Artinya: Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan
telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi
agama bagimu.
Islam adalah agama yang sempurna karena:
a. Agama Islam merupakan agama untuk seluruh manusia.berbeda halnya
dgn agama Samawi sebelumnya, yg hanya terbatas untuk satu kaum saja
b. Ajaran Islam meliputi semua aspek kehidupan
c. Agama Islam berfungi sebagai rahmatan Lil ‘Alamin, agama kedamaian,
dan lain-lain sebagainya.
Rasulullah di utus bukanlah untuk satu golongan bangsa Arab saja,
tetapi semua bangsa dengan tidak mengenal warna kulit, suku, atau
keturunan. Semua umat Nabi Muhammad sama, yaitu mereka harus taat dan
patuh terhadap ajarannya. Bagi yang patuh akan memperoleh balasan baik
dan bagi mereka yang tidak patuh akan memperoleh ganjaran
Setelah ayat yang pertama turun maka nabi muhammad resmi diangkat
menjadi rasul.Hal yang pertama beliau lakukan adalah:
Setelah perjanjian hudaibiyah situasi menjadi aman dan tidak ada peperangan
bahkan pengikut nabi yang semula hanya berjumlah sekitar 1.400 orang
bertambah menjadi 10.000 orang, nabi Muhammad memanfaatkan situasi
aman dan damai untuk mengirim duta-dutanya kenegara tetangga untuk
mengajak mereka memeluk agama Islam.
BAB IV
KHULAFAUR RASYIDIN
Ayat ini turun pada saat beliau melakukan wukuf di padang arafah, inti dari
ayat tersebut telah disempurnakanya syariat agama yang menjadi misi
rasulullah di dunia adalah agama Islam dan juga ayat tersebut menjadi tanda
akan berakhirnya misi rasulullah itu. Pada tanggal 12 Rabiul awal tahun ke
11 H/ 8 Juni 632 M pada usia 63 thn lebih 3 hari beliau jatuh sakit dan
akihirnya meninggal dunia. Setelah rasulullah wafat maka tampuk
kepemimpinan umat Islam dipercayakan kepada khulafa rasyidin.
Usaha dan prestasi yang diperoleh oleh Khalifah Ali bin Abi Thalib
1. Membersihkan para pejabat yang korup
2. Memadamkan pemberontakan-pemberontakan dikalangan umat Islam
3. Menyempurnakan tulisan al-Qur’an
Pada masa pemerintahan Ali, terjadi beberapa konflik antara kaum Muslimin.
Di antaranya Perang Shiffin. Perang yang terjadi antara Ali dan Muawiyah ini
berakhir dengan perdamaian.
Ketika Khalifah Ali bin Abi Thalib terbunuh, kaum Muslimin sempat
mengangkat putranya, Hasan bin Ali. Namun melihat keadaan yang tidak
menentu, setelah tiga bulan, akhirnya Hasan mengundurkan diri dan
menyerahkan jabatan khalifah kepada Muawiyah bin Abi Sufyan.
Serah terima jabatan itu berlangsung di kota Kufah. Tahun inilah yang dalam
sejarah dikenal dengan Amul Jama’ah (Tahun Kesatuan). Dengan demikian,
Muawiyah resmi menjadi khalifah.
Beberapa kalangan ada yang menyebut Muawiyah dengan julukan yang jauh
dari akhlak islami. Padahal walau bagaimanapun ia tetap sahabat Rasulullah,
yang telah banyak memberikan sumbangan untuk Islam.
Muawiyah adalah pendiri Daulah Umawiyah. Pada masa ini kaum Muslimin
memperoleh kemajuan yang sangat pesat. Tidak hanya penyebaran agama
Islam, tetapi juga penemuan-penemuan ilmu lainnya.
Musa bin Nushair, Gubernur Afrika mengirim Thariq bin Ziyad untuk
menaklukkan pulau Shamit tahun 91 H. Thariq adalah budak Musa bin
Nushair yang telah dimerdekakan. Bahkan ia telah diangkat menjadi panglima
perang. Dalam misinya, Thariq berhasil mengalahkan Spanyol (Ishbaniyah).
Pahlawan legendaris satu ini terkenal dengan taktiknya membangkitkan
semangat pasukannya yang hampir mundur. Akhirnya, mereka tak punya
pilihan kecuali maju berjihad mengalahkan Spanyol. Ia kemudian bermarkas
di sebuah bukit di Spanyol yang kini dikenal dengan Jabal Thariq (Gibraltar).
Masing-masing bekas tuan dan budak itu, Musa bin Nushair dan Tariq bin
Ziyad, berhasil menunaikan tugas melebarkan sayap Islam. Praktis seluruh
daratan Spanyol dikuasai pasukan Muslim pada 86 H (715 M), pada masa
pemerintahan Khalifah Walid bin Abdul Malik.
Penaklukan Spanyol oleh Musa bin Nushair dan Thariq bin Ziyad memberikan
pengaruh positif pada kehidupan sosial dan politik. Timbul revolusi-revolusi
sosial dan kebebasan beragama semakin diakui. Kediktatoran dan
penganiayaan yang biasa dilakukan oleh orang Kristen digantikan toleransi
yang tinggi dan kebaikan umat Islam.
Khalifah Walid juga membangun sarana rumah singgah bagi para musafir dan
pendatang. Masjid Nabawi di Madinah dan Masjid Al-Aqsha dibangun kembali
oleh Walid. Ia juga memprakarsai pembangunan masjid besar di Damaskus
yang dikenal dnegan Al-Jami’ Al-Umawi. Pembangunan masjid agung ini
menelan biaya 11.200.000 dinar kala itu.
Tak heran bila Adz-Dzahabi mengatakan, Walid bin Abdul Malik telah
menegakkan jihad dan melakukan penaklukan di negeri-negeri seperti yang
dilakukan Umar bin Al-Khathab. Seorang sejarawan juga pernah berujar, “Jika
Muawiyah yang mendirikan negara Bani Umayyah, maka Walid bin Abdul
Malik yang menegakkannya sampai teguh.”
Standar Kompetensi :
1. Memahami perkembangan Islam pada masa Dinasti Abbasiyah.
Kompetensi Dasar :
1.3 Mengidentifikasi tokoh ilmuwan muslim dan perannya dalam kemajuan
kebudayaan/peradaban Islam pada masa Dinasti Abbasiyah.
1. Bidang Kedokteran.
Ilmu kedokteran mulai berkembang pada akhir masa Abbasiyah I, yaitu masa
Khalifah Al-Watsiq, sedangkan puncaknya terjadi pada masa Abbasiyah II, III,
dan IV. Pada buku-buku karya Ar-Arazi banyak dijumpai di museum-museum
Eropa dan banyak digunakan sebagai buku rujukan untuk dunia kedokteran.
Tokoh-tokohnya adalah :
a. Abu Zakaria Ar-Arazi seorang dokter yang paling termasyur di
zamannya beliau seorang kepala Rumah Sakit di Baghdad.
b. Ibnu Sina adalah seorang ilmuwan muslim yang dikenal dengan julukan
“Raja diraja Dokter” dan “Raja Obat” serta dianggap sebagai perintis tentang
penyakit syaraf dan berbagai macam penyakit. Selain di bidang kedokteran,
Ibnu Sina juga terkenal sebagai saintis ulung dan sebagai filosof. Karya-karya
Ibnu Sina sangat terkenal di Barat terutama di berbagai perguruan tinggi di
Prancis, salah satu karyanya yaitu Al-Qanun fi At-Tibb dan Asy-Syifa.
c. Ibnu Saha adalah saeorang direktur Rumah Sakit Yudisapur
2. Bidang Filsafat.
a. Al-Kindi banyak menjelaskan pikiran-pikiran filsafat Aristoteles. Maka
tidak heran jika ada yang memberinya gelar sebagai penggerak filosof Arab.
b. Al-Farabbi lebih dikenal sebagai seorang filosof daripada ilmuwan.
c. Ibnu Sina selain seorang tokoh di bidang kedokteran dia juga sorang
filosof.
3. Bidang Matematika.
a. Al-Khawarizmi adalah tokoh utama dalam kajian matematika Arab,
penyusun tabel astronomi, dan penemu Aljabar pada masa Khalifah Al-
Makmun.
b. Abu Kamil Sujak telah mengetahui perkembangan aljabar di eropa.
Tulisan-tulisannya tentang geometri telah memberikan pengaruh dan
konstribusi besar terhadap geometri barat. Terutama uraian-uraian aljabar
terhadap geometri.
4. Bidang Astronomi.
a. Musa Ibrahim Al-Farazi di tugaskan oleh Khalifah Al-Manshur untuk
menerjemahkan berbagai risalah astronomi dan India yaitu
Brahmasoutrasidanta dan hasil risalahnya berjudul Al-Magest yang mengalami
dua kali penyempurnaan. Para astronom Muslim berhasil menciptakan
teropong bintang dengan peralatan lengkap di kota Yundhisyapur, Iran.
b. Al-Farghani adalah seorang tokoh yang turut ambil bagian dalam
pengukuran derajat garis lintang bumi dan pada masa Khalifah Al-Mutawakkil
ia ditugaskan untuk mengawasi pembangunan Nilometer di Fustat, Mesir.
c. Al-Battani yaitu seorang tokoh astronom Arab terbesar penerus Al-
Farghani, ia berhasil menemukan garis lengkung dan kemiringan ekliptik,
panjangnya tahun tropis, lamanya satu musim, dan tepatnya orbit matahari
serta orbit utama planet.
2. Ilmu Hadis.
Hadis merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Qur’an. Sedangkan
kitabnya terbagi kepada 7 kategori, yaitu berdasarkan gaya bahasa, gramatika
bahasa, kisah-kisah, ilmu hukum, ilmu kalam, tasawuf, dan kata-kata asing
dalam Al-Qur’an.
Untuk menentukan keabsahan dan keontetikan suatu hadist para ulama
meneliti dan mengkaji dengan sungguh-sungguh hadist dari segi sanad, rawi,
dan matan(sifat dan bentuk hadist). Pada masa Dinasti Abasisiyah muncul
para ahli hadis yang termashur.
a) Imam Bukhari, karyanya adalah kitab Jami’ Sahih Al-Bukhari.
b) Imam Muslim, kitab karangan Sahih Muslim.
c) Ibnu Majah, karyanya Sunan Ibnu Majah.
d) Abu Dawud, karyanya Sunan Abu Dawud.
e) Imam Tirmizi, karyanya Sunan At-Tirmizi.
f) Imam Nasa’I, karyanya Sunan An-Nasa’i.
3. Ilmu Tasawuf.
Ilmu tasawuf adalah ilmu syariat yang inti ajarannya menjauhkan diri dari
kesenangan dunia dan mendekatkan diri kepada Allah. Diantara ulama ahli
tasawuf adalah:
4. Ilmu Kalam.
Perkembangan ilmu kalam terjadi seiring dengan genjarnya serangan orang-
orang non-muslim yang ingin menjatuhkan Islam melalui olah fikir filsafat.
Dan ulama yang terkenal di bidang ini adalah Hasan Al-Asyari, Washil bin
Atha, dan Imam Syafi’i.
5. Ilmu Fikih.
Ilmu fikih dimasa Abbasiyah mengalami perkembangan yang cukup baik,
ulama-ulama yang muncul pada saat itu dikenal dengan sebutan dengan
“Imam Mazhab”. Karena kekuatan dan kemampuan mereka dalam
menyimpulkan hukum-hukum dari berbagai masalah yang ada.
Mazhab-mazhab fikih yang banyak diikuti oleh kaum muslimin di dunia yang
muncul pada masa Abbasiyah adalah:
a) Imam Abu Hanifah, karyanya Fiqhu Akbar, Al-Alim Wal Musta’an, dan
Al-Masad.
b) Imam Malik, karyanya Kitab Al-Muwatta’, dan Al-Usul As-Sagir.
c) Imam Syafi’I, karyanya Al-Umm, Al-Isyarah, dan Usul Fiqih.
d) Imam Ahmad Ibnu Hambal, karyanya Al-Musnad, Jami’ As-Sagir, dan
Jami’ Al-Kabir.
Tokoh Ilmuan Muslim Pada masa Dinasti Ayubiyah
Bidang Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan salah satu sektor yang mendapat
perhatian besar dari Sultan / Khalifah Ayyubiyah.Diantara usaha-usaha yang
dilakukan Khalifah Ayyubiyah untuk memajukan pendidikan:
1. Membentuk Departemen Khusus Pendidikan dan Penerjemahan.
Khalifah Al-Hakim(1021 M ) Salah seorang Khalifah Fatimiyah yang
pernah membentuk lembaga Darul Hikam pada masanya.Ketika Dinasti
Ayyubiyah,Salahuddin Al-Ayyubi mengubah lembaga tersebut menjadi
Departemen Pendidikan dan Penerjemahan.Departemen tersebut mampu dan
berhasil menerjemahkan dari bahasa asing ke bahasa Arab.
2. Mengubah Al-azhar.
Al-Azhar dibangun oleh khalifah Fatimiyah Mu’iz li Dinillah(341-365H /
952-975M) melalui panglima Jauhar As-Saghiri membangun Mesjid Al-Azhar
pada tahun 363H / 974M. mesjid tersebut berkembang menjadi lembaga
pendidikan sebagai corong pengajaran paham Syi’ah.
Di samping itu, Al-Azhar juga dijadikan oleh Dinasti Al-Ayyubiyah untuk
mengajarkan ajaran agama dan ajaran Suni ditambah dengan disiplin ilmu
lainnya seperti: fisika, kimia, biologi, dan ilmu hitung. Dengan perubahan
tersebut Al-azhar semakin berkembang dengan pesat. Karena itu lebih banyak
para pelajar muslim yang datang dari berbagai penjuru untuk menuntut ilmu
sampai saat sekarang.
3. Membangun lembaga-lembag pendidikan di setiap kota.
Pusat-pusat ilmu pengetahuan terdapat di berbagai kota seperti Kairo,
Damaskus, Hadramaut, dan Yaman. Contoh lembaga-lembaga tersebut, ialah:
a. As-Sauhiyah(1239M) , sebagai pusat pengajaran hukum menurut empat
mazhab.
b. Darul Hadist Al-Kamilah(1222M), sebagai pusat pengajaran hadist dan
ilmu hadist.
Lewat jalur pendidikan ia memperbanyak madrasah beraliran Suni dan
membiayainya untuk mengikis pengaruh Syi’ah yang telah lama dibangun
Dinasti Fatimiyah.
Sejarah Islam mencatat Email atau Enamel glass merupakan jenis kaca yang
paling berharga dalam sejarah Islam.Kaca jenis ini diproduksi diwilayah yang
dikuasai Dinasti Ayyubiyah Mambluk.Mesir dan Sunan pada abad ke( 13-14 M
) kaca begitu populer yang dihiyasi dengan email emas.Pada masa itu kaca
atau glass email dibuat sebagai hadiah yang bernilai tinggi,juga digunakan
dalam acara tertentu yang terbilang istimewa.Kemajuan dalam biadang
Industri dapat juga dibuktikan dengan dibuatnya kincir oleh orang Syiria yang
lebih canggih dibanding dari pada buatan orang barat,dan juga terdapat
baprik karpek,kain dan gelas.
Dalam bidang Pedagangan bangsa Arab khususnya Dinasti Ayyubiyah telah
menggunakan mata uang koin sebagai alat tukar.Sebagai mana yang telah
dilakukan dunia Islam sejak zaman Bani Umaiyah.
Sahabat Blog semua . Berikut ini saya akan menurunkan sebuah tulisan
tentang tempat – tempat bersejarah di daerah Mekah dan Madinah. Semoga
tulisan ini akan membawa berkah dantambahan pengetahuan bagi sahabat
semuan. Bagi kalangan Pelajar tentunya ini akan menjadi bahan referensi
dalam matapelajaran SKI ataupun Sirah Nabawiyah.
Ka’bah
Ka’bah merupakan kiblat shalat umat Islam. Ka’bah yang berbentuk kubus ini
merupakan bangunan utama diatas bumi yang digunakan untuk menyembah
Allah SWT.Sebagaimana Allah SWT. berfirman dalam Al Qur’an Surat Ali
Imran ayat 90, yang artinya :
“Sesungguhnya permulaan rumah yang dibuat manusia untuk tempat
beribadah adalah rumah yang di Bakkah (Makkah), yang dilimpahi berkah dan
petunjuk bagi alam semesta”.
Ka’bah disebut juga Baitullah (Rumah Allah) atau Baitul ‘Atiq (Rumah
Kemerdekaan). Dibangun berupa tembok segi empat yang terbuat dari batu-
batu besar yang berasal dari gunung-gunung di sekitar Makkah. Baitullah ini
dibangun diatas dasar fondasi yang kokoh.
Dinding-dinding sisi Ka’bah ini diberi nama khusus yang ditentukan
berdasarkan nama negeri ke arah mana dinding itu menghadap. terkecuali
satu dinding yang diberi nama “Rukun Hajar Aswad”.
Adapun keempat dinding atau sudut (rukun) tersebut adalah :
Sebelah Utara Rukun Iraqi (Irak)
Sebelah Barat Rukum Syam (Suriah)
Sebelah Selatan Rukun Yamani (Yaman)
Sebelah Timur Rukun Aswad (Hajar Aswad).
Keempat sisi Ka’bah ditutup dengan selubung yang dinamakan Kiswah. Sejak
zaman nabi Ismail, Ka’bah sudah diberi penutup berupa Kiswah ini. Saat ini
Kiswah tersebut terbuat dari sutra asli dan dilengkapi dengan kaligrafi dari
benang emas.
Dalam satu tahun Ka’bah ini dicuci dua kali, yaitu pada awal bulan Dzulhijah
dan awal bulan Sya’ban. Kiswah diganti sekali dalam setahun.
Masjidil Haram
Sebagai pusat kota Makkah adalah Masjid Al-Haram, dimana didalamnya
terdapat Ka’bah sebagai arah kiblat umat Islam pada waktu shalat. Masjid ini
mula-mula dibangun secara permanen oleh Sayyidina Umar bin Al Khattab
pada tahun 638 M.
Dari masa kemasa Masjidil Haram selalu mengalami pembaharuan dan
perluasan, diprakarsai oleh raja-raja Islam yang memberi perhatian terhadap
Masjidil Haram. Pembangunan besar-besaran dalam sejarah diprakarsai oleh
Raja Fahd bin Abdul Aziz yang bergelar :”Pelayan Dua Tanah Haram Makkah
dan Madinah”.
Dikatakan Tanah Haram karena Tanah ini diharamkan bagi umat lain, selain
umat Muslim). Saat ini luas Masjid Al Haram 328.000 meter persegi dan dapat
menampung 730.000 jama’ah dalam satu waktu shalat berjama’ah.
Masjid ini melingkari Ka’bah, maka pintunya banyak. Ada 4 pintu utama dan
45 pintu biasa yang biasanya buka 24 jam sehari.
Keistimewaan Masjidil Haram banyak sekali, antara lain : Shalat di masjid ini
lebih utama daripada shalat seratus ribu kali di masjid lain. Begitupun
berdzikir, berdoa, bersedekah dan beramal baik lainnya.
Hajar Aswad
Hajar Aswad adalah batu berwarna hitam yang berada di sudut Tenggara
Ka’bah, yaitu sudut dimana tempat Tawaf dimulai. Hajar Aswad merupakan
batu yang diturunkan Allah SWT. dari Surga melalui malaikat Jibril.
Hajar Aswad berupa kepingan batu yang terdiri dari delapan keping yang
terkumpul dan direkat dengan lingkaran perak.
Dalam salah satu riwayat Bukhari-Muslim, diterangkan bahwa Sayyidina
Umar, sebelum mencium Hajar Aswad mengatakan, “Demi Allah, aku tahu
bahwa kau adalah sebuah batu yang tidak dapat berbuat apa-apa.Kalau aku
tidak melihat Rasulullah SAW. mencium-mu, tidak akan aku menciummu”.
Jadi mencium Hajar Aswad bukanlah suatu kewajiban bagi umat Islam, tapi
merupakan anjuran dan hukumnya sunnah. Maka kalau keadaan tidak
memungkinkan karena penuhnya orang berdesakan, sebaiknya urungkan saja
niat untuk mencium atau mengusap batu ini.
Hijr Ismail
Hijr Ismail, berdampingan dengan Ka’bah dan terletak di sebelah utara Ka’bah,
yang dibatasi oleh tembok berbentuk setengah lingkaran setinggi 1,5 meter.
Hijr Ismail itu pada mulanya hanya berupa pagar batu yang sederhana saja.
Kemudian para Khalifah, Sultan dan Raja-raja yang berkuasa mengganti pagar
batu itu dengan batu marmer.
Hijr Ismail ini dahulu merupakan tempat tinggal Nabi Ismail, disitulah Nabi
Ismail tinggal semasa hidupnya dan kemudian menjadi kuburan beliau dan
juga ibunya.
Berdasarkan kepada sabda Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam, sebagian
dari Hijr Ismail itu adalah termasuk dalam Ka’bah. Ini diriwayatkan oleh Abu
Dawud dari ‘Aisyah r.a. yang berbunyi : ‘Dari ‘Aisyah r.a. katanya; “Aku sangat
ingin memasuki Ka’bah untuk melakukan shalat didalamnya. Rasulullah
S.A.W. membawa Siti ‘Aisyah ke dalam Hijir Ismail sambil berkata ” Shalatlah
kamu disini jika kamu ingin shalat di dalam Ka’bah, karena ini termasuk
sebagian dari Ka’bah.
Shalat di Hijr Ismail adalah sunnah, dalam arti tidak wajib dan tidak ada
kaitan dengan rangkaian kegiatan ibadah Haji atau ibadah Umroh.
Maqam Ibrahim
Maqam Ibrahim bukanlah kuburan Nabi Ibrahim sebagaimana dugaan atau
pendapat sebagian orang. Maqam Ibrahim adalah batu pijakan pada saat Nabi
Ibrahim meninggikan pondasi Ka’bah. Letak Maqam Ibrahim ini tidak jauh,
hanya sekitar 3 meter dari Ka’bah dan terletak di sebelah timur Ka’bah.
Saat ini Maqam Ibrahim seperti terlihat pada foto di atas. Di dalam bangunan
kecil ini terdapat batu tempat pijakan Nabi Ibrahim seperti dijelaskan di atas.
Pada saat pembangunan Ka’bah batu ini berfungsi sebagai pijakan yang dapat
naik dan turun sesuai keperluan nabi Ibrahim saat membangun Ka’bah.
Bekas kedua tapak kaki Nabi Ibrahim masih nampak dan jelas dilihat.
Atas perintah Khalifah Al Mahdi Al Abbasi, di sekeliling batu Maqam Ibrahim
itu telah diikat dengan perak dan dibuat kandang besi berbentuk sangkar
burung.
Multazam
Multazam merupakan dinding Ka’bah yang terletak di antara Hajar Aswad
dengan pintu Ka’bah. Tempat ini merupakan tempat utama dalam berdoa,
yang dipergunakan oleh jama’ah Haji dan Umroh untuk berdoa/bermunajat
kepada Allah SWT. setelah selesai melakukan tawaf.
Saat bermunajat di depan Multazam ini, Jarang orang tidak meneteskan air
mata disini, terharu karena kebesaran Illahi. Multazam ini insya Allah
merupakan tempat yang mustajab dalam berdoa, insya Allah doa dikabulkan
oleh Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda, “Antara Rukun Hajar Aswad dan Pintu Ka’bah,
yang disebut Multazam. Tidak seorangpun hamba Allah yang berdoa ditempat
ini tanpa terkabul permintaannya.”
Mata Air Zam-Zam
Air Zamzam berasal dari mata air Zamzam yang terletak dibawah tanah,
sekitar 20 meter disebelah Tenggara Ka’bah. Mata air atau Sumur ini
mengeluarkan Air Zamzam tanpa henti. Diamanatkan agar sewaktu minum air
Zamzam harus dengan tertib dan membaca niat. Saat minum air Zamzam kita
menghadap Ka’bah.
Sumur Zamzam mempunyai riwayat yang tersendiri. Sejarahnya tidak dapat
dipisahkan dengan isteri Nabi Ibrahim AS, yaitu Siti Hajar dan putranya Ismail
AS. Sewaktu Ismail dan Ibunya hanya berdua dan kehabisan air untuk
minum, maka Siti Hajar pergi ke Bukit Safa dan Bukit Marwah sebanyak 7
kali. Namun tidak berhasil menemukan air setetespun karena tempat ini
hanya merupakan lembah pasir dan bukit-bukit yang tandus dan tidak ada air
dan belum didiami manusia selain Siti Hajar dan Ismail.
Penjelasan tentang sejarah ini adalah sbb :
Saat Nabi Ibrahim AS, Siti Hajar dan Ismail tiba di Makkah, mereka berhenti
di bawah sebatang pohon yang kering. Tidak berapa lama kemudian Nabi
Ibrahim AS. meninggalkan mereka.
Siti Hajar yang memperhatikan sikap suaminya yang mengherankan itu lalu
bertanya ; “Hendak kemanakah engkau, Ibrahim? Sampai hatikah engkau
meninggalkan kami berdua ditempat yang sunyi dan tandus ini?”.
Pertanyaan itu berulang kali, tetapi Nabi Ibrahim AS. tidak menjawab sepatah
kata pun. Siti Hajar bertanya lagi ; “Apakah ini memang perintah dari Allah?
“Barulah Nabi Ibrahim menjawab, “ya”. Mendengar jawaban suaminya yang
singkat itu, Siti Hajar gembira dan hatinya tenteram. Ia percaya hidupnya
tentu terjamin walaupun ditempat yang sunyi, tidak ada manusia dan tidak
ada segala kemudahan. Sedangkan waktu itu, Nabi Ismail masih menyusu.
Selang beberapa hari, air yang dari Nabi Ibrahim As. habis. Siti Hajar
berusaha mencari air di sekeliling sampai mendaki Bukit Safa dan Marwah
berulang kali sehingga kali ketujuh (terakhir) ketika sampai di Marwah, tiba-
tiba terdengar oleh Siti Hajar suara yang mengejutkan, lalu ia menuju kearah
suara itu. Alangkah terkejutnya, bahwa suara itu ialah suara air yang
memancar dari dalam tanah dengan derasnya. Air itu adalah air Zamzam.
Air Zamzam yang merupakan berkah dari Allah SWT, mempunyai
keistimewaan dan keberkatan dengan izin Allah SWT., yang bisa
menyembuhkan penyakit, menghilangkan dahaga serta mengenyangkan perut
yang lapar. Keistimewaan dan keberkatan itu disebutkan pada hadits Nabi,
dari Ibnu Abbas r.a., Rasulullah SAW. bersabda : “sebaik-baik air di muka
bumi ialah air Zamzam. Air Zamzam merupakan makanan yang
mengenyangkan dan penawar bagi penyakit”.
Safa dan Marwah
Safa dan Marwah merupakan dua bukit yang terletak dekat dengan Ka’bah.
Sejarah Safa-Marwah tidak dapat dipisahkan dengan isteri Nabi Ibrahim As,
yaitu Siti Hajar dan putranya Ismail As. Sewaktu Ismail dan Ibunya hanya
berdua dan kehabisan air untuk minum di lembah pasir dan bukit yang
tandus, Siti Hajar pergi mencari air pulang pergi dari Bukit Safa ke Bukit
Marwah sebanyak 7 kali.
Saat kali ketujuh (terakhir). Ketika sampai di Marwah, tiba-tiba terdengar oleh
Siti Hajar suara yang mengejutkan, lalu ia menuju kearah suara itu. Alangkah
terkejutnya, bahwa suara itu ialah suara air memancar dari dalam tanah
dengan derasnya. Air itu adalah air Zamzam.
Masjid Nabawi
Disebut Masjid Nabawi karena Nabi Muhammad SAW. selalu menyebutnya
dengan kalimat, “Masjidku”, pada setiap kali beliau menerangkan tentang
sebuah masjid yang sekarang berada di pusat kota Madinah. Rasulullah
bersabda, “Shalat di masjidku ini lebih utama daripada shalat seribu kali di
masjid lain, kecuali Masjidil Haram”.
Dalam satu riwayat lain, Rasulullah bersabda, “Barang siapa shalat di
masjidku 40 waktu tanpa terputus, maka ia pasti selamat dari neraka dan
segala siksa dan selamat dari sifat munafik”.
Masjid ini didirikan oleh Rasul SAW. dan sahabat-sahabat pada tahun
pertama hijrah (622 M) seluas 1050 meter persegi, yaitu persis di sebelah
barat rumah Rasul, yang sekarang rumah itu menjadi makam Rasul SAW dan
termasuk dalam bangunan masjid.
Berziarah ke masjid Nabawi ini adalah masyru’ (diperintahkan) dan termasuk
ibadah. Penyataan ini sesuai dengan sabda Rasulullah : “Janganlah kau
mementingkan bepergian kecuali kepada tiga masjid, yaitu Masjidil Haram,
Masjidku ini (Masjid Nabawi) dan Masjidil Aqsa”.
Makam Rasulullah SAW
Makam (pusara) Rasullullah SAW terletak di sebelah Timur Masjid Nabawi. Di
tempat ini dahulu terdapat dua rumah, yaitu rumah Rasulullah SAW. bersama
Aisyah dan rumah Ali dengan Fatimah.
Sejak Rasulullah SAW. wafat pada tahun 11 H (632 M), rumah Rasullullah
SAW. terbagi dua. Bagian arah kiblat (Selatan) utk makam Rasulullah SAW.
dan bagian Utara utk tempat tinggal Aisyah.
Sejak tahun 678 H. (1279 M) diatasnya dipasang Kubah Hijau (Green Dome).
Dan sampai sekarang Kubah Hijau tersebut tetap ada. Jadi tepat di bawah
Kubah Hijau itulah jasad Rasullullah SAW. yang mulia dimakamkan. Disitu
juga dimakamkan kedua sahabatnya, yaitu Abu Bakar (Khalifah Pertama) dan
Umar (Khalifah Kedua) yang dimakamkan di bawah kubah, berdampingan
dengan makam Rasulullah SAW.
Arafah
Arafah merupakan tempat yang sangat penting pada ibadah Haji, dimana di
Arafah ini jama’ah haji harus melakukan Wukuf. Wukuf merupakan rukun
Haji dan tanpa melaksanakan Wukuf di Arafah maka hajinya tidak sah.
Keadaan di Arafah ini merupakan replika di Padang Mahsyar saat manusia
dibangkitkan Allah SWT pada hari yang tak diragukan lagi. Saat itu semua
manusia sama dihadapan Allah SWT., yang membedakan hanyalah kualitas
imannya.
Wukuf secara harfiah berarti berdiam diri. Wukuf di Arafah adalah berada di
Arafah pada waktu antara tergelincirnya matahari (tengah hari) tanggal 9
Dzulhijah sampai matahari terbenam dengan berpakaian ihram. Pada saat
wukuf disarankan untuk memperbanyak doa sambil menghadap kiblat dan
mengangkat kedua tangan. Juga memperbanyak taubat memohon ampunan
kepada Allah SWT., sebab saat wukuf adalah saat yang utama untuk berdoa,
memohon ampun dan bertaubat.
Selain itu juga perbanyak ibadah lainnya seperti membaca Al Qur’an, takbir,
tahmid, tahlil dan sebagainya. Selama wukuf jangan sampai melakukan
sesuatu yang tidak pantas atau tidak sesuai dengan kesucian ibadah saat
Wukuf.
Adapun keutamaan Arafah adalah sebagaimana sabda Rasulullah SAW., “Doa
yang paling baik adalah doa di hari Arafah”.
Dalam riwayat lain Rasulullah SAW. juga bersabda, “Tidak ada hari paling
banyak Allah menentukan pembebasan hamba-Nya dari neraka kecuali hari
Arafah”.
Arafah berjarak sekitar 25 km disebelah Tenggara Makkah dan merupakan
padang pasir yang amat luas dan di bagian belakang dikelilingi bukit-bukit
batu yang membentuk setengah lingkaran, saat ini sudah ditanami dengan
pohon-pohon.
Pada musim haji di bawah pohon-pohon inilah dipasang tenda. bagi yang tidak
kebagian tenda cukup berteduh di bawah pohon. Untuk mengurangi panas di
setiap sekitar 20 meter dipasang pipa setinggi 6 meter yang diatasnya
memancar air halus yang mirip gerimis, dengan tujuan menurunkan suhu
disekitarnya.
Pancaran air ini sangat bermanfaat dan dapat mengurangi banyaknya jama’ah
yang terkena high stroke (tiba-tiba lemas karena matahari yang panas)
Muzdalifah
Setelah matahari terbenam (mulai masuk tanggal 10 Dzulhijah), dari Arafah
berangkat ke Muzdalifah. Shalat Maghrib dan Isya dikerjakan di Muzdalifah
dengan cara jama’ takhir qashar.
Muzdalifah terletak antara Arafah dan Mina. Di Muzdalifah ini jama’ah haji
bermalam (mabit) dan mengambil 70 atau 49 butir batu kecil untuk persiapan
lempar jumroh di Mina. Shalat Subuh dilaksanakan berjama’ah di Muzdalifah.
Setelah shalat subuh, meninggalkan Muzdalifah menuju Mina untuk
melempar jumroh. Bagi orang tua dan yang lemah/sakit boleh meninggalkan
Muzdalifah pada malam hari setelah lewat tengah malam baru menuju Mina.
Mina
Mina merupakan lokasi di Tanah Haram Makkah (Tanah yang diharamkan
bagi orang selain Muslim). Mina didatangi oleh jama’ah haji pada tanggal 8
Dzulhijah atau sehari sebelum wukuf di Arafah. Jama’ah haji tinggal disini
sehari semalam sehingga dapat melakukan shalat Dzuhur, Ashar, Maghrib,
Isya dan Subuh. Kemudian setelah shalat Subuh tanggal 9 Dzulhijah, jama’ah
haji berangkat ke Arafah. Amalan seperti ini dilakukan Rasulullah SAW. saat
berhaji dan hukumnya sunnah. Artinya tanggal 9 Dzulhijah sebelum ke
Arafah, tidak wajib bermalam di Mina.
Jama’ah haji datang lagi ke Mina setelah selesai melaksanakan Wukuf di
Arafah. Jama’ah haji ke Mina lagi karena akan melempar jumroh. Di Mina ini,
pada malam hari tidur dan pada siang hari melempar jumroh. Yaitu tanggal
10, 11, 12 Dzulhijah bagi jama’ah haji yang melaksanakan Nafar Awal atau
tanggal 10, 11, 12, 13 dzulhijah bagi jama’ah yang melaksanakan Nafar Tsani.
Untuk tanggal di atas, amalan bermalam dan melempar jumroh merupakan
amalan wajib haji (yang jika tidak dilakukan, harus membayar dam atau
denda).
Pada hari-hari biasa, Mina kosong tidak berpenduduk, walaupun terlihat
bangunan permanen. Namun pada tanggal 10 Dzulhijah dan beberapa hari
sebelumnya dipadati para jama’ah haji.
Tanah di Mina tidak boleh dimiliki oleh perorangan, yang boleh adalah
menempati untuk keperluan ibadah saja. Sesuai dengan riwayat isteri nabi,
Aisyah ra., “Ya Rasullullah SAW., perlukah kami buatkan di Mina untuk anda
berteduh?”, Rasulullah SAW. menjawab, “Jangan, sesungguhnya Mina adalah
tempat duduk orang yang lebih dahulu datang”.
Tempat atau lokasi melempar jumroh terdapat di Mina, yaitu Jumrah Aqabah,
Jumrah Wusta dan Jumrah Ula.
Mina juga merupakan tempat atau lokasi penyembelihan binatang kurban. Di
Mina ada mesjid Khaif, merupakan masjid dimana Rasulullah SAW.
melakukan shalat dan khutbah ketika berada di Mina saat melaksanakan
ibadah Haji
Semoga membawa Serkah dan Wassalam.
BAB I
SEJARAH BERDIRINYA DINASTI AL-AYYUBIYAH
Standar Kompetensi
1. Memahami perkembangan Islam pada masa Dinasti Al-Ayyubiyah.
Kompetensi Dasar
1.1 Menceritakan sejarah berdirinya.Dinasti Al-Ayyubiyah
2. Al-Adil (1145-1218M)
Al-Adil adalah saudara Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi. Prestasinya ialah ketika
ia diangkat sebagai pemimpin pasukan saat mengikuti ekspedisi militer
pamannya Syirkuh ke Mesir. Setelah kematian Nuruddin Zangi tahun 1174M
ia memerintah di Mesir atas nama saudaranya, Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi.
Al-Adil merupakan seorang pemimpin pemerintahan dan pengatur strategi
yang berbakat dan efektif. Ia mampu menyediakan kebutuhan militer yang
dibutuhkan oleh Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi dalam setiap peperangan
besarnya.
3. Al-Kamil (1180-1238M)
Al-Kamil adalah saudara Al-Adil, saudara muda dari Shalahuddin Yusuf Al-
Ayyubi. Pada tahun 1218M Al-Kamil memimpin pertahanan dalam
menghadapi pasukan salib yang ingin mengepung kota Dimyat (Damietta) dan
kemudian menjadi sultan sepeninggal ayahnya. Al-Kamil gagal
mempertahankan Dimyat pada bulan November 1219M. Ia menarik
pasukannya menuju Maisurah, sebuah benteng di hulu sungai Nil. Pada bulan
Februari tahun 1229M, Al-kamil menyepakati perdamaian selama 10 tahun
dengan Frederic II. Ia mengembalikan Yerussalem dan kota-kota suci lainnya
kepada pasukan salib. Kaum muslimin dan umat yahudi dilarang memasuki
kota itu kecuali sekitar Masjidil Aqsa dan Masjidil Umar. Al-Kamil meninggal
pada tahun 1238M kedudukan sebagai sultan digantikan oleh Shalih Al-
Ayyub. Pada masa pemerintahan Shalih Al-Ayyub sering terjadi perang
saudara dengan kerabat dekatnya dan membuat kekuasaan Dinasti Al-
Ayyubiyah makin melemah.
Perang salib yang berkepanjangan antara umat Nasrani dan kaum Muslimin
akhirnya mencapai kesepakatan damai dan genjatan senjata antara kedua
belah pihak. Perdamaian tersebut tidak mengurangi beberapa hal yang telah
dicapai kaum muslimin telah memenangkan pertempuran di Hitin, Safuriyah
dan kembali menguasai Baitul Maqdis dimana waktu itu Shalahuddin menjadi
penguasanya. Perdamaian tersebut terjadi di Ramlah tanggal 2 November
1192M dan disebut dengan perdamaian Ramlah.yang isinya adalah:
1. Baitul Maqdis dan Yerussalem tetap berada di bawah kekuasaan kaum
muslimin, jika umat kristen pergi ziarah kesana tidak akan diganggu dan
tidak akan dilarang.
2. Daerah pesisir Akka dan Yafa menjadi daerah pasukan salib dengan
nama kerajaan salib Akka.
3. Harta orang Kristen yang dirampas semasa perang dikembalikan kepada
mereka.
Runtuhnya Dinasti Al-Ayyubiyah dimulai pada masa pemerintahan Sultan As-
Salih. Pada waktu itu tentara kaum budak di Mesir(Kaum Mamluk),
memegang kendali pemerintahan. Setelah As-Salih meninggal pada tahun
1249M kaum Mamluk mengangkat istri As-Salih, Sajarad Ad-Dur sebagai
sultanah. Dengan demikian berakhir kekuasaan Dinasti Al-Ayyubiyah di
Mesir. Selanjutnya, Qutus mengambil alih kekuasaan Al-Ayyubiyah. Sejak itu
berakhirlah kekuasaan Dinasti Al-Ayyubiyah.
BAB II
PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN/PERADABAN ISLAM
PADA MASA BANI ABBASIYAH
Standar Kompetensi
1. Memahami perkembangan Islam pada masa Bani Abbasiyah.
Kompetensi Dasar
1.2 Mendeskribsikan perkembangan kebudayaan/peradaban Islam pada
masa Bani Abbasiyah.
1. Dalam Pemerintahan
Dalam bidang pemerintahan, para khalifah Abbasiyah telah mampu
menciptakan sistem biokrasi pemerintahn modern seperti dibentuknya semua
unsur kelembagaan negara dan administrasi negara yang ditata dengan rapi.
Contohnya:
a. Pengangkatan wazir atau perdana menteri.
b. Pembentukan sekretariat negara(Diwanul Kitabah).
c. Pembentukan departemen sebagai lembaga pembantu perdana menteri.
d. Pengangkatan gubernur(Amir).
e. Pengangkatan angkatan bersenjata.
f. Pembentukan Baitul Mal dan lembaga kas negara.
g. Pembentukan Mahkamah Agung
Daulah Abbasiyah yang berlangsung 5.5 abad secara politis bisa dikatakan
hanya mampu bisa mendirikan selama satu abad yaitu selama periode I. tetapi
dalam bidang ilmu pengetahuan, seni budaya dan arsitektur terus mengalami
pertumbuhan. Itu disebabkan karena para khalifah lebih berorientasi pada
perluasan wilayah kekuasaan.
Para khalifah Abbasiyah tidak segan-segan mendatangkan para arsitek dari
luar negeri untuk membangun dan mengajarkan ilmunya kepada orang-orang
Abbasiyah. Pada masa Khalifah Al-Mansur telah dibangun kota Baghdad yang
berbentuk bundar di tengahnya dibangun istana Al-Qasr Az-Zahabi dan
masjid Al-Manshur yang melambangkan kemegahan dan keindahan kota
Baghdad.
Diantara bidang seni dan budaya yang berkembang ialah:
1. Arsitektur.
Khalifah Abbasiyah sangat menyukai seni arsitektur untuk keperluan
membangun sebuah gedung, misalnya mesjid, istana, madrasah, perkantoran,
dan sebagainya. Mereka tidak segan-segan mendatangkan arsitek dari luar
Abbasiyah.
Perkembangan kebudayaan pada masa Dinasti Abbasiyah juga tercermin pada
beberapa peninggalan bangunadin-bangunan bersejarah, seperti masjid.
Beberapa masjid yang dibangun da masa Dinasti Abbasiyah adalah:
a. Masjid Jami’ Al-Mansur
b. Masjid Raya Ar-Risyalah
c. Masjid Jami’ Qasr Al-Khilafah
d. Masjid Qati’ah Umm Ja’far
e. Masjid Kufah
f. Masjid Raya Samarra
g. Masjid Agung Isfahan
h. Masjid Talkhatan Baba
i. Masjid Alauddin Kaikobat
2. Seni tata kota.
Istana emas yang berada di tengah kota Baghdad, yang melambangkan
kemegahan dan keindahan kota Baghdad. Seni bangunan berkembang juga
membuat kota Bagdad menjadi kota metropolitan yang megah dan indah.
Keindahannya mengagumkan dunia, sehingga dijuluki Alful Lailah Wal Lailah
(Seribu satu malam), dan juga dibangun kota satelit sebagai penyangga kota
Bagdad.
a. Kota Samara.
Dibangun pada masa khalifah Al-Muhtasim Billlah. Samara termasuk kota
yang dibangun dengan nilai seni dan tata kota yang tinggi.
b. Seni sastra
Pada masa Abbasiyah, dunia sastra mengalami kemajuan. Kota baghdad
dikenal sebagai pusat sastrawan dan penyair. Diantara penyair dan sastrawan
yang terkenal:
1) Abu Atahiyah
2) Abu Nawas
3) Abu Tamam
4) Al-Buhtury
5) Al-Mutanabbi
c. Seni suara dan seni musik.
Seni suara dan musik juga mengalami kemajuan. Pada umumnya khalifah
Abbasiyah menyukai musik dan lagu yang diciptakan oleh para tokoh
terkenal, seperti:
1) Al-Farabi
2) Az-Zuman
3) Az-Zalah
Dan khalifah Hakam II, yang pernah menciptakan alat musik tiup yang diberi
nama BUQ.
BAB I
PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA
Standar Kompetensi : Memahami Perkembangan Islam di Indonesia
Kompetensi Dasar : 1.1 Menceritakan sejarah masuknya Islam di
Nusantara
Indikator :
1. Menjelaskan proses masuknya Islam ke Indonesia
2. Menjelaskan cara penyebaran Islam di Indonesia
a. Perdagangan
b. Sosial / Perkawinan
c. Pengajaran / Pendidikan
d. Tasawuf
e. Kesenian
3. Menjelaskan Perkembangan Islam di Indonesia
4. Menyebutkan daerah-daerah yang pertama kedatangan agama Islam
Bahan Ajar
A. Masuknya Islam ke Indonesia
Berdasarkan bukti-bukti yang ada, Islam pertama kali masuk ke Indonesia
pada abad ke VII Masehi atau abad ke I Hijriyah. Masuknya Islam ke
Indonesia dari Arab melalui dua jalur, yaitu:
1. Jalur Utara, dengan rute :
Arab (Mekah dan Medinah) – Damaskus – Bagdad - Gujarat (pantai Barat
India) – Srilangka - Indonesia.
2. Jalur Selatan, dengan rute :
Arab ( Mekah dan Medinah ) – Yaman - Gujarat (pantai barat India) - Srilangka
– Indonesia.
Pada awal abad VII M, Nabi Muhammad diutus Allah pada masa-masa sulit,
tetapi agama Islam tetap berkembang dengan pesat. Bangsa Arab adalah
pemeluk pertama agama yang suci itu, karena agama Islam diturunkan di
tengah-tengah mereka.
Didorong oleh panggilan agamanya, setiap pemeluk Islam selalu
terpanggil untuk menyebarkan agama di mana dan kapanpun mereka berada.
Demikian pula yang dialami dan yang dilakukan oleh para pedagang Muslim
Arab.
Seiring dengan itu, agama Islam menyuruh setiap pemeluknya untuk
menyampaikan dakwah walaupun yang diketahui “satu ayat”, Nabi bersabda :
Wali Songo
2. Kerajaan Malaka
Kerajaan Malaka merupakan sebuah kerajaan Islam yang menguasai
daerah semenanjung Malaka dan Riau. Raja-raja yang memerintah Kerajaan
Malaka adalah sebagai berikut :
1) Iskandar Syah ( 1396 – 1414 M )
Iskandar Syah merupakan raja pertama Kerajaan Malaka. Nama aslinya
adalah Paramisora. Ia melarikan diri bersama pengikutnya dari Karajaan
Majapahit ke Semenanjung Malaya dan membangun kerajaan baru yang
kemudian diberi nama Malaka.
Kerajaan Islam Malaka merupakan kerajaan Islam ke dua setelah kerajaan
Samudera Pasai. Kerajaan ini berkembang menjadi kerajaan Islam terbesar
yang disegani oleh kerajaan-kerajaan lain di sekitarnya.
2) Muhammad Iskandar Syah ( 1414 – 1424 M )
Muhammad Iskandar Syah merupakan putera dari Iskandar Syah yang
naik tahta menggantikan ayahnya. Dalam kekuasaannya dia adalah
melanjutkan cita-cita ayahnya untuk memperluas wilayah kekuasaan
Kerajaan Malaka dan ia berhasil mengujasai wilayah semenanjung Malaya.
3) Sultan Muzafar Syah ( 1424 – 1458 M )
Sultan Muzafar Syah memerintah Kerajaan Malaka menggantikan
Muhammad Iskandar Syah. Setelah menguasai tahta kerajaan, Muzafar Syah
mempergunakan gelar Sultan yang merupakan gelar raja-raja dalam kerajaan
Islam.
Sumber sejarah menyebutkan bahwa pada masa kekuasaan Muzafar Syah
Kerajaan Malaka mendapat serangan dari Kerajaan Siam. Serangan itu dapat
digagalkan oleh Kerajaan Malaka. Keberhasilan itu selanjutnya makin
mengukuhkan kebesaran Kerajaan Malaka sebagai penguasa jalur pelayaran
Selat Malaka.
Pada masa pemerintahannya ia juga berhasil memperluas daerahnya
hingga ke Pahang, Indragiri dan Kampar.
4) Sultan Mansyur Syah ( 1458 – 1477 M )
Sultan Mansyur Syah adalah pengganti Sultan Muzafar Syah. Pada masa
pemerintahannya Malaka berhasil menguasai Kerajaan Siam, sehingga Malaka
dapat memperluas wilayah kekuasaannya dan mengukuhkan kebesarannya.
Kebijakan Sultan Mansyur Syah terhadap sesama kerajaan Islam, ia tidak
menyerang Kerajaan Samudera Pasai. Hal ini dilakukan untuk menjaga
hubungan dengan sesama kerajaan Islam.
5) Sultan Alauddin Syah ( 1477 – 1488 M )
Sultan Mansyur Syah wafat 1477 M, ia digantikan oleh puteranya Sultan
Alauddin Syah. Pada masa pemerintahannya perekonomian Malaka dalam
kondisi cukup stabil, perdagangan dan pelayaran di pelabuhann Malaka
masih ramai. Namun secara politis masa pemerintahan Sultan alauddin Syah
mengalami kemunduran karena banyak daerah taklukan yang melepaskan diri
dan banyaknya terjadi perang dan pemberontakan.
6) Sultan Mahmud Syah
Sultan Mahmud Syah menggantikan ayahnya Sultan Alauddin Syah. Pada
masa pemerintahan Sultan Mahmud Syah Malaka mengalami kemunduran
baik secara politik maupun ekonomi. Secara politik kekuasaan Malaka hanya
tinggal di daerah Semenanjung Malaka, sedang daerah yang lain sudah
melepaskan diri dan berdiri sendiri. Dalam kondisi seperti ini armada Portugis
tiba di Malaka di bawah pimpinan Alfonso d’Albuquerque yang akhirnya
menguasai dan menaklukkan Malaka.
Secara ekonomi, peran Malaka diambil alih oleh kerajaan Banten yang
memiliki pelabuhan ditepi Selat Sunda . Hal ini terjadi karena armada Portugis
menguasai kerajaan Malaka dan mengenakan pajak yang tinggi bagi setiap
kapal yang masuk sejak tahun 1511 M.