Anda di halaman 1dari 6

A.

Perkembangan Islam di Mekah


Pada usia 40 tahun, Nabi Muhammad SAW sering bertahanus di Gua
Hira. Gua Hira terletak 6 km di sebelah timur Kota Mekah. Di tempat itu,
Nabi Muhammad SAW merenungi keadaan masyarakatnya. Pada tanggal 17
Ramadhan 611 M, datanglah malaikat Jibril menyampaikan wahyu yang
pertama, yaitu Surah Al-‘Alaq. Ini adalah ayat Al-Qur’an yang pertama yang
diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Turunnya wahyu
pertama itu menandakan bahwa Nabi Muhammad SAW telah diangkat
menjadi utusan Allah SWT.
Setelah malaikat Jibril datang yang pertama kali kepada Nabi
Muhammad SAW untuk menyampaikan wahyu yang pertama, ia tidak
datang-datang lagi hingga beberapa waktu. Nabi Muhammad SAW menanti –
nanti kedatangannya lagi. Akhirnya, beliau datang ke Gua Hira seperti
kebiasaannya sebelum menerima wahyu. Hari tidak turunnya wahyu tersebut
disebut Fatratul Wahyi (masa berselangnya wahyu).
Pada suatu hari, Nabi Muhammad SAW datang ke Gua Hira, dan ketika
berada disitu terdengarlah suara dari langit. Lalu, beliau melihat ke atas maka
dilihatlah Malaikat Jibril. Melihat pemandangan itu, tubuh beliau gemetar.
Lalu beliau pelang kerumah. Beliau langsung tidur sambil berkata kepada
keluarganya, “Selimutilah saya! Selimuti saya!”.
Dalam keadaan sedang tidur, datanglah Malaikat Jibril menyamapikan
wahyu yang kedua yakni surah al – Muddatsir. Ayat ini menjadi pertanda
dimulainya misi Rasulullah SAW dalam berdakwah menyebarkan agama
Islam, dengan memberikan peringatan kepada seluruh umat manusia agar
menyembah Allah SWT dan mengesakan-Nya.
Rasulullah SAW berdakwah dengan menggunakan dua strategi diantara
adalah sebagai berikut :
1. Dakwah Rasulullah SAW secara sembunyi - sembunyi
Rasulullah SAW melakukan dakwah yang pertama kalinya ialah
kepada keluarga dan sahabatnya. Mulai dari Khodijah (isterinya), Ali bin
Abi Thalib (Putra pamannya), Abu Bakar (sahabatnya), dan Zaid bin
Harisah (pembantunya). Kemudian diikuti oleh Usman bin Affan,
Abdurrahman bin Auf, Zubair bin Awwam, Sa’ad bin Abi Waqqas, Talhah
bin Ubaidilah, Abu Ubaidah bin Jarrah, dan Arqam bin Abil Arqam.
Mereka yang masuk Islam generasi pertama disebut Assabiqunal
Awwalun.
Nabi Muhammad SAW melakukan dakwah secara sembunyi –
sembunyi bermaksud menyiapkan orang – orang yang mendukung beliau
dan menyiapkan orang – orang yang menjadi juru dakwah beliau. Rumah
Arqam bin Abil Warqam dijadikan sebagai pusat dakwah pada saat itu.
2. Dakwah Raulullah SAW secara terang – terangan
Setelah 3 tahun Rasulullah SAW berdakwah secara sembunyi –
sembunyi, turunlah firman Allah SWT Surah Al-Hijr. Ayat tersebut
menerangkan bahwa Allah memerintahkan agar Nabi Muhammad SAW
mendakwahkan Islam secara terang – terangan. Langkah pertama yang
dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW ialah mengumpulkan warga di
Bukit Safa. Setelah semua berkumpul di Bukit Safa termasuk Abu Lahab
paman Nabi, Rasulullah SAW berdialog dengan warga hingga beliau
bersabda bahwa sesungguhnya beliau di utus oleh Allah SWT sebagai
pemberi peringatan bahwa adanya siksaan Allah SWT yang sangat keras.
Namun sebelum Nabi selesai bicara, Abu Lahab memotong pembicaraan
beliau dengan mengatakan “Celakalah kamu wahai Muhammad, apakah
hanya untuk ini kau kumpulkan kami ?” Abu Lahab melempari Nabi
Muhammad SAW menggunakan batu.
Dakwah Rasulullah SAW dientang dan ditolak oleh pamannya
sendiri yaitu Abu Lahab beserta istrinya. Dengan adanya penolakan
tersebut Allah SWT menurunkan surah Al-Lahab yang isinya tentang
siksaan akibat sikap Abu Lahab dan istrinya.
Menghadapi ancaman tersebut, Nabi Muhammad SAW beserta
pengikut setianya tidak mundur. Sedikit demi sedikit dakwah Islam tetap
berjalan. Pada masa – masa awal tersebut, orang – orang yang dapat
menerima dakwah Nabi Muhammad SAW adalah dari golongan tertindas
dan kaum miskin.

B. Hambatan dakwah Nabi Muhammad SAW ketika di Mekah


Dalam proses mendakwahkan Islam, Nabi Muhammad SAW mendapat
banyak rintangan, tantangan, serta ancaman dari berbagai kalangan. Namun,
Abu Thalib semasa hidupnya ia melindungi Rasulullah dalam proses
berdakwah.
Banyak tokoh Quraisy yang membujuk Abu Thalib agar melepaskan
perlindungan terhadap Nabi Muhammad SAW. Diantara tokoh – tokoh
tersebut adalah Abu Jahal, Abu Lahab, Abu Sufyan, dan Utbah bin Rubi’ah.
Merekalah kaum yang paling bersemangat untuk mengahalangi dakwah Nabi
Muhammad SAW.
Adanya desakan untuk menghentikan dakwah yang bertubi – tubi sempat
membuat Abu Thalib goyah. Akhirnya, ia berusaha membujuk Nabi
Muhammad SAW untuk menghentikan dakwahnya. Akan tetapi, permohonan
pamannya tersebut ditolak.
Para pengikut Nabi Muhammad SAW banyak yang mengalami siksaan
yang dilakukan oleh kaum Quraisy. Diantara sahabat beliau adalah Bilal bin
Rabbah yang mendapat siksaan yang kejam dengan cara dikat, dijemur
dibawah terik matahari, dadanya ditindih dengan batu besar dan dicambuk,
Usman bin Mazam di pukul kepalanya hingga menyebabkan matanya rusak,
keluarga Amr bin Yasir, Zubair bin Awwam, dan Abu Bakar.
Meskipun demikian, hal tersebut tidak menyurutkan semangat kaum
muslimin dalam berdakwah dan itu menunjukkan Islam adalah agama yang
benar – benar kuat sehingga pengikut Islam bertambah banyak. Untuk
mengahdapi hambatan – hambatan yang sangat berat tersebut, Nabi
Muhammad SAW memerintahkan untuk hijrah (pindah) ke Ethiopia atau
Habasyah.
Selain berbentuk siksaan fisik dan bujukan, usaha kaum kafi Quraisy
untuk menghalangi dakwah Rasulullah SAW juga dilakukan dengan
pemboikotan selama 3 tahun. Bentuk pemboikotan itu antara lain :
1. Tidak mau berbicara dengan orang Islam,
2. Tidak mau berjual beli dengan orang Islam,
3. Tidak mau menikah dengan orang Islam.
namun, pemboikotan itu berhenti setelah papan pengumuman pemboikotan
yang dipasang di Ka’bah hancur dimakan rayap. Selain itu, beberapa kaum
Quraisy tidak tega melihat akibat pemboikotan tersebut.
Kemudian Nabi Muhammad SAW mendapat kesulitan baru lagi setelah
meninggalnya dua orang yang dicintainya, yakni Abu Thalib (usia 87 tahun)
dan Khadijah (usia 50 tahun) dalam waktu yang bersamaan yaitu hanya
berselang tiga hari saja. Tahun ini dinamakan “Amul Khuzni” yang berarti
tahun kesedihan dengan wafatnya dua orang yang selalu melindunginya.
Orang – orang Quraisy semakin keras mengganggu Rasulullah SAW
sehingga beliau merasa tertekan sekali. Nabi Muhammad SAW menyiarkan
agama ke Thaif di tengah suku Thaif, namun beliau ditolak oleh penduduk
Thaif bahkan mereka menyakiti beliau dengan melempari batu. Beliau
berlindung ke kebun milik Utbah dan Syaibah anak – anak Rabi’ah yang
memperhatikan keadaannya.
Nabi Muhammad saw tidak putus asa dalam menyiarkan dakwah Islam
terutama ke kebilah-kabilah yang ada di Makkah seperti mendatangi rumah -
rumah Bani Kindah, Bani Kalb, Bani Amir dan Bani Hanifah ibn Sa’sa’ah.
Namun mereka menolak dakwahnya. Setelah masa berkabung berlalu
berfikirlah Nabi untuk kawin lagi, dengan harapan dapatlah perkawinan itu
menghibur hatinya. Maka dipilihlah Aisyah binti Abi bakar yang masih
berumur tujuh tahun, karenanya hanya akad nikah yang dilaksanakan,
sedangkan perkawinannya dilakukan dua tahun kemudian. Perkawinan itu
dimaksudkan untuk mempererat tali persaudaraan dengan Abu Bakar yang
telah menemani Nabi sejak awal mula Islam.
C. Misi dakwah Nabi Muhammad SAW
Suatu perubahan atau suatu hal baru dalam masyarakat akan
menimbulkan pendukung dan penentang. Hal tersebut terjadi ketika Nabi
menyebarkan misi dakwahnya. Sebelum memulai dakwahnya, Nabi
Muhammad SAW dikenal sebagai orang yang dapat dipercaya. Beliau
memiliki sifat siddiq, amanah, tabligh serta fatonah yang sangat bermanfaat
dalam proses dakwahnya.
Misi dakwah Nabi Muhammad SAW mengubah masyarakat jahiliyyah
menjadi masyarakat yang sejahtera berdasakan agama tauhid. Dalam
berdakwah, Rasulullah SAW menggunakan siasat – siasat agar dakwah beliau
diterima oleh masyarakat Mekah. Pada tahap awal, beliau mengumpulkan
pendukung setia. Cara yang digunakan beliau ialah dengan sembunyi –
sembunyi dan ditujukan kepada orang – orang terdekatnya.
Tahap kedua adalah mulai berdakwah secara terbuka. Pada tahap ini,
hambatan yang menghalangi dakwah beliau semakin membesar sehingga
beliau memerintahkan untuk berpindah sambil tetap melanjutkan misi
dakwah.
Nabi Muhammad SAW akhirnya berpindah melakukan dakwahnya ke
Madinah. Beliau menyusun kekuatan untuk tetap melanjutkan dakwahnya,
Semua tahapan berdasarkan petunjuk Allah SWT dan dengan berpegang
teguh pada petunjuk Allah SWT akhirnya Nabi Muhammad SAW mencapai
keberhasilan.
Dari perjuangan – perjuangan Nabi Muhammad SAW mendakwahkan
Islam di Mekah kita dapat meneladani perjuangan beliau diantaranya sebagai
berikut :
1. Menampilkan sikap terpuji dan memiliki sifat siddiq, amanah, tabligh, dan
fathonah.
2. Menyebarkan misi dakwah Islam melalui orang – orang terdekat terlebih
dahulu untuk mencari pendukung setia.
3. Menyusun kekuatan untuk mendakwahkan Islam dan membela
kebenaran.
4. Menyandarkan keberhasilan pada Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai