan Bani Abbasyiyah. 2)
Bagaimana masa kemajuan, kemunduran, dan kebangkitan pada masa Nabi Muhammad
saw, Khulafaur Rasyidin, Bani Umayyah, Bani Abbasiyah. 3) bagaimana sejarah
perkembangan islam di masa pertengahan dan modern. Untuk mengetahui dua
permasalahan tersebut penulis menganalisis peradaban dan pemikiran Islam pada masa-
masa tersebut. ditinjau dari segi sejarah Islam masa kepemimpinan Rasulullah. Metode
penelitian yang digunakan adalah menggunakan metode penelitian sejarah yakni suatu
sistem dari cara-cara yang benar untuk mencapai kebenaran sejarah. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada sosok Nabi utusan Allah Swt. yakni seorang hamba yang
kehadirannya sangat dinantikan untuk dapat menyelamatkan dan membebaskan dari
belenggu penyembahan berhala. Ditengah kondisi masyarakat yang bodoh dan sesat,
Allah Swt mengutus seorang Nabi pemberi jalan petunjuk yang benar dan cahaya
penerang, beliau adalah Nabi Muhammad Saw. Beliau diutus dengan membawa risalah
atau ajaran dari sang pencipta. Memberi petunjuk kepada mereka perihal siapa
sebenarnya yang berhak untuk disembah dan dimintai pertolongan. Menjelaskan kepada
mereka jalan yang lurus lagi menyelamatkan. Al-Quran dan sunah memberikan
perubahan nyata bagi bangsa Arab dan bangsa-bangsa yang memeluk Islam. Tulisan
berikut ini mendeskripsikan peradaban dan pemikiran Islam pada masa nabi
Muhammad Saw, Khulafaur Rasyidin, Bani Umayyah, Bani Abbasiyah.
PENDAHULUAN
Sejarah merupakan sebuah rangkaian peristiwa yang dialami oleh manusia dari masa
lampau, di dalam sejarah terdapat beberapa aspek yaitu masa lalu, masa kini dan masa
yang akan datang Sejarah tersebut akan terus dipahami oleh generasi penerus sebagai
cerminan kemajuan kehidupan berbangsa dan bernegara Sejarah juga berkaitan erat
dengan kebudayaan, karena kebudayaan merupakan sebuah perilaku atau kebiasaan
yang terdapat pada suatu masyarakat.
Islam pun turut ambil andil menjadi bagian dari sejarah di dunia, Islam mulai
berkembang sejak abad ke-7 dan berkembang secara pesat ke seluruh dunia dari waktu
ke waktu. Pada saat penyebarannya Islam meletakkan nilai-nilai kebudayaan
Kebudayaan Islam ini merupakan hasil dari akal, budi, serta karya yang diciptakan oleh
manusia dengan berlandaskan pada tauhid-tauhid di dalamnya.
Kata peradaban adalah terjemahan dari kata Arab al-Hadharah. Juga diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia dengan Kebudayaan. Padahal istilah peradaban dipakai untuk
bagian-bagian dan unsur-unsur dari kebudayaan yang halus dan indah. Peradaban sering
juga dipakai untuk menyebut suatu kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi, seni
bangunan, seni rupa, sistem kenegaraan dan ilmu pengetahuan yang maju dan
kompleks.
Jadi kebudayaan mencakup juga peradaban, tetapi tidak sebaliknya, sebab peradaban
dipakai untuk menyebut kebudayaan yang maju dalam bentuk ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni. Dalam pengertian kebudayaan direfleksikan kepada masyarakat
yang terkebelakang, bodoh, sedangkan peradaban terefleksikan kepada masyarakat
yang sudah maju. Dalam buku ini pengertian peradaban adalah seperti disebutkan di
atas.
Islam yang diturunkan di Jazirah Arab telah membawa bangsa Arab yang semula
terkebelakang, bodoh, tidak dikenal dan diabaikan oleh bangsa-bangsa lain, menjadi
bangsa yang maju dan berperadaban. Ia sangat cepat bergerak mengembangkan dunia
membina suatu kebudayaan dan peradaban yang sangat penting artinya dalam sejarah
manusia hingga sekarang. Bahkan kemajuan bangsa Barat pada mulanya bersumber
dari peradaban Islam yang masuk ke Eropa melalui Spanyol.
Fase Makkah
Turunnya wahyu pertama pada tahun 610 menjadi tanda dimulainya
peradaaban Islam di Makkah. Yaituketika Rasulullah berdiam di gua hirak yang
ia datangi berkali-kali. wahyu pertama tersebut ialah surat al alaq ayat 1-5.
Khadijah (istrinya) adalah orang pertama yang mendengar kenabian dan
memperyainya, yang dapat dikatakan langsung memeluk Islam sekembali
muhammad dari gua.(Alkhateeb 2016)
Fase Madinah
Setelah tiga belas tahun Rasulullah berdakwah di Makkah, maka
kemudian beliau hijrah ke Madinah.Di Madinah kaun Muslim tidak lagi
tertindas dan terpinggirkan. Di sini kaum Muslim akan mengubah Madinah
menjadi sustu peradaban yang maju dengan serangkaian tatanan politik, social,
dan ekonomi Rassulullah yang menginspirasi.(Alkhateeb 2016)
Masa Kemajuan
1. mendirikan Masjid Nabawi
Di masjid ini, selain dijadikan tempat shalat, juga belajar,
tempat bermusyawarah merundingkan masalah-masalah yang
dihadapi, bahkan juga berfungsi sebagai pusat pemerintahan.
Masa Kemunduran
Umat Islam pun pada tahun ke-2 Hijriah telah diizinkan
berperang dengan dua alasan: (1) Untuk mempertahankan diri dan
melindungi hak miliknya, dan (2) Menjaga keselamatan dalam
penyebaran Islam dan mempertahankannya dari orang-orang yang
menghalanginya.(Nasution 2007)
1. Permusuhan Kafir Quraisy dengan Nabi
Meskipun Nabi dan umat Islam telah meninggalkan Makkah,
tetapi kafir Quraisy tidak menghentikan permusuhannya karena
jika Islam berkembang di Madinah bukan hanya mengancam
kepercayaan mereka tetapi juga ekonomi. Sebab letak Madinah
berada di jalur dagang mereka ke Syam. Maka tidak
mengherankan jika terjadi peperangan antara umat Islam
dengan kafir Quraisy selama 8 tahun dalam puluhan kali
pertempuran. Yang terpenting di antaranya adalah:
Perang Badar
Terjadi pada bulan Ramadhan 2 H (624 M), di dekat sebuah
sumur milik Badr. Sebab utamanya adalah untuk memenuhi
tekad kafir Quraisy membunuh Nabi yang berhasil meloloskan
diri ke Madinah dan menghukum orang yang melindunginya.
Perang Uhud
Terjadi pada tahun 3 H (625 M). Penyebabnya karena
kekalahan kaum Quraisy dalam perang Badr merupakan
pukulan berat. Mereka bersumpah akan melakukan
pembalasan. Untuk itu pemimpin Abu Sofyan memobilisasi
3000 prajurit.
Perang Ahzab
terjadi pada bulan Syawal 5 H (627 M). di pihak musuh
membentuk pasukan gabungan yang terdiri dari orang-orang
Quraisy, suku Yahudi yang mengungsi ke Khaibar, dan
beberapa suku Arab lainnya. Mereka berjumlah 10.000 tentara
di bawah pimpinan Abu Sofyan.
Nabi Wafat
Tiga bulan setelah Nabi kembali ke Madinah, beliau menderita
sakit. Abu Bakar disuruh Nabi mengimami kaum muslimin dalam
sholat sebanyak tiga kali, bila beliau tidak sanggup melakukannya.
Sakit Nabi itu berlangsung selama 14 hari. Akhirnya beliau
menghembuskan nafas terakhir pada hari Senin, 12 Rabiul Awwal 11
H, dalam usia 63 tahun di rumah istrinya ‘Aisyah. Kaum muslimin
yang diberitahukan atas wafatnya Nabi itu dicekam kebingungan, tetapi
Abu Bakar tampil membacakan ayat al-Qur’an Sûrat Ali ‘Imran ayat
144, dan berpidato : “wahai manusia, barang siapa memuja Nabi
Muhammad, maka Nabi Muhammad telah wafat.(Nasution 2007)
Perang Riddah
Ada tiga golongan pembangkang yang muncul
sepeninggal Rasulullah, yaitu orang-orang murtad, orang-orang
yang enggan membayar zakat dan Nabi-nabi palsu. karena hal
inilah khalifah lebih memusatkan perhatiannya memerangi
para pemberontak, maka dikirimlah pasukan untuk memerangi
para pemberontak ke yamamah, dalam insiden itu banyak para
khufadhil qur’an yang mati syahid. kemudian karena khawatir
hilangnya Al-Quran sayyidina Umar mengusulkan pada
khalifah untuk membukukan al-quran, kemudian untuk
merealisasikan saran tersebut diutuslah Zaid Bin Tsabit untuk
mengumpulkan semua tulisan alquran, pola pendidikan
khalifah Abu Bakar masih seperti Nabi, baik dari segi materi
maupun lembaga pendidikannya.(asrohah 2001)
Perluasan Wilayah
Sebelum Rasulullah wafat, beliau telah
mempersiapkan pasukan yang akan dikirim ke fron utara
Jazirah Arab yaitu mulai dari Suriah sampai ke Palestina yang
menjadi wilayah jajahan Romawi, tetapi sebelum pasukan itu
diberangkatkan, Nabi terlebih dahulu wafat, maka pasukan itu
tetap diberangkatkan oleh Abu Bakar setelah beliau diangkat
menjadi khalifah.
Pemberangkatan itu dinilai lebih bersifat politis karena
orang-orang Romawi yang tadinya berharap agar Islam hancur
karena umatnya berperang dengan sesamanya, menjadi kecewa
setelah Abu Bakar berhasil mengatasi situasi dan bahkan
memberangkatkan pasukan Islam. Kini mereka membujuk
suku-suku Badawi di perbatasan utara Jazirah Arab agar
membantunya melawan Islam.
Abu Bakar Wafat
Abu Bakar wafat pada saat pasukan Islam sedang berada di
luar kota Abu Bakar sakit selama satu minggu. Pada saat sakit
itu, dia bermusyawarah dengan para sahabat terkemuka, yang
berhasil menetapkan penggantinya Umar bin Khaththab
sebagai khalifah kedua. Abu Bakar meninggal dunia dalam usia
63 tahun beberapa bulan, setelah memerintah selama dua tahun
beberapa bulan.
Perkembangan politik
Pada masa khalifah Umar bin khatab, kondisi politik
islam dalam keadaan stabil, usaha perluasan wilayah Islam
memperoleh hasil yang gemilang. Karena perluasan daerah
terjadi dengan cepat, Umar Radhiallahu ‘anhu segera mengatur
administrasi negara dengan mencontoh administrasi yang
sudah berkembang terutama di Persia. Perluasan penyiaran
Islam ke Persia sudah dimulai oleh Khalid bin Walid pada
masa Khalifah Abu Bakar, kemudian dilanjutkan oleh Umar.
Perkembangan Ekonomi
Karena perluasan daerah terjadi dengan cepat, dan
setelah Khalifah Umar mengatur administrasi negara dengan
mencontoh administrasi yang sudah berkembang terutama di
Persia. Pada masa ini juga mulai diatur dan ditertibkan sistem
pembayaran gaji dan pajak tanah. Untuk menjaga keamanan
dan ketertiban, jawatan kepolisian dibentuk. Demikian pula
jawatan pekerjaan umum. Umar juga mendirikan Bait al-Mal,
menempa mata uang, dan membuat tahun hijiah. Dan
menghapuskan zakat bagi para Mu’allaf.
2. Pembukuan Al-Qur’an
Di masa pemerintahan Utsman bin Affan, muncul
perbedaan perbacaan ayat-ayat al-Qur’an di kalangan umat
Islam. Hal ini terjadi karena Rasulullah memberi kelonggaran
kepada kabilah-kabilah Arab untuk membaca al-Qur’an
menurut dialek mereka masing-masing. Sampai pada masa
khalifah Utsman membaca al-Qur’an menurut dialek masing-
masing kabilah sudah sangat banyak variasi (berbagai dialek).
Huzaifah bin Yaman yang pernah mendengar bacaan
al-Qur’an dalam banyak bentuk dialek, mengusulkan kepada
khalifah Utsman agar membuat mushaf standar yang kelak
menjadi pegangan bagi seluruh umat Islam di berbagai
wilayah. Utsman menerima usul tersebut dan membentuk
panitia (lajnah) yang diketuai oleh Zaid bin Tsabit. Al-Qur’an
yang disimpan Hafsah disalin dan diseragamkan dialeknya
menurut dialek Quraisy karena diturunkan melalui dialek
Quraisy.
Setelah selesai disalin dalam 6 buah, mushaf yang
dipinjam tersebut dikembalikan lagi kepada Hafsah. Dari 6
buah salinan tersebut, satu diantaranya disimpan khalifah
Utsman di Madinah, yang lain disuruh Khalifah agar di kirim
ke wilayah-wilayah Islam, yaitu Makkah, Madinah, Basrah,
Kufah dan Syam/Syria. Semua naskah
Al-Qur’an yang dikirim ke daerah tersebut agar
dijadikan pedoman bagi penyalinan berikutnya di daerah
masing-masing. Naskah lainnya diperintahkan untuk dibakar
sehingga keaslian al-Qur’an dapat terjamin dan terpelihara.
Sedangkan Mushaf yang sudah diseragamkan dialeknya itu
disebut Mushaf Utsmani sebagai Mushaf yang resmi sampai
sekarang.
Huruf-huruf al-Qur’an barulah diberi berbaris, fat-hah,
dhammah, kasrah dan sukun di masa pemerintahan Muawiyah
bin Abi Sofyan, khalifah Bani Umayyah pertama atas perintah
gubernur Bashrah Ziyyad bin Ubaidillah kepada Abu al-Aswad
al-Du’ali. Barulah diberi bertitik di masa pemerintahan Abdul
Malik bin Marwan, khalifah kelima Bani Umayyah atas buah
pikiran gubernur Irak, al-Hajjaj bin Yusuf. (Nasution 2007)
Utsman Wafat
Situasi politik pada masa akhir pemerintahan Ustman
semakin mencekam dan timbul pemberontakan-pemberontakan
yang mengakibatkan terbunuhnya Ustman. Ustman akhirnya
wafat sebagai syahid pada hari jumat tanggal 17 Dzulhijjah 35
H/ 655 M. ketika para pemberontak berhasil memasuki
rumahnya dan membunuh Ustman saat membaca al-Quran.
(Nasution 2007)
Kebijaksanaan Ali
Setelah Ali diangkat menjadi khalifah, dia mengambil
dua kebijaksanaan. Pertama, memecat gubernur yang diangkat
Utsman termasuk Muawiyah yang sudah menjadi gubernur
Syam semenjak khalifah Umar. Kedua, mengambil kembali
tanah-tanah negara yang sudah diperjual-belikan kroni-kroni
khalifah Utsman.
Banyak pendukung dan penasehat Ali serta kaum
kerabatnya, menasehatinya agar tidak melakukan perubahan
dulu atau menangguhkan tindakan radikal seperti itu sampai
keadaan stabil. Akan tetapi Ali tidak mengindahkan nasehat itu.
mereka merasa tidak diindahkan Ali, akibatnya Mughirah bin
Syu’bah dan Abdullah bin Abbas meninggalkan Ali. Dan yang
konyol, semua kepala daerah yang diangkat Ali terpaksa
kembali lagi ke Madinah karena tidak dapat memasuki daerah
yang ditugaskan kepadanya.
Dari fakta sejarah di atas, diketahui bukan berarti para
penasehat Ali itu setuju kepada gubernur yang diangkat
Utsman. Mereka pun tidak akan membiarkan pejabat-pejabat
yang berbuat aniaya di masa Utsman bekerja terus, tetapi
menunggu waktu stabil, kemudian baru dipecat. Akibat
tindakan Ali itu, dia kehilangan dukungan dari sahabatsahabat
karibnya. Jika pemuka-pemuka Quraisy seperti Abdullah bin
Abbas tidak lagi mendukung Ali, apalagi Muawiyah tentu
memusuhinya lagi.(Nasution 2007)
Ali Wafat
kaum Khawarij berpendapat bahwa biang keladi
perpecahan umat Islam adalah Ali, Muawiyah dan Amr bin al-
Ash. Oleh sebab itu mereka sepakat membunuh ketiga tokoh
itu pada waktu yang sama. Abdurrahman bin Muljan berhasil
menikam Ali dalam shalat subuh di mesjid Kufah. Barak bin
Abdillah al-Tamimi berhasil menikam Muawiyah tetapi hanya
terluka dan tidak membahayakannya. ‘Amr bin Bakr al-Tamimi
tidak berhasil menikam ‘Amr karena sakit tidak keluar pada
waktu subuh itu. Orang yang terbunuh adalah yang
menggantikannya sebagai imam shalat.
Peristiwa itu terjadi pada bulan Ramadhan 40 H
(Januari 661 M). Dalam beberapa hari setelah penikaman itu,
Ali meninggal dunia dalam usia enam puluh tiga tahun, setelah
memerintah selama lima tahun. Dengan wafatnya khalifah
keempat itu berakhirlah pemerintahan al-Khulafa’ al-Rasyidun.
C. Islam di Masa Dinasti Umayyah
Nama Dinasti Umayyah sendiri dinisbatkan kepada Umayyah bin Abd
Syams bin Abdu Manaf yang merupakan salah seorang tokoh penting di tengah
Quraisy pada masa Jahiliyah. Selain menjadi pendiri dari Dinasti Umayyyah,
Muawiyah juga menjadi Khalifah pertama dala dinasti tersebut. Sebagian besar
sejarawan memangdangnya negative bukan karena peristiwa perang Siffin
dengan Khalifah Ali saja, namun ia juga mengubah sistem demokrasi dalam
pemilihan pemimpin menjadi sistem kekusaan raja yang diwariskan turun-
temurun (monarchy heredity)
Kemajuan Peradaban Islam pada Masa Bani Umayyah
Dalam kepemimpinannya, Dinasti Umayyah mencapai banyak
gemilangan diantaranya:
1. Perluasan Wilayah
Pada kekuasaan Bani Umayyah Islam semakin melebarkan
sayapnya sehingga wilayah kekuasaan Islam mapu menjangkau
wilayah Spanyol, seluruh wilayah Jazirah Arab, Syiria, Palestina,
Afrika Utara, sebagian daerah Anatolia, Irak, Persia, Afganistan, India
dan negeri-negeri yang sekarang dinamakan Turkmenistan, Uzbekistan
dan Kirgiztari yang termasuk Soviet Rusia.(Syauqi 2016)
2. Bidang Politik (Tata Pemerintahan)
Dalam bidang ini, selain megangkat Majelis Penasihat Bani
Umayyahjuga membentuk beberapa sekretaris yang terdiri dari:
a) Katib Ar-Rasail, yang bertugas mengelolaadministrasi dan surat-
menyurat dengan para pembesar setempat.
b) Katib Al-Kharraj, bertugas mencatatpemasukan dan pengeluaran
negara.
c) Katib Al-Jundi, bertugas mengatursemua hal yang berkaitan dengan
ketentaraan.
d) Katib Asy-Syurtah, bertugas menguruskeamanan dan ketertiban
umum.
e) Katib Al-Qudat, betugas dalam system pengadilan dan hakim.
3. Bidang Kemiliteran
Membentuk organisai kemiliteran yang terdiri dari angkatan
laut (Al-Bahriyah) dan angkatan kepolisian (As-Syurtah).(Al-Ahqaf
2020)
4. Bidang Ekonomi
Perkembangan di bidang perdagangan dan ekonomi,serta
pengelolaan pendapatan negara yang diatur dengan baik membawa
masyarakatnya pada tingkat kemakmuran.Tercatat dalam setahun hasil
penerimaan pajak di wilayah Syam saja mencapai 1.730.000 dinar
emas.(Al-Ahqaf 2020)
5. Bidang Kesehatan
Untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya maka Dinasti
Umayyah mendirikan rumah sakit yang bukan brfungsi sebagai tempat
pengobatan saja akan tetapi juga menjadi tempat mendidik tenaga-
tenaga keperawatan serta sebagai pusat penelitian dalam bidang
kedokteran.(Azman 2016)
6. Bidang Sosial Budaya
Keterbukaan interaksi sosial antara kaum Muslim dengan
negeri taklukannya menghasilkan perpaduan budaya baru, baik di
bidang seni dan ilmu pengetahuan.Seperti dalam bidang seni
bangunan(arsitektur), menoreh pencapaian gemilang seperti Dome of
the Rock (Qubah Ash-Shakhra) di Yerusalem.Dalam seni sastra
mendapat perhatian yang meningkat sehingga melahirkan tokoh-tokoh
besar seperti Al-Akhtal, Farazdag,Jurair, dan lain-lain.
7. Bidang Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan
Menurut Jurji Zaidan (George Zaidan), terdapat beberapa
kemajuan yang diraih pada masa Bani Umayyah dalam bidang
pengembangan ilmu pengetahuan, diantaranya sebagai berikut:
a) Pengembangan bahasa Arab.
b) Marbad sebagai kota pusat kegiatan ilmu.
c) Ilmu qira’at.
d) Ilmu tafsir.
e) Ilmu hadist.
f) Ilmu Fiqh.
g) Ilmu Nahwu.
h) Ilmu Jughrafi
i) Tarikh.
j) Usaha Penerjemahan.
Jalan Barat
Proses melalui jalan barat dimulai dari kawasan Afrika Utara
dengan melewati Semenanjung Iberia. Para pejuang Islam yang melalui
jalan ini dipimpin oleh Thariq bin Ziyad dan dimulai pada tahun 711
M. Perjalanan Thariq dan rombongannya ini dikenal lantaran
prestasinya yang mampu melewati Pegunungan Pirenia yang pada
waktu itu terkenal sangat menakutkan. Namun, di kota Poitiers, Thariq
dan rombongannya ditahan oleh tentara Prancis yang dipimpin oleh
Karel Martel pada 732 M. Akhirnya, rombongan Thariq ini dibebaskan
oleh Khalifah Umayyah yang berkuasa di semenanjung Iberia.
Jalan Tengah
Rute jalan tengah ini dimulai dari kawasan Tunisia. Rombongan
yang melewati jalan tengah ini menuju Apenina dengan melalui Sisilia.
Sisilia serta Italia Selatan sempat dikuasai oleh pejuang Islam meski
tidak terlalu lama. Sebab, pada abad 11, kedua kawasan tersebut
berhasil direbut oleh bangsa Nordia.
Jalan Tiimur
Pada 1453, Turki yang dipimpin Sultan Muhammad II mampu
mengalahkan Byzantium. Caranya dengan menyerang Konstantinopel
melalui laut Hitam yang merupakan bagian belakang Konstantinopel.
Hal ini tidak diduga oleh tentara Byzantium sehingga dengan mudah
mampu ditundukkan. Setelah menundukkan Byzantium, tentara Turki
melanjutkan perjalanan hingga Wina, Austria. Perjalanan dilanjutkan
menuju Semenanjung Balkan. Kawasan Balkan sempat dikuasai tentara
Islam selama empat abad hingga abad 19. Meski demikian,
konstantinopel tetap berada dalam kekuasaan dinasti Umayyah dan
berganti nama menjadi Istanbul.
Perkembangan Islam, mengalami dua fase yaitu fase kemajuan
dan fase kemunduran. Fase kemajuan terjadi pada tahun 650 -1250 M
yang ditandai dengan sangat luasnya kekuasaan Islam, ilmu dan sain
mengalami kemajuan dan penyatuan antar wilayah Islam dan fase
kemunduran terjadi pada tahun 1250 – 1500 M. yang ditandai dengan
kekuasaan Islam terpecah-pecah dan menjadi kerajaan-kerajaan yang
terpisah pisah. Kemunduran Islam pada abad pertengahan, pada
umumnya yang menjadi penyebab diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Tidak menjaga dengan baik Wilayah kekuasaan yang luas
2. Penduduknya sangat heteregin sehingga mengalami kendala dalam
penyatuan
3. Para penguasanya lemah dalam kepemimpinannya
4. Krisis ekonomi
5. Dekadensi moral yang tidak terkendali
6. Apatis dan stagnasi dalam dunia iptek
7. Konflik antar kerajaan Islam
Terlebih lagi setelah, pasukan Mughal yang dipimpin oleh
Hulagu Khan berhasil membumihanguskan Baghdad yang merupakan
pusat kebudayaan dan peradaban Islam yang kaya dengan ilmu
pengetahuan, hal ini terjadi pada tahun 1258 M. Saat itu
kekhalifahannya dipimpin oleh khalifah Al Mu’tashim, penguasa
terakhir Bani Abbas di Baghdad. Setelah Baghdad ditaklukkan Hulagu,
umat islam dikuasai oleh Hulagu Khan yang beragama Syamanism
tersebut, kekuatan politik Islam mengalami kemunduran yang sangat
luar biasa. Wilayah kekuasaannya terpecah-pecah dalam beberapa
kerajaan kecil yang tidak bisa bersatu, satu dan lainnya saling
memerangi. Peninggalan-peninggalan budaya dan peradaban Islam
hancur ditambah lagi kehancurannya setelah diserang oleh pasukan
yang dipimpin oleh Timur Lenk.
Salah satu hasil yang bisa dilihat dan dirasakan dalam proses
perkembangan Islam di Abad pertengahan ini di antaranya adalah
majunya ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Diakui atau tidak, ilmu
pengetahuan dan kebudayaan Eropa memiliki basis dari Islam. Hal ini
terjadi dalam proses masuknya Islam ke kawasan Eropa, baik melalui
proses perdagangan maupun dalam peristiwa besar sejarah seperti
perang salib.
Ada beberapa sektor penting yang muncul sebagai pengaruh
perkembangan Islam di abad pertengahan. Beberapa sektor tersebut
diantaranya :
Bidang Politik
Di bidang politik, kawasan Eropa sempat mengalami balance of power
pada tahun 750 M. Hal ini terjadi baik di kawasan barat maupun timur.
Di kawasan barat, muncul permusuhan antara bani Umayyah II yang
berkuasa di Andalusia dengan kekaisaran Karolong dari Prancis.
Sementara di kawasan timur, muncul pula perseteruan antara Bani
Abbasyah dengan kekaisaran Byzantium di kawasan Balkan. Di sisi
lain, bani Abbasyah juga memiliki perseteruan dengan bani Umayyah.
Pun, kekaisaran Karoling berseteru dengan Byzanium timur dalam
masalah perebutan wilayah Italia. Akhirnya, muncullah perseketuan
pada keempat pihak tersebut. dimana bani Abbasyah bersekutu dengan
kekaisaran Karoling. Sedangkan bani Umayyah II menjalin hubungan
baik dengan Byzantium timur. Proses persektutuan ini sendiri pecah,
pada saat terjadinya perang salib yang terjadi pada tahun 1096-1291.
Bidang Pendidikan
Banyak pemuda Eropa yang belajar di universitas-unniversitas Islam di
Spanyol seprti Cordoba, Sevilla, Malaca, Granada dan Salamanca.
Selama belajar di universitas-universitas tersebut, mereka aktif
menterjemahkan buku-buku karya ilmuwan muslim. Pusat
penerjemahan itu adalah Toledo. Setelah mereka pulang ke negerinya,
mereka mendirikan seklah dan universitas yang sama. Universitas yang
pertama kali berada di Eropa ialah Universitas Paris yang didirikan
pada tahun 1213 M dan pada akhir zaman pertengahan di Eropa baru
berdiri 18 universitas. Pada universitas tersebut diajarkan ilmu-ilmu
yang mereka peroleh dari universitas Islam seperti ilmu kedokteran,
ilmu pasti dan ilmu filsafat.
Banyak gambaran berkembangnya Eropa pada saat berada dalam
kekuasaan Islam, baik dalm bidang ilmu pengetahuan, tekhnologi,
kebudayaan, ekonomi maupun politik.
Akibat atau pengaruh dari perkembangan ilmu pengetahuan Islam ini
menimbulkan kajian filsafat Yunani di Eropa secara besar-besaran dan
akhirnya menimbulkan gerakan kebangkitan atau renaissans pada abad
ke-14. berkembangnya pemikiran yunani ini melalui karya-karya
terjemahan berbahasa arab yang kemudian diterjemahkan kembali ke
dalam bahasa latin. Disamping itu, Islam juga membidani gerakan
reformasi pada abad ke-16 M, rasionalisme pada abad ke-17 M, dan
aufklarung atau pencerahan pada abad ke-18 M.
Nasib kaum muslim di Spanyol sepeninggal Abu Abdullah
Muhammad dihadapakan pada beberapa pilihan antara lain masuk ke
dalam kristen atau meninggalkan spanyol. Bangunan-bangunan
bersejarah yang dibangun oleh Islam diruntuhkan dan ribuan muslim
mati terbunuh secara tragis. Pada tahun 1609 M, Philip III
mengeluarkan undang-undang yang berisi pengusiran muslim secara
pakasa dari spanyol. Dengan demikian, lenyaplah Islam dari bumi
Andalusia, khusunya Cordoba yang menjadi pusat kebudayaan dan
ilmu pengetahuan di barat sehingga hanya menjadi kenangan.
KESIMPULAN
Dari berbagai paparan di atas, maka pada bagian ini dapat dikerucutkan dalam beberapa
kesimpulan yaitu, Perpindahan Nabi Muhammad saw dari Makkah ke Madinah pada
saat itu merupakan sebuah langkah yang sangat revolusioner, karena hijrah di masa itu
tidak sekedar perpindahan tempat tinggal, tetapi merupakan bagian dari upaya
perubahan pola pikir, perilaku dan tradisi. Di mana dalam tradisi Arab pra-Islam, suku
merupakan nilai suci. Dan meninggalkan kelompok yang masih memiliki hubungan
darah dan bergabung dengan kelompok lain yang tidak memiliki hubungan darah
adalah suatu hal yang belum pernah terdengar. Pada prinsipnya, hal itu dianggap
penghinaan dan merupakan kesalahan yang tidak dapat dimaafkan.
Di Madinah Nabi saw mampu membentuk komunitas ummah yang terbentuk
oleh suatu ideologi bersama. Dalam komunitas ummah itu, tidak seorang pun dipaksa
untuk mengikuti Islam, akan tetapi semua dapat bersatu, tidak saling menyerang, dan
bahkan berjanji untuk saling melindungi. Sehingga kaum Quraysh di Makkah berusaha
untuk memusnahkan komunitas ummah di Madinah itu.
DAFTAR ISI
Harun Nasution,(2001). Islam Ditinjau dari berbagai Aspeknya. Jakarta: UI Press.
Syed Mamudunnasir,(1994) Islam Its Concepts and History terj. Adang Affandi.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Syamruddin Nasution,(2007). Sejarah Perkembangan Peradaban Islam. Asa Riau
Fauzi & Aminatul,(2021). Peradaban Islam; Kejayaan dan Kemundurannya. Al-Ibrah
6(2), 2-19.
Firas Alkhateeb,(2016). Lost Islamic History: reclaiming Muslim civilisation from the
past. Yogyakarta: Benteng Pustaka