Anda di halaman 1dari 11

I .

Pembahasan

A. Peradaban Arab Sebelum Islam


Kondisi bangsa Arab sebelum islam masih diwarnai dengan penyembahan berhala
sebagai Tuhan yang dikenal sebagai Paganisme. Diantara berhala yang terkenal di
sekeliling ka’bah yaitu Hubal, Latta dan Uzza. Masih sangat menyimpang jauh dari
ketentuan ajaran Allah. Pada masa itu dikenal dengan masa Jahiliyah, masa kegelapan,
dan kebodohan dalam hal agama. Tetapi sangat berkembang dalam bidang sastra dan
ekonomi sangat berkembang dengan cepat. Mekkah menjadi pusat perdagangan karena
dilalui oleh jalur perdagangan dunia yang menghubungkan antara Yaman dan Syiriah.
Dalam bidang sastra menjadi hal penting bagi bangsa Arab, mereka
mengabadikan peristiwa dalam syair yang di perlombakan tiap tahun di pasar seni Ukaz
Majinah dan Majaz.
Ketika Nabi Muhammad SAW lahir pada tanggal 12 Rabbiul Awwal atau 20
April 571 M. ketika itu Raja Abrahah ingin menghancurkan ka’bah sehingga tahun itu
disebut dengan tahun Gajah. Beliau lahir dari pasangan Abdullah dan Siti Aminah. Pada
usia 2 bulan ayahnya wafat dan pada usia 6 turun ibunya wafat di Abwa setelah
menziarahi makam ayahnya di Yastrib. Kemudian Rasul diasuh oleh kakenya Abdul
Mutholib sampai usia 8 thn kemudian diasuh oleh pamannya Abu Thalib.
Pada usia 12 thn ia mulai mengikuti pamannya berdagang ke Syam dan bertemu
dengan pendeta Bahira. Dari pengalamnnya berdagang ia membawa dagangan saudagar
wanita kaya yaitu Khadijah kemudian menjadi istrinya.
Pada usia 35 thn terjadi renovasi Ka’bah secara gotong royong, namun ketika
peletekan hajar aswad terjadi perselisihan karena setiap suku merasa berhak untuk
meletakan hajar aswad ke tempat terhormat itu. Maka, Rasul menyarankan menaruh hajar
aswad di tengah selendang yg setiap sisinya dipegang oleh kepala suku setelah kejadian
itu Rasul dijuluki dengan sebutan Al Amin.
Menjelang usia ke 40 Rasul terbiasa meneypi di Gua Hiro sebagai imbas
keperihatinan melihat bangsa arab yang menyembah berhala. Padda tanggal 17 Ramdhan
611 M Rasul menerima wahyu pertama Surah Al Alaq 1-5. Dengan wahyu ini Nabi
diangkat sebagai Nabi. Setelah turunnya wahyu kedua surah Al Mudatsir 1-7 barulah
Rasul diperintahkan untuk berdakwah dan diangkat menjadi Rasul. Dalam hal ini dakwah
Nabi dibagi menjadi 2 periode.
1. Peridode Mekah, dengan ciri pembinaan dan pendidikan tauhid.
2. Periode madinah dengan cirri pendidikan social dan politik.
A. Periode Makkah

Pada 3 tahun pertama dakwah islam masih dilakukan secara sembunyi-


sembunyi,dimulai dari istrinya Khadijah kemudian Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar dan
Zaid. Dan melalui perantara Abu Bakar Ash Shidiq yang dikenal dengan Assabiqunal
Awwalun mereka adalah Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Sa’ad bin Abi Waqash,
Abdur Rahman bin Auf, Thalhah bin Ubaidillah,Abu Ubaidah bin Jarrah dan Al Arqom
bin Abil Arqam, yang rumahnya dijadikan markas untuk berdakwah (rumah Arqam).

Kemudian turunlah surah Al Hijr ayat 94 yang memerintahkan berdakwah secara


terang-terangan. Namun Rasul banyak mendapatkan cacian, dan makian dari para kafir
Qurays. Puncaknya mereka melakukan pemboikotan terhadap Bani Hasyim yang menjadi
tempat perlindungan Nabi.

Pada tahun ke 10 kenabian, terjadi ammul huzn( tahun kesedihan) karena Rasul di
tinggal wafat oleh Istri dan pamannya.

B. Periode Madinah
Tiga belas tahun Nabi melakukan dakwah dan menyerukan kaum Quraisy
Makkah untuk mentauhidkan Allah, namun perkembangan Islam dirasakan belum seperti
yang diharapkan. Bahkan umat Islam di Makkah pada saat itu menerima dera dan siksaan
yang sudah melampaui batas kemanusiaan. Karena melihat tanda-tanda kemenangan,
maka nabi memutuskan untuk hijrah ke Yastrib (Madinah). Ini merupakan strategi
dakwah Nabi dalam menyiarkan agama Allah SWT.
Setidaknya ada dua macam arti hijrah yang harus diketahui umat Islam. Pertama,
hijrah berarti meninggalkan semua perbuatan yang dilarang dan dimurkai Allah SWT
untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang baik, yang disuruh Allah SWT dan diridai-
Nya. Contohnya, semula siswa itu malas mengerjakan salat 5 waktu dan malas belajar.
Kemudian dia membuang jauh sifat malasnya itu, sehingga ia menjadi siswa yang
berdisiplin dalam salat lima waktu dan rajin dalam menuntut ilmu.
Arti kedua dari hijrah ialah berpindah dari suatu negeri kafir (non-Islam), karena
di negeri itu umat Islam selalu mendapat tekanan, ancaman dan kekerasan, sehingga tidak
memiliki kebebasan dalam berdakwah dan beribadah. Kemudian umat Islam di negeri
kafir itu, berpindah ke negeri Islam agar memperoleh keamanan dan kebebasan dalam
berdakwah dan beribadah.
Arti kedua dari hijrah ini pernah dipraktikkan oleh Rasulullah SAW dan umat
Islam, yakni berhijrah dari Mekah ke Yatsrib pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun pertama
hijrah, bertepatan dengan tanggal 28 Juni 622 M.
Tujuan hijrahnya Rasulullah SAW dan umat Islam dari Mekah (negeri kafir) ke
Yatsrib (negeri Islam) adalah :
1. Menyelamatkan diri dan umat Islam dari tekanan, ancaman, dan kekerasan kaum
kafir Quraisy. Bahkan pada waktu Rasulullah SAW meninggalkan rumahnya di
Mekah untuk berhijrah ke Yatsrib (Madinah), rumah beliau sudah dikepung oleh
kaum kafir Quraisy dengan maksud untuk membunuhnya.
2. Agar memperoleh keamanan dan kebebasan dalam berdakwah serta beribadah,
sehingga dapat meningkatkan usaha-usahanva dalam berjihad di jalan Allah SWT,
untuk menegakkan dan meninggikan agama-Nya (Islam) (lihat dan pelajari Q.S. An-
Nahl, 16: 41-42
a. Dakwah Rasulullah SAW Periode Madinah
Dakwah Rasulullah SAW periode Madinah berlangsung selama sepuluh tahun,
yakni dari semenjak tanggal 12 Rabiul Awal tahun pertama hijrah sampai dengan
wafatnva Rasulullah SAW tanggal 13 Rabiul Awal tahun ke-11 hijrah.
Materi dakwah yang disampaikan Rasulullah SAW pada periode Madinah, selain
ajaran Islam yang terkandung dalam 89 surah Makkiyah dan Hadis periode Mekah,
juga ajaran Islam yang rerkandung dalam 25 surah Madaniyah dan hadis periode
Madinah. umumnya ajaran Islam tentang masalah sosial kemasyarakatan.
Mengenai objek dakwah Rasulullah SAW pada periode Madinah adalah orang-
orang yang sudah masuk Islam dan kalangan Muhajirin dan Ansar. Juga orang-orang
yang belum masuk Islam seperti kaum Yahudi penduduk Madinah, para penduduk di
luar kota Madinah yang termasuk bangsa Arab, dan yang tidak termasuk bangsa
Arab.
Dakwah Rasulullah SAW yang ditujukan kepada orang-orang yang sudah masuk
Islam (umat Islam) bertujuan agar mereka mengetahui seluruh ajaran Islam baik yang
diturunkan di Mekah ataupun yang diturunkan di Madinah, kemudian
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka betul-betul menjadi
umat yang bertakwa. Selain itu Rasulullah SAW dibantu oleh para sahabatnya
melakukan usaha-usaha nyata agar terwujud persaudaraan sesama umat Islam dan
terbentuk masyarakar madani di Madinah. Usaha-usaha nyata Rasulullah SAW
seperti tersebur akan dibahas pada sub pokok bahasan tentang strategi Rasulullah
dalam membentuk masyarakat madani di Madinah.
Mengenai dakwah yang ditujukan kepada orang-orang yang belum masuk Islam
bertujuan agar mereka bersedia menerima Islam sebagai agamanya, mempelajari
ajaran-ajarannya dan mengamalkannya, sehingga mereka menjadi umat Islam yang
senantiasa beriman dan beramal saleh, yang berbahagia di dunia serta sejahtera di
akhirat.
Pada tahun keenam hijriah Rasulullah SAW dan para pengikutnya umat Islam
penduduk Madinah yang berjumlah 1000 orang berangkat menuju Mekah untuk
melakukan umrah. Agar kaum kafir Quraisy tidak menduga bahwa kedatangan kaum
Muslimin ke Mekah itu untuk memerangi mereka maka jauh sebelum mendekati kota
Mekah umat Islam sudah mengenakan pakaian ihram, tidak membawa alat-alat
perang, kecuali pedang dalam sarungnya, sekadar untuk menjaga diri di perjalanan.
Rombongan kaum Muslimin tiba di suatu tempat yang bernama ”Al Hudaibiyah”,
yang letaknya beberapa kilometer dari kota Mekah, dengan maksud selain untuk
beristirahat, juga untuk melihat situasi. Sebenarnya saat itu termasuk bulan yang
disucikan oleh bangsa Arab sebelum Islam. Mereka dilarang melakukan peperangan
di dalamnya. Namun dalam kenyataannya, kaum kafir Quraisy telah menempatkan
sejumlah bala tentara yang cukup besar di perbatasan kota Mekah, siap untuk
melakukan peperangan.
Membaca situasi yang demikian, kemudian Rasulullah SAW mengutus sahabat
Utsman bin Affan memasuki kota Mekah untuk menemui pimpinan kaum kafir
Quraisy dan menjelaskan kepadanya, bahwa kedatangan mereka ke Mekah bukan
untuk berperang, tetapi semata-mata untuk melakukan ibadah umrah. Namun kaum
kafir Quraisy bersikeras tidak mengizinkan kaum Muslimin memasuki kota Mekah,
dengan alasan akan menjatuhkan kewibawaan kaum kaflr Quraisy pada pandangan
bangsa Arab.
Sahabat Utsman ditahan oleh kaum kafir Quraisy, bahkan tersiar kabar bahwa
beliau telah dibunuh. Menyikapi kabar tersebut kaum Muslimin telah bersepakat
mengadakan “sumpah setia” (baiat), untuk berperang melawan kafir Quraisy, sampai
meraih kemenangan. Sumpah setia itu disebut “Baiatur Ridwan”.
Untunglah di saat-saat genting seperti itu sahabat Utsman bin Affan muncul,
membawa berita akan diadakannya perundingan antara kaum kafir Quraisy dengan
kaum Muslimin. Maka terjadilah perundingan antara delegasi kaum kafir Quraisy
yang dipimpin oleh Suhail Ibnu Umar dan delegasi umat Islam yang dipimpin oleh
Nabi Muhammad SAW.
Perundingan tersebut melahirkan kesepakatan antara dua belah pihak, dan
melahirkan sebuah perjanjian, yang dikenal dalam sejarah sebagai perjanjian
Hudaibiyah (Sulhul Hudaibiyah). Isi perjanjian itu sebagai berikut :
(1) Selama sepuluh tahun diberlakukan gencatan senjata antara kaum Quraisy
penduduk Mekah dan umat Islam penduduk Madinah.
(2) Orang Islam dari kaum Quraisy yang datang kepada umat Islam, tanpa seizin
walinya hendaklah ditolak oleh umat Islam.
(3) Kaum Quraisy tidak akan menolak orang-orang Islam yang kembali dan
bergabung dengan mereka.
(4) Tiap kabilah yang ingin masuk dalam persekutuan dengan kaum Quraisy, atau
dengan kaum Muslimin dibolehkan dan tidak akan mendapat rintangan.
(5) Kaum Muslimin tidak jadi mengerjakan umrah saat itu, mereka harus kembali ke
Madinah, dan boleh mengerjakan umrah di tahun berikutnya, dengan persyaratan :
a. Kaum Muslimin memasuki kota Mekah setelah penduduknya untuk sementara
keluar dari kota Mekah.
b. Kaum Muslimin memasuki kota Mekah, tidak boleh membawa senjata.
c. Kaum Muslimin tidak boleh berada di dalam kota Mekah lebih dari tiga hari-tiga
malam.

Kaum kafir Quraisy mengetahui, bahwa perjanjian Hudaibiyah itu sangat


menguntungkan kaum Muslimin. Umat Islam semakin kuat, karena hampir seluruh
semenanjung Arab, termasuk suku-suku bangsa Arab yang paling selatan telah
menggabungkan diri kepada Islam. Kaum kafir Quraisy merasa terpojok, dan mereka
secara sepihak berniat membatalkan perjanjian Hudaibiyah itu, dengan cara
menyerang Bani Khuza’ah yang berada di bawah perlindungan Islam. Sejumlah
orang dari Bani Khuza’ah mereka bunuh dan selebihnya mereka cerai-beraikan. Bani
Khuza’ah segera mengadu kepada Rasulullah SAW dan mohon keadilan.

Mendapat pengaduan seperti itu kemudian Nabi Muhammad SAW dengan


sepuluh ribu bala tentaranya berangkat menuju kota Mekah untuk membebaskan kota
Mekah dari para penguasa kafir yang zalim, yang telah melakukan pembunuhan
secara kejam terhadap umat Islam dan Bani Khuza’ah.

Rasulullah SAW sebenarnya tidak menginginkan terjadinya peperangan, yang


sudah tentu akan menelan banyak korban jiwa. Untuk itu Rasulullah SAW dan bala
tentaranya berkemah di pinggiran kota Mekah dengan maksud agar kaum kafir
Quraisy melihat sendiri, kekuatan besar dan bala tentara kaum Muslimin.

Taktik Rasulullah SAW seperti itu ternyara berhasil, sehingga dua orang
pemimpin Quraisy yaitu Abbas (paman Nabi SAW) dan Abu Sufyan (seorang
bangsawan Quraisy yang lahir tahun 567 M dan wafar tahun 652 M) datang menemui
Rasulullah SAW dan menyatakan diri masuk Islam.

Dengan masuk Islamnya kedua orang pemimpin kaum kafir Quraisy itu,
Rasulullah SAW dan bala tentaranya dapat memasuki kota Mckah dengan aman dan
membebaskan koba itu dari para penguasa kaum kafir Quraisy yang zalim.
Pembebasan kota Mekah ini terjadi pada tahun 8 H secara damai tanpa adanya
pertumpahan darah.
Bahkan setelah itu, kaum Quraisy berbondong-bondong menyatakan diri
masuk Islam, menerima ajakan Rasulullah dengan kerelaan hati. Kernudian bersama-
sama bala tentara Islam mereka membersihkan Ka’bah dan berhala-berhala dan
menghancurkan berhala-berhala itu.

Pada tabun ke-9 dan 10 H berbagai kabilah bangsa Arab seperti Bani Tamim,
Bani Amr, Bani Sa’ad Ibnu Bakr, dan Bani Abdul Haris datang ke Madinah menghadap
Rasulullah SAW untuk menyatakan dukungannya.

Dengan demikian seluruh Jazirah Arabia telah masuk Islam, dan masuk wilayah
pemerintahan Islam yang berpusat di Madinah. Rasulullah SAW dan umat Islam
memperoleh kemenangan yang gilang-gemilang (lihat dan pelajari Q.S. An - Nasr, 110:
1-3).

STRATEGI DAKWAH RASULULLAH SAW PERIODE MADINAH

1. Berdakwah dimulai dan diri sendiri,


2. Cara (metode) melaksanakan dakwah sesuai dengan petunjuk Allah SWT
dalam Surah An-Nahl, 16: 125.
3. Berdakwah itu hukumnya wajib bagi Rasulullah SAW dan umatnya. Dalil
wajibnya: Al-Qur’an Surah Ali ‘Imrãn, 3: 104
4. Berdakwah dilandasi dengan niat ikhlas karena Allah SWT semata, bukan
dengan niat untuk memperoleh popularitas dan keuntungan yang bersifat materi.
Masyarakat Islam atau masyarakat madani adalah masyarakat yang
menerapkan ajaran Islam pada seluruh aspek kehidupan sehingga terwujud
kehidupan bermasyarakat yang baldatun tayyibatun wa rabbun gafur, yakni
masyarakat yang baik, aman, tenteram, damai, adil, dan makmur di bawah
naungan rida Allah SWT dan ampunan-Nya.
C. Peperangan dalam Islam
Ummat Islam diizinkan beperang dengan 2 alasan, yaitu: untuk mempertahankan
diri dan menjaga apa yang menjadi hak miliknya, dan untuk menjaga keselamatan dalam
penyebaran agama serta memperthankan dari apa yang menghalanginya.
Peperangan pada masa Nabi Muhammad terbagi menjadi 2:
1. Ghazwah (yang langsung dipimpin oleh Nabi)
2. Sariyah (yang dipimpin oleh sahabat)
Ghazwah
a. Perang Badar
Terjadi pada 17 Ramadan 2 H di lembah Badaryang merupakan puncak
pertikaian muslim Madinah dengan Kafir Quraiys Mekah, karena perampasan
harta kaum muslimin yang dilakukan oleh kaum kafir Quraiys.
b. Perang Uhud
Terjadi pada bulan Sya’ban 3H di bukit Uhud, dikarena balas dendam kafir
Qurays akibat kekalahan pada perang Badar.
c. Perang Khandak
Terjadi pada bulan Syawal 5H di Khandak sekitar Madinah bagian Utara.
Dikenal juga sebagai perang ahzab( perang gabungan). Dianmakan perang
Khandak kareana dilakukan di parit atas usulan salman Al Farisi.
d. Perang Mu’tah
Terjadi pada Tahun 8 H di desa Mu’tah, karena Haris Al Ghassani, raja Hirrah
menolak ajakan nabi untuk mengikuti ajaran Islam
e. Penaklukan Mekkah/ Fathu Mekkah
Terjadi pada tahun 8 H, disekitar kota mekkah, karena anggapan bahwa kaum
muslim telah hancur akibat perang mu’tah, dan anggapan kafir quraisy bahwa
perjanjian Hudaibiyah sudah tidak penting lagi.
f. Perang Hunain
Terjadi pada 8 Safar H, di Lembah Hunain, antara kaum muslimin melawan
Bani Huwaizin, Bani Saqif dan Bani Jusyam. Dikarenakan kekalahan mereka
di Fathu Mekkah
g. Perang Thaif
Terjadi pada tahun 8 H, di kota Tha’if, pasukan muslim mengejar sisa
pasukan Quraisy yang melarikan diri dari Perang Hunain, sampai ke kota
Tha’if
h. Perang Tabuk
Terjadi pada Tahun 9 H, di kota Tabuk, perbatasan anatara semenanjung
arabia dan Syam(suriah).
i. Perang Widan
Terjadi pada 12 Rabiul awal 2 H, di Widan, desan antar Mekkah dan
Madinah. Rasulullah menghadang kafilah Quraiys.

SARIYAH

1. Sariyah Hamzah bin Abdul Mutholib (ramadhan 1H)

berlangsung di dataran rendah Al Bahr, sebagai sariyah pertama dalam Islam

2. sariyah Ubaidah bin Haris (syawal 1 H)

berlangsung di Al Abwa'peristiwa ini menandai lepasnya anak pertama sejarah


perang islam

3. sariyah Abdulloh bin Jahsy (rajab 2H)


Pada saat itu Rasul tidak memerintahkan berperang karena bulan Rajab
tidak diperbolehkan berperang. Peristiwa ini digunakan Quraisy untuk memfitnah
dengan mengatakan kaum muslimin melanggar bulan suci,

4.Sariyah Qirdah (Jumadil Akhir 3H)

berlangsung di Qirdah. Bertujuan untuk menghadang khalifah quraisy dari


Makkah.

5. Sariyah Bani Asad (4H)

berlangsung di gunung Asad.

6. sariyah Raji' (Safar 4H)

berlangsung di Raji', suatu daerah yang terletak diantara mekag dan asfan, dan
melibatkan pasukan muslimin melawan pasukan Bani Husail.

7. sariyah Bi'ru Ma'unah (safar 4H)

berlangsung di wilayah timur Madinah antara kaum muslimbdan dani amir.

8. sariyah Ijla' Bani Nadir

Sariyah yang dilakukan para nabi untuk nengusir bani nadir dari tempat tinggal
mereka.

9. sariyah Zi Al Qissah

10. Sariyah Ka'b bin Umair Al Gifari (8H)

latar belakang ini penolakan kaum musyrikin di zat atlah. pertempuran berikut
berlangsung sengit, dan akhirnya semua pasukan muslimin menjadi syuhada,
kecuali Ka'b yang dapat menyelamatkan diri.

D. Surat Surat Dakwah Nabi


Salah satu media yg digunakan nabi dalam aktivitas berdakwah adalah surat.
Surat ternyata cukup efektif digunakan sebagai media dakwah.
Dan ini dilakukan oleh nabi muhammad saw. Nabi ternyata memandang perlu untuk
berkirim surat kepada pembesar penguasa wilayah di berbagai daerah untuk
menyampaikan ajaran allah yang diturunkan kepada beliau. Menurut sejarawan
islam,muhammad bin sa'ad (w.230H)
Dalam kitabnya Ath thabaqat Al-kubra bahwa surat surat nabi keseluruhuanya berjumlah
tidak kurang dari 105 buah. Surat-surat tersebut jika dilihat dari segi isinya,dapat
dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu :
1. Surat surat yang berisi seruan untuk masuk islam. Surat surat jenis ini ditujukan kepada
orang orang non muslim baik yahudi,nasrani maupun majusi.' dan orang orang musyrik
baik raja,kepala daerah, maupun perorangan.
2. Surat surat yang berisi aturan aturan dalam islam misalnya,tentang zakat, sedekah, dan
sebagainya. Surat surat ini ditujukan kepada orang orang muslim yang masih
memerlukan penjelasan penjelasan dari nabi saw.
3. Surat surat yang berisi beberapa hal yang wajib dikerjakan oleh orang orang non
muslim terhadap pemerintah islam, seperti masalah jizyah(iuran keamanan). Surat surat
ini ditujukan kepada orang orang non muslim,(yahudi,nasrani,dan majusi)yang telah
memperbuat perjanjian damai dengan nabi saw.
Melalui surat surat dakwah, nabi muhammad saw telah menunjukkan kepada kita
betapa nabi juga menggunakan media modern pada saat itu untuk menyampaikan misi
dakwah nya. Disamping itu, juga menunjukkan bahwa ajaran islam yang disampaikan
oleh nabi sejak awalnya sudah bersifat universal,karna sejak awal itu pula ajaran islam
bukan hanya diperuntukkan bagi masyarakat arab saja, akan tetapi kepada masyarakat di
luar arab. Jelas, ajaran islam adalah ajaran yang bersifat universal.
E. Misi Dakwah Nabi:
Untuk menyampaikan misi misi dakwah, Nabi muhammad saw menggunakan
startegi yang sangat tepat. Nabi mengutus beberapa sahabat yang ahli di bidang startegi
politik dan berdiskusi untuk menyampaikan misi dakwah tersebut. Diantara sahabat nabi
yang di utus menjadi misi dakwah islamiyah tersebut ,antara lain.
1. Amr bin umayyah Adh-Dhamiri.Mula mula ia diutus membawa suratnya kepada an-
najasi raja ethiopia. Kemudian kepada musailamah al-kadzzab dengan membawa surat
pula setelah itu ia diutus pula kepada Farwah bin amr Al-juzami,gubernur romawi di
amman, untuk mengajak masuk islam.
2. Dahyan bin khalifah al kalabi,diutus membawakan surat kepada heraclius,kaisar
romawi
3. Abdullah bin hudzaifah,diutus membawakan surat kepada kisra,raja persia.
4. Suja'bin wahhab al-asadi,diutus membawakan surat kepada al-harits bin syamar di
syiria.
5. Salith bin amr al amiri, di utus membawakan surat kepada hudzah bin ali dan kepada
Tsamamah bin astal di yamamah.
6. Hatib bin abi balta'ah diutus membawakan surat kepada muqauqis, gubernur Romawi
di mesir.
7. Al-I'la bin al hadhrami, diutus membawakan surat kepada Al-Mundzir bin sawi, Raja
bahrain.
8. Al muhajir bin umayah AL-makhzumi,diutus kepada Al-Harits bin kilal di
yaman,untuk mengajaknya masuk islam.
9. Abu musa Al-Asy'ari,diutus kesatu daerah di yaman untuk menyampaikan dakwah dan
ajaran serta pengajaran tentang hukum hukum islam.
10. Muadz bin jabal, diutus ke daerah yaman lainnya dengan tugas yang sama dengan abu
Musa Al-Asy'ari.
11. Ali bin abi tholib, juga diutus ke yaman.
12. Jarir bin abi abdillah Al-Bajali ,diutus kepada Dzikilak dan Dzi imrah.
13. Uyainah bin Hisham Al-fazawi, diutus kepada aslam dan ghaffar.
14. Buraidah bin Al hasib Al aslami, diutus untuk mengajak kaumnya, Bani juhainah.
15. Rafi bin makits Al juhaini, diutus mengajak kaumnya, Bani juhainah.
16. Amr bin ash, diutus kepada raja umam di teluk persia yang bernama jaifar dan
saudaranya abdu dengan membawa surat dari nabi.kemudian dia diutus lagi kepada bani
fauzarah di ghaffan.
17. Ad-dahnak bin sufyan bin auf, diutus untuk mengajak kaumnya.
18. Yasar bin sufyan Al ka'bi, diutus kepada kaumnya bani ka'ab.
19. Usamah bin zaid, diutus kepada harakat dari kabilah juhainah.

F. Masa Terakhir Nabi


Pada tahun 10 H(631M) melaksanakan haji wasa atau haji perpisahan, karena haji
ini adalah haji terakhir bagi Nabi. Dalam kesempatan itu nabi menyampaikan khutbah
nya yang sangat bersajarah. Yang berisi, prinsip-prinsip pergerakan islam dan yang
terpenting adalh umat islam harus selalu berpegang yang teguh pada 2 sumber yaitu Al
qur”an dan sunnah.
Pada hari Senin 12 Rabiul Awwal Rasul wafat di usia ke 63 thn. Dan nabi telah
mampu menjalankan perananya sebagai pemimpin agama, negarawan sekaligus
pemimpin politik dan administrasi yang cakap. Hanya dalam kurun waktu 11 thn
kepimpinanya jazirah arab dapat ditaklukan.
III. Penutup

Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa perdaban sebelum Islam datng masih sangat
rusak dan Jahiliyah, sehingga Islam datng sebagai pembimbing, penuntun dan pengatur manusia
ke jalan yang diridhoi Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai