Anda di halaman 1dari 30

MISI DAKWAH

Dakwah pada Masa Awal


Pada usia 40 tahun Nabi Muhammad saw sering bertahanus di
gua Hira'yang terletak 6 km sebelah timur Kota Mekkah. Tanggal 17
romadlon 611 M ,Malaikat Jibril menyampaikan wahyu pertama surah Al
'Alaq ayat 1-5.
Turunya wahyu pertama itu menandakan bahwa nabi Muhammad telah
menjadi utusan Allah. Pada mulanya Nabi berdakwah dengan Sembunyi-
sembunyi terbatas pada orang-orang terdekat.yang pertama menerima
dakwah adalah : Khadijah ( istri Nabi ). Ali Bin Abi Thalib (anak pamannya ),
Abu Bakar ( sahabatnya), Zaid bin Haritsa ( pembantunya ). selanjutnya
beberapa orang yang mengikuti dakwah Nabi : Usman bin Affan ,
Abdurrahman bin Auf,Zubair buin Awwam, Sa'ad bin Abi Waqas, Thalhah bin
Ubaidillah,Abi Ubaidah bin Jarrah dan Arqam bin Abil Arqam. Dakwah nabi
Muhammad dipusatkan dirumah Arqam bin Abil Arqam. Orang yang masuk
Islam awal dinamakan Assabiquunal Awwaluun.
Dakwah dengan sembunyi-sembunyi mulai ditinggalkan setelah beliau
menerima wahyu surah Al Hijr ayat 94.
Ayat tersebut menekannkan bahwa dakwah Nabi Muhammad bertujuan
menghindari dari kemusrikan dan mengajak kepada ketauhidan. Dakwah
secara terbuka pertama kali dilaksanakan di bukit Shafa. Dakwah terbuka di
bukit shofa bubar setelah Abu Lahab melempari batu pada Nabi Muhammad.
Umar bin Khattab masuk islam dakwah secara terbuka makin menguat.
3. Bentuk dan Hambatan Dakwah
Nabi Muhammad saw berasal dari Bani Hasyim . Pada saat itu Bani
Hasyim sangat dihormati. kakek Nabi Muhammad bernama Abdul Mutthalib
adalah penjaga Ka'bah semasa hidupnya. Abu Thalib adalah pengatur
pembagian air Zamzam. Jabatan tersebut sangat terhormat.
Banyak tokoh kafir Quraisy yang membujuk Abu Thalib agar melepaskan
perlindungan terhadap Nabi Muhammad saw. Diantara tokoh terebut
adalahAbu Lahab, Abu Sufyan dan Utbah bin Rabi'ah. Mereka sangat
bersemangat dalam menghambat dakwah Nabi Muhammad saw.
Desakan untuk menghentikan dakwah datang bertubi-tubi sempat membuat
Abu Talib goyah. Banyak para pengikut Nabi Muhammad saw mengalami
siksaan dari kafir Quraisy diantaranya Bilal bin Rabbah, keluarga Amr bin
Yasir,Zubaer bin Awwam dan Abu Bakar. Menghadapi hambatan tersebut
Nabi Muhammad saw memerintahkan beberapa sahabat untuk hijrah ke
Ethiopia atau Habasyah.
Usaha untuk menghentikan Dakwah Nabi Muhammad dilakukan
denganpemboikotan selama 3 tahun . bentuk pemboikotan antara lain :
a. Tidak mau berbicara dengan orang Islam.
b. Tidak mau jual beli dengan orang Islam.
c. Tidak mau menikah dengan orang Islam.
Pemboikotan itu berhenti setelah papan pengumuman pemboikotan yang
dipasng didinding Ka'bah hancur dimakan rayap.

4. Misi Dakwah Nabi Muhammad saw.


Pemicu kebencian orang-orang kafir terhadap dakwah Nabi Muhammad
adalah pada misi dakwahnya. Dakwah Islam saat itu berisi seruan kembali
kepada ajaran Tauhid ,beribadah hanya pada Allah swt, dan beriman kepada
hari Akhir. hal itu berarti menghapus adanya kesenjangan sosial dan
kesombongan antar suku.

.Misi Dakwah Nabi Muhammad saw.

Dengan kesabarannya, Rasulullah saw. Mendapat pengiku walau baru beberapa


orangyang masuk agama Islam. Perjuangan dakwah ini membutuhkan waktu yang
lama untuk membentuk manusia yang beriman kepada Allah Swt.Setelah
diperjuangkan oleh Rasulullah saw. Selama lebih kurang 13 tahun di Mekah,islam
menjadi agama pilihan orang-orang di Jazirah Arab. Kedatangan islam di Jazirah
Arabbenar-benar menjadi rahmat bagi Bangsa Arab. Mereka yang tadinya bercerai-
berai salingbermusuhan berhasil diastukan oleh satu tujuan mulia, yaitu Dinul Islam.
Selama lebihkurang 23 tahun agama Islam disebarkan oleh Nabi Muhammad saw.
Dengan pengorbananyang luar biasa. Rasulullah saw. Berjuang dengan jiwa, tenaga,
dan hartanya demi keyakinanIslam. Islam menjadi Agama yang sempurna
sebagaimana yang dinyatakan oleh Allah Swt.Dalam Firman-Nya :
.Artinya: Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-
cukupkan kepadamu ni'mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.
(Q.S. Al-Maidah, 5:3)
Islam adalah agama yang sempurna karena sebagai berikut.

1. Agama Islam merupakan agama untuk seluruh manusia,. Berbeda halnya


denganagama samawi sebelumnya, terbatas hanya untuk satu kaum saja.
2. Ajaran Islam meliputi semua aspek kehidupan.
3. Agama Islam berfungsi sebagai Rahmatan lil alamin.Dengan ayat tersebut, misi atau
dakwah Nabi Muhammad saw. Untuk menyampaikanIslam telah selesai. Nabi
Muhammad saw. Menerima wahyu terakhir itu satu tahun sebelumbeliau
melakukan haji wada (haji perpisahan) yang diikuti oleh lebih kurang 100.000
kaummuslimin. Dihadapan ratusan ribu jamaah itu Rasulullah saw. Mengucapkan
pidato mahapentingdan mempunyai nilai-nilai bagi kaum muslimin.Menurut ahli
sejarah, ayat tersebut merupakan wahyu terakhirnya yang diturunkankepada Nabi
Muhammad saw. Setelah ayat itu dibacakan oleh Nabi Muhammad saw. Abu Bakaras-
Sidiq menangis. Lalu Nabi Muhammad saw. Bertanya tentang apa yang
menyebabkannyamenangis. Abu Bakar As-Sidiq menjawab bahwa sesuatu yang telah
sempurna tidak ada lagi yang ditunggu, kecuali kekuarangannya. Jawaban Abu Bakar
As-Sidiq itu dibenarkan olehRasulullah saw.Setelah turunya ayat tersebut, tidak lama
kemudian beliau wafat. Selama lebih kurang 23tahun beliau menunaikan tugas sebagai
Rasul. Menyampaikan berita gembira dan membawa peringatan untuk semua mahluk
di dunia ini.

E.Manfaat dari Dakwah Rasulullah saw. Di Makkah.

Beberapa manfaat yang dapat kita ambil dari dakwah Rasulullah saw. adalah
sebagaiberikut.
1. Iman kepada Allah Swt. Yang kuat dan beramal kebaikan.
2. Tanggung jawab dan cita-cita yang mulia untuk berdakwah.
3. Ketabahan dan keteguhan hati (bersabar)
SUBSTANSI DAN STRATEGI DAKWAH

Adapun stategi dakwah Rasululullah SAW. Periode Madinah, yaitu :

A. PEMBINAAN MASJID

Masjid merupakan institusi dakwah pertama yang dibina oleh Rasulullah


SAW. setibanya baginda di Madinah. Ia menjadi nadi pergerakan Islam yang
menghubungkan manusia dengan Penciptanya serta manusia sesama
manusia. Masjid menjadi lambang akidah umat Islam atas keyakinan tauhid
mereka kepada Allah SWT. Pembinaan masjid dimulakan dengan
membersihkan persekitaran kawasan yang dikenali sebagai mirbad dan
meratakannya sebelum menggali lubang untuk diletakkan batu-batu sebagai
asas binaan. Malah, Rasulullah SAW. sendiri yang

meletakkan batu-batu tersebut. Batu-batu itu kemudiannya disemen dengan


tanah liat sehingga menjadi binaan konkrit.

Masjid pertama ini dibina dalam keadaan kekurangan tetapi penuh dengan
jiwa ketaqwaan kaum muslimin di kalangan muhajirin dan ansar. Mesjid
pertama yang dibangun rasulullah SAW. adalah mesjid Quba. Tanggla 16
Agustus Rasul dan para sahabat yang berjumlah lebih kurang seratus orang
menuju Madinah pada hari jumat. Ditengah jalan pada suatu tempat yang
bernama perkampungan lembah Bani Salim, Rasul mendapat perintah untuk
mendirikan shlat jumat, sebagai suatu isyarat sudah waktunya
memproklamirkan berdirinya Daulah Islamiyah. Di dalamnya, dibina sebuah
mimbar untuk Rasulullah SAW. menyampaikan khutbah dan wahyu daripada
Allah. Terdapat ruang muamalah yang dipanggil sirdauntuk pergerakan
kaum muslimin melakukan aktivitas kemasyarakatan. Pembinaan masjid ini
mengukuhkan dakwah baginda untuk menyebarkan risalah wahyu kepada
kaum muslimin serta menjadi pusat perbincangan di kalangan Rasulullah
SAW. dan para sahabat tentang masalah ummah.

B. MENGUKUHKAN PERSAUDARAAN

Rasulullah SAW mempersadarakan kaum Muhajirin dan Ansar. Jalinan ini


diasaskan kepada kesatuan cinta kepada Allah serta pegangan akidah tauhid
yang sama. Persaudaraan ini membuktikan kekuatan kaum muslimin melalui
pengorbanan yang besar sesama mereka tanpa membeda bedakan
pangkat, bangsa dan harta. Selain itu, ia turut memadamkan api
persengketaan di kalangan suku kaum Aus dan Khajraz. Sebagai contoh, Abu
bakar dipersaudarakan dengan Harisah bin Zaid, Jafar bin Abi Thalib
dipersaudarakan dengan Muaz bin Jabal, dan Umar bin Khattab
dipersaudarakan dengan Itbah bin Malik. Begitu seterusnya sehingga tiap
tipa orang dari kaum Ansar dipersaudarakan dengan kaum Muhajirin.

C. PEMBENTUKAN PIAGAM MADINAH

Madinah sebagai sebuah Negara yang menghimpunkan masyarakat Islam


dan Yahudi daripada pelbagai bangsa memerlukan kepada satu
perlembagaan khusus yang menjaga kepentingan semua pihak. Rasulullah
SAW. telah menyediakan sebuah piagam yang dikenali sebagai Piagam
Madinah untuk membentuk sebuah masyarakat di bawah naungan Islam.

Piagam ini mengandungi 32 pasal yang menyentuh segenap aspek


kehidupan termasuk akidah, akhlak, kebajikan, undang-undang,
kemasyarakatan, ekonomi dan lain-lain. Di dalamnya juga terkandung aspek
khusus yang mesti dipatuhi oleh kaum Muslimin seperti tidak mensyirikkan
Allah, tolong-menolong sesama mukmin, bertaqwa dan lain-lain. Selain itu,
bagi kaum bukan Islam, mereka mesti berkelakuan baik kepada kaum islam
di Madinah.

Piagam ini harus dipatuhi oleh semua penduduk Madinah Islam atau bukan
Islam. Strategi ini telah menjadikan Madinah sebagai model Negara Islam
yang adil, membangun serta disegani oleh musuh-musuh Islam.

D. STRATEGI KETENTERAAN

Peperangan merupakan strategi dakwah Rasulullah di Madinah untuk


melebarkan perjuangan Islam ke seluruh pelosok dunia. Strategi ketenteraan
Rasulullah s.a.w digeruni oleh pihak lawan khususnya pihak musyrikin di
Mekah dan Negara-negara lain. Antara tindakan strategik baginda
menghadapi peperangan ialah persiapan sebelum berlakunya peperangan
seperti pengitipan dan maklumat musuh. Ini berlaku dalam perang Badar,
Rasulullah SAW. telah mengutuskan pasukan berani mati seperti Ali bin Abi
Talib, Saad Ibnu Waqqash dan Zubair Ibn Awwam untuk bersiap-sedia
menghadapi perang.

Rasulullah SAW. turut membacakan ayat-ayat al-Quran untuk menggerunkan


hati musuh serta menguatkan jiwa kaum Muslimin. Antara firman Allah Taala
bermaksud:
Dan ingatlah ketika Allah menjajikan kepadamu bahwa salah satu dari dua
golongan yang kamu hadapi adalah untukmu, sedang kamu menginginkan
bahwa yang tidak mempunyai kekuatan senjatalah yang untukmu, dan Allah
menghendaki untuk membenarkan yang benar dengan ayat-ayatNya dan
memusnahkan orang-orang kafir. (Surah al-Anfal: 7)

Rasulullah SAW. turut mengambil pandangan dari para sahabat dalam


menyusun strategi peperangan. Dalam perang Khandak, Rasulullah SAW.
setuju dengan pandangan Salman al-Farisi yang berketurunan Parsi
berkenaan pembinaan benteng. Strategi ini membantu pasukan tentera
Islam berjaya dalam semua peperangan dengan pihak musuh.

E. HUBUNGAN LUAR

Hubungan luar merupakan orientasi penting bagai melebarkan sayap


dakwah. Ini terbukti melalui tindakan Rasulullah SAW. menghantar para
dutanya ke negara-negara luar untuk menjalin hubungan baik berteraskan
dakwah tauhid kepada Allah. Negara-negara itu termasuk Mesir, Iraq, Parsi
dan Cina. Sejarah turut merekamkan bahwa Saad Ibn Waqqas pernah
berdakwah ke negeri Cina sekitar tahun 600 hijrah. Sejak itu, Islam
bertebaran di negeri Cina hingga saat ini. para sahabat yang pernah menjadi
duta Rasulullah ialah Dukyah Kalibi kepada kaisar Rom, Abdullah bin
Huzaifah kepada kaisar Hurmuz, Raja Parsi, Jaafar bin Abu Talib kepada Raja
Habsyah.

Strategi hubungan luar ini diteruskan pada pemerintahan khalifah Islam


selepas kewafatan Rasulullah SAW. Sebagai contoh, pasukan Salehuddin al-
Ayubi di bawah pemerintahan Bani Uthmaniah telah berjaya menawan kota
suci umat Islam di Baitul Maqdis. Penjajahan ke Negara-negara luar
merupakan strategi dakwah paling berkesan di seluruh dunia.

F. MEMELIHARA DAN MEMPERTAHANKAN MASYARAKAT ISLAM DALAM UPAYA


MENCIPTAKAN SUASANA TENTRAM DAN AMAN AGAR MASYARAKAT MUSLIM
YANG DI BINA ITU DAPAT TERPELIHARA DAN BERTAHAN.

Rasulullah SAW membuat perjanjian persahabatan perdamaian dengan kaum


Yahudi yang berdiam di kota Madinah dan sekitarnya. Tindakan ini belum
pernah dilakukan oleh nabi dan rasul sebelumnya. Isi perjanjiannya sebagai
berikut :

a) Kebebasan beragama bagi semua golongan dan masing-masing golongan


mempunyai wewenang penuh terhadap anggits golongannya.

b) Semua lapisan, baik muslim maupun Yahudi harus tolong menolong dan
saling mebantu untuk melawan siapa saja yang memerangi mereka. Semua
wajib mempertahankan kota bila ada serangan dari luar

c) Kota Madinah adalah ota suci yang wajib dihormati oleh mereka yang
terikat dengan perjanjian itu. Apabila terjadi perselisihan antara muslim dan
Yahudi, maka urusan itu diserahkan kepada Allah SWT dan rasul(Al Quran
dan sunah).

d) Mengakui dan mentaati kesatuan pimpinan untuk kota Madinah yang


disetujui dipegang oleh Nabi Muhammad SAW.

substansi dakwah Rasulullah SAW. Periode Madinah.

Substansi dakwah Rasulullah SAW. Dapat dilihat melalui khutbah jumat


pertamanya, sebagai proklamasi berdirinya Negara Islam, Rasul telah
menetapkan politik Negara, berdasarkan atas :
1. Al-adatul Insanyah ( perikemanusiaan ).

2. Asy-Syura ( demokrasi ).

3. Al-Wahdatul Islamiyah ( persatuan islam ).

4. Al-Ukhuwah Islamiyah ( persudaraan islam ).

Selain itu, Dalam shalat Jumat itu rasulullah membacakan khutbah yang
berisikan tahmid, salawat / salam, pesan bertaqwa, dan doa sejahtera bagi
muslim/ mukmin. Substansi dakwah Rasulullah SAW. Yang lain , seperti
meletakkan dasar- dasar politik ekonomi dan sosial untuk masyarakat islam.
Selama beberapa minggu di Madinah, Rasul menelaah situasi, mempelajari
keadaan politik, ekonomi sosial budaya dan lain- lainnya. Setelah itu beliau
mengeluarkan dekrit yang dalam sejarah budaya islam terkenal dengan
nama shifa, yang kemudian oleh ahli ahli politik modern disebut
Manifesto politik pertama dalam negara islam.

Perjanjian yang merupakan dokumen politik yang sangat bersejarah itu,


menetapkan tugas dan kewajiban kaum yahudi dan musyrikin Madinah
terhadap Daulah Islamiyah, disamping mengakui kebebasan mereka
beragama dan memiliki harta kekayaan.

Dokumen politik yang pertama itu menggariskan dasar- dasar kehidupan


politik, ekonomi, sosial, dan militer bagi segenap penduduk Madinah, baik
muslimin Yahudi ataupun musyrikin.

Mengenai kehidupan ekonomi / sosial, dokumen menetapkan keharusan


orang kaya membantu dan membayar hutang orang miskin, kewajiban
memelihara kehormatan, menjamin keselamatan jiwa dan harta bagi setiap
penduduk, mengakui kebebasan beragama dan melahirkan pendapat,
menyatakan kepastian pelaksanaan hukum bagi siapa saja yang bersalah,
dan di depan pengadilan tidak ada perbedaan antara siapapun.

Mengenai kehidupan militer, dokumen politik itu antara lain menggariskan


kepemimpinan Muhammad bagi segenap penduduk madinah, baik muslimin,
Yahudi, ayaupun musyrikin, segala urusan berada dalam kekuasaannya,
beliaulah yang menyelesaikan segala perselisihan antara warga negara.

Dengan demikian jadilah Muhammad Qaid Aam ( panglima tertinggi di


Madinah). Dokumen menetapkan pula keharusan bergotong royong
melawan musuh, sehingga dengan demikian penduduk Madinah tersusun
dalam satu barisan dan menuju satu tujuan.

Selanjutnya dokumen menjelaskan dengan pasti bahwa tidak boleh sekali


kali bagi kaum musyrikin madinah membantu musyrikin mekkah, baik
dengan harta ataupun dengan jiwa, dan menjadi kewajiban bagi kaum Yahudi
membantu belanja perang selama kaum muslimin berperang.

Dengan diumumkan perjanjian yang merupakan dokumen politik penting ini,


Rasul telah berhasil menyatukan penduduk Madinah yang berbeda agama
dan unsur darah untuk menghadapi musuh.

Setelah terjadi beberapa jihad yang sifatnya melindungi/ membela dakwah di


Jazira Arabiah, Nabi mengirim beberapa pucuk surat kepada beberapa orang
raja diluar Jazirah Arabiah dan beberapa pemuka kaum ( amir) di Jazirah
Arabia sendiri, untuk menyeru mereka agar masuk islam.

Menurut Tarikh Ibnu Hisyam dan Tarikh Thabary, bahwa surat surat Nabi itu
dikirim kepada :
1. Heraclius, Maharaja Romawi yang diantar oleh putusan dibawah pimpinan
Dakhiyah bin Khalifa al- Kalbi al Khazraji.

2. Kaisar persia, yamg dibawah perutusan dibawah pimpinan Abdullah bin


Huzairah as-Sahami.

3. Negus, Maharaja Habisyah, yang diantar oleh perutusan dibawah


pimpinan Umar bin Umaiyah al-Dhamari.

4. Muqauqis, Gubernur jenderal Romawi unutk Mesir, yang diantar oleh


perutusan di bawah pimpinan Khathib bin Abi Baltaahh al-Lakhmi.

5. Hamzah bin Ali al- hanafi, amir negeri Yamamah, yamg diantar oleh
perutusan dibawah di bawah pimpinan Sulaith bin Amir al-Amiri.

6. Al-Haris bin Abi Syamir, amir Ghasan, dibawa perutusan di bawah oleh
Syuja bin Wahab.

7. AL-Munzir bin Sawy, Amir al-Bakhrain, yangdi bawah perutusandi bawah


pimpinan al-Ala- bin al- Khadhami.

8. Dua putra al-jalandi, Jifar dan Ibad, yang dibawa oleh Amr bin Ash.

Contoh surat Nabi kepada Raja Parsi adalah ;

Nabi mengutuskan Abdullah bin Huzaifah bin Saham yang membawa surat
kepada Kaisar Humuz, Raja Parsi yang bunyinya sebagai berikut :

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang dari Nabi
Muhammad Rasulullah kepada Kaisar penguasa Parsi. Semoga sejahtera
kepada siapa saja yang mengikut pimpinan Allah dan beriman kepadaNya
dan rasulNya dan bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah yang Esa tidak ada
sekutu bagiNya dan sesungguhnya Nabi Muhammad adalah hamba dan
rasulNya.

Saya mengajak anda dengan ajakan Allah kepada umat manusia dan untuk
memperingatkan manusia yang masih hidup, bahawa siksaan akan
ditimpakan atas orang-orang kafir. Masuklah Islam dan hendaklah
menerimanya. Jika anda menolaknya, maka berdosalah bagi penyembah
api.

Sekalipun surat surat itu tidak semuanya diterima dengan baik, namun
pengaruhnya sangat besar kepada sangat besar kepada rakyat dari negara-
negara yang bersangkutan.

Dalam perkembangan kebudayaan Islam kemudian, arti dan jejak surat-


surat Nabi ini sangat mendalam.

Musuh- musuh Islam dari dulu sampai sekarang menuduh bahwa islam
berkembang di bawah sinarnya mata pedang. Ini adalah tuduhan bohong,
tidak berdasarkan kenyataan, karena perkembangan islam adalah
berlandaskan ajaran islam itu sendiri, karena prinsip- prinsip dari
masyarakat islam, yang bersendikan Ukhuwah Islamiyah, Mussawah
Tammah dan Syura Muthlaqah.

Islam tersiar luas dan cepat karena dakwah berhikmah dari Nabi dan para
sahabat, sedangkan Jihad adalah untuk melindungi dan membela dakwah
dari gangguan, untuk melindungi masyarakat islam dan kaum muslim. Jihad
adalah tindakan pengamanan semata.
Dengan dakwah, islam meluas cepat keseluruh Jazirah Arabia sehingga
sewaktu Nabi wafat, Jazirah Arabia seluruhnya telah bersih dari kebudayaan
jagiliyyah yang bertentangan dengan islam, atau dengan perkataan lain,
bahwa kebudayaan islam tekah berkembang di Jazirah Arabia.

Setelah Nabi berpulang ke Rahmatullah, dakwah islamiyah, yang bila


dianggap perlu dilindungi dengan jihad, berjalan terus di bawah Sahabat
Empat, Khulafur Rasyidin ( Abu bakar, Umar, Usman dan Ali), menyebar ke
luar Jazirah Arabia, menjalar ke daerah daerah Kerajaan Romawi dan
kerajaan Persia.s

STRATEGI DAKWAH RASULULLAH SAW SECARA UMUM

Rasulullah Saw adalah contoh terbaik, dalam menggerakkan dan mengelola


dakwah. Keberhasilannya dalam mengajak manusia kepada agama Allah,
terhitung spektakuler. Bagaimana tidak, hanya dalam waktu 23 tahun beliau
berhasil mengajak seluruh bangsa Arab dalam pelukan Islam, yang imbasnya
secara alamiah dari generasi ke generasi Islam telah menyebar ke seantero
jagad. Jumlah populasi muslim dunia ,kini yang mencapai kurang lebih 1.5
milyar tak lepas dari kiprah beliau selama 23 tahun tersebut.

Bahasan di seputar keberhasilan dakwah, tak ada rujukan yang paling pantas
kecuali merujuk pada warisan sunnah yang telah ditinggalkan manusia
paling agung, yakni Muhammad Saw. Allah berfirman :

Serulah kepada Allah atas dasar basyiroh, aku dan orang-orang yang
mengikutiku. Maha suci Allah, aku tiada termasuk orang-orang musyrik
( Yusuf ;108 )

Beberapa mufassir memberikan keterangan , yang dimaksud ala basyiroh


pada ayat diatas adalah ala sunnah atau ala ilmin , maknanya ; dakawah
kepada Allah hendaklah berdasar sunnah rasul-Nya. Perintah ini sangatlah
logis, sebab telah terbukti dalam lembar sejarah Muhammad Saw sebagai
rasul terakhir benar-benar telah berhasil dengan gemilang menjadikn Islam
sebagai rahmatan lil alamin. Dan tak berlebihan kalau kemudian seorang
peneliti barat Michael Hurt, menempatkan Muhammad Saw pada urutan
pertama dari 100 tokoh dunia yang paling berpengaruh.

Pada season ini, akan disajikan secara garis besar bagaimana rasulullah Saw
dalam meletakkan strategi dakwah, hingga pengaruhnya semakin meluas
sepanjang zaman.

substansi :: sub.stan.si
Kelas
1 kata benda
Kata:
Definisi
watak yg sebenarnya dr sesuatu; isi; pokok; inti
:
Kelas
2 kata benda
Kata:
Definisi unsur; zat:
:
Kelas
3 kata benda
Kata:
Definisi
unsur; zat:
:
pembakaran terjadi sbg hasil persenyawaan sebuah substansi dng oksig
en;
Contoh:
dl konferensi akan dihimpunsubstansi masalah yg akan kita bicarakan
dl pertemuan tingkat tinggi mendatang
Definisi 'substansi'

Indonesian to Indonesian
noun

1. 1 watak yg sebenarnya dr sesuatu; isi; pokok; inti; 2 unsur; zat: pembakaran terjadi

sbg hasil persenyawaan sebuah -- dng oksigen; dl konferensi akan dihimpun -- masalah

yg akan kita bicarakan dl pertemuan tingkat tinggi mendatang; 3 kekayaan;

harta: pikiran itu merupakan -- yg tidak kelihatan; 4Ling medium yg dipakai untuk

mengungkapkan bahasa
Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan
pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam
kurun waktu tertentu.
1. Strategi dakwah Rasulullah SAW di Makkah
a. Masyarakat Makkah Pada Awal Penyebaran Islam
Masyarakat Makkah pada awal kenabian Muhammad SAW dikenal
dengan sebutan jahiliyah, yakni masyarakat yang tidak mengenal
Tuhan yang
sebenarnya sebab patung dan batu menjadi sembahan tuhan mereka
dan mereka hidup dalam kegelapan terutama yang berkaitan dengan
akhlak dan moral. Masyarakat Arab waktu itu sudah menyimpang jauh
dan ajaran agama Tauhid, yang telah diajarkan oleh para rasul
terdahulu, seperti Nabi Ibrahim A.S. Mereka umumnya beragama
watsani atau agama penyembah berhala. Berhala-berhala yang
mereka puja itu mereka letakkan di Kabah (Baitullah = rumah Allah
SWT) yang jumlahnya mencapai 300 lebih. Di antara berhala-berhala
yang termashyur bernama: Maabi, Hubal, Khuzaah, Lata, Uzza, dan
Manat. Kebiasaan buruk lainnya dalam masyarakat jahiliyah adalah
suburnya tindak kejahatan, perjudian, mabuk-mabukan, pertikaian
antar suku, saling membunuh bahkan mengubur bayi perempuan yang
masih hidup menjadi kebiasaan mereka. Tatanan kehidupan
masyarakat tidak berjalan, yang berlaku hanyalah hukum rimba,
siapalah yang kuat dia yang berkuasa dan siapa yang menang dia
yang berkuasa. Mereka sudak tidak menjadikan ajaran para nabi
terdahulu sebagai pedoman hidupnya. Selain itu ada pula sebagian
masyarakat Arab jahiliyah yang menyembah malaikat dan bintang
yang dilakukan kaum Sabiin serta menyembah matahari, bulan, dan
jin yang diperbuat oleh sebagian masyarakat di luar kota Mekah.
Dalam situasi inilah Allah SWT mengutus nabi Muhammad SAW untuk
menyampaikan dakwah ajaran Islam.

b. Substansi dan strategi dakwah Rasulullah Saw Periode Mekah


1) Substansi dakwah Rasulullah SAW
Substansi ajaran Islam periode Mekah, yang didakwahkan
Rasulullah SAW di awal kenabiannya adalah sebagai berikut :
a) Keesaan Allah SWT
Islam mengajarkan bahwa pencipta dan pemelihara alam
semesta adalah Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Allah SWT
tempat bergantung segala apa saja dan makhluk-Nya, tidak
beranak dan tidak diperanakkan, serta tidak ada selain Allah
SWT, yang menyamai-Nya (baca dan pelajari QS. A1-Ikhlas,
112: 1-4).
Umat manusia harus beribadah atau menghambakan diri hanya
kepada Allah SWT. Beribadah atau menyembah kepada selain
Allah SWT, termasuk ke dalam perilaku syirik, yang hukumnya
haram, dan merupakan dosa yang paling besar (lihat Q.S An-
Nisa, 4: 48).
b) Hari Kiamat sebagai hari pembalasan
Islam mengajarkan bahwa mati yang dialami oleh setiap
manusia, bukanlah akhir kehidupan, tetapi merupakan awal dan
kehidupan yang panjang, yakni kehidupan di alam kuhur dan di
alam akhirat.
Manusia yang ketika di dunianya taat beribadah, giat beramal
saleh, dan senantiasa berbudi pekerti yang terpuji, tentu akan
memperoleh balasan yang menyenangkan. Di alam kubur akan
memperoleh berbagai kenikmatan dan di alam akhirat akan
ditempatkan di surga yang penuh dengan hal-hal yang
memuaskan. Tetapi manusia yang ketika di dunianya durhaka
kepada Allah SWT dan banyak berbuat jahat, tentu setelah
matinya akan mendapat siksa kubur dan dicampakkan ke dalam
neraka yang penuh dengan berbagai macam siksaan. (Baca dan
pelajari Q.S. Al-Qariah, 101: 1-11)
c) Kesucian jiwa
Islam menyerukan umat manusia agar senantiasa berusaha
menyucikan jiwanya dan melarang keras mengotorinya.
Seseorang dianggap suci jiwanya apabila selama hayat di
kandung badan senantiasa beriman dan bertakwa atau
meninggalkan segala perbuatan dosa, dan dianggap mengotori
jiwanya apabila durhaka pada Allah SWT dan banyak berbuat
dosa.
Sungguh beruntung orang yang senantiasa memelihara kesucian
jiwanya, dan alangkah ruginva orang yang mengotori jiwanya
(baca Q.S. Asy-Syams, 91: 9-10).

Artinya : Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan
jiwa itu, dan Sesungguhnya merugilah orang yang
mengotorinya.

d) Persaudaraan dan Persatuan


Persaudaraan mempunyai hubungan yang erat dengan
persatuan, bahkan persaudaraan landasan bagi terwujudnya
persatuan.Islam mengajarkan bahwa sesama orang beriman
adalah bersaudara. Mereka dituntut untuk saling mencintai dan
sayang-menyayangi, di bawah naungan rida Ilahi. Rasulullah
SAW bersabda: Tidak dianggap beriman seorang Muslim di
antara kamu, sehingga ia mencintai saudaranya, seperti
rnencintai dirinya. (H.R. Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Nasai).
Selain itu sesama umat Islam, hendaknya saling menolong
dalam kebaikan dan ketakwaan, jangan sekali-kali tolong-
menolong dalam dosa serta permusuhan. Jangan saling
menganiaya dan jangan pula membiarkan saudaranya yang
teraniaya tanpa diberikan pertolongan. Sedangkan umat Islam
yang mampu disuruh untuk memberikan pertolongan kepada
saudaranya yang duafa, yakni para fakir miskin dan anak-anak
yatim telantar (baca dan pelajari Q.S. Al-Maun, 107: 1-7).

2) Strategi dakwah Rasulullah SAW.


Tujuan dakwah Rasulullah SAW pada periode Mekah adalah agar
masyarakat Arab meninggalkan kejahiliahannya di bidang agama,
moral, dan hukum. Sehingga menjadi umat yang meyakini
kebenaran kerasulan Nabi Muhammad SAW dan ajaran Islam yang
disampaikannya, kemudian mengamalkannya dalam kehidupan
sehari-hari. Jika masyarakat Arab telah mengamalkan seluruh ajaran
Islam dengan niat ikhlas karena Allah SWT dan sesuai dengan
petunjuk-petunjuk Rasulullah SAW, tentu mereka akan memperoleh
keselamatan, kedamaian, dan kesejahteraan di dunia dan di akhirat.
Adapun strategi dakwah Rasulullah SAW dalam berusaha mencapai
tujuan yang luhur tersebut sebagai berikut:
a) Dakwah secara sembunyi-sembunyi selama 3-4 tahun.
Cara ini ditempuh oleh Rasulullah SAW karena beliau begitu
yakin, bahwa masyarakat Arab jahiliah, masih sangat kuat
mempertahankan kepercayaan dan tradisi warisan leluhur
mereka. Sehingga mereka bersedia berperang dan rela mati
dalam mempertahankannya. Pada masa dakwah secara
sembunyi-sembunyi ini, Rasulullah SAW menyeru untuk masuk
Islam, orang-orang yang berada di lingkungan rumah tangganya
sendiri dan kerabat serta sahabat dekatnya. Mengenai orang-
orang yang telah memenuhi seruan dakwah Rasulullah SAW
tersebut adalah : Khadijah binti Khuwailid (istri Rasulullah SAW,
wafat tahun ke-10 dari kenabian), Ali bin Abu Thalib (saudara
sepupu Rasulullah SAW yang tinggal serumah dengannya, waktu
masuk Islam ia baru berusia 10 tahun), Zaid bin Haritsah (anak
angkat Rasulullah SAW, wafat tahun 8 H = 625 M), Abu Bakar
Ash-Shiddiq (sahabat dekat Rasulullah SAW, yang hidup dan
tahun 573 - 634 M), dan Ummu Aiman (pengasuh Rasulullah SAW
pada waktu kecil).
Sesuai dengan ajaran Islam, bahwa berdakwah bukan hanya
kewajiban Rasulullah SAW, tetapi juga kewajiban para
pengikutnya (umat Islam), maka Abu Bakar Ash-Shiddiq, seorang
saudagar kaya, yang dihormati dan disegani banyak orang.
Karena budi bahasanya yang halus, ilmu pengetahuannya yang
luas, dan pandai bergaul telah meneladani Rasuliillah SAW, yakni
berdakwah secara sembunyi-sembunyi.
Usaha dakwah Abu Bakar Ash-Shiddiq berhasil karena ternyata
beberapa orang kawan dekatnya menyatakan diri masuk Islam,
mereka adalah :
- Abdul Amar dari Bani Zuhrah, Abdul Amar berarti hamba milik
si Amar. Karena Islam melarang perbudakan, kemudian nama
itu diganti oleh Rasulullah SAW menjadi Abdurrahman bin Auf,
yang artinya hamba Allah SWT Yang Maha Pengasih.
- Abu Ubaidah bin Jarrah dan Bani Hari.
- Utsman bin Affan.
- Zubair bin Awam.
- Saad bin Ahu Waqqas.
- Thalhah bin Ubaidillah.
Orang-orang yang masuk Islam, pada masa dakwah secara
sembunyi-sembunyi, yang namanya sudah disebutkan di atas
disebut Assabiqunal Awwalun (pemeluk Islam generasi awal).
b) Dakwah Secara terang-terangan
Dakwah secara terang-terangan ini dimulai sejak tahun ke-4 dari
kenabian, yakni setelah turunnya wahyu yang berisi perintah
Allah SWT agar dakwah itu dilaksanakan secara terang-terangan.
Wahyu tersebut berupa ayat Al-Quran Surah 26: 214-216 (coba
kamu cari dan pelajari).
Tahap-tahap dakwah Rasulullah SAW secara terang-terangan ini
antara lain sebagai berikut :
1) Mengundang kaum kerabat keturunan dari Bani Hasyim, untuk
menghadiri jamuan makan dan mengajak mereka agar masuk
Islam. Tetapi karena cahaya hidayah Allah SWT waktu itu
belum menyinari hati mereka, mereka belum menerima Islam
sebagai agama mereka. Namun ada 3 orang kerabat dari
kalangan Bani Hasyim yang sebenarnya sudah masuk Islam,
tetapi merahasiakan keislamannya, pada waktu itu dengan
tegas menyatakan keislamannya. Mereka adalah Ali bin Abu
Thalib, Jafar bin Abu Thalib, dan Zaid bin Haritsah.
2) Rasulullah SAW mengumpulkan para penduduk kota Mekah,
terutama yang berada dan bertempat tinggal di sekitar Kabah
untuk berkumpul Bukit Shafa, yang letaknya tidak jauh dan
Kabah. Rasulullah SAW memberi peringatan kepada semua
yang hadir agar segera meninggalkan penyembahan terhadap
berhala-berhala dan hanya menyembah atau menghambakan
diri kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, Pencipta dan
Pemelihara alam semesta. Rasulullah SAW juga menegaskan,
jika peringatan yang disampaikannya itu dilaksanakan tentu
akan meraih rida Ilahi bahagia di dunia dan di akhirat. Tetapi
apabila peringatan itu diabaikan tentu akan mendapat murka
Allah SWT, sengsara di dunia dan di akhirat.
Menanggapi dakwah Rasulullah SAW tersebut di antara yang
hadir ada kelompok yang menolak disertai teriakan dan
ejekan, ada kelompok yang diam saja lalu pulang. Bahkan Abu
Lahab, bukan hanya mengejek tetapi berteriak-teriak bahwa
Muhammad orang gila, seraya ia berkata Celakalah engkau
Muhammad, untuk inikah engkau mengumpulkan kami?
Sebagai balasan terhadap kutukan Abu Lahab itu turunlah
ayat Al- Quran yang berisi kutukan Allah SWT terhadap Abu
Lahab, yakni Surat Al-Lahab, 111: 1-5 (coba kamu cari dan
pelajari ayat Al-Quran tersebut).
Pada periode dakwah secara terang-terangan ini juga telah
menyatakan diri masuk Islam dua orang kuat dari kalangan
kaum kafir Quraisy, yaitu Hamzah bin Abdul Muthalib (paman
Nabi SAW) dan Umar bin Khattab. Hamzah bin Abdul Muthalib
masuk Islam pada tahun ke-6 dari kenabian sedangkan Umar
bin Khattab (581-644 M), tidak lama setelah sebagian kaum
Muslimin berhijrah ke Habasyah atau Ethiopia pada tahun 615
M.
3) Rasulullah SAW menyampaikan seruan dakwahnya kepada
para penduduk di luar kota Mekah. Sejarah mencatat bahwa
penduduk di luar kota Mekah yang masuk Islam antara lain :
Abu Zar Al-Giffari, seorang tokoh dan kaum Giffar, yang
bertempat tinggal di sebelah barat laut Mekah atau tidak
jauh dari laut Merah, menyatakan diri di hadapan
Rasulullah SAW masuk Islam. Keislamannya itu kemudian
diikuti oleh kaumnya.
Tufail bin Amr Ad-Dausi, seorang penyair terpandang dari
kaum Daus yang bertempat tinggal di wilayah barat kota
Mekah, menyatakan diri masuk Islam di hadapan
Rasulullah SAW. Keislamannya itu diikuti oleh bapak, istri,
keluarganya, serta kaumnya.
Dakwah Rasulullah SAW terhadap penduduk Yatsrib
(Madinah), yang datang ke Mekah untuk berziarah nampak
berhasil. Berkat cahaya hidayah Allah SWT, para penduduk
Yatsrib, secara bergelombang telah masuk Islam di
hadapan Rasulullah SAW. Gelombang pertama tahun 620
M, telah masuk Islam dari suku Aus dan Khazraj sebanyak
6 orang. Gelombang kedua tahun 621 M, sebanyak 13
orang dan pada gelombang ketiga tahun berikutnya lebih
banyak lagi.
Pada gelombang ketiga ini telah datang ke Mekah untuk
berziarah dan menemui Rasulullah SAW, umat Islam
penduduk Yatsrib yang jumlahnya mencapai 73 orang di
antaranya 2 orang wanita. Waktu itu ikut pula berziarah ke
Mekah, orang-orang Yatsrib yang belum masuk Islam. Di
antaranya Abu Jabir Abdullah bin Amr, pimpinan kaum
Salamah, yang kemudian menyatakan diri masuk Islam di
hadapan Rasulullah SAW.

Pertemuan umat Islam Yatsrib dengan Rasulullah SAW pada


gelombang ketiga ini, terjadi pada tahun ke-13 dari kenabian
dan menghasilkan Baiatul Aqabah. Isi Baiatul Aqabah
tersebut merupakan pernyataan umat Islam Yatsrib bahwa
mereka akan melindungi dan membela Rasulullah SAW.
Walaupun untuk itu mereka harus mengorbankan tenaga,
harta, bahkan jiwa. Selain itu, mereka memohon kepada
Rasulullah SAW dan para pengikutnya agar berhijrah ke
Yatsrib.

Setelah terjadinya peristiwa Baiatul Aqabah itu, kemudian


Rasulullah SAW menyuruh para sahabatnya yakni orang-
orang Islam yang bertempat tinggal di Mekah, untuk segera
berhijrah ke Yatsrib. Para sahabat Nabi SAW melaksanakan
suruhan Rasulullah SAW tersebut. Mereka berhijrah ke Yatsrib
secara diam-diam dan sedikit demi sedikit, sehingga dalam
waktu dua bulan sebanyak 150 orang umat Islam penduduk
Mekah telah berhijrah ke Yatsrib.

Sedangkan Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a.,


dan Ali bin Abu Thalib masih tetap tinggal di Mekah,
menunggu perintah dari Allah SWT untuk berhijrah. Setelah
datang perintah dari Allah SWT, kemudian Rasulullah SAW
berhijrah bersama Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a., meninggalkan
kota Mekah tempat kelahirannya menuju Yatsrib. Peristiwa
hijrah Rasulullah SAW ini terjadi pada awal bulan Rabiul Awal
tahun pertama hijrh (622 M). Sedangkan Ali bin Abu Thalib,
tidak ikut berhijrah bersama Rasulullah SAW, karena beliau
disuruh Rasulullah SAW untuk mengembalikan barang-barang
orang lain yang dititipkan kepadanya. Setelah perintah
Rasulullah SAW itu dilaksanakan, kemudian Ali bin Abu Thalib
menvusul Rasulullah SAW berhijrah ke Yatsrib.

2. Hikmah strategi dakwah Rasulullah Saw periode Mekah


Hikmah yang dapat diambil dari sejarah dakwah Rasulullah saw periode
Mekah, antara lain sebagai berikut :
a. Menyadari bahwa melalui sifat sabar, ulet, lemah lembut dan tidak
merusak dalam menjalankan amar maruf nahi munkar pasti akan
mendapatkan pertolongan Allah SWT
b. Menyadari dan memahami bahwa seorang rasul hanyalah bertugas
menyampaikan risalah dari Allah SWT. Seorang rasul tidak bisa
memberi petunjuk (hidayah) bahkan kepada keluarga dan orang yang
dicintai sekalipun. ( QS. 28 : 56 )
c. Memahami bahwa Allah SWT pasti akan menguji seseorang yang akan
terpilih menjadi utusan atau rasul-Nya. Oleh karena itu sangat wajar
bila sesorang ingin menjadi pemimpin atau menduduki jabatan
tertentu terlebih dahulu harus diuji.
d. Dapat mengambil contoh cara-cara berdakwah yang dilakukan nabi
saw, yaitu sangat bijaksana, pandai menggunakan kesempatan yang
berharga, dapat menarik perhatian orang tanpa menimbulkan
kebosanan. Seperti yang digambarkan dalam Surat an-Nahl : 125
sebagai berikut :




Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan tuhanmu dengan hikmah
danpengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan
cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih
mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui siapa yang mendapat petunjuk (QS. An Nahl : 125)

e. Dapat meneladani Nabi SAW sebagai uswatun khasanah, artinya sikap


dan amal perbuatan beliau sehari-hari adalah teladan yang baik,
terutama terhadap ajaran Islam yang didakwahkannya, Firman Allah
SWT :



Artinya : Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah
dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah (QS.
Al-Ahzab : 21 )

1. STRATEGI DAN SUBSTANSI DAKWAH RASULULLAH SAW PERIODE


MADINAH
Pekerjaan besar yang dilakukan Rasulullah SAW dalam periode
Madinah adalah pembinaan terhadap masyarakat Islam yang baru
terbentuk. Dasar-dasar kebudayaan yang diletakkan oleh Rasulullah SAW
itu pada umumnya merupakan sebuah nilai dan norma yang mengatur
manusia dan masyarakat dalam hal yang berkaitan dengan peribadatan,
social, ekonomi dan politik yang bersumber dari Al-Quran dan Sunnah.
Dalam membina masyarakat Islam di Madinah strategi dakwah yang
dilakukan Rasulullah SAW antara lain :
a. Mendirikan Masjid.
Beliau dahulukan mendirikan masjid sebelum bangunan-bangunan
lainnya selain kediaman beliau sendiri, karena masjid mempunyai
potensi yang sangat vital dalam menyatukan umat dan menyusun
kekuatan mereka lahir dan batin untuk membina masyarakat Islam
atau daulah Islamiyah berlandaskan semangat tauhid. Di masjid ini
Rasulullah SAW mengobarkan semangat jihat di jalan Allah SWT,
sehingga kaum muslimin waktu itu belum begitu banyak tetapi rela
mengorbankan harta dan jiwa untuk kepentingan Islam. Di masjid pula
beliau senantiasa mengajarkan doktrin tauhid dan mengajarkan pokok-
pokok ajaran Islam kepada kaum muhajirin dan ansor. Dan di dalam
masjid pula kaum muslimin mengadakan sholat berjamaah,
mengadakan musyawarah untuk merundingkan masalah-masalah yang
di hadapi.

b. Mempersaudarakan kaum Muhajirin dan


Ansor.
Kaum Muhajirin yang jauh dari sanak saudara dan kampung halaman
mereka, di pererat oleh beliau dengan mempersaudarakan mereka
dengan kaum Ansor karena kaum Ansor telah menolong mereka
dengan ikhlas dan tidak memperhitungkan keuntungan yang bersifat
materi, melainkan hanya karena mencari keridhaan Allah SWT semata.
Sebagai contoh Abu Bakar dipersaudarakn dengan Harits bin Zaid,
Jafar bin Abi Thalib dengan Muadz bin Jabal, Umar bin Khattab dengan
Itbah bin Malik, begitu seterusnya tiap-tiap kaum Ansor dipersaudaran
dengan kaum Muhajirin. Dengan demikian kaum muhajirin yang
bertahun-tahun berpisah dengan keluarganya merasa tentram dan
aman melaksanakan syariat agamanya. Di tempat yang baru tersebut
sebagian ada yang hidup berniaga ada yang bertani seperti (Abu
Bakar, Utsman dan Ali) mengerjakan tanah kaum Ansor. Dengan ikatan
teguh ini Nabi Muhammad SAW dapat menyatukan dengan ikatan
persaudaraan Islam yang kuat yang terdiri dari berbagai macam suku
dan kabilah ke dalam satu ikatan masyaraka Islam yang kuat dengan
semangat bergotong royong, senasib sepenanggunan. Segolongan
orang arab yang menyatakan masuk Islam dalam keadaan miskin
disediakan tempat tinggal dibagian masjid yang kemudian dikenal
dengan nama Ashab Shuffa. Keperluan hidup mereka dipikul bersama
diantara Muhajirin dan Ansor.

c. Perjanjian Perdamaian dengan kaum Yahudi.


Guna menciptaka suasana tentram di kota baru bagi Islam (Madinah),
Nabi Muhammad SAW membuat perjanjian persahabatan dan
perdamaian dengan kaum Yahudi yang berdiam di dalam dan di
sekeliling kota Madinah. Inilah salah satu perjanjian yang diperlihatkan
oleh Nabi Muhammad SAW sebagai seorang ahli politikus yang ulung
yang belum pernah dilakukan oleh para nabi-nabi terdahulu. Diantara
isi perjanjian yang dibuat oleh Nabi SAW dengan kaum Yahudi antara
lain :

1) Bahwa kaum Yahudi hidup damai bersama-sama kaum muslimin;


kedua belah fihak bebas memeluk dan menjalankan agamanya
masing-masing.
2) Kaum muslimin dan kaum Yahudi wajib tolong menolong untuk
melawan siapa saja yamg memerangi mereka. Orang Yahudi
memikul belanja mereka sendiri begitu pula kaum muslimin juga
memikul belanja mereka sendiri.
3) Kaum muslimin dan kaum yahudi wajib nasehat menasehati, tolong
menolong, melaksanakan kebajikan dan keutamaan.
4) Bahwa kota Madianah adalah kota suci yang wajib dihormati oleh
mereka yang terikat dengan perjanjian itu. Kalau terjadi
perselisihan antara kaum Yahudi dengan kaum Muslimin, maka
urusannya hendaklah diserahkan kepada Allah dan Rasullullah SAW.
5) Bahwa siapa saja yang tinggal di dalam atau di luar kota Madinah
wajib dilindungi keamanan dirinya, kecuali orang-orang yang zalim
dan bersalah, sebab Allah SWT menjadi pelindung orang-orang
yang baik dan berbakti.
Perjanjian politik yang dibuat oleh Nabi Muhammada SAW tersebut
telah menjamin kemerdekaan beragama dan menjamin kehormatan
jiwa dan harta dari golongan yang bukan Islam. Ini adalah merupakan
peristiwa yang baru dalam dunia politik dan peradaban manusia.
Sebab waktu itu diberbagai pelosok dunia masih terjadi perkosaan dan
perampasan hak-hak asasi manusia.

d. Meletakkkan dasar-dasar Politik, Ekonomi


dan Sosial untuk masyarakat Islam.
Karena masyarakat Islam telah terwujud, maka Rasulullah SAW
menentukan dasar-dasar yang kuat bagi masyarakat Islam yang baru
terwujud itu, baik dalam bidang politik, ekonomi, social maupun yang
lainnya. Hal ini disebabkan karena dalam periode perkembangan
agama Islam di Madinah inilah telah turun wahyu Allah SWT yang
mengandung perintah berzakat, berpuasa, dan hukum-hukum yang
bertalian dengan pelanggaran atau larangan, jinayat (pidana) dan lain-
lain. Dengan ditetapkannya dasar-dasar politik, ekonomi, social dan
lainnya, maka semakin teguhlah bentuk-bentuk masyarakat Islam,
sehingga semakin hari pengaruh agama Islam di kota Madinah
semakin bertambah besar.

e. Memelihara dan mempertahankan


masyarakat Islam.
Jumlah orang-orang yang mengakui kerasulan Muhammad SAW
bertambah dengan amat cepat, sehingga dalam waktu yang sangat
singkat kekuatan Islam sudah mulai diperhitungkan oleh orang-orang
yang tidak menyukainya. Ada tiga kekuatan yang secara nyata
memusuhi agama baru ini yaitu : orang-orang Yahudi, orang-orang
munafik, dan orang-orang Quraiys dengan sekutunya.

1) Rongrongan Kaum Yahudi. Orang Yahudi sejak sebelum


masehi sudah hidup di Madinah, mereka terdiri dari 3 suku yaitu
Bani Qainuqa, Bani Quraidhah dan Bani Nadzir. Mereka semua
mempercayai akan kedatangan nabi akhir zaman sebagaimana
dijelaskan dalam kitab suci mereka. Akan tetapi ketika nabi yang
ditunggu-tunggu itu datang, mereka mengingkarinya karena
mereka menduga dan menghendaki bahwa nabi yang ditunggu-
tunggu itu berasal dari golongan meraka yaitu keturunan Israel.
Apalagi setelah bangsa Arab memeluk agama Islam mendahului
mereka. Kekecewaan mereka sudah tak bias disembunyikan lagi.
Lihat Q.S. Al-Baqoroh : 89. Mereka memang pernah mengikat
perjanjian dengan kaum muslimin, akan tetapi tidak dilandasi
dengan ketulusan hati yang jujur dan mereka mengira bahwa kaum
muslimin adalah kelompok yang lemah yang tidak akan mampu
menghadapi kekuatan kafir Quraiys. Mereka terkejut ketika
Rasulullah SAW dan para pengikutnya berhasil memporak-
porandakan tentara Quraiys dalam perang Badar 17 Ramadhan 2
H. Kedengkian orang Yahudi semakin meningkat ketika
menyaksikan sendiri betapa pesatnya agama yang di bawa oleh
Rasulullah SAW. Mereka menempuh berbagai cara untuk
menghentikan perkembangan Islam. Mula-mula dengan cara
berdebat untuk menimbulkan keraguan dikalangan kaum muslimin,
akan tetapi cara ini tidak berhasil (Lihat Q.S. Al-Baqoroh : 109).
Kemudian mereka menempuh cara yang kedua, yaitu dengan jalan
kekerasan dan memprovokasi penduduk Madinah. Yang mula-mula
merusak perjanjian dengan Nabi SAW adalah Yahudi Bani Qainuqa.
Pada suatu hari seorang wanita Arab dianiaya dengan cara yang
amat keji, sewaktu masuk pasar Bani Qainuqa, seorang Arab yang
menolongpun juga ikut dianiaya sampai mati. Karena pelanggaran
tersebut, maka mereka akhirnya di usir dari Madinah. Hal ini terjadi
sehabis perang Badar (Lihat Al-Anfal : 58). Kira-kira setahun
kemudian sesudah peristiwa ini, orang Yahudi Bani Nadzir yang
diwakili oleh Amr bin Jahsy hendak membunuh Rasulullah SAW
dengan cara menjatuhkan batu dari atas tembok tempat beliau
beristirahat bersama Abu Bakar, Usman dan Ali ketika sedang
berkunjung ke tempat perkampungan mereka. Hanya berkat
petolongan Allahlah beliau selamat dari percobaan pembunuhan
tersebut (Lihat Q.S. Al-Maidah : 11) Akhirnya Yahudi Bani Nadzir
mereka juga di usir dari Madinah oleh Rasulullah SAW pada awal
tahun ke 4 H. Pengusiran terhadap bani Nadzir mendorong mereka
untuk bersekutu dengan kabilah-kabilah besar Arab seperti Qurays,
Ghatfan, Bani Murrah dan lain-lain untuk bersama-sama
menyerang Madinah. Terjadilah perang Ahzab pada tahun ke 5 H.
Kota Madinah di kepung, sehingga kaum muslimin terancam
kelaparan. Dalam situasi yang sulit itu pemimpin Bani Quraidhah
Kaab bin Asad membatalkan perjanjian dengan Rasulullah SAW
dan bersekutu dengan para penyerang. Dengan demikian kaum
muslimin terjepit oleh dua musuh dari dalam dan dari luar.
Kemudian Rasulullah SAW mengutus Saad bin Muadz dan Saad
bin Ubadah untuk mengingatkan Kaab, akan tetapi malah
disambut oleh Kaab dengan sikap kasar dan angkuh. Ketika musuh
menghentikan pengepungan dan meninggalkan Madinah tanpa
hasil sedikitpun, kaum muslimin mengepung perkampungan Bani
Quraidhah selama 25 hari. Setelah 25 hari dikepung, akhirnya mau
menyerah dengan syarat yang menjadi hakim adalah Saad bin
Muadz kepala suku Aus. Oleh Saad bin Muadz mereka dijatuhi
hukuman mati, sementara anak-anak dan perempuan mereka di
tahan. Dengan demikian tamatlah riwayat orang-orang Yahudi yang
tinggal di Madinah, sehingga umat Islam merasa tenang dan aman
hidup di Madinah.
2) Rongrongan orang-orang Munafik. Keberadaan orang-
orang munafik tidak bisa di abaikan begitu saja sebagai ancaman
yang sangat membahayakan. Pengaruh mereka memang tidak
begitu besar, namun apabila dibiarkan bisa menimbulkan
malapetaka yang merugikan perjuangan umat Islam. Sekalipun
mereka mengaku beriman kepada Rasulullah SAW, namun acap
kali mereka menghalang-halangi orang lain masuk Islam. Ketika
Rasulullah SAW bersiap menghadapi perang Uhud, kaum munafik
keluar dari barisan yang dipersiapkan itu atas hasutan Abdullah bin
Ubai, pemimpin mereka. Mereka juga mengadakan hubungan baik
dengan kaum Yahudi dan pernah menjanjikan bantuan kepada Bani
Quraidhah sewaktu yang disebut terakhir ini menghianati kaum
muslimin. Tentu masih banyak lagi perbuatan mereka yang
merugikan kaum muslimin. Terhadap orang-orang munafik ini
Rasulullah SAW bersikap lunak sambil berusaha menyadarkan
mereka supaya beriman secara benar. Usaha Rasulullah SAW ini
tidak sia-sia, setelah pemimpin mereka Abdullah bin Ubai
meninggal dunia. Sifat-sifat orang-orang munafik ini digambarkan
oleh Allah SWT sebagaimana tercantum dalam surat Al-Munafiqun.
3) Rongrongan kafir Quraisy dan sekutunya. Sikap
permusuhan kafir Quraiys terhadap Islam tidak berhenti dengan
kepindahan Rasulullah SAW dan para sahabatnya ke Madinah. Atas
sikap mereka itu Allah SWT menurunkan ayat yang mengizinkan
umat Islam mengangkat senjata untuk membela diri, karena
mereka sungguh dianiaya (biannahum dzulimu), lihat Q.S. Al-Ahzab
: 39-40. Ini adalah ayat pertama yang diturunkan oleh Allah SWT
mengenai perang. Ayat ini menjadi alasan bagi Rasulullah SAW
untuk membentuk pasukan yang dipersiapkan untuk terjun ke
medan pertempuan. Pasukan yang pertama dibentuk adalah untuk
berjaga-jaga menghadapi serangan dari suku-suku Badui dan kafir
Quraiys serta sekutunya. Orang yang boleh diperangi adalah orang
yang telah merampas hak, baik harta maupun jiwa dan
menghalangi untuk beriman kepada Allah SWT dan melaksanakan
ajarannya (lihat Q.S. Al-Baqoroh : 190-191). Perang sebagai
jawaban atas permusuhan kafir Qurisy terjadi pertama kali
dilembah Badar pada tanggal 17 Ramadhan 2 H. Dalam Al-Quran
peristiwa ini disebut dengan yaumul furqon, yakni hari pemisah
antara yang hak dan yang bathil. Kendatipun pasukan Islam jauh
lebih kecil (sekitar 300 orang) namun berhasil meraih kemenangan
dari pasukan kafir Quraiys yang jumlahnya sekitar 1000 orang. Hal
ini membuat orang-orang Yahudi geram dan kecewa. Mereka mulai
menunjukkan sikap tidak bersahabat dengan orang muslim dan
berusaha menusuk dari belakang. Sementara itu kafir Quraiys
berusaha membalas kekalahan dengan mempersiapkan 3000
pasukan dengan perbekalan dan persenjataan yang lengkap
berangkatlah menuju kota Madinah. Turut ambil bagian dalam
pasukan kafir ini adalah suku Arab Tihamah, Kinanah, Bani Harist,
Bani Haun dan Bani Musthaliq. Pada bulan Syaban 3 H terjadilah
perang Uhud, dalam peperangan ini kaum muslimin menderita
kekalahan akibat keluarnya sebagian pasukan muslimin yang
diprovokasi oleh orang munafik bernama Abdullah bin Ubay
sehingga kaum muslimin yang berjumlah 1000 orang tinggal
kurang lebih dua pertiganya. Dalam peperangan ini dari kaum
muslimin yang gugur sebagai syuhada 70 orang, termasuk paman
Nabi SAW yang bernama Hamzah bin Abdul Muthalib. Kesempatan
ini membuat kesempatan orang Yahudi bani Nadzir untuk
menghancurkan kaum muslimin. Mereka berusah membunuh
Rasulullah SAW, namun gagal sehingga mereka di usir dari
Madinah. Pada bula syawal 5 H kurang lebih 14.000 tentara kafir
termasuk 4000 kafir Quraiys di bawah pimpinan Abu Sofyan
menyerbu Madinah. Menghadapi serbuan ini Rasulullah SAW
memilih bertahan di kota. Atas saran Salman Al-Farisi kaum
muslimin membuat parit-parit di setiap lorong untuk masuk ke kota
Madinah. Tidak ada pilihan lain bagi kafir untuk mengepung kota
Madinah. Akan tetapi setelah 25 hari pengepungan, perasaan jenuh
mulai muncul terutama pada kelompok-kelompok yang tidak
mempunyai kepentingan karena yang jelas punya kepentingan
adalah kaum kafir dan orang Yahudi. Pada saat yang sama seorang
pemimpin Arab Nuaim bin Masud menghadap Rasulullah SAW dan
menyatakan masuk Islam. Tepat pada saat yang menyulitkan kaum
muslimin, datanglah badai padang pasir yang mematikan disertai
hujan lebat yang menyapu bersih kemah dan perbekalan mereka
(lihat Al-Ahzab : 9). Akhirnya terpaksa mereka kembali dan
menyelamatkan diri tanpa membawa apa-apa (lihat Al-Ahzab : 25).
Perang ini dikenal dengan nama perang Khandaq, karena kaum
muslimin menggunakan parit (khandaq) untuk pertahanan mereka.
Dikenal pula dengan sebutan perang Ahzab karena musuh yang
menyerang madinah terdiri dari berbagai golongan yang bersekutu
(Al-Ahzab). Dalam perang ini gugur 6 sahabat Rasululllah SAW
termasuk Saad bin Muadz, mereka gugur sebagai syuhada.
Demikian kaum muslimin mempertahankan diri dan serangan yang
dilakukan tetap tidak keluar dari kerangka mempertahankan diri.

4) Fase perjuangan setelah Perang Ahzab. Pada bulan


Dzulqodah 6 H Rasulullah SAW beserta 10.000 orang sahabatnya
berangkat ke Makkah untuk menunaikan umroh dan haji. Mereka
sudah mengenakan pakaian ihrom sejak berangkat dan membawa
hewan-hewan yang akan disembelih di Mina agar tidak dicurigai
oleh kaum Quraisy. Akan tetapi kafir Quraisy tidak menghendaki
kaum muslimin memasuki kota Makkah, karena apapun alasannya
berarti itu kemenangan bagi kaum muslimin. Oleh karena itu kafir
Quraiys mengirim pasukan di bawah pimpinan Khalid bin Walid
untuk menghadang kaum muslimin. Kaum muslimin dapat
menghidari pertemuan dengan pasukan Khalid bin Walid dengan
menempuh jalan lain, sehingga ketika masuk bulan haram mereka
sudah sampai di Hudaibiyah, beberapa mil dari kota Makkah.
Rasulullah SAW bermusyawrah dengan para sahabatnya kemudian
mengutus Usman bin Affan untuk menemui kaum kafir Quraisy
guna menyampaikan maksud kedatangan mereka ke Makkah. Akan
tetapi Usman bin Affan malah di tahan oleh mereka dan muncul
desas desus bahwa Usman mau di bunuh. Rasulullah SAW dengan
para sahabatnya mengadakan sumpah setia untuk berperang
sampai tercapai kemenangan. Sumpah setia ini terkenal dengan
nama Baiah Ar-Ridwan (sumpah yang diridhai Allah SWT). Sumpah
ini menggetarkan nyali kaum musyrikin Quraiys sehingga Usman
bin Affan dibebaskan dan mereka mengutus Suhail bin Amr untuk
mengadakan perjanjian dengan kaum muslimin. Perjanjian inilah
yang kemudian terkenal dengan nama Perjanjian Hudaibiyah yang
pokok-pokok isinya antara lain :
a) Segala permusuhan kedua belah fihak dihentikan selama 10
tahun.
b) Setiap orang Quraiys yang datang kepada kaum muslimin tanpa
seijin walinya harus di tolak dan dikembalikan.
c) Setiap orang Islam yang menyerahkan diri kepada fihak Quraiys
tidak akan dikembalikan.
d) Setiap kabilah yang ingin bersekutu dengan kaum Quraiys
maupun dengan kaum muslimin tidak boleh dihalang-halangi
oleh salah satu fihak.
e) Kaum muslimin tidak boleh memasuki kota Makkah pada tahun
itu, namun diberi kesempatan pada tahun berikutnya dengan
syarat tidak membawa senjata kecuali pedang dalam sarungnya
dan tidak boleh tinggal di Makkah lebih dari 3 hari.
Dalam peristiwa ini Rasulullah SAW menunjukkan kemampuannya
sebagai seorang politikus yang pandai berdeplomasi. Perjanjian ini
menunjukkan pengakuan Quraiys terhadap eksistensi kaum
muslimin dan ini berarti kemenangan bagi umat Islam. Sepintas lalu
perjanjian tersebut memang berat sebelah dan merugikan kaum
muslimin. Akan tetapi selama gencatan senjata banyak tokoh
Qurays yang masuk Islam seperi Kholid bin Walid, Amr bin Ash dan
Usman bin Thalhah. Selama genjatan senjata berlangsung,
Rasulullah SAW mulai mendakwahkan Islam kepada kabilah-kabilah
Arab lainnya, dan mengirimkan surat kepada Kaisan Romawi, Kisra
Persia, Gubernur Yaman, Kaisan Habsyi, Gubernur Ghassaniah
(Basro di bawah kekuasaan Romawi) dan gubernur Mesir. Kisra dari
Persia dengan keangkuhannya merobek-robek surat dari Rasulullah
SAW dan menghina serta mengusir pembawanya. Dalam pada itu
Harits bin Umar yang di utus Rasulullah SAW kepada Gubernur
Ghassaniyah di tolak dengan kasar dan kemudian di bunuh.
Penghinaan yang dilakukan Gubernur Ghassaniyah dan
pembunuhan atas Harits bin Umar memicu berkorbannya perang
Mutah. Dalam perang ini panglima muslim Zaid bin Haritsah gugur
sebagai syahid. Kepemimpinannya dilanjutkan oleh Abdullah bin
Ruwahah namun iapun gugur. Demikian pula Jafar bin Abi Thalib
yang menggantikan Abdullah gugur di tangan tentara Romawi.
Khalid bin Walid yang tampil menggantikan Jafar, dengan naluri
seorang panglima berpengalaman memberi komando kepada
pasukannya supaya mundur dan kembali ke Madinah. Ini terjadi
pada tahun 8 H. Peristiwa ini menyadarkan kepada kaum muslimin
bahwa di utara ada musuh yang tidak bias di remehkan. Pada tahun
ketika terjadi perang Mutah orang-orang Quraiys membantu sekutu
mereka Bani Bakar yang berselisih dengan Bani Khuzaah (sekutu
kaum muslimin). Tindakan ini berarti melanggar perjanjian
Hudaibiyah. Menanggapi sikap kaum Quraiys ini pada 10 Ramadhan
8 H, Rasulullah SAW memimpin 10.000 pasukan berangkat
berangkat menuju Makkah. Ketika pasukan besar itu berkemah di
dekat kota Makkah, Abbas bin Abdul Muthalib datang menyatakan
keIslamannya, disusul Abu Sofyan pemimpin besar Quraiys yang
sudah kandas dengan ambisinya. Setelah Abu Sofyan menyerah,
Rasulullah SAW memerintahkan pasukannya untuk memasuki kota
Makkah lewat 4 penjuru. Dengan demikian Makkah jatuh ke tangan
kaum muslimin tanpa perlawanan sama sekali. Patung-patung dan
berhala di sekeliling Kabah mereka hancurkan kemudian mereka
thawaf mengelilingi Kabah dan kemudian turunlah QS. Al-Isro : 81.
Peristiwa ini terjadi pada tanggal 20 Ramadhan 8 H. Inilah yng
disebut dengan Fathul Makkah. Dengan pembebasan kota Makkah
bukan berarti musuh Islam sudah lenyap, kabilah-kabilah di sekitar
Makkah seperti Badui, kaum Masehi di Najran, dan beberapa kabilah
yang terdiri dari Hawazin, Tsaqif, Jusyam, Nasr, Saad bin Bakar dan
Bani Hilal membentuk persekutuan baru untuk menyerang kaum
muslimin. 10.000 pasukan dari Madinah + 2.000 dari Makkah
segera disiapkan untuk menyerang para komplotan sebelum
mereka menyerang. Ketika pasukan kaum muslimin melewati jalan-
jalan sempit di sela-sela bukit Hunain pegunungan Tihamah tiba-
tiba diserang dengan membabi buta hingga membuat pasukan
kaum muslimin sempat kocar kacir. Kemudian Rasullullah SAW
berdiri ditemani tidak kurang dari 100 sahabat termasuk Abu
Bakar, Umar, Ali dan Abbas memberikan komando untuk melakukan
serangan balik dan akhirnya musuh dapat taklukkan. Sisa-sisa
musuh yang kalah melarikan diri ke Thaif termasuk pemimpin
mereka Malik bin Auf dan bertahan di benteng kota yang terkenal
sangat kuat. Kaum muslimin mengepung benteng itu beberapa
waktu lamanya namun tidak berhasil. Akhirnya Rasulullah SAW
kembali ke Jaronah dan tetap memblokir daerah sekitarnya. Pada
saat itulah kabilah Hawazin menyerah dan menyatakan masuk
Islam, begitu juga penduduk Thaif yang menderita akibat blokade
kaum muslimin juga menyatakan masuk Islam. Pada bulan Rajab 9
H bertepatan dengan bulan oktober 630 M. Rasulullah SAW
mempersiapkan pasukan untuk menghadapi tentara Romawi di
utara. Karena medan yang dituju amat jauh dan musuh yang
dihadapi sangat kuat dan terlatih maka Rasulullah SAW membentuk
pasukan khusus yang dinamakan Jaisyul Usroh, (Laskar Saat
Kesulitan) karena pada waktu sedang terjadi musim panas dan di
Madinah sedang musim panen. Seluruh biaya perang di tanggung
oleh beberapa sahabat yang kaya seperti Abu Bakar
mendermakanseluruh hartanya, Utsman mendermakan 300 unta
dan uang 1000 dinar. Pasukan Romawi yang semula akan
menyerang tentara Islam, mundur kembali ke negerinya setelah
melihat betapa besar jumlah pasukan lawan yang dipimpin
Rasulullah SAW dan pahlawan-pahlawan padang pasir yang tak
kenal mundur. Kaum muslimin tidak mengejar mereka tetapi
berkemah di Tabuk. Oleh karena itu peristiwa itu dikenal dengan
nama perang Tabuk. Dari Tabuk Rasulullah SAW mengirimkan
pasukan ke negeri-negeri yang berbatasan dengan Hijaz untuk
mengikat perjanjian dengan kabilah yang mendiami daerah-daerah
itu. Dalam perjanjian itu disepakati bahwa penduduk di setiap
negeri tersebut diwajiban membayar Jizyah kepada kaum muslimin,
kendatipun sesungguhnya mereka tunduk di bawah pengaruh
Romawi. Sesudah Islam mencapai kemenangan hampir diseluruh
jazirah Arab hanya kabilah-kabilah yang terpencar-pencar yang
belum menganut Islam. Ketika pemuka-pemuka kabilah itu
mengetahui bahwa Makkah sudah di kuasai oleh kaum muslimin,
mereka menyadari tidak mungkin lagi ada kekuatan yang mampu
memerangi kaum muslimin. Oleh Karen itu, sejak tahu 9 H (630/631
M) para utusan kabilah-kabilah Arab datang berbondong-bondong
menghadap Rasulullah SAW menyatakan masuk Islam. Mereka itu
antara lain Bani Tsaqif dari Thaif, Bani Asad dari Najd, Bani Tamim
disusul kemudian oleh utusan dari Yaman dan sekitarnya pada tahu
10 H. Oleh Karena itu tahun ini disebut tahun perutusan atau Am
Al-Wufud. Demikianlah Islam telah merata diseluruh jazirah Arab
setelah Rasulullah SAW berjuang lebih dari 20 tahun. Bangsa Arab
yang sebelumnya berpecah belah dan selalu bermusuhan, kini
bersatu di bawah seorang pemimpin dan bernaung di bawah satu
panji yaitu panji Islam.

5) Haji Wada dan Akhir Hayat Rasulullah SAW. Ketika


para utusan kabilah-kabilah Arab datang menghadap Nabi SAW
untuk memeluk agama Islam kemudian disusul turunnya surat An-
Nasr yang menggambarkan utusan-utusan itu serta menyuruh Nabi
untuk memohonkan ampun untuk mereka, maka terasalah beliau
bahwa tugasnya hampir selesai. Kemudian Rasulullah SAW
bermaksud menunaikan ibadah haji ke Baitullah. Pada tanggal 25
Dzulqodah 10 H, beliau bersama-sama 100.000 sahabatnya
berangkat meninggalkan Madinah menuju Makkah. Pada tanggal 8
Dzulhijjah yang juga disebut hari tarwiyah Rasulullah SAW bersama
rombongan berangkat menuju Mina dan pada waktu fajar
berikutnya mereka berangkat ke Arofah. Tepat tengah hari di
Arafah, beliau menyampaikan pidato yang amat penting, yang
ternyata merupakan pidato terakhir dihadapan khalayak yang
sangat banyak, sehingga pidato itupun dikenal dengan Khutbah Al-
Wadai (pidato perpisahan). Beliau menyampaikan amanah dari
atas punggung unta dan meminta Rabiah bin Umayyah untuk
mengulang dengan keras setiap kalimat yang beliau ucapkan. Dan
haji inilah yang kemudian terkenal dengan haji Wada. Kira-kira 3
bulan sesudah mengerjakan haji wada, Nabi SAW menderita
demam selama beberapa hari, kemudian menunjuk Abu Bakar
untuk menggantikan beliau mengimami shalat jamaah. Pada
tanggal 12 Rabiula Awwal 11 H (8 Juni 632 M), Rasulullah SAW
kembali ke hadirat Allah SWT dalam usia 63 tahun. Inna lillahi
wainna ilaihi rojiuun. Selama 23 tahun lamanya sejak diangkat
menjadi Rasul beliau berjuang tak mengenal lelah dan derita untuk
menegakkan agama Allah SWT yakni agama Islam. Rasulullah SAW
telah wafat, tak ada harta benda yang berarti yang beliau
tinggalkan untuk diwariskan kepada istri dan anak-anaknya, tetapi
beliau meninggalkan dua buah pusaka yang beliau wariskan
kepada seluruh umat Islam, sebagaimana sabdanya:

)















(

Artinya : Kutinggalkan untuk kamu dua perkara (pusaka), yang


kamu tak akan tersesat selama-lamanya, selama kamu masih
berpegang pada keduanya yaitu kitab Allah dan sunnah rasulNya.
(HR. Muslim)

Adapun substansi dakwah Rasulullah SAW di Madinah dapat


dilihat dari perubahan yang di bawa oleh Nabi Muhammad SAW meliputi
segala segi dan bidang kehidupan antara lain :
a. At-Tauhid. Bangsa Arab di zaman jahiliyah, mereka menyembah
patung-patung, batu-batu berhala dan mereka menyembelih hewan-
hewan qurban dihadapan patung-patung untuk memulyakannya.
Mereka tenggelam dalam kemusyrikan dan hidupnya saling berpecah
belah, saling membunuh dan bermusuhan. Kemudian datanglah
Rasulullah SAW membawa risalah Al-Quran yang menjelaskan bahwa
tak ada Tuhan yang berhak di sembah kecuali Allah SWT yang telah
menciptakan seluruh isi alam ini. Kitab Al-Quran benar-benar telah
menghidupkan jiwa dan merubah kepercayaan mereka, hingga mereka
hanya menyebah satu Tuhan yaitu Allah SWT.
b. Al-Ikha (persaudaraan). Persaudaraan merupakan azas yang sangat
penting dalam masyarakat Islam yang diletakkan Rasulullah SAW.
Bangsa Arab yang sebelumnya lebih menonjolkan identitas
kesukuannya, setelah memilih Islam diganti dengan identitas baru
yaitu ukhuwah islamiyah. Atas dasar ini pula kaum muhajirin dan ansor
dipersaudarakan sebagaimana telah diceritakan di depan. Banyak
sekali ayat-ayat dan hadits yang menjelaskan tentang persaudaraan
ini.
c. Al-Musyawwamah (persamaan). Rasulullah SAW dengan tegas
mengajarkan seluruh manusia adalah keturunan Adam yang diciptakan
dari tanah, seorang Arab tidak lebih mulia dari seorang ajam (bukan
Arab) demikian pula sebaliknya, orang yang paling mulia adalah orang
yang paling bertaqwa kepada Allah SWT (Al-Hujurot :13). Atas dasar
inilah setiap warga masyarakat memiliki hak kemerdekaan, kebebasan
(al-hurriyah). Dengan dasar ini Rasulullah SAW menganjurkan kepada
para sahabatnya untuk memerdekaan hamba-hamba sahaya yang
dimilki oleh bangsawan-bangsawan Quraiys.
d. At-Tasamuh (toleransi). Hal ini bisa kita lihat dalam piagam Madinah,
dimana umat islam siap berdampingan dengan kaum Yahudi atau
bangsa apapun di dunia atas dasar saling menghormati dengan
pemeluk agama lain (Al-Kafirun : 6) Karena terbukti orang Yahudi telah
mengusik keyakinan umat Islam dan berusaha mencelekai Rasulullah
SAW, maka satu persatu mereka di usir dari Madinah.
e. At-Tasyawur (musyawarah). Kendatipun Rasulullah SAW mempunyai
kedudukan yang sangat tinggi dan terhormat dalam masyarakat, acap
kali beliau meminta pendapat para sahabat dalam menghadapi dan
menyelesaikan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan urusan-
urusan dunia dan sosial budaya. Manakala argumentasi para sahabat
itu dianggap benar, tidak jarang beliau mengikuti pendapat mereka.
(lihar Ali Imron :159, Asy-Syuro : 38)
f. At-Taawun (tolong menolong). Tolong menolong sesama muslim,
antara lain telah ditujukan dalam bentuk persaudaraan antara kaum
Muhajirin dan Ansar, juga saling membantu antara penduduk Madinah
dengan fihak lain. (lihat Al-Maidah : 21)
g. Al-Adalah (keadilan). Hal ini berkaitan erat dengan hak dan kewajiban
setiap individu dalam kehidupan bermasyarakat sesuai dengan
posisinya masing-masing. Di satu sisi seseorang memperoleh haknya,
sementara disisi lain ia berkewajiban memberikan hak orang lain
kepada yang berhak menerimanya. Prinsip ini berpedoman pada surat
Al-Maidah : 8 dan An-Nisa : 58.
Sikap dan perilaku yang mencerminkan penghayatan terhadap
sejarah dakwah Rasulullah SAW pada periode Madinah antara lain
sebagai berikut.
a. Mencintai Rasulullah SAW dengan konsisten dan berkomitmen
melaksanakan Al Quran dan Al-Hadist
b. Meneladani sunah nabi, seperti gemar menafkahkan harta di
waktu lapang maupun sempit, menahan amarah, dan memaafkan
kesalahan orang lain serta tolong-menolong.
c. Gemar membaca buku, termasuk buku sejarah, khususnya
sejarah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya.
d. Memelihara silaturahmi dan rukun sesama manusia, khususnya
rukun sesama muslim
e. Mengunjungi tanah suci Mekah dan Madinah untuk melihat atau
napak tilas perjuangan Nabi Muhammad SAW dengan menunaikan
ibadah haji atau umrah.
f. Mempelajari dan memahami Al Quran dan Hadis serta
mengaplikasikan pesan-pesan yang terdapat di dalamnya dalam
kehidupan sehari-hari.
g. Senantiasa berjihad di jalan Allah dengan mengikuti petunjuk Al
Quran, bersikap sabar, dan tidak merusak.
h. Aktif atau ikut serta dalam acara kepanitiaan untuk
memperingati hari-hari besar Islam, seperti Maulid atau Isra Mikraj dan
hari besar lainnya.
i. Merawat dan melestarikan tempat ibadah (masjid), yakni dengan
membersihkan dan mengisinya dengan kegiatan salat berjamaah,
pengajian/diskusi, dan lain-lain sehingga terwujud kehidupan yang
Islami.
j. Menekuni dan mempelajarinya warisan Nabi Muhammad SAW yaitu Al
Quran dan sunahnya serta diaplikasikan dalam kegiatan sehari-hari

MEWUJUDKAN SEMANGAT DAN KETANGGUHAN ROSULULLAH DALAM


KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Ketangguhan Dalam Menghadapi Cobaan Akan Menjadikan Kita Pribadi Yang


Lebih Baik

Mengapa kita harus tangguh menghadapi cobaan, sebab cobaan itu bagian
dari hidup kita dan ada kebaikan dari cobaan tersebut. Kita tidak bisa
menghindari cobaan selama hidup ini. Maka daripada kita menghindari
cobaan, maka langlah yang benar adalah membina diri untuk menjadi
pribadi yang tangguh dalam menghadapi cobaan.

Cobaan datang dari Allah dan Allah sudah memberikan cara menghadapi
cobaan tersebut. Jika kita telusuri Al Quran Dan Hadits, banyak sekali ayat
dan hadits yang membimbing kita agar tangguh menghadapi cobaan.

Langkah pertama yang harus kita yakini adalah, yakinlah bahwa ujian atau
cobaan itu untuk kebaikan kita sendiri.

Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang
buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran). (QS .7.168)
kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan amal-
amal saleh; mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar.
(QS.11:11)

Tiada seorang muslim tertusuk duri atau lebih dari itu, kecuali Allah
mencatat baginya kebaikan dan menghapus darinya dari dosa. (HR
Bukhari)

Barangsiapa dikehendaki Allah kebaikan baginya, maka dia diuji (dicoba


dengan suatu musibah)(HR Bukhari)

Kita menghadapi cobaan dengan benar, artinya kita akan mendapatkan


kebaikan. Sebaliknya jika kita salah dalam menghadapi cobaan, maka malah
keburukan dan siksa yang kita dapat dan cobaan itu sendiri tidak hilang.
Rugi 2 kali!

Sikap Positif Dalam Menghadapi Cobaan

Lalu bagaimana cara kita menghadapi cobaan? Kata kuncinya adalah


bagaimana kita menyikapi ujian tersebut. Mungkin kita berada dalam sebuah
kondisi dimana kita memang tidak punya pilihan, artinya kita harus
mengalami ujian itu. Namun, sebenarnya kita selalu punya pilihan,
setidaknya dalam sikap.

Menyikapi cobaan dengan positif sebenarnya sudah cukup, sebab sikap


positif akan melahirkan semangat tidak menyerah, semangat
mencari solusi, dan yang jelas, jika sikap positif itu berdasarkan Al
Quran dan hadits, diiringi dengan niat ikhlas, maka kita PASTI akan
mendapatkan balasannya di akhirat nanti.

Apa saja sikap positif yang harus kita pegang?

Yakinlah Anda Sanggup

Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa


yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan
sesudah kesempitan. (QS.65:7)

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan


kesanggupannya (QS.2:286)

Yakinlah bahwa setiap cobaan yang diberikan Allah kepada kita sesuai
dengan kadar kemampuan kita. Jika kita merasa tidak sanggup menghadapi
cobaan atau ujian yang kita alami, itu adalah sinyal bahwa kita harus
meningkatkan kualitas diri kita. Bukan ujiannya yang terlalu berat, tapi diri
kita sendiri yang loyo dan payah. Perbaiki diri, bukan mengeluh akan
beratnya ujian.

Keyakinan diri bahwa kita akan sanggup menghadapi ujian, menjadikan diri
kita tidak akan menyerah, sehingga mengambil tindakan untuk memperbaiki
diri dan mencari solusi. Yakinlah Anda bisa, insya Allah.

Yang Kita Benci Bisa Jadi Baik Bagi Kita


Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh
jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah
mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS2.216)

Kita harus yakin, bahwa Allah akan memberikan yang terbaik bagi kita.
Mungkin kita menyukainya, padahal itu buruk bagi kita sehingga Allah
menghilangkannya dari kita. Terasa pahit, padahal justru itu yang terbaik
bagi kita. Kita mungkin tidak mengetahuinya, tapi Allah mengetahui. Jadi
berprasangka baiklah bahwa apa yang terjadi itu untuk kebaikan Anda. Allah
Maha Penyayang.

Cobaan Bukan Berarti Allah Benci Kepada Kita

Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu.


(QS.93:3)

Cobaan itu tidak menunjukan bahwa Allah membenci kita. Rasulullah saw
pun diberikan ujian oleh Allah, padahal beliau adalah habibillah (kekasih
Allah). Jadi ujian bukan berarti benci. Justru untuk kebaikan sebagainya
dijelaskan melalui ayat dan hadits yang sudah dibahas diatas.

Tenanglah, Kemudahan Akan Datang

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya


sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS. 94:5-6)

Jangan khawatir dengan kesulitan, sebab Anda akan menemukan


kemudahan. Syaratnya Anda harus bersedia melalui kesulitan tersebut.

Jika Anda Menghadapi Cobaan, Perbanyak Shalat

Apabila Rasulullah saw menemui suatu kesulitan, maka beliau segera


mengerjakan shalat. (HR Abu Dawud)

Shalatlah bukan malah melamun, bukan malah mengeluh. Jika mau


menangis, menangislah kepada Allah. Bangun malam, dirikan shalat malam,
dan mintalah petunjukan dan pertolongan kepada Allah.

Berdoa dan Selesaikan Kesulitan Orang Lain

Barangsiapa ingin doanya terkabul dan dibebaskan dari kesulitannya,


hendaklah dia mengatasi (menyelesaikan) kesulitan orang lain (HR Ahmad)

Berdoalah, karena Allah akan mengabulkan doa kita. Dan, salah satu
rahasia agar doa itu dikabulkan, selesaikan atau bantu kesulitan orang lain.
Mungkin aneh, kita sendiri sedang mengalami kesulitan tetapi malah harus
menyelesaikan kesulitan orang lain. Ini adalah perintah Allah dan tidak
mungkin salah.

Bersabarlah

Aku (rasulullah) mengagumi seorang mukmin yang bila memperoleh


kebaikan, dia memuji Allah dan bersyukur. Bila ditimpa musibah, dia memuji
Allah dan bersabar. (HR Ahmad)
Orang yang berbahagia ialah yang dijauhkan dari fitnah-fitnah dan orang
yang terkena ujian dan cobaan, dia bersabar. (HR Ahmad)

Ada yang mengatakan bahwa sabar adalah resep untuk segala masalah.
Memang benar. Tentu saja dengan definisi sabar yang benar. Seseorang yang
sedang berperang membela agama Allah yang bersabar, adalah mereka
yang teguh dalam peperangan itu. Justru Allah melarang kita menyerah atau
meninggalkan pertempuran. Artinya menyerah bukanlah definisi sabar.
Sabar adalah keteguhan dalam kebenaran.

Sabar juga bisa berarti adalah tetap teguh dalam mecari solusi. Anda tetap
teguh dalam perjuangan keluar dari masalah. Jika Anda melakukan sabar
dengan sabar yang benar, insya Allah solusi akan datang.

Dakwah

Kalian harus menyeru kepada kebikan dan melarang dari kemungkaran.


Kalau tidak, Allah akan mengirim hukuman kepada kalian, saat kalian
berdoa kepada-Nya, Dia tidak mengabulkan doa kalian. (HR At Tirmidzi)

Berdoalah kepada Allah, dan agar doa kita dikabul kita harus berdakwah,
menyeru kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran. Jangan
berhenti berdakwah karena kita sedang dalam kesulitan, justru dakwah akan
memudahkan kita mengatasi kesulitan. Jangan mengeluh masalah begitu
berat, sementara kemungkaran kita diamkan saja. Jangan mengeluh tidak
bisa mengatasi ujian, sementara kita tidak mengajak orang kepada kebaikan.

Khusyu

Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang


demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu, (yaitu)
orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan
bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. (QS.2:45-46)

Dan, mintalah pertolongan dari Allah dengan shabar dan shalat. Ini memang
tidak mudah kecuali bagi mereka yang khusyu, yaitu orang yang yakin
bahwa dia akan menemui Allah dan akan kembali kepada-Nya. Saat kita
yakin bahwa kita akan kembali kepada Allah, maka sebesar apa pun masalah
yang kita hadapi, semuanya menjadi kecil, sebab urusan besar itu
mempersiapkan diri untuk di akhirat nanti.

Inilah berbagai panduan dari Al Quran dan hadits bagaimana cara menyikapi
cobaan dengan benar dan akan membawa solusi.

Anda mungkin juga menyukai