Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rasululloh saw. genap berusia 40 tahun. Saat itu dunia bagai berada di bibir ujung
neraka. Perjalanan manusia melangkah cepat menuju kebinasaan. Pada saat itulah muncul
kabar yang menggembirakan dan terbitnya kebahagiaan, yakni tibanya saat bi’tsah
(diutus dan diangkatnya seorang rosul). Itulah sunnatullah yang berlaku saat dunia berada
dalam keadaan sangat gelap dan telah lama merasakan penderitaan.
Sebagai mana yang telah diketahui Mekkah merupakan pusat agama bangsa Arab.
Di sana ada peribadatan terhadap ka‟bah dan penyembahan terhadap berhala dan patung-
patung yang disucikan seluruh bangsa Arab. Cita-cita untuk memperbaiki keadaan
mereka menjadi bertambah sulit dan berat jika orang yang hendak mengadakan perbaikan
jauh dari lingkungan mereka.
Hal ini membutuhkan kemauan keras yang tidak bisa digoncang oleh ragam
musibah dan kesulitan. Oleh sebab itu, dalam menghadapi kondisi seperti ini, tindakan
yang paling bijaksana adalah melakukan dakwah dengan cara sembunyi-sembunyi, agar
penduduk Mekkah tidak kaget karena tiba-tiba menghadapi sesuatu yang mengusarkan
mereka. Setelah melakukan dakwah secara semunyi-sembunyi akhirnya Rosululloh mulai
melakukan dakwah secara terang-terangan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana metode dakwah Nabi Saw?
2. Bagaimana hijrah Nabi Saw ke Habasyah?
3. Bagaimana Islamnya raja Najasyi?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui metode dakwah Nabi Saw.
2. Untuk mengetahui hijrah Nabi Saw ke Habasyah.
3. Untuk mengetahui Islamnya raja Najasyi.

Page 1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Metode Dakwah Rosululloh

a. Dakwah secara sembunyi-sembunyi


Setelah turunnya ayat-ayat yang menyeru untuk berdakwah dan mengajak
manusia kepada Allah swt., maka Nabi Muhammad saw bangkit untuk melaksanakan
misi tersebut. Sementara itu, kaumnya adalah orang-orang yang berkarakter kasar, yang
tidak memiliki agama selain menyembah berhala dan patung. Dalam hal tersebut,
sejatinya mereka tidak memiliki argumentasi yang kuat, selain argumentasi bahwa
peribadahan berhala hanyalah mengikuti sesuatu yang telah dilakukan nenek moyang
mereka. Etika yang mereka miliki hanya berorientasi pada kekuatan dan kebanggaan
pada harga diri. Tidak ada jalan lain dalan menyelesaikan masalah, selain dengan
menghunus pedang.1
Turunnya wahyu yang kedua yaitu al-Muddatstsir, membuat Rosulullah saw
memasuki tahapan baru dalam berdakwah. Tidak ada lagi waktu bagi Nabi saw untuk
bersantai dan beristirahat, hingga kahir hayat. Rosululloh berkata kepada Khadijah,
“waktu tidur telah berlalu wahai Khadijah!” karena telah turun ayat ini: “Bangunlah,
lalu berilah peringatan !(QS. Al-Muddatstsir 74:2)2 Rasulullah memulai dakwahnya dari
keluarga beliau sendiri dan para sahabat disekitarnya. Saat itu dakwah Rasulullah masih
bersifat sirri (sembunyi-sebunyi). Dakwah dengan cara seperti ini berlangsung selama
tiga tahun. Beliau berdakwah kepada isteri tercintnya, Khadijah r.a sehingga beliau

1
Abdurrahman bin Abdul Karim, Kitab Sejarah Nabi Muhammad saw, (Jogjakarta: Diva Press,
2013), h241-242

2
Ahmad Hatta, The Great Story of Muhammad SAW. Referensi Lengkap Hidup Rasulullah SAW
dari Sebelum Kelahiran Hingga Detik-detik Terakhir, (Jakarta Timur: Maghfirah Pustaka, 2013) cet.3,
h113

Page 2
menjadi orang pertama yang masuk Islam dari golongan perempuan. Khadijah selalu
menjauhkan Rasulullah dari kesedihan dan kesulitan serta membantu dalam berdakwah.3
Kemudian Rosulullah memprioritaskan keluarga, kerabat, para sahabat, dan
teman-teman sejawat dari pada orang lain. Oleh karena itu, selama tiga tahun pertama,
beliau hanya menyebarkan agama sebatas pada teman-teman dekat dekat dan kerabat.
Tetapi, tidak semua kerabat dekatnya menerima dakwah ini. Sebagia contoh, Abu Thalib
tidak meyakini ajaran beliau , begitu pula dengan salah satu paman beliau yang bernama
Abu Lahab, bahkan ia menjadi penentang keras dakwah Nabi Muhammad saw.4 Setelah
Khadijah memeluk Islam kemudian disusul Ali bin Abi Thalib, saudara sepupu Nabi
Muhammad saw, yang kala itu masih berumur sekitar 10 tahun. Sehingga, Ali menjadi
lelaki pertama yang masuk Islam. Kemudian Abu Bakar, sahabat karibnya sejak kanak-
kanak. Kemudian diikuti oleh Zaid bin Haritsah, bekas budak beliau yang telah menjadi
anak angkatnya. Dan Ummu Aiman, pengasuh beliau sejak ibunya masih hidup.5
Setelah satu minggu Abu Bakar masuk Islam, ada enam orang yang berhasil di
Islamkan olenya. Mereka adalah enam dari 10 orang yang dijanjikan Allah masuk surge,
yaitu Usman bin Affan, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin
Auf, Sa‟ad bin Abi Waqqash, dan Abu Ubaidillah bin Jarrah.6 Tidak sedikit penduduk
Mekkah, yang masuk Islam pada masa dakwah sembunyi-sembunyi ini, termasuk
beberapa budak, salah satunya Bilal bin Rabbah al-Habsyi. Sejara mencatat, kaum budak
ini banyak sekali mendapat siksaan setelah memeluk Islam. Kebanyakan dari mereka
disiksa di tempat umum sehingga menjadi tontonan penduduk Mekkah. Namun, kekuatan
iman dan aqidah mereka tidak runtuh meski rasa sakit yang mendera. Beberapa pemeluk
Islam pertama dari Suku non-Quraisy, Abdullah bin Mas‟ud al-Hudzali, Mas‟ud bin
Rabi‟ah al-Qari, Abullah bin Jahsy al-Asadi beserta saudaranya. Abu Ahmad bin Jahsy,

3
Fauzi Ibrahim, Muhammad Makhluk Paling Mulia, (Jakarta Selatan: Citra Risalah, 2008), h66
4
Adburrahman bin Abdul Karim, Kitab Sejarah Nabi Muhammad saw,… h242
5
Ibid,.. h242-243
6
Ahmad Hatta, The Great Story of Muhammad SAW. Referensi Lengkap Hidup Rasulullah SAW
dari Sebelum Kelahiran Hingga Detik-detik Terakhir,… h114-115

Page 3
Bilal bin Rabbah al-Habsyi, huhaib bin Sinan ar-Rumi, Ammar bin Yasir al-Ansi,
bersama ayahnya, Yasir, beserta ibunya, Sumayyah, dan Amir bin Fuhairah.7
Termasuk juga orang yang pertama kali masuk Islam adalah putri-putri Rasulullah
saw, walaupun tidak secepat Khadijah r.a dan Ali bin Abi Thallib karena mereka telah
berumah tangga (yakni berada di luar rumah) sehingga mereka tidak secepat orang dalam
rumah yang mendengar berita Nabi saw, bahkan boleh jadi mereka mendengarnya,
tetapai suami-suami mereka tidak percaya. Maka merekapun tidak segera beriman dan
Nabi pun ketika itu belum menyampaikan ajaran Islam keluar rumah. Ketika jumlah
pengikut Nabi saw, telah mencapai sekitar tiga puluh orang, Nabi saw, memilih kediaman
al-Arqam bin al-Arqam, yang juga telah memeluk Islam, sebagai tempat pertemuan guna
memperoleh bimbingan beliau dan juga tempat bagi mereka yang berminat memeluk
Islam untuk menyampaikan niatnya kepada Nabi saw.8

b. Dakwah secara terang-terangan


Setelah sekian lama berdakwarah secara tertutup dan rahasia turun firman Allah
memerintahkan untuk memberi peringatan kepada keluarga bersar beliau yang terdekat.
Kemudian Allah memerintahkan untuk berdakwah secara terang-terangan.
“peringatlah kerabat-kerabatmu yang terdekat, dan rendahkanlah dirimu
terhadap orang-orang yang mengikutimu dari orang-orang Mukmin. Jika mereka (kaum
musyik) mendurkahimu maka katakanlah: “sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab
terhadap apa yang kamu kerjakan” (QS. Asy-Syu‟ara‟ 26:214-216).
Maka sampaikanlah (Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang
diperintahkan (kepadamu). (QS. Al-Hijr 15:94)
“Dan katakanlah (hai Muhammad), “sesungguhnya aku adalah pemberi
peringatan yang nyata.” (QS. Al-Hijr 15:89)”9

7
Ibid…h116
8
M. Quraish Shihab, Membaca Sirah Nabi Muhammad Saw dalam Sorotan al-Qur’an dan al-
Hadits-Hadits Shahih, (Tangerang: Penerbit Lentera Hati, 2012), cet.2, h337-338
9
Abul Hasan „Ali al-Hasani an-Nadwi, Sirah Nabawiyah Sejarah Lengkap Nabi Muhammad Saw,
(Yogyakarta: Mardhiyah Press, 2007), h125-126

Page 4
Dalam melakukan dakwah secara terang-terangan ini Rasulullah menggunakan
metode dakwah yang berbeda dari yang sebelumnya. Adapun beberapa metode dakwah
metode dakwah yang dilakukan Rasulallah saat berdakwah secara terang-terangan adalah
sebagai berikut:
1. Politik Pemerintahan
Beliau mendirikan Negara dengan nilai-nilai Islam, yang semua urusan ekonomi,
hukum, tata ekonomi, sosial, dan sebagainya berasaskan Islam. Hal ini berarti
dakwah Islamiyah beliau sebagai tujuan utama Negara.
2. Surat-menyurat
Metode ini dilakukan oleh beliau kepada berbagai Negara tetangga, seperti
Yaman, Syam, dan lain-lain. Adapun hasilnya sudah barang tentu ada yang
menerima dan ada yang menolaknya. Dalam metode surat-menyurat, Nabi
Muhammad Saw. mengirim utusan dan mubaligh ke sejumlah Negara.
3. Metode peperangan
Perang adalah metode Nabi yang terkhir apabila sudah tidak ada lagi jalan keluar
(lain) yang ditempuh, maka perang adalah jawabannya. Seperti perang Badar,
perang Yarmuk, perang Uhud, dan lain sebagainya.10
Tak lama kemudian, kaum Quraisy mulai melihat dan sadar bahwa dakwa nabi
Muhammad Saw, memiliki pengaruh yang sangat luas dan tidak terbatas sebagaimana
ajakan-ajakan untuk meninggalkan pemujaan terhadap berhala yang dilakukan oleh
orang-orang sebelum nabi Muhammad seperti Zaid bin Nafil, Waraqah dan Ibn Shafiir.
Ketika menyadari hal tersebut kaum Quraisyi pun mulai melancarkan berbagai macam
penentangan dan upaya merintangi dakwah nabi Muhammad Saw dan para pengikutnya.
Berbagai macam cara dan upaya mereka tempuh untuk menghalangi jalannya dakwah
Islam yang lambat laun mereka rasakan rasakan sebagai ancaman bagi berbagai
kepentingan mereka, khususnya bagi para pemuka-pemuka Quraisy.11

10
Adburrahman bin Abdul Karim, Kitab Sejarah Nabi Muhammad saw,… h290-292
11
Ahmad Musyafiq, Pengantar Sirah Nabawiyah Melacak Akar Universalime Ajaran dan
Kompolitanisme Peradaban Islam Masa Nabi Muhammad SAW, (Semarang: CV Karya Abadi Jaya, 2015)
h127-128

Page 5
Adapun beberapa cara yang ditempuh kaum Musyrikin untuk menghalangi
dakwah saat itu sebagai berikut:
a. Meminta Abu Thalib agar menekan nabi Muhammad Saw untuk menghentikan
dakwahnya. Ketika kaum Quraisy gagal membujuk Abu Thalib, merekapun
memilih untuk memusuhi Rasulullah secara langsung. Menghadapi kondisi yang
sedemikian genting, Rasulullah segara mengambil langkah untuk menyelamatkan
kamu muslimin dari semua siksaan. Ada dua langkah bijak yang diambil
Rasulallah Saw:
1. Memilih rumah Arqam bin Abi al-Arqam al-Mukhzumi sebagai pusat dakwah
dan tarbiyah.
2. Memerintahkan kaum muslimin untuk berhijrah.12
b. Mengancam akan memerangi Muhammad Saw dan Abu halib sampai titik darah
penghabisa.
c. Melontarkan tuduhan-tuduhan palsu dalam rangka menjauhkan manusia dari
Rasuallah Saw, seperti:
1. Mereka menganggap Nabi Muhammad Saw sebagai orang gila. Hal ini
disebutkan dalam firman Allah Swt dalam surah al-Hijr “mereke berkata:’Hai
orang yang diturunkan al-Qur’an kepadanya, sesungguhnya kamu benar-
benar orang yang gila” (QS.al-Hijr 15:6)
2. Mereka menuduh bahwa Nabi Muhammad Saw sebagai tukang sihir. Tentang
tuduhan ini Allah berfirman: “Lalu, ia berkata (al-Qur’an) ini tidak lain
hanyalah sihir yang dipelajari (dari orang-orang yang dahulu)” (al-Mudattsir
74:24)13
3. Mereka menuduh Rasulullah sebagai pendusta atau pembohong, menuduh
bahwa yang disampaikan Rasulullah Saw hanyalah sekedar dongeng-dongeng

12
Ahmad Hatta, The Great Story of Muhammad SAW. Referensi Lengkap Hidup Rasulullah SAW
dari Sebelum Kelahiran Hingga Detik-detik Terakhir,… h139
13
Abdurrahman bin Abdul Karim, Kitab Sejarah Nabi Muhammad saw,… h300

Page 6
yang tidak bermanfaat, al-Qur‟an datang dari sisi manusia, menuduh orang-
orang mukmin orang yang tersesat dan sebagainya.14
d. Melontarkan ejekan-ejekan, cemoohan, sindiran, olok-olokan, hinaan, dan celaan
kepada kaum mukminin. Seperti ucapan Abu Jahal, “Ya Allah, jika al-Qur‟an itu
betul-betul dari sisi-Mu, maka hujanilah kami dengan batu-batuan dari langit atau
datangkanlah kepada kami azab yang pedih”.
e. Mengganggu dengan keonaran dan kegaduhan. Seperti menciptakan keributan
dan kegaduhan dengan berbagai teriakan keras pada saat ayat-ayat al-Qur‟an
diperdengarkan agar tidak dapat didengar dan dipahami oleh akal yang sehat dan
yang suci. Tentang kelakuan mereka Allah Swt berfirman: “Sehingga apabila
mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan, dan kulit mereka tentang
apa yang mereka kerjakan.” (QS al-Fushilat 41:20)
f. Memojokkan Rasuullah Saw dengan cara meminta beliau untuk menunjukkan
berbagai macam mukjizat dan keistimewaan yang tidak dimiliki manusia biasa.
Seperti Muhammad supaya memindahkan gunung-gunung yang ada di Mekkah,
membelah bumi agar bisa bercocok tanam di atasnya, menghidupkan nenek
moyang yang sudah meninggal dunia. Permintaan mereka jelas bukan untuk
mencari petunjuk atau kebenaran melainkan hanya sebagai upaya untuk
mencemooh dan memusuhi Nabi Muhammad Saw.15
g. Menawarkan kompromi-kompromi kepada Nabi Muhamamd Saw. mereka
berkata kepada beliau:”Sembahlah Tuhan kami pada hari tertentu, dan kami akan
menyembah Tuhanmu pada waktu yang telah ditentukan pula.” Maka turunlah
surah al-Kafirrun (109:1-6)
h. Orang-orang Quraisy kemudian bersekutu dengan orang-orang Yahudi, sebagai
upaya menghadang dakwah Nabi Muhammad Saw. bangsa Quraisy mengirim
serombongan utusan ke Madinah untuk menemui beberapa tokoh Yahudi, dan

14
Ahmad Musyafiq, Pengantar Sirah Nabawiyah Melacak Akar Universalime Ajaran dan
Kompolitanisme Peradaban Islam Masa Nabi Muhammad SAW,… h129
15
Ahmad Musyafiq, Pengantar Sirah Nabawiyah Melacak Akar Universalime Ajaran dan
Kompolitanisme Peradaban Islam Masa Nabi Muhammad SAW, .. h129-130

Page 7
meminta mereka agar memberikan pertanyaan-pertanyaan yang akan sulit dijawab
oleh Nabi Muhammad Saw.
i. Menggunakan kekerasan, yakni melakukan penganiyaan dan penyiksaan secara
fisik. Adapun diantara sahabat yang mendapatkan siksa fisik yang amat keji
diantaranya adalah siksaan terhadap keluarga Yasir, penyiksaan terhadap Bilal bin
Rabbah, penyiksaan terhadap Khabbab ibnu Art.
j. Pemboikotan kaum Musyikin Quraisy. Adapun isi dari pemboikotan bangsa
Quraisy itu adalah sebagai berikut:
1. Barang siapa setuju dengan ajaran agama Muhammad, berbelas kasihan
kepada salah seorang pengikutnya yang masuk Islam, atau memberi tempat
persinggahan pada salah seorag dari mereka, maka ia dianggap sebagai
kelompoknya dan diputuskan hubungan dengannya.
2. Tidak boleh menikah dengannya atau menikahkan dari mereka.
3. Tidak boleh berjual beli dengan mereka.16

B. Hijrah ke Habasyah (Ethiophia)


Setelah melihat begitu kerasnya cobaan yang menimpa para sahabat, Rasuullah
Saw. merasa khawatir dengan mereka dan khawatir dengan kelangsungan dakwah Islam.
Beliua lalu berpendapat bahwa hijrah merupakan solusi terbaik untuk selamat dan
menjamin kelangsungan dakwah Islam. Tempat tujuan hijrah saat itu adalah Habasyah.
Yang pertama kali mengikuti hijrahNabi ini adalah Utsmmman bin Affan r.a. dan istrinya
Ruqqayah binti Rasulullah Saw, bersama enam belas orang lainnya. 17 Yang terdiri dari
dua belas laki-laki dan empat orang perempuan, beliau dinilai sebagai orang pertama dari
kaum muslimin yang berhijrah bersama keluarganya. Hijrah ini menurut sementara pakar
terjadi pada bulan rajab tahun kelima kenabian. Tidak lama kemudian menyusul
rombongan kedua, termasuk Ja‟far putra Abu Thalib. Ketika itu ada yang berhijrah
sendirian da nada juga yang mebawa keluarga sehingga jumlah keseluruhan yang

16
Abdurrahman bin Abdul Karim, Kitab Sejarah Nabi Muhammad saw,…h303-310
17
Fauzi Ibrahim, Muhammad Saw Makhluk Paling Mulia, (Jakarta Selatan: PT Buku Kita, 2008)
h76

Page 8
berhijrah kesana sebanyak 82 atau 83 orang pria, 18 orang perempuan dan sekian banyak
anak-anak mereka.18
Terlepas dari gangguan kaum Quraisy bukanlah tujuan satu-satunya dari hijrah ke
negri Habasyah. Tetapi berkaitan dengan (kepentingan) dakwah Islam dan meringankan
beban Rasulullah Saw. Dari komposisi orang-orang yang berhijrah dapat diketahui
mengenai luasnya daerah kemanusiaan, jenis-jenisnya, serta ketercakupannya pada
berbagai tingkat dan status social dalam msyarakat Mekkah. Disana terdapat orang kaya
dan orang miskin, orang tua dan anak muda, laki-laki dan perempuan. Sebagian besar
dari mereka berasal dari penduduk asli Mekkah. Hal ini menunjukkan dahsyatnya
pengaruh, kekuatan dan kesempurnaan dakwah.19
Habasyah adalah sebuah negri di Afrika yang penduduknya sebagian besar adalah
Nasrani dan dipimpin oleh Ashimah an-Najasyi, seorang raja yang adil. Di wilayah
kekeuasaanya tidak ada seorang yang terzalimi. Hal ini terbukti pada pelayanan yang
dilakukan masyarakat Habasyah kepada rombongan pertama kaum muslimin. Disana,
kaum Muslimin hidup dengan bekerja keras dan tidak mengharapkan belas kasih orang
lain, mereka membuat kerajinan dari kulit yang sangat disukai penduduk Habasyah yang
membuat penduduk Habasyah mencincai kaum Muslimin.20

Hijrah ini memberikan pesan kepada tiga pihak sekaligus:


a. An-Najasyi, pemimpin Habasyah: Bahwa Nabi Saw tidak mengutus orang-orang
miskin tetapi yang diutusnya adalah para pemimpin Quraisy.
b. Quraisy: bahwa perlakuan mereka selama ini tidak mampu menghalangi risalah
Islam

18
M. Quraish Shihab, Membaca Sirah Nabi Muhammad Saw dalam Sorotan al-Qur’an dan al-
Hadits-Hadits Shahih, … h359-360
19
Abul Hasan „Ali al-Hasani an-Nadwi, Sirah Nabawiyah Sejarah Lengkap Nabi Muhammad
Saw, … h139
20
Ahmad Hatta, The Great Story of Muhammad SAW. Referensi Lengkap Hidup Rasulullah SAW
dari Sebelum Kelahiran Hingga Detik-detik Terakhir,…141-142

Page 9
c. Orang-orang miskin yang ikut hijrah: bahwa Nabi Saw tidak mengecilkan peranan
mereka. Sebab, diantara mereka ada putri Nabi Saw yang bernama Ruqayyah dan
saudara sepupunya yang bernama Ja‟far.21

Bilamana kemudian tersiar berita bahwa kaum Muslimin yang berada di Mekkah
sudah selamat dari gangguan Quraisy, merekapun kembali pulang.22 Terdengar pula
bahwa penduduk Mekkah telah banyak yang masuk Islam. Maka dari itu mereka kembali
ke Mekkah, pada bulan Syawwal pada tahun yang sama. Namun, saat tiba di wilayah
yang tidak jauh dari Mekkah, mereka terkejut. Ternyata berita yang sampai ke mereka
tidak benar. Mereka kecewa, sehingga sebagian dari mereka ada yang kembali ke
Habasyah dan sebagian dari mereka ada yang diam-diam meneruskan perjalanan ke
Mekkah. Seorang dari suku Quraisy, yaitu Uthbah binn Rabiah Abu al-Walid
memberikan perlindungan kepada mereka yang memilih pergi ke Mekkah. Ustman bin
Madhun adalah seorang kaum Muslimin yang dilindungi Uthbah.23
Kaum Muslimin mendengar isu bahwa terjadi kesepakatan antara Nabi Saw
dengan tokoh-tokoh Quraisy, bisa juga mereka menganggap penindasan berkurang
dikarenakan ke Islaman Umar bin Khatab, apalagi menurut riwayat, Najasyi ketika itu
sedang menghadapi pemberontakan, itu yang pada gilirannya dapat membahayakan
mereka di Najasyi terguling. Karena itu mereka kembali Mekkah. Tetapi setelah tiba di
Mekkah, mereka mendapati situasi tidak berubah namun bertambah parah.24

C. Islmanya raja Najasyi


Singkat cerita, ketika kaum Muslimin telah datang di Istana, Abu Ja‟far ibn Abu
Thalib r.a berbicara sebagai juru bicara kaum Muslimin. Ja‟far menegaskan kepada raja

21
Ibid,.. h142
22
Muhammad Husain Haikal, Sejarah Hidup Muhamad, (Jakarta: Mitra Kerja Indonesia 2001)
cet.25 h105
23
Ahmad Hatta, The Great Story of Muhammad SAW. Referensi Lengkap Hidup Rasulullah SAW
dari Sebelum Kelahiran Hingga Detik-detik Terakhir,… h143
24
M. Quraish Shihab, Membaca Sirah Nabi Muhammad Saw dalam Sorotan al-Qur’an dan al-
Hadits-Hadits Shahih, … h365

Page
10
Najasyi tentang ajaran yang dibaewa oleh Nabi Muhammad Saw.dan sikap kaum mereka
terhadapnya. Lalu, ketika raja Najasyi meminta Ja‟far untuk menyebutkan sedikit saja
ajaran Nabi Muhammad Saw, Ja‟far membacakannya awal surat Maryam. Mendengar
bacaan tersebut, Raja Najasyi pun menangis tersedu-sedu sampai janggutnya basah.
Begitu pula dengan para uskupnya. Mereka menangis hingga air mata mereka jatuh di
atas al-Kitab yang mereka bawa.25
Setelah itu, raja Najasyi berkata kepada dua utusan Quraisy tadi, “sesungguhnya
ajaran ini dan ajaran yang dibawa Isa As adalah sama-sama berasal dari satu lentera.
Karena itulah, pulanglah kalian berdua, karena sesungguhnya aku berkali-kali tidak akan
pernah menyerahkan mereka kepada kalian.” Denagn rasa jengkel, keduanya pun pergi
meninggalkan istana. “Demi Tuhan, besok aku akan mendatangi mereka lagi.”
Esok harinya, Amru kembali menghadap Raja Najasyi. Ia berkata
kepadanya,”mereka semua (orang muslim) telah mengatakan sesuatu yang sangat besar
tentang Isa ibn Maryam.” Mendengar hal itu Raja Najasyi mengutus utusannya untuk
menemui dan memanggil kaum Muslimin. Ketika mereka telah datang di Istana, Najasyi
menanyakan apa yang mereka katakana tentang al-Masih. Ja‟far menjawab , “kami
mengatataknnya seperti yang telah di ajarkan oleh Rasul kami, Rasulullah Saw, Isa
adalah hamba Allah Swt, utusan-Nya, ruh-Nya dan bukti kebesaran-Nya yang dianugari
kepada Maryam, si perempuan suci (perawan).
Demikian, akhirnya Raja Najasyi puas dengan jawaban itu, sehingga ia tetap
memberikan jaminan keamanan kepada kaum Muslimin di negaranya. Bahkan, setelah itu
ia mengembalikan seluruh hadiah bangsa Quraisy. Disebutkan Raja Najasyi dan Amru
ibn Ash pada akhirnya pun masuk Islam.26 Sungguh, sebenarnya Najsyi telah masuk
Islam dan membenarkan kenabian nabi Muhammmad Saw, namun dia masih
merahasiakan keimananya tersebut dari kaumnya, lantaran dia mengetahui bahwa
kaumnya masih enggan meninggalkan kebathilan, kesesatan, dan keyakinan yang
menyimpang, walau sebenarnya sangat bertentangan dan dengan akal dan argumentasi
naqli (teks). Semoga Allah meridhainya. Raja Najasyi meninggal dunia pada tahun ke-9
25
Ahmad Musyafiq, Pengantar Sirah Nabawiyah Melacak Akar Universalime Ajaran dan
Kompolitanisme Peradaban Islam Masa Nabi Muhammad SAW, .. 135-136
26
Ibid, …h136

Page
11
menurut mayoritas. Namun, ada yang mengatakan bahwa dia meninggal dunia dunia
pada tahun ke-8, sebelum penaklukan Mekkah.27

BAB III
KESIMPULAN
Setelah mendapatkan wahyu yang pertama maka Rasulullah Saw melakukan
dakwah yang pertama dengan cara sembunyi-sembunyi dengan memberikan dakwah
kepada kerabat terdekat, dakwah ini dilakukan selama tiga tahun. Setelah itu turunlah
wahyu Allah Swt yang memerintahkan untuk berdakwah secara terang-terangan. Dalam
dakwah ini kaum Muslim banyak mendapat siksaan fisik maupun batin, hingga akhirnya
mereka memutuskan untuk hijrah ke Habasyah, disana mereka disambut dengan baik
oleh raja Najasyi yang pada akhirnya masuk Islam.

27
Ali Muhmmad Ash-Shaballi, Sejarah Lengkap Rasulullah, (Jakarta: Pustka al-Kautsar, 2012)
h317

Page
12
Daftar Pustaka

Ibn Abdul Karim, Abdurrahman. Kitab Sejarah Nabi Muhammad saw. Jogjakarta: Diva
Press. 2013
Ibrahim, Fauzi. Muhammad Saw Makhluk Paling Mulia. Jakarta Selatan: PT Buku Kita.
2008
Musyafiq, Ahmad. Pengantar Sirah Nabawiyah Melacak Akar Universalime Ajaran dan
Kompolitanisme Peradaban Islam Masa Nabi Muhammad SAW. Semarang: CV Karya Abadi
Jaya. 2015
Hatta, Ahmad. The Great Story of Muhammad SAW. Referensi Lengkap Hidup
Rasulullah SAW dari Sebelum Kelahiran Hingga Detik-detik Terakhir. Jakarta Timur: Maghfirah
Pustaka. 2013

Shihab, M. Quraish. Membaca Sirah Nabi Muhammad Saw dalam Sorotan al-
Qur’an dan al-Hadits-Hadits Shahih. Tangerang: Penerbit Lentera Hati. 2012

An-Nadwi, Abul Hasan „Ali al-Hasani .Sirah Nabawiyah Sejarah Lengkap Nabi
Muhammad Saw. Yogyakarta: Mardhiyah Press. 2007
Haekal, Muhammad Husein. Sejarah Hidup Muhammad. Jakarta: PT Mitra Kerjaya
Indonesia. 2001
Al-Ghazali, Muhammad. Sejarah Perjalanan Hidup Muhammad. Yaogyakarta: Mitra
Pustaka. 2008
Ash- Sahali, Ali Muhmmad. Sejarah Lengkap Rasulullah. Jakarta: Pustka al-Kautsar.
2012

Page
13
Page
14

Anda mungkin juga menyukai