Anda di halaman 1dari 11

Meneladani Dakwah Rasulullah SAW Periode Mekah

1. Dakwah Secara Diam Diam (Sembunyi-Sembunyi)

Nabi Muhammad diangkat sebagai Nabi dan Rasul pada tanggal 17 Ramadhan,
13 tahun sebelum Hijriah (610 M) ketika usia beliau genap 40 tahun. Beliau
diangkat ketika sedang bertahanus (berdiam) di gua Hira. Pengangkatannya
sebagai Nabi ditandai dengan turunnya Malaikat Jibril untuk menyampaikan
wahyu pertama kali yakni QS. Al-’Alaq{96} : 1-5. Turunnya ayat Al- Qur’an
pertama tersebut, dalam sejarah Islam dinamakan Nuzul Al-Qur’an. Setelah itu,
turun wahyu kedua yaitu QS. Al-Mudassir{84}: 1-7. Surah Al-Mudassir berisi
perintah Allah SWT agar Nabi Muhammad berdakwah menyiarkan ajaran Islam
kepada umat manusia. Mulailah beliau berdawah secara sembunyi-sembunyi
berdasarkan QS. Asy Syuara’{26} : 214. Sejak itulah , mulailah Nabi
Muhammad berdakwah kepada keluarga dan sahabat terdekatnya. Beliau
menjadikan rumah Al-Arqam bin Abil Arqam Al-Makhzumi sebagai pusat
kegiatan dakwahnya.
Pada periode awal, kerabat Nabi yg menerima dakwahnya antara lain:

 Siti Khadijah, sebagai wanita pertama yg masuk islam


 Ali bin Abi Thalib, seagai orang pertama yg masuk islam dari anak
 Zaid bin Haritsah, sebagai orang pertama masuk islam dari golongan
hamba sahaya
 Abu Bakar Shiddiq, Usman bin Affan, Talhah, Abu Ubadah bin Jarrah,
Zubair bin Awwam, Sa’ad bin Abi Waqas, Arqam, Abdurrahman bin Auf
sebagai orang pertama yg masuk islam dari laki laki dewasa.

Mereka itulah yg disebut Assabiqunal Awwalun.

2. Dakwah Secara Terang Terangan

Setelah 3 tahun berdakwah secara sembunyi sembunyi, kemudian turunlah QS.


Al Hijr{15} : 94, yg memerintahkan berdakwah secara terang terangan. Nabi
Muhammad SAW berdakwah secara terang terangan ke seluruh lapisan
masyarakat, baik golongan bangsawan maupun budak serta negeri-negeri lain
dilakukan pertama kali di bukit Shafa.

3. Substansi Dakwah Rasulullah SAW Periode Mekah

Selama di Mekah, prioritas dakwah Nabi Muhammad pad amasalah-masalah


berikut:

 Mengajarkan Ketauhidan
 Kondisi Masayarakat Mekah yg menyembah berhala
 Menegaskan hari kiamat sebagai hari pembalasan
 Merubah perilaku masyarakat Jahiliyah
 Mengangkat dan melindungi hak asasi manusia
 Penerapan akhlakul karimah
 Menggalang persaudaraan dan persatuan sesama muslim
 Menebar kasih sayang dan menghindari peperangan

4. Strategi Dakwah Rasulullah SAW Periode Mekah

Dalam berdakwah, strategi yg digunakan sangat tepat, baik yg bil hal maupun
bil qaul, sehingga daam waktu yg singkat beliau dapat mengubah tatanan
masyarakat jahiliyah yg berperadaban rendah menjadi masyarakat madani yg
berperadaban tinggi. Adapun strategi yg digunakan Rasulullah SAW dalam
berdakwah dijelaskan dalam QS An-Nahl[16[: 25, sebagai berikut:

 Hikmah, maksudnya Rasulullah SAW menggunakan metodologi dakwah


sesuai objeknya. Dakwah terhadap orang awam, para pembesar, anak
muda, orang tua memiliki metodologi yg berbeda sehingga mudah
diterima oleh seluruh lapisan masyarakat
 Mauizah Hazanah, dakwah ini banyak dilakukan Rasulullah SAW
terhadap kaum muslimin sendiri. Dakwah ini disebut istilah amar makruf
nahi munkar
 Tabsyir dan Tanzir, dengan cara memberi kabar gembira bagi yg mau
beriman dan beramal salah serta ancaman bagi yg ingkar terhadap
kebenaran
 Targib dan Tarhib, dalam hal ini Rasulullah Saw menyampaikan kabar yg
menyenangkan dan yg menakutkan
 Al-Wa’du dan Al-Wa’id, yaitu memberi tahu adanya janji-janji dan
ancaman Allah

5. Faktor-Faktor Sosial yang Memengaruhi Dakwah Rasulullah SAW Periode


Mekah
Alasan kafir Quraisy menolak dakwah Rasulullah Saw, adalah:

 Aspek Ideologis

Taklik kepada nenek moyang secara total dengan mengikuti cara cara
beribadah dan pergaulan adalah suatu kebiasaan yg sudah berurat dan berakar.

 Aspek Sosial
Bangsa Arab hidup berkasta-kasta dan tiap tiap manusia digolongkan kepada
kasta yg tidak boleh dilampauinya. Sementara Islam menawarkan hak yg sama
kepada semua manusia, yakni tidak ada budak dan tidak ada kaum bangsawan,
seperti dalam QS Al-Hujurat[49]: 13

 Aspek Ekonomi

Salah satu mata pencaharian kaum Quraisy adalah membuat dan


memperjualbelikan patung. Patung tersebut dijual kepad apara jemaah haji yg
datang ke kota Mekah sebagai kenang kenangam. Islam melarang menyembah,
memahat, menjual, sehingga para saudagar patung menganggap islam adalah
penghalang rezeki

 Aspek Politik

Kaum Quraisy tidak dapat membedakan antara kenabian dan kekuasaan atau
antara kenabian dan kerajaan. Mereka mengira memeluk Islam berarti tunduk
pada kekuasaan Bani Abdul Mutalib, sedangkan suku-suku dan bangsa Arab
selalu bersaing untuk merebut kekuasaan dan pengaruh

Berdasarkan 4 alasan tersebut, mulailah kaum Quraisy berusaha menghalangi


Dakwah Rasulullah SAW, diantaranya:

1. Memberikan julukan kepada Rasulullah SAW dengang elar yg buruk,


seperti al-majnun, as-sahir, atau al-kazib
2. Menawarkan pada Rasulullah SAW jabatan, kekayaan, dan wanita
3. Mengajak mencampur aduk agama
4. Mendatangi Abu Talib, agar membujuk Rasulullah SAW supaya berhenti
berdakwah
5. Menyiksa para pengikutnya
6. Merencanakan dan berupaya membunuh Rasulullah SAW

6. Adapun strategi dakwah Rasulullah yg dapat kita ambil sebagai pelajaran


adalah:

 Allah SWT memerintahkan supaya mengajak kepada manusoa dengan


cara yg baik, penuh hikmah, dan bijaksana serta memberikan contoh
dalam kehidupan
 Kalau pun berdebat, berdialog, atau berdiskusi dengan cara yg santun
 Satunya kata dengan perbuatan
 Batas-batas dalam berdakwah:
o Tidak memaki orang kafir yg menyebabkan ia memaki Allah SWT
o Tidak memaksakan kehendak
o Tekanan dalam akidah adalah sebuah aniaya
o Jangan fanatik karena fanatik itu adalah ciri orang kafir
o Bersikap keras terhadap orang kafir yg memerangi
o Mempermudah urusan muslimin
o Tidak boleh berlebih-lebihan dalam Din
o Hanya Allah SWT yg Maha Mengetahui siapa yg tersesat dari
Jalan-Nya dan siapa yg mendapat hidayah atau petunjuk-Nya
Dakwah Nabi Muhammad Saw. di Madinah

A. Membangun Masyarakat melalui Kegiatan Ekonomi dan Perdagangan

Nabi Muhammad saw menyerukan kepada umat Islam agar pindah (hijrah)
dari kota Mekah menuju Yatsrib atau Madinah. Hal tersebut dilakukan dengan
pertimbangan sebagai berikut.

1. Negeri Mekah yang tandus membentuk sikap penduduk Mekah yang


berwatak buruk dan tidak mampu berfikir jernih. Sedangkan Madinah
mempunyai wilayah yang subur sehingga hasil pertanian melimpah.
2. Dalam sejarah umat manusia, hampir seluruh nabi yang diutus Allah swt.
tidak berkembang di negeri sendiri, termasuk Nabi Muhammad saw.
3. Adanya ancaman, gangguan, dan tekanan golongan kafir Quraisy
semakin menjadi-jadi.

Hijrah yang dilakukan oleh umat Islam dari Mekah ke Madinah melalui tiga
tahapan sebagai berikut.

1. Tahap pertama, hijrah dilakukan oleh umat Islam secara sembunyi-


sembunyi.
2. Tahap kedua, hijrah dilakukan oleh ‘Umar bin Khattab secara terang-
terangan.
3. Tahap ketiga, hijrah dilakukan oleh Nabi Muhammad saw bersama Abu
Bakar as-Siddiq, pada hari Jumat, tanggal 16 Rabiul Awal bertepatan
dengan tanggal 8 Juni tahun 622 M. Hijrah Nabi Muhammad saw. dan
para sahabat dari Mekah ke Madinah sekaligus juga membawa dampak
hilangnya mata pencaharian yang selama ini telah mereka lakukan di
Mekah. Oleh sebab itu, setelah hijrah salah satu hal yang dipikirkan Nabi
Muhammad saw. adalah bagaimana membangun kembali kegiatan
ekonomi dan perdagangan.

Para sahabat yang mempunyai keahlian berdagang kemudian menekuni


keahlian tersebut. Mereka pergi ke pasar dan merintis berdagang mentega dan
keju. Sedangkan untuk mereka yang tidak bisa berdagang, seperti Abu Bakar,
‘Umar bin Khattab, dan lain- lain menekuni bidang pertanian. Mereka
menggarap tanah milik orang-orang Ansar bersama-sama pemiliknya. Mereka
sangat bersemangat dalam bekerja.
Setelah berhijrah ke Madinah, Nabi Muhammad saw melaksanakan dakwah
penyebaran ajaran agama Islam.

1. Merekatkan Hubungan Sahabat Muhajirin dan Ansar

Setelah Nabi Muhammad saw. bersama para sahabat dari Mekah sebagai kaum
Muhajirin bertemu dengan penduduk Madinah sebagai kaum Ansar, maka
dalam pembinaan nabi menciptakan persaudaraan baru yang diikat bukan
karena hubungan darah, melainkan dengan ikatan agama. Nabi Muhammad
saw. mengajak kaum muslimin untuk membina persaudaraan semata-mata
karena Allah swt.

Dengan pola persaudaraan tersebut, kaum Ansar memperlihatkan sikap sopan


dan ramah dengan saudara mereka kaum Muhajirin. Semenjak tali persaudaraan
antara kaum Muhajirin dengan kaum Ansar terbina, maka suasana kehidupan
menjadi aman dan damai, tercipta suasana kebersamaan dan kekompakan.

2. Membina Hubungan Umat Islam dengan Non-muslim

Setelah persaudaraan yang kuat antara kaum Muhajirin dengan kaum Ansar
terbangun, maka Nabi Muhammad saw. hendak meluaskan persaudaraan antar
umat beragama. Sehingga Nabi Muhammad saw. bermusyawarah bersama
kaum Muhajirin dengan kaum Ansar untuk merumuskan undang-undang yang
dapat mengatur lebih kuat hubungan dengan kaum Muhajirin, kaum Ansar, dan
masyarakat Yahudi.

Undang-undang yang terbentuk secara demokratis tersebut dinamakan sebagai


Piagam Madinah. Piagam Madinah tersebut ditulis dan disahkan pada tahun 623
M atau tahun ke-2 H. Piagam Madinah tersebut berisi 4 hal pokok, yaitu:

1. Kaum Muslimin dan kaum Yahudi hidup secara damai, bebas memeluk
dan menjalankan ajaran agamanya masing-masing.
2. Apabila salah satu pihak diperangi musuh, maka mereka wajib membantu
pihak yang diserang
3. Kaum muslimin dan Yahudi wajib saling menolong dalam melaksanakan
kewajiban untuk kepentingan bersama.
4. Muhammad Rasulullah adalah pemimpin umum seluruh penduduk
Madinah. Bila timbul perselisihan antara kaum muslimin dan kaum
Yahudi, maka penyelesaiannya dikembalikan kepada keadilan Nabi
Muhammad saw.

3. Perjanjian Hudaibiyah

Perjanjian Hudaibiyah yang dilakukan oleh kelompok pemuka kafir Quraisy


dengan Nabi Muhammad saw. Perjanjian ini dibuat untuk menghindari
terjadinya peperangan. Perjanjian ini dilaksana- kan di suatu kampung yang
bernama Hudaibiyah 6 mil dari kota Mekah pada tahun 6 H atau 628 M terjadi
pada bulan Zulqa’dah. Dalam tradisi Arab, bulan Zulqa’dah tersebut
diharamkan untuk melakukan peperangan.

Perjanjian yang ditandatangani oleh Nabi Muhammad saw. dari pihak Islam dan
Suhail bin Amru dari pihak Quraisy dipicu oleh beberapa hal sebagai berikut.

1. Kerinduan terhadap tempat kelahiran.


2. Adanya keinginan yang kuat untuk menunaikan ibadah haji
3. Adanya pemboikotan perjalanan oleh kafir Quraisy.
4. Adanya tekad umat Islam yang membara.

Perjanjian Hudaibiyah yang disepakati kedua belah pihak memutuskan empat


hal pokok sebagai berikut.

1. Selama 10 tahun tidak melakukan peperangan.


2. Memberi kebebasan kepada umat manusia untuk bergabung atau menjalin
perjanjian baik dengan Nabi Muhammad saw. maupun kelompok
Quraisy.
3. Melarang kepada setiap orang bergabung dengan Nabi Muhammad saw.
tanpa ada alasan yang dibenarkan. Akan tetapi apabila pengikut Nabi
Muhammad saw. bergabung dengan kelompok Quraisy terbebas dari
alasan.
4. Memerintahkan rombongan Nabi Muhammad saw. kembali ke Madinah.
Nabi Muhammad saw. dan para sahabat diper- bolehkan menunaikan
ibadah haji pada tahun depan. Mereka diizinkan menetap di Mekah tetapi
tidak boleh lebih dari tiga hari.
Perjanjian ini terasa merugikan umat Islam. Akan tetapi sebenarnya perjanjian
ini menguntungkan perjuangan Nabi Muhammad saw. Keuntungan itu sebagai
berikut.

1. Secara tidak langsung mengakui status Nabi Muhammad saw. sebagai


pucuk pimpinan umat Islam dan pimpinan negeri Madinah.
2. Masa jeda tidak boleh perang sepuluh tahun memberikan peluang yang
amat baik bagi umat Islam bersama Nabi Muhammad saw. untuk
menyebarkan Islam karena tidak disibukkan dengan perang.
3. Kearifan Nabi Muhammad saw. dalam proses perjanjian Hudaibiyah
semakin menarik simpati orang-orang Quraisy. Banyak yang masuk
Islam, seperti orang Quraisy Amru Ibnu ‘Ash dan Khalid Ibnu Walid.
Jumlah umat Islam bertambah banyak dari 1.400 orang menjadi 10.000
orang.

4. Fathu Makah

Pengaruh Perjanjian Hudaibiyah terasa pada dua suku besar di Mekah. Dua
suku besar tersebut adalah suku Khuza’ah dan suku Bani Bakar. Suku Khuza’ah
menyatakan bergabung dengan kekuatan Islam di Madinah. Suku Bani Bakar
menyatakan kesetiaannya bergabung dengan kekuatan kafir Quraisy.

Dari pernyataan dua suku di atas mendorong Nabi Muhammad saw.


mengadakan pembebasan kota Mekah (fathu Makkah). Apakah yang menjadi
sebab utama Nabi melakukan pembebasan kota Mekah? Ada dua sebab yang
paling utama, yaitu:

1. Adanya pembantaian suku Khuza’ah oleh suku Bani Bakar


2. Adanya pembatalan perjanjian Hudaibiyah

Dengan adanya dua sebab tersebut, akhirnya Nabi Muhammad saw. bersama
seluruh pengikutnya yang setia bertekad bulat melakukan jihad untuk
menegakkan panji-panji Islam. Pemimpin delegasi Quraisy yang bernama Abu
Sufyan telah melanggar perjanjian Hudaibiyah yang telah disepakati bersama.
Kejadian ini berarti membuka peluang untuk berperang. Nabi Muhammad saw.
mempersiapkan pasukan untuk melawan pasukan kafir Quraisy.
Nabi Muhammad saw. berhasil mengumpulkan 10.000 pasukan. Pasukan
tersebut merupakan pasukan terbesar sepanjang sejarah perjuangan Beliau.
Tekad dan semangat yang bulat telah masuk dalam setiap dada pasukan Islam.
Pasukan Islam sejumlah 10.000 pasukan tidaklah ber- maksud menghancurkan
kota Mekah tetapi, hanya hendak menyampaikan misi perdamaian. Nabi
Muhammad saw. berpesan jangan sekali-kali merusak dan mengotori kota
Mekah dengan peperangan.

Pasukan Islam bergerak menuju Mekah dengan pekik gema takbir dan tahmid.
Setelah sampai di kota Mekah, Nabi Muhammad saw. pasukan Islam
mendirikan tenda-tenda di tepi kota Mekah. Kota Mekah akhirnya jatuh ke
tangan pasukan Islam tanggal 1 Januari 630 M tanpa menelan korban.

Dari gerakan moral yang dilakukan pasukan Islam ternyata membuat tokoh-
tokoh kafir Quraisy masuk Islam, seperti Abbas Ibnu Abdul Muthalib dan Abu
Sufyan selaku wakil seluruh golongan kafir Quraisy dalam persoalan
keselamatan dan kemungkinan terjadinya serangan pasukan umat Islam. Nabi
memberikan jaminan keselamatan penuh kepada tiga kelompok manusia
golongan kafir Quraisy. Ketiga kelompok golongan kafir Quraisy itu adalah
orang yang masuk rumah Abu Sufyan, orang yang masuk masjid, dan orang
yang menutup pintunya rapat-rapat. Mendengarkan jaminan keselamatan nabi
tersebut, akhirnya banyak masyarakat Quraisy mengikuti langkah Abu Sufyan
untuk masuk Islam.

Kemudian Nabi Muhammad saw. mengunjungi Ka’bah dan melakukan tawaf,


selanjutnya menghancurkan 360 berhala baik besar maupun kecil disaksikan
orang-orang kafir Quraisy. Kemudian nabi memerintah Bilal Ibnu Robah untuk
mengumandangkan azan di atas Ka’bah dan selanjutnya dilakukan jamaah salat
bersama nabi.

Nabi tinggal di kota Mekah selama 15 hari. Beliau di sana di samping mengatur
dan menyiarkan Islam juga memberi contoh tentang cara beribadah kepada
Allah swt., mengatur urusan kenegaraan dan pemerintahan. Pada saat itu,
bagaikan air mengalir umat manusia masuk agama Islam.
C. Meneladani Perjuangan Nabi Muhammad saw. dan Para Sahabat di
Madinah

1. Nabi Muhammad saw.

Hal-hal yang diteladani adalah:

1. Nabi selalu sidiq (benar, jujur), amanah (dapat dipercaya), tablig


(menyampaikan), dan fatonah (cerdas).
2. Sangat dermawan
3. Selalu mengabulkan permintaan orang lain
4. Bersikap bijak
5. Pemberani
6. Tempat berlindung para sahabat
7. Sebagai teladan sepanjang masa

2. Para Sahabat Hal-hal yang diteladani adalah: Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 14 pt

a. Abu Bakar Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 14 pt

1) Berkemauan keras, tidak mudah putus asa.


2) Sikapnya terpuji, pemaaf, dermawan, dan rendah hati.
3) Bijaksana, terbuka terhadap rakyatnya.
4) Penuh kasih sayang kepada fakir miskin dan sesama.
5) Setia mendampingi Nabi Muhammad saw. ketika berdakwah.

b. Umar bin Khatab Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 14 pt

1) Cerdas, pemberani.
2) Setia mendampingi Nabi Muhammad saw. ketika berdakwah.
3) Tegas, teguh pendirian, dan bijaksana.
4) Sangat memperhatikan rakyat kecil.
5) Sangat sederhana pola hidupnya.
6) Bersikap adil, bangsawan yang dermawan.
7) Penuh kasih sayang kepada rakyatnya.

c. Usman bin Affan Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 14 pt

1) Bangsawan yang dermawan.


2) Bersikap lemah lembut dan kasih sayang.
3) Setiap hari Jumat memerdekakan 1 budak.
4) Sangat memperhatikan kepentingan rakyatnya.
d. Ali bin Abi Thalib
1) Sangat dermawan.
2) Sangat cerdas, tegas, dan pemberani.
3) Ahli di bidang Nahwa Sarif.
4) Teguh pendirian.

Anda mungkin juga menyukai