0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
23 tayangan6 halaman
Teks tersebut menggambarkan perjalanan dakwah Nabi Muhammad SAW di Mekkah sejak menerima wahyu pertama hingga menghadapi berbagai hambatan. Nabi Muhammad SAW melakukan dakwah secara diam-diam kepada keluarga dan sahabat terdekatnya, kemudian secara terbuka di Bukit Safa meskipun ditentang. Banyak sahabat yang disiksa oleh Quraisy, sehingga Nabi memerintahkan hijrah ke Habsyah.
Teks tersebut menggambarkan perjalanan dakwah Nabi Muhammad SAW di Mekkah sejak menerima wahyu pertama hingga menghadapi berbagai hambatan. Nabi Muhammad SAW melakukan dakwah secara diam-diam kepada keluarga dan sahabat terdekatnya, kemudian secara terbuka di Bukit Safa meskipun ditentang. Banyak sahabat yang disiksa oleh Quraisy, sehingga Nabi memerintahkan hijrah ke Habsyah.
Teks tersebut menggambarkan perjalanan dakwah Nabi Muhammad SAW di Mekkah sejak menerima wahyu pertama hingga menghadapi berbagai hambatan. Nabi Muhammad SAW melakukan dakwah secara diam-diam kepada keluarga dan sahabat terdekatnya, kemudian secara terbuka di Bukit Safa meskipun ditentang. Banyak sahabat yang disiksa oleh Quraisy, sehingga Nabi memerintahkan hijrah ke Habsyah.
Pada usia 40 tahun, Nabi Muhammad SAW sering bertahanus di Gua Hira. Gua Hira terletak 6 km di sebelah timur Kota Mekah. Di tempat itu, Nabi Muhammad SAW merenungi keadaan masyarakatnya. Pada tanggal 17 Ramadhan 611 M, datanglah malaikat Jibril menyampaikan wahyu yang pertama, yaitu Surah Al-‘Alaq. Ini adalah ayat Al-Qur’an yang pertama yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Turunnya wahyu pertama itu menandakan bahwa Nabi Muhammad SAW telah diangkat menjadi utusan Allah SWT. Setelah malaikat Jibril datang yang pertama kali kepada Nabi Muhammad SAW untuk menyampaikan wahyu yang pertama, ia tidak datang-datang lagi hingga beberapa waktu. Nabi Muhammad SAW menanti – nanti kedatangannya lagi. Akhirnya, beliau datang ke Gua Hira seperti kebiasaannya sebelum menerima wahyu. Hari tidak turunnya wahyu tersebut disebut Fatratul Wahyi (masa berselangnya wahyu). Pada suatu hari, Nabi Muhammad SAW datang ke Gua Hira, dan ketika berada disitu terdengarlah suara dari langit. Lalu, beliau melihat ke atas maka dilihatlah Malaikat Jibril. Melihat pemandangan itu, tubuh beliau gemetar. Lalu beliau pelang kerumah. Beliau langsung tidur sambil berkata kepada keluarganya, “Selimutilah saya! Selimuti saya!”. Dalam keadaan sedang tidur, datanglah Malaikat Jibril menyamapikan wahyu yang kedua yakni surah al – Muddatsir. Ayat ini menjadi pertanda dimulainya misi Rasulullah SAW dalam berdakwah menyebarkan agama Islam, dengan memberikan peringatan kepada seluruh umat manusia agar menyembah Allah SWT dan mengesakan-Nya. Rasulullah SAW berdakwah dengan menggunakan dua strategi diantara adalah sebagai berikut : 1. Dakwah Rasulullah SAW secara sembunyi - sembunyi Rasulullah SAW melakukan dakwah yang pertama kalinya ialah kepada keluarga dan sahabatnya. Mulai dari Khodijah (isterinya), Ali bin Abi Thalib (Putra pamannya), Abu Bakar (sahabatnya), dan Zaid bin Harisah (pembantunya). Kemudian diikuti oleh Usman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Zubair bin Awwam, Sa’ad bin Abi Waqqas, Talhah bin Ubaidilah, Abu Ubaidah bin Jarrah, dan Arqam bin Abil Arqam. Mereka yang masuk Islam generasi pertama disebut Assabiqunal Awwalun. Nabi Muhammad SAW melakukan dakwah secara sembunyi – sembunyi bermaksud menyiapkan orang – orang yang mendukung beliau dan menyiapkan orang – orang yang menjadi juru dakwah beliau. Rumah Arqam bin Abil Warqam dijadikan sebagai pusat dakwah pada saat itu. 2. Dakwah Raulullah SAW secara terang – terangan Setelah 3 tahun Rasulullah SAW berdakwah secara sembunyi – sembunyi, turunlah firman Allah SWT Surah Al-Hijr. Ayat tersebut menerangkan bahwa Allah memerintahkan agar Nabi Muhammad SAW mendakwahkan Islam secara terang – terangan. Langkah pertama yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW ialah mengumpulkan warga di Bukit Safa. Setelah semua berkumpul di Bukit Safa termasuk Abu Lahab paman Nabi, Rasulullah SAW berdialog dengan warga hingga beliau bersabda bahwa sesungguhnya beliau di utus oleh Allah SWT sebagai pemberi peringatan bahwa adanya siksaan Allah SWT yang sangat keras. Namun sebelum Nabi selesai bicara, Abu Lahab memotong pembicaraan beliau dengan mengatakan “Celakalah kamu wahai Muhammad, apakah hanya untuk ini kau kumpulkan kami ?” Abu Lahab melempari Nabi Muhammad SAW menggunakan batu. Dakwah Rasulullah SAW dientang dan ditolak oleh pamannya sendiri yaitu Abu Lahab beserta istrinya. Dengan adanya penolakan tersebut Allah SWT menurunkan surah Al-Lahab yang isinya tentang siksaan akibat sikap Abu Lahab dan istrinya. Menghadapi ancaman tersebut, Nabi Muhammad SAW beserta pengikut setianya tidak mundur. Sedikit demi sedikit dakwah Islam tetap berjalan. Pada masa – masa awal tersebut, orang – orang yang dapat menerima dakwah Nabi Muhammad SAW adalah dari golongan tertindas dan kaum miskin.
B. Hambatan dakwah Nabi Muhammad SAW ketika di Mekah
Dalam proses mendakwahkan Islam, Nabi Muhammad SAW mendapat banyak rintangan, tantangan, serta ancaman dari berbagai kalangan. Namun, Abu Thalib semasa hidupnya ia melindungi Rasulullah dalam proses berdakwah. Banyak tokoh Quraisy yang membujuk Abu Thalib agar melepaskan perlindungan terhadap Nabi Muhammad SAW. Diantara tokoh – tokoh tersebut adalah Abu Jahal, Abu Lahab, Abu Sufyan, dan Utbah bin Rubi’ah. Merekalah kaum yang paling bersemangat untuk mengahalangi dakwah Nabi Muhammad SAW. Adanya desakan untuk menghentikan dakwah yang bertubi – tubi sempat membuat Abu Thalib goyah. Akhirnya, ia berusaha membujuk Nabi Muhammad SAW untuk menghentikan dakwahnya. Akan tetapi, permohonan pamannya tersebut ditolak. Para pengikut Nabi Muhammad SAW banyak yang mengalami siksaan yang dilakukan oleh kaum Quraisy. Diantara sahabat beliau adalah Bilal bin Rabbah yang mendapat siksaan yang kejam dengan cara dikat, dijemur dibawah terik matahari, dadanya ditindih dengan batu besar dan dicambuk, Usman bin Mazam di pukul kepalanya hingga menyebabkan matanya rusak, keluarga Amr bin Yasir, Zubair bin Awwam, dan Abu Bakar. Meskipun demikian, hal tersebut tidak menyurutkan semangat kaum muslimin dalam berdakwah dan itu menunjukkan Islam adalah agama yang benar – benar kuat sehingga pengikut Islam bertambah banyak. Untuk mengahdapi hambatan – hambatan yang sangat berat tersebut, Nabi Muhammad SAW memerintahkan untuk hijrah (pindah) ke Ethiopia atau Habasyah. Selain berbentuk siksaan fisik dan bujukan, usaha kaum kafi Quraisy untuk menghalangi dakwah Rasulullah SAW juga dilakukan dengan pemboikotan selama 3 tahun. Bentuk pemboikotan itu antara lain : 1. Tidak mau berbicara dengan orang Islam, 2. Tidak mau berjual beli dengan orang Islam, 3. Tidak mau menikah dengan orang Islam. namun, pemboikotan itu berhenti setelah papan pengumuman pemboikotan yang dipasang di Ka’bah hancur dimakan rayap. Selain itu, beberapa kaum Quraisy tidak tega melihat akibat pemboikotan tersebut. Kemudian Nabi Muhammad SAW mendapat kesulitan baru lagi setelah meninggalnya dua orang yang dicintainya, yakni Abu Thalib (usia 87 tahun) dan Khadijah (usia 50 tahun) dalam waktu yang bersamaan yaitu hanya berselang tiga hari saja. Tahun ini dinamakan “Amul Khuzni” yang berarti tahun kesedihan dengan wafatnya dua orang yang selalu melindunginya. Orang – orang Quraisy semakin keras mengganggu Rasulullah SAW sehingga beliau merasa tertekan sekali. Nabi Muhammad SAW menyiarkan agama ke Thaif di tengah suku Thaif, namun beliau ditolak oleh penduduk Thaif bahkan mereka menyakiti beliau dengan melempari batu. Beliau berlindung ke kebun milik Utbah dan Syaibah anak – anak Rabi’ah yang memperhatikan keadaannya. Nabi Muhammad saw tidak putus asa dalam menyiarkan dakwah Islam terutama ke kebilah-kabilah yang ada di Makkah seperti mendatangi rumah - rumah Bani Kindah, Bani Kalb, Bani Amir dan Bani Hanifah ibn Sa’sa’ah. Namun mereka menolak dakwahnya. Setelah masa berkabung berlalu berfikirlah Nabi untuk kawin lagi, dengan harapan dapatlah perkawinan itu menghibur hatinya. Maka dipilihlah Aisyah binti Abi bakar yang masih berumur tujuh tahun, karenanya hanya akad nikah yang dilaksanakan, sedangkan perkawinannya dilakukan dua tahun kemudian. Perkawinan itu dimaksudkan untuk mempererat tali persaudaraan dengan Abu Bakar yang telah menemani Nabi sejak awal mula Islam. C. Misi dakwah Nabi Muhammad SAW Suatu perubahan atau suatu hal baru dalam masyarakat akan menimbulkan pendukung dan penentang. Hal tersebut terjadi ketika Nabi menyebarkan misi dakwahnya. Sebelum memulai dakwahnya, Nabi Muhammad SAW dikenal sebagai orang yang dapat dipercaya. Beliau memiliki sifat siddiq, amanah, tabligh serta fatonah yang sangat bermanfaat dalam proses dakwahnya. Misi dakwah Nabi Muhammad SAW mengubah masyarakat jahiliyyah menjadi masyarakat yang sejahtera berdasakan agama tauhid. Dalam berdakwah, Rasulullah SAW menggunakan siasat – siasat agar dakwah beliau diterima oleh masyarakat Mekah. Pada tahap awal, beliau mengumpulkan pendukung setia. Cara yang digunakan beliau ialah dengan sembunyi – sembunyi dan ditujukan kepada orang – orang terdekatnya. Tahap kedua adalah mulai berdakwah secara terbuka. Pada tahap ini, hambatan yang menghalangi dakwah beliau semakin membesar sehingga beliau memerintahkan untuk berpindah sambil tetap melanjutkan misi dakwah. Nabi Muhammad SAW akhirnya berpindah melakukan dakwahnya ke Madinah. Beliau menyusun kekuatan untuk tetap melanjutkan dakwahnya, Semua tahapan berdasarkan petunjuk Allah SWT dan dengan berpegang teguh pada petunjuk Allah SWT akhirnya Nabi Muhammad SAW mencapai keberhasilan. Dari perjuangan – perjuangan Nabi Muhammad SAW mendakwahkan Islam di Mekah kita dapat meneladani perjuangan beliau diantaranya sebagai berikut : 1. Menampilkan sikap terpuji dan memiliki sifat siddiq, amanah, tabligh, dan fathonah. 2. Menyebarkan misi dakwah Islam melalui orang – orang terdekat terlebih dahulu untuk mencari pendukung setia. 3. Menyusun kekuatan untuk mendakwahkan Islam dan membela kebenaran. 4. Menyandarkan keberhasilan pada Allah SWT.