Nabi Muhammad diangkat sebagai Nabi dan Rasul pada tanggal 17 Ramadhan,
13 tahun sebelum Hijriah (610 M) ketika usia beliau genap 40 tahun. Beliau
diangkat ketika sedang bertahanus (berdiam) di gua Hira. Pengangkatannya
sebagai Nabi ditandai dengan turunnya Malaikat Jibril untuk menyampaikan
wahyu pertama kali yakni QS. Al-’Alaq{96} : 1-5. Turunnya ayat Al- Qur’an
pertama tersebut, dalam sejarah Islam dinamakan Nuzul Al-Qur’an. Setelah itu,
turun wahyu kedua yaitu QS. Al-Mudassir{84}: 1-7. Surah Al-Mudassir berisi
perintah Allah SWT agar Nabi Muhammad berdakwah menyiarkan ajaran Islam
kepada umat manusia. Mulailah beliau berdawah secara sembunyi-sembunyi
berdasarkan QS. Asy Syuara’{26} : 214. Sejak itulah , mulailah Nabi
Muhammad berdakwah kepada keluarga dan sahabat terdekatnya. Beliau
menjadikan rumah Al-Arqam bin Abil Arqam Al-Makhzumi sebagai pusat
kegiatan dakwahnya.
Pada periode awal, kerabat Nabi yg menerima dakwahnya antara lain:
Mengajarkan Ketauhidan
Kondisi Masayarakat Mekah yg menyembah berhala
Menegaskan hari kiamat sebagai hari pembalasan
Merubah perilaku masyarakat Jahiliyah
Mengangkat dan melindungi hak asasi manusia
Penerapan akhlakul karimah
Menggalang persaudaraan dan persatuan sesama muslim
Menebar kasih sayang dan menghindari peperangan
Dalam berdakwah, strategi yg digunakan sangat tepat, baik yg bil hal maupun
bil qaul, sehingga daam waktu yg singkat beliau dapat mengubah tatanan
masyarakat jahiliyah yg berperadaban rendah menjadi masyarakat madani yg
berperadaban tinggi. Adapun strategi yg digunakan Rasulullah SAW dalam
berdakwah dijelaskan dalam QS An-Nahl[16[: 25, sebagai berikut:
Aspek Ideologis
Taklik kepada nenek moyang secara total dengan mengikuti cara cara
beribadah dan pergaulan adalah suatu kebiasaan yg sudah berurat dan berakar.
Aspek Sosial
Bangsa Arab hidup berkasta-kasta dan tiap tiap manusia digolongkan kepada
kasta yg tidak boleh dilampauinya. Sementara Islam menawarkan hak yg sama
kepada semua manusia, yakni tidak ada budak dan tidak ada kaum bangsawan,
seperti dalam QS Al-Hujurat[49]: 13
Aspek Ekonomi
Aspek Politik
Kaum Quraisy tidak dapat membedakan antara kenabian dan kekuasaan atau
antara kenabian dan kerajaan. Mereka mengira memeluk Islam berarti tunduk
pada kekuasaan Bani Abdul Mutalib, sedangkan suku-suku dan bangsa Arab
selalu bersaing untuk merebut kekuasaan dan pengaruh
Nabi Muhammad saw menyerukan kepada umat Islam agar pindah (hijrah)
dari kota Mekah menuju Yatsrib atau Madinah. Hal tersebut dilakukan dengan
pertimbangan sebagai berikut.
Hijrah yang dilakukan oleh umat Islam dari Mekah ke Madinah melalui tiga
tahapan sebagai berikut.
Setelah Nabi Muhammad saw. bersama para sahabat dari Mekah sebagai kaum
Muhajirin bertemu dengan penduduk Madinah sebagai kaum Ansar, maka
dalam pembinaan nabi menciptakan persaudaraan baru yang diikat bukan
karena hubungan darah, melainkan dengan ikatan agama. Nabi Muhammad
saw. mengajak kaum muslimin untuk membina persaudaraan semata-mata
karena Allah swt.
Setelah persaudaraan yang kuat antara kaum Muhajirin dengan kaum Ansar
terbangun, maka Nabi Muhammad saw. hendak meluaskan persaudaraan antar
umat beragama. Sehingga Nabi Muhammad saw. bermusyawarah bersama
kaum Muhajirin dengan kaum Ansar untuk merumuskan undang-undang yang
dapat mengatur lebih kuat hubungan dengan kaum Muhajirin, kaum Ansar, dan
masyarakat Yahudi.
1. Kaum Muslimin dan kaum Yahudi hidup secara damai, bebas memeluk
dan menjalankan ajaran agamanya masing-masing.
2. Apabila salah satu pihak diperangi musuh, maka mereka wajib membantu
pihak yang diserang
3. Kaum muslimin dan Yahudi wajib saling menolong dalam melaksanakan
kewajiban untuk kepentingan bersama.
4. Muhammad Rasulullah adalah pemimpin umum seluruh penduduk
Madinah. Bila timbul perselisihan antara kaum muslimin dan kaum
Yahudi, maka penyelesaiannya dikembalikan kepada keadilan Nabi
Muhammad saw.
3. Perjanjian Hudaibiyah
Perjanjian yang ditandatangani oleh Nabi Muhammad saw. dari pihak Islam dan
Suhail bin Amru dari pihak Quraisy dipicu oleh beberapa hal sebagai berikut.
4. Fathu Makah
Pengaruh Perjanjian Hudaibiyah terasa pada dua suku besar di Mekah. Dua
suku besar tersebut adalah suku Khuza’ah dan suku Bani Bakar. Suku Khuza’ah
menyatakan bergabung dengan kekuatan Islam di Madinah. Suku Bani Bakar
menyatakan kesetiaannya bergabung dengan kekuatan kafir Quraisy.
Dengan adanya dua sebab tersebut, akhirnya Nabi Muhammad saw. bersama
seluruh pengikutnya yang setia bertekad bulat melakukan jihad untuk
menegakkan panji-panji Islam. Pemimpin delegasi Quraisy yang bernama Abu
Sufyan telah melanggar perjanjian Hudaibiyah yang telah disepakati bersama.
Kejadian ini berarti membuka peluang untuk berperang. Nabi Muhammad saw.
mempersiapkan pasukan untuk melawan pasukan kafir Quraisy.
Nabi Muhammad saw. berhasil mengumpulkan 10.000 pasukan. Pasukan
tersebut merupakan pasukan terbesar sepanjang sejarah perjuangan Beliau.
Tekad dan semangat yang bulat telah masuk dalam setiap dada pasukan Islam.
Pasukan Islam sejumlah 10.000 pasukan tidaklah ber- maksud menghancurkan
kota Mekah tetapi, hanya hendak menyampaikan misi perdamaian. Nabi
Muhammad saw. berpesan jangan sekali-kali merusak dan mengotori kota
Mekah dengan peperangan.
Pasukan Islam bergerak menuju Mekah dengan pekik gema takbir dan tahmid.
Setelah sampai di kota Mekah, Nabi Muhammad saw. pasukan Islam
mendirikan tenda-tenda di tepi kota Mekah. Kota Mekah akhirnya jatuh ke
tangan pasukan Islam tanggal 1 Januari 630 M tanpa menelan korban.
Dari gerakan moral yang dilakukan pasukan Islam ternyata membuat tokoh-
tokoh kafir Quraisy masuk Islam, seperti Abbas Ibnu Abdul Muthalib dan Abu
Sufyan selaku wakil seluruh golongan kafir Quraisy dalam persoalan
keselamatan dan kemungkinan terjadinya serangan pasukan umat Islam. Nabi
memberikan jaminan keselamatan penuh kepada tiga kelompok manusia
golongan kafir Quraisy. Ketiga kelompok golongan kafir Quraisy itu adalah
orang yang masuk rumah Abu Sufyan, orang yang masuk masjid, dan orang
yang menutup pintunya rapat-rapat. Mendengarkan jaminan keselamatan nabi
tersebut, akhirnya banyak masyarakat Quraisy mengikuti langkah Abu Sufyan
untuk masuk Islam.
Nabi tinggal di kota Mekah selama 15 hari. Beliau di sana di samping mengatur
dan menyiarkan Islam juga memberi contoh tentang cara beribadah kepada
Allah swt., mengatur urusan kenegaraan dan pemerintahan. Pada saat itu,
bagaikan air mengalir umat manusia masuk agama Islam.
C. Meneladani Perjuangan Nabi Muhammad saw. dan Para Sahabat di
Madinah
2. Para Sahabat Hal-hal yang diteladani adalah: Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 14 pt
1) Cerdas, pemberani.
2) Setia mendampingi Nabi Muhammad saw. ketika berdakwah.
3) Tegas, teguh pendirian, dan bijaksana.
4) Sangat memperhatikan rakyat kecil.
5) Sangat sederhana pola hidupnya.
6) Bersikap adil, bangsawan yang dermawan.
7) Penuh kasih sayang kepada rakyatnya.