Anda di halaman 1dari 4

PERKEMBANGAN ILMU GIZI

Perkembangan Ilmu Gizi.


Titik tolak perkembangan ilmu gizi dimulai pada masa manusia purba dan pada abad
pertengahan sampai pada masa munculnya ilmu pengetahuan pada abad ke-19 dan ke-20. Pada
masa manusia purba ilmu gizi dinyatakan sebagai suatu evolusi. Disini para peneliti
menggambarkan manusia sebagai pemburu makanan dan dikenal sebagai Todhunter,
perkembangan ilmu gizi sebagai suatu evolusi.

Bagi manusia purba, fungsi utama dan mungkin fungsi satu-satunya dari makanan  adalah untuk
mempertahankan hidup. Untuk itu aktifitas utama dari manusia purba adalah mencari makanan
dengan berburu. Fungsi utama makanan untuk mempertahankan hidup, meskipun bukan fungsi
satu-satunya. Makanan untuk mempertahankan hidup ini juga masih  sering  atau berlaku bagi
sebagian penduduk modern sekarang.

Di abad-abad sebelum masehi filosof Junani bernama Hippocrates (460-377 SM), yang dikenal
sebagai Bapak Ilmu Kedokteran, dalam salah satu tulisannya berspekulasi tentang peran
makanan dalam “pemeliharaan kesehatan dan penyembuhan penyakit” yang menjadi dasar
perkembangan ilmu dietetika  yang belakangan dikenal dengan “Terapi Diit’

Memasuki abad ke-16 berkembang doktrin bukan saja pemeliharaan kesehatan  yang dapat
dicapai dengan pengaturan makanan tetapi kemudian berkembang juga tentang hubungan
antara makanan dan panjang umur. Misalnya Cornaro, yang hidup lebih dari 100 tahun
(1366-1464) dan Francis Bacon (1561-1626) berpendapat bahwa “makan yang diatur dengan
baik dapat memperpanjang umur”. Memasuki abad ke-17 dan ke-18, tercatat berbagai
penemuan tentang  sesuatu yang dimakan (makanan) yang  berhubungan dengan kesehatan
semakin banyak dan jelas, baik yang bersifat kebetulan maupun yang dirancang yang kemudian
mendorong berbagai ahli kesehatan waktu itu  untuk melakukan berbagai percobaan.1

1
https://arali2008.wordpress.com/2010/10/19/sejarah-perkembangan-ilmu-gizi/
1. Pengertian Ilmu Gizi

Asal mula kata Gizi yaitu berasal dari terjemahan kata Inggris “Nutrition”, dan “Nutrition
Science” kedalam bahasa Indonesia. DR.Soebadio, menjelaskan tentang akar bahasa Indonesia
kebanyakan dari bahasa Arab dan Sanksekerta. Kata Inggris Nutrition dalam bahasa Arab di
sebut GHIZAI, dan dalam bahasa Sanksekerta SVASTAHARENA. Keduanya artinya sama,
makanan yang menyehatkan. Atas petunjuk tersebut Prof.Poerwo Soedarmo memilih kata GIZI
sebagai terjemahan resmi kata nutrition, yang sejak tahun 1952 kata GIZI itu sudah dipakai
dikalangan ilmu kedokteran dan kesehatan masyarakat. Sedang kata SVASTAHARENA di pakai
dalam lambang organisasi PERSAGI sampai sekarang.

Dalam Undang-Undang, istilah atau kata GIZI telah resmi dipakai dalam 1). Undang-Undang no
7 tahun 1996 tentang Pangan (Pasal 1 no 13,14; Bab III Mutu Pangan dan Gizi, Pasal 27 : 1-4;
dan 2) Undang-Undang no 36 tahun 1999 tentang Kesehatan , Bab VIII tentang Gizi dan pasal
141.

Definisi Ilmu Gizi terus berkembang sesuai dengan perkembangan ilmunya. Ilmu Gizi dapat
diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari ” Proses Makanan sejak masuk mulut
sampai dicerna oleh organ-organ pencernakan, dan diolah dalam suatu sistem metabolisme
menjadi zat-zat kehidupan (zat gizi dan zat non gizi) dalam darah dan dalam sel-sel tubuh
membentuk jaringan tubuh dan organ-organ tubuh dengan fungsinya masing-masing dalam suatu
sistem, sehingga menghasilkan pertumbuhan (fisik) dan perkembangan (mental) , kecerdasan,
dan produktivitas sebagai syarat dicapainya tingkat kehidupan sehat, bugar dan sejahtera.”

Sedang ilmu gizi publik adalah ilmu gizi yang diaplikasikan untuk kesejahteraan publik
(masyarakat luas) dengan tidak saja mengkaitkannya dengan masalah kesehatan masyarakat,
tetapi juga dengan masalah-masalah ekonomi, kemiskinan, pertanian, lingkungan hidup,
pendidikan , kesetaraan gender, dan masalah-maslah pembangunan manusia lainnya.
Kesimpulannya Ilmu Gizi diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang membahas sifat-sifat nutrient
yang terkandung dalam makanan, pengaruh metaboliknya serta akibat yang timbul bila terdapat
kekurangan atau kelebihan zat gizi.2

Beberapa pengertian atau istilah dalam gizi

1. Ilmu Gizi (Nutrience Science) adalah ilmu yang mempelajarisegala sesuatu tentang
makanan dalam hubungannya dengan kesehatan tubuh.
2. Zat Gizi (Nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan
fungsinya, yaitu menghasilkan energy, membangundan memelihara jaringan serta
mengatur proses-proses kehidupan.
3. Gizi (Nutrion) adalah suatu proses organism menggunakan makanan yang dikonsumsi
secara normal melalui proses disgesti, absorsi, transportasi, penyimpanan, metabolism
dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan, untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energy.
4. Pangan adalah istilah umum untuk semua bahan yang dapat dijadikan makanan.
5. Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi atau unsur-unsur ikatan
kimia yang dapat diubah menjadi zat gizioleh tubuh, yang berguna bila dimasukkan ke
dalam tubuh.
6. Bahan makanan adalah makanan dalam keadaan mentah.
7. Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat
gizi. (Almatsier,2001)

2. Sejarah Perkembangan Ilmu Gizi

2
Soekirman, Prof.PhD (1999/2000), “Arti kata Gizi dan Definisi Ilmu Gizi”, dalam buku Ilmu Gizi dan Aplikasinya,
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional, hal 5.
Dari sejarah perkembangan ilmu gizi makin banyak bukti yang menunjukkan adanya hubungan
antara apa yang di makan dengan kesehatan dan penyakit. Suatu pribahasa kuno yang
mengatakan bahwa “ Kamu adalah apa yang kamu makan “ sering dikutip tetapi tidak
direnungkan lebih dalam apa maksud pribahasa tersebut. Makanan meskipun enak dan mahal
tidak selalu menjadikan tubuh selalu sehat dan produktif, bahkan sebaliknya menimbulkan
penyakit misalnya apabila sering makan berlemak dan manis-manis yang menghasilkan energi
tinggi tetatp tidak diimbangi dengan kegiatan fisik yang memadai, mendorong orang mudah
menjadi gemuk. Apabila kegemukan ini berlanjut dapat berakibat pada berbagai penyakit seperti
diabetes, jantung, hypertensi dan sebagainya. Sebaliknya makanan sederhana dan murah bukan
berarti tidak bermutu. Banyak pendapat mengenai faktor determinan yang dapat menyebabkan
timbulnya masalah gizi pada bayi di antaranya menurut (Schroeder,2001), menyatakan bahwa
kekurangan gizi dipengaruhi oleh konsumsi makan makanan yang kurang dan adanya penyakit
infeksi sedangkan penyebab mendasar adalah makanan, perawatan (pola asuh) dan pelayanan
kesehatan (Ayu, 2008).

Anda mungkin juga menyukai