Anda di halaman 1dari 22

Sejarah Pembentukan Masyarakat Islam dari Periode Dakwah

Rasulullah Saw di Mekkah-Madinah dan Dakwah ke Seluruh Penjuru


Dunia-Kawasan Melayu

Di Susun Oleh :
Kelompok 2

Iing Arinda (1810202026)


Ilham Efendi (1810202027)
Kurnia Suciati (1810202032)

Dosen Pengampu :
Dr. Halimatussakdiah, S.Ag. M.Pd.I

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2020/1442 H
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kegiatan dakwah Rasulullah merupakan lanjutan dari dakwah yang
dilakukan Ibrahim as sebelumnya. Beliau melakukan perbaikan secara
bertahap, maksudnya adalah agar agama Islam tidak menghapus adat istiadat
masyarakat secara sekaligus akan tetapi secara berangsur-angsur (evolusi)
yang disesuaikan dengan keadaan dan waktu, sehingga orang tidak merasa
keberatan menerimanya, tidak pula menjadi penentangnya lebih-lebih dalam
bidang hukum. Dakwah Nabi Saw diambil dari Al-Qur‟an dan sejarah para
nabi. Rasulullah Saw membekali diri dengan kebaikan, ketaqwaan,
keikhlasan, akhlak mulia dalam membimbing sehingga menimbulkan simpati
dan audiens mudah menerima ajakan (ajaran Islam).
Dakwah adalah ajakan, seruan, undangan dan doa yang dilakukan
seorang muslim atau lebih ditujukan kepada orang lain atau kelompok dengan
tujuan agar mereka memahami, mengahayati, serta mengamalkan ajaran
Islam. Rasulullah dalam menyampaikan dakwahnya dapat menumbuhkan dan
mengarahkan semangat kebangsaan, seperti yang dilakukan di Madinah
melalui “Piagam Madinah”. 1
Pada kesempatan ini penulis bermaksud mendefinisikan dakwah
islamiyah yaitu segala upaya yang telah dilakukan oleh Rasulullah, sahabat,
tabi‟in dan generasi seterusnya yang ditujukan kepada suatu objek, yang
mana agar mereka (muslim dan non muslim) kembali dan menerima serta
memahami akan ajaran Islam sebagai kebenaran yang mutlak.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana dakwah Islam di seluruh penjuru dunia, mulai dari
penyebaran Islam di negeri-negeri Asia Barat, negeri Kristen Afrika, negeri
Kristen Eropa,India, Tiongkok, Spanyol, Persia dan Asia Tengah sampai ke
Kawasan Melayu Nusantara.

1
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta : Rajawali Press,2008), hlm. 26

1
PEMBAHASAN

A. Sejarah Pembentukan Masyarakat Islam Periode Dakwah Rasulullah di


Mekkah
Berbicara tentang Nabi Muhammad saw tidak terlalu mengalami
kesulitan dalam hal sumber karena adanya al-Quran dan hadis. Al-Quran
merupakan wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw,
setiap turunnya ayat, Nabi memerintahkan untuk ditulis. Kemurnian al-Quran
terjaga juga tidak terlepas dari peranan sahabat (Abu Bakar, Umar bin
Khattab dll.), untuk dibukukan dalam sebuah mushaf, disempurnakan lagi
pada masa Utsman bin Affan dengan nama mushaf utsmani. Adapun hadis
merupakan perkataan, perbuatan, dan persetujuan Nabi terhadap perbuatan
sahabat. Jadi, hadis merupakan sumber kedua untuk mengetahui kehidupan
dan ajaran Nabi Muhammad Saw.
Memasuki usia yang keempat puluh, di saat dia berkontemplasi di gua
Hira, tanggal 17 Ramadhan tahun 611 M, malaikat Jibril muncul
dihadapannya, menyampaikan wahyu Allah yang pertama (QS. 96: 1-5):
Bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah mencipta. Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu itu Maha Mulia. Dia
telah mengajar dengan qalam. Dia telah mengajar manusia apa yang tidak
mereka ketahui.
Inilah ayat-ayat al-Quran Karim yang mula-mula diturunkan, ayatnya
belum memerintahkan Nabi Muhammad menyeru manusia kepada suatu
agama, dan belum pula memberitahukan kepadanya bahwa Nabi adalah
utusan Allah. Akan tetapi ayat-ayat itu mengesankan sesuatu yang luar biasa,
yang belum diketahui oleh Nabi Muhammad. Itulah sebabnya maka ia segera
kembali ke rumahnya dalam keadaan gemetar, apalagi ia dipeluk dengan
keras oleh Jibril beberapa kali, kemudian dilepaskan dan disuruhnya
membaca, seperti disebutkan di atas.2

2
Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Jakarta : Pustaka al-Husna, 2003),hlm. 74

2
Dengan turunnya perintah itu, mulailah Rasulullah saw melakukan
dakwah Islam. Langkah pertama yang dilakukan adalah berdakwah secara
diam-diam di lingkungan keluarga terdekat dan di kalangan rekan-rekannya.
Hal ini dapat dilihat dari firman Allah SWT dalam Surah Asy-Syu‟ara ayat
214:”dan berilah peringatan kepada kerabat- kerabatmu (Muhammad) yang
terdekat”. Karena itulah, orang yang pertama kali menerima dakwahnya
adalah keluarga dan sahabat dekatnya, di antaranya: Khadijah (isteri), Ali bin
Abi Thalib (sepupu), Abu Bakar (sahabat), Zaid ( budak yang diangkat anak),
Ummu Aiman (pengasuh). Abu Bakar berhasil mengislamkan beberapa orang
teman dekatnya, seperti Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam,
Abdurrahman bin Auf, Saad bin Abi Waqqas, Thalhah bin Ubaidillah dan al-
Arqam bin Abi al-Arqam.3
Selama tiga tahun pertama sejak diutusnya Nabi Muhammad saw dakwah
dilakukan secara sembunyi-sembunyi, selanjutnya dakwah dilakukan dengan
terang-terangan secara lisan, misalnya memberi nasehat, memberi peringatan
dsb. Hal ini dituturkan dalam QS. Al-Hijr ayat 94: “maka sampaikanlah
(Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan
(kepadamu) dan berpalinglah dari orang yang musyrik”. Sejak turunnya ayat
ini, nabi mulai menyampaikan dakwah secara terbuka, sebuah langkah
pertama untuk memasukkan gagasan agama ke dalam aktualisasi social dan
kehidupan politik. Satu hal yang sangat penting adalah bahwasanya kelompok
pengikutnya yang pertama adalah kalangan migran, kalangan miskin, warga
kalan yang lemah, dan anak-anak dari kalangan klan kuat (Ali bin Abi
Thalib), dimana mereka merupakan kalangan yang paling kecewa terhadap
pergeseran moral dan social di Mekah, dan mereka membuktikan pesan-
pesan Nabi Muhammad saw sebagai sebuah alternative yang vital.4
Adapun metode yang dilakukan nabi dalam dakwah secara terang-
terangan adalah:5 pertama, mengundang Bani Abdul Muttalib ke rumahnya

3
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam…,Hlm. 19
4
Ira Lapidus, A History of Islamic Sicietis, diterjemahkan oleh Ghufron A dengan judul “
Sejarah Sosial Umat Islam”, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1999), hlm. 34-35
5
Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam…, Hlm.76

3
dan menjelaskan bahwa dia telah diutus oleh Allah, mendengar penjelasan
nabi, Abu Lahab marah sambil berkata: ”celakalah engkau! Apa untuk inikah
kami engkau panggil?”. Hal inilah yang melatarbelakangi turunnya Surah Al-
Lahab. Kedua, undangan terbuka kepada seluruh masyarakat quraisy di bukit
Shafa. Nabi ingin melihat bagaimana pandangan masyarakat quraisy terhadap
kepribadian beliau. Masyarakat quraisy sepakat bahwa beliau adalah orang
yang tak pernah berdusta. Setelah itu beliau mengumumkan kenabiannya.
Ketiga, Muhammad saw memproklamirkan ke- Esa-an Tuhan dan
mengajarkan kesatuan dan persamaan antara manusia. Keempat, Nabi
mengadakan pertemuan khusus dengan orang-orang yang percaya kepada
beliau untuk aktivitas pembacaan (tilawah), pengajaran (ta‟lim), dan
pensucian (tazkiyah), di rumah Arqam bin Abil Arqam, dan merupakan
sekolah Islam yang pertama. Kelima, beberapa pengikut nabi meninggalkan
Mekah dan mencari perlindungan atau mengungsi ke Ethiopia, sebuah negeri
di seberang Laut Merah.6
Setelah dakwah secara terang- terangan, pemimpin quraisy mulai
berusaha menghalangi dakwah Rasul. Semakin bertambah jumlah pengikut
nabi, semakin keras tantangan yang dilancarkan kaum quraisy.Ada lima
factor yang mendorong orang quraisy menentang seruan itu:
1. Persaingan berebut kekuasaan. Mereka mengira tunduk kepada agama
Muhammad berarti tunduk kepada kekuasaan Bani Abdul Muttalib.
Sedang suku-suku bangsa Arab selalu bersaing untuk merebut kekuasaan
dan pengaruh.
2. Penyamaan hak antara kasta bangsawan dan kasta hamba sahaya. Bangsa
Arab hidup berkasta- kasta. Tiap-tiap manusia digolongkan kepada kasta
yang tak boleh dilampauinya. Tetapi, seruan Nabi Muhammad
memberikan hak sama kepada manusia.
3. Takut dibangkit. Agama Islam mengajarkan bahwa pada hari kiamat
manusia akan dibangkit dari kuburnya, dan bahwa semua perbuatan
manusia akan dihisab.

6
Bernard,Lewis, The Middle East, (Pontianak : STAIN Press, 2000), hlm. 79

4
4. Taklid kepada nenek moyang. Taklid kepada nenek moyang secara
membabi buta, dan mengikuti langkah-langkah mereka dalam soal-soal
peribadatan dan pergaulan adalah suatu kebiasaan yang berurat berakar
pada bangsa Arab.
5. Memperniagakan patung. Ini adalah satu sebab materi. Salah satu dari
perusahaan orang Arab zaman dahulu, ialah memahat patung yang
menggambarkan al-Lata, al- Uzza, Manah dan Hubal. Patung-patung itu
mereka jual kepada Jemaah-jemaah haji.

B. Sejarah Pembentukan Masyarakat Islam Periode Dakwah Rasulullah di


Madinah
Madinah dianggap sebagai kelahiran baru agama Islam setelah ruang
dakwah di Mekah terasa sempit bagi kaum muslimin. Allah SWT memilih
Madinah sebagai pilot project pembentukan masyarakat Islam pertama.
Madinah memang layak dijadikan kawasan percontohan.7 Berawal dari
respon orang-orang Yastrib yang datang ke Mekah pada bulan haji terhadap
seruan nabi, juga tidak terlepas dari pribadi nabi yang dikenal sebagai orang
yang tak pernah berbohong.
Keberhasilan dakwah nabi dapat dilihat pada sikap orang-orang Yastrib
di perjanjian Aqabah I dan II, dimana mereka mau mengubah sikap dan
perilaku mereka, bahkan bersedia menjadi pelindung nabi. Sebab dakwah
pada hakekatnya merupakan suatu upaya seorang dai dan sekaligus juga
sebagai media untuk mengubah perilaku masyarakat dari yang negative
menjadi positif atau berakhlak mulia, tertinggal menjadi maju serta bodoh
menjadi pandai.8 Inilah yang dilakukan Nabi terhadap masyarakat Yastrib,
membentuk suatu masyarakat baru, dan meletakkan dasar-dasar untuk suatu
masyarakat yang besar yang sedang ditunggu oleh sejarah. Dalam

7
Wahyu Ilahi dan Harjani Hefni, Sejarah Dakwah, (Jakarta : Rahmat Semesta, 2007),hlm.
55
8
Al-Bahri, Dakwah Komunikatif Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi Dakwah,
(Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya,1997), hlm. 1

5
mewujudkan semua ini, nabi menempuh langkah-langkah dakwah
sebagaiberikut:
Pertama: Membangun masjid
Waktu Rasulullah saw masuk Madinah, penduduk Madinah yang sudah
memeluk Islam (kaum Anshar) banyak yang mengundang serta menawarkan
rumah untuk beristrahat. Setelah nabi sampai di tanah milik kedua orang anak
yatim bernama Sahal dan Suhail keduanya anak Amr bin Amarah dibawah
asuhan Mu‟adz bin Afra, berhentilah unta yang ditunggangi nabi, kemudian
beliau dipersilahkan oleh Abu Ayub Anshari untuk tinggal di rumahnya.
Setelah beberapa bulan nabi di situ maka beliau membangun Masjid
Nabawi pada sebuah tanah milik kedua anak yatim tersebut, tanah itu dibeli
oleh nabi untuk pembangunan masjid, juga untuk tempat tinggal. Masjid yang
di bangun tersebut berfungsi sebagai tempat melaksanakan ibadah shalat.
Dalam kesempatan ini nabi dan para pengikutnya berdiri bahu-membahu,
mengajarkan keuntungan yang tak terkirakan dari persaudaraan, dan
menanamkan semangat persamaan antar manusia.9 Masjid juga sebagai
sarana penting untuk mempersatukan kaum muslimin dan mempertalikan
jiwa mereka, di samping sebagai tempat bermusyawarah merundingkan
masalah-masalah yang dihadapi, masjid pada masa Nabibahkan juga
berfungsi sebagai pusat pemerintahan.
Kedua: Menciptakan persaudaraan baru
Kaum muslimin yang berhijrah dari Mekah ke Madinah disebut
“muhajirin” dan kaum muslimin penduduk Madinah disebut “anshor”. Kaum
muslimin Mekah yang berhijrah ke Madinah banyak menderita kemiskinan,
karena harta benda dan kekayaan mereka ditinggalkan di Mekah, diwaktu
mereka berhijrah ke Madinah melarikan agama dan keyakinan yang mereka
anut.
Nabi Muhammad saw menciptakan persaudaraan baru antara kaum
muhajirin dengan kaum anshor. Ali ibn Abi Thalib dipilih menjadi saudara

9
Jamil Ahmad, Hundred Great Muslims, diterjemahkan oleh Yim Penerjemah Pustaka
dengan judul “Seratus Muslim Terkemuka”, (Jakarta : Pustaka Firdaus, 2000), hlm. 4

6
nabi sendiri. Abu Bakar nabi saudarakan dengan Kharijah ibnu Zuhair. Ja‟far
ibnu Abi Thalib dengan Mu‟az ibnu Jabal. Rasulullah telah mempertalikan
keluarga- keluarga Islam. Masing-masing keluarga mempunyai pertalian yang
erat dengan keluarga-keluarga yang banyak, karena ikatan persaudaraan yang
diadakan rasulullah. Persaudaraan ini pada permulaannya mempunyai
kekuatan dan akibat sebagai yang dipunyai oleh persaudaraan nasab,
termasuk di antaranya hal pusaka, hal tolong menolong dan lain-lain.10
Ketiga: Perjanjian dengan masyarakat Yahudi Madinah
Setelah mempersaudarakan antara kaum muhajirin dengan anshor,
selanjutnya nabi menjalin hubungan antara kaum muslim dengan golongan
Yahudi penduduk Madinah. Jalinan hubungan ini terwujud dalam bentuk
perjanjian atau undang-undang yang kemudian dikenal sebagai “Piagam
Madinah” yang ditulis pada tahun 623 M atau tahun ke-2 H. Nabi berhasil
membangun sebuah Negara baru yakni Negara Madinah, secara aklamasi
nabi diangkat sebagai kepala Negara yang diberikan otoritas untuk memimpin
dan melaksanakan ketatanegaraan yang telah disepakati bersama. Jadi, di
Madinah beliau seorang penguasa, yang menjalankan kekuasaan politik dan
militer dan juga keagamaan.
Keempat: Pembangunan pranata sosial dan pemerintahan.
Madinah adalah wilayah pertanian, dihuni oleh berbagai klan dan tidak
oleh sebuah kesukuan yang tunggal, namun berbeda dengan Mekah, Madinah
merupakan perkampungan yang diributkan oleh permusuhan yang sengit dan
anarkhis antara kelompok kesukuan yang terpandang –Suku Aws dan
Khazraj. Permusuhan yang berkepanjangan mengancam keamanan rakyat
kecil dan mendukung timbulnya permasalahan eksistensi Madinah. Berbeda
dengan masyarakat Badui, masyarakat Madinah telah hidup saling
bertetangga dan tidak berpindah dari tempat satu ke tempat lainnya.
Selanjutnya berbeda dengan Mekah, Madinah senantiasa mengalami
perubahan social yang meninggalkan bentuk kemasyarakatan absolut model
Badui. Kehidupan sosial Madinah secara berangsur-angsur diwarnai oleh

10
Syalabi, Sejarah Kebudayaan Islam…,hlm 103

7
unsur kedekatan ruang daripada oleh system kekerabatan. Madinah juga
memiliki sejumlah warga Yahudi, yang mana sebagian besar penduduknya
lebih simpatik terhadap monotheisme. Namun setelah masyarakat muslim
berkembang menjadi besar dan berkuasa, mereka mulai menaruh rasa dendam
dan tidak suka.
Islam di Madinah bukan hanya sebuah agama, tetapi juga mengatur
Negara. Karena masyarakat Islam telah terwujud, maka menjadi suatu
keharusan Islam untuk menentukan dasar-dasar yang kuat bagi masyarakat
yang baru terwujud itu. Sebab itu ayat-ayat al-Quran yang diturunkan dalam
periode ini terutama ditujukan kepada pembinaan hukum. Ayat-ayat yang
diturunkan itu diberi penjelasan oleh rasulullah. Mana- mana yang belum
jelas dan belum terperinci dijelaskan olehrasulullah dengan perbuatan-
perbuatan beliau. 11
Islam yang diturunkan oleh Allah SWT ke muka bumi melalui
perantaraan kenabian Muhammad saw, ditujukan sebagai pedoman bagi
kehidupan di dunia dan akhirat. Islam mengembang amanat untuk
memerdekakan manusia dari segala perbudakan dan membebaskan manusia
dari segala penindasan. Islam tidak mengenal batas- batas suku, keturunan,
tempat tinggal, atau jenis kelamin. Semua umat manusia, dalam pandangan
Islam, mempunyai kedudukan setara. Sebab, kemuliaan kedudukan manusia
dalam Islam tergantung dari kwalitas ketaqwaannya pada Allah SWT atau
amal salehnya. Tentu saja kwalitas ketaqwaan atau amal saleh ini tidak hanya
diukur dengan perilaku vertical kepada Tuhannya, namun juga akhlak
horizontal kepada sesama manusia. Sesuai dengan firman Tuhan al-Hujurat:
13: “Hai manusia, sesungguhnya kami jadikan kamu bersal- dari laki-laki dan
perempuan, dan kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar
kamu berkenal- kenalan, sesungguhnya orang yang termulia di antaramu pada
sisi Allah ialah orang yang lebih taqwa”

11
Syalabi, Sejarah Kebudayaan Islam…,Hlm 104

8
C. Dakwah Islam ke Seluruh Penjuru Dunia – Kawasan Melayu
1. Penyebaran Islam dalam Masyarakat Kristen di Negara-negara Asia
Barat
Sepeninggalan Nabi Muhammad Saw, pasukan perang yang telah
diperintahkan oleh Khalifah Abu Bakar Ra untuk bertolak ke Syiriah,
sekalipun sebagai kalangan Muslimin memprotes keberangkatan kaum
tersebut dari tanah Arab. Pada saat penggabungan tentara Muslimin dengan
kelompok mualaf yang baru masuk Islam, Khalid bin Walid Ra menyatakan
bahwa Tuhan telah menggunakan diri mereka dari ujung rambut sampai
ujung kaki dan memaksa mereka mengikuti perintah Nabi Muhammad Saw.
Penaklukan-penaklukan yang berpijak pada semangat kekuasaan Arab
tersebut tentunya bukanlah hasil dari sebuah perang suci atau keinginan untuk
menyebarluaskan Islam. Penaklukan tersebut dipenuhi oleh semacam gerakan
untuk meinggalkan agama Kristen seacra besar-besaran, sedang hasil dari
pengislaman tersebut diharapkan mendukung tujuan mereka sendiri. Oleh
karena itu, dimata ahli sejarah Kristen pedang dan kekerasan seolah tampak
sebagai instrument dakwah Islam. Dan, sengan pandangan semacam inilah,
para sejarawan Kristen melihat kekaburan dalam bukti-bukti sejarah yang
memperlihatkan aktivitas sejati dari dakwah Islam.12
Semangat toleransi keagamaan yang dilaksanakan Nabi Muhammad Saw
terhadap umat Kristen Arab telah memungkinkan mereka untuk memilih,
antara memeluk agama Islam atau membayar jizyah dengan tanpa
memaksakan agama kepada mereka. Ketika suku Kristen Arab tidak mau
meninggalkan keyakinan lama, khalifah Umar bin Khattab melarang tekanan
apapun yang dilancarkan ekpada mereka. Khalifah juga memerintahkan kaum
muslimin agar tidak mengganggu ibadah mereka selagi mereka tidak
melawan dan mencegah setiap anggota suku mereka yang bermaksud masuk
Islam atau melakukan baptis terhadap anak-anak begitu mereka menjadi
Muslim. Mereka diwajibkan membayae jizyah atau pajak yang dibebankan

12
Thomas W Arnoid, Sejarah Lengap Penyebaran Islam, (Yogyakrta : IrciSod, 2019), hlm.
87

9
kepada orang-orang non Muslim. Namun, mereka menganggap jizyah sebagai
penghinaan atas harga diri mereka. Sebab, membayar pajak merupakan
pungutan sebagai kompensasi atas perlindungan hidup dan jaminan harta.
Akhirnya mereka meminta khalifah Umar bin Khattab untuk menerapkan hal
serupa bagi mereka yang beragama Islam. Sebagai ganti jizyah, mereka
membayar zakat atau sedekah dua kali lipat yakni pajak kemiskinan bagi
orang Islam yang ditaris atas tanah lading, ternak, dan lain sebagainya. Hal ini
tentunya membuat gusar kaum Muslim mengingat ternyata masih ada orang
Arab yang mempertahankan keyakinan Kristen mereka. 13
Khalifah al-Mahdi menyadari bahwa mereka adalah warga Kristen yang
enggan memeluk agama Islam dengan jumlah warga mencapai 5.000 dan
salah seorang diantara mereka rela mati daripada mengingkari agama mereka.
Kalangan lain yang bernasib sama adalah masyarakat Hirah. Mereka
menentang semua upaya yang dilakukan oleh Khalid bin Walid untuk
membujuk mereka agar menerima akidah Islam.
Selanjutnya Khalifah Umar bin Khattab mengangkat para guru untuk
setiap negeri yang ditugasi mengajarkan Al-Qur‟an dan memberikan tuntunan
ajaran baru mereka. Para hakim juga diperintahkan untuk mengawasi semua
keturunan tersebut, baik tua maupun muda, mengatur tata cara shalat
berjamaah, terutama shalat jumat dan puasa di bulan ramadhan. Pentingnya
pelaksanaan ketentuan ini bagi para mualaf, bisa dilihat dari fakta bahwa kota
kuffah tidak kekurangan seorang tokoh sekalipun, tetapi jauh lebih sulit
mencari orang yang bisa menjabat sebagai bendahara negara yang dipercaya
untuk menjalankan tugas tersebut.
Dari contoh toleransi yang dilaksanakan terhadap kaum Kristen Arab melalui
kemenangan kaum Muslimin pada abad pertama Hijriah dan terus berlanjut
dari generasi ke generasi, kita bisa menyimpulkan bahwa suku-suku Kristen
yang telah memeluk Islam juga melakukan hal yang sama berdasarkan pilihan
mereka sendiri dengan tanpa paksaan. Orang-orang Arab Kristen dewasa ini,

13
Abu Jafar Mohammed Ibn Djarir at-Tabari, Ananales quos Scripsit Abu Djafar
Mohammed ibn Djarir, Vol. 1, (Leiden, Tanpa Penerbit, 1893),hlm. 2482

10
yang ternyata bisa hidup di tengah-tengah masyarakat Muslim, merupakan
saksi hidup dari sikap toleransi semacam ini.

2. Penyebaran Islam di Berbagai Negeri Kristen Afrika


Islam untuk pertama kalinya diperkenalkan ke Benua Afrika oleh
pasukan Arab yang menyerbu Mesir di bawah komando amr bin
makan‟Ash ra pada tahun 640. Tiga tahun kemudian melemahnya pasukan
Bizantium menyebabkan jutaan masyarakat Kristen jatuh ke tangan
penakluk muslim Penyerbuan Arab yang sedemikian dari umat Kristiani
pribumi justru membenci pemerintahan di masa mereka pemerintah
Byzantium tidak hanya menerapkan administrasi yang menindas tetapi
juga melaksanakan getirnya keracunan teologis.
Jacobite yang membangun mayoritas masyarakat Kristen telah
diduduki oleh para pengikut Ortodoks yang melakukan penghinaan yang
hingga kini tidak bisa dilupakan oleh anak cucu mereka.14 Banyak umat
Kristiani yang disiksa dan dilemparkan ke laut. Banyak pula yang
mengasingkan diri bersama patriarch mereka karena melarikan diri dari
kekejaman dan para penyiksa. Sementara, sebagain besar lainnya lebih
memilih menyembuntikan keyakinan sejati mereka dengan berpura-pura
menerima ajaran dewa Cahlcedon.
Bagi para Copt yang disebut sebagai umat Kristiani Jacob Mesir itu,
penaklukan yang dilakukan oleh kaum Muslimin telah mewujudkan
kebebasan hidup beragama yang selama satu abad tidak mereka dapatkan.
Dengan membayar upeti, Amr bin „Ash ra menjaga keamanan gereja-
gereja yang mereka miliki. Amr bin „Ash ra sama sekali tidak menyentuh
kekayaan gereja-gereja dan ia pun tak pernah melakukan penjarahan atau
penyitaan. Pada awal pemerintahan Muslimin, kondisi para Copt
tampaknya menikmati suasana toleran. Tidak ditemukan satu bukti
sekalipun yang menyatakan adanya tekanan atau ketidakadilan dari

14
E Amelineau, Etude Sur le Christianisme en Egypte Septieme Siecle, (Paris : Tanpa
Penerbit, 1887), hlm. 3

11
pemerintahan baru dalam melakukan pengislaman di kalangan mereka.
Bahkan, sebelum penaklukan Islam benar-benar sempurna, saat ibu kota
Alexandria belum bisa dikuasai, banyak dari mereka yang berbondong-
bondong masuk Islam. Beberapa tahun kemudian, langkah mereka
diteladani oleh lebih banyak lagi kalangan masyarakat. 15
Pada abad ke-7, Kristen hanya mampu mempertahankan sebagain
kecil penganutnya di Mesir. Semboyan-semboyan teologis yang dibuat
oleh para pemimpin mereka untuk mengendalikan semangat perlawanan
dan kebencian terhadap pemerintah Bizantium yang hanya bisa dimengerti
oleh sebagian kecil masyarakat, serta cepatnya penyebaran Islam pada
awal-awal pendudukan Arab, bisa jadi merupakan faktor yang lebih
menyebabkan terjadinya perpindahan agama daripada faktor
ketidakmampuan Kristen dalam bertahan.

3. Penyebaran Islam di Kalangan Masyarakat Kristen Spanyol


Islam pertama kali masuk ke Spanyol pada tahun 711 M melalui jalur
Frika Utara. Spanyol sebelum kedatangan Islam dikenal dengan nama
Iberia/Asbania, kemudia disebut Andalusia. Sebelum penaklukan Spanyol,
umat Islam telah menguasai Afrika Utara dan menjadikannya sebagai
salah satu propinsi dari dinasti Bani Umayah.16 Penugasan sepenuhnya
atas Afrika Utara itu terjadi di zaman Khalifah Abdul Malik (685-705 M).
Penaklukan atas wilayah Afrika Utara itu dari pertama kali dikalahkan
sampai menjadi salah satu propinsi dari Khalifah Bani Umayah memakan
waktu selama 53 tahun. Sebelum dikalahkan dan dikuasai Islam,
dikawasan ini terdapat kantung-kantung yang menjadi basis kekuasaan
kerajaan Romawi, yaitu kerajaan Gotik.
Dalam penaklukan Spanyol, terdapat tiga pahlawan Islam yang dapat
dikatakan paling berjasa memimpin satuan-satuan pasukan ke sana.

15
John of Nikiu, Chronique de Jean Eveque de nikiou, (Paris : Extraits de Manuscrits,
1883), hlm. 584
16
Perpustakan Nasional : Katalog dalam Terbitan (KDT), Ensiklopedia Mini Sejarah dan
Kebudayaan Islam, (Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1996), hlm. 23

12
Mereka adalah Thaif ibn Malik, Tharik ibn Ziyad, dan Musa ibn Nusair.
Kemenangan pertama yang dicapai oleh Thariq bin Ziyad membuka jalan
untuk penaklukan wilayah yang lebih luas lagi. Selanjutnya berhasil
menguasai seluruh kota pentinng di Spanyol. Kebudayaan Islam di
Andalusi mengalami perkembangan yang pesat diberbagai pusatnya,
misalnya Cordova, Sevilla, Granada, dan Toledo. Kemangan-kemengan
yang dicapai umat Islam Nampak begitu mudah. Hal itu tidak dapat
dipisahkan dari adanya faktor eksternal dan internal. 17
Faktor eksternalnya antara lain pada masa penaklukan Spanyol oleh
orang-orang Islam, kondisi sosial, politik, dan ekonomi negeri ini berada
dalam keadaan yang menyedihkan. Begitu juga dengan adanya perebutan
kekuasaan diantara elite pemerintahan, adanya konflik umat beragama
yang menghancurkan kerukunan dan toleransi diantara mereka. Hal yang
menguntungkan tentara Islam lainnya adalah bahwa tentara Roderick yang
terdiri dari para budak yang tertindas tidak lagi mempunyai semangat
perang. Selain itu orang Yahudi yang selama ini tertekan telah
mengadakan persekutuan dan memberikan bantuan bagi perjuangan kaum
Muslimin.
Adapun faktor internalnya yaitu suatu kondisi yang terdapat dalam
tubuh pebguasa, tokoh-tokoh perjuangan dan para prajurit Islam yang
terlibat dalam penaklukan wilayah Spanyol pada khususnya. Para
pemimpin adalah tokoh-tokoh yang kuat, tentaranya kompak, bersatu dan
penuh percaya diri. Seikap toleransi agama dan persaudaraan yang terdapat
dalam pribadi kaum Muslimin itu menyebabkan penduduk Spanyol
menyambut kehadiran Islam di sana.18

4. Penyebaran Islam di Persia dan Asia Tengah


Asia Tengah menjadi bagian dari dunia Islam yang sejak awal abad
VIII yang merupakan bagian dari penaklukan Islam. Pertempuran Talas

17
Abdul Mun‟in Majid, Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta : Pustaka, 1997), hlm 182
18
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta : PT Grafindo Persada, 2003), hlm. 91

13
pada 751 antara tentara Abbasiyah dan Dinasti Tang untuk menguasai Asia
Tengah merupakan titik awal konversi masal di wilayah itu. Penaklukan
demi penaklukan menjadikan pengaruh Islam sangat luas meliputi seluruh
wilayah Asia Tengah. Diantara penguasa yang sangat berperan dalam
Islamisasi itu adalah Timurlenk, yang kemudian dilanjutkan oleh anak
cucunya sebagai penguasa di wilayah itu. 19
Dalam kekuasaan Islam, Asia Tengah mencapai kegemilangannya
dalam budaya dan ekonomi. Dari segi cultural, bahasa Arab mulai
menggantikan bahasa Persia, khususnya setelah Bani Abbasiyah
memerintah. Namun, perlahan-lahan pengaruh Arab mulai memudar dan
akhirnya bahasa Persia mulai dipakai lagi secara umum dikawasan ini.
Salah satu bukti betapa istimewanya Asia Tengah bagi perkembangan
peradaban Islam saat itu adalah disimpannya sebuah salinan asli Al-Qur‟an
di zaman Khalifah Utsman bin Affan din Tashkent.
Islamisasi di wilayah ini berdampak besar pada budaya asli di wilayah
tersebut yang membentuk mereka sebagai bagian dari peradaban Islam.
Islamisasi di wilayah tersebut juga berdampak pada percampuran Islam ke
dalam budaya asli, menciptakan bentuk-bentuk baru dari praktik Islam,
yang dikenal sebagai Islam rakyat, pendukung paling menonjol adalah
Khoja Akhmet Yassawi yang sekte sufi Yeseviye sangat menarik bagi
pengembara local. Beberapa telah menyatakan bahwa yassawi adalah
seorang khajagan, namun beberapa ahli bersikeras bahwa pengaruhnya
terhadap syiah alevi dan Bektashi tidak dapat diremehkan. Hingga invasi
mongoh ke Asia Tengah pada abad ke-13, Samarkand, Bukhara, dan
Urgench berkembang pesat sebagai pusat pembelajaran, budaya, dan seni
Islam di wilayah tersebut. 20

19
Syafiq A Mughni, Tradisin Intelektual Muslim Uzbekistan, (Surabaya : UIN Sunan Ampel
Press, 2017), hlm. 1-2
20
Biard Aurelie, Agama di Asia Tengah, (Paris : CAP Papers, 2016), hlm. 169

14
5. Penyebaran Islam di India
Penyebaran kaum Muslimin ke India dan pertumbuhan kekuatan kaum
Muslimin di Negeri tersebut telah banyak dikaji oleh para sejarawan, baik
penulis terdahulu maupu penulis kontemporer. Islam hadir dan mendiami
negeri asing tersebut. Penaklukan kaum Muslimin itu sekalgus
mewariskan agama kepada keturunan India. Namun, Islam hanya berhasil
disebarkan dikalangan lingkaran mereja sendiri dengan cara menyiksa dab
melakukan pemaksaan yang mengakibatkan perpindahan agama. jadi,
semangat dakwah Islam di India seolah dimaksudkan untuk menunjukan
kebrutalan penindasan terhadap kaum Brahman yang dilakukan oleh
Sultan Mahmud di Ghazana, serta peristiwa penyiksaan di bawah
Aurangzeb, melalui khitanan paksa yang dipengaruhi oleh Hadyar Ali,
Sultan Tippu, dan tokoh lainnya.
Namun, di antara 66.000.000 kaum muslimin India, ada sebagai besar
para mualaf yang keislamannya sama sekali tidak terkait dengan
pemaksaan, dan hanya dipengaruhi oleh kegiatan pengajara dan imbauan
dakwah damai. Kalangan mualaf tersebut membentuk suatu kelompok
berbeda dengan orang-orang yang diislamkan secara paksa atau dengan
elemen heterogen Muslim lainnya yang terdappat di India.
Sejak 15 tahun setelah wafat Nabi Muhammad Saw, ketika sebuah
ekspedisi Arab dikirim ke Sins, hingga abad ke-18, serangkaian
penyerbuan kaum Muslimin terus membanjir. Beberapa dari mereka
adalah pendiri kekaisaran besar, sedangkan selebihnya hanyalah
pengembara yang menjelajah dari Barat laut menuju India. Mereka
sebenarnya penganut yang sama. Kebanyakan dari mereka menganggap
bahwa penyerbuan mereka ke India memang dilandasi oleh semangat
perang suci. Kebanyakan kaum Muslimin yang menyerbu India juga
bertindak dengan cara yang sama seperti Timur Lenk, yakni atas nama
Allah Swt. Maka, patung-patung harus dituntuhkan, para biksu harus
dipenggal, kuil-kuil harus dimusnahkan, dan di atas reruntuhannya
dibangunkan masjid.

15
Ketika penganut kepercayaan penyembah berhala berada di tengah
keraguan menghadapi kaum Muslimin, sebuah dukungan kuat ditawarkan
bagi orang-orang yang ingin masuk Islam. Semangat toleran dalam
menentukan sejumlah pilihan besar sering kali ditunjukkan terhadap
agama Hindu. Di samping ada kekhawatiran yang tidak disukai oleh
masyarakat, tetap saja motif-motif berlatarkan kepentingan pribadi berhasil
mengislamkan sebagian besar penganut Hindu.

6. Penyebaran Islam di Tiongkok


Pada abad ke-6 hubungan dagang antara Tiongkok dan Arab melalui
terusan Ceylon. Dan, pada permulaan abad ke-7 hubungan perdagangan
antara Tiongkok, Persia, dan Arab terus meluas dalam berbagai bidang
perniagaan. pada periode itu pula pada permulaan dinasti T‟ang , Langkah-
langkah perintisan mulai digoreskan oleh bangsa Arab dalam mewarnai
sejarah masyarakat Tiongkok. Mereka melahirkan kekuatan muslim di
Madinah dan mengamalkan ibadah yang digariskan oleh sebuah agama
baru sejarah sebuah agama baru.21
Sekalipun bukti sejarah mengenai penyebaran kaum Muslimin di
Tiongkok sangat kurang, sangat dimungkinkan bahwa pertama Islam
untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh para saudagar yang mengikuti
rute laut yang sebelumnya telah lama terjalin. Namun, awal catatan awal
yang bisa kita pedomi justru merujuk pada hubungan diplomatis melalui
darat, yakni melalui Persia. Pada tahun 713, Qutaibah bin Muslim
mengirimkan segerombolan duta yang menurut catatan sejarah Arab
ditugasi membawa sejumlah hadiah berharga untuk Kaisar Tiongkok. Pada
tahun 720, sejarah Tingkok mencatat datangnya seorang delegasi bernama
Sulaiman yang dating sebagai utusan Khalifah Hisyam.
Kaisar Hsuan Tsung akhirnya meminta bantuan dari pemimpin
Abbasiyah, Khalifah al-Mansur, yang selanjutnya menanggapi
permohonan tersebut dengan mengirimkan satu battalion pasukan Arab.

21
Arnold Thomas, Sejarah Kengkap Penyebaran Islam…, hlm 415

16
Dengan bantuan tersebut, kaisar akhirnya berhasil merebut dua ibu kota
utama dari tangan pembrontak. Satu argument menyebutkan bahwa
sebagian dari pasukan Arab kembali ke negeri mereka. Namun, akhirnya
mereka diminta meninggalkan pemukiman yang telah lama mereka
kosongkan selama mereka berada di negeri pemakan daging babi (yakni
Tingkok). Sehingga, akhirnya mereka kembali lagi ke negeri Tiongkok.
Sedangkan argument lainnya menyebutkan bahwa mereka sebenarnya
telah bersiap-siap berangkan menuju Arab dari Canton. Namun, rencana
tersebut dibatalkan karena mereka diejek oleh para pemakan babi selama
berlangsungnya pertemuan. Selanjutnya, mereka menolak kembali ke
negeri mereka karena khawatir mendapat ejekan serupa dari rekan-rekan di
tanah air mereka.
Ketika gubernur Canton mulai mendesak, pasukan Arab bergabung
dengan para saudagar dari Arab dan Persia yang kesemuanya beragama
Islam. Lalu meimndahkan rumah-rumah dagang dikota tersebut. Kaum
Muslim di Tiongkok memiliki legenda yang menyebutkan bahwa agama
mereka untuk pertama kalinya disebarkan di Tiongkok. Legenda tersebut
tak diragukan lagi, muncul dari keinginan untuk menghubungkan sejarah
agama yang mereka kembangkan di negeri mereka sendiri. Sehingga,
masih memiliki hubungan kedekatan dengan sumber legenda dipusat
sejarah Islam yang telah lama mereka tinggalkan. Namun, keberadaan
kaum Muslimin di Tiongkok, terutama saudagar diberbagai kota-kota
pelabuhan selama Dinasti T‟ang, telah menjadi bukti yang jelas. Dari
periode inilah, doktrin agama dari beragam negeri pada akhirnya terserap
dan secara terbuka dilaksanakan dalam wilayah Keaisaran T‟ang.
Kaum Muslimin Tiongkok cenderung menyesuaikan diri dengan adat
istiadat masyarakat Tiongkok. Sekalipun dengan beragam kebijakan untuk
memuaskan suara hati mereka sekaligus mencegah anggotanya untuk
menyalahkan penyembahan berhala. Dalam kehidupan sehari-hari, Muslim
Tiongkok sepenuhnya terpengaruh oleh adat istiadat yang berlaku
disekeliling mereka, seperti mengenakan kuncir rambut, berbuasana

17
seperti layaknya orang Tiongkok, mereka pun tidak membangun menara
masjid yang terlalu tinggi. Sebaliknya, pemerintah Tiongkok selalu
memberikan hak yang sama kepada warga Muslim kecuali ketika terjadi
pembrontakan.
Setelah empat abad berselang sejak seorang pengembara Muslim di
Tiongkok membahas kemungkinan pengislaman terhadap sang kaisar yang
diharapkan akan diikuti dengan pengislaman para pengikutnya, tetap saja
masih memungkinkan bagi seorang Muslimin Tiongkok sekarang
menyatakan bahwa rekan-rekan seagamanya di negeri Tiongkok terus
maju dengan penuh percaya diri hingga saat ini. Kelak, Islam akan jaya di
seluruh Kekaisaran Tiongkok.

7. Penyebaran Islam di Kepulauan Melayu


Sejarah kepulauan Melayu selama 600 terakhir mengantarkan kita
pada salah satu dalam kisah penyebaran dakwah islam sepanjang periode
ini kami menemukan bukti-bukti kegiatan para dai yang berkelanjutan di
salah satu atau bahkan lebih pulau India Timur. dalam banyak kasus,
sedari permulaannya mereka berkerja dengan tanpa pratonase atau bantuan
dari penguasa negeri setempat, teapi hanya mengandalkan kemampuan
persuasif. dalam banyak peristiwa, mereka malah menghadapi beberapa
perlawanan terutama di kawasan yang dikuasai orang-orang Spanyol.
Menentukan kapan pertama kalinya Islam diperkenalkan di Kepulauan
Melayu adalah pekerjaan yang mustahil bisa dilakukan dengan benar. bisa
jadi, Islam telah menyebar di sana melalui para pedagang Arab pada awal
abad Hijriyah jauh sebelum kita menemukan catatan sejarah yang
menandai kegiatan dakwah. Pada abad ke-2SM perdagangan Arab dengan
Sri Lanka telah dilakukan. Pada abad ke- 7M perdagangan dengan
Tiongkok melalui Sri Lanka telah memperoleh perhatian. Pada abad ke-8
masehi para pedagang Arab banyak ditemukan di kota Canton. Sedangkan
dari abad ke-10 hingga abad ke-15M bahkan hingga datangnya Portugis
mereka menjadi saudagar-saudagar perdagangan dengan Timur.

18
Dari India ataupun Persia juga telah menyebarkan manusia yang jelas-
jelas bisa ditemukan di Jawa dan Sumatera berdasarkan keterangan Ibnu
Batutah kami mengkaji bahwa Sultan Muslim di Samudra Pasai telah
menjalin hubungan dengan Penguasa Delhi. Namun, jauh sebelum zaman
para saudagar dari deccan datang, mereka yang mampu berkecimpung
dalam perdagangan antara negeri-negeri Muslim di India dan Melayu yang
telah membaur di pelabuhan perdagangan yang mereka bangun di berbagai
pulau tempat mereka menyebarkan Islam. Cara terbaik memperkenalkan
agama kepada penduduk suatu negeri dilakukan oleh kaum muslimin
dengan mengadopsi bahasa dan adat istiadat pribumi, gadis-gadis
setempat, membeli budak-budak untuk meningkatkan peran mereka, dan
akhirnya bekerja sama dengan para pejabat yang memimpin negeri-negeri
setempat. karena mereka memang bekerja secara bersama-sama disertai
sikap harmonis dan berbekal kemampuan yang lebih besar daripada
penduduk pribumi. Maka kekuatan mereka terus meningkat seiring
bertambahnya jumlah budak yang mereka miliki.
Hikayat rakyat menyatakan bahwa Islam datang dari Arab dengan
terlebih dahulu diperkenalkan melalui Sumatera. Namun sejujurnya tidak
ditemukan catatan sejarah yang mendukung klaim tersebut. Semua bukti
justru meyakinkan kita bahwa India merupakan tempat orang-orang
Sumatera menimba pengetahuan mengenai agama baru mereka. Hubungan
dagang secara aktif terbangun selama berabad-abad antara tinggi dan
melaju sehingga dimungkinkan para pedagang India adalah dan tidak yang
pertama kali memperkenalkan Islam di Sumatera. Meski demikian tak
ditemukan adanya bukti sejarah mengenai usaha dakwah mereka

19
PENUTUP

A. Kesimpulan
Rasulullah melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi dan terang-
terangan. Langkah pertama yang dilakukan adalah berdakwah secara diam-
diam di lingkungan keluarga terdekat dan di kalangan rekan-rekannya.
Adapun metode yang dilakukan nabi dalam dakwah secara terang- terangan
yakni dengan mengundang Bani Abdul Muttalib ke rumahnya, undangan
terbuka kepada seluruh masyarakat quraisy di bukit Shafa, Muhammad saw
memproklamirkan ke- Esa-an Tuhan dan mengajarkan kesatuan dan
persamaan antara manusia, Nabi mengadakan pertemuan khusus dengan
orang-orang yang percaya kepada beliau untuk aktivitas pembacaan (tilawah),
pengajaran (ta‟lim), dan pensucian (tazkiyah), di rumah Arqam bin Abil
Arqam, dan merupakan sekolah Islam yang pertama, dan beberapa pengikut
nabi meninggalkan Mekah dan mencari perlindungan atau mengungsi ke
Ethiopia, sebuah negeri di seberang laut merah.
Dakwah Nabi Muhammad di Madinah, diawali dengan hijrah sebagai
metode dakwah. Negara Madinah diajdikan sarana baru dakwah Rasulullah,
dengan mendirikan masjid dan menjalin persatuan sesama muslim, turunya
perintah jihad, dakwah dengan mengirim duta dan surat, nabi dan peperangan,
akhirnya masyarakat Madinah dibawah naungan Syariat Islam. Cirri-ciri
dakwah di Madinah : menjaga kesinambungan tarbiyah dan tadzkiyah,
mendirikan daulah islamiyah, adanya keseriusan untuk menerapkan hukum
syariat, hidup berdampingan dengan agama lain, menghadapi secara tegas
pihak yang memilih perang, dan menerima utusan yang datang.

B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan
makalah ini. Maka dari itu sangat kami harapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

20
DAFTAR PUSTAKA

Abu Jafar Mohammed Ibn Djarir at-Tabari. 1893. Ananales quos Scripsit Abu
Djafar Mohammed ibn Djarir. Vol. 1. Leiden :Tanpa Penerbit

Ahmad, Jamil. 2000. Hundred Great Muslims, diterjemahkan oleh Yim


Penerjemah Pustaka dengan judul “Seratus Muslim Terkemuka”. Jakarta :
Pustaka Firdaus.

Al-Bahri. 1997. Dakwah Komunikatif Membangun Kerangka Dasar Ilmu


Komunikasi Dakwah. Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya.

Arnold, Thomas W. 2019. Sejarah Lengap Penyebaran Islam. Yogyakrta :


IrciSod.

Aurelie, Biard. 2016. Agama di Asia Tengah. Paris : CAP Papers.

Lapidus, Ira. 1999. A History of Islamic Sicietis, diterjemahkan oleh Ghufron A


dengan judul “ Sejarah Sosial Umat Islam”. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Lewis, Bernard. 2000. The Middle East. Pontianak : STAIN Press.

Majid, Abdul Mun‟in. 1997. Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta : Pustaka.

Nikiu, of John. 1883. Chronique de Jean Eveque de nikiou. Paris : Extraits de


Manuscrits.

Perpustakan Nasional : Katalog dalam Terbitan (KDT), Ensiklopedia Mini


Sejarah dan Kebudayaan Islam. 1996. Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1996.

Syalabi. 2003. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Jakarta : Pustaka al-Husna.

Wahyu Ilahi dan Harjani Hefni. 2007. Sejarah Dakwah. Jakarta : Rahmat
Semesta.

Yatim, Badri.2008. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta : Rajawali Press.

21

Anda mungkin juga menyukai