Anda di halaman 1dari 245

MODUL

BAHAN AJAR

GIZI DALAM KESEHATAN


REPRODUKSI

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU


PRODI DIII KEBIDANAN
VISI DAN MISI
PRODI KEBIDANAN POLTEKKES
KEMENKES BENGKULU

Visi

Menghasilkan bidan yang mandiri sebagai koselor kesehatan reproduksi


remaja dan kompetitif tingkat Nasional tahun 2020

Misi

1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang kompeten dalam


asuhan kebidanan dan konselor kesehatan reproduksi remaja.
2. Melaksanakan penelitian dalam lingkup kebidanan.
3. Melaksanakan pengabdian masyarakat sesuai kearifan lokal.
,,

KATAPENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Esa atas karunian, nikmat,
serta limpahan rahmatNya atas terwujudnya Modul Gizi Dalam Kesehatan
Reproduksi.
Modul ini membahas tentang konsep mutu layanan kebidanan dan
kebijakan kesehatan yang terdiri dari 13 Kegiatan Belajar sesuai dengan capaian
pembelajaran.
Dalam mempelajari Modul ini, mahasiswa diharapkan banyak membaca
dan berlatih berbagai materi yang disajikan, baik secara mandiri maupun
berdiskusi bersama kelompok untuk mendapat gambaran dan penguasaan yang
lebih luas.
Materi dalam modul ini disesuaikan dengan capaian pembelajaran yang ada

dalam Rencana Pembelajaran Semester sehingga diharapkan capaian pembelajaran

dapat tercapai.

Penulis
,,

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
VISI MISI PRODI DIII KEBIDANAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
KEGIATAN BELAJAR 1 : Konsep Dasar Ilmu Gizi
KEGIATAN BELAJAR 2 : Pengelompokan Menurut Kebutuhan,
Makronutrien dan Mikronutrien
KEGIATAN BELAJAR 3 : Konsep Dasar Anemia Gizi
KEGIATAN BELAJAR 4 : Konsep Dasar GAKY
KEGIATAN BELAJAR 5 : Konsep Dasar KVA
KEGIATAN BELAJAR 6 : Konsep Dasar KEP
KEGIATAN BELAJAR 7 : Menilai status Gizi
KEGIATAN BELAJAR 8 : Menerapkan Gizi ibu Hamil
KEGIATAN BELAJAR 9 : Gizi Pada Ibu Menyusui
KEGIATAN BELAJAR 10 : Gizi Bayi dan Balita
KEGIATAN BELAJAR 11 : Gizi Anak Sekolah
KEGIATAN BELAJAR 12 : Kebutuhan Gizi Pada Remaja
KEGIATAN BELAJAR 13 : Gizi Usia Lanjut
,,
Kegiatan Belajar

Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi

Pendahuluan

Dalam pengertian sehari-hari persalinan sering diartikan serangkaian kejadian


pengeluaran bayi yang sudah cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta
dan selaput janin dari tubuh ibu melalui jalan lahir atau melalui jalan lain,
berlangsung dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan ibu sendiri).

Capaian Pembelajaran

Pada akhir pembelajaran, mahasiswa mampu :


1. Memahami konsep dasar ilu gizi
2. Memahami pengelompokan makanan menuruut kebutuhannya
3. Memahami konsep dasar anemia gizi
4. Memahami konsep dasar gangguan kekurangan yodium
5. Memahami konsep dasar kekurangan vitamin A
6. Memahami konsep dasar kekurangan energi protein
7. Memahami dalam penilaian status gizi
8. Memahami penerapan gizi ibu hamil
9. Memahami gizi pada ibu menyusui
10. Memahami giizi bayi dan balita
11. Memahami gizi anak sekolah
12. Memahami kebutuhan gizi pada remaja
13. Memahami gizi usia lanjut
,,

Bahan Kajian

1. Konsep Dasar Ilmu Gizi


2. Pengelompokan Menurut Kebutuhan, Makronutrien dan Mikronutrien
3. Konsep Dasar Anemia Gizi
4. Konsep Dasar GAKY
5. Konsep Dasar KVA
6. Konsep Dasar KEP
7. Menilai Status Gizi
8. Menerapkan Gizi Ibu Hamil
9. Gizi Pada Ibu Menyusui
10. Gizi Bayi dan Balita
11. Gizi Anak Sekolah
12. Kebutuhan Gizi Pada Remaja
13. Gizi Usia Lanjut
,, Kegiatan belajar 1
Uraian Materi

Konsep Dasar Ilmu GizI

A. Definisi ilmu gizi

1. Gizi (Nutrition)

Istilah gizi dalam bahasa Arab “Al gizza”, yang berarti makanan

yang bermanfaat atau sari makanan (zat makanan). Proses dari

organisme (manusia) dalam menggunakan bahan makanan melalui

proses pencernaan, penyerapan, penyimpanan metabolisme dan

pembuangan untuk pemeliharaan hidup, pertumbuhan, fungsi organ

tubuh dan dan produksi energi (Habicat, 1979 dalam Rekrodikusumo,

dkk, 1989).

Gizi menurut Peraturan Pemerintah RI Nomor 17 Tahun 2015

adalah zat atau senyawa yang terdapat dalam pangan yang terdiri dari

karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, serat, air, dan

komponen lain yang bermamfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan

tubuh manusia.

2. Ilmu Gizi (Nutritional Science)

Ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari makanan dan

hubungannya dengan kesehatan tubuh (Soekirman, 1991). Ilmu yang

mempelajari hal ikhwal makanan, dikaitkan dengan kesehatan tubuh

(Sediaoetama, 1991). Pengetahuan yang mempelajari hubungan

antara makanan dengan kesehatan, dengan cara mengatur makanan

sehari-hari, agar tubuh berada dalam kesehatan yang optimal.


,,

Ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang

makanan dalam hubungannya dengan kesehatan optimal.

Ilmu gizi adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari hubungan

antara makanan yang di makan dengan kesehatan tubuh yang

diakibatkan, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Ilmu gizi

(National Academy of Sciences) 1994 adalah ilmu yang mempelajari

zat-zat dari pangan yang bermamfaat bagi kesehatan dan proses yang

terjadi pada pangan sejak dikonsumsi, dicerna, diserap, sampai

dimamfaatkan tubuh serta dampaknya terhadap pertumbuhan,

perkembangan, dan kelangsungan hidup manusia serta faktor yang

mempengaruhinya.

3. Beberapa pengertian istilah dalam Ilmu gizi

a. Zat Gizi

Ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan

fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan

memelihara jaringan, mengatur proses-proses kehidupan.

b. Makanan

Bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan unsur-

unsur atau ikatan yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh,

yang berguna bila dimasukkan ke tubuh.

c. Gizi Klinis

Ilmu yang mempelajari hubungan antara makanan dan

kandungan nutrisi.
,,

d. Pangan

Pangan adalah istilah umum untuk semua bahan yang dapat

dijadikan makanan.

e. Bahan makanan

Bahan makanan adalah makanan dalam keadaan mentah.

f. Malnutrisi atau gizi

Suatu keadaan patologis yang diakibatkan karena kelebihan

atau kekurangan satu atau lebih zat gizi.

g. Status Gizi

Keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan

penggunaan zat-zat gizi. Dibedakan antara gizi buruk, kurang,

baik dan lebih.

B. Sejarah Perkembangan Ilmu Gizi

1. Di Luar Indonesia

a. Aristoteles (384-322 SM)

Aristoteles atau dikenal bapak ilmu gizi sedunia menjelaskan

mengenai proses fisiologis zat gizi dan dampak negatif dan

konsumsi zat gizi yang berlebihan.

b. Hypoecrates (460 SM)

Menulis peranan makanan terhadap penembuhan penyakit yag

merupakan landasan salah satu cabang ilmu gizi, yaitu ilmu

Dietetika atau gizi klinik.


,,

c. M. Galen (129-199 M)

Menyatakan tentang nutrisi dan proses integrasi dalam system

pencernaan meliputi proses absorsi, distribusi, metabolism,

asimilasi dan eksresi.

d. Carnaro dan Francis Bacon (Abad 16)

Menyatakan makanan yang diatur dengan baik dapat

memperpanjang umur, sehingga setelah abad 16 berkembang

doktrin hubungan makanan dan panjang umur.

e. Vasco De Gama

Dalam pelayanan ke Indonesia tahun 1697 kehilangan 0,5 ABK

akibat scorbuit (sariawan). Baru abad 20 diketahui bahwa scorbut

karena kekurangan vitamin C.

f. Lavoiser dan Laplace (1762)

Melakukan percobaan binatang dengan menggunakan kalorimeter

untukmengukur pemakaian oksigen dan karbondioksida. Dengan

penemuan ini selain dikenal sebagai Bapak Ilmu Kimia dan

Biologi, Lavoiser juga dikenal sebagai Bapak IlmuGizi Dunia.

g. At Water (1868)

Di Amerika dia dikenal sebagai Bapak Ilmu Gizi Amerika, dan

dikatakan pakar gizi dikenal sebagai perumus angka faktor = 4 : 4 :

9, yaitu angka konvensi perhitungan energi dari karbohidrat ,

protein dan lemak.


,,

2. Di Indonesia

a. Peneliti Laboratorium Kesehatan

Pada tanggal 15 januari 1888 di Jakarta oleh pemerintah kolonel

Belanda didirikan laboratorium kesehatan (Het Geneeskundig

Laboratorium). Dari laboratorium ini Eijkman (1896) menemukan

petunjuk adanya hubungan antara gejala beri-beri pada ayam

dengan beras giling. Dari petunjuk tersebut Jansen da Donath

(1926) menemukan kristal vitamin B (Thiamin). Akhirnya formula

vitamin B1 ditemukan oleh R.R. Loillimus di Amerika tahun 1936.

Atas rintisan itu tahun 1929 Eijkman menerima hadiah Nobel dan

mendapat pengakuan sebagai perintis penemuan teori-teori tentang

vitamin.

b. Pendirian Institut Voor Volksveeding/IVV (1934-1954)

Beberapa survey konsumsi makanan yang pertama kali di Pasuruan

tahun tahun 1916-1919 survey konsumsi di Kutowinangun dan

survey lain baik di Jawa maupun di luar Jawa. Beberapa penelitian

seperti De Langen, Van Veev, dan Donath memprakarsi

pembentukan suatu lembaga peneliti maka pada tahun 1934

didirikan lembaga Penelitian Makanan dibawah Kementrian

kesehatan.

Dari lembaga ini Grijns, Venderment, Janson, Donath, Van Veen

melakukan penelitian “Perintisan Penemuan Vitamin”.


,,

c. Perkembangan Gizi antara tahun (1954-1999)

a) IVV berubah menjadi Lembaga Makanan Masyarakat (1950)

Prof. Dr. Poorivo Soedarmo (pimpinan IMR) memulai

programnya dengan pendidikan tenaga gizi, penyuluhan gizi

masyarakat dan penelitian gizi. Berkat rintisan Prof. Poorivo

pendidikan gizi maupun ilmu gizi di Indonesia berkembang

hingga saat ini. Atas jasanya Prof. Poorivo dikukuhkan sebagai

Bapak Gizi Indonesia.

b) Dipublikasikan 4 sehat 5 sempurna pertama kali oleh Poerwo

Soedarmo (1952)

c) Istilah gizi pertama kali dipakai sebagai istilah ilmiah dalam

pidato pengukuhan guru besar Soedjono D Poesponegoro di

FK-UI (1952)

d) Didirikan Akademik pendidikan Nutritions dan Ahli Diit

(1953-1956)

e) Didirikan Akademik pendidikan Nutritions dan Ahli Diit

berubah menjadi Akademik Ilmu Gizi (1958)

f) Didirikan Akademik pendidikan Ilmu Gizi berubah menjadi

Akademik Pendidikan Nutritionis (1959-1965)

g) Tahun (1966-sekarang) menjadi Akademik Gizi dan Sarjana

Gizi
,,

h) Dibentuk PERSAGI (Persatuan Ahli Gizi) tahun 1957 dan

tahun 1967 diadakan konggres Persagi I yang menetapkan Prof.

Poerwo Sodarmo Sebagai Bapak Gizi Indonesia.

i) Diterbitkan Daftar Kecukupan Gizi pertama (1963)

j) Dr. Ig. Tarwatjo, dkk (1980-an)

Melakukan penelitian tentang Hubungan Kekurangan

Vitamin A dengan Resiko Kehamilan Balita di Aceh dan Jawa

Barat. Dari penelitian ini terbukti dengan pemberian suplemen

kapsul vitamin A dosis tinggi, (200.000 i) sekali dalam 6 bulan

pada anak berumur 1-6 tahun dapat menurunkan resiko

kematian Balita.

C. Ruang Lingkup Ilmu Gizi

1. Cara produksi pangan, perubahan pascapanen (penyediaan pangan,

distribusi dan pengolahan pangan, konsumsi makanan serta cara

pemanfaatan makanan oleh tubuh yang sehat dan sakit).

Beberapa ilmu yang berkaitan dengan ilmu gizi:

a. Ilmu agronomi

b. Peternakan, ilmu pangan,

c. Mikrobiologi, biokimia,

d. Faal,

e. Biologi molekular

f. Kedokteran
,,

2. Gizi kurang turun dari 19% menjadi 17,7%, dan stunting turun dari

37,2% menjadi 30,8%.

Meski angka kurang gizi dan stunting turun, Riakesdas 2018 juga

mencatat bahwa ada peningkatan defisiensi zat gizi mikro yang muncul

dalam manifestasi anemia pada ibu hamil, dari 37,1% di 2013 menjadi

48,9% pada 2018.

Selain itu, terlihat pula adanya kenaikan prevalensi gizi lebih

(overweight) dan obesitas pada kelompok usia di atas 18 tahun.

D. Pengaruh Gizi dan Dampaknya

Akibat gizi kurang pada proses tubuh

1. Pertumbuhan: anak-anak terganggu pertumbuhan

2. Produksi tenaga: kurang energi atau kurangnya tenaga

3. Pertahanan tubuh: sistem imunitas dan antibodi kurang

4. Struktur dan fungsi otak: perkembangan mental dan otak mencapai

bentuk maksimal pada usia 2 tahun

5. Perilaku: perilaku tidak tenang pada anak-anak dan dewasa

Beberapa yang menyebabkan gangguan gizi

1. Ketidaktahuan hubungan makanan dan kesehatan Penelitian. Freedman

dikelurahan Utan Kayu (Jakarta) tingkat. Penghasilan, mutu makanan.

2. Prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu.

3. Adanya kebiasaan atau pantangan yang merugikan.

4. Kesukaan yang berlebih terhadap jenis bahan makanan tertentu.


,,

5. Keterbatasan penghasilan keluarga.

6. Jarak kelahiran yang terlalu rapat

Perkembangan gizi klinis;

1. Anamnesis dan pengkajian status nutrisi pasien.

2. Pemeriksaan fisik yang berkaitan dengan defisiensi zat besi

3. Pemeriksaan antropometris dan tindak lanjut terhadap gangguannya.

4. Pemeriksan radiologi dan tes laboratorium dengan status nutrisi pasien.

5. Suplementasi oral, enteral, dan parenteral.

6. Interaksi timbal balik antara nutrien dan obat-obatan.

7. Bahan tambahan makanan (pewarna, penyedap, dan sejenis serta

bahan-bahan kontaminan).

E. Pengelompokan Zat Gizi Menurut Kebutuhan

1. Nutrisi Untuk Ibu Hamil : Status diet dan nutrisi ibu hamil

berdampak pada perjalanan kehamilan dan bayi yang akan dilahirkan.

2. Nutrisi Untuk Bayi : Nutrisi harus adekuat dan bervariasi sesuai

status ke pola aktivitas dan laju pertumbuhan, metode pemberian

makan bayi, laju pertumbuhan, kontrol otot, fungsi ginjal, organ

pencernaan, system imun dan pertumbuhan gizi.

3. Nutrisi Untuk Anak : Karakteristik tumbuh kembang (TUMBANG)

pada masa kanak-kanak laju pertumbuhan menurun secara drastic pada

usia 1 tahun dan berlanjut tidak teratur semasa kanak-kanak, manurasi,

menggigit, mengunyah, dan menelan berlanjut pada saat pendidikan


,,

usia dini (PAUD), TK : Mobilisasi tinggi pada TUMBANG :

Koordinas, peningkatan sosialisasi, Peningkatan otot, Peningkatan

keterampilan bahasa. Pada usia 3-5 tahun sudah menjadi konsumtif

aktif karena gigi sudah tumbuh permanen.

4. Nutrisi Untuk Remaja : Pertumbuhan dan implikasi nutrisi pada saat

ini pada masa maturasi yang cepat pada fisik, emosi, sosial, seksual.

Remaja putri pada usia 10-11 tahun puncak, usia 12-15 tahun depossi

lemak, pelvis melebar sedangkan remaja putra 12-13 tahun puncak,

usia 14-19 tahun ada peningkatan masa otot, jaringan otot, dan tulang.

5. Nutrisi Untuk Remaja dan Lansia : Kebiasaan makan yang baik dari

awal kehidupan akan meningkatkan pemulihan kesehatan pada masa

dewasa. Perubahan pada fisiologi dan fungsi, pendapatan, kesehatan

psikososial dengan penuaan walaupun laju waktu bervariasi antara

perubahan komposisi tubuh dan kebutuhan energy, perubahan oral dan

gastrointestinal, perubahan ekonomi, perubahan kesehatan, perubahan

ketergantungan pada obat dan perubahan sosial.


,,
Kegiatan Belajar 2

Pengelompokan Menurut Kebutuhan, Makronutrien Dan Mikronutrien

A. Pengertian Gizi Makro dan Gizi Mikro

Gizi makro adalah zat gizi yang dibutuhkan dalam jumlah besar

dengan satuan gram. zat gizi makro dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah

besar untuk menjalankan fungsinya dalam tubuh. Zat-zat gizi makro terdiri

dari zat gizi yang dapat menghasilkan kalori atau energi. Zat – zat gizi

yang termasuk ke dalam golongan zat gizi makro adalah karbohidrat,

lemak, dan protein.

Gizi mikro adalah zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah

kecil atau sedikit tapi ada dalam makanan. Zat gizi yang termasuk

kelompok zat gizi mikro adalah mineral dan vitamin. Zat gizi mikro

menggunakan satuan mg untuk sebagian besar mineral dan vitamin.

B. Macam-macam Gizi Makro Dan Gizi Mikro

1. Gizi Makro

a. Karbohidrat

Karbohidrat adalah senyawa organik yang mengandung atom

Karbon, Hidrogen dan Oksigen. Di dalam tubuh karbohidrat dapat


,,

dibentuk dari beberapa asam amino dan sebagian dari gliserol lemak.

Akan tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan

yang dikonsumsi sehari-hari, terutama sumber bahan makan yang

berasal dari tumbuh-tumbuhan.

Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi manusia.

Walaupun jumlah kalori yang dihasilkan hanya 4 kalori dari 1 gram

karbohidrat, namun bila dibanding protein dan lemak, karbohidrat

merupakan sumber kalori yang lebih mudah didapat. Tinggi

rendahnya aktifitas seseorang, maka akan berbeda kebutuhan

karbohidratnya. Bagi orang dewasa yang bekerja tidak terlalu berat,

kebutuhan tubuh rata-rata akan karbohidrat antara 8 sampai 10 gram

untuk tiap kilogram berat badan setiap hari. Disamping itu beberapa

golongan karbohidrat mengandung serat (dietary fiber) yang berguna

bagi pencernaan.

Karbohidrat memegang peranan penting sebagai sumber energi

utama bagi manusia. Semua karbohidrat berasal dari tumbuh-

tumbuhan. Produk yang dihasilkan terutama dalam bentuk gula

sederhana yang mudah larut dalam air dan mudah diangkut keseluruh

sel-sel guna penyediaan energi. Sebagian dari gula sederhana ini

kemudian mengalami polimerasi dan membentuk polisakarida. Ada

dua jenis polisakarida tumbuh-tumbuhan, yaitu pati dan non pati.

Karbohidrat yang penting dalam ilmu gizi dibagi dalam 2 golongan,

yaitu karbohidrat sederhana yang terdiri dari monosakarida,


,,

disakarida, gula alkohol, dan oligosakaradi dan karbohidrat kompleks

yang terdiri dari polisakarida dan serat.

- Fungsi karbohidrat:

a. Karbohidrat merupakan sumber energi tubuh dan sumber utama

bahan bakar untuk otak, otot rangka selama latihan, eritrosit,

leukosit dan medulla renal.

b. Cadangan tenaga bagi tubuh.

c. Melancarkan sistem pencernaan dan membantu pengeluran feses,

karbohidrat membantu pengeluaran feses dengan cara peristaltik

usus.

d. Penghemat protein, bila karbohidrat makanan tidak mencukupi,

maka protein akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi,

dengan mengalahkan fungsi umumnya sebagai zat pembangun.

e. Pengatur metabolisme lemak, karbohidrat mencegah terjadinya

oksidasi lemak yang tidak sempurna.

f. sebagai pemanis alami.

- Sumber karbohidrat:

1) Beras merah

Kandungan tinggi seratnya yang membuat nasi merah dianggap

sebagai sumber karbohidrat yang baik dan sehat. Beras merah juga

bisa mengurangi kolesterol jahat “LDL” tanpa mengurangi kolesterol

baik “HDL”. Makan dua porsi atau lebih beras merah juga

mengurangi resiko diabetes.


,,

2) Ubi jalar

Ubi jalar adalah sumber karbohidrat yang sehat untuk penderita sakit

maag, diabetes, masalah berat badan dan radang sendi. Ubi jalar juga

kaya akan beta-karoten yang merupakan antoiksidan yang banyak

ditemukan pada sayuran berdaun hijau.

3) singkong, sagu, gandum, jagung, kacang-kacangan dan lain lain

- Dampak kelebihan karbohidrat

1) Diabetes Melitus

Diabetes mellitus adalah penyakit yang ditandai dengan kadar

gula darah yang tinggi yang disebabkan oleh gangguan pada sekresi

insulin atau gangguan kerja insulin atau keduanya. Tubuh pasien

dengan diabetes mellitus tidak dapat memproduksi atau tidak dapat

merespon hormon insulin yang dihasilkan oleh organ pankreas,

sehingga kadar gula darah meningkat dan dapat menyebabkan

komplikasi jangka pendek maupun jangka panjang pada pasien

tersebut.

2) Obesitas

Obesitas atau kegemukan adalala kelebihan gizi yang

ditandai dengan adanya penimbunan lemak secara berlebihan dalan

tubuh sehingga menaikkan berat Badan. Kegemukan hanya dapat

terjadi jika ada kelebihan energi karena berbagai sebab, antara lain

kelebihan zat gizi, kelainan baagian otak tertentu, kelainan hormon

endokrin, faktor keturunan, dan akibat pemakaian obat tertentu.


,,

Kelebihan berat antara lain disebabkan ketidakseimbangan

konsumsi kalori dengan kebutuhan energi, dimana konsumai

terlalu berlebihan dibanding kebutuhan energi. Kelebihan energi

itu disimpan dalam bentuk jaringan lemak. Pada keadaan normal,

jaringan lemak itu ditimbun di beberapa tempat, diantaranya dalam

jaringan subkutan dan dalam jaringan tirai khusus

(ementum).Penimbunam lemak pada wanita memiserikan bentuk

khas feminin, misalaya di daerah pinggul, daerah bahu, dan dada.

Timbunan ringan lemak di daerah khusus itu sangat ditakuti dan

dijauhi kaum wanita karena cukup sulit diatasi.

3) Jantung Koroner

Penyakit jantung dimulai ketika kolesterol, bahan lemak,

dan kalsium tertumpuk dalam arteri.Ketika ini terjadi dalam arteri

yang mensuplai jantung, penumpukan ini, atau plak, menyebabkan

arteri menyempit, sehingga pengiriman oksigen ke jantung

berkurang. Pengurangan pengiriman oksigen ke jantung dapat

membuat nyeri dada, juga disebut angina. Penyakit jantung dimulai

ketika kolesterol, bahan lemak, dan kalsium membangun di arteri,

sebuah proses yang dikenal sebagai aterosklerosis. Hubungan

antara penyakit jantung dan serangan jantung Ketika plak terjadi

sampai ke titik dan pecah, hal itu menyebabkan bekuan darah

terbentuk di arteri koroner. Bekuan darah memblok darah mengalir

ke otot jantung, menyebabkan serangan jantung. Dalam skenario


,,

terburuk, serangan jantung tiba-tiba atau gangguan irama fatal

dapat terjadi. Penyumbatan arteri koroner oleh plak dapat

menyebabkan serangan jantung (myocardial infarction) atau

gangguan irama fatal (serangan jantung tiba-tiba).

- Dampak Kekurangan Karbohidrat

1) Marasmus

Gangguan akibat kekurangan asupan makanan yang

mengandung karbohidrat dapat mengakibatkan penyakit di

antaranya adalah penyakit yang sering mengenai anak balita (di

bawah lima tahun) disebut juga penyakit marasmus.

Ciri-ciri penyakit marasmus :

 Selalu merasa kelaparan

  Anak sering menangis

  Tubuh menjadi sangat kurus, biasanya pada anak yang terkena

penyakit busung lapar

     Kulit menjadi keriput

2) Hipoglikemia

Hipoglikimia (kadar glukosa darah yang abnormal-rendah)

terjadi kalau kadar glukosa turun di bawah 50 hingga 60 mg/dl (2,7

hingga 3,3mmol/L). Hipoglikemi adalah suatu kondisi dimana

kadar glukosa darah yang abnormal rendah) terjadi kalau kadar

glukosa turun di bawah 50 hingga 60 mg/dl.

Faktor-faktor yang menyebabkan hipoglikemia:


,,

 Asupan karbohidrat kurang, Makan tertunda atau lupa, porsi makan

kurang

 Diet slimming, anorexia nervosa

 Muntah, gastroparesis

 Alkohol, pemakaian alkohol dalam jumlah banyak tanpa makan

dalam waktu yang lama bisa menyebabkan hipoglikemia yang

cukup berat sehingga menyebabkan stupor.

b. Protein

Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian

terbesar tubuh sesudah air. Seperlima bagian tubuh adalah protein,

separunya ada di dalam otot, seperlima di dalam tulang dan tulang

rawan, sepersepuluh di dalam kulit, dan selebihnya di dalam jaringan

lain dan cairan tubuh. Semua enzim, berbagai hormon, pengangkut zat-

zat gizi dan darah, matriks intraseluler dan sebagainya adalah protein.

Protein merupakan senyawa kimia dalam bahan makanan yang

tersusun atas rantai asam amino. Protein sebagai aumber energi dari

protein adalah 4 kkal/g. Bentuk protein yang paling sederhana adalah

asam amino esensial yang diperlukan tubuh namun tubuh tidak


,,

mampu mensintesis. Sedangkan, asam amino non esensial adalah asam

amino yang diperlukan tubuh dan dapat di produksi oleh tubuh.

Di samping itu asam amino yang berbentuk protein bertindak

sebagai prekursor sebagian besar koenzim, hormon, asam nukleat, dan

molekuk-molekul yang esensial untuk kehidupan.

- Fungsi Protein :

Ada delapan kategori fungsi protein yang terdiri atas :

1) jaringan tubuh yang baru

Protein dibutuhkan untuk anabolisme karena unsur gizi ini

merupakan konstituen semua sel dan jaringan tubuh .

2) jaringan tubuh

Katabolisme yang terus berlangsung pada semua protein tubuh

memerlukan resintesis protein yang baru dari asam-asam amino.

3) Menghasilkan senyawa esensial

Asam amino dan protein merupakan konstituen hormone, enzim dan

secret tubuh lainnnya.

4) tekanan osmotik

Protein plasma (albumin) menjaga keberadaan air dalam plasma

darah dan demikian akan mempertahankan volume darah serta

mencegah penimbunan cairan dalam jaringan (edema) atau

rongga tubuh (asites, hidrotorak , dll).

5) Mengatur keseimbangan cairan elektrolit dan asam - basa.

6) pertahanan tubuh.
,,

7) Anti body seperti immunoglobulin.

8) mekanisme transportasi

9) Menghasilkan energi

Setelah nitrogen dikeluarkan, kerangka karbonnya dapat dioksidasi

untuk memberikan empat kkal/gr protein. (Hartono Andry. 2004 )

10) protein yang baru dan menggantikan protein yang hilang selama

proses metabolisme yang normal dan proses pengausan yang

normal.

Molekul protein lebih kompleks daripada karbohidrat dan

lemak dalam hal berat molekul dan keanekaragaman unit-unit asam

amino yang membentuknya. Berat molekul protein bisa mencapai

empat puluh juta; bandingkan dengan berat molekul glukosa yang

besarnya 180. Ada dua puluh jenis asam amino yang diketahui

sampai sekarang yang terdiri atas sembilan asam amino esensial

(asam amino yang tidak dapat dibuat tubuh dan harus didatangkan

dari makanan) dan sebelas asam amino nonesensial.

- Dampak Kelebihan Protein

Protein secara berlebihan tidak menguntungkan bagi tubuh.

Makanan yang tinggi protein biasanya tinggi lemak sehingga

dapat dapat menyebabkan obesitas.

Kelebihan protein tidak baik, karena dapat mengganggu

metabolisme protein yang berada di hati. Ginjal pun akan terganggu

tugasnya, karena bertugas membuang hasil metabolisme protein yang


,,

tidak terpakai.Malah kalo kadar protein terlalu tinggi bisa-bisa

kalsium keluar dari tubuh. Ini akan bisa jadi penyebab osteoporosis

karena protein merupakan makanan pembentuk asam, kelebihan

asupan protein akan meningkatkan kadar keasaman tubuh, khususnya

keasaman darah dan jaringan. Kondisi ini disebut asidosis. Gangguan

pencernaan, seperti kembung, sakit mag, sembelit, merupakan gejala

awal asidosis.

- Dampak Kekurangan protein

a) Kwasiorkor

Istilah kwashiorkor pertamakali diperkenalkan oleh Dr.

Cecily Williams pada tahun 1933, ketika ia menemukan

keadaan ini di Ghana, Afrika. Dimana dalam bahasa Ghana

kwashiorkor artinya penyakit yang diperoleh anak pertama,

bila anak kedua sedang ditungu kelahirannya.

             Kwashiorkor lebh banyak terdapat pada usia dua

hingga tiga tahun yang sering terjadi pada anak yang

terlambatmenyapih, sehingga komposisi gizi makanan tidak

seimbang terutama dalam hal protein. Kwashiorkor dapat

terjadipada konsumsi energi yang cukup atau lebih.

Gejalanya :

 pertumbuhan terhambat.

 Otot-otot berkurang dan lemah.

 Edema.
,,

 Muka bulat seperti bulan (moonface)

 Gangguan psikimotor.

Ciri khas dari kwashiorkor yaitu terjadinya edema di perut,

kaki dan tangan. Kehadiran kwashiorkor erat kaitannya dengan

albumin serum. Pada kwashiorkor gambaran klinik anak sangat

berbeda. Berat badan tidak terlalu rendah, bahkan dapat

tertutup oleh adanya udema, sehingga penurunan berat badan

relatif tidak terlalu jauh, tetapi bila pengobatan odema

menghilang, maka berat badan yang rendah akan mulai

menampakkan diri. Biasanya berat badan tersebut tidak sampai

dibawah 60 % dari berat badan standar bagi umur yang sesuai.

Ciri-ciri:

 Rambut halus, jarang, dan pirang kemerahan kusam.

 Kulit tampak kering (Xerosis) dan memberi kesan kasar

dengan garis-garis permukaan yang    jelas.

 Didaerah tungkai dan sikut serta bokong terdapat kulit yang

menunjukkan hyperpigmentasi dan   kulit dapat mengelupas

dalam lembar yang besar, meninggalkan dasar yang licin

berwarna putih mengkilap.

 Perut anak membuncit karena pembesaran hati.

 Pada pemeriksaan mikroskopik terdapat perlemkan sel-sel hati.

b) Marasmus.

 Muka seperti orang tua (oldman’s face).


,,

- Sumber protein :

Dalam kualifikasi protein berdasarkan sumbernya, telah kita ketahui

protein hewani dan protein nabati. Sumber protein hewani dapat berbentuk

daging, hati, dan Susu. Ikan, kerang-kerangan dan jenis udang merupakan

kelompok sumber protein yang baik, karena mengandung sedikit lemak,

tetapi ada yang alergi terhadap beberapa jenis sumber protein hasil laut

ini. Ayam dan jenis burung lain serta telurnya juga merupakan sumber

protein hewani yang berkualitas baik, harus diperhatikan bahwa telur

bagian kuningnya mengandung banyak kolesterol, sehingga baiknya

ditinggalkan pada diet rendah kolesterol. (Sediaoetama Achmad

Djaeni.2000).

Adapun sumber protein nabati antara lain kacang-kacangan, tempe,

tahu, oncom, emping, dll. Kacang polong atau ercis adalah salah satu

sumber protein nabati yang populer di sekitar kita. Setiap 100 gram kacang

polong rebus mengandung 8 gram protein, sehingga merupakan sumber

protein nabati yang baik dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan protein

kita sehari-hari. Selain itu, kacang polong memiliki skor asam amino yang

tinggi yaitu 102, di mana skor asam amino yang tinggi menunjukkan

bahwa kacang polong mengandung protein dengan asam amino yang

lengkap, yang artinya protein dalam kacang polong merupakan protein

berkualitas tinggi.

- Jenis – jenis protein :

Berdasarkan fungsinya, protein dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:


,,

1) Protein lengkap (complete protein )

Berfungsi untuk pertumbuhan, penggantian hubungan yang rusak dan

aus, dan untuk keperluan lain seperti, pembentukan enzim, hormone,

antibody, serta energi jika dperlukan. Telur dan susu merupakan

contoh protein lengkap yang mengandung asam amino esensial

dengan jumlah yang mencukupi kebutuhan bagi pertumbuhan.

2) Protein setengah lengkap ( half-complete protein )

Juga memiliki semua fungsi diatas diatas kecuali fungsi untuk

pertumbuhan karena asam-asam amino yang dikandungnya tidak

cukup bagi permbentukan jaringan tubuh yang baru. Contoh nya

adalah makanan sumber protein hewani lainnya diluar telur dan susu

seperti daging, ikan, serta ayam.

3) Protein tidak lengkap (incomplete protein)

Umumnya merupakan jenis-jenis makanan sumber protein nabati

seperti kacang-kacangan dan biji-bijian atau sereal. Jenis protein ini

tidak dapat digunakan untuk pertumbuhan dan penggantian jaringan

rusak atau aus, karena jenis-jenis asam amino asam esensialnya tidak

lengkap.

Karena itu, makanan yang proteinnya tergolong tidak lengkap harus

saling dikombinasikan untuk memberikan semua asam amino esensial

yang diperlukan bagi pertumbuhan dan pengantian rusak atau aus.

Contohnya beras yang kurang mengandung asam amino lisin dapat


,,

digabungkan dengan kedelai yang kurang mengandung metionin.

(Sediaoetama Achmad Djaeni. 2000 )

c. Lemak

Lemak merupakan komponen dalam makanan yang terdiri 1

molekul gliserol dan 3 molekul asam lemak, lemak mengandung

energy sebesar 9 kkal/g. Lemak tersusun dari karbon, hidrogen dan

oksigen. Terbentuk dari 95% asam lemak & gliserol. Lemak

merupakan sumber energi selain karbohidrat dan protein. Dengan

adanya kelebihan konsumsi lemak yang tersimpan sebagai cadangan

energi, maka jika seseorang berada dalam kondisi kekurangan kalori,

maka lemak merupakan cadangan pertama yang akan digunakan untuk

mendapatkan energi setelah protein. Oleh karena itu, dengan adanya

cadangan lemak, maka penggunaan protein sebagai energi akan dapat

dihemat. Namun, hal ini tentu saja hanya bersifat sementara.

Lemak cadangan ini terutama disimpan di bawah kulit, di sekitar

otot. Selain itu, terdapat pula simpanan lemak di sekitar jantung, paru-

paru, ginjal dan organ tubuh lainnya. Kumpulan lemak disekitar ginjal

ini mempunyai kegunaan khusus, yaitu untuk menjaga agar ginjal


,,

tidak mudah berpindah tempat. Cadangan lemak seperti ini tidak

digunakan sebagai cadangan kalori, kecuali dalam keadaan yang

benar-benar memaksa. Lemak dasar tersusun atas trigliserida dan

asam lemak.

- Asam lemak dibagi 2 yaitu :

1) Asam lemak jenuh, contohnya : lemak hewan.

2) Asam lemak tak jenuh, contohnya : lemak sayuran.

- Fungsi lemak

Fungsi lipida antara lain (soendoro, 1981) :

1) Penyimpan energi dan transport.

2) Struktur membran.

3) Kulit pelindung, komponen dinding sel.

4) Penyampai kimia.

Selain itu ada beberapa referensi peran lipid dalam sistem makhluk

hidup adalah sebagai berikut (Toha, 2005) :

1) Komponen struktur membrane

Semua membran sel termasuk mielin mengandung lapisan

lipid ganda. Fungsi membran diantaranya adalah sebagai barier

permeabel.

2) Lapisan pelindung pada beberapa jasad

Fungsi membran yang sebagian besar mengandung lipid

seperti barier permeabel untuk mencegah infeksi dan

kehilangan atau penambahan air yang berlebihan.


,,

3) Bentuk energi cadangan.

4) Untuk aktivitas enzim seperti fosfolipid dalam darah, koenzim

A, dan sebagainya.

5) Hormon dan pelarut vitamin.

6) Insulasi Barier untuk menghindari panas, tekanan listrik dan fisik.

- Sumber Lemak

Berdasarkan asalnya, sumber lemak dapat dibedakan menjadi 2,

yaitu :

1). Lemak yang berasal dari tumbuhan (disebut lemak Nabati).

Beberapa bahan yang mengandung lemak nabati adalah kelapa,

kemiri, zaitun, kacang tanah, mentega, kedelai, dll.

2). Lemak yang berasal dari hewan (disebut lemak hewani).

Beberapa bahan yang mengandung lemak hewani adalah

daging, keju, susu, ikan segar, telur, dll.

- Dampak Kekurangan Lemak

Karena lemak begitu vital di dalam tubuh kita dan fungsi

serta manfaatnya begitu luar biasa, maka tentu akan ada efeknya

jika sampai tubuh kekurangan lemak. Di bawah ini sejumlah efek

kekurangan lemak yang bisa diketahui dan dicegah.

1) Kekeringan pada Kulit

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, fungsi dari

kulit adalah untuk mendukung terjaganya kesehatan kulit. Jadi

sudah bisa dipastikan bahwa ketika seseorang tak mencukupi


,,

kebutuhan lemak di dalam tubuhnya, kulit pun akan terkena

efeknya di mana akan menjadi kering dan kusam tampak kurang

menarik. Hal ini juga akan menurunkan rasa percaya diri,

terutama bagi para wanita yang memedulikan penampilan.

Kekeringan bisa terjadi pada kulit apabila tubuh tak memiliki

cukup lemak sehat, bahkan pada kulit juga akan muncul gatal-

gatal serta sisik.

2) Sulit Fokus dan Konsentrasi

Lemak pun dibutuhkan oleh sistem otak supaya dapat

berfungsi dengan baik, maka ketika tubuh tak mendapat cukup

lemak, otak pun terkena imbasnya. Kekurangan lemak akan

membuat seseorang lebih sulit dalam berfokus pada suatu hal

dan mustahil rasanya untuk berkonsentrasi dengan baik.

Terkadang kesulitan berkonsentrasi juga bisa dipicu oleh

kurangnya kualitas tidur, tapi jika terlalu sering, sebaiknya

segera periksakan kadar lemak sehingga jika diketahui memang

kurang, asupannya bisa ditambah dengan mengonsumsi sumber

makanan tepat.

3) Lemas dan Cepat Lelah

Sudah disebutkan juga sebelumnya bahwa sumber energi

datangnya dari lemak selain dari protein serta karbohidrat, maka

ketika lemak berkurang di dalam tubuh, tubuh akan kekurangan

energi. Bila energi kurang, otomatis tubuh tak bisa diajak


,,

berkompromi untuk lebih semangat karena rasanya akan sangat

lemas dan mudah lelah. Kondisi seperti inilah yang juga akan

memicu kemalasan untuk bergerak dan juga melakukan segala

kegiatan.

4) kedinginan

Perlu diketahui bahwa sumber produksi panas yang ada

di dalam tubuh asalnya dari lemak dan lemak jugalah yang

memiliki tanggung jawab sebagai penghangat tubuh. Orang

yang memiliki lemak cukup tak akan mudah kedinginan, dan

sebaliknya orang yang tak mencukupi kebutuhan lemak maka

meski saat cuaca dan suhu tak begitu dingin pun akan lebih

mudah merasa kedinginan.

5) Ketidakstabilan Kadar Gula Darah

Kadar gula darah yang ada di dalam tubuh akan dibantu

untuk lebih stabil oleh lemak. Jadi apabila kadar gula darah di

dalam tubuh tak stabil dan cenderung tinggi, hal ini bisa juga

dikarenakan kurangnya lemak di dalam tubuh. Kadar gula darah

yang cenderung tinggi dapat berpotensi diabetes sehingga sangat

perlu untuk memeriksakan dan rajin mengecek kadar lemak dan

gula darah ke dokter.

- Dampak Kelebihan Lemak


,,

Kekurangan lemak tidak akan baik untuk tubuh, begitu pun

ketika tubuh berkelebihan lemak. Tubuh akan mengalami

beberapa efek atau kondisi berikut ini ketika lemak (terutama

lemak jahat) berada pada kadar yang tinggi.

1) Kolesterol Tinggi

Mengonsumsi makanan secara sembarangan tanpa

memilahnya lebih dulu tentan mana yang berkandungan lemak

baik dan mana yang bukan adalah kebiasaan banyak orang.

Padahal konsumsi bermacam-macam lemak secara berlebihan

mampu membuat kadar kolesterol naik dengan cepat dan

mudah di dalam tubuh. Inilah yang kemudian menjadi

penyebab banyak penyakit serius, seperti penimbunan plak

yang menghambat jalannya aliran darah di pembuluh darah,

kerusakan arteri, serta pembuluh darah yang mengalami

penyempitan. Semuanya itu adalah efek yang akan

meningkatkan risiko penyakit jantung.

2) Sembelit

Kandungan lemak jahat tinggi di dalam makanan-

makanan yang biasa dikonsumsi rupanya tak sehat dan bahkan

bisa berpengaruh buruk bagi sistem kerja organ di dalam

tubuh. Efek yang akan paling terasa adalah saluran pencernaan

yang menjadi kurang lancar, seperti pada perut dan usus.


,,

Sembelit adalah efek paling umum yang terjadi karena

kelebihan lemak sehingga pencernaan terganggu.

3) Kerusakan pada Dinding Arteri

Mengonsumsi lemak, khususnya lemak yang jenuh dan

bila begitu banyak di dalam tubuh ini akan menjadi faktor

peningkatan kadar kolesterol di dalam darah dan ini adalah efek

buruk bagi arteri jantung. Apabila arteri jantung mengalami

kerusakan, bagian organ tubuh lain pun dapat terkena imbasnya,

seperti ginjal dan juga otak.

4) Obesitas

Kegemukan adalah efek yang paling identik dengan

lemak berlebih di dalam tubuh, seperti lemak trans, lemak jenuh,

lemak tak jenuh ganda maupun tunggal. Sumber-sumber lemak

apabila menumpuk di dalam tubuh secara konsisten, maka ini

akan membuat tubuh tak memiliki kemampuan untuk berfungsi

secara normal. Penimbunan lemak yang terjadi di dalam

jaringan tubuh biasanya bisa di berbagai tempat dan jika

diabaikan semakin lama, tubuh akan mengalami kegemukan

alias obesitas yang berpotensi menimbulkan banyak penyakit

serius.

5) Kerusakan Otak
,,

Konsumsi beragam makanan yang mengandung lemak

jahat tinggi tak hanya memicu kerusakan arteri, tapi juga fungsi

otak. Hipotalamus yang termasuk bidang pada organ otak dan

bertugas membantu pengaturan keseimbangan energi akan

dirusak oleh lemak jenuh yang masuk ke dalam tubuh dari

makanan yang kita makan.

6) Meningkatkan Risiko Kanker

Pola makan yang tak diatur dengan baik bukan hanya

bisa menaikkan potensi penyakit jantung, penyakit ginjal,

diabetes maupun otak, melainkan juga kanker. Lemak yang tak

kira-kira ada di dalam tubuh dan tidak diseimbangkan dengan

kandungan serat cukup justru akan memudahkan sel kanker

untuk tumbuh di berbagai organ tubuh kita. Contoh 2 penyakit

kanker yang dapat menyerang tubuh secara lebih gampang

adalah leukimia dan kanker payudara.

Oleh sebab itu, untuk mencegah leukimia, salah satu cara

yang disarankan adalah mengonsumsi banyak-banyak makanan

yang berkandungan serat tinggi seperti biji-bijian, sayuran serta

buah-buahan. Akan jauh lebih baik lagi bila pola makan sehat

ini pun diimbangi dengan olahraga aktif serta teratur supaya

lemak jahat dapat terbakar dan terbuang dari tubuh. Sementara

untuk kanker payudara, ini bisa dipicu oleh obesitas yang

artinya ada kelebihan lemak di dalam tubuh.


,,

Maka untuk mencegahnya, disarankan untuk tak hanya

memeriksakan payudara secara teratur, tapi juga menjauhi

makanan dengan kandungan lemak tinggi. Dianjurkan pula

untuk selalu memberikan asupan nutrisi seimbang kepada tubuh,

yaitu dengan konsumsi kandungan serat tinggi. Menjaga bobot

tubuh tetap pada angka normal serta mewajibkan tubuh untuk

bergerak aktif akan sangat membantu supaya lemak tak

memberikan efek buruk bagi tubuh.

- Klasifikasi lemak

1). Asam Lemak Jenuh

Terdapat dalam mentega (lemak nabati), minyak paus

(spermaceti), kayu manis, biji kelapa sawit, minyak kelapa,

salam, pala, biji-bijian.

2). Asam Lemak Tak Jenuh

Terdapat pada minyak jagung, kacang tanah, biji kapas,

kedelai, minyak biji rami, minyak kacang tanah, minyak ikan.

2. Gizi Mikro

1) Asam Folat

Asam folat dibutuhkan sebelum konsepsi dan di awal kehamilan.

Asam folat berfungsi dalam perkembangan dan pembentukan syaraf,

eritropolesis, dan perkembangan otak. Konsumsi bahan makanan

sumber asam folat dalam jumlah cukup sangat diperlukan terutama

bagi perempuan karena asam folat diketahui dapat mencegah


,,

terjadinya anemia makrositik. Asam folat sangat diperlukan pada

masa kehamilan untuk perkembangan janin.

Pemberian asam folat bagi perempuan usia reproduktif

disarankan dalam bentuk suplementasi sebesar 400 mcg/hari karena

asupan melalui makanan kurang adekuat untuk proses pencegahan

cacat tabung syaraf (Bhutta dan Lassi, 2015).

Sumber asam folat antara lain : sayuran hijau, kacang polong, buah

jeruk serta roti dan sereal dengan bahan dasar tepung yang telah

difortifikasi asam folat.

2) Vitamin

Vitamin pada mulanya dikenalkan oleh seorang ahli kimia

Polandia yang bernama Funk. Vitamin merupakan suatu molekul

organik yang sangat diperlukan tubuh untuk proses metabolisme dan

pertumbuhan yang normal. Vitamin tidak dapat dihasilkan oleh tubuh

manusia dalam jumlah yang cukup, oleh karena itu harus diperoleh

dari bahan pangan yang dikonsumsi. Terkecuali pada vitamin D, yang

dapat dibentuk dalam kulit jika kulit mendapat sinar matahari. Ada 2

jenis vitamin:
,,

(1) Vitamin larut lemak Vitamin A, D, E, dan K (disimpan dalam

tubuh).

· a. Vitamin A (retinol , retinal, asam retinoat).

Retinal adalah komponen dari fotoreseptor (sel-sel saraf

yang peka terhadap cahaya) dalam retina mata. Bentuk lain

dari vitamin A (asam retinoat) yang berperan dalam menjaga

kesehatan kulit, lapisan paru-paru, usus dan saluran kemih.

Sumber vitamin A antara lain susu murni, Telur, Sayuran

berdaun hijau, buah-buahan, minyak ikan dan hati. Pada

umumnya sayuran dan buah-buahan yang berwarna banyak

mengandung karotin. Ada hubungan langsung antara derajat

kehijauan sayuran dengan kadar karoten. Semakin hijau daun

tersebut semakin tinggi kadar karotennya, sedang daun-daun

yang pucat seperti selada dan kol, labu siam, miskin akan

karoten.

Dari penelitian yang dilakukan diketahui bahwa

kemampuan tubuh menyerap karoten yang berasal dari sayuran

hanya 33 – 58% atau rata-rata 50%. Tidak semua karoten yang

terserap tersebut dapat diubah menjadi vitamin A.


,,

Ø Fungsi vitamin A bagi tubuh

i. Sebagai bahan untuk membuat rodopsin yang

diperlukan dalam proses penglihatan.

ii. Untuk pemeliharaan jaringan pelapis.

iii. Untuk membantu proses pertumbuhan tubuh.

iv. Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan epitel

(menjaga integritas retina).

v. Sebagai fungsi imun.

Sumber: unsur hewani berupa ikan, telur, daging, hati sapi dan

susu; serta unsur nabati berupa sayuran seperti wortel, labu

dan bayam.

Bila kekurangan: menimbulkan kerentanan terhadap penyakit-

penyakit infeksi, gangguan penglihatan seperti buta senja,

xeroftalmia atau kekeringan pada selaput dan kornea mata,

serta pecahnya biji mata maupun kekeringan pada kulit tubuh.

· b. Vitamin D
,,

Tidak seperti halnya vitamin-vitamin lain, vitamin D dapat

disintesis dalam tubuh manusia dan hewan dalam bentuk vitamin

D2. laju sintesis vitamin D dalam kulit tergantung jumlah sinar

matahari yang diterima serta konsentrasi pigmen di kulit. Agar

tubuh tidak kekurangan vitamin D, maka dianjurkan untuk selalu

memanfaatkan sinar matahari untuk kesehatan, terutama di pagi

hari Dikenal 4 macam vitamin D, yaitu vitamin D2, D3, D6, dan

D4. Vitamin D1 tidak ada. Vitamin D2 terdapat di dalam

tumbuhtumbuhan dan disebut kalsiferol, sedangkan vitamin D3

terdapat didalam tubuh hewan tekenal dengan nama ergosterol

yang apabila terkena sinr matahari ( sinar ultra violet ) akan

berubah menjadi vitamin D aktif.

Peranan vitamin D sangat penting bagi metabolisme

kalsium dan fosfor. Dengan adanya vitamin D, absorpsi kalsium

oleh alat pencernaan akan diperbaiki, Kalsium dan fosfor dari

tulang dimobilisasi.

Vitamin D dari makanan yang dikonsumsi diserap bersama-

sama lemak dan masuk ke dalam saluran darah melalui dinding

usus kecil jejunum dan ileum dan diangkut ke dalam chylomicron

melalui sirkulasi limpa. Sumber vitamin D antara lain, cahaya

matahari, susu, margarine, telur, dan minyak ikan.

Ø Fungsi vitamin D bagi tubuh

(a) Mengatur metabolisme garam dapur.


,,

(b) Menggiatkan penyerapan gram kapur dan garam fosfor.

(c) Mengatur pembentukan garam fosfor dalam tubuh yang

digunakan untuk pengerasan tulang.

Kebutuhan akan vitamin D, terutama bagi penduduk negara-

negara beriklim tropis tidak bisa dipastikan karena tubuh secara tidak

lansung dapat membuat vitamin D sendiri.

Vitamin tersebut kemudian diaktifkan oleh sinar matahari dan

diangkut ke berbagai alat tubuh untuk dimanfaatkan atau disimpan di

dalam hati. Karena itu konsumsi vitamin D tidak begitu penting

dalam pemenuhan kebutuhan vitamin D secara keseluruhan.

Sumber: keju, telur, margarin, ikan, tahu, tempe, susu, minyak

ikan.

Bila kekurangan: pertumbuhan lambat, tungkai bengkok, muncul

tonjolan pada perut, pembentukan gigi salah.

· c. Vitamin E (Tokoferol)

Vitamin E adalah vitamin yang larut dalam lemak. Artinya,

vitamin ini terdapat dalam bagian makanan yang berminyak.


,,

Vitamin E didalam tubuh hanya dapat dicerna oleh empedu, di hati

karena tidak larut dalam air. Vitamin E banyak tersedia dalam

minyak yang dihasilkan dari biji-bijian, seperti : minyak kacang,

minyak kulit gandum, minyak jagung dan minyak biji bunga

matahari. Selain itu, vitamin E juga terdapat pada sayuran hijau,

sereal, hati, kuning telur, lemak susu, kacang-kacangan dan

mentega.

Vitamin E ialah salah satu abtioksidan yang penting dalam

pencegahan kanker dan penyakit kardiovaskular. Vitamin E mudah

rusak oleh panas yang terlalu tinggi (proses memasak) dan oksidasi

(terpapar oksigen).

Sumber: keju, telur, margarin, ikan, tahu, tempe, susu, minyak

ikan.

Bila kekurangan: pertumbuhan lambat, tungkai bengkok, muncul

tonjolan pada perut, pembentukan gigi salah.

· d. Vitamin K

Vitamin K disebut juga vitamin koagulasi. Vitamin K

penting dalam pembekuan darah, karena vitamin ini mempengaruhi

pembentukan protrombin dalam hati.

Ø Vitamin K bertugas :

(a)Menjaga konsistensi aliran darah dan membekukannya saat

diperlukan.

(b)Berperan penting dalam pembentukkan tulang dan ginjal.


,,

(2) Vitamin larut air Vitamin C dan vitamin B kompleks (tidak dapat

disimpan dalam tubuh).

a. Vitamin C

Vitamin C termasuk golongan antioksidan karena sangat

mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, enzim dan logam. Vitamin

C atau asam askorbat lebih terkenal perannya dalam menjaga dan

memperkuat imunitas terhadap infeksi, produksi kolagen, integritas

dinding kapiler, pembentukan, metabolisme asam amino,

membantu tubuh menyerap zat besi (fe), berperan dalam

pembentukan dan pemeliharaan zat perekat yang menghubungkan

sel-sel dengan sel dari berbagai jaringan. Asam askorbat ini juga

berpengaruh dalam pembentukan sel-sel darah dalam susunan

tulang serta dalam pemeliharaan kadar haemoglobin yang normal.

Sumber: buah-buahan seperti jambu biji, jeruk, tomat, arbei,

stroberi; sayur-mayur seperti asparagus dan kol; susu, mentega,

kentang, ikan dan hati.

Bila kelebihan: dapat mengakibatkan diare, pusing, sakit kepala,

dan lelah. Dampaknya hampir sama dengan kekurangan vitamin C.


,,

b. Vitamin B kompleks

Terdiri dari 8 vitamin, antara lain :

(a)Vitamin B1 (Tiamin)

Vitamin ini merupakan satu-satunya vitamin yang

untuk pertama kalinya ditemukan di Indonesia (1897) oleh

sarjana Belanda yang bernama Eijkman. Berfungsi membantu

sel tubuh menghasilkan energi, kesehatan jantung serta

metabolisme karbohidrat. Sumber tiamin yang baik sebetulnya

biji-bijian, seperti beras PK (pecah kulit) atau bekatulnya.

tetapi produk tersebut relatif mahal harganya. Meskipun

sayuran dan buah-buahan kadar tiaminnya kecil, tetapi

kebiasaan memakan lalap dalam jumlah besar banyak

membantu menyediakan tiamin bagi tubuh.

Sumber: padi-padian, roti, sereal, daging dan produk

olahannya, ginjal, hati, makanan laut (kerang, kepiting, ikan

dan lain-lain), unggas, telur, tempe dan susu.


,,

Bila kelebihan: jarang terjadi dan kalaupun kelebihan, vitamin

ini akan dibuang keluar tubuh bersama urin. Namun, jika

terjadi "kesalahan prosedur" hingga tak bisa dibuang,

kemungkinannya akan terjadi gagal ginjal.

(b)Vitamin B2 (Riboflavin)

Berfungsi melindungi tubuh dari penyakit kanker,

mencegah migren serta katarak. Sumber riboflavin berasal dari

hasil ternak. Hati, ginjal, dan jantung mengandung riboflavin

dalam jumlah yang tinggi. Sayuran hijau dan biji-bijian hanya

sedikit saja kandungan riboflavinnya. Buah-buahan dan umbi-

umbian juga sangat rendah kandungannya. Susu sapi yang

disimpan dalam botol jernih bila kena sinar matahari langsung

akan kehilangan riboflavin sampai 75% dalam waktu 3 jam.

Penyimpanan dalam botol yang berwarna keruh lebih banyak

melindungi kandungan riboflavin.


,,

(c)Vitamin B3 (Niacin)

Berfungsi untuk melepaskan energi dari zat-zat

nutrient, membantu menurunkan kadar kolesterol, mengurangi

depresi dan gangguan pada persendian. Terdapat pada sayur-

sayuran, daging, dan kacang-kacangan

Sumber: jamur, brokoli, kacang almon,susu, keju, telur, serta

yoghurt.

Bila kelebihan: jarang terjadi, sama seperti vitamin B lainnya.

(d)Vitamin B5 (Asam pantotenat)

Berfungsi membantu sisitem syaraf dan metabolisme,

mengurangi alergi, kelelahn dan migren. Penting bagi aktifitas

kelenjar adrenal, terutama dalam proses pembentukan hormon.

Asam pantotenat secara komersial ditemukan dalam bentuk


,,

garam kalsium, larut dalam air, agakmanis, dan stabil dalam

pemasakan yang normal.

(e)Vitamin B6 (Piridoksin)

Berfungsi untuk metabolisme protein dan lemak,

membantu produksi sel darah merah dan meringankan gejala

hipertensi, asma serta PMS. Sumber utama vitamin B6 adalah

daging, unggas, ikan, wortel, pisang, telur,madu, kedelai,

gandum, kentang, ubi jalar, dan sayursayuran, serta susu dan

biji-bijian. Biji-bijian utuh merupakan sumber yang kaya akan

vitamin B6.

Sumber: ikan, daging, telur, susu, hati, padi-padian, kacang

merah dan polong-polongan.

Bila kelebihan: meski jarang terjadi, dalam jangka panjang

dapat menimbulkan kerusakan saraf.


,,

(f) Vitamin B7 (Biotin)

Bermanfaat dalam proses pelepasan energi dari

karbohidrat, pembentukan kuku serta rambut.

(g)Vitamin B9 ( Asam folic)

Berfungsi membantu perkembangan janin, pengobatan

anemia dan pembentukan hemoglobin.

(h)Vitamin B12 (Cobalamin)


,,

Berfungsi membantu merawat sistem syaraf dan

pembentukan sel darah merah. Vitamin ini terdapat pada

daging, hati, limpa, susu, ikan laut, dan ikan kering.

Sumber: daging beserta produk olahannya, ginjal, hati, kerang,

ketam, kepiting, ikan (salmon dan tuna), ragam makanan laut

lainnya, unggas, telur, susu dan produk olahannya, produk

fermentasi kedelai (tauco dan tempe yang diolah secara

tradisional), susu kedelai yang diperkaya dengan vitamin dan

mineral, sereal.

Bila kelebihan: sama seperti vitamin B lainnya, jarang terjadi.

3) Mineral

Mineral adalah zat gizi yang diperlukan oleh tubuh manusia

untuk mendukung proses tumbuh dan berkembang dalam jumlah yang

sedikit. Mineral memilki komposisi unsur murni dan juga garam

sederhana yang kompleks dengan beberapa macan bentuk hingga

ribuan bentuk.
,,

Sebagian besar bahan makanan, yaitu sekitar 96% terdiri dari

bahan organik dan air. Sisanya terdiri dari unsur-unsur

mineral.Sampai saat ini telah diketahui beberapa unsur mineral yang

berbeda jenisnya dan diperlukan manusia agar dapat sehat dan tumbuh

dengan baik.

Mineral digolongkan ke dalam mineral makro dan mineral

mikro. Mineral makro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam

jumlah yang cukup besar lebih dari 100 mg sehari antara lain natrium

(Na), klorin (Cl), kalium (K), kalsium (Ca), fosfor (P), magnesium

(Mg) dan sulfur (S). Fungsi dari mineral makro berperan dalam

keseimbangan cairan tubuh, untuk transmisi saraf dan kontraksi otot,

memberi bentuk (struktur) kepada tulang, dan memegang peranan

khusus di dalam tubuh.

Sedangkan mineral mikro dibutuhkan tubuh dalam jumlah sedikit

kurang dari 100 mg sehari antara lain zat besi (Fe), iodium (I),

mangan (Mn), tembaga (Cu), zink (Zn), kobalt (Co), fluor (F),

kromium (Cr), selenium (Se), molibdenum (Mo), dan boron (Bo).

Jumlah mineral mikro dalam tubuh kurang dari 15 mg.

(1) Mineral makro

a. Natrium (Na)

Sumber utama natrium adalah garam dapur, ikan asin,

kecap, pisang, kentang, sayuran hijau dan sebagainya.

Fungsinya, mengatur kelancaran kerja otot, terutama otot


,,

jantung dan mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh.

Orang yang mengkonsumsi kalori lebih lebih sedikit

memerlukan garam lebih sedikit pula. Kandungan natrium

klorida dalam air minum biasanya sangat sedikit yaitu sekitar

20 mg per liter. Sedangkan kandungan natrium dalam garam

secara teoritis kira-kira 2,8 g per sendok teh.

b. Klorin (Cl)

Sumbernya antara lain, garam dapur, keju dan sayuran

hijau. Berfungsi untuk membentuk asam lambung (HCL) dan

memelihara keseimbagan cairan dalam tubuh.

c. Kalium (K)

Tubuh orang dewasa mengandung kalium (250 g) dua kali

lebih banyak dari natrium (110 g). Namun biasanya konsumsi

kalium lebih sedikit daripada natrium. Sumber kalium yang

utama dalam bahan makanan adalah bekatul, molase (madu),

khamir, coklat dan kopi. Termasuk juga kacang-kacangan,

hati, ikan dan kerang. Fungsinya, mempengaruhi kerja otot

jantung, mengatur tekanan osmosis dalam sel dan membantu

mengantarkan impuls saraf.

d. Kalsium (Ca)

Tubuh kita mengandung kalsium yang lebih banyak

dibandingkan dengan mineral lain. Diperkirakan 2% berat


,,

badan orang dewasa atau sekitar 1,0-1,4 kg terdiri dari

kalsium. Sumber kalsium antara lain, susu, telur dan buah-

buahan.

Peranan kalsium dalam tubuh pada umumnya dapat dibagi

dua, yaitu membantu membentuk tulang dan gigi, serta

mengatur proses biologis dalam tubuh. Pada pembentukan

tulang, bila tulang baru dibentuk, maka tulang yang tua

dihancurkan secara simultan.

e. Fosfor (P)

Seluruh sel-sel mengandung fosfor. Sumber fosfor adalah

daging, ikan dan telur. Garam organik dari fosfor berguna

untuk membantu metabolisme energi.

Pada umumnya, kekurangan garam fosfor jarang terjadi.

Peran fosfor mirip dengan kalsium yaitu untuk pembentukan

tulang dan gigi, penyimpanan dan pengeluaran energi

(perubahan antara ATP dengan ADP), serta mengatur

keseimbangan asam dan basa dalam tubuh. Pada umumnya

jumlah fosfor yang dianjurkan untuk dikonsumsi sebanyak 0,7

g per orang dewasa per hari, kira-kira sama dengan kalsium.

f. Magnesium (Mg)

Magnesium memegang peranan penting sebagai kofaktor

berbagai enzim dalam tubuh. Magnesium bertindak sebagai

katalisator dalam reaksi-reaksi biologi di dalam tubuh,


,,

termasuk reaksi yang berkaitan dengan metabolisme energi,

karbohidrat, lemak, protein, dan asam nukleat. Sumber

magnesium adalah sayur-sayuran hijau, kedelai, siput, kacang-

kacangan, dan biji-bijian.

g. Sulfur (S)

Fungsi sulfur antara lain membantu menjaga keseimbangan

oksigen untuk fungsi otak. Selain itu sulfur bersama-sama

dengan vitamin B kompleks membantu memperlancar

metabolisme dalam tubuh dan membantu melawan infeksi

akibat bakteri. Buah dan sayuran yang mengandung Sulfur

yaitu kacang-kacangan, bawang putih, bawang bombay, dan

kubis-kubisan.

(2) Mineral mikro

a. Zat besi (Fe)

Zat besi berperan dalam pusat pengaturan molekul

hemoglobin sel-sel darah merah. Hemaglobin bertanggung

jawab dalam pendistribusian oksigen dari paru-paru ke

keseluruh jaringan tubuh. Zat besi juga berperan dalam

metabolisme energi, termasuk sintesis DNA oleh beberapa

enzim, serta dalam sistem kekebalan tubuh. Sumbernya yaitu

susu, hati, kuning telur dan sayur-sayuran yang berwarna hijau

seperti bayam, kangkung, daun singkong, dan daun pepaya.


,,

b. Iodium (I)

Iodium adalah suatu bahan yang digunakan untuk membuat

hormon tiroksin oleh kelenjar gondok, yang memstimulasikan

proses-proses oksidasi dalam tubuh. Fungsi yodium adalah

untuk pertumbuhan normal, membakar kelebihan lemak

tubuh, serta menjaga kesehatan rambut, kuku, kulit, dan gigi.

Sumber iodium yaitu garam dapur, bawang merah atau

tanaman lain yang ditanam di daerah dekat pantai.

c. Mangan (Mn)

Mangan berperan sebagai kofaktur berbagai enzim yang

membantu bermacam proses metabolisme. Enzim yang

berkaitan dengan mangan berperan dalam sintesis ureum,

pembentukan jaringan ikat dan tulang, serta mencegah

peroksidasi lemak oleh radikal bebas. Mangan juga berperan

dalam pengontrolan gula darah, metabolisme energi, fungsi

hormon tiroid, fungsi otak, dan untuk pengontrolan

neurotransmiter. Buah dan sayuran yang mengandung mangan

antara lain kacang-kacangan, sayuran berdaun hijau, bit, dan

gandum.

d. Tembaga (Cu)

Tembaga diserap dari usus kecil ke dalam saluran darah

dan berfungsi untuk membantu pembentukan hemoglobin.

Kebutuhan tubuh manusia akan tembaga telah ditetapkan sejak


,,

tahun 1974. Dari penelitian diperoleh bahwa sesungguhnya

manusia sudah cukup menerima tembaga dari bahan

makanannya sehari-hari.

e. Zink (Zn)

Zink berperan dalam proses kekebalan tubuh, memelihara

kesehatan mata, menghambat virus, mengurangi risiko kanker,

menjaga kesehatan organ vital laki-laki, dan mempercepat

proses penyembuhan luka. Buah dan sayuran yang

mengandung zink yaitu kacang-kacangan, biji-bijian, dan

gandum. Namun, zink dalam protein nabati kurang tersedia

dan lebih sulit digunakan tubuh manusia dari pada zink yang

terdapat dalam protein hewani. Daging, unggas, ikan laut, keju,

susu, serta pecel (peanut butter), merupakan sumber zink yang

baik.

f. Kobalt (Co)

Kobalt merupakan bagian dari molekul vitamin B12.

Bahan makanan hasil fermentasi banyak mengandung kobalt,

seperti tempe dan oncom. Namun, kobalt pada bahan makanan

tersebut terkandung dalam vitamin B12 pada bahan makanan

tersebut.

g. Fluor (F)

Telah diketahui bahwa flour penting dalam pertumbuhan

dan pembentukan struktur gigi agar memiliki daya tahan


,,

terhadap penyakit (memperkuat gigi). Fluor terdapat dalam

tanaman, ikan, kuning telur, susu, dan makanan hasil ternak.

h. Kromium (Cr)

Kromium berperan dalam glucose tolerance pada manusia.

Glucose tolerance adalah waktu yang diperlukan oleh gula

dalam darah untuk kembali pada kadar normal. Hal ini sering

terjadi pada orang yang sedang berpuasa.

Kromium dibutuhkan dalam metabolisme karbohidrat dan

lemak. Bersama-sama dengan insulin, kromium berfungsi

untuk memudahkan masuknya glukosa ke dalam sel.

Buah dan sayuran yang mengandung Kromium antara lain

kentang, cabai hijau, apel, pisang, bayam, wortel, dan jeruk.

i. Selenium (Se)

Selenium bekerja sama dengan vitamin E berberan sebagai

antioksidan dalam sistem enzim. Di samping itu, selenium juga

berperan mencegah terjadinya serangan radikal bebas,

melindungi membran dari kerusakan oksidatif, membantu

reaksi oksigen dan hidrogen pada tahap akhir rantai

metabolisme, serta membantu sintesi immunoglobulin sebagai

kekebalan tubuh. Buah dan sayuran yang mengandung

selenium antara lain bawang, tomat, brokoli, kubis dan

gandum.
,,

j. Molibdenum (Mo)

Molibdenum bekerja sebagai kofaktor berbagai enzim,

mengkatalis reaksi oksidasi-reduksi, penawar racun,

metabolisme sulfur, dan mencegah anemia. Buah dan sayuran

yang mengandung molibdenum antara lain kembang kol,

kacang polong, bayam, bawang putih, jagung, kentang,

bawang bombay, kacang tanah, semangka, wortel, dan kubis.

k. Boron (Bo)

Boron mempunyai efek positif terhadap pencegahan

osteoprosis dan osteoartritis dengan cara meningkatkan

penggunaan kalsium dan magnesium. Fungsi boron tersebut

bersifat sinergis dengan vitamin D dalam memperkuat tulang.

Boron juga diduga dapat membantu memelihara fungsi saraf.

Selain itu, boron juga mempunyai mekanisme kerja yang

berhubungan dengan fungsi membran sel sarat serta terbukti

memiliki aktivitas anti-inflamasi (antiperadangan).

Aktivitasnya sangat signitifkan, terutama untuk pencegahan

penyakit peradangan, seperti rematoid, artritis, dan asma. Buah

dan sayuran yang mengandung Boron antara lain jamur,

kacang-kacangan dan asparagus.


,,

C. Penyakit Akibat Kekurangan dan Kelebihan Gizi Makro dan Gizi

Mikro

Penyakit-penyakit atau gangguan-gangguan kesehatan akibat dari

kelebihan atau kekurangan zat gizi dan yang telah merupakan masalah

kesehatan masyarakat, khususnya di Indonesia, sebagai berikut :

1. Penyakit Kurang Kalori dan Protein (KKP)

Penyakit ini terjadi karena ketidakseimbangan antara konsumsi

kalori atau karbohidrat dan protein dengan kebutuhan energi atau

terjadinya defisiensi atau defisit energi dan protein. Pada umumnya

anak Balita merupakan kelompok umur yang paling sering menderita

akibat kekurangan gizi. Apabila konsumsi makanan tidak seimbang

dengan kebutuhan kalori maka akan terjadi defisiensi tersebut (kurang

kalori dan protein).

Jenis KKP atau PCM di kenal dalam 3 bentuk yaitu :

1) Kwashiorkor

Kata “kwashiorkor” berasal dari bahasa Ghana-Afrika yang

berati “anak yang kekurangan kasih sayang ibu”. Kwashiorkor

adalah salah satu bentuk malnutrisi protein berat yang disebabkan

oleh intake protein yang inadekuat dengan intake karbohidrat yang

normal atau tinggi.

2) Marasmus

Marasmus adalah berasal dari kata Yunani yang berarti

kurus-kering. Sebaliknya walau asupan protein sangat kurang,


,,

tetapi si anak masih menerima asupan hidrat arang (misalnya nasi

ataupun sumber energi lainnya). Marasmus disebabkan karena

kurang kalori yang berlebihan, sehingga membuat cadangan

makanan yang tersimpan dalam tubuh terpaksa dipergunakan untuk

memenuhi kebutuhan yang sangat diperlukan untuk kelangsungan

hidup.

Penderita marasmus yaitu penderita kwashiorkor yang

mengalami kekurangan protein, namun dalam batas tertentu ia

masih menerima “zat gizi sumber energi” (sumber kalori) seperti

nasi, jagung, singkong, dan lain-lain. Apabila baik zat pembentuk

tubuh (protein) maupun zat gizi sumber energi kedua-duanya

kurang, maka gejala yang terjadi adalah timbulnya penyakit KEP

lain yang disebut marasmus.

3) Marasmus-Kwashiorkor

Gambaran dua jenis gambaran penyakit gizi yang sangat

penting. Dimana ada sejumlah anak yang menunjukkan keadaan

mirip dengan marasmus yang di tandai dengan adanya odema,

menurunnya kadar protein (Albumin dalam darah), kulit

mongering dan kusam serta otot menjadi lemah.

2. Busung Lapar

Busung lapar atau bengkak lapar dikenal juga dengan istilah

Honger Oedeem (HO) adalah kwarshiorkor pada orang dewasa.

Busung lapar disebabkan karena kekurangan makanan, terutama


,,

protein dalam waktu yang lama secara berturut-turut. Pada busung

lapar terjadi penimbunan cairan dirongga perut yang menyebabkan

perut menjadi busung (oleh karenanya disebut busung lapar).

Penderita busung lapar biasanya menderita penyakit penyerta.

Misalnya dari 12 anak balita di Kabupaten Cirebon, tiga di antaranya

menderita tuberkulosis, satu hydrocephalus (kepala besar), dan satu

meningitis (radang selaput otak).

3. Penyakit kegemukan (Obesitas)

Penyakit ini terjadi ketidakseimbangan antara konsumsi kalori dan

kebutuhan energi, yakni konsumsi kalori terlalu berlebih dibandingkan

dengan kebutuhan atau pemakaian energi. Akibat dari penyakit

obesitas ini, para penderitanya cenderung menderita penyakit-penyakit

kardiovaskuler, hipertensi, dan diabetes melitus. (Anonymous,2008).

4. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI)

Beberapa akibat defisiensi (kekurangan) iodium antara lain :

a. Pembesaran kelenjar tiroid (gondok).

b. Kreatin yaitu kekurangan iodium berlanjut ditandai ukuran tubuh

pendek, kulit kasar berwarna kekuningan, raut muka seperti orang

bodoh, mulut terbuka dan hidung besar.

c. Myxdema ditandai dengan pertumbuhan tulang yang terhambat

sehingga pendek, perut buncit, kulit kering dan rambut rontok dan

banyak lemak yang tertimbun pada kulit.

d. Abortus (Kematian ibu dan Anak).


,,

5. Xerophthalmia (buta senja)

Penyakit ini disebabkan karena kekurangan konsumsi vitamin A

(defisiensi vitamin A) didalam tubuh. Gejala-gejala penyakit ini adalah

kekeringan epitel biji mata dan kornea karena glandula lakrimalis

menurun. Terlihat selaput bola mata keriput dan kusam bila biji mata

bergerak.

6. Osteoporosis.

Para peneliti menduga, kelebihan vitamin A memicu aktivitas

osteoclast, yakni sel yang menguraikan tulang. Juga diperkirakan,

kelebihan vitamin A memicu korelasi timbal balik dengan vitamin D,

yang memainkan peranan penting dalam pembentukan tulang.

Akibatnya terjadi osteoporosis.

7. Beri-beri

Penyakit ini disebabkan karena kekurangan theamin (vitamin B1)

yang ditandai dengan kurangnya sesuatu yang dapat dirasakan atau

gatal pada ibu jari kaki serta telapak kaki, lutut terasa seakan-akan

kaku dan refleknya tidak ada, nyeri, kejang, sulit berjalan yang dapat

menimbulkan kelumpuhan kaki dengan atrofi otot kaki.

8. Pellegra

Pellegra disebabkan karena defisiensi vitamin B3 yang ditandai

dengan gejala bengkak, kulit merekah atau pecah, mulut dan lidah

bengkak, gangguan mental, pening, sakit kepala, lemah otot, dan

rendah gula dalam darah.


,,

9. Rakhitis

Penyakit ini disebabkan karena defisiensi kalsium dan vitamin D yang

dapat menyebabkan tulang panjang akan membengkok pada bagian

yang menderita beban tubuh, lutut gemetar dan kaki bengkak.

10. Anemia

Penyakit ini dapat disebabkan karena defisiensi besi (kekurangan

zat besi), dan defisiensi vitamin B12 yang dapat mengakibatkan

terjadinya penurunan produksi sel darah merah yang matang.


,,
Kegiatan Belajar 3

Konsep Dasar Anemia Gizi

A. Pengertian Anemia Gizi

Anemia merupakan suatu keadaan kadar hemoglobin (Hb) di dalam

darah lebih rendah daripada nilai normal untuk kelompok orang menurut

umur dan jenis kelamin.Hemoglobin adalah zat warna di dalam darah yang

berfungsi mengangkut oksigen dan karbondioksida dalam tubuh.

Anemia gizi adalah suatu keadaan dengan kadar hemoglobin darah

yang lebih rendah daripada normal sebagai akibat ketidakmampuan jaringan

pembentuk sel darah merah dalam produksi guna mempertahankan kadar

hemoglobin pada tingkat normal sedangkan anemia gizi besi adalah anemia

yang timbul, karena kekurangan zat besi sehingga pembentukan sel-sel darah

merah dan fungsi lain dalam tubuh terganggu.

Anemia terjadi ketika jumlah sel darah merah atau hemoglobin dalam

tubuh tidak adekuat sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik di dalam

tubuh. Anemia ditandai dengan rendahnya konsentrasi hemoglobin atau

hematokrit nilai ambang batas yang disebabkan oleh rendahnya produksi sel

darah merah (eritrosit) dan hemoglobin, meningkatnya kerusakan eritrosit,

atau kehilangan darah yang berlebihan. Defisiensi Fe berperan besar dalam

kejadian anemia, namun defisiensi zat gizi lainnya, kondisi nongizi, dan
,,

kelainan genetik juga memainkan peran terhadap anemia. Defisiensi Fe

diartikan sebagai keadaan biokimia Fe yang abnormal disertai atau tanpa

keberadaan anemia.

Anemia defisiensi Fe terjadi pada tahap anemia tingkat berat yang

berakibat pada rendahnya kemampuan tubuh memelihara suhu, bahkan dapat

mengancam kematian.

Kadar hemoglobin merupakan parameter yang paling mudah digunakan

dalam menentukan status anemia pada skala luas. Parameter batasan kadar

hemoglobin normal menurut WHO (1968) dalam Adriani & Wirjatmadi

(2012) adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Parameter Kadar Hemoglobin Normal

Kelompok Umur Hemoglobin (gr/dl)

Anak 6 bulan – 6 tahun 11

6 tahun – 14 tahun 12

Dewasa Laki-laki 13

Wanita 12

Wanita hamil 11

B. Penyebab Anemia

Anemia terjadi karena berbagai penyebab yang berbeda di setiap

wilayah atau negara.Terdapat enam faktor yang sering menyebabkan

kejadian anemia, pertama adalah rendahnya asupan zat besi dan zat gizi
,,

lainnya, yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi makanan sumber zat

besi. Zat gizi lain yang menyebabkan terjadinya anemia adalah kekurangan

vitamin A, vitamin C, asam folat, riboflavin, dan vitamin B12. Kedua,

penyerapan zat besi yang rendah, disebabkan komponen penghambat di

dalam makanan seperti fitat. Rendahnya zat besi pada bahan makanan nabati

menyebabkan zat besi tidak dapat diserap dan digunakan oleh tubuh.Ketiga,

malaria terutama pada anak-anak dan wanita hamil. Keempat, parasit seperti

cacing (hookworm) dan lainnya (skistosomiasis). Kelima, infeksi akibat

penyakit kronis maupun sistemik (misalnya: HIV/AIDS). Keenam,

gangguan genetik seperti hemoglobinopati dan sickle cell trait.

Adapun faktor – faktor yang mendorong terjadinya anemia gizi pada

usia remaja adalah adanya penyakit infeksi yang kronis, menstruasi yang

berlebihan pada remaja putri, pendarahan yang mendadak seperti

kecelakaan, dan jumlah makanan atau penyerapan diet yang buruk dari zat

besi, vitamin B12, vitamin B6, vitamin C, serta tembaga.

Status gizi pada usia remaja juga dapat menyebabkan kejadian

anemia. Berdasarkan hasil penelitian Wibowo, Notoatmojo, & Rohmani

(2013) dijelaskan bahwa terdapat hubungan antara status gizi dengan

kejadian anemia. Remaja putri dalam penelitian tersebut yang memiliki

status gizi kurang seluruhnya mengalami anemia sehingga dapat

disimpulkan status gizi kurang dapat menjadi penyebab anemia pada

remaja putri.
,,

C. Tanda dan Gejala Anemia

Gejala anemia karena defisiensi zat besi bergantung pada kecepatan

terjadinya anemia pada diri seseorang. Gejalanya dapat berkaitan dengan

kecepatan penurunan kadar hemoglobin, karena penurunan kadar

hemoglobin memengaruhi kapasitas membawa oksigen, maka setiap

aktivitas fisik pada anemia defisiensi zat besi akan menimbulkan sesak

napas.

Awalnya penderita anemia karena defisiensi zat besi akan

mengeluhkan rasa mudah lelah dan mengantuk. Keluhan lainnya adalah

sakit kepala, tinitus, dan gangguan cita rasa. Kadangkala antara kadar

hemoglobin dan gejala anemia terdapat korelasi buruk. Semakin

meningkatnya intensitas defisiensi zat besi, penderita anemia defisiensi zat

besi akan memperlihatkan gejala pucat pada konjungtiva, lidah, dasar

kuku, dan palatum mole. Seseorang yang menderita anemia defisiensi zat

besi yang sudah berlangsung lama dapat muncul gejala dengan

ditemukannya atrofi papilaris pada lidah dan bentuk kukunya dapat

berubah menjadi bentuk seperti sendok.

Gejala anemia secara umum menurut University of North Calorina

(2002) dalam Briawan (2014) adalah cepat lelah, pucat (kuku, bibir, gusi,

mata, kulit kuku, dan telapak tangan), jantung berdenyut kencang saat

melakukan aktivitas ringan, napas tersengal atau pendek saat melakukan

aktivitas ringan, nyeri dada, pusing, mata berkunang, cepat marah (mudah

rewel pada anak), dan tangan serta kaki dingin atau mati rasa.
,,

D. Akibat Anemia

Konsekuensi klinis dari anemia defisiensi zat besi pada anak sekolah

dan remaja adalah menurunnya kemampuan akademik. Berdasarkan hasil

penelitian Putrihantini & Erawati (2013) menyebutkan bahwa terdapat

hubungan antara kejadian anemia dengan kemampuan kognitif anak usia

sekolah. Dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa dari 50 anak usia

sekolah yang mengalami anemia, 20 anak memiliki kemampuan kognitif

buruk, 26 anak memiliki kemampuan kognitif sedang, dan hanya empat

anak yang memiliki kemampuan kognitif baik.

Kejadian anemia tidak terlepas dari masalah kesehatan lainnya,

masalah kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan kejadian

anemiaadalah pertama, sekitar 20% kematian ibu hamil dan bayi baru lahir

diakibatkan oleh anemia. Kedua, anemia pada wanita hamil

mengakibatkan berat bayi lahir rendah dan lahir prematur. Ketiga, anemia

dapat mengurangi kemampuan fisik dan menurunkan produktivitas kerja

pada orang dewasa. Keempat, pada anak sekolah menyebabkan

keterbatasan perkembangan kognitif sehingga prestasi sekolah menurun.


,, Kegiatan Belajar 4

Konsep Dasar GAKY

A. GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM (GAKY)

1. PENGERTIAN YODIUM

Yodium merupakan zat essensial bagi tubuh, karena merupakan

komponen dari Hormon tiroksin. Terdapat dua ikatan organik yang

menunjukkan bioaktifitas hormon ini, ialah trijodotyronin T3 dan

Tetrajodotyronin T4, yang terakhir juga disebut juga Tiroksin.

(Sediaoetama, 2006). Dalam tubuh terkandung sekitar 25 mg yodium yang

tersebar dalam semua jaringan tubuh, kandungannya yang tinggi yaitu

sekitar sepertiganya terdapat dalam kelenjar tiroid dan yang relatif lebih

tinggi dari itu ialah pada ovari, otot, dan darah.

Yodium diserap dalam bentuk yodida, yang di dalam kelenjar tiroid

dioksidasi dengan cepat menjadi yodium, terikat pada molekul tirosin dan

tiroglobulin. Selanjutnya tiroglobulin dihidrolisis menghasilkan tiroksin

dan asam amino beryodium, tiroksin terikat oleh protein. Asam amino

beryodium selanjutnya segera dipecah dan menghasilkan asam amino

dalam proses deaminasi, dekarboksilasi dan oksidasi (Kartasapoetra,

2005).

ANJURAN ASUPAN YODIUM SETIAP HARI DI DALAM

MAKANAN

Dosis 50 µg/hari untuk kisaran usia 0-12 Bulan.


,,

Dosis 90 µg/hari untuk kisaran usia 1-6 tahun.

Dosis 120 µg/hari untuk kisaran usia 7-12 tahun.

Dosis 150 µg/hari untuk kisaran usia 12-Dewasa.

Dosis 200 µg/hari untuk kisaran Ibu hamil dan menyusui. (Arisman,

2004).

Gangguan akibat kekurangan yodium adalah sekumpulan gajala yang

dapat ditimbulkan karena tubuh seseorang kekurangan unsur yodium

secara terus-menerus dalam waktu cukup lama. (DepKes RI, 2000).

Gangguan akibat kekurangan yodium adalah rangkaian kekurangan

yodium pada tumbuh kembang manusia, Sprektum seluruhnya terdiri dari

gondok dalam berbagai stadium, kretin endemik yang ditandai terutama

oleh gangguan mental, gangguan pendengaran, gangguan pada aak dan

dewasa, sering dengan kadar hormon rendah angka lahir dan kematian

janin meningkat (supariasa, 2001)

2. MASALAH YANG TIMBUL AKIBAT GANGGUAN AKIBAT

KEKURANGAN YODIUM

a. Defisiensi pada janin

Pengaruh utama defisiensi yodium pada janin ialah kretinisme

endemis. Gejala khas kretinisme terbagi menjadi dua jenis, yaitu jenis

saraf yang menampilkan tanda dan gejala seperti kemunduran mental,

bisu-tuli dan diplegia spastik. Jenis kedua yaitu bentuk miksedema

yang memperlihatkan tanda hipotiroidisme dan dwarfisme (Arisman,

2004)
,,

b. Defisiensi pada bayi baru lahir.

Selain berpengaruh pada angka kematian, kekurangan yang

parah dan berlangsung lama akan mempengaruhi fungsi tiroid bayi

yang kemudian mengancam perkembangan otak secara dini.

(Arisman, 2004)

c. Defisiensi pada anak dan remaja

Kekurangan yodium pada anak khas terpaut dengan insiden

gondok. Angka kejadian gondok meningkat bersama usia, dan

mencapai puncaknya setelah remaja. Prevalensi gondok pada wanita

lebih tinggi daripada lelaki. Total Goitre Rate (TGR) anak sekolah

lazim digunakan sebagai petunjuk dalam perkiraan besaran GAKY

masyarakat suatu daerah. Gangguan pada anak dan remaja akibat

kekurangan Yodium yaitu Gondok, hipoiroidisme Juvenile dan

perkembangan fisik terhambat. (Arisman, 2004)

d. Defisiensi pada Dewasa

Pada orang dewasa, kekurangan yodium menyebabakan keadaan

lemas dan cepat lelah, produktifitas dan peran dalam kehidupan

sosial rendah (isna, 2009), Gondok dan penyulit, Hipotiroidisme,

Hipertiroidisme diimbas oleh yodium. (Arisman, 2004).

e. Defisiensi pada ibu hamil

Pada ibu hamil menyebabkan keguguran spontan, lahir mati dan

kematian bayi, mempengaruhi otak bayi dan kemungkinan menjadi

cebol pada saat dewasa nanti. Seorang ibu yang menderita pembesaran
,,

gondok akan melahirkan bayi yang juga menderita kekurangan

yodium. Jika tidak segera diobati, maka pada usia 1 tahun, sudah akan

terjadi pembesaran pada kelenjar gondoknya. (Isna, 2009).

f. Defisiensi pada semua usia

Bentuk gangguannya : Kepekaan terhadap radiasi nuklir meningkat

(Arisman, 2004).

B. MAKANAN YANG MENGHAMBAT PENYERAPAN YODIUM ATAU

PANGAN GOITROGENIK

1.Bayam

2.Bunga kol

3.brokoli
,,

4.lobak

5. Kedelai

6. Buah pir

7. Sawi
,,

8. Strowberi

B. MAKANAN YANG MENGANDUNG YODIUM

1. Daging sapi

Seratus gram daging sapi atau daging ayam mengandung kurang lebih

10 mcg yodium.

2. Ikan kod

1 porsi ikan kod mengandung sekitar 63 sampai 99 mikrogram atau 66%

yodium dari asupan yang dianjurkan.


,,

3. Susu

Setiap produk susu memiliki jumlah yodium yang berbeda, namun

rata rata brand susu mengandung setidaknya 88 mikrogram yodium per

satu cangkir atau memenuhi sekitar 59 sampai 112 dari jumlah yodium

harian yang direkomendasikan.

4. Telur

Terdapat beberapa rekomendasi makanan yang mengandung yodium

untuk ibu hamil salah satunya adalah telur. Telur mengandung 24

mikrogram yodium atau 16% dari nilai harian.

5. Rumput laut
,,

Rumput laut merupakan salah satu makanan yang mengandung

sumber yodium paling banyak. Bahkan, rumput laut bisa menyediakan

yodium dalam jumlah berlebih.

6. Ikan salmon

7. Ikan tuna

Tuna juga merupakan makanan yang mengandung yodium. Dalam 3

ons tuna mengandung 17 mikrogram yodium atau sekitar 11% dari asupan

harian yang dianjurkan. 

C. PENDERITA RETERDASI MENTAL, GONDOK, KRETIN,

HIPOTIROID
,,

1. Reterdasi mental

Secara umum, orang yang memiliki retardasi mental akan

menunjukkan ciri-ciri seperti di bawah ini.

 Perkembangannya terlambat dari usianya

 Terlambat untuk bisa berjalan, merangkak, atau duduk dibanding anak

seusianya

 Sulit belajar bicara atau cara bicaranya tidak jelas

 Punya gangguan daya ingat

 Tidak memahami konsekuensi atas perbuatannya

 Tidak bisa berpikir logis

 Meski sudah dewasa, masih berperilaku seperti anak-anak

 Tidak punya rasa penasaran terhadap hal yang terjadi di sekitarnya

 Sulit mempelajari

 Memiliki IQ di bawah 70

 Tidak bisa hidup mandiri


,,

2. Gondok

Bila terkena penyakit gondok, apalagi sampai mengakibatkan perubahan

kadar hormon tiroid, waspadailah beberapa gejala berikut:

 Demam

 Lemas

 Mual dan muntah

 Nyeri perut

 Diare atau konstipasi

 Keringat berlebih atau merasa kedinginan

 Berat badan meningkat atau menurun drastis

 Sesak napas

 Kejang

3. Kretin
,,

Gejalanya berupa badan pendek, gemuk, muka dan suara imatur

(tampak seperti anak kecil), pematangan tulang yang terlambat, lipolisis

(proses pemecahan lemak tubuh) yang berkurang, peningkatan kolesterol

total / LDL, dan hipoglikemia. Biasanya intelengensia / IQ tetap normal

kecuali sering terkena serangan hipoglikemia berat yang berulang.

4. Hipotiroid

D. KAPSUL YODIUM
,,

Setiap orang disarankan memenuhi asupan yodium setiap hari.

Namun jumlah yang diperlukan setiap orang berbeda-beda, tergantung

pada usianya. Kementrian Kesehatan merekomendasikan asupan yodium

sehari-hari sebagai berikut:

 Bayi: 90-120 mikrogram (mcg) yodium per hari.

 Anak-anak: 120 mcg yodium per hari.

 Remaja dan orang dewasa: 150 mcg yodium per hari.

 Ibu hamil: 220 mcg yodium per hari,

 Ibu menyusui: 250 mcg yodium per hari.

Kebutuhan yodium yang harus dicukupi ibu hamil per hari adalah 220

mikrogram atau 0,22 miligram (mg). Kebutuhan ini lebih besar

dibandingkan kebutuhan yodium untuk orang dewasa secara umum, yaitu

0,15 mg perhari

Kegiatan Belajar 5

Konsep Dasar KVA


,,

A. Definisi Kurang Vitamin A (KVA)

Menurut Arisman (2005), Kurang Vitamin A (KVA) merupakan

penyakit sistemik yang merusak sel dan organ tubuh dan menghasilkan

metaplasi keratinasi pada epitel, saluran nafas, saluran kencing dan

saluran cerna. Penyakit Kurang Vitamin A (KVA) tersebar luas dan

merupakan penyebab gangguan gizi yang sangat penting. Prevalensi

KVA terdapat pada anak-anak dibawah usia lima tahun. KVA merupakan

penyebab utama kebutaan pada anak.

B. Penyebab Terjadinya Kurang Vitamin A (KVA)

Penyebab terjadinya defisiensi vitamin A bisa sangat kompleks,

dan tergantung pada jenis vitamin dan provitamin (terutama β-karoten)

yang dicerna, juga dan tergantung pada penyerapan, pengangkutan dan

kapasitas penyimpanan dan kebutuhan metabolik individu (Alfred,

2005:15).

Pada umumnya defisiensi vitamin A yang penting secara klinis yang

menyebabkan peningkatan mortalitas atau kebutaan adalah terutama

merupakan penyakit anak-anak kecil, kebanyakan dari mereka berasal dari


,,

masyarakat pedesaan yang miskin dan perkampungan kumuh di kota.

Anak usia sekolah yang lebih besar dapat menderita defisiensi yang lebih

ringan dan akibat yang lebih sedikit.

Arisman (2005) menyatakan bahwa KVA bisa timbul karena

menurunnya cadangan vitamin A pada hati dan organ-organ tubuh lain

serta menurunnya kadar serum vitamin A dibawah garis yang diperlukan

untuk mensuplai kebutuhan metabolik bagi mata. Vitamin A diperlukan

retina mata untuk pembentukan rodopsin dan pemeliharaan diferensiasi

jaringan epitel. Gangguan gizi kurang vitamin A dijumpai pada anak-anak

yang terkait dengan: kemiskinan, pendidikan rendah, kurangnya asupan

makanan sumber vitamin A dan pro vitamin A (karoten), bayi tidak diberi

kolostrum dan disapih lebih awal, pemberian makanan artifisial yang

kurang vitamin A. Pada anak yang mengalami kekurangan energi dan

protein, kekurangan vitamin A terjadi selain karena kurangnya asupan

vitamin A itu sendiri juga karena penyimpanan dan transpor vitamin A

pada tubuh yang terganggu.

C. Usia

Anak-anak dilahirkan dengan cadangan vitamin A yang terbatas, dan bila

seorang ibu kekurangan vitamin A, maka simpanan pada bayi yang baru

lahir akan lebih sedikit lagi. Kolostrum dan air susu ibu yang awal adalah

sumber vitamin A yang pekat. Selama 6-12 tahun nulan pertama

kehidupan, kebanyakan bayi hamper sepenuhnya tergantung pada vitamin


,,

A yang terdapat pada air susu ibu, yang siap diserap. Bila ibu menderita

defisiensi vitamin , maka jumlah vitamin A juga turun di dalam ASI ibu.

Anak-anak juga beresiko tinggi mengalami defisiensi vitamin A

sebagai akibat gangguan pencernaan dan infeksi, yang menggangu

penyerapan vitamin A : infeksi pernafasan, tuberklosis, dan campak.

Ketika anak tumbuh lebih besar anak sering mendapat makanan yang

bervariasi dari sanak saudara sehingga keseimbangan gizi anak bervariasi

dan lebih jarang menderita infeksi.

D. Jenis Kelamin

Anak laki-laki sering beresiko lebih tinggi terhadap xerophthalmia

(rabun senja dan bercak Bitot) disbanding anak perempuan. Namun, pada

kebanyakan masyarakat atau kebudayaan, resiko kebutaan xerophthalmia

yang berat sama pada kedua jenis kelamin. Perbaikan status vitamin A

umunya sama-sama menurunkan mortalitas kedua jenis kelamin.

E. Akibat Kekurangan Vitamin A

Kekurangan (defisiensi) vitamin A terutama terdapat pada anak-

anak balita. Tanda-tanda kekurangan terlihat bila simpanan tubuh habis

terpakai. Kekurangan vitamin A dapat merupakan kekurangan primer

akibat kurang konsumsi, atau kekurangan sekunder karena gangguan

penyerapan dan penggunaannya dalam tubuh, kebutuhan yang

meningkat, ataupun gangguan pada konversi karoten menjadi vitamin A.


,,

Kekurangan vitamin A sekunder dapat terjadi pada penderita Kurang

Energi Protein (KEP), penyakit hati, alfa, beta-lipoproteinemia, atau

gangguan absorpsi karena kekurangan asam empedu.

Kekurangan vitamin A banyak terdapat di negara-negara

berkembang termasuk di Indonesia, karena makanan kaya vitamin A pada

umumnya mahal harganya.

1. Perubahan pada mata

Gejala klinis KVA pada mata menurut klasifikasi WHO sebagai

berikut :

a. Buta Senja = XN

Buta senja terjadi akibat gangguan pada sel batang retina. Pada

keadaan ringan, sel batang retina sulit beradaptasi di ruang yang

remang-remang setelah lama berada di cahaya yang terang.

Penglihatan menurun pada senja hari, dimana penderita tidak

dapat melihat lingkungan yang kurang cahaya.

b. Xerosis Konjunctiva = XI A

Selaput lendir mata tampak kurang mengkilat atau terlihat sedikit

kering, berkeriput, dan berpigmentasi dengan permukaan kasar dan

kusam.

c. Xerosis Konjunctiva dan Bercak Bitot = XI B

Gejala XI B adalah tanda-tanda XI A ditambah dengan bercak

bitot, yaitu bercak putih seperti busa sabun atau keju terutama

celah mata sisi luar. Bercak ini merupakan penumpukan keratin


,,

dan sel epitel yang merupakan tanda khas pada penderita

xeroftalmia, sehingga dipakai sebagai penentuan prevalensi

kurang vitamin A pada masyarakat. Dalam keadaan berat tanda-

tanda pada XI B adalah, tampak kekeringan meliputi seluruh

permukaan konjunctiva, konjunctiva tampak menebal, berlipat

dan berkerut.

d. Xerosis Kornea = X2

Kekeringan pada konjunctiva berlanjut sampai kornea, kornea

tampak suram dan kering dengan permukaan tampak kasar.

e. Keratomalasia dan Ulcus Kornea = X3 A ; X3 B

Kornea melunak seperti bubur dan dapat terjadi ulkus. Pada tahap

ini dapat terjadi perforasi kornea.Keratomalasia dan tukak kornea

dapat berakhir dengan perforasi dan prolaps jaringan isi bola mata

dan membentuk cacat tetap yang dapat menyebabkan kebutaan.

Keadaan umum yang cepat memburuk dapat mengakibatkan

keratomalasia dan ulkus kornea tanpa harus melalui tahap-tahap

awal xeroftalmia.

f. Xeroftalmia Scar (XS)

Jaringan parut kornea. Kornea tampak menjadi putih atau bola mata

tampak mengecil. Bila luka pada kornea telah sembuh akan

meninggalkan bekas berupa sikatrik atau jaringan parut. Penderita

menjadi buta yang sudah tidak dapat disembuhkan walaupun

dengan operasi cangkok kornea.


,,

g. Xeroftalmia Fundus (XF)

Tampak seperti cendol

XN, XI A, XI B, X2 biasanya dapat sembuh kembali normal

dengan pengobatan yang baik. Pada stadium X2 merupakan

keadaan gawat darurat yang harus segera diobati karena dalam

beberapa hari bisa menjadi keratomalasia. X3A dan X3 B bila

diobati dapat sembuh tetapi dengan meninggalkan cacat yang

bahkan dapat menyebabkan kebutaan total bila lesi pada kornea

cukup luas sehingga menutupi seluruh kornea.Prinsip dasar untuk

mencegah xeroftalmia adalah memenuhi kebutuhan vitamin A yang

cukup untuk tubuh serta mencegah penyakit infeksi. Selain itu

perlu memperhatikan kesehatan secara umum.

E. Infeksi

Fungsi kekebalan tubuh menurun pada kekurangan vitamin A,

sehingga mudah terserang infeksi. Disamping itu lapisan sel yang

menutupi trakea dan paru-paru mengalami keratinisasi, tidak

mengeluarkan lendir, sehingga mudah dimasuki mikroorganisme atau

bakteri atau virus dan menyebabkan infeksi saluran pernapasan. Bila

terjadi pada permukaan dinding usus akan menyebabkan diare. Perubahan

pada permukaan saluran kemih dan kelamin dapat menimbulkan infeksi

pada ginjal dan kantong kemih, serta vagina. Perubahan ini dapat pula

menigkatkan endapan kalsium yang dapat menyebabkan batu ginjal dan


,,

gangguan kantung kemih. Kekurangan vitamin A pada anak-anak

disamping itu dapat menyebabkan komplikasi pada campak yang dapat

menyebabkan kematian. Vitamin A dinamakan juga vitamin anti-infeksi.

F. Perubahan pada Kulit

Kulit menjadi kering dan kasar. Folikel rambut menjadi kasar,

meneras dan mengalami keratinisasi yang dinamakan hiperkeratosis

folikular. Mula-mula terkena lengan dan paha kemudian dapat menyebar

ke seluruh tubuh. Asam retinoat sering diusapkan ke kulit untuk

menghilangkan kerutan kulit, jerawat, dan kelainan kulit lain.

G. Gangguan Pertumbuhan

Kekurangan vitamin A menghambat pertumbuhan sel-sel, termasuk

sel-sel tulang. Fungsi sel-sel yang membentuk email pada gigi terganggu

dan terjadi atrofi sel-sel yang membentuk dentin, sehingga gigi mudah

rusak.

H. Pencegahan dan Penanggulangan Kekurangan Vitamin A

Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang

sangat diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata (agar

dapat melihat dengan baik) dan untuk kesehatan tubuh (meningkatkan

daya tahan tubuh untuk melawan penyakit misalnya campak, diare, dan

penyakit infeksi lain) (Depkes RI, 2009).


,,

Adapun Pencegahan untuk mengurangi kasus terjadinya Kurang

Vitamin A (KVA) yaitu upaya meningkatkan konsumsi bahan makanan

sumber vitamin A melalui proses Komunikasi Informasi Edukasi (KIE)

dini kepada calon ibu hamil dan menyusui, karena ibu hamil dan bakal

anak cenderung lebih mudah terkena kasus dari KVA, oleh sebab itu

sangat dianjurkan untuk memberikan vitamin A setelah sang ibu

melahirkan. Namun disadari, kepatuhan individu terhadap apa yang

didapat dari upaya preventif tim kesehatan masih sangatlah minim. Oleh

karenanya, fokus dari penanggulangan KVA masih bertumpu pada

pemberian dosis tinggi dari vitamin A.

Sasaran program penanggulangan kekurangan Vitamin A adalah

anak-anak pra-sekolah di sejumlah propinsi yang diidentifikasi sebagai

daearah rawan kekurangan Vitamin A. Untuk mencapai sasaran tersebut

maka dilakukan pembagian kapsul Vitamin A dosis tinggi setiap enam

bulan sekali melalui kegiatan UPGK, UPGK Intensif, Puskesmas dan

saluran distribusi khusus. Selain itu ditingkatkan pula konsumsi makanan

yang kaya Vitamin A melalui pendidikan gizi yang intensif dan

pemanfaatan pekarangan rumah tangga dan desa (Suhardjo, 2005:80).

Ada 3 macam cara intervensi defisiensi vitamin A:

1. Pemberian vitamin A dosis tinggi (200.000 S.I. dengan atau tanpa 40

S.I. vitamin E) secara oral dua kali tiap tahunnya. Harga kapsel relatif

murah akan tetapi biaya operasionilnya mahal dan memerlukan

partisipasi rakyat yang luas.


,,

2. Meningkatkan konsumsi vitamin A/provitamin A. Hal ini akan

berhasil baik, jika disertai juga pendidikan gizi dan kesehatan,

penyuluhan pertanian, serta peningkatan keadaan sosial-ekonominya.

3. Fortifikasi vitamin A dalam bahan makanan yang dipakai sehari-hari.

Filipina memakai MSG, Guatemala memakai gula, sedangkan Husaini

telah mencobanya dengan garam di daerah Bogor dengan hasil yang

cukup memuaskan (Pudjiadi, 2005:164).

Tujuan pemberian vitamin A tidak saja untuk mengobati defisiensi vitamin

A akan tetapi juga untuk mempertinggi persediaan vitamin A dalam hepar.

Preparat vitamin A yang dianjurkan pada pengobatan maupun prevensi,

ialah:

1. Untuk secara oral: oil-based solution retinol palmiat atau asetat,

sebagai kapsel atau cairan, dengan atau tanpa tambahan vitamin E.

2. Untuk secara intra-muskulus: water miscible retinol palmiat.

Penderita gizi-kurang dengan kelainan mata yang dapat diduga disebabkan

oleh infeksi akan tetapi tidak sembuh dengan pemberian antibiotika atau

yang sedang menderita penyakit campak seyogyanya diberi vitamin A

disamping zat-zat gizi lain (Pudjiadi, 2005:163).

Kegiatan Belajar 6

Konsep Dasar KEP


,,

A. Pengertian Kurang Energi Protein (KEP)

Kurang Energi Protein (KEP) adalah seseorang yang kurang gizi

yang disebabkan oleh rendahnya komsumsi energi dan protein dalam

makanan sehari-hari atau gangguan penyakit –penyakit tertentu. Anak

tersebut kurang energi protein (KEP) apabila berat badanya kurang dari 80

% indek berat badan/umur baku standar,WHO –NCHS, (DEPKES

RI,1997).

Kurang energi protein (KEP) yaitu seseorang yang kurang gizi yang

disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi protein dalam makan sehari-

hari dan atau gangguan penyakit tertentu sehingga tidak memenuhi angka

kecukupan gizi (AKG). Kurang energy protein merupakan keadaan kuang

gizi yang disebakan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam

makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi

(Depkes 1999). KEP itu sendiri dapat digolongkan menjadi KEP tanpa

gejala klinis dan KEP dengan gejala klinis. Secara garis besar tanda klinis

berat dari KEP adalah Marasmus, Kwashiorkor, dan Marasmus-

Kwashiorkor.

B. Etiologi KEP

Penyebab langsung dari KEP adalah defisiensi kalori maupun

protein dengan berbagai gejala-gejala. Sedangkan penyebab tidak

langsung KEP sangat banyak sehingga penyakit ini sering disebut juga

dengan kausa multifaktorial. Salah satu penyebabnya adalah keterkaitan


,,

dengan waktu pemberian Air Susu Ibu (ASI) dan makanan tambahan

setelah disapih.

Selain itu, KEP merupakan penyakit lingkungan, karena adanya

beberapa factor yang bersama-sama berinteraksi menjadi penyebab

timbulnya penyakit ini, antara lain yaitu factor diet, factor social,

kepadatan penduduk, infeksi, kemiskinan, dan lain-lain. Peran diet

menurut konsep klasik terdiri dari dua konsep. Pertama yaitu diet yang

mengandung cukup energy, tetapi kurang protein akan menyebabkan anak

menjadi penderita kwashiorkor, sedangkan konsep yang kedua adalah diet

kurang energy walaupun zat gizi (esensial) seimbang akan menyebabkan

marasmus. Peran factor social, seperti pantangan untuk menggunakan

bahan makanan tertentu yang sudah turun temurun dapat mempengaruhi

terjadinya KEP. Ada pantangan yang berdasarkan agama, tetapi ada juga

pantangan yang berdasarkan tradisi yang sudah turun temurun, tetapi kalau

pantangan tersebut berdasarkan agama, maka akan sulit untuk diatasi. Jika

pantangan berdasarkan pada kebiasaan atau tradisi, maka dengan

pendidikan gizi yang baik dan dilakukan dengan terus-menerus hal ini

akan dapat diatasi.

KEP pada dasarnya sangat ditentukan oleh 2 faktor. Factor-faktor

yang secara langsung dapat mempengaruhi terjadinya KEP pada balita

adalah makanan dan ada atau tidaknya penyakit infeksi. Kedua factor ini

dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas makanan yang dimakan oleh


,,

seorang anak, antara lain ditentukan oleh beberapa factor penyebab tidak

langsung, yaitu;

1. Zat-zat gizi yang terkandung di dalam makanan,

2. Daya beli keluarga, meliputi penghasilan, harga bahan makanan dan

pengeluaran keluarga untuk kebutuhan lain selain makanan,

3) Kepercayaan ibu tentang makanan serta kesehatan,

4) Ada atau tidaknya pemeliharaan kesehatan termasuk kebersihan, dan

5) Fenomena social dan keadaan lingkungan.

Menurut Departemen Kesehatan RI dalam tata buku pedoman Tata

Laksana KEP pada anak di puskesmas dan di rumah tangga, KEP

berdasarkan gejala klinis ada 3 tipe yaitu KEP ringan, sedang, dan berat

(gizi buruk). Untuk KEP ringan dan sedang, gejala klinis yang ditemukan

hanya anak tampak kurus. Gejala klinis KEP berat/gizi buruk secara garis

besar dapat dibedakan sebagai marasmus, kwashiorkor dan marasmus-

kwashiorkor.

Salah satu sebab yang mengakibatkan terjadinya marasmus adalah

kehamilan berturut-turut dengan jarak kehamilan yang masih terlalu dini.

Selain itu marasmus juga disebabkan karena pemberian makanan

tambahan yang tidak terpelihara kebersihannya serta susu buatan yang

terlalu encer dan jumlahnya tidak mencukupi karena keterbatasan biaya,

sehingga kandungan protein dan kalori pada makanan anak menjadi

rendah. Keadaan perumahan dan lingkungan yang kurang sehat juga dapat

menyebabkan penyajian yang kurang sehat dan kurang bersih. Demikian


,,

juga dengan penyakit infeksi terutama saluran pencernaan. Pada keadaan

lingkungan yang kurang sehat, dapat terjadi infeksi yang berulang

sehingga menyebabkan anak kehilangan cairan tubuh dan zat-zat gizi

sehingga anak menjadi kurus serta turun berat badannya.

Kwashiorkor dapat ditemukan pada anak-anak yang setelah

mendapatkan ASI dalam jangka waktu lama, kemudian disapih dan

langsung diberikan makan seperti anggota keluarga yang lain. Makanan

yang diberikan pada umumnya rendah protein. Kebiasaan makan yang

kurang baik dan diperkuat dengan adanya tabu seperti anak-anak dilarang

makan ikan dan memprioritaskan makanan sumber protein hewani bagi

anggota keluarga laki-laki yang lebih tua dapat menyebabkan terjadinya

kwashiorkor. Selain itu tingkat pendidikan orang tua yang rendah dapat

juga mengakibatkan terjadinya kwashiorkor karena berhubungan dengan

tingkat pengetahuan ibu tentang gizi yang rendah.

Menurut Ngastiyah, 1997 faktor-faktor penyebab kurang energi

protein dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Primer

a) Susunan makanan yang salah

b) Penyedia makanan yang kurang baik

c) Kemiskinan

d) Ketidaktahuan tentang nutrisi

e) Kebiasan makan yang salah.

2. Sekunder
,,

a) Gangguan pencernaan (seperti malabsorbsi, gizi tidak baik,

kelainan struktur saluran).

b) Gangguan psikologis.

C. Penyebab Kekurangan Energi Protein ( KEP )

Penyebab langsung adalah asupan gizi dan penyakit infeksi.

Timbulnya KEP tidak hanya karena makanan yang kurang tetapi juga

karena penyakit. Anak yang mendapat makanan yang cukup baik tetapi

sering menderita diare atau demam, akhirnya akan menderita kurang gizi.

Demikian juga pada anak yang makanannya tidak cukup (jumlah dan

mutunya) maka daya tahan tubuhnya dapat melemah. Dalam keadaan

demikian akan mudah diserang infeksi yang dapat mengurangi nafsu

makan, dan akhirnya dapat menderita kurang gizi/gizi buruk.

Penyebab tidak langsung adalah ketahanan pangan tingkat

keluarga, pola pengasuhan anak, serta pelayanan kesehatan dan kesehatan

lingkungan. Ketahanan pangan di keluarga (household food security)

adalah kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh

anggota keluarganya dalam jumlah yang cukup baik jumlah maupun mutu

gizinya. Pola pengasuhan adalah kemampuan keluarga dan masyarakat

untuk menyediakan waktu, perhatian, dan dukungan terhadap anak agar

dapat tumbuh kembang dengan sebaik-baiknya secara fisik, mental dan

sosial. Pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan, adalah tersedianya

air bersih dan sarana pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau oleh
,,

setiap keluarga yang membutuhkan. Ketiga faktor ini saling berhubungan.

Ketiga factor penyebab tidak langsung saling berkaitan dengan tingkat

pendidikan,pengetahuan, dan keterampilan keluarga. Makin tinggi

pendidikan, pengetahuan dan keterampilan kemungkinan makin baik

tingkat ketahanan pangan keluarga, makin baik pola pengasuhan anak, dan

makin banyak keluarga memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada,

demikian juga sebaliknya.

Ketahanan pangan keluarga terkait dengan ketersediaan pangan

(baik dari hasil produksi sendiri maupun dari pasar atau sumber lain),

harga pangan dan daya beli keluarga, serta pengetahuan tentang gizi dan

kesehatan. Sebagai contoh, air susu ibu (ASI) adalah makanan bayi utama

yang seharusnya tersedia di setiap keluarga yang mempunyai bayi.

Makanan ini seharusnya dapat dihasilkan oleh keluarga tersebut

sehinggatidak perlu dibeli. Namun tidak semua keluarga dapat

memberikan ASI kepada bayinya oleh karena berbagai masalah yang

dialami ibu. Akibatnya, bayi tidak diberikan ASI atau diberi ASI dalam

jumlah yang tidak cukup sehingga harus diberikan tambahan makanan

pendamping ASI (MP-ASI). Timbul masalah apabila oleh berbagai sebab,

misalnya kurangnya pengetahuan dan atau kemampuan, MP-ASI yang

diberikan tidak memenuhi persyaratan. Dalam keadaan demikian, dapat

dikatakan ketahanan pangan keluarga ini rawan karena tidak mampu

memberikan makanan yang baik bagi bayinya sehingga berisiko tinggi

menderita gizi buruk.


,,

Pola pengasuhan anak berupa sikap dan perilaku ibu atau pengasuh

lain dalam hal kedekatannya dengan anak, memberikan makan, merawat,

kebersihan, memberi kasih sayang dan sebagainya. Kesemuanya

berhubungan dengan keadaan ibu dalam hal kesehatan (fisik dan mental),

status gizi, pendidikan umum, pengetahuan dan keterampilan tentang

pengasuhan anak yang baik, peran dalam keluarga atau dimasyarakat, sifat

pekerjaan sehari-hari, adat kebiasaan keluarga dan masyarakat, dan

sebagainya dari si ibu atau pengasuh anak.

Pelayanan kesehatan, adalah akses atau keterjangkauan anak dan

keluarga terhadap upaya pencegahan penyakit dan pemeliharaan kesehatan

seperti imunisasi, pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan,

penimbangan anak, penyuluhan kesehatan dan gizi, serta sarana kesehatan

yang baik seperti posyandu, puskesmas, praktek bidan atau dokter, rumah

sakit, dan pesediaan air bersih. Tidak terjangkaunya pelayanan kesehatan

(karena jauh dan atau tidak mampu membayar), kurangnya pendidikan dan

pengetahuan merupakan kendala masyarakat dan keluarga memanfaatkan

secara baik pelayanan kesehatan yang tersedia. Hal ini dapat berdampak

juga pada status gizi anak.

Berbagai faktor langsung dan tidak langsung penyebab gizi kurang,

berkaitan dengan pokok masalah yang ada di masyarakat dan akar masalah

yang bersifat nasional. Pokok masalah di masyarakat antara lain berupa

ketidakberdayaan masyarakat dan keluarga mengatasi masalah kerawanan


,,

ketahanan pangan keluarga, ketidaktahuan pengasuhan anak yang baik,

serta ketidakmampuan memanfaatkan pelayanan kesehatan yang tersedia.

D. Jenis-Jenis Kekurangan Energi Protein ( KEP )

1. Kwashiorkor

Kwashiorkor merupakan keadaan kekurangan nutrisi terutama

kekurangan protein. Umumnya keadaan ini terjadi akibat kurangnya

asupan gizi yang sering terjadi di negara berkembang atau pada daerah

yang mengalami embargo politik. Daerah yang sangat terpencil juga

merupakan salah satu faktor terjadinya kondisi kwashiorkor.

Individu yang mengalami kwashiorkor dapat mengalam

berbagai macam manifestasi atau gejala antara lain: penurunan berat

badan, penurunan massa otot, diare, lemah lesu, perut buncit, bengkak

pada tungkai, perubahan warna rambut, dan lain-lain. Seperti yang

kita ketahui protein berfungsi dalam pembentukan enzim-enzim

penting dalam tubuh. Kurangnya protein mengakibatkan kurangnya

enzim tersebut. Pada anak kecil seringkali terjadi intoleransi laktosa

akibat enzim pencernaan yang kurang dan hal ini mengakibatkan

terjadinya diare pada anak-anak kurang energi protein.

Pada individu yang mengalami keadaan ini, pemberian

makanan haruslah dilakukan.secara bertahap. Zat makanan pertama

yang perlu diberikan adalah karbohidrat karena karbohidrat

merupakan sumber utama pembentukan energi oleh tubuh. Setelah itu


,,

barulah lemak dan protein diberikan. Penatalaksanaan yang baik akan

menyelamatkan nyawa anak tersebut namun efek gangguan

perkembangan anak yang telah terjadi belum tentu akan pulih dan

umumnya akan menetap. Keadaan kwashiorkor merupakan suatu

keadaan bahaya yang dapat menyebabkan kematian oleh karena itu

usaha promotif dan preventif adalah yang utama.

Pencegahan agar anak terhindar dari kwashiorkor adalah

cukup mudah, tidak perlu ada obat-obatan yang wajib dikonsumsi.

Pemberian makanan dengan komposisi yang baik sudah dapat

“menjamin” bahwa anak tersebut tidak akan jatuh ke keadaan

kwashiorkor. Karbohidrat harus merupakan sumber energi yang utama

selain lemak (10% asupan), dan protein (12%).

2. Marasmus

Kekurangan energi marasmus merupakan suatu keadaan

kekurangan energi protein akibat rendahnya asupan karbohidrat.

Keadaan ini acapkali ditemukan dan angka kejadiannya mencapai

49% pada kurang lebih 10 juta anak di bawah 5 tahun yang

mengalami kematian di negara berkembang, sedangkan di negara

maju angka kejadiannya tidak begitu tinggi.

Adanya kondisi fisik yang tidak baik merupakan salah satu

faktor risiko terjadinya kekurangan karbohidrat pada anak-anak.

Kondisi fisik tersebut antara lain adalah penyakit jantung bawaan,

retardasi mental, penyakit kanker, infeksi kronis, keadaan yang


,,

mengharuskan anak dirawat lama di rumah sakit. Anak akan tampak

lesu dan tidak bersemangat, diare kronis, berat badan tidak bertambah.

Pemeriksaan untuk mengetahui apakah anak menderita

marasmus dapat dilakukan melalui pengukuran tebal lipat lemak pada

lengan atas, perut. Pemeriksaan ini memiliki keterbatasan karena rata-

rata anak berusia di bawah 5 tahun memiliki tebal lipat lemak pada

lengan atas yang tidak jauh berbeda.

Penelitian di Nigeria menunjukkan hal yang menarik dimana

kadar kolesterol anak yang menderita marasmus lebih tinggi daripada

anak yang menderita kwashiorkor. Alasan mengapa hal ini dapat

terjadi masih belum dapat dijelaskan dengan baik.

Kekurangan energi protein pada anak-anak merupakan suatu

keadaan bahaya yang perlu dilakukan tindakan segera. Kekurangan

energi protein ini mengakibatkan perubahan komposisi tubuh,

perubahan anatomi dan metabolisme tubuh yang bisa permanen jika

tidak ditatalaksana dengan segera.

3. Marasmus kwashiorkor

Pada kekurangan energi marasmus kwashiorkor terdapat

kekurangan energi kalori maupun protein. Mengapa ada anak yang

jatuh ke dalam keadaan kwashiorkor, marasmus, atau marasmus

kwashiorkor masih belum jelas dan masih membutuhkan penelitian

yang lebih lanjut. Namun semua bentuk kekurangan energi protein

pada anak-anak ini disebabkan oleh asupan makanan bergizi yang


,,

tidak adekuat atau adanya kondisi fisik tubuh yang mengakibatkan

makanan yang dikonsumsi tidak dapat diserap dan digunakan oleh

tubuh selain adanya keadaan metabolisme yang meningkat yang

disebabkan mungkin oleh penyakit kronis atau penyakit keganasan.

E. Gejala klinis Balita KEP berat/Gizi buruk

Untuk KEP ringan dan sedang, gejala klinis yang ditemukan hanya

anak tampak kurus. Gejala klinis KEP berat/gizi buruk secara garis besar

dapat dibedakan sebagai marasmus, kwashiorkor atau

marasmickwashiokor.Tanpa mengukur/melihat BB bila disertai oudema

yang bukan karena penyakit lain adalah KEP berat/gizi buruk tipe

kwashiorkor.

 Kwashiokor

a. Oudema,umumnya seluruh tubuh,terutama pada pada punggung kaki

(dorsum pedis )

b. Wajah membulat dan sembab

c. Pandangan mata sayu

d. Rambut tipis, kemerahan seperti warna rambut jagung, mudah

dicabut tanpa rasa sakit,rontok

e. Perubahan status mental, apatis dan rewel

f. Pembesaran hati

g. Otot mengecil(hipotrofi), lebih nyata bila diperiksa pada posisi

berdiri atau duduk


,,

h. Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah

warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas

i. Sering disertai penyakit infeksi, umumnya akut,anemia dan diare.

2. Marasmus

a. Tampak sangat kurus,tinggal tulang terbungkus kulit

b. Wajah seperti orang tua

c. Cengeng rewel

d. Kulit keriput,jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak

ada (pakai celana longgar )

e. Perut cekung

f. Iga gambang

g. Sering disertai penyakit infeksi( umumnya kronis berulang), diare

kronis atau konstipasi/susah buang air.

3. Marasmik- kwashiorkor

Gambaran klinik merupakan campuran dari beberapa gejala klinik

kwashiorkor dan marasmus, dengan BB/U< 60 % baku median WHO-

NCHS disertai oedema yang tidak mencolok.(DEPKES RI. 1999).

Kekurangan zat gizi makro ( energi dan protein ) dalam waktu besar

dapat mengakibatkan menurunya status gizi individu dalam waktu

beberapa hari atau minggu saja yang ditandai dengan penurunan berat

badan yang cepat.Keadaan yang diakibatkan oleh kekurangan zat gizi

sering disebut dengan istilah gizi kurang atau gizi buruk.Kejadian

kekurusan ( kurang berat terhadap tinggi badan) pada tingkat sedang


,,

dan berat pada anak kecil maupun kekurusan pada individu yang lebih

tua dapat mudah dikenali dengan mata . Demikian pula halnya dengan

kasus kekurangan energi berat (marasmus) dan kekurangan protein

berat(kwasiokor) serta kasus kombinasi marasmik-kwassiokor dapat

dikenali tanda- tandanya dengan mudah (Soekirman, MPS. 1998).

Epidemilogi gangguan pertumbuhan atau kurang gizi pada anak

balita selalu berhubungan erat dengan keterbelakangan dalam

pembangunan social ekonomi. Kekurangan gizi tidak terjadi secara

acak dan tidak terdistribusi secara merata ditingkat masyarakat, tetapi

kekurangan gizi sangat erat hubungannya dengan sindroma

kemiskinan. (Gopalan, C. 1987).

Tanda – tanda sindroma, antaralain berupa : penghasilan yang amat

rendah sehingga tidak dapat mencukupi kebutuhan sandang, pangan,

dan perumahan, kuantitas dan kualitas gizi makanan yang rendah

sanitasi lingkungan yang jelek dan sumber air bersih yang kurang,

akses terhadap pelayanan kesehatan yang amat terbatas, jumlah

anggota keluarga yang terlalu besar, dan tingkat buta aksara tinggi

(Gopalan, C. 1987).

F. Program penanggulangan KEP


,,

Pelayanan gizi balita KEP pada dasarnya setiap balita yang berobat

atau dirujuk ke rumah sakit dilakukan pengukuran berat badan, tinggi

badan dan lila untuk menentukan status gizinya, selain melihat tanda-tanda

klinis dan laboratorium. Penentuan status gizi maka perlu direncanakan

tindakan sebagai berikut :

1. Balita KEP ringan, memberikan penyuluhan gizi dan nasehat pemberian

makanan di rumah (bilamana pasien rawat jalan, dianjurkan untuk

memberi makanan di rumah (bayi umur < 4 bulan) dan terus diberi ASI

sampai 3 tahun.

2. Balita KEP sedang; (a) Penderita rawat jalan : diberikan nasehat

pemberian makanan dan vitamin serta teruskan ASI dan pantau terus

berat badannya. (b) Penderita rawat inap : diberikan makanan tinggi

energi dan protein, dengan kebutuhan energi 20-50% diatas kebutuhan

yang dianjurkan (angka kecukupan gizi/AKG) dan diet sesuai dengan

penyakitnya.

3. Balita KEP berat : harus dirawat inap di RS dan dilaksanakan sesuai

pemenuhan kebutuhan nutrisinya.

Kegiatan penanggulangan KEP balita meliputi :

a) Penjaringan balita KEP

Yaitu kegiatan penentuan ulang status gizi balita beradsarkan berat

badan dan perhitungan umur balita yang sebenarnya dalam hitungan

bulan pada saat itu.Cara penjaringan yaitu balita dihitung kembali

umurnya dengan tepat dalam hitungan bulan, balita ditimbang berat


,,

badannya dengan menggunakan timbangan dacin, berdasarkan hasil

perhitungan umur dan hasil pengukuran BB tersebut tentukan status

gizi dengan KMS atau standar antropometri.

b) Kegiatan penanganan KEP balita

Meliputi program PMT balita adalah program intervensi bagi balita

yang menderita KEP yang ditujukan untuk mencukupi kebutuhan zat

gizi balita gar meningkat status gizinya sampai mencapai gizi baik

(pita hijau dalam KMS), pemeriksaan dan pengobatan yaitu

pemeriksaan dan pengobatan untuk mengetahui kemungkinan adanya

penyakit penyerta guna diobati seperlunya sehingga balita KEP tidak

semakin berat kondisinya, asuhan kebidanan/keperawatan yaitu untuk

memberikan bimbingan kepada keluarga balita KEP agar mampu

merawat balita KEP sehingga dapat mencapai status gizi yang baik

melalui kunjungan rumah dengan kesepakatan keluarga agar bisa

dilaksanakan secara berkala, suplementasi gizi/ paket pertolongan gizi

hal ini diberikan untuk jangka pendek. Suplementasi gizi meliputi :

pemberian sirup zat besi; vitamin A (berwarna biru untuk bayi usia 6-

11 bulan dosis 100.000 IU dan berwarna merah untuk balita usia 12-59

bulan dosis 200.000 IU); kapsul minyak beryodium, adalah larutan

yodium dalam minyak berkapsul lunak, mengandung 200 mg yodium

diberikan 1x dalam setahun.

c) Balita KEP ringan


,,

Memberikan penyuluhan gizi dan nasehat pemberian makanan di

rumah (bilamana pasien rawat jalan, dianjurkan untuk memberi

makanan di rumah (bayi umur < 4 bulan) dan terus diberi ASI sampai

3 tahun.

d) Balita KEP sedang

Penderita rawat jalan : diberikan nasehat pemberian makanan dan

vitamin serta teruskan ASI dan pantau terus berat badannya.

Penderita rawat inap : diberikan makanan tinggi energi dan protein,

dengan kebutuhan energi 20-50% diatas kebutuhan yang dianjurkan

(angka kecukupan gizi/AKG) dan diet sesuai dengan penyakitnya.

Adapun penanggulangan lainnya pada penderita KEP yaitu :

1. Jangka pendek

a. Upaya pelacakan kasus melalui penimbangan bulanan di posyandu

b. Rujukan kasus KEP dengan komplokasi pengakit di RSU

c. Pemberian ASI Eklusif untuk bayi usia 0-6 bulan

d. Pemberian kapsul vitamin A

e. Pemberian makanan tambahan (PMP)

f. Pemulihan bagi balita gizi buruk dengan lama pemberian 3 bulan

g. Memberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) bagi balita

keluarga miskin usia6-12 bulan

h. Promosi makanan sehat dan bergizi

2. Jangkah menengah
,,

a. Revitalisasi Posyandu

b. Revitalisasi Puskesmas

c. Revitalisasi Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi

3. Jangkah panjang

a. Pemberdayaan masyarakat menuju Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)

b. Integrasi kegiatan lintas sektoral dengan program penanggulangan

kemiskinan dan ketahanan pangan.

Penanggulangan Kekurangan Energi Protein ( KEP ) juga dapat

dilakukan dengan meningkatkan asupan protein. Secara umun dikenal dua

jenis protein yaitu protein yang berasal dari hewan dan protein nabati yang

berasal dari tumbuhan. Protein hewani dapat diperoleh dari berbagai jenis

makanan seperti ikan, daging, telur dan susu. Protein nabati terutama

berasal dari kacang-kacangan serta bahan makanan yang terbuat dari

kacang (Elly Nurachmah, 2001:15).

Protein kacang-kacangan mempunyai nilai gizi lebih rendah

dibandingkan dengan protein dari jenis daging (protein hewani). Namun,

kalau beberapa jenis protein nabati dikombinasikan dengan perbandingan

yang tepat, dapat dihasilkan campuran yang mempunyai nilai kualitas

protein lengkap. Selain itu, sumber protein nabati juga lebih murah

harganya dibandingkan dengan sumber protein hewani, sehingga dapat

terjangkau oleh daya beli sebagian masyarakat (Achmad Djaeni,

1999:120)

Tempe adalah makanan khas Indonesia. Menurut Anggrahini (1983)


,,

dalam Novalia Anggraini (2007), tempe merupakan sumber protein nabati

yang mempunyai nilai gizi yang tinggi daripada bahan dasarnya. Tempe

dibuat dengan cara fermentasi yaitu dengan menumbuhkan kapang

Rhizopus oryzae pada kedelai matang yang telah dilepaskan kulitnya.

Kedelai adalah salah satu tanaman polong-polongan yang menjadi bahan

dasar banyak makanan. Kedelai kering mengandung protein 34,9% tiap

100 gr, sedangkan kedelai basah mengandung protein sebanyak 30,2% tiap

100 gr (Achmad Djaeni, 1999:121).

Tempe dikonsumsi oleh semua lapisan masyarakat dengan konsumsi

rata-rata per hari per orang 4,4 gr sampai 20,0 gr. Tempe dapat

diperhitungkan sebagai sumber makanan yang baik gizinya karena

mempunyai kandungan protein, karbohidrat, asam lemak esensial, vitamin

dan mineral (Novalia Anggraini, 2007).

Sedangkan Protein secara berlebihan tidak menguntungkan tubuh.

Makanan yang tinggi protein biasanya tinggi lemak sehingga dapat

menyebabkan obesitas. Kelebihan protein dapat menimbulkan masalah

lain, terutama pada bayi. Kelebihan asam amino memberatkan ginjal dan

hati yang harus memetabolisme dan mengeluarkan kelebihan nitrogen.

Kelebihan protein akan menimbulkan asidosis, dehidrasi, diare, kenaikan

amoniak darah, kenaikan ureum darah dan demam (Sunita, 2003:104).

Kegiatan Belajar 7

Menilai Status Gizi


,,

A. Definisi Status Gizi

Pengertian/konsep ini saling berhubungan dan berkaitan satu dengan

lainnya. Konsep-konsep tersebut adalah:

Nutrient atau zat gizi, adalah zat yang terdapat dalam makanan dan sangat

diperlukan oleh tubuh untuk proses metabolisme, mulai dari proses

pencernaan, penyerapan makanan dalam usus halus, transportasi oleh

darah untuk mencapai target dan menghasilkan energi, pertumbuhan

tubuh, pemeliharaan jaringan tubuh, proses biologis, penyembuhan

penyakit, dan daya tahan tubuh.

1. Nutritur/nutrition/gizi, adalah keseimbangan antara zat gizi yang

masuk ke dalam tubuh (intake) dari makanan dengan zat gizi yang

dibutuhkan untuk keperluan proses metabolisme tubuh.

2. Nutritional status (status gizi), adalah keadaan yang diakibatkan oleh

keseimbangan antara asupan zat gizi dari makanan dengan kebutuhan

zat gizi yang diperlukan untuk metabolisme tubuh. Setiap individu

membutuhkan asupan zat gizi yang berbeda antarindividu, hal ini

tergantung pada usia orang tersebut, jenis kelamin, aktivitas tubuh

dalam sehari, berat badan, dan lainnya.

3. Indikator status gizi, adalah tanda-tanda yang dapat diketahui untuk

menggambarkan status gizi seseorang. Seseorang yang menderita

anemia sebagai tanda bahwa asupan zat besi tidak sesuai dengan
,,

kebutuhannya, individu yang gemuk sebagai tanda asupan makanan

sumber energi dan kandungan lemaknya melebihi dari kebutuhan.

Beberapa pengertian di atas, dalam memahami status gizi tidak bisa

melupakan konsep-konsep tersebut di atas karena saling mempengaruhi.

Oleh karena itu pemahaman yang mendalam terhadap keempat konsep

tersebut menjadi dasar penting sebelum memulai mempelajari status gizi.

Status gizi seseorang tergantung dari asupan gizi dan kebutuhannya, jika

antara asupan gizi dengan kebutuhan tubuhnya seimbang, maka akan

menghasilkan status gizi baik. Kebutuhan asupan gizi setiap individu

berbeda antarindividu, hal ini tergantung pada usia, jenis kelamin,

aktivitas, berat badan ,dan tinggi badan. Kebutuhan protein antara anak

balita tidak sama dengan kebutuhan remaja, kebutuhan energi mahasiswa

yang menjadi atlet akan jauh lebih besar daripada mahasiswa yang bukan

atlet. Kebutuhan zat besi pada wanita usia subur lebih banyak

dibandingkan kebutuhan zat besi laki-laki, karena zat besi diperlukan

untuk pembentukan darah merah (hemoglobin), karena pada wanita terjadi

pengeluaran darah melalui menstruasi secara periodik setiap bulan.

Kelebihan asupan gizi dibandingkan dengan kebutuhan akan disimpan

dalam bentuk cadangan dalam tubuh. Misal seseorang yang kelebihan

asupan karbohidrat yang mengakibatkan glukosa darah meningkat, akan

disimpan dalam bentuk lemak dalam jaringan adiposa tubuh. Sebaliknya

seseorang yang asupan karbohidratnya kurang dibandingkan kebutuhan

tubuhnya, maka cadangan lemak akan diproses melalui proses katabolisme


,,

menjadi glukosa darah kemudian menjadi energi tubuh. Anak yang berat

badannya kurang disebabkan oleh asupan gizinya yang kurang, hal ini

mengakibatkan cadangan gizi tubuhnya dimanfaatkan untuk kebutuhan

dan aktivitas tubuh.

B. Penghitungan dan Penilaian Status Gizi

Menilai status gizi dapat dilakukan melalui beberapa metode

pengukuran, tergantung pada jenis kekurangan gizi. Hasil penilaian status

gizi dapat menggambarkan berbagai tingkat kekurangan gizi, misalnya

status gizi yang berhubungan dengan tingkat kesehatan, atau berhubungan

dengan penyakit tertentu.

1. METODE ANTROPOMETRI

Antropometri berasal dari kata anthropo yang berarti manusia dan

metri adalah ukuran. Metode antropometri dapat diartikan sebagai

mengukur fisik dan bagian tubuh manusia. Jadi antropometri adalah

pengukuran tubuh atau bagian tubuh manusia. Dalam menilai status

gizi dengan metode antropometri adalah menjadikan ukuran tubuh

manusia sebagai metode untuk menentukan status gizi. Konsep dasar

yang harus dipahami dalam menggunakan antropometri untuk

mengukur status gizi adalah konsep dasar pertumbuhan.

Pertumbuhan adalah terjadinya perubahan sel-sel tubuh, terdapat

dalam 2 bentuk yaitu bertambahnya jumlah sel dan atau terjadinya

pembelahan sel, secara akumulasi menyebabkan terjadinya perubahan


,,

ukuran tubuh. Jadi pada dasarnya menilai status gizi dengan metode

antropometri adalah menilai pertumbuhan. Mengapa antropometri

digunakan sebagai indikator status gizi? Terdapat beberapa alasan

kenapa antropometri digunakan sebagai indikator status gizi, yaitu:

a. Pertumbuhan seorang anak agar berlangsung baik memerlukan

asupan gizi yang seimbang antara kebutuhan gizi dengan asupan

gizinya.

b. Gizi yang tidak seimbang akan mengakibatkan terjadinya

gangguan pertumbuhan, kekurangan zat gizi akan mengakibatkan

terhambatnya pertumbuhan, sebaliknya kelebihan asupan gizi

dapat mengakibatkan tumbuh berlebih (gemuk) dan

mengakibatkan timbulnya gangguan metabolisme tubuh.

c. Oleh karena itu antropometri sebagai variabel status pertumbuhan

dapat digunakan sebagai indikator untuk menilai status gizi.

Antropometri untuk menilai status gizi mempunyai keunggulan dan

juga kelemahan dibandingkan metode yang lain. Beberapa kelebihan

dan kekurangan antropometri digunakan sebagai penentuan status gizi.

Kelebihan antropometri untuk menilai status gizi antara lain:

a. Prosedur pengukuran antropometri umumnya cukup sederhana dan

aman digunakan.

b. Untuk melakukan pengukuran antropometri relatif tidak

membutuhkan tenaga ahli, cukup dengan dilakukan pelatihan

sederhana.
,,

c. Alat untuk ukur antropometri harganya cukup murah terjangkau,

mudah dibawa dan tahan lama digunakan untuk pengukuran.

d. Ukuran antropometri hasilnya tepat dan akurat.

e. Hasil ukuran antropometri dapat mendeteksi riwayat asupan gizi

yang telah lalu.

f. Hasil antropometri dapat mengidentifikasi status gizi baik, sedang,

kurang dan buruk.

g. Ukuran antropometri dapat digunakan untuk skrining (penapisan),

sehingga dapat mendeteksi siapa yang mempunyai risiko gizi

kurang atau gizi lebih.

Metode antropometri untuk menilai status gizi, juga mempunyai

kekurangan di antaranya adalah:

a. Hasil ukuran antropometri tidak sensitif, karena tidak dapat

membedakan kekurangan zat gizi tertentu, terutama zat gizi mikro

misal kekurangan zink. Apakah anak yang tergolong pendek

karena kekurangan zink atau kekurangan zat gizi yang lain.

b. Faktor-faktor di luar gizi dapat menurunkan spesifikasi dan

sensitivitas ukuran. Contohnya anak yang kurus bisa terjadi karena

menderita infeksi, sedangkan asupan gizinya normal. Atlet

biasanya mempunyai berat yang ideal, padahal asupan gizinya

lebih dari umumnya.

c. Kesalahan waktu pengukuran dapat mempengaruhi hasil.

Kesalahan dapat terjadi karena prosedur ukur yang tidak tepat,


,,

perubahan hasil ukur maupun analisis yang keliru. Sumber

kesalahan bisa karena pengukur, alat ukur, dan kesulitan

mengukur.

Beberapa contoh ukuran tubuh manusia sebagai parameter

antropometri yang sering digunakan untuk menentukan status gizi

misalnya berat badan, tinggi badan, ukuran lingkar kepala, ukuran lingkar

dada, ukuran lingkar lengan atas, dan lainnya. Hasil ukuran anropometri

tersebut kemudian dirujukkan pada standar atau rujukan pertumbuhan

manusia.

1. Berat Badan

Secara umum berat, pertumbuhan seorang anak sangat dipengaruhi

oleh kesehatan dan gizi ibunya. Sudah lama diketahui bahwa asupan

makananyang rendah mempengaruhi beratbadan lahir. Salah satu

contoh adalah masa kelaparan yang terjadi di Holland pada akhir perang

kedua akibatnya ibu hamil melahirkan anak dengan berat 338 gram

lebih rendah dibandingkan bayi yang lahir pasca masa kelparan.

Berat badan menggambarkan jumlah protein, lemak, air, dan

mineral yang terdapat di dalam tubuh. Berat badan merupakan

komposit pengukuran ukuran total tubuh. Beberapa alasan mengapa

berat badan digunakan sebagai parameter antropometri. Alasan tersebut

di antaranya adalah perubahan berat badan mudah terlihat dalam waktu

singkat dan menggambarkan status gizi pada saat ini.


,,

Pengukuran berat badan mudah dilakukan dan alat ukur untuk

menimbang berat badan mudah diperoleh. Pengukuran berat badan

memerlukan alat yang hasil ukurannya akurat. Untuk mendapatkan

ukuran berat badan yang akurat, terdapat beberapa persyaratan alat

ukur berat di antaranya adalah alat ukur harus mudah digunakan dan

dibawa, mudah mendapatkannya, harga alat relatif murah dan

terjangkau, ketelitian alat ukur sebaiknya 0,1 kg (terutama alat yang

digunakan untuk memonitor pertumbuhan), skala jelas dan mudah

dibaca, cukup aman jika digunakan, serta alat selalu

dikalibrasi.Beberapa jenis alat timbang yang biasa digunakan untuk

mengukur berat badan adalah dacin untuk menimbang berat badan

balita, timbangan detecto, bathroom scale (timbangan kamar mandi),

timbangan injak digital, dan timbangan berat badan lainnya.

2. Tinggi Badan atau Panjang Badan

Tinggi badan atau panjang badan menggambarkan ukuran

pertumbuhan massa tulang yang terjadi akibat dari asupan gizi. Oleh

karena itu tinggi badan digunakan sebagai parameter antropometri

untuk menggambarkan pertumbuhan linier. Pertambahan tinggi badan

atau panjang terjadi dalam waktu yang lama sehingga sering disebut

akibat masalah gizi kronis. Istilah tinggi badan digunakan untuk anak

yang diukur dengan cara berdiri, sedangkan panjang badan jika anak

diukur dengan berbaring (belum bisa berdiri). Anak berumur 0–2 tahun

diukur dengan ukuran panjang badan, sedangkan anak berumur lebih


,,

dari 2 tahun dengan menggunakan microtoise. Alat ukur yang

digunakan untuk mengukur tinggi badan atau panjang badan harus

mempunyai ketelitian 0,1 cm. Tinggi badan dapat diukur dengan

menggunakan microtoise (baca: mikrotoa). Kelebihan alat ukur ini

adalah memiliki ketelitian 0,1 cm, mudah digunakan, tidak

memerlukan tempat yang khusus, dan memiliki harga yang relatif

terjangkau. Kelemahannya adalah setiap kali akan melakukan

pengukuran harus dipasang pada dinding terlebih dahulu. Sedangkan

panjang badan diukur dengan infantometer (alat ukur panjang badan).

3. Lingkar kepala

Lingkar kepala dapat digunakan sebagai pengukuran ukuran

pertumbuhan lingkar kepala dan pertumbuhan otak, walaupun tidak

sepenuhnya berkorelasi dengan volume otak. Pengukuran lingkar

kepala merupakan predikator terbaik dalam melihat perkembangan

syaraf anak dan pertumbuhan global otak dan struktur internal. Menurut

rujukan CDC 2000, bayi laki-laki yang baru lahir ukuran ideal lingkar

kepalanya adalah 36 cm, dan pada usia 3 bulan menjadi 41 cm.

Sedangkan pada bayi perempuan ukuran ideal lingkar kepalanya adalah

35 cm, dan akan bertambah menjadi 40 cm pada usia 3 bulan. Pada usia

4-6 bulan akan bertambah 1 cm per bulan, dan pada usia 6-12 bulan

pertambahan 0,5 cm per bulan. Cara mengukur lingkar kepala

dilakukan dengan melingkarkan pita pengukur melalui bagian paling

menonjol di bagian kepala belakang (protuberantia occipitalis) dan dahi


,,

(glabella). Saat pengukuran sisi pita yang menunjukkan sentimeter

berada di sisi dalam agar tidak meningkatkan kemungkinan

subjektivitas pengukur. Kemudian cocokkan terhadap standar

pertumbuhan lingkar kepala.

4. Lingkar Lengan Atas (LILA)

Lingkar lengan atas (LILA) merupakan gambaran keadaan jaringan

otot dan lapisanlemak bawah kulit.

LILA mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan otot

yang tidak berpengaruh oleh cairan tubuh. Ukuran LILA digunakan

untuk skrining kekurangan energi kronis yang digunakan untuk

mendeteksi ibu hamil dengan risiko melahirkan BBLR. Pengukuran

LILA ditujukan untuk mengetahui apakah ibu hamil atau wanita usia

subur (WUS) menderita kurang energi kronis (KEK). Ambang batas

LILA WUS dengan risiko KEK adalah 23.5 cm. Apabila ukuran kurang

dari 23.5 cm, artinya wanita tersebut mempunyai risiko KEK, dan

diperkirakan akan melahirkan berat bayi lahir rendah (BBLR). Cara

ukur pita LILA untuk mengukur lingkar lengan atas dilakukan pada

lengan kiri atau lengan yang tidak aktif. Pengukuran LILA dilakukan

pada pertengahan antara pangkal lengan atas dan ujung siku dalam

ukuran cm (centi meter). Kelebihannya mudah dilakukan dan waktunya

cepat, alat sederhana, murah dan mudah dibawa.


,,

5. Panjang Depa

Panjang depa merupakan ukuran untuk memprediksi tinggi badan

bagi orang yang tidak bisa berdiri tegak, misal karena bungkuk atau ada

kelainan tulang pada kaki. Panjang depa relatif stabil, sekalipun pada

orang yang usia lanjut. Panjang depa dikrekomendasikan sebagai

parameter prediksi tinggi badan, tetapi tidak seluruh populasi memiliki

hubungan 1:1 antara panjang depa dengan tinggi badan. Pengukuran

panjang depa juga relatif mudah dilakukan, alat yang murah, prosedur

pengukuran juga mudah sehingga dapat dilakukan di lapangan.

6. Tinggi Lutut

Ukuran tinggi lutut (knee height) berkorelasi dengan tinggi badan.

Pengukuran tinggi lutut bertujuan untuk mengestimasi tinggi badan

klien yang tidak dapat berdiri dengan tegak, misalnya karena kelainan

tulang belakang atau tidak dapat berdiri. Pengukuran tinggi lutut

dilakukan pada klien yang sudah dewasa.Pengukuran tinggi lutut

dilakukan dengan menggunakan alat ukur caliper (kaliper). Pengukuran

dilakukan pada lutut kiri dengan posisi lutut yang diukur membentuk

sudut sikusiku (90°). Pengukuran tinggi lutut dapat dilakukan pada

klien dengan posisi duduk atau dapat juga pada posisi tidur.

7. Tinggi Duduk

Tinggi duduk dapat digunakan untuk memprediksi tinggi badan,

terutama pada orang yang sudah lanjut usia. Tinggi duduk dipengaruhi

oleh potongan tulang rawan antar tulang belakang yang mengalami


,,

kemunduran, juga tulang-tulang panjang pada tulang belakang

mengalami perubahan seiring dengan bertambahnya usia. Mengukur

tinggi duduk dapat dilakukan dengan menggunakan mikrotoise, dengan

dibantu bangku khusus. Orang yang mau diukur tinggi duduknya,

duduk pada bangku, kemudian dengan menggunakan mikrotoise dapat

diketahui tinggi duduk orang tersebut.

8. Rasio Lingkar Pinggang dan Panggul (Waist to Hip Ratio)

Lingkar pinggang menunjukkan simpanan lemak. Kandungan

lemak yang terdapat di sekitar perut menunjukkan adanya perubahan

metabolisme dalam tubuh. Perubahan metabolisme tersebut dapat

berupa terjadinya penurunan efektivitas insulin karena beban kerja yang

terlalu berat. Peningkatan jumlah lemak di sekitar perut juga dapat

menunjukkan terjadinya peningkatan produksi asam lemak yang

bersifat radikal bebas.Tingginya kandungan lemak di sekitar perut

menggambarkan risiko kegemukan. Ukuran lingkar pinggang akan

mudah berubah tergantung banyaknya kandungan lemak dalam tubuh.

Sebaliknya, ukuran panggul pada orang sehat relatif stabil. Ukuran

panggul seseorang yang berusia 40 tahun akan sama dengan ukuran

panggul orang tersebut ketika berusia 22 tahun. Oleh sebab itu, rasio

lingkar pinggang dan panggul (RLPP) atau waist to hip ratio (WHR)

dapat menggambarkan kegemukan.Pada waktu melakukan pengukuran

lingkar pinggang dan panggul, klien menggunakan pakaian seminimal

mungkin atau bahkan ditanggalkan, berdiri tegap dengan santai pada


,,

kedua kaki dan berat badan terdistribusi normal, kedua tangan di

samping, kedua kaki rapat, serta klien sebaiknya dalam keadaan

berpuasa.

C. METODE LABORATORIUM

Penentuan status gizi dengan metode laboratorium adalah salah

satu metode yang dilakukan secara langsung pada tubuh atau bagian

tubuh. Tujuan penilaian status gizi ini adalah untuk mengetahui tingkat

ketersediaan zat gizi dalam tubuh sebagai akibat dari asupan gizi dari

makanan.Metode laboratorium mencakup dua pengukuran yaitu uji

biokimia dan uji fungsi fisik. Uji biokimia adalah mengukur status gizi

dengan menggunakan peralatan laboratorium kimia. Tes biokimia

mengukur zat gizi dalam cairan tubuh atau jaringan tubuh atau ekskresi

urin. Misalnya mengukur status iodium dengan memeriksa urin, mengukur

status hemoglobin dengan pemeriksaan darah dan lainnya. Tes fungsi fisik

merupakan kelanjutan dari tes biokimia atau tes fisik. Sebagai contoh tes

penglihatan mata (buta senja) sebagai gambaran kekurangan vitamin A

atau kekurangan zink.

Metode laboratorium untuk menilai status gizi mempunyai beberapa

- kelebihan dibandingkan dengan metode yang lain. Kelebihan tersebut

adalah:

a. Metode laboratorium dapat mengukur tingkat gizi pada jaringan tubuh

secara tepat, sehingga dapat dipastikan apakah seseorang mempunyai


,,

kadar zat gizi yang cukup atau kurang. Bahkan dalam jumlah kecil

sekalipun dapat terdeteksi, seperti kekurangan iodium dalam darah.

b. Dengan mengetahui tingkat gizi dalam tubuh, maka kemungkinan

kejadian yang akan datang dapat diprediksi. Dengan demikian dapat

segera dilakukan upaya intervensi untuk mencegah kekurangan gizi

yang lebih parah.

c. Data yang diperoleh pemeriksaan laboratorium hasilnya cukup valid

dan dapat dipercaya ketepatannya.

- Kelemahan

Selain kelebihan tersebut di atas, metode laboratorium juga mempunyai

beberapa kelemahan, di antaranya adalah:

a. Pada umumnya pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium

memerlukan peralatan yang harganya cukup mahal. Semakin canggih

alat, maka harga akan semakin mahal, akibatnya biaya yang harus

dikeluarkan untuk melakukan pemeriksaan relatif mahal.

b. Peralatan laboratorium umumnya sangat sensitif dan mudah pecah,

sehingga alat laboratorium sulit untuk dibawa ke tempat yang jauh.

c. Pada waktu melakukan pemeriksaan dengan metode laboratorium,

umumnya memerlukan tempat dan kondisi yang khusus agar

pemeriksaan berjalan dengan baik dan aman.

d. Batasan kecukupan zat gizi setiap individu tidak mutlak, tetapi

berdasarkan kisaran. Misalnya batasan anemi bagi wanita adalah


,,

kadar hemoglobinya 12 mg/dl, tetapi ada wanita dengan kadar

hemoglobin 11 mg/dl tidak menunjukkan gejala anemi.

D. METODE KLINIS

Pemeriksaan fisik dan riwayat medis merupakan metode klinis

yang dapat digunakan untuk mendeteksi gejala dan tanda yang berkaitan

dengan kekurangan gizi. Gejala dan tanda yang muncul, sering kurang

spesifik untuk menggambarkan kekurangan zat gizi tertentu. Mengukur

status gizi dengan melakukan pemeriksaan bagian-bagian tubuh dengan

tujuan untuk mengetahui gejala akibat kekurangan atau kelebihan gizi.

Pemeriksaan klinis biasanya dilakukan dengan bantuan perabaan,

pendengaran, pengetokan, penglihatan, dan lainnya. Misalnya pemeriksaan

pembesaran kelenjar gondok sebagai akibat dari kekurangan iodium.

Pemeriksaan klinis adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui

ada tidaknya gangguan kesehatan termasuk gangguan gizi yang dialami

seseorang. Pemeriksaan klinis dilakukan dengan beberapa cara, di

antaranya melalui kegiatan anamnesis, observasi, palpasi, perkusi,

dan/atau auskultasi.

1. Anamnesis

Adalah kegiatan wawancara antara pasien dengan tenaga kesehatan

untuk memperoleh keterangan tentang keluhan dan riwayat penyakit atau

gangguan kesehatan yang dialami seseorang dari awal sampai munculnya

gejala yang dirasakan. Anamnesis dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
,,

a. Auto-anamnesis yaitu kegiatan wawancara langsung kepada pasien

karena pasien dianggap mampu tanya jawab.

b. Allo-anamnesis yaitu kegiatan wawancara secara tidak langsung atau

dilakukan wawancara/tanya jawab pada keluarga pasien atau orang

yang mengetahui tentang pasien. All-anamnesis dilakukan karena

pasien belum dewasa (anak-anak yang belum dapat mengemukakan

pendapat terhadap apa yang dirasakan), pasien dalam keadaan tidak

sadar karena berbagai hal, pasien tidak dapat berkomunikasi atau

pasien yang mengalami gangguan jiwa.

2. Observasi/pengamatan

Adalah kegiatan yang dilakukan dengan cara melakukan

pengamatan pada bagian tubuh tertentu untuk mengetahui adanya

gangguan kekurangan gizi. Misalnya mengamati bagian putih mata

untuk mengetahui anemi, orang yang menderita anemi bagian putih

matanya akan terlihat putih tanpa terlihat arteri yang sedikit kemerahan.

3. Palpasi

Adalah kegiatan perabaan pada bagian tubuh tertentu untuk

mengetahui adanya kelainan karena kekurangan gizi. Misalnya

melakukan palpasi dengan menggunakan kedua ibu jari pada kelenjar

tyroid anak untuk mengetahui adanya pemerbesaran gondok karena

kekurangan iodium.
,,

4. Perkusi

Adalah melakukan mengetukkan pada bagian tubuh tertentu untuk

mengetahui reaksi yang terjadi atau suara yang keluar dari bagian

tubuh yang diketuk.

5. Auskultasi

Adalah mendengarkan suara yang muncul dari bagian tubuh untuk

mengetahui ada tidaknya kelainan tubuh.Penggunaan metode klinis

untuk menilai status gizi mempunyai kelebihan dan kelemahan,

seperti akan diuraikan berikut.

Metode klinis untuk menilai status gizi, memiliki beberapa kelebihan, di

antaranya adalah:

a. Pemeriksaan status gizi dengan metode klinis mudah dilakukan dan

pemeriksaannya dapat dilakukan dengan cepat. Misal pemeriksaan

anak yang odema karena kekurangan protein cukup memijit bagian

kaki yang bengkak

b. Melakukan pemeriksaan status gizi dengan metode klinis tidak

memerlukan alat-alat yang rumit. Misalnya pada pengukuran

pembesaran kelenjar gondok karena kekurangan iodium, cukup dengan

menggunakan jari-jari tangan pengukur.

c. Tempat pemeriksaan klinis dapat dilakukan di mana saja, tidak

memerlukan ruangan yang khusus.

d. Kalau prosedur ukur dilakukan dengan tepat, maka metode klinis

menghasilkan data yang cukup akurat dalam menilai status gizi.


,,

Penggunaan metode klinis untuk menilai status gizi di samping memiliki

kelebihan, juga memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut adalah:

a. Pemeriksaan klinis untuk menilai status gizi memerlukan pelatihan

yang khusus. Setiap jenis kekurangan gizi akan menunjukkan gejala

klinis yang berbeda, masing-masing harus dilakukan pelatihan yang

berbeda.

b. Ketepatan hasil ukuran terkadang dapat bersifat subjektif. Terkadang

pengalaman melakukan pemeriksaan mempengaruhi hasil, semakin

lama pengalaman yang dimiliki, maka hasil akan semakin tepat.

c. Untuk kepastian data status gizi, terkadang diperlukan data pendukung

lain, seperti data pemeriksaan biokimia. Contohnya untuk memastikan

seseorang yang menunjukkan gejala anemi, perlu didukung data

pemeriksaan kadar hemoglobin dari pemeriksaan biokimia.

d. Seseorang yang menderita gejala klinis kekurangan gizi, biasanya

tingkat defisiensi zat gizi cenderung sudah tinggi. Misalnya seseorang

yang menunjukkan adanya benjolan pada persendian kaki karena

kelebihan kolesterol, maka kelebihan kolesterol dalam tubuh sudah

dalam taraf yang tinggi.

e. Waktu pelaksanaan pengukuran dengan metode klinis, dipengaruhi

oleh lingkungan, seperti bising, anak rewel, tebal kulit/pigmen, dan

pengaruh yang lain. Misalnya sulit dilakukan pemeriksaan klinis anemi

pada orang yang berkulit hitam, karena kulitnya gelap.


,,

E. METODE PENGUKURAN KONSUMSI PANGAN

Kekurangan gizi diawali dari asupan gizi yang tidak cukup,

sebaliknya kelebihan gizi disebabkan dari asupan gizi yang lebih dari

kebutuhan tubuh. Ketidakcukupan asupan gizi atau kelebihan asupaan gizi

dapat diketahui melalui pengukuran konsumsi pangan (dietary methode).

Asupan zat gizi dari makanan yang dikonsumsi dapat mempengaruhi

status gizi individu. Seseorang yang mempunyai asupan gizi kurang saat

ini, akan menghasilkan status gizi kurang pada waktu yang akan datang.

Asupan gizi saat ini tidak langsung menghasilkan status gizi saat ini juga.

Memerlukan waktu, karena zat gizi akan mengalami metabolisme dalam

tubuh terlebih dahulu untuk sampai dimanfaatkan oleh tubuh. Pengukuran

konsumsi makanan sering juga disebut survei konsumsi pangan,

merupakan salah satu metode pengukuran status gizi. Asupan makan yang

kurang akan mengakibatkan status gizi kurang. Sebaliknya, asupan makan

yang lebih akan mengakibatkanstatus gizi lebih. Tujuan umum dari

pengukuran konsumsi pangan adalah untuk mengetahui asupan gizi dan

makanan serta mengetahui kebiasaan dan pola makan, baik pada individu,

rumah tangga, maupun kelompok masyarakat.

- Tujuan khusus pengukuran konsumsi pangan adalah:

1. menentukan tingkat kecukupan asupan gizi pada individu;

2. menentukan tingkat asupan gizi individu hubungannya dengan penyakit;

3. mengetahui rata-rata asupan gizi pada kelompok masyarakat;

4. menentukan proporsi masyarakat yang asupan gizinya kurang.


,,

- Pengukuran konsumsi pangan untuk menilai status gizi, mempunyai

kelebihan dan kelemahan.

1. hasil ukur pengukuran konsumsi pangan dapat memprediksi status gizi

yang akan terjadi di masa yang akan datang;

2. hasil pengukuran konsumsi pangan cukup akurat untuk menilai asupan

gizi atau ketersediaan pangan;

3. pengukuran konsumsi pangan mudah dilakukan dengan pelatihan yang

khusus;

4. pelaksanaan pengukuran tidak memerlukan alat yang mahal dan rumit.

- Kelemahan metode pengukuran konsumsi pangan:

1. pengukuran konsumsi pangan, tidak dapat untuk menilai status gizi

secara bersamaan, karena asupan gizi saat ini baru akan mempengaruhi

status gizi beberapa waktu kemudian,

2. hasil pengukuran konsumsi pangan, hanya dapat dipakai sebagai bukti

awal akan kemungkinan terjadinya kekurangan atau kelebihan gizi pada

seseorang,

3. lebih efektif bila hasil pengukuran konsumsi pangan disertai dengan

hasil pemeriksaan biokimia, klinis atau antropometri.

- Pengukuran konsumsi pangan dapat dilakukan dalam tiga area, yaitu

mengukur asupan gizi pada tingkat individu, mengukur asupan gizi pada

tingkat rumah tangga dan mengukur konsumsi pangan pada suatu wilayah.

1. Metode pengukuran konsumsi pangan individu Metode pengukuran

asupan gizi yang sering dipakai untuk mengukur asupan gizi pada individu
,,

ialah metode recall 24 hour, estimated food record, penimbangan makanan

(food weighing), dietary history, dan frekuensi makanan (food frequency).

2. Metode recall 24 hour

Metode recall 24-hour atau sering disebut metode recall adalah cara

mengukur asupan gizi pada individu dalam sehari. Metode ini dilakukan

dengan menanyakan makanan yang telah dikonsumsi dalam 24 jam yang

lalu muali dari bagun tidur pada pagi hari sampai tidur lagi pada malam

hari. Metode pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui asupan zat gizi

individu dalam sehari, sehingga tergolong pada kelompok metode

kuantitatif. Pada dasarnya metode ini dilakukan dengan mencatat jenis dan

jumlah bahan makanan yang dikonsumsi individu pada 1 hari sebelum

dilakukan recall (misal recall dilakukan hari Selasa, maka asupan makanan

yang ditanyakan adalah asupan selama 24 jam pada hari Senin). Dalam

pelaksanaan pengumpulan data, terdapat dua cara melakukan wawancara

recall yaitu cara pertama adalah asupan makanan ditanyakan dimulai dari

bangun pagi kemarin sampai saat tidur malam kemarin hari. Cara kedua

adalah dengan menanyakan asupan makanan dalam kurun waktu 24 jam

kebelakang sejak wawancara dilakukan. Prinsip pengukuran dari metode

recall 24-hour adalah mencatat semua makanan yang dikonsumsi baik di

rumah maupun diluar rumah, mulai dari nama makanan.


,,
Kegiatan Belajar 8

Menerapkan Gizi Ibu Hamil

A. Gizi Ibu Hamil

Pentingnya status gizi ibu perlu dilihat dari berbagai aspek, selain

bahwa akses terhadap keamanan pangan dan pelayanan kesehatan, status

gizi ibu juga mempunyai dampak secara sosial dan ekonomi. Berbagai

penelitian semakin menunjukkan bahwa status gizi ibu tidak hanya

memberikan dampak negatif terhadap status kesehatan dan resiko

kematian dirinya tetapi juga terhadap kelangsungan hidup dan

perkembangan janin yang dikandungnya dan lebih jauh lagi terhadap

pertumbuhan janin tersebut sampai usia dewasa (FKM UI, 2012).

Gizi seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang

mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan

kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan,

aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan memantau berat badan secara

teraturdalam rangka mempertahankan berat badan normal untuk mencegah

masalah gizi.

Kebutuhan gizi untuk ibu hamil setiap harinya ditambah sesuai

dengan usia kehamilan. Hal ini dikarenakan adanya perkembangan dan

pertumbuhan janin.

Dalam sehari ibu hamil konsumsi minyak sebanyak 3 sendok

makan (hanya penyerapan saja) atau setara dengan 30 gram minyak.


,,

B. Menu gizi ibu hamil

Gizi seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat

gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan

memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku

hidup bersih dan memantau berat badan secara teraturdalam rangka

mempertahankan berat badan normal untuk mencegah masalah gizi.

 MANFAAT GIZI SEIMBANG UNTUK IBU HAMIL

1. Memenuhi kebutuhan zat gizi ibu dan janin

2. Mencapai status gizi ibu hamil dalam keadaan normal, sehingga

dapat menjalani kehamilan dengan baik dan aman

3. Membentuk jaringan untuk tumbuh kembang janin dan

kesehatan ibu

4. Mengatasi permasalahan selama kehamilan

5. Ibu memperoleh energi yang cukup yang berfungsi untuk

menyusui setelah kelahiran bay


,,

   PESAN GIZI SEIMBANG UNTUK IBU HAMIL

1. Mengonsumsi aneka ragam pangan lebih banyak berguna untuk

memenuhi kebutuhan energi, protein dan vitamin serta mineral

sebagai pemeliharaan, pertumbuhan dan perkembangan janin serta

cadangan selama masa menyusui

2. Membatasi makan makanan yang mengandung garam

tinggi untuk mencegah hipertensi karena meningkatkan resiko

kematian janin, terlepasnya plasenta, serta gangguan pertumbuhan


,,

3. Minum air putih lebih banyak mendukung sirkulasi janin,

produksi cairan amnion dan meningkatnya volume darah, mengatur

keseimbangan asam basa tubuh, dan mengatur suhu tubuh. Asupan

air minum ibu hamil sekitar 2-3 liter perhari (8-12 gelas sehari)

4. Membatasi minum kopi, kandungan KAFEIN dalam kopi

meningkatkan buang air kecil yang berakibat dehidrasi, tekanan

darah meningkat dan detak jantung menuingkat. Paling banyak 2

cangkir kopi/hari
,,

  PENAMBAHAN KEBUTUHAN ZAT GIZI SELAMA HAMIL

Kebutuhan gizi untuk ibu hamil setiap harinya ditambah sesuai

dengan usia kehamilan. Hal ini dikarenakan adanya perkembangan

dan pertumbuhan janin. Berikut merupakan jumlah penambahan yang

harus dipenuhi selama hamil:

 JUMLAH ATAU PORSI DALAM 1 KALI MAKAN

Merupakan suatu ukuran atau takaran makan  yang dimakan tiap kali


,,

makan

 FREKUENSI MAKAN DALAM SEHARI

Frekuensi makanan merupakan seringnya seseorang melakukan

kegiatan makan dalam sehari baik makanan utama atau pun selingan,

sebanyak 3 kali makan utama dan 2 kali makan selingan atau porsi

kecil namun sering dan harus sesuai porsi dibawah ini:

 
,,

 JENIS MAKANAN YANG TERSUSUN DALAM 1 HIDANGAN

MAKAN

Kualitas atau mutu gizi dan kelengkapan zat gizi dipengaruhi

oleh keragaman jenis pangan yang dikonsumsi. Semakin beragam

jenis pangan yang dikonsumsi semakin mudah untuk memenuhi

kebutuhan gizi, semakin mudah tubuh memperoleh berbagai zat yang

bermanfaat bagi kesehatan.

Selain menerapkan keanekaragaman makanan dan minuman

juga perlu memperhatikan keamanan pangan yang berarti makanan

atau minuman itu harus bebas dari cemaran yang membahayakan

kehatan.

Cara menerapkan yaitu dengan mengonsumsi lima kelompok

pangan setiap hari yang terdiri dari makanan pokok, lauk-pauk,

sayuran, buah-buahan dan minuman. Mengkonsumsi lebih dari 1 jenis

untuk setiap kelompok makanan setiap kali makan akan lebih baik.
,,

5. Makanan pokok sebagai sumber karbohidrat yaitu padi-padian atau

serealia seperti beras, jagung, dan gandum; sagu; umbi-umbian seperti ubi,

singkong, dan talas; serta hasil olahannya seperti tepung-tepungan, mi,

roti, makaroni, havermout, dan bihun.


,,

6.  Sumber protein, yaitu sumber protein hewani, seperti daging, ayam,

telur, susu, dan keju; serta sumber protein nabati sepeerti kacang-kacangan

berupa kacang kedelai, kacang tanah, kacang hijau, kacang merah, dan

kacang tolo; serta hasil oalahannya seperti tempe, tahu, susu kedelai, dan

oncom.

7.  Sumber zat pengatur berupa sayuran dan buah. Sayuran diutamakan

berwarna hijau dan kuning jingga, seperti bayam, daun singkong, daun

katuk, kangkung, wortel, dan tomat; serta sayur kacang-kacangan, seperti

kacang panjang, buncis, dan kecipir. Buah-buahan diutamakan yang

berwarna kuning jingga, kaya serat dan yang berasa asam, seperti pepaya,

mangga, nanas, nangka, nangka masak, jambu biji, apel, sirsak dan jeruk.

 ZAT GIZI YANG DIPERLUKAN SELAMA HAMIL


,,

Pada masa kehamilan dianjurkan mengkonsumsi makanan

yang mengadung zat gizi tertentu sebagai penunjang kesehatan ibu

dan janin  maupun untuk keperluan perkembangan dan pertumbuhan

janin. Berikut ini merupakan zat gizi yang diperlukan ibu hamil:
,,

 BAHAN MAKANAN YANG DIHINDARI DAN DIBATASI

OLEH IBU HAMIL

1)  Menghindari makanan yang diawetkan karena biasanya mengandung

bahan tambahan makanan yang kurang aman.

2)  Menghindari daging/telur/ikan yang dimasak kurang matang  karena

mengandung kuman yang berbahaya untuk janin.

3) Membatasi kopi dan coklat, didalamnya terdapat kandungan kafein yang

dapat meningkatkan tekanan darah.

4)  Membatasi makanan yang mengandung energi tinggi seperti yang

banyak mengandung gula, lemak misalnya: keripik, cake.

5)  Membatasi makanan yang mengandung gas, contoh: nangka (matang

dan mentah), kol,ubi jalar, karena dapat menyebabkan keluhan nyeri ulu

hati pada ibu hamil.


,,

6) Membatasi konsumsi minuman ringan (soft drink), karena mengandung

energi tinggi, yang berakibat pada berat badan ibu hamil meningkat

berlebihan dan bayi lahir besar.

C. Contoh menu gizi untuk ibu hamil

Dalam sehari ibu hamil konsumsi minyak sebanyak 3 sendok

makan (hanya penyerapan saja) atau setara dengan 30 gram minyak. Di

bawah ini merupakan contoh menu dengan ±3 sendok makan minyak per

hari)

Sarapan

 1 piring nasi atau penggantinya (1 gelas)

 1 butir telur ceplok

 1 mangkuk sayuran (daun singkong, katuk atau lainnya)

 1 gelas susu

 1 potong buah pepaya

Selingan

 1 potong kue tradisional

 1 gelas jus buah

Makan Siang

 1-2 piring nasi atau penggantinya (1-2 gelas)


,,

 2 potong sedang tempe atau tahu

 1 potong ikan goreng

 1 mangkuk sayuran

 1 buah jeruk

Selingan

 1 mangkuk bubur kacang hijau

 1 gelas jus buah

 1 gelas teh manis

Makan malam

 1-2 piring nasi atau penggantinya (1-2 gelas)

 2 potong sedang tempe atau tuhu

 1 potong semur daging

 1 mangkuk sayuran

 1 buah apel
,,

Adapun menu lainnya

Sarapan

 Nasi

 Sayur capcay (brokoli, wortel, buncis, jamur)

 Tahu

 Alpukat

Selingan

 Sandwich tuna (roti gandum, selada, tomat, tuna)

 Susu kedelai

Makan siang

 Nasi

 Ayam goreng

 Sayur bening (bayam, wortel, jagung)

 Bakwan jagung (tepung, minyak goring)

 Buah jeruk

Selingan

 Kue bolu
,,

 Susu kedelai

Makan malam

 Nasi

 Ayam goring

 Sayur bening (bayam, wortel, jagung)

 Buah mangga

Pada masa kehamilan dianjurkan mengkonsumsi makanan yang

mengadung zat gizi tertentu sebagai penunjang kesehatan ibu dan janin 

maupun untuk keperluan perkembangan dan pertumbuhan janin.


,,

Kegiatan Belajar 9

Gizi Pada Ibu Menyusui

A. Prinsip Gizi Ibu Menyusui

Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu

yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Bila pemberian ASI

berhasil baik, maka berat badan bayi akan meningkat, integritas kulit

baik,tonus otot serta kebiasaan makan yang memuaskan.

Ibu menyusui tidaklah lerlalu ketat dalam mengatur nutrisinya yang

terpenting adalah makanan yang menjamin pembentukan air susu yang

berkualitas dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayinya.

Dalam menyusun menu., penting untuk memperhatikan syarat-syarat dalam

menyusun menu ibu menyusui yaitu : seimbang. tidak ada pantangan

makanan (kecuali ibu memang alergi bahan makanan tertentu),mudah cerna

dan tidak terlalu merangsang pencernaan.

Gizi seimbang bagi ibu menyusui. Prinsipnya yaitu sama dengan makanan

ibu hamil, hanya jumlahnya lebih banyak dan mutu lebih baik. Syarat-syarat

bagi ibu menyusui:

1. Susunan menu harus seimbang

2. Dianjurkan minum 8-12 gelas/hari

3. Menghindari makanan yang banyak bumbu, terlalu panav/dingin,

tidak menggunaka alkohol, guna kelancaran pencernaan ibu


,,

4. Dianjurkan banyak makan sayuran berwarna

Selain makanan, produksi ASI sangat tengantung pada 3 hal

penting yaitu:

1. Permintaan bayi : hendaknya ibu sesering mungkin menyusui bayinya

karena dengan demikian produksi ASI akan bertambah banyak

dancukup untuk kebutuhan bayi.

2. Psikologis ibu: ibu menyusui perlu istirahat cukup, ketenangan jiwa

dan pikiran

3. Perlu perawatan payudara untuk memberi rangsangan pada kelenjar

susu agar produksi ASI meningkat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi gizi ibu menyusui :

1. Pengaruh makanan erat kaitannya dengan volume ASI yang

diproduksi per hari.

2. Protein, dengan adanya variasi individu maka dianjurkan penambahan

15-20 gram protein sehari.

3. Suplementasi. jika makan sehari seimbang. suplementasi tidak

diperlukan kecuali jika kekurangan satu atau lebih zat gizi.

4. Aktivitas

B. Kebutuhan Gizi Ibu Menyusui

Kebutuhan kalori selama menyusui proporsional dengan jumlah air susu

ibu yang dihasilkan dan lebih tinggi selama menyusui dibanding selama

hamil. Rata-rata kandungan kalori ASl yang dihasilkan ibu dengan nutrisi
,,

baik adalah 70 kal/ 100 ml, dan kira-kira 85 kal diperlukan oleh ibu untuk

tiap 100 ml yang dihasilkan. Rata-rata ibu menggunakan kira-kira 640 kal/

hari untuk 6 bulan pertama dan 510 kal/ hari selama 6 bulan kedua untuk

menghasilkan jumlah susu normal. Rata-rata ibu harus mengonsumsi 2300-

2700 kal ketika menyusui.

Protein Ibu memerlukan tambahan 20 gram diatas kebutuhan normal

ketika menyusui. Jumlah ini hanya 16 % dari tambahan 500 kal yang

dianjurkan. Cairan nutrisi lain yang diperlukan selama laktasi adalah asupan

cairan. Dianjurkan ibu menyusui minum 2-3 liter per hari, dalam bentuk air

putih, susu dan jus buah. Vitamin dan mineral. Kebutuhan vitamin dan

mineral selama menyusui lebih tinggi daripada selama hamil. Kecukupan

Gizi lbu menyusui sesuai Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi

C. Komposisi Asi
,,

ASI merupakan makanan yang dibutuhkan bayl selama kurang lebih enam

bulan. Komposisi ASl dirancang bukan hanya untuk mencukupi kebutuhan

zat gizi bayi. tetapi juga untuk melindungi bayi dari infeksi dan penyakit

kronis tertentu. Komposisi ASI terutama zat mikro dan komposisi asam

lemak dapat diubah sesual dengan apa yang diasup oleh ibu.

1. Karbohidrat (KH)

Laktosa adalah KH yang dominan dalam ASI. Laktosa ASI sangat

mudah dicerna dan dapat meningkatkan penyerapan kalsium. Anjuran

jumlah KH yang harus dikonsumsi dalam satu hari adalah $5-65 dari total

energi. Pilih bahan makanan yang merupakan sumber karbohidrat

kompleks, seperti nasi ditambah dengan jagung. labu kuning. atau ubi

merah

2. Protein
,,

Kandungan protein ASi relatif lebih rendah dibandingkan susu

sapi. Namun, protein ASI memiliki gizi dan zat non-gizi penting seperti

antivirus dan antimikroba. Setiap 100 cc ASI mengandung 1,2 g protein,

dengan demikian 850 cc ASI mengandung 10 9 protein. Efisiensi konversi

protein makanan menjadi protein susu hanya 70%. Oleh karena itu, ibu

menyusui membutuhkan tambahan protein sebesar 16 g pada enam bulan

pertama dan 12 9 pada bulan berikutrya. Jika diproporsikan terhadap total

energi sehari maka setara dengan13-15%

Peningkatan kebutuhan protein dtujukan untuk transformasi

makanan menjadi protein susu, sintesis hormon yang memproduksi

prolaktin, dan sintesis hormon oksitosin untuk mengeluarkan ASI. Sumber

protein biasa diperoleh dari telur, ayam, hati, kacang- kacangan, dan lebih

baik lagi jika memperbanyak konsumsi ikan terutama yang dapat dimakan

dengan tulang dan durinya

3. Lemak dan komposisi asam lemak

Lemak adalah komponen terbesar di dalam AS Setengah dari

energi total diperoleh dari lemak. Lemak ASI pada ASI foremilk (ASi

yang keluar di awal) lebih rendah, sedangkan ASI hindmik (ASI yang
,,

keluar di akhir) mempunyai kandungan lemak yang tinggi. Komposisi

asam lemak pada ASI bervariasi tergantung pola makan ibu-Ibu yang

mengonsumsi makanan rendah lemak tidak jenuh maka komposisi ASI

nya kaya asam lemak rantai menengah Jika ibu lebih banyak mengonsumsi

asam lemak tidak jenuh ganda (ALTJG), ASI yang dihasilkan pun akan

mengandung ALTJG yang tinggi. Lemak ASI juga menyed iakan DHA

yang tinggi terutama pada ibu yang melahirkan bayi prematur. DHA

sangat penting untuk perkembangan otak dan retina selama bulan terakhir

kehamilan. Oleh karena itu, bayi prematur harus segera menerima ASI.

Beberapa makanan yang tinggi kandungan asam lemak tak jenuh, yaitu

kacang kedelai, kacang tanah, alpukat, minyak ikan, minyak kacang

kedelai, dan minyak kacang tanah.

4. Kolesterol

Kolesterol adalah bagian dari lemak yang merupakan komponen

penting dari semua sel membran. Kolesterol diperlukan untuk

pertumbuhan dan replikasi sel. Konsentrasi kolesterol di ASI berkisar 10-

20 mg per hari, Variasi ini sangat tergantung dengan waktu pemberian.

Penelitian menjelaskan bahwa konsumsi kolesterol melalui ASI

berhubungan dengan kecenderungan penurunan kolesterol darah di

kemudian hari.

5. Vitamin Larut Lemak

a) Vitamin A
,,

Kolostrum memiliki konsentrasi vitamin A dua kali lipat

dibandingkan susu matang. Kandungan vitamin A dalam ASI akan

sesuai dengan kebutuhan bayi jika ibu menambahkan asupan vitamin

A sebesar 350 RE dari kebutuhan normal sehingga menjadi 850 RE. 1

RE nilainya sama dengan 3,3 IU vitamin A dan setara juga dengan 1

ug retinol atau 6 ug betakaroten. Makanan sumber vitamin A yaitu

susu, mentega, telur, minyak ikan, wortel, sayuran hijau, kacang

polong, buah berwarna kuning, dan minyak kelapa sawit.

b) Vitamin D

Kebutuhan vitamin D ibu menyusui kurang lebih sama dengan ibu

yang tidak menyusui. Kadar vitamin D dalam ASI bervariasi,

tergantung pada diet ibu dan paparan sinar matahari. Hasil penelitian

menjelaskan bahwa ibu yang banyak terpapar sinar matahari


,,

memproduksi ASI dengan kandungan vitamin D sepuluh kali lipat

lebih tinggi.

c) Vitamin E

Kebutuhan vitamin E ibu menyusui kurang lebih sama dengan ibu

yang tidak menyusui. ASI mengandung 40 wg vitamin E per gram

lemak ASI. Jumlah ini memadai untuk memenuhi kebutuhan bayi

terutama untuk integritas dan resistensi sel-sel darah merah. Akan

tetapi, beberapa penelitian mengatakan bahwa jumlah ini tidak

mencukupi untuk bayi yang lahir prematur.

d) Vitamin K

Kebutuhan vitamin K ibu menyusui kurang lebih sama dengan ibu

yang tidak menyusui. Namun, beberapa penelitian mengatakan bahwa

5% dari bayi yang menyusui ekslusif berisiko kekurangan vitamin K.

Akan tetapi, penelitian lain mengatakan bahwa jika ibu mengonsumsi

makanan yang seimbang, sampai usia enam bulan kebutuhan vitamin

K bayi masih tercukupi hanya dengan ASI ekslusif. Bahan makanan

sumber vitamin K yaitu sayuran berwarna hijau, minyak

kacangkedelai, hati, kacang buncis, kacang polong, kol, dan brokoli.


,,

6. Vitamin larut air

Vitamin larut air yang terkandung dalam ASI umumnya responsif

terhadap diet ibu yang kadarnya sangat berhubungan dengan jumlah yang

dimakan ibu. Namun, penelitian mengatakan bahwa masalah klinis yang

berhubungan dengan kekurangan vitamin larut air jarang terjadi pada bayi

walaupun disusul oleh ibu yang dietnya tidak memadal.

a) Vitamin B1

Kebutuhan vitamin B1 ibu menyusui meningkat sebesar 0,3 mg

sehingga menjadi 1,3 mg. Bahan makanan sumber vitamin 81 antara

lain serealia, kacang polong. ragi, susu, daging tanpa lemak, hati, dan

daging ayam.

b) Vitamin B2
,,

Kebutuhan vitamin B2 ibu menyusui meningkat sebesar 0,4 mg

sehingga menjadi 1,6 mg. Bahan makanan sumber vitamin B2 yaitu

daging tanpa lemak, hati, ragi, keju, telur, sayuran, dan susu sapi.

c) Vitamin B3

Kebutuhan vitamin B3 ibu menyusui meningkat sebesar 3 mg

sehingga menjadi 12 mg. Bahan makanan sumber vitamin B3 yaitu

daging tanpa lemak.

d) Vitamin B6
,,

Kadar vitamin B6 dalam ASI langsung mencerminkan asupan ibu

menyusui. Kebutuhan vitamin B6 ibu menyusui kurang lebih sama

dengan ibu yang tidak menyusui. 8ahan makanan sumber vitamin B6

yaitu daging. Serealia tumbuk, susu, kuning telur, havermut, dan

kacang-kacangan.

e) Vitamin B12 dan asam folat

Vitamin B12 dan asam folat terikat dalam whey protein. Oleh

karena itu, kadarnya dalam ASI tidak langsung dipengaruhi oleh

asupan ibu, tetapi dipengaruhi oleh faktor-faktor yang memengaruhi

sekresi protein seperti hormon dan usia bayi. Kadar folat meningkat
,,

jika durasi menyusui lebih panjang. Kadar vitamin B12 cenderung

rendah pada ibu yang mengonsumsi diet vegetarian, ibu gizi kurang,

dan ibu anemia. Kebutuhan vitamin 812 dan asam folat ibu

menyusui meningkat masing masing sebesar 0,3 g dan 50 g sehingga

menjadi 12 g dan 200 g. Bahan makanan sumber vitamin B12 yaltu

daging. ikan, unggas, kerang. susu dan hasil olahannya, serta telur.

Bahan makanan sumber asam folat yaitu sayuran hijau, daging. hati,

ikan, telur, gandum, dan kacang hijau.

f) Vitamin C

Kebutuhan vitamin C ibu menyusui meningkat sebesar 25 mg pada

enam bulan pertama menyusui dan 10 mg pada bulan berikutnya

sehingga masing masing menjadi 85 mg dan 70 mg. Bahan makanan

sumber vitamin C yaitu jambu biji. jeruk, anggur, pepaya. mangga,

nanas, rambutan, dan sayuran berwarna.

7. Mineral

Mineral dalam ASI berkontribusi banyak pada osmolalitas ASL

Kandunganmineral dalam ASI sesuai dengan laju pertumbuhan manusia


,,

sehingga konsentrasinya lebih rendah dibandingkan susu hewan, kecuali

mineral mineral penting seperti magnesium, kalsium, besi, dan seng.

Rendahnya konsentrasi mineral pada ASI ditujukan untuk mengurangi

beban pada ginjal bayi.

8. Seng/Zink/Zn

Zink pada ASI terikat dengan protein. Kadar zink di dalam ASI

selalu terpelihara walaupun pada ibu yang kekurangan gizi. Pada bayi

yang diberi ASI ekslusif jarang terjadi kasus kekurangan zink. Zink

diperlukan bayi untuk pertumbuhan normal. Kebutuhan zink pada ibu

menyusui meningkat sekitar 10 mg sehingga menjadi 25 mg per hari.

Bahan makanan sumber zink yaitukerang, tiram, hati, kacang-kacangan,

susu, dan gandum.


,,

9. Kalsium

Kebutuhan kalsium ibu menyusui meningkat sebesar 400 mg

sehingga menjadi 900 mg. Bahan makanan sumber kalsium yaitu susu dan

hasil olahannya. ikan yang dimakan dengan durinya, udang yang dimakan

dengan kulitnya. kacang- kacangan dan hasil olahannya, serta sayuran

berwarna hijau.

10. Fosfor

Kebutuhan fosfor ibu menyusui meningkat sebesar 300 mg

sehingga menjadi 750 mg. Bahan makanan sumber fosfor yaitu semua

makanan yang kaya protein.


,,

11. Fe/zat besi

Kebutuhan zat besi ibu menyusul meningkat sebesar 2 mg

sehingga menjadi 28 mg. Bahan makanan sumber zat besi yaitu protein

hewani, kacang kacangan, dan sayuran hjau.

12. lodium

Kebutuhan lodium ibu menyusul meningkat sebesar 50 ug

sehingga menjadi 200 ug. Bahan makanan sumber iodium yaltu garam

yang difortifikasi, makanan laut, air, dan sayuran di daerah non-gondok,

serta hewan yang memakan makanan tersebut.


,,

13. Selenium

Kebutuhan selenium ibu menyusui meningkat sebesar 25 pg

sehingga menjadi 105 vg. Bahan makanan sumber selenium yaitu

makanan hasil laut, daging, hati, bawang, serealia, dan sayuran (tergantung

pada kandungan selenium tanah).

14. Air

Komponen utama ASI salah satunya yaitu air. ASI adalah cairan

yang sifatnya isotonik dengan plasma ibu. Selama menyusul dlanjurkan

sekallagar lebih banyak minum, paling sedikit sepuluh gelas sehark.

Minumannya bisa berupa air mineral, air putih, Jus segar, sup, air sayur,

air kacanghijau, dan susu.

D. Kontra Indikasi Menyusui


,,

Kontraindikasi antenatal: 

1. Hernia Diafragma Bawaan

2. Atresia esofagus / fistula trakeo-esofagus

3. Obstruksi usus

4. Anus imperforate

5. Gastroschisi / omphalocele

Kontraindikasi ibu:

1. Ibu yang sedang menjalani kemoterapi atau penggunaan agen radioaktif

terkini / saat ini 

2. Ibu dengan infeksi virus limfotrofik sel T manusia, brucellosis yang tidak

diobati

3. Ibu yang tidak diobati (belum dahak negatif) membuka tuberkulosis (tetapi

masih mengeluarkan ASI dan dapat menyusui)

4. Konsumsi alcohol

5. Kecanduan Narkoba

6. Ibu yang diduga / didiagnosis HIV

E. Identifikasi Masalah Gizi Pada Ibu Menyusui

Masalah pada gizi pada ibu menyusui sangat berkaitan dengan asupan

makanan yang di konsumsi ibu menyusui itu sendiri. Dengan kurang nya

asupan makanan pada jenis makanan tertentu mengakibatkan ibu mengalami

defisiensi terhadap jenis zat gizi tertentu. Masalah pada ibu menyusui yang di

sebabkan oleh kekurangan zat gizi yaitu:


,,

1. Anemia Zat besi

Penyebab utama anemia gizi adalah kekurangan zat besi (Fe) dan

asam folat yang seharusnya tak perlu terjadi bila makanan sehari hari

ber aneka ragam dan memenuhi gizi seimbang. Makanan yang

mengandung zat besi yang mudah di

absorbsi tubuh manusia adalah sumber protein hewani seperti ikan,dagi

ng,telur,dsb.Sayuran seperti daun singkong,kangkung dan bayam juga

mengandung zat besi akan tetapi lebih sulit absorbsinya di dalam tubuh.

Asupan folat yang cukup penting untuk melindungi kesehatan ibu

dan bayi. Hal ini juga terlibat dalam pembentukan haemoglobin dalam

sel darah merah. Seorang wanita menyusui membutuhkan 280

mikrogram per hari.Folat terdapat dalam

sayuran berdaun hijau kacang polong, jeruk, wartel, pisang, alpukat, ga

ndum utuh, sereal dan biji-bijian dan hati. Penyebab langsung dan tidak

langsung defisiensi Fe (sumber M.Husaini Dkk).

a. Jumlah Fe dalam makanan tidak cukup

1) Ketersediaan Fe dalam makanan kurang

2) Kualitas dan Kwantitas makanan kurang

3) Social ekonomi rendah

b. Penyerapan zat besi dalam tubuh rendah

1) Komposisi makanan kurang ber aneka ragam


,,

2) Terdapat zat penghambat penyerapan zat besi,minum tablet besi

dengan tablet calsium sehingga zat besi tidak dapat di serap

maksimal

c. Defisiensi zat besi

1) Kebutuhan zat besi yang meningkat

2) Kehilangan darah

3) Kekurangan vitamin A

Cara mengatasi kekurangan defisiensi vitamin A pada ibu

menyusui dapat di lakukan dengan menambah asupan makanan yang

mengandung vitamin A di antaranya adalah

wortel,papaya,tomat,sumber vitamin A lain juga bisa di dapat kan

dengan suplementasu vitamin A 200.000 SI oleh tenaga kesehatan

setelah melahirkan dan kedua selambat-lambatnya 6 minggu setelah

mengonsumsi tablet yang pertama.

2. Gangguan akibat kekurangan Iodium (GAKI)

Gaki adalah gangguan akibat kekurangan yodium mengakibatkan

terjadinnya gondok atau pembengkakan kelenjar tiroid di leher dan

kretinisme.Yodium merupakan nutrisi penting untuk memastikan

perkembangan normal dari otak dan sistem saraf pada bayi dan anak-

anak muda.Pada ibu menyusui,kekurangan yodium dapat

mengakibatkan pengaruh negative pada sistem otak dan saraf bayi dan

menghasilkan IQ lebih rendah.Asupan harian yodium ibu menyusui

yang harus di penuhi adalah 250 mg per hari.Yodium dapat di peroleh


,,

dari makanan yang mengandung yodium,makanan yang mengandung

yodium tinggi terdapat pada makanan laut.Selain dari makanan laut

yodium di peroleh dari mengonsumsi garam yang mengandung yodium.

3. Kurang energy protein (KEP)/Protein energy malnutrien (EPM)

Protein berfungsi sebagai zat gizi pembangun sel setelah

melahirkan ibu memerlukan protein untuk memulihkan keadaan ibu

pasca melahirkan. Memenuhi energy yang bersumber dari protein. KEP

pada ibu menyusui dapat menyebabkan penyembuhan bekas lahir yang

lama kualitan dan kuantitas ASI yang menurun, ibu mengalami

kekurangan berat badan.KEP dapat di cegah dengan mengonsumsi

makanan yang mengandung protein seperti kacang – kacanagan, tempe,

tahu,dagingikan,dan telur.

4. Kekurangan vitamin D pada ibu menyusui

Kebutuhan kalsium meningjat selama menyusui karena di gunakan untuk

memoroduksi ASI yang mengandung kalsium tinggi.Funsi vitamin D pada

ibu menyusui adalah membantu pembentukan dan pemeliharaan tulang

bersama vitamin A dan C.Vitamin D di peroleh tubuh melalui sinar

matahari dan makanan.Apabila asupan kalsium tidak mencukupi maka ibu

akan mengalami pengeroposan tulang dan gigi karrna cadangan kalsium

dalam tubuh ibu di gunakan untuk produksi asi.Pada ibu menyusui di

anjurkan makan makanan hewani yang merupakan sumber utama vitamin

D dalam bentuk kolekelsiferol,yaitu kuning telur,hati,krim,mentega dan


,,

minyak hati-ikan.Penyerapan kalsium akan maksimal jika ibu membiarkan

diri berjemur di bawah sinar matahari pada pagi hari.

Kegiatan Belajar 10

Gizi Bayi dan Balita

A. Definisi Bayi

Bayi adalah masa tahapan pertama kehidupan seorang manusia

setelah terlahir dari rahim seorang ibu. Pada masa ini, perkembangan otak

dan fisik bayi selalu menjadi perhatian utama, terutama pada bayi yang

terlahir prematur maupun bayi yang terlahir cukup bulan namun memiliki

berat badan rendah. Baik ibu maupun bapak dan orang-orang terdekat si

bayi juga harus selalu mengawasi serta memberikan perawatan yang

terbaik bagi bayi sampai bayi berumur 1 tahun. Sedangkan pengertian bayi

baru lahir adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu

sampai 42 minggu, memiliki berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram.

Bayi baru lahir dapat dilahirkan melalui 2 cara, secara normal melalui
,,

vagina atau melalui operasi cesar. Bayi baru lahir harus mampu

beradaptasi dengan lingkungan yang baru karena setelah plasentanya

dipotong maka tidak ada lagi asupan makanan dari ibu selain itu kondisi

bayi baru lahir masih rentan terhadap penyakit. Karena itulah bayi

memerlukan perawatan yang insentif. Jagalah kebersihan bayi dan berikan

nutrisi yang cukup kepada bayi melalui ASI.

Selain pengertian bayi baru lahir, akan diberikan ciri-ciri bayi baru

lahir normal dan sehat. Berikut ini ciri-ciri bayi baru lahir sehat:

1. Berat badan 2500 – 4000 gram

2. Panjang badan 48 – 52 cm

3. Lingkar dada 30 – 38 cm

4. Lingkar kepala 33 – 35 cm

5. Frekuensi jantung 120 – 160 kali/menit

6. Pernafasan ± 60 - 40 kali/menit

7. Genitalia, pada bayi perempuan labia mayora sudah menutupi labia

minora sedangkan pada bayi laki-laki testis sudah turun dan skrotum

sudah ada

8. Memiliki 3 gerak reflek bayi yaitu : reflek hisap dan menelan, reflek

morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan dan reflek graps atau

menggenggam.

B. Prinsip Gizi Seimbang Bagi Bayi


,,

Makanan terbaik bagi bayi adalah ASI. Namun, dengan bertambahnya

umur bayi dan tumbuh kembang, bayi memerlukan energi dan zat-zat gizi

yang melebihi jumlah ASI. Bayi harus mendapat makanan Makanan

tambahan/ pendamping ASI. Banyaknya ASI yang dihasilkan ibu

tergantung dari status gizi ibu, makanan tambahan sewaktu

hamil/menyusui, stress mental dan sebagainya. Dianjurkan untuk memberi

100-110 Kkal energi tiap kgBB/ hari. Oleh karena itu, susu bayi

mengandung kurang lebih 67 Kkal tiap 100 cc. Maka bayi diberikan 150-

160 cc susu tiap kgBB. Tetapi tidak semua bayi memerlukan jumlah

energi tersebut.

Makanan bayi beraneka ragam macamnya yaitu :

1. ASI (Air Susu Ibu)

Yang paling baik untuk bayi baru lahir adalah ASI. ASI

mempunyai keunggulan baik ditinjau segi gizi, daya kekebalan tubuh,

psikologi, ekonomi dan sebagainya.

Komposisi ASI :

Komposisi ASI tidak sama dari waktu ke waktu, hal ini berdasarkan

pada stadium laktasi. Komposisi ASI dibedakan menjadi 3 macam :

1) Kolostrum : ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari

ketiga setelah bayi lahir.


,,

2) ASI transisi : ASI yang dihasilkan mulai hari keempat sampai hari

ke sepuluh.

3) ASI mature : ASI yang dihasilkan mulai hari kesepuluh sampai

dengan seterusnya.

Untuk mengetahui kecukupan ASI dapat dilihat dari :

1) Berat badan waktu lahir telah tercapai sekurang-kurangnya akhir

minggu setelah lahir dan selama itu tidak terjadi penurunan berat

badan lebih 10 %.

2) Kurve pertumbuhan berat badan memuaskan, yaitu menunjukkan

berat badan pada :

a) Triwulan ke 1 : 150-250 gr setiap minggu,

b) Triwulan ke 2 : 500-600 gr setiap bulan,

c) Triwulan ke 3 : 350-450 gr setiap bulan,

d) Triwulan ke 4 : 250-350 gr setiap bulan atau berat badan naik

2 kali lipat berat badan waktu lahir pada umur 4-5 bulan dan 3

kali lipat pada umur satu tahun.

3) Bayi lebih banyak ngompol, sampai 6 kali atau lebih dalam sehari.

4) Setiap kali menyusui, bayi menyusu dengan rakus, kemudian

melemah dan tertidur.

5) Payudara ibu terasa lunak setelah menyusui.

2. MP ASI (Makanan Pendamping ASI)

Makanan pendamping ASI (MPASI) diberikan setelah bayi berumur 6

bulan.
,,

Jenis MP ASI diantaranya :

a. Buah-buahan yang dihaluskan/ dalam bentuk sari buah. Misalnya pisang

Ambon, pepaya , jeruk, tomat.

b. Makanan lunak dan lembek. Misal bubur susu, nasi tim.

c. Makanan bayi yang dikemas dalam kaleng/ karton/ sachet.

Tujuan pemberian makanan tambahan pendamping ASI adalah :

a. Melengkapi zat gizi ASI yang sudah berkurang.

b. Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam-macam

makanan dengan berbagai rasa dan bentuk.

c. Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan.

d. Mencoba adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi

tinggi.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian MP ASI :

a. Perhatikan kebersihan alat makan.

b. Membuat makanan secukupnya.

c. Berikan makanan dengan sebaik-baiknya.

d. Membuat variasi makanan.

e. Ajak makan bersama anggota keluarga lain

f. Jangan memberi makanan dekat dengan waktu makan

g. Makanan berlemak menyebabkan rasa kenyang yang lama.

C. Cara Pengelolaan Makanan Bayi


,,

Bayi setelah lahir sebaiknya diberikan ASI, namun seiring dengan tumbuh

kembang diperlukan makanan pendamping ASI.

Berikut cara pengolahan makanan bagi bayi usia 6 bulan

1. Karbohidrat

Jangan terpaku pada nasi putih saja. Biasakan anak konsumsi beragam

sumber karbohidarat, seperti beras merah, kentang, ubi, singkong, mi,

bihun maupun jagung.

Cara memasak:

a. Beras putih, ditanak atau ditim, yang penting, beras dimasak sampai

matang dengan air secukuppnya agar tergelatinasi sempurna (pulen).

b. Beras merah sebaiknya dicampur dengan beras putih agar pulen, karen

beras merah lebih keras.

c. Jagung direbus dengan sedikit air sekitar 10 menit, kemudian diolesi

mentega, garam dan gula.

d. Ubi, dikukus dan dibuat pure (dihaluskan).\

2. Protein

Bisa didapat dari daging-dagingan, ikan-ikanan, hati, udang, kerang, tempe

dan tahu. Pilih sumber protein yang mudah, murah, enak maupun

berkualitas tinggi seperti telur.

Cara memasak:

a. Telur

Saat menggoreng jangan sampai warnanya kecokelatan karena kadar

gizinya akan berkurang. Yang terbaik, telur direbus sampai matang (7-8
,,

menit) atau masak cepat menggunakan sedikit minyak dan bisa dicampur

dengan sayuran yang diiris halus.

b. Ayam

Cara terbaik adalah dikukus untuk campuran soto, ditumis sebagai

campuran cap cay, disup, digoreng sebentar setelah dibumbui (diungkep)

atau digoreng sejenak menjadi ayam pop. Jangan lupa, buang kulit ayam

karena mengandung minyak jenuh.

c. Daging-dagingan Protein pada daging justru harus dimasak dengan baik.

Namun agar zat besi tidak terbuang, jangan masak daging terlalu lama.

Sebaiknya ditim atau ditumis, karena itu potong tipis-tipis atau cincang.

Berbagai olahan daging seperti bakso dan sosis, proteinnya tidak sebaik

daging segar. Selain itu juga mengandung zat aditif sehingga jangan

terlalu sering dikonsumsi. Memasak bakso dan sosis sebaiknya ditumis,

disup atau sebagai campuran cap cay dan bihun goreng. Jangan digoreng

karena akan menambah kadar lemak yang sudah tinggi.

3. Vitamin Dan Mineral

Banyak terdapat pada sayuran dan buah-buahan. Semakin hijau waran

sayuran, makin banyak vitaminya. Semakin kuning, merah, atau biru

warna daging buah, vitaminya semakin kaya.

Cara memasak sayur :

a. Vitamin A,D,E,K (terdapat pada bayam, wortel, daun singkong,

kangkung, kacang panjang, katuk, sawi, jagung) larut dalam lemak. Jika
,,

dimasak bersama minyak goreng, seperti ditumis, jangan terlalu lama

sebab vitaminnya akan habis.

b. Vitamin C, B1, B2, B5, B12 (terdapat pada daun singkong, katuk,

melinjo, sawi, kentang, seledri, kucai, kacang panjang, kol. Tomat) larut

dalam air, karena itu jika direbus atau disup, jangan terlalu lama sebab

vitamin akan habis.

c. Rahasia merebus sayuran: masukkan sayur saat air sudah mendidih,

bubuhi garam, angkat.

d. Direbus maupun ditumis, pastikan sayur masih berwarna hijau, segar

dan batangnya masih renyah.

e. Hampir semua sayuran, khususnya bayam, harus langsung dimakan

setelah dimasak. Jangan tunda lebih dari 2 jam. Selain vitaminnya rusak,

dikhawatirkan ada reaksi kimia yang menyebabkan sayur tidak layak

dimakan.

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Makanan Pada Bayi

Hal-hal yang perlu diperhatikan supaya pengaturan makan untuk bayi dan

anak dapat berhasil dengan baik adalah sebagai berikut :

1. Kerjasama ibu dan anak.

Dimulai pada saat kelahiran bayi dilanjutkan sampai dengan anak mampu

makan sendiri. Makanan hendaknya menyenangkan bagi anak dan ibu. Ibu

yang tegang, cemas, mudah marah merupakan suatu kecenderungan untuk

menimbulkan kesulitan makan pada anak.


,,

2. Memulai pemberian makan sedini mungkin.

Pemberian makan sedini mungkin mempunyai tujuan menunjang proses

metabolisme yang normal, untuk pertumbuhan, menciptakan hubungan

lekat ibu dan anak, mengurangi resiko terjadinya hipoglikemia,

hiperkalemi, hiperbilirubinemia dan azotemia.

3. Mengatur sendiri.

Pada awal kehidupannya, seharusnya bayi sendiri yang mengatur

keperluan akan makanan. Keuntungannya untuk mengatur dirinya sendiri

akan kebutuhan zat gizi yang diperlukan.

4. Peran ayah dan anggota keluarga lain.

5. Menentukan jadwal pemberian makanan bayi.

6. Umur.

7. Berat badan.

8. Diagnosis dari penyakit dan stadium (keadaan).

9. Keadaan mulut sebagai alat penerima makanan.

10. Kebiasaan makan (kesukaan, ketidaksukaan dan acceptability dari

jenis makanan dan toleransi daripada anak terhadap makanan yang

diberikan).

11. Gaya hidup orang tua

12. Kemiskinan

E. Faktor penyebab masalah gizi pada bayi


,,

Sylva, Lestari (2015). Dalam penelitianya Ia menyatakan bahwa

ada pengaruh tentang pendapatan kepala keluarga dengan asupan makan

dan status gizi pada balita.

Masalah gizi merupakan akibat dari berbagai faktor yang saling

terkait. Terdapat dua faktor langsung yang mempengaruhi status gizi

individu, yaitu faktor makanan dan penyakit infeksi, keduanya saling

mempengaruhi. Faktor penyebab langsung pertama adalah konsumsi

makanan yang tidak memenuhi prinsip gizi seimbang. Faktor penyebab

langsung kedua adalah penyakit infeksi yang terkait dengan tingginya

kejadian penyakit menular dan buruknya kesehatan lingkungan.

Faktor penyebab langsung pertama adalah konsumsi makanan yang

tidak memenuhi jumlah dan komposisi zat gizi yang memenuhi syarat gizi

seimbang yaitu beragam, sesuai kebutuhan, bersih, dan aman, misalnya

bayi tidak memperoleh ASI eksklusif. Faktor penyebab langsung kedua

adalah penyakit infeksi yang berkaitan dengan tingginya kejadian penyakit

menular terutama diare dan penyakit pernapasan akut (ISPA). Faktor ini

banyak terkait mutu pelayanan kesehatan dasar khususnya imunisasi,

kualitas lingkungan hidup dan perilaku hidup sehat. Kualitas lingkungan

hidup terutama adalah ketersediaan air bersih, sarana sanitasi dan perilaku

hidup sehat seperti kebiasaan cuci tangan dengan sabun, buang air besar di

jamban, tidak merokok , sirkulasi udara dalam rumah dan sebagainya.

Faktor lain yang juga berpengaruh yaitu ketersediaan pangan di

keluarga, khususnya pangan untuk bayi 0-6 bulan (ASI eksklusif) dan 6-23
,,

bulan (MP-ASI), dan pangan yang bergizi seimbang khususnya bagi ibu

hamil. Semuanya itu terkait pada kualitas pola asuh anak. Pola asuh,

sanitasi lingkungan, akses pangan keluarga, dan pelayanan kesehatan,

dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, pendapatan, dan akses informasi

terutama tentang gizi dan kesehatan.

Selain itu, Indonesia merupakan negara yang cukup rawan terjadi

bencana, dimana bayi dan ibu hamil termasuk korban bencana yang rentan

terhadap masalah gizi. Masalah gizi yang biasa timbul adalah kurang gizi

pada bayi dan anak berumur di bawah dua tahun (baduta), bayi tidak

mendapatkan air susu ibu karena terpisah dari ibunya, dan semakin

memburuknya status gizi kelompok masyarakat yang sebelum bencana

memang dalam kondisi bermasalah. Kondisi ini diperburuk dengan

bantuan makanan yang sering terlambat, tidak berkesinambungan, serta

terbatasnya ketersediaan pangan lokal. Masalah tersebut diperburuk lagi

dengan kurangnya pengetahuan dalam penyiapan makanan buatan lokal

khususnya untuk bayi dan baduta.

Anak usia 0-12 bulan merupakan kelompok yang rawan ketika

harus mengalami situasi darurat, mengingat kelompok anak ini sangat

rentan dengan perubahan konsumsi makanan dan kondisi lingkungan yang

terjadi tiba-tiba.

Intervensi gizi terhadap bayi yang menjadi korban bencana dapat

dilakukan dengan cara bayi tetap diberi ASI. Apabila bayi piatu, bayi

terpisah dari ibunya atau ibu tidak dapat memberikan ASI, upayakan bayi
,,

mendapat bantuan ibu susu/donor. Apabila tidak memungkinkan bayi

mendapat ibu susu/donor, bayi diberikan susu formula dengan pengawasan

atau didampingi oleh petugas kesehatan.

F. Pengaruh Status Gizi Seimbang Bagi Bayi

Tumbuh kembang anak selain dipengaruhi oleh faktor keturunan

juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Adapun faktor lingkungan yang

berpengaruh adalah masukan makanan (diet), sinar matahari, lingkungan

yang bersih, latihan jasmani dan keadaan kesehatan. Pemberian makanan

yang berkualitas dan kuantitasnya baik menunjang tumbuh kembang,

sehingga bayi dapat tumbuh normal dan sehat/ terbebas dari penyakit.

Makanan yang diberikan pada bayi dan anak akan digunakan untuk

pertumbuhan badan, karena itu status gizi dan pertumbuhan dapat dipakai

sebagai ukuran untuk memantau kecukupan gizi bayi dan anak.

Kecukupan makanan dan ASI dapat dipantau dengan menggunakan KMS.

Daerah diatas garis merah dibentuk oleh pita warna kuning, hijau muda,

hijau tua, hijau muda dan kuning. Setiap pita mempunyai nilai 5 %

perubahan baku. Diatas kurve 100 % adalah status gizi lebih. Diatas 80 %

sampai dengan batas 100 % adalah status gizi normal, yang digambarkan

oleh pita warna hijau muda sampai hijau tua.

G. Sistem Pencernaan Bayi


,,

Selama periode intrauterine janin “di beri makan” melalui sirkulasi

plasenta memindahkan semua nutrient dari darah ibu langsung masuk ke

sirkulasi janin, berupa bahan makanan yang siap untuk langsung

digunakan. Sehingga janin tidak perlu mencerna dan mengabsorbsi, begitu

pula dengan sistem pembuangan belum diperlukan kerena bahan sisa yang

terbentuk, semua akan kembali ke dalam sirkulasi darah ibu.

Menjelang bayi dilahirkan, fungsi-fungsi saluran cerna dan ginjal

berkembang sangat cepat. Pada akhir masa kehamilan janin menunjukan

gerakan-gerekan menelan dan meminum cairan amonion begitu pula untuk

kemampuan memproduksi dan mengkekskresi urine, walaupun ginjal janin

masih berkembang dan belum memainkan peran vital.

Setelah bayi lahir, bayi harus memasukan makanan dari mulut,

mencerna dan mengabsorbasinya, memfungsikan ginjal untuk

mengeluarkan limbah metabolic, mempertahankan air dan hemeostatis

elektrolit. Namun karena alat pencernaan dan sistem ekskresi belum

berkembang sempurna, sehingga batas toleransi terhadap air, mineral

keseluruhan dan spesifik sangat sempit dibandingkan dengan bayi yang

berusia lebih tua, karena pada saat lahir sampai dengan beberapa bulan

ginjal belum mampu mengkonsentersikan urine untuk mengeluarkan

mineral yang memadai.

Pada saat bayi yang normal sanggup menghisap ASI. Bayi dapat

menempatkan ASI di mulut bagian belakang dan kemudian menelannya.

Fungsi menghisap dan menelan merupakan kemampuan yang vital bagi


,,

neonatus dan bayi selama bulan – bulan pertama kehidupannya. Jika

makanan padat atau semi padat dimasukan kedalam mulut bayi biasanya

secara sepontan akan ditolak. Sampai usia 4 -6 bulan gerakan lidah yang

mendorong atau efleks menjulurkan lidah telah hilang dan bayi sudah

dapat mengatur makanan semi padat. Selanjutnya usia 7 -9 bulan, gerakan

gigitan yang ritmis mulai terlihat dan pada sat bersamaan dengan

pertubuhan gigi pertama shehingga perkemangan kemampuan mengunyah

dimualai.

Jadi, usia 4 -6 bulan pertama dalam kehidupan bayi normal

merupakan tingkat perkembangan fungsional yang memberikan

kesempatan pada bayi untuk dapat menerima diet yang esensial yang

berbentuk cair, yang merupakan priode transisi dari diet janin dalam

kandungan menuju makanan dewasa.

Pencernaan Hidrat Arang. Proses pencernaan makanan dimulai dari

mulut ; selama mengunyah makanan bercampur dengan saliva yang

memberikan kesempatan Amilase untuk mencerna pati. Meskipun amilase

ditemukan pada saliva bayi. Tetapi tidak ada proses pencernaan hidrat

arang dalam mulut atau esophagus selama bulan –bulan kehidupan.

Diperkirakan bayi yang lahir cukup bulan mempuyai aktivitas

amilase 10% amilase orang dewasa, dan agaknya ini adalah aktivitas

utama glukoamilase. Informasi sampai saat ini mengatakan bahwa amilase

dari pangkereas tidak disekresi selama 3 bulan pertama usia bayi ; juga

ditemukan hanya dalam kadar sangat rendah atau tidak ada sama sekali,
,,

sampai bayi berusia enam bulan. Namun terdap bukti bahwa bayi dapat

mencerna pati sebelum usia 3 bulan, ini mungkin disebabkan oleh

glukomilase, yang pada saat itu tidak aktif, namu dapat diaktifasikan oleh

keberadaan dan sifat bahan makanan atau cairan enzim yang bekerja

padanya. Walaupun belum terdapat bukti pencernaan pati dimungkinkan

oleh amilase dari pancreas dari diproduksi karena adanya pati dalam usus

halus.

Bayi muda membutuhkan suatu proses adaptasi untuk dapat

mencerna pati, dan ini dapat berlangsung beberapa hari atau beberapa

minggu dan proses tersebut mungin dapat menjelaskan mengapa terjadi

gangguan pencernaan yang sering timbul terutama diare yang sering

diderita oleh bayi muda yang diberi makan yang mengandung pati.

Diid pati dalam proporsi besar menyebabkan adanya pati yang

tidak dapat dicerna, yang dapat mengakibatkan gangguan nutrien-nutrien

lainya dan kemudian bayi mengalami gangguan pertumbuhan. Pada saat

bayi lahir aktivitas disakaridase telah berkembang penuh. Ada 2

disakaridase, yaitu Delta Glukosidase yang menghidrolisis sukrosa dan

maltosa dan Beta Glukosidase yang menghidrolisis laktosa yang pada saat

lahir mempunyai kadar aktvitas yang sama dengan kadar pada bayi yang

berusia lebih tua. Dengan demikian, pada usia itu tidak ada masalah bagi

bayi dalam pencernaan dan pemanfaatan gula yang terkandung dalam

susu.
,,

Protein. Sekresi asam hidroklorat dan pepsin lambung berkembang

baik pada neonatus cukup bulan, tetapi konsenterasi masih rendah dan

akan cepat meningkat pada bulan - bulan pertama kehidupannya.

Pencernaan utama protein adalah berlangsung di usus halus, tetapi karena

bayi muda mempunyai beberapa kesulitan dalam mencerna protein, seperti

kasien, aktivitas lambung bisa menjadi sangat penting sebagai sarana

untuk memulai pencernaan karena kapasitas bayi untuk mencerna protein,

sebenarnya telah berkembang sempurna sejak lahir. Sekalipun demikian

masukan protein tinggi harus dihindari terutama bayi premature dan yang

masih sangat muda, karena beban ginjal terhadap kepekatan cairan (Renal

Solute Lood) yang sangat berlebihan akan menyebabkan gangguan

keseimbangan asam – basa dan menyebabkan Asidoses Metabolic.

Lemak. Selama priode intrauterine, glukosa merupakan sumber

utama untuk perkembanggan janin. Tetapi setelah lahir lemak menjadi

sumber energy utama yang sangat penting, dekitar 40 – 50 % energy yang

terkandung dalam ASI terbentuk sebagai lemak. Pada bayi baru lahir yang

cukup bulan fungsi pangkreas dan fungsi hati belum berkembang dengan

sempurna. Oleh kerena itu konsenterasi lipase pancreas dan garam empedu

masih sangat rendah. Namun bayi muda sanggup mengasorbsi lemak

cukup adekwat, terutama dari ASI. Pencernaan dan penyerapan lemak

pada bayi muda ini dipacu oleh adanya aktivitas lipase lingual dan

aktivitas lipase yang terdapat dalam ASI.


,,

Lipase lingual disekresi oleh papil-papil pada bagian posterior

lidah yang mulai bekerja jika sudah dilambung dan produk lipopisisnya

(asam lemak dan monogliserida) akan berperan dalam emulsifikasi

campuran lemak tersebut sehingga bayi dapat mengimbangi keadaan

garam empedu yang tersedian masih rendah. Lipopisis praduodenal pada

bayi muda akan dilengkapi oleh lipase yang terdapat dalam ASI. Lipase

dalam ASI juga mempunyai aktivitas esterase, hal ini sangat vital untuk

memanfaatkan viatamin A yang berupa ester-ester retinol, yang terdapat

dalam ASI.

Jadi meskipun fungsi hati dan pankreas belum matang, bayi muda

telah dilengkapi dengan kemampuan untuk dapat memanfaatkan, baik

lemak dalam ASI, maupun komponen-komponen ASI yang larut dalam

lemak, tetapi pemanfaatan lemak akan kurang efisien jika susu sapi dan

lemak lainnya yang diperkenalkan pada diet bayi muda.

Vitamin dan Mineral. Dalam kehidupan awal bayi tampaknya tidak

ada masalah yang besar dalam pemanfaatan vitamin dan mineral. Absorbsi

vitamin yang larut dalam lemak berhubungan erat dengan absorbsi lemak.

Zat besi absorbsinya jauh lebih tinngi pada bayi dari pada anak dan orang

dewasa. Ini berhubungan erat dengan kebutuhan mineral yang lebih

banyak pada awal kehidupan. Nilai biologis zat besi pada ASI jauh lebih

dari pada susu sapi atau zat besi yang ditambahkan dalam makanan. Nilai

biologis zat besi dalam ASI akan menurun dengan drastis apabila makanan
,,

pelengkap yang padat dan yang berasal dari sayur – sayuran diberikan

pada bayi yang mendapat ASI.

H. Dampak Kekurangan Dan Kelebihan Gizi Pada Bayi

Makanan yang ideal harus mengandung cukup energi dan zat

esensial sesuai dengan kebutuhan sehari-hari. Pemberian makanan yang

kelebihan akan energi mengakibatkan obesitas, sedang kelebihan zat gizi

esensial dalam jangka waktu lama akan menimbulkan penimbunan zat gizi

tersebut dan menjadi racun bagi tubuh. Misalnya hipervitaminosis A,

hipervitaminosis D dan hiperkalemi.

Sebaliknya kekurangan energi dalam jangka waktu lama berakibat

menghambat pertumbuhan dan mengurangi cadangan energi dalam tubuh

sehingga terjadi marasmus (gizi kurang/buruk). Kekurangan zat esensial

mengakibatkan defisiensi zat gizi tersebut. Misalnya xeroftalmia

(kekurangan vit.A), Rakhitis (kekurangan vit.D).

Jika dikaji secara mendalam penyakit kekurangan gizi disebabkan

karena tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat gisi esensial.

Selain itu, adanya ketidakseimbangan asupan zat-zat gizi, faktor penyakit

pencernaan, absorbsi, dan penyakit infeksi. Dampak dari penyebab semua

ini akan berlanjut pada penyakit akut maupun kronik.

Adapun penyakit yang dimaksud adalah:

1. Berat bayi lahir rendah (BBLR)


,,

Kelompok masyarakat yang paling menderita akibat dampak krisis

ekonomi terhadap kesehatan adalah ibu. Kesehatan ibu ini akhirnya

akan mempengaruhi kualitas bayi yang dilahirkan dan anak yang

dibesarkan. Bayi dengan berat lahir rendah merupakan salah satu

dampak dari ibu hamil yang menderita kurang energi kronis dan akan

mempunyai statuz gizi buruk. BBLR berkaitan dengan tingginya angka

kematian bayi dan balita, juga berdampak serius terhadap kualitas

generasi mendatang yaitu akan memperlambat pertumbuhan dan

perkembangan mental anak,serta berpengaruh pada penurunan IQ.

2. Gangguan pertumbuhan

Telah disebutkan diatas bahwa status gizi yang buruk akan

menyebabkan gangguan pertumbuhan. Dalam teori pertumbuhan ada

banyak jenis yang perlu dibahas seperti mental, fisik, sosial, spritual,

dan budaya. Sehingga jika status gizi buruk tidak ditangani secara

intensif maka generasi akan cenderung mengalami gangguan mental,

fisik, sosial, spritual, dan budaya. Tapi yang paling berpengaruh adalah

gangguan perilaku dan fungsi otak. Generasi akan mengalami

kebodohan dan isolasi sosial hingga akhirnya bunuh diri.

3. Kurang Energi Kronis (KEK)

KEK adalah keadaan ibu yang menderita keadaan kekurangan

makanan yang berlangsung menahun (kronis) sehingga mengakibatkan

timbulnya gangguan kesehatan pada ibu. KEK dapat terjadi pada wanita

usia subur (WUS) dan Ibu hamil (bumil). Tentunya selang waktu dari
,,

KEK ini cukup lama. Karena mulai dari usia subur dengan status gizi

buruk akan berdampak pada rahimnya kemudian berdampak pada

kehamilannya dan akhirnya berdampak pada janinnya, masa persalinan

sampai bayi dan anaknya yang akan tumbuh secara terus menerus

dengan disertai gangguan dan hambatan.

4. Gangguan pertahanan tubuh

Status gizi yang kurang menyebabkan daya tahan tubuh terhadap

tekanan atau stres menurun. Sistem imunitas dan antibodi berkurang,

sehingga seseorang mudah terserang infeksi seperti pilek, batuk, diare,.

Pada usia balita, keadaan ini akan mengakibatkan kematian.

I. Pemenuhan Gizi Pada Balita

1. Pengertian Balita

Balita adalah kelompok anak yang berumur dibawah lima tahun.

Kelompok anak ini menjadi istimewa karena menuntut curahan

perhatian yang intensif untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan

perkembangannya. Lima tahun pertama dari kehidupan seorang

manusia adalah fondasi bagi seluruh kehidupan di dunia. Sumber daya

manusia yang berkualitas baik fisik, psikis, maupun intelegensianya


,,

berawal dari balita yang sehat. Balita adalah anak usia dibawah lima

tahun yang berumur 0-4 tahun 11 bulan.

Konsep terjadinya keadaan gizi mempunyai faktor dimensi yang

sangat kompleks. Faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan gizi

yaitu konsumsi makanan dan tingkat kesehatan. Konsumsi makanan

dipengaruhi oleh pendapatan, makanan, dan tersedianya bahan

makanan.

Masalah gizi anak secara garis besar merupakan dampak dari

ketidakseimbangan antara asupan dan keluaran zat gizi (nutritional

imbalance), yaitu asupan yang melebihi keluaran atau sebaliknya, di

samping kesalahan dalam memilih bahan makanan untuk disantap.

 Karakteristik Balita

Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak

menerima makanan dari apa yang disediakan ibunya. Dengan kondisi

demikian, sebaiknya anak balita diperkenalkan dengan berbagai bahan

makanan. Laju pertumbuhan masa batita lebih besar dari masa usia

prasekolah sehingga diperlukan jumlah makanan yang relatif lebih

besar. Namun, perut yang masih lebih kecil menyebabkan jumlah

makanan yang mampu diterimanya dalam sekali makan lebih kecil

daripada anak yang usianya lebih besar. Oleh karena itu, pola makan

yang diberikan adalah porsi kecil dengan frekuensi sering.

 Karakteristik Usia Prasekolah


,,

Pada usia prasekolah, anak menjadi konsumen aktif, yaitu mereka

sudah dapat memilih makanan yang disukainya. Masa ini juga sering

dikenal sebagai “ masa keras kepala “. Akibat pergaulan dengan

lingkungannya terutama dengan anak-anak yang lebih besar, anak mulai

senang jajan. Jika hal ini dibiarkan, jajanan yang dipilih dapat

mengurangi asupan zat gizi yang diperlukan bagi tubuhnya sehingga

anak kurang gizi.

Perilaku makan sangat dipengaruhi oleh kedaan psikologis,

kesehatan, dan sosial anak. Oleh karena itu, kedaan lingkungan dan

sikap keluarga merupakan hal yang sangat penting dalam pemberian

makan pada anak agar anak tidak cemas dan khawatir terhadap

makanannya. Seperti pada orang dewasa, suasana yang menyenangkan

dapat membangkitkan selera makan anak.

 Peran Makanan Bagi Balita

a. Makanan sebagai sumber zat gizi

Didalam makanan terdapat enam jenis zat gizi, yaitu karbohidrat,

lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. Zat gizi ini diperlukan bagi

balita sebagai zat tenaga, zat pembangun , dan zat pengatur.

a) Zat tenaga
,,

Zat gizi yang menghasilkan tenaga atau energi adalah

karbohidrat , lemak, dan protein. Bagi balita, tenaga diperlukan

untuk melakukan aktivitasnya serta pertumbuhan dan

perkembangannya. Oleh karena itu, kebutuhan zat gizi sumber

tenaga balita relatif lebih besar daripada orang dewasa.

b) Zat Pembangun

Protein sebagai zat pembangun bukan hanya untuk

pertumbuhan fisik dan perkembangan organ-organ tubuh balita,

tetapi juga menggantikan jaringan yang aus atau rusak.

c) Zat pengatur

Zat pengatur berfungsi agar faal organ-organ dan jaringan

tubuh termasuk otak dapat berjalan seperti yang diharapkan.

Berikut ini zat yang berperan sebagai zat pengatur.

(a) Vitamin, baik yang larut air ( vitamin B kompleks dan vitamin

C ) maupun yang larut dalam lemak ( vitamin A, D, E, dan K ).

(b) Berbagai mineral, seperti kalsium, zat besi, iodium, dan flour.

(c) Air, sebagai alat pengatur vital kehidupan sel-sel tubuh.

 Kebutuhan Gizi Balita

Kebutuhan gizi seseorang adalah jumlah yang diperkirakan cukup

untuk memelihara kesehatan pada umumnya. Secara garis besar,

kebutuhan gizi ditentukan oleh usia, jenis kelamin, aktivitas, berat

badan, dan tinggi badan. Antara asupan zat gizi dan pengeluarannya

harus ada keseimbangan sehingga diperoleh status gizi yang baik.


,,

Status gizi balita dapat dipantau dengan menimbang anak setiap bulan

dan dicocokkan dengan Kartu Menuju Sehat (KMS).

a. Kebutuhan Energi

Kebutuhan energi bayi dan balita relatif besar dibandingkan

dengan orang dewasa, sebab pada usia tersebut pertumbuhannya

masih sangat pesat. Kecukupannya akan semakin menurun

seiring dengan bertambahnya usia.

b. Kebutuhan zat pembangun

Secara fisiologis, balita sedang dalam masa pertumbuhan

sehingga kebutuhannya relatif lebih besar daripada orang

dewasa. Namun, jika dibandingkan dengan bayi yang usianya

kurang dari satu tahun, kebutuhannya relatif lebih kecil.

c. Kebutuhan zat pengatur

Kebutuhan air bayi dan balita dalam sehari berfluktuasi

seiring dengan bertambahnya usia.

 Beberapa Hal Yang Mendorong Terjadinya Gangguan Gizi

Ada beberapa hal yang sering merupakan penyebab terjadinya

gangguan gizi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai

penyebab langsung gangguan gizi, khususnya gangguan gizi pada bayi

dan anak usia dibawah lima tahun (balita) adalah tidak sesuainya
,,

jumlah gizi yang mereka peroleh dari makanan dengan kebutuhan tubuh

mereka.

Berbagai faktor yang secara tidak langsung mendorong terjadinya

gangguan gizi terutama pada anak Balita antara lain sebagai berikut:

a. Ketidaktahuan akan hubungan makanan dan kesehatan

Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari sering terlihat

keluarga yang sungguhpun berpenghasilan cukup akan tetapi

makanan yang dihidangkan seadanya saja. Dengan demikian,

kejadian gangguan gizi tidak hanya ditemukan pada keluarga yang

berpenghasilan kurang akan tetapi juga pada keluarga yang

berpenghasilan relatif baik (cukup). Keadaan ini menunjukkan

bahwa ketidaktahuan akan faedah makanan bagi kesehatan tubuh

mempunyai sebab buruknya mutu gizi makanan keluarga,

khususnya makanan anak balita.

Menurut Dr. Soegeng Santoso, M.pd, 1999, masalah gizi Karena

kurang pengetahuan dan keterampilan dibidang memasak

menurunkan komsumsi anak, keragaman bahan dan keragaman

jenis masakan yang mempengaruhi kejiwaan misalnya kebosanan.

b. Prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu

Banyak bahan makanan yang sesungguhnya bernilai gizi

tinggi tetapi tidak digunakan atau hanya digunakan secara terbatas

akibat adanya prasangka yang tidak baik terhadap bahan makanan

itu. Penggunaan bahan makanan itu dianggap dapae menurunkan


,,

harkat keluarga. Jenis sayuran seperti genjer, daun turi, bahkan

daun ubi kayu yang kaya akan zat besi, vitamin A dan protein

dibeberapa daerah masih dianggap sebagai makanan yang dapat

menurunkan harkat keluarga.

c. Adanya kebiasaan atau pantangan yang merugikan

Berbagai kebiasaan yang bertalian dengan pantang makan

makanan tertentu masih sering kita jumpai terutama di daerah

pedesaan. Larangan terhadap anak untuk makan telur, ikan,

ataupun daging hanya berdasarkan kebiasaan yang tidak ada

datanya dan hanya diwarisi secara dogmatis turun temurun,

padahal anak itu sendiri sangat memerlukan bahan makanan seperti

itu guna keperluan pertumbuhan tubuhnya.

Kadang-kadang kepercayaan orang akan sesuatu makanan

anak kecil membuat anak sulit mendapat cukup protein. Beberapa

orang tua beranggap ikan, telur, ayam, dan jenis makanan protein

lainnya memberi pengaruh buruk untuk anak kecil. Anak yang

terkena diare malah dipuasakan (tidak diberi makanan). Cara

pengobatan seperti ini akan memperburuk gizi anak.

d. Kesukaan yang berlebihan terhadap jenis makanan tertentu

Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan

tertentu atau disebut sebagai faddisme makanan akan

mengakibatkan tubuh tidak memperoleh semua zat gizi yang

diperlukan.
,,

e. Jarak kelahiran yang terlalu rapat

Banyak hasil penelitian yang membuktikan bahwa banyak

anak yang menderita gangguan gizi oleh karena ibunya sedang

hamil lagi atau adiknya yang baru telah lahir, sehingga ibunya

tidak dapat merawatnya secara baik.

Anak yang dibawah usia 2 tahun masih sangat memerlukan

perawatan ibunya, baik perawatan makanan maupun perawatan

kesehatan dan kasih sayang, jika dalam masa 2 tahun itu ibu sudah

hamil lagi, maka bukan saja perhatian ibu terhadap anak akan

menjadi berkurang.akan tetapi air susu ibu ( ASI ) yang masih

sangat dibutuhkan anak akan berhenti keluar.

Anak yang belum dipersiapkan secara baik untuk menerima

makanan pengganti ASI, yang kadang-kadang mutu gizi makanan

tersebut juga sangat rendah, dengan penghentian pemberian ASI

karena produksi ASI berhenti, akan lebih cepat mendorong anak ke

jurang malapetaka yang menderita gizi buruk, yang apabila tidak

segera diperbaiki maka akan menyebabkan kematian. Karena

alasan inilah dalam usaha meningkatkan kesejahteraan keluarga,

disamping memperbaiki gizi juga perlu dilakukan usaha untuk

mengatur jarak kelahiran dan kehamilan.

f. Sosial Ekonomi

Keterbatasan penghasilan keluarga turut menentukan mutu

makanan yang disajikan. Tidak dapat disangkal bahwa penghasilan


,,

keluarga akan turut menentukan hidangan yang disajikan untuk

keluarga sehari-hari, baik kualitas maupun jumlah makanan.

g. Penyakit infeksi

Infeksi dapat menyebabkan anak tidak merasa lapar dan

tidak mau makan. Penyakit ini juga menghabiskan sejumlah

protein dan kalori yang seharusnya dipakai untuk pertumbuhan.

Diare dan muntah dapat menghalangi penyerapan makanan.

Penyakit-penyakit umum yang memperburuk keadaan gizi adalah:

diare, infeksi saluran pernapasan atas, tuberculosis, campak, batuk

rejan, malaria kronis, cacingan.

7. Akibat Gizi yang Tidak Seimbang

a. Kekurangan Energi dan Protein (KEP)

Berikut ini sebab-sebab kurangnya asupan energi dan protein.

1) Makanan yang tersedia kurang mengandung energy

2) Nafsu makan anak terganggu sehingga tidak mau makan.

3) Gangguan dalam saluran pencernaan sehingga penyerapan

sari makanan dalam usus terganggu

4) Kebutuhan yang meningkat, misalnya karena penyakit

infeksi yang tidak diimbangi dengan asupan yang

memadai.

Kekurangan energi dan protein mengakibatkan pertumbuhan dan

perkembangan balita terganggu. Gangguan asupan gizi yang bersifat akut

menyebabkan anak kurus kering yang disebut dengan wasting. Wasting,


,,

yaitu berat badan anak tidak sebanding dengan tinggi badannya. Jika

kekurangna ini bersifat menahun ( kronik), artinya sedikit demi sedikit,

tetapi dalam jangka waktu yang lama maka akan terjadi kedaan stunting.

Stunting , yaitu anak menjadi pendek dan tinggi badan tidak sesuai dengan

usianya walaupun secara sekilas anak tidak kurus.

Berdasarkan penampilan yang ditunjukkan, KEP akut derajat berat

dapat dibedakan menjadi tiga bentuk.

1) Marasmus

Kasus marasmus, anak terlihat kurus kering sehingga

wajahnya seperti orang tua.Bentuk ini dikarenakan kekurangan

energi yang dominan.

2) Kwashiorkor

Anak terlihat gemuk semu akibat edema, yaitu penumpukan

cairan di sela- sela sel dalam jaringan. Walaupun terlihat gemuk,

tetapi otot-otot tubuhnya mengalami pengurusan ( wasting ) .

Edema dikarenakan kekurangan asupan protein secara akut

( mendadak ), misalnya karena

penyakit infeksi padahal cadangan protein dalam tubuh sudah habis.

3) Marasmik-kwashiorkor

Bentuk ini merupakan kombinasi antara marasmus dan

kwashiorkor. Kejadian ini dikarenakan kebutuhan energi dan

protein yang meningkat tidak dapat terpenuhi dari asupannya.

h. Obesitas
,,

Timbulnya Obesitas dipengaruhi berbagai faktor, diantaranya faktor

keturunan dan lingkungan. Tentu saja, faktor utama adalah asupan energi

yang tidak sesuai dengan penggunaan. Obesitas sering ditemui pada anak-

anak sebagai berikut:

1) Anak yang setiap menangis sejak bayi diberi susu botol.

2) Bayi yang terlalu dini diperkenalkan dengan makanan padat.

3) Anak dari ibu yang terlalu takut anaknya kekurangan gizi.

4) Anak yang selalu mendapat hadiah cookie atau gula-gula jika ia

berbuat sesuai keinginan orangtua.

5) Anak yang malas untuk beraktivitas fisik.

I. Menu Makanan Balita

Makanan memegang peranan penting dalam pertumbuhan fisik dan

kecerdasan anak. Oleh karenanya, pola makan yang baik dan teratur perlu

diperkenalkan sejak dini, antara lain dengan pengenalan jam-jam makan dan

variasi makanan.

Gizi seimbang dapat dapat dipenuhi dengan pemberian makanan sebagai

berikut :

· Agar kebutuhan gizi seimbang anak terpenuhi, makanan sehari-hari

sebaiknya terdiri atas ketiga golongan bahan makanan tersebut.

· Kebutuhan bahan makanan itu perlu diatur, sehingga anak

mendapatkan asupan gizi yang diperlukannya secara utuh dalam satu

hari. Waktu-waktu yang disarankan adalah:


,,

o Pagi hari waktu sarapan.

o Pukul 10.00 sebagai selingan. Tambahkan susu.

o Pukul 12.00 pada waktu makan siang.

o Pukul 16.00 sebagai selingan

o Pukul 18.00 pada waktu makan malam.

o Sebelum tidur malam, tambahkan susu.

o Jangan lupa kumur-kumur dengan air putih atau gosok gigi.

· Makanan Selingan Balita

Pada usia balita juga membutuhkan gizi seimbang yaitu makanan yang

mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh sesuai umur.

Makanan seimbang pada usia ini perlu diterapkan karena akan

mempengaruhi kualitas pada usia dewasa sampai lanjut.

Gizi makanan sangat mempengaruhi pertumbuhan termasuk pertumbuhan

sel otak sehingga dapat tumbuh optimal dan cerdas, untuk ini makanan

perlu diperhatikan keseimbangan gizinya sejak janin melalui makanan ibu

hamil. Pertum-buhan sel otak akan berhenti pada usia 3-4 tahun.

Pemberian makanan balita sebaiknya beraneka ragam, menggunakan

makanan yang telah dikenalkan sejak bayi usia enam bulan yang telah

diterima oleh bayi, dan dikembangkan lagi dengan bahan makanan sesuai

makanan keluarga.

Pembentukan pola makan perlu diterapkan sesuai pola makan keluarga.

Peranan orangtua sangat dibutuhkan untuk membentuk perilaku makan

yang sehat. Seorang ibu dalam hal ini harus mengetahui, mau, dan mampu
,,

menerapkan makan yang seimbang atau sehat dalam keluarga karena anak

akan meniru perilaku makan dari orangtua dan orang-orang di

sekelilingnya dalam keluarga.

Makanan selingan tidak kalah pentingnya yang diberikan pada jam di

antara makan pokoknya. Makanan selingan dapat membantu jika anak

tidak cukup menerima porsi makan karena anak susah makan. Namun,

pemberian yang berlebihan pada makanan selingan pun tidak baik karena

akan mengganggu nafsu makannya.

Jenis makanan selingan yang baik adalah yang mengandung zat gizi

lengkap yaitu sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral, seperti

arem-arem nasi isi daging sayuran, tahu isi daging sayuran, roti isi ragout

ayam sayuran, piza, dan lain-lain.

Fungsi makanan selingan adalah :

1. Memperkenalkan aneka jenis bahan makanan yang terdapat dalam

bahan makanan selingan.

2. Melengkapi zat-zat gizi yang mungkin kurang dalam makanan

utamanya (pagi, siang dan malam).

3. Mengisi kekurangan kalori akibat banyaknya aktivitas anak pada usia

balita.
,,

Kegiatan Belajar 11

Gizi Anak Sekolah

A. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Seimbang

Faktor yang mempengaruhi gizi pada usia anak sekolah

1. Usia Sekolah adalah usia puncak pertumbuhan.

Anak Sd yang berusia sekitar 7-13 tahun merupakan masa-masa

pertumbuhan paling pesat kedua setelah masa balita. Dimana

kesehatan yang optimal akan menghasilkan pertumbuhan yang

optimal pula. Perhatian terhadap kesehatan sangatlah diperlukan,


,,

pendidikan juga digalakan untuk perkembangan mental yang mengacu

pada skil anak.

Asupan gizi diperlukan untuk memenuhi keduanya yaitu : fisik dan

mental anak. Karena tentunya fisik dan mental merupakan sesuatu

yang berbeda namun saling berkaitan. makanan yang kaya akan nutrisi

sangat mempengaruhi tumbuh kembang otak dan organ-organ lain

yang dibutuhkan anak untuk mencapai hasil pendidikan yang optimal,

untuk itu keluarga adalah pihak pertama yang harus memperhatikan

asupan gizi anaknya. Pengetahuan keluarga akan gizi sangat

berpengaruh disini.

2. Selalu Aktif.

Semakin tinggi tingkat aktifitas tubuh maka Nutrisi dan energi juga

akan semakin banyak diperlukan, anak usia SD atau Usia sekolah

merupakan usia yang senang bermain. Senang menghabiskan

waktunya untuk belajar mengetahui lingkungan sekitar. Untuk itu

perlunya nutrisi dan asupan energi yang banyakuntuk menunjang

aktifitas fisiknya. Sulitnya untuk mengkonsumsi makanan bergizi

adalah tantangan yang perlu dihadapi oleh orang tua. Untuk itu

pengetahuan mengenai gizi anak sangat disarankan untuk

mempelajarinya.

3. Perubahan Sikap Terhadap Makanan.

Anak Usia Sd tidak dapat di tebak, apa selera makan yang saat ini

sedang ia senangi, perubahan sikap terhadap makanan dipengaruhi


,,

oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pengaruh dari luar. Pada

masa-masa inilah perhatian ibu terhadap pengaruh pola konsumsi

makanan sepertinya harus digalakan.

4. Tidak suka makanan-makanan yang bergizi.

Ya telah terbukti, anak usia sekolah sangat sulit untuk dapat

mengkonsumsi makanan-makanan yang sedang ia perlukan untuk

masa pertumbuhan. Kriteria makanan yang banyak disukai oleh anak

usia ini adalah makanan yang banyak mengandung gula dan

mempunyai warna yang cerah sehingga menarik anak untuk

mengkonsumsinya.

a. Kebutuhan Gizi Anak Sekolah

Makanan sehari-hari yang dipilih dengan baik akan memberikan

semua zat gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Sebaliknya,

bila makanan tidak dipilih dengan baik, tubuh akan mengalami

kekurangan zat-zat gizi esensial tertentu. Zat gizi esensial adalah zat gizi

yang harus didatangkan dari makanan. Bila dikelompokkan, ada tiga

fungsi zat gizi dalam tubuh, yaitu :

1) Memberi Energi

Zat-zat gizi yang dapat memberikan energi adalah

karbohidrat, lemak, dan protein. Oksidasi zat-zat gizi ini

menghasilkan energi yang diperlukan tubuh untuk beraktivitas.

2) Pertumbuhan dan Pemeliharaan Jaringan Tubuh


,,

Protein, mineral, dan air adalah bagian dari jaringan tubuh.

Oleh karena itu, diperlukan unutk membentuk sel-se baru,

memelihara, dan mengganti sels-sel yang rusak. Dalam fungsi ketiga

ini zat gizi dinamakan zat pembangun.

3) Mengatur Proses Tubuh

Protein, mineral, air, dan vitamin deiperlukan untuk mengatur

prose tubuh. Protein mengatur keseimbangan air di dalam sel. Mineral

dan vitamin diperlukan sebagai pengatur dalam peroses-proses

oksidasi, fungsi normal saraf dan otot serta banyak peroses lain yang

terjadi di dalam tubuh termasuk proses penuaan.

B. Pengaruh Status Gizi Anak Sekolah

Defisiensi gizi sering dihubungkan dengan infeksi. Infeksi bisa

berhubungan dengan gangguan guzu mealui beberapa cara yaitu

mempengaruhi nafsu makan, dapat juga menyebabkan kehilangan bahan

makanan karena diare/muntah-muntah atau mempengaruhi metabolisme

makanan dan banyak cara lain lagi.

Secara umum, defisiensi gizi sering merupakan awal dari gangguan

sistem kekebalan tubuh. Gizi kurang dan infeksi, kedua-duanya dapat

bermula dari kemiskinan dan lingkungan yang tidak sehat dengan sanitasi

buruk. Selain itu juga diketahui bahwa infeksi menghambat reaksi

imunologis yang normal dengan menghabiskan sumber-sumber energi.


,,

Gangguan gizi dan infeksi dapat saling berhubungan sehingga

memberikan prognosis yang lebih buruk. Infeksi memperburuk taraf gizi

dan sebaliknya, gangguan gizi memperburuk kemampun anak untuk

mengatasi penyakit infeksi. Kuman-kuman yang kurang berbahaya bagi

anak-anak dengan gizi baik, bisa menyebabkan kematian pada anak-anak

gizi buruk.

C. Masalah yang Sering Muncul pada Usia Anak Sekolah

Anak-anak dikategorikan sebagai usia 6-12 tahun, dengan

karakteristik pertumbuhan yang relatif dan dengan sedikit masalah

pemberian makan. Usia anak-anak dimana suka mencoba mempelajari

keterampilan fisik dan menghabiskan banyak waktu untuk bermain. Dan

waktu lebih banyak dihabiskan di sekolah sehingga anak-anak cenderung

mulai menyesuaikan dengan jadwal rutin.

Masalah Gizi pada Anak-Anak

1. Kurang Gizi
,,

Merupakan permasalahan yang terjadi karena kurangnya

menkonsumsi makanan yang mengandung energi, protein yang bermutu

tinggi (seperti ikan, telur, daging) serta mineral terutama kalsium yang

mudah diserap oleh tubuh. Selain itu gizi kurang dapat pula disebabkan

oleh cacingan yang diderita 50% anak-anak. Status gizi seseorang dapat

dilihat dari tinggi badan, berat badan, data biokimia, dan lainya.

Gangguan pertumbuhan pada usia anak-anak ini terjadi akibat berat

badan bayi lahir rendah (BBLR) dan gizi kurang pada usia balita.

Kekurangan gizi secara umum ( makanan kurang dalam kualitas dan

kuantitas ) menyebabkan gangguan pada proses pertumbuhan, produksi

tenaga, pertahanan tubuh, struktur dan fungsi otak, serta perilaku.

Jika seseorang mengalami kekurangan gizi, yang terjadi akibat

asupan gizi di bawah kebutuhan, maka ia akan lebih rentan terkena

penyakit dan kurang produktif. Untuk itu dianjurkan untuk banyak

mengkonsumsi banyak makanan yang banyak mengandung karbohidrat,

protein lemak, fitamin mineral dan lain sebagainya. Karena itu,


,,

pedoman gizi seimbang disusun berdasarkan kebutuhan yang berbeda

pada setiap golongan usia, status kesehatan dan aktivitas fisik.

Untuk membantu setiap orang memilih makanan dengan jenis

dan jumlah yang tepat, kebutuhan asupan gizi divisualisasikan dalam

bentuk Tumpeng Gizi Seimbang (TGS), yang terdiri atas potongan-

potongan tumpeng. Luasnya potongan menunjukkan porsi yang harus

dikonsumsi setiap hari. TGS dialasi air putih, artinya air putih

merupakan bagian terbesar dari zat gizi esensial bagi kehidupan untuk

hidup sehat dan aktif.

Pada bagian bawah tumpeng terdapat prinsip gizi seimbang

yang lain, seperti manjalankan pola hidup bersih, aktivitas fisik dan

olahraga teratur serta senantiasa menjaga dan memantau berat badan.

Pahami dan Praktikkan pola hidup sehat dengan prinsip Gizi Seimbang

untuk menjaga keadaan gizi tetap baik, yang akan bermanfaat bagi

kesehatan kita.

2. Kegemukan atau gizi lebih


,,

Adalah kondisi dimana konsumsi makanan yang mengandung

energi, protein dan lemak yang melebihi kebutuhan. Gizi lebih

menyebabkan obesitas yang merupakan kelebihan energi yang disimpan

di dalam jaringan berupa lemak. Kegemukan merupakan salah satu risiko

dalam terjadi berbagai penyakit degeneratif, seperti hipertensi atau

tekanan darah tinggi, penyakit-penyakit diabetes, jantung koroner, hati,

dn kantung empedu.

Mengatasi persoalan kurang dan kelebihan gizi ini bisa dilakukan

dengan memahami dan mempraktekkan pola makan bergizi seimbang.

Caranya, konsumsi makanan bergizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai

kebutuhan tubuh, usia, jenis kelamin, aktivitas fisik dan kondisi biologis.

Memperhatikan variasi makanan juga penting, selain menerapkan gaya

hidup sehat seperti olahraga rutin, mengontrol berat badan, dan menjaga

kebersihan diri. "Berbeda dari prinsip empat sehat lima semprna, yang

hanya memperhatikan prinsip variasi makanan, tanpa menyesuaikan

dengan kebutuhan tubuh berdasarkan usia, jenis kelamin, aktivitas fisik

dan kondisi biologis."

3. Anemia gizi besi


,,

Anak yang mengalami anemia menunjukkan gejala antara lain

pucat, lemah, lelah, menurunnya kemampuan konsentrasi belajar. Serta

menurunnya antibody sehingga mudah terserang infeksi atau penyakit.

Penyebab anemia ini adalah makanan yang dimakan kurang mengandung

zat besi. Akibat kekurangan sejumlah zat gizi itu, sekitar 10 persen-15

persen anak usia sekolah menderita anemia.

Untuk mencegah anemia dapat dilakukan dengan cara

mengonsumsi makanan sumber zat besi, baik dari sumber hewani maupun

nabati. Sumber hewani contohnya daging, hati, ikan dan unggas.

Sedangkan sumber nabati dapat diperoleh dari sayuran hijau. Di samping

itu, anemia juga bisa dicegah dengan cara mengonsumsi suplemen zat

besi, olahraga, tidur yang cukup, dan mengurangi konsumsi makanan yang

menghambat penyerapan zat besi seperti kopi dan teh.

Setelah mengonsumi daging atau sayuran hijau yang banyak

mengandung zat besi, jangan langsung minum kopi atau teh karena akan

membuat zat besi yang terdapat dalam makanan tersebut tidak terserap

oleh tubuh.

4. Kurang vitamin A

hal ini menyebabkan kebutaan, mengurangi daya tahan tubuh

sehingga mudah terserang infeksi. Kurang vitamin A atau yang sering

disebut KVA sering menyebabkan kematian pada anak-anak. Penyebab

KVA di Indonesia kebanyakan adalah kemiskinan da

pengetahuan tentang gizi.


,,

- Peningkatan konsumsi vitamin A

a. Buah naga

Buah unik yang satu ini adalah salah satu buah yang kaya akan

vitamin A dan sarat beta karoten yang sangat baik untuk memelihara

daya lihat mata.

b. Buah apel

Pasti Anda tak asing dengan buah ini, banyak sekali makanan

olahan dari buah apel dengan tujuan utama berinovasi dan pastinya

membuat peminat lebih menikmati buah ini meski telah dirubah

menjadi berbagai olahan.

c. Buah Anggur
,,

Buah manis dengan banyak varian warna ini juga mengandung

vitamin A melimpah yang dibutuhkan oleh mata agar terhindari dari

penyakit katarak dan degenerasi makula.

d. Wortel

Sudah Pasti. Orang yang awam dengan kesehatan pun tahu kalau

wortel mengantongi segudang manfaat untuk mata. Selain menjaga

mata tetap sehat ternyata wortel juga bisa membuat warna mata

menjadi lebih jernih, jadi tak heran jika kelinci memiliki warna mata

yang mempesona.

e. Buah mangga

Mangga yang sudah matang biasanya berwarna orange mencolok,

buah mangga yang sudah seperti ini memiliki kandungan vitamin A

cukup banyak. Beda dengan yang masih muda berwana kuning

kehijauan yang rasanya asam dan biasanya dikonsumsi ibu-ibu dengan

menjadikannya rujak.
,,

f. Sayur bayam

Jenis sayuran hijau memiliki kandungan vitamin A dan beta

karoten yang mencukupi kebutuhan mata agar tetap sehat. Selain

nutrisi tersebut, sayur bayam juga menutrisi mata dengan bantuan

lutein dan zeaxathin.

g. Paprika

Tubuh akan memperoleh vitamin A sekitar 60% dari satu sendok

makan paprika. Selain itu, vitamin A juga merupakan sumber vitamin

C, kalium, dan kalsium.

h. Kemangi kering
,,

Kemangi bisa digunakan untuk menghilangkan bau badan, namun

bukan kandungan vitamin A yang membantunya karena nutrisi ini

sudah diambil oleh mata untuk memelihara kesehatannya sendiri.

- Suplementasi periodic : Suplementasi periodic berguna karena

sejumlah besar vitamin A dapat disimpan dalam hati untuk

penggunaan di masa yang akan datang. Vitamin A ini dapat diberikan

sebagai kapsul atau dalam bentuk larutan pekat. Kecuali untuk anak-

anak yang menderita xerophtalmia aktif, defisiensi energi dan protein

(kwashiorkor) atau beberapa penyakit pencetus yang berat, penting

untuk memastikan bahwa dosis tersebut tidak diulang lebih sering

daripada dosis yang aman.

- Fortifikasi makanan : Fortifikasi atau penambahan zat gizi terpilih

pada unsur pokok makanan yang umum merupakan suatu cara

perlindungan status gizi yang dapat diterima dan berhasil pada Negara

dengan sistem distribusi makanan yang tepat.Cara ini merupakan cara

yang efektif untuk meningkatkan konsumsi vitamin A pada wanita

hamil dan menyusui tanpa resiko teratogenik.

D. Asupan yang Aman dan Menyehatkan

1. Makan pagi ( sarapan )

Merupakan salah satu pesan dalam PUGS, dapat

menyumbang seperempat dari kebutuhan gizi sehari yaitu sekitar

450-500 kalori dengan 8-9 gram protein. Berdasarkan penelitian di


,,

Jakarta menunjukkan jenis makanan pagi antara lain nasi dan lauk

pauk 61%, roti 15,5%, dan mi 8,6%.

2. Membawa bekal ke sekolah

Membeli makanan dan kemudian menghabiskan bersama

teman-temannya adalah hal yang mengasyikkan bagi anak-anak.

Untuk meminimalkan jajan anak, sebaiknya anak dibekali dari

rumah. Dan makanan bekal adalah makanan yang disukainya dan

menarik. Sehingga anak-anak lebih tertarik dengan bekalnya.

Kandungan gizi makanan bekal sebaiknya sekitar 300 kalori, 5-7

gram protein. Makanan bekal bisa berupa snack atau makanan

lengkap dalam porsi kecil.

3. Olahraga dan aktivitas

Sesuai dengan salah satu pesan PUGS, dengan melakukan

latihan fisik dan olahraga teratur setiap hari, maka sejak usia muda

sebaiknya anak dianjurkan berolahraga dan melakukan aktivitas yang

cukup. Manfaat Olahraga dan aktivitas fisik antara lain menurunkan

dan mempertahankan BB, menurunkan tekanan darah, menaikkan

kolesterol HDL, serta mampu menurunkan resiko obesitas.

Prinsip Gizi Seimbang untuk Anak-Anak

Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) hendaknya

diterapkan dalam menyusun makanan anak-anak. Makanan dengan

kandungan gizi seimbang , cukup energi dan zat gizi sesuai kebutuhan

gizi anak-anak sangat dianjurkan.


,,

Makanan yang dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan anak

sebaiknya terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayur, dan buah.

Sebaiknya seorang ibu melakukan pengaturan-pengaturan dalam

menyusun makan untuk anak-anaknya. Pengaturan tersebut bertujuan

untuk membentuk kebiasaan makan yang baik dan berpartisipasi

dalam aktivitas olahraga secara teratur.

Kebutuhan zat gizi untuk anak usia 7-9 tahun berdasarkan

Widya Karya Pangan dan Gizi, maka kecukupan energi dan zat-zat

gizi sehari adalah 1900 kalori. Sedang untuk anak usia 10-12 tahun

membutuhkan 1800 kalori per hari. Untuk mencukupi energi tersebut

dapat diperoleh dari makanan pokok seperti nasi, mi, roti, dan biscuit.

Sedangkan kebutuhan akan protein yang dapat diperoleh dari lauk

pauk seperti ikan, daging, ayam, kacang-kacangan, tempe, dan tahu.

Dengan memenuhi kebutuhan tersebut dapat mencegah terjadinya gizi

kurang dan kegemukan pada anak.

Vitamin A, C, dan B1 dapat diperoleh dari sayuran, buah-

buahan, dan kacang-kacangan. Tujuan terpenuhinya zat-zat gizi

tersebut dapat memberikan daya tahan terhadap infeksi, mencegah

kebutaan, dan meningkatkan konsentrasi belajar. Kalsium dapat

diperoleh dari susu, ikan, dan kacang-kacangan. Begitu pula dengan

zat besi yang dapat diperoleh dari makanan hewani seperti daging,

ayam dan ikan.


,,

Diet seimbang untuk anak usia 6-12 tahun yang baik adalah

rendah lemak, tinggi kalsium dan adekuat tapi kalorinya tidak

berlebihan. Syarat pemberian makanan untuk anak antara lain:

a. Memenuhi kecukupan Energi dan semua zat gizi yang sesuai

dengan umurnya.

b. Susunan hidangan disesuaikan dengan pola menu seimbang,

c. Bentuk dan porsi disesuaikan dengan daya terima, toleransi, dan

keadaan faal anak.

d. Memperhatikan kebersihan anak dan lingkungan.

Cara Mengatasi Anak yang Sulit Makan

a. Pilih bervariasi buah matang (pepaya, manga, melon, pisang, alpukat,

semangka, jeruk) dengan cara dipotong kecil-kecil, bisa ditambahkan

jeli atau agar-agar dan sedikit gula pasir. Dapat disajikan dalam bentuk

juice atau selada buah yang ditambah keju dan susu manis.

b. Pilih sayuran berwarna terang dan padat (wortel, brokoli, sawi, labu

kuning, bunga kol, buncis muda, bayam) dipotong kecil-kecil

ditambahkan pada mie atau lauk kesukaannya.

c. Ajak anak makan bersama keluarga.

d. Terapkan jadual makan yaitu 3 kali makan besar dan 2 kali snack sehat

atau camilan. Jangan berikan camilan, susu atau juice dekat dengan

waktu makan.
,,

e. Tidak mencemooh atau memarahi bila anak makan masih belum mau

makan buah dan sayuran. Hormati anak bila dia tidak ingin makan dan

usahakan lagi diperkenalkan pada pada waktu makan berikutnya.

Anjuran-Anjuran Jumlah Porsi Makan

 Untuk anak usia 7-9

tahun sebanyak 1900 kalori per hari:

Nasi 4 porsi penukar (1 p nasi = 150 gram)

Sayuran 3 porsi penukar (1 p sayuran = 100 gram)

Buah 3 porsi penukar (1 p buah = 100 gram)

Tempe 3 porsi penukar (1 p tempe = 50 gram)

Daging 2 porsi penukar (1 p daging = 50 gram)

Susu 1 porsi penukar (1 p susu = 200 ml susu = 1 gelas)

Minyak 5 porsi penukar (1 p minyak = 5 gram)

Gula 2 porsi penukar (1 p gula = 10 gram)

 Untuk anak laki-laki usia 10-12 tahun sebanyak 2000 kalori per hari

Nasi 5 porsi penukar (1 p = 150 gram)

Sayuran 3 porsi penukar (1 p sayuran = 100 gram)

Buah 4 porsi penukar (1 p buah = 100 gram)

Tempe 3 porsi penukar (1 p tempe = 50 gram)

Daging 2 ½ porsi penukar (1 p daging = 50 gram)

Susu 1 porsi penukar (1 p susu = 200 ml susu = 1 gelas)

Minyak 5 porsi penukar (1 p minyak = 5 gram)


,,

Gula 2 porsi penukar (1 p gula = 10 gram)

 Untuk anak perempuan usia 10-12 tahun sebanyak 2000 kalori per hari

Nasi 4 porsi penukar (1 p = 150 gram)

Sayuran 3 porsi penukar (1 p sayuran = 100 gram)

Buah 4 porsi penukar (1 p buah = 100 gram)

Tempe 3 porsi penukar (1 p tempe = 50 gram)

Daging 2 porsi penukar (1 p daging = 50 gram)

Susu 1 porsi penukar (1 p susu = 200 ml susu = 1 gelas)

Minyak 5 porsi penukar (1 p minyak = 5 gram)

Gula 2 porsi penukar (1 p gula = 10 gram)


,,

Kegiatan Belajar 12

Kebutuhan Gizi Pada Remaja

A. Definisi Remaja

Remaja adalah masa berkembangnya individu dari saat pertma kali

ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai ia mencapai

kematangan seksual (Sarwono, 2011).

Remaja banyak mengalami banyak perubahan secara emosi, tubuh,

minat, pola perilaku, dan juga masalah-masalah npada masa remaja

(Hurlock, 2011).

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gizi Remaja

1. Psikologis.

2. Lingkungan sekolah.

3. Konsumsi makanan tidak cukup.

4. Pilihan terhadap makanan.

5. Tidak ada nafsu makan.

C. Kebutuhan Zat Gizi Pada Usia Remaja

Penentuan kebutuhan zat gizi remaja secara umum didasarkan pada

Recommended Daily Allowances (RDA). Untuk praktisnya, RDA disusun

berdasarkan perkembangan kronologis, bukan kematangan. Karena itu,

jika konsumsi remaja kurang dari jumlah yang dianjurkan, tidak berarti

kebutuhannya belum tercukupi. Status gizi remaja harus dinilai secara


,,

perorangan, berdasarkan data yang diperoleh dari pemeriksaan klinis,

biokimiawi, antropometris, diet, serta psikososial.

Banyaknya energy yang dibutuhkan remaja dapat diacu pada table

RDA. Secara garis besar, remaja putra memerlukan lebih banyak energy

ketimbang remaja putri. Pada usia 16 tahun remaja putera membutuhkan

sekitar 3.470 kkal per hari, dan menurun menjadi 2.900 pada usia 16-19

tahun. Kebutuhan remaja putri memuncak pada usai 12 tahun (2.550 kkal),

kemudian menurun menjadi 2.200 kkal pada usia 18 tahun. Perhitungan ini

didasarkan pada stadium perkembangan fisiologis, bukan usia kronologis.

Wait dkk. Menganjurkan penggunaan kkal per cm tinggi badan sebagai

penentu kebutuhan akan energy yang lebih baik. Perkiraan energy untuk

remaja putera berusia 11-18 tahun yaitu 13-23 kkal/cm, sementara remaja

putri dengan usia yang sama yaitu 10-19 kkal/cm.

Perhitungan besarnya kebutuhan akan protein berkaitan dengan

pola tumbuh, bukan usia kronologis. Untuk remaja putera, kisaran

besarnya kebutuhan ini ialah 0.29-0.32 g/cm tinggi badan. Sementara

remaja putri hanya 0.27-0.29 g/cm. Kebutuhan akan semua jenis mineral

juga meningkat. Penigkatan kebutuhan akan besi dan kalsium paling

mencolok karena kedua mineral ini merupakan komponen penting

pembentuk tulang dan otot. Asupan kalsium yang dianjurkan sebesar 800

mg (praremaja) sampai 1.200 mg remaja.

Peningkatan kebutuhan energy dan zat gizi sekaligus memerlukan

tambahan vitamin di atas kebutuhan semasa bayi dan anak. Asupan


,,

thiamin, riboflavin, dan niacin harus ditambah sejajar dengan pertambahan

energy. Vitamin ini diketahui berperan dalam proses pelepasan energy dari

karbohidrat. Percepatan sintesis jaringan mengisyaratkan pertambahan

asupan vitamin B6, B12 dan asam folat. Ketiga jenis vitamin ini berperan

dalam sintesis RNA dan DNA. Untuk menjaga agar sel dan jaringan baru

tidak cepat rusak, asupan vitamin A, C, dan E juga perlu ditingkatkan

disamping vitamin D karena perannya dalam proses pembentukan tulang.

Kadar vitamin C dalam serum remaja cukup rendah (Dep. Perranian AS,

Guenter dkk, 1986), terutama mereka yang mematangkan sayur dan buah

serta perokok.

D. Akibat Kekurangan Gizi Pada Usia Remaja

Remaja putri rentan mengalami kurang gizi pada periode puncak

tumbuh kembang yang kedua kurang asupan zat gizi karena pola makan

yang salah, pengaruh dari lingkungan pergaulan (ingin langsing). Remaja

putri yang kurang gizi tidak dapat mencapai status gizi yang optimal

(kurus, pendek dan pertumbuhan tulang tidak proporsional). Kurang zat

besi dan gizi lain yang penting untuk tumbuh kembang (zinc), sering sakit-

sakitan. Dari kedua masalah status gizi remaja putri tersebut, diperlukan

upaya peningkatan status gizinya, karena remaja putri membutuhkan zat

gizi untuk tumbuh kembang yang optimal dan remaja putri perlu

suplementasi gizi guna meningkatkan status gizi dan kesehatannya.


,,

Kurus merupakan masalah gizi yang umumnya lebih banyak

ditemukan pada remaja perempuan. “Kurus itu indah”, kata mereka dan

sering merupakan moto bagi remaja perempuan. Body image kurus itu

indah dan cantik, merupakan salah satu penyebab anorexia nervosa dan

bulimia (keduanya merupakan keadaan buruk akibat ingin kurus, sehingga

menolak makan atau memuntahkan kembali makanan yang telah

dimakan), khususnya remaja perempuan. Masa remaja merupakan masa

yang sangat “rentan”.

Peningkatan kadar hormon estrogen dan progesterone pada remaja serta

hormon testosteron pada remaja pria terjadi dengan pesat pada masa ini.

Jika tidak diimbangi dengan perawatan tubuh yang baik, terutama

kebersihan badan dan asupan nutrisi yang baik, peningkatan kadar hormon

tersebut bisa mengakibatkan munculnya jerawat yang sering kali

mengganggu penampilan. Hal ini terjadi akibat kurangnya mengkonsumsi

Vitamin A, C, dan E yang banyak terdapat pada bit, sayur-sayuran, buah-

buahan.

Dan sering makan makanan gula dan makanan kaya akan asam

lemak seperti susu, mentega, minyak nabati. Disarankan untuk

mengkonsumsi makanan yang kaya serat. Remaja yang tak memperoleh

cukup gizi yang biasa didapati pada buah-buahan dan ikan lebih rentan

terhadap kondisi paru-paru yang dibawah normal, sakit asma, batuk dan

sesak nafas. Remaja dengan asupan dan terutama vitamin C paling rendah

memiliki paru-paru yang lebih lemah dibandingkan dengan yang lain.


,,

Remaja yang kurang mengkonsumsi vitamin E, yang terdapat pada minyak

nabati dan kacang, lebih mungkin untuk terserang asma. Remaja yang

mengkonsumsi kurang banyak buah dan lebih sedikit asam lemak omega-3

lebih mungkin untuk terserang asma dan gangguan pernafasan seperti

tersengal-sengal.

Salah satu masalah gizi remaja yang berkaitan langsung dengan

AKI adalah anemia gizi. Anemia, dipengaruhi secara langsung oleh

konsumsi makanan sehari-hari yang kurang mengandung zat besi, selain

faktor infeksi sebagai pemicunya. Anemia, terjadi pula karena peningkatan

kebutuhan pada tubuh seseorang seperti pada saat menstruasi, kehamilan,

melahirkan, sementara zat besi yang masuk sedikit.

E. Cara Mengatasi Masalah Nutrisi Pada Usia Remaja

Peran pemerintah untuk program gizi masyarakat dengan tujuan

penanggulangan masalah gizi sudah banyak yang diluncurkan, antara lain:

a. Program Edukasi Gizi

Upaya-upaya pendidikan gizi pada remaja lebih efektif dilakukan

di sekolah, khususnya Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan

Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), karena pada masa ini remaja

mengalami pertumbuhan cepat (growth spurt) setelah pertumbuhan

pada masa balita.


,,

b. Program Suplementasi Gizi

Suplementasi adalah penambahan satu atau lebih unsur pada keadaan

yang biasa terjadi. Suplementasi gizi adalah satu atau lebih zat gizi

yang ditambahkan ke konsumsi makanan sehari-hari dengan harapan

terpenuhi kebutuhan gizinya.

Contoh: melalui pemberian makanan maupun produk zat gizi seperti

pil besi dan vitamin A.

c. Program Fortifikasi Bahan Makanan

Fortifikasi adalah penambahan zat gizi tertentu ke dalam bahan

makanan dengan tujuan agar masyarakat terhindar dari defisiensi

(kekurangan) zat gizi tersebut. Biasanya, zat gizi yang ditambahkan

adalah zat gizi mikro yang masih menjadi masalah di Negara

bersangkutan atau berisiko untuk menjadi masalah jika tidak

dilakukan fortifikasi pada bahan makanan tersebut.

Contoh: Umumnya bahan makanan itu adalah bahan makanan yang

biasa dikonsumsi oleh masyarakat dan iodium pada garam

ataupun fortifikasi besi pada tepung.

F. Perhitungan energy

Dasar perhitungan kebutuhan energi

a. Kandungan energy dalam makanan

Muatan energy di dalam makanan bergantung terutama pada

kandungan protein, lemak, karbohidrat dan alkoholnya. Komponen


,,

organic lain seperti (asam organic) menyumbang hanya sejumlah kecil

energy dibandingkan sebagian besar makanan. Air tidak mengundang

energy, melainkan bertindak hanya sebagai zat pelarut. Karena itu,

keterkandungan air di dalam makanan akan memengaruhi kadar atau

kepadatan kandungan energy makanan tesebut.

Jumlah energy dalam makanan atau zat gizi, dapat ditentukan

dengan jalan membakar makanan tersebut di dalam bom calorimeter.

Panas yang kemudian dihasilkan diukur. Tiap jenis makanan akan

mengeluarkan sejumlah energy tertentu jika dibakar atau dimetabolisasi

oleh tubuh. Jumlah kalori yang kemudian dihasilkan bergantung pada

komposisi makanan tersebut (protein, karbohidrat, dan lemak).

Besarnya panas yang dihasilkan oleh tiap gram sampel protein,

karbohidrat, dan lemak murni berturut-turut adalah 5.65; 4.10; dan 9.45

kkal (sementara alcohol 7.10 kkal).

Makanan yang telah dikonsumsi tidak seluruhnya dapat dicerna

dan diserap dengan sempurna. Karena itu penting sekali diketahui

besaran ketercernaan makanan tersebut. Pada keadaan normal,

keterserapan protein, lemak, dan karbohidrat berturut-turut sebesar

92%, 95%, dan 96%.

b. Kandungan energy total di dalam tubuh

Kandungan energy di dalam tubuh bergantung pada ukuran dan

komposisi tubuh, dan dapat dihitung berdasarkan ke dua hal tersebut.

Contohnya, komposisi tubuh kimia laki-laki yang mempunyai berat


,,

badan normal 65 kg adalah kira-kira 11 kg protein, 9 kg lemak, 1 kg

karbohidrat, 40 kg air, dan 4 kg mineral. Air dan mineral tidak

mengandung energy.

Kandungan energy tubuh total dapat dihitung menjadi 150.000

kkal. Lebih kurang setengah dari jumlah ini berada dalam struktur

protein penting dalam tubuh, sementara sisanya (sebagian besar lemak)

merupakan cadangan yang jika diperlukan dapat dimobilisasi. Pada

penderita obese, cadangan ini sangat besar. Begitu pula sebaliknya,

pada orang kurus jumlah tersebut kecil.

c. Kebutuhan energi

Kebutuhan energy orang yang sehat dapat diartikan sebagai tingkat

asupan energy yang dapat dimobilisasi dari makanan yang akan

menyeimbangkan keluaran energy, ditambah dengan kebutuhan

tambahan untuk pertumbuhan, kehamilan dan penyusuan yaitu energy

makanan yang diperlukan untuk memelihara keadaan yang telah baik.

d. Basal Metabolic Rate (BMR)

Komponen terbesar dari keluaran energy harian adalah BMR.

BMR merupakan pengekspresian sejumlah kalori (kilokalori) yang

dikeluarkan oleh tubuh per meter persegi luas permukaan tubuh setiap

jam (kal/jam/m2).

Laju metabolisme basal ini dapat diukur dengan calorimeter tak

langsung, dan diartikan sebagai energy yang dikeluarkan oleh seseorang

setelah 12-14 jam berpuasa (biasanya sepanjang malam) sementara


,,

secara mental dan fisik beristirahat pada lingkungan bersuhu netral.

BMR sering diambil untuk mewakili tingkat minimal keluaran enrgi

tiap hari, meski telah diketahui BMR bukanlah nilai yang baku, dan

bahwa energy yang keluar selama tidur jatuh dibawah tingkat BMR.

Banyak factor (terbagi menjadi dua):

- Faktor primer antara lain luas permukaan tubuh, jenis kelamin, usia,

komposisi tubuh, keaktifan kelenjar penghasil hormon (tiroid, insulin,

glucagon, hormone pertumbuhan, prolactin, dan MSH), serta

kehamilan.

- Faktor sekunder yang berpengaruh adalah status gizi, tidur, demam,

dan kegiatan.

cara menghitung BMR:

cara perhitungan menggnakan factor koreksi. Dengan cara ini, BMR

diperkirakan melalui perkalian “factor” (0.9-1.0) dengan berat badan

selama 24 jam. Dengan demikian, BMR untuk wanita 0.9 x BB (kg) x 24

jam; dan laki-laki 1.0 x BB (kg) x 24 jam. Jika seorang laki-laki, misalkan,

mempunyai berat badan 60 kg; maka BMR laki-laki itu selama 24 jam

ialah:

1 x 60 x 24 = 1440 kkal (bandingkan dengan hasil yang diperoleh jika

digunakan rumus Harris-Bennedict).

Tabel Rumus Harris-Bennedict

BMR = 66.42 + (13.75 BB) + (5 TB) – (6.78 U)

BMR = 655.1 + (9.65 BB) + (1.85 TB) – (4.68 U)


,,

Keterangan:

BMR = Basal Metabolic Rate (kkal)

BB = Berat Badan (dalam kilogram).

berat yang digunakan bergantung pada

tujuan perhitungan energy ini, dapat berat normal,

berat ideal, atau berat sekarang.

TB = Tinggi badan (dalam meter)

U = Usia

Adapun hasil perhitungan BMR dengan persamaan Harris-Bennedict,

berdasarkan penelitian Daly, dkk. (1985) berlebih 10-15%, sementara hasil

riset Long dkk. (1979, 1980) menunjukan bahwa kelebihan tersebut hanya

sebesar 3%. Dengan demikian, hasil perhitungan dengan persamaan ini

harus dipotong sebanyak kelebihan tersebut (sebagian besar literature

menuliskan angka 10%).

G. Perhitungan Energi Remaja

Dalam menentukan besaran kebutuhan akan kalori, penentuan usia

ginekologik lebih penting ketimbang usia kronologis. Sebab, pertumbuhan

linear belum optimal sebelum mencapai usia ginekologik 4-5 tahun. Usia

ginekologik adalah jumlah tahun yang dihabiskan setelah seorang wanita

mengalami menstruasi pertama (menarche). Pertambahan berat badan dari

usia ginekologik selama 1-5 tahun berturut-turut adalah 4.8 kg (tahun I),

2.8 kg (tahun II), 1.0 kg (tahun III), dan), 0.8 kg (tahun IV-V).
,,

Dengan demikian jika seorang wanita baru sekali datang haid, dan

kemudian hamil, maka selama kehamilannya dia bukan saja harus

menambah berat badan sebanyak 10-12 kg, tetapi juga harus ditambah

dengan penambahan berat badan pada usia ginekologik pertama; yaitu 3.8

kilogram (angka 3.8 diperoleh dari perkalian 9.5/12 x 4.8 kg; 9.5 adalah

masa hamil jila dihitung dengan kalender bulanan, dan angka 12 adalah

jumlah bulan dalam setahun).

Bergantung pada berat badan dan tinggi badan sebelum hamil, aturan

pertambahan berat badan total selama hamil ialah:

1. 12.5-18 kg jika BMI < 19.8,

2. 11.5-16 jika BMI = 19.8-26.0,

3. 7-11.5 manakala BMI > 26-29.

H. Pesan Gizi Seimbang Untuk Remaja

1. Biasakan makan 3 kali sehari (pagi, siang dan malam)

2. Biasakan mengkonsumsi ikan dan sumber protein lainnya

3. Perbanyak mengkonsumsi sayuran dan cukup buah-buahan

4. Biasakan membawa bekal makanan air putih dari rumah

5. Batasi mengkonsumsi makanan cepat saji, jajanan dan makanan

selingan yang manis, asin dan berlemak.

6. Biasakan menyikat gigi sekurang-kurangnya dua kali sehari setelah

makan pagi dan sebelum tidur.

7. Hindari merokok.
,, Kegiatan Belajar 13

Gizi Usia Lanjut

A. Pengertian Lanjut Usia (Lansia)

Lanjut Usia (Lansia) Menurut UU No. 13 Tahun 1998 tentang

kesehjateraan usia pada Ban Pasal 1 Ayat 2 adalah “Seseorang yang

mencakup usia 60 tahun ke atas”. Etiap individu atau tiap manusia akan

mengalami proses menjadi tua. Masa tua ini merupakan daur kehidupan

seseorang sebagai masa hidup manusia yang terakhir.

Lanjut usia merupakan periode di mana seseorang individu telah

mencapai kemasakan dalam proses kehidupan, serta telah menunjukan

kemunduran fungsi organ tubuh sejalan dengan waktu, tahapan ini dapat

mulai sari usia 55 tahun sampai meninggal.

B. Kondisi Fisik Pada Lanjut Usia (Lansia)

Setelah orang memasuki masa lansia umumnya mulai dihinggapi

adanya kondisi fisik yang bersifat patologis berganda (multiple

pathology), misalnya tenaga berkurang, energi menurun, kulit mulai

keriput, gigi mulai rontok, tulang makin rapuh, dan sebagainya. Secara

umum kondisi fisik seseorang yang sudah memasuki masa lansia

mengalami penurunan secara berlipat ganda.

Ini semua dapat menimbulkan gangguan atau kelainan fungsi fisik,

psikologis maupun social, yang selanjutnya dapat menyebabkan suatu

keadaan ketergantungan kepada orang lain.


,,

Beberapa kemunduran organ tubuh pada lansia, di antaranya adalah

sebagai berikut :

1. Kulit : kulit berubah menjadi tipis, kering, keriput dan tidak elastic

lagi. Dengan demikian, fungsi kulit sebagai penyekat suhu lingkungan

dan perisai terhadap masuknya kuman terganggu. Tipis dan keriput

disebabkan oleh hilanganya lapisan lemak dibawah kulit, tidak elastic

lagi karena terbentuk jaringan ikat baru dibawahnya.

2. Rambut : rontok, warna menjadi putih, kering, dan tidak megkilat ini

berkaitan dengan perubahan degeneratif kulit.

3. Seks : produksi hormon seks pada pria dan wanita menurun dengan

bertambahnya umur, selain itu, produksi hormon pada pria dan wanita

yang menurun juga dipengaruhi oleh menopause pada wanita dan

andropause pada pria.

4. Otot : jumlah sel otot berkurang, ukurannya atrofi, sementara jumlah

jaringan ikat bertambah, volume otot secara keseluruhan menyusut,

fungsinya menurun, dan kekuatannya berkurang.

5. Jantung dan pembuluh darah : pada manusia usia lanjut kekuatan

mesin pompa jantung berkurang. Berbagai pembuluh darah penting

khusus yang di jantung dan otot mengalami kekakuan. Lapisan inti

menjadi kasar akibat merokok, hipertensi, diabetes mellitus, kadar

kolesterol tinggi, dan lain-lain. Yang memudahkan timbulnya

penggumpalan darah dan trombosit.


,,

6. Tulang : ada proses menua kadar kapur atau kalsium dalam tulang

menurun, akibatnya tulang menjadi kropos atau osteoporosis dan

mudah patah. Dengan bertambahnya usia, terdapat peningkatan hilang

tulang secara linear

Adapun perubahan - perubahan fisik yang terjadi pada lanjut usia yaitu

sebagai berikut :

1. Sel

 Lebih sedikit jumlahnya

 Lebih besar ukurannya

 Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan

intraseluler.

 Menurunnya proporsi protein di otak, otot, darah, dan hati.

 Jumlah sel otak menurun.

 Terganggunya mekanisme perbaikan sel.

 Otak menjadi atrofi, beratnya berkurang 5-10%.

2. Sistem persarafan :

 Berat otak menurun 10-20% (setiap orang berkurang sel otaknya

dalam setiap harinya).

 Cepatnya menurun hubungan persarafan.

 Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya dengan

stress.

 Mengecilnya saraf pancaindra. Berkurangnya penglihatan, hilangnya

pendengaran, pengecilnya saraf pencium dan rasa, lebih sensitive


,,

terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap

dingin.

 Kurang sensitive terhadap sentuhan

3. Sistem pendengaran

Presbiakuisis (gangguan pada pendengaran). Hilangnya

kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap

bunyi suara atau nada – nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit di

menegerti kata – kata, 50 % terjadi pada usia diatas 60 tahun.

a. Membaran timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis.

b. Terjadi pengumpulan serumen dapat mengeras karena

meningkatkan keratin.

c. Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami

ketegangan jiwa atau stres.

4. Sistem penglihatan

 Sfingter pupil timbul skelerosis dan hilangnya respon terhadap

sinar

 Kornea lebih berbentuk sferis

 Lensa lebih suram (kekeruhanpada lensa) menjadi katarak. Jelas

menyebabkan gangguan penglihatan.

 Meningkatnya amabang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap

kegelapan lebih lamabat, dan susah melihat dalam cahaya gelap.

 Hilangnya daya akomodasi.

 Menurunnya lapangan pandang; berkurang luas pandangannya


,,

 Berkurangnya daya membedakan warna biru atau hijau pada skala.

5. Sistem kardiovaskuler

 Elastisitas didnding aorta menurun.

 Katup jantung menebal dan menjadi kaku

 Kemampuan jantung untuk memompa menurun 1% setiap tahun

sesudah berumur 20 tahun, hal ini menyebabkan menurunnya

kontraksi dan volumenya.

 Kehilangan elatisitas pembuluh darah; kurang efektivitas pembuluh

darah perifer untuk oksigenisasi, perubahan posisi dari tidur ke

duduk (duduk ke berdiri) bisa menyebabkan tekanan darah

menurun menjadi 65 mmHg (menyebabkan pusing mendadak).

 Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi

dari pembuluh darah perifer; sistolis normal 170 mmHg, diastolis

normal 90 mmHg.

6. Sistem pengaturan temperatur tubuh

Pada sistem pengaturan suhu, hipotalamus dianggap bekerja sebagai

suatu termosta, yaitu menetapkan suatu suhu tertentu, kemunduran

terjadi sebagai faktor yang mempengaruhinya. Yang sering ditemui

antara lain:

a. Temperatur tubuh menurun (hiportemia) secara fisiologik 350

ini akibat metabolisme yang menurun.

b. Keterbatasan refleks menggil dan tidak dapat memproduksi

panas yang banyak sehingga terjadi rendahnya aktivitas otot.


,,

C. Masalah Gizi pada Lanjut Usia (Lansia)

1. Gizi berlebih

Gizi berlebih pada lansia banyak terjadi di negara-negara

barat dan kota-kota besar. Kebiasaan makan banyak pada waktu

muda menyebabkan berat badan berlebih, apalai pada lansia

penggunaan kalori berkurang karena berkurangnya aktivitas fisik.

Kebiasaan makan itu sulit untuk diubah walaupun disadari untuk

mengurangi makan. Kegemukan merupakan salah satu pencetus

berbagai penyakit, misalnya : penyakit jantung, kencing manis, dan

darah tinggi.

2. Gizi kurang

Gizi kurang sering disebabkan oleh masalah-masalah social

ekonomi dan juga karena gangguan penyakit. Bila konsumsi kalori

terlalu rendah dari yang dibutuhkan menyebabkan berat badan kurang

dari normal. Apabila hal ini disertai dengan kekurangan protein

menyebabkan kerusakan-kerusakan sel yang tidak dapat diperbaiki,

akibatnya rambut rontok, daya tahan terhadap penyakit menurun,

kemungkinan akan mudah terkena infeksi.

3. Kekurangan vitamin

Bila konsumsi buah dan sayuran dalam makanan kurang dan

ditambah dengan kekurangan protein dalam makanan akibatnya nafsu

makan berkurang, penglihatan menurun, kulit kering, penampilan

menjadi lesu dan tidak bersemangat.


,,

D. Kebutuhan Gizi Lanjut Usia (Lansia)

Kecukupan gizi usia lanjut berada dengan usia muda. Kebutuhan

gizi sangat dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, aktivitas/kegiatan,

postur tubuh, aktivitas fisik dan mental (termasuk pekerjaan) sehari-hari,

iklim/suhu udara,kondisi fisik tertentu (masa pertumbuhan,sedang sakit)

dan unsure lingkungan (misalnya bekerja dibahan dengan bahan nuklir).

Konsumsi makan yang cukup dan seimbang akan brmanfaat bagi usia

lanjut untuk mencegah atau mengurangi kemungkinan penyakit

degenerative seperti penyakit jantung, ginjal, diabetes mellitus arthritis dan

lain-lain atau kekurangan gizi yang seyogianya telah dilakukan sejak

muda. Adapun kebutuhan zat-zat gizi pada usia lanjut:

1. Energi

Pada manusia , kebutuhan energi menurun sehubungan

dengan meningkatnya usia. Hal ini disebabkan banyak sel,yang

sudah kurang aktif yang mengakibatkan kegiatan fisik juga

menurun. Dalam “Widya Karya Pangan Dan Gizi Tahun 1988”

disebut kecukupan gizi yang dianjurkan untuk pria manula adalah

sebesar 2.100 kalori dan wanita 1.700 kalori. Kebutuhan kalori

akan mulai menurun pada usia 40-49 tahun sekitar 5%,pada usia

50-59 tahun dan usia 60-69 tahun menurun 10%.

Dengan penurunan ini berarti jumlah makanan yang

seharusnya dikonsumsi juga menurun.Kebutuhan energy pada usia

40 tahun sekitar 35 kkal/kg BB ideal. Setiap usia 10 tahun


,,

perkembangan usia, kebutuhan energy akan menurun 10 g. Tetapi,

pembagian ke dalam zat-zat gizi tetap berprinsip pada pola gizi

seimbang.

2. Kalori

Kebutuhan energy pada usia lanjut menurun sehubungan

dengan penurunan metabolism basal (sel-sel banyak yang inaktif)

dan kegitan fisik cenderung menurun. Kebutuhan kalori akan

menurun sekitar 5% pada usia 40 – 49 tahun dan 10% pada usia

50-59 tahun serta 60-69 tahun. Menurut widya karya pangan dan

gizi 1993,kecukupan gizi yang dianjurkan untuk usia lanjut.

3. Hidrat Arang

Penggunaan hidrat arang relatif menurun pada manula

karena kecukupan kalori juga menurun. Dianjurkan 50% dari total

energy berasal dari hidrat arang.

4. Air dan Serat

Kebutuhan air meningkat dengan bertambahnya usia.

Dengan berkurangnya kemampuan ginjal maka air punya peranan

penting sebagai pengangkut sisa pembakaran tubuh dan

mendorong peristaltic usus. Dianjurkan manula mengonsumsi

cairan minimum 6-8 gelas sehari. Serat dalam makanan akan

membantu mendorong peristaltic usus dan dapat mencegah

konstipasi pada manula.


,,

5. Protein

Untuk usia lanjut protein berfungsi untuk mengganti sel-sel

jaringan-jaringan yang rusak serta mengatur fungsi fisiologi tubuh.

Dianjurkan memenuhi kebutuhan protein terutama dari protein hewani dan

nabati dengan perbandingan 1:3,.Jumlah protein yang diperlukan untuk

laki-laki usia lanjut (60 tahun) adalah 55 g per hari dan wanita usia lanjut

48 g per hari. Hindarkan konsumsi protein yang berlebih karena akan

memberatkan fungsi ginjal dan hati. Protein diperlukan lebih pada usia

lanjut yang menderita penyakit infeksi serta mengalami setres berat.

6. Lemak

Lemak merupakan sumber tenaga selain hidrat arang. Lemak berlebih

disimpan dalam tubuh sebagai cadangan tenaga dan bila berlebih akan

ditimbun sebagai lemak tubuh. Konsumsi lemak yang berlebih tidak

dianjurkan pada usia lanjut karena dapat meningkat kadar lemak dalam

tubuh khususnya kadar kolesterol darah. Kebutuhan lemak usia lanjut

lebih sedikit. Konsumsi lemak dibatasi jangan lebih dari seperempat

kebutuhan energi. Pada usia lanjut di anjurkan untuk mengonsumsi asam

lemak tak jenuh (berasal dari nabati). Dan pembatasan konsumsi lemak

untuk usia lanjut karena meningkat:

1) Berkurangnya aktivitas tubuh.

2) Berkurangnya produksi enzim sehingga pencernaan lemak tidak

sempurna akan membebani lambung dan usus.


,,

3) Bisa menyebabkan arterosklerosis bila mengonsumsi asam lemak jenuh

yang tinggi.

7. Vitamin

Untuk usia lanjut dianjurkan untuk meningkatkan konsumsi makanan

kaya vitamin A,D,E untuk mencegah penyakit degeneratif (sebagai

antioksida).Selain itu,mengonsumsi mkanan yang banyak mengandung

vitamin B12,asam folat dan B1 juga dianjurkan,untuk menanggulangi

resiko penyakit jantung.

Adapun kebutuhan vitamin untuk usia lanjut per orang per hari Adalah:

1) Vitamin wanita 500 RE dan laki-laki 600 RE.

2) Vitamin B1 1,0 ug.

3) Vitamin B6 wanita 1,6 ug dan laki-laki 2,0 ug.

4) Vitamin B12 1,0 ug.

5) Asam Folat wanita 150 ug dan laki-laki 170 ug.

6) Vitamin C60 ug.

7) Vitamin D5 ug.

8) Vitamin E wanita 8 ug dan laki-laki 10 ug

8. Mineral

Pada usia lanjut di anjurkan mengonsumsi makanan fe, Zn, selenium,

dan kalsium untuk mencegah anemia dan pengeroposan tulang terutama

pada wanita. Adapun kebutuhan mineral untuk usia lanjut perhari adalah:

1) Kalsium wanita 500 mg dan laki-laki 600mg.

2) Zat besi wanita 14 ug dan laki-laki 13 ug.


,,

3) Natrium (NaCl)2,8-7,8 g.

4) Seng (Zn) 15 ug.

5) Selenium wanita 55 ug dan laki-laki 70 ug.

Dianjurkan pada usia lanjut dengan tekanan darah tinggi

mengonsumsi NaCl sejumlah 3 g per orang per hari karena dapat

membantu menurunkan tekanan darah.

Menu seimbang usia lanjut adalah susunan makanan yang mengandung

cukup semua unsure gizi yang di butuhkan para usia lanjut. Syarat menu

seimbang untuk manula sehat yaitu sebagai berikut :

1. Mengandung zat gizi dari beraneka ragam bahan makanan.

2. Jumlah kalori yang baik untuk dikonsumsi oleh usia lanjut adalah 50%

dari hidrat arang yang merupakan hidrat arang konpleks

(sayuran,kacang-kacangan,dan biji-bijian).

3. Jumlah lemak dalam makanan dibatasi,yaitu 25-30% dari total kalori.

4. Jumlah protein yang baik dikonsumsi disesuaikan dengan usia lanjut

yaitu 8-10% dari total kalori.

5. Dianjurkan mengandung tinggi serat yang bersumber pada buah,sayur

dan bermacam-macam pati,yang konsumsi dengan jumlah secara

bertahap.

6. Menggunakan bahan makanan yang tinggi kalsium,seperti susu

nonfat,yoghurt,ikan dan lain-lain.

7. Makanan mengandung tinggi zat besi yang bersumber dari protein

hewani.
,,

8. Membatasi penggunaan garam seperti monosodium glutamate,sodium

bikarbonat,sodium sistrate.

9. Bahan makanan sebagai sumber zat gizi sebaiknya dari bahan makanan

yang segar dan mudah di cerna.

10. Hindari bahan makanan yang mengandung tinggi alkohol.

11. Makanan seaiknya yang mudah di kunyah seperi makanan lembek.

E. Faktor-faktor yang harus di perhatikan pada lansia

1. Lingkungan Sosial

Sosialisasi terhadap lingkungan sekitarnya untuk menghindari

terjadinya depresi, stres, paranoia, dan gangguan lain dengan cara :

a. Melakukan komunikasi dengan keluarga, teman maupun tetangga

sekitar.

b. Melakukan aktivitas yang sesuai minat dan kemampuannya untuk

mengisi waktu luang.

c. Berkumpul bersama teman-teman semasa sekolah/kerja dan

membuat teman baru untuk menggantikan mereka yang telah

meninggal atau yang telah pindah.

2. Gizi (Suplemen)

a. Untuk menjaga kondisi kesehatan yang prima dan tetap produktif

di hari tua, butuh zat gizi yang cukup sesuai dengan kebutuhan

masing-masing individu, sehingga kesadaran akan perlunya

menjaga konsumsi yang bergizi seimbang seharusnya memang


,,

dimulai sejak usia muda sehingga setelah di usia lanjut masalah

gizi dapat di tanggulangi dengan baik.

b. Makanan yang bervariasi dengan sekurang-kurangnya tiga sajian

sayur-sayuran, dua sajian buah-buahan dan enam sajian hasil

padi-padian setiap hari dapat di berikan untuk memenuhi

kebutuhan zat gizi lansia dan pemilihan makanan yang berbeda

dari setiap kelompok makanan merupakan metode yang paling

baik untuk memastikan masukan zat gizi yang cukup.

c. Untuk mengatasi perubahan fungsi saluran pencernaan maka di

sarankan untuk mengonsumsi makanan berserat tinggi setiap

hari dan minum paling sedikit delapan gelas cairan seperti air,

jus, dan lain-lain setiap haru untuk melembutkan feces.

d. Untuk suplementasi tidak ada suplemen kecuali kalsium yaitu

1.000-1.500 mg/hari yang membutuhkan secara rutin oleh

manula atau orang dewasa. Namun jika penilaian menunjukan

defisiensi spesifik maka suplemen mungkin dibutuhkan untuk

mengoreksinya.

Dalam memenuhi kebutuhan nutrisi lansia maka perlu memerhatikan

hal-hal sebagai berikut:

a. Maka yang diberikan/disajikan harus cukup memenuhi

kebutuhan gizi.

b. Pemberian makanan pada waktunya secara teratur serta dalam

porsi kecil tapi sering.


,,

c. Memberikan makanan terhadap dan bervariasi terutama bila

nafsu makanya berkurang

d. Memperhatikan makanan agar sesuai dengan selera.

e. Memberikan makanan lunak untuk menghindari obstipasi dan

memudahkan mengunyah.

f. Melakukan terapi gizi untuk usia lanjut yang menderita sakit

yang dilakukan oleh ahli gizi

3. Pola Hidup

Pada usia lanjut 90% tingkat kesegaran jasmaninya rendah

terutama pada komponen daya tahan kardio respirasi dan kekuatan

otot. Maka hal yang dapat dilakukan lansia untuk memperbaiki

fungsi kardiovaskular dan menimbilkan perasaan segar adalah

melakukan olahraga adalah satu bentuk latihan fisik yang

memberikan pengaruh yang baik/positif terhadap kemampuan fisik

seseorang apabila dilakukan secara baik dan benar. Melakukan

latihan fisik yang baik dapat bermanfaat sebagai upaya promotif,

preventif, kuratif dan rehabilitatif dan apabila ditinjau secara

fisiologi, psikologi dan social memberikan dampak secara

langsung dan jangka panjang.

Manfaat Fisiologi :

a. Dampak langsung dapat membantu : (1) pengaturan kadar

gula rendah; (2) merangsang adrenalin dan nonadrenalin; (3)

peningkatan kualitas dan kuantitas tidur;


,,

b. Dampak jangka panjang dapat meningkatkan : (1) Daya tahan

aerobik/kardiovaskular; (2) Kekuatan otot rangka; (3)

Kelenturan; (4) Keseimbangandan koordinasi gerak; (5)

Kelincahan gerak;

Manfaat Psikologis :

a. Dampak langsung dapat membantu : (1) Member perasaan

santai; (2) Mengurangi ketegangan dan kecemasan; (3)

Meningkatkan perasaan senang.

b. Dampak jangka panjang dapat meningkatkan : (1) Kesegaran

jasmani dan rohani secara utuh; (2) Kesehatan jiwa; (3)

Fungsi kognitif; (4) Penampilan dan fungsi motorik; (5)

Keterampilan.

Manfaat Sosial :

a. Dampak langsung dapat membantu : (1) Pemberdayaan usia

lanjut; (2) Peningkatan integritas social dan kultur.

b. Dampak jangka panjang dapat meningkatkan : (1)

Keterpaduan; (2) Hubungan kesetiakawanan social; (3)

Jaringan kerja sama social budaya; (4) Pertahanan peran

dan pembentukan peran baru; (5) Kegiatan antargenerasi.

4. Pola Makan

Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan

gambaran mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan

tiap hari oleh satu orang dan merupakan ciri khas masyarakat tertentu.
,,

Pola makan yang tidak seimbang akan menyebabkan

ketidakseimbangan zat gizi yang masuk ke dalam tubuh dan

menyebabkan terjadinya kekurangan gizi atau sebaliknya pola

konsumsi yang tidak seimbang juga mengakibatkan zat gizi tertentu

berlebih dan menyebabkan terjadinya gizi lebih. Asupan zat gizi yang

tepat berperan dalam menciptakan kesehatan lansia secara optimal,

kecukupan gizi akan terpenuhi jika para lansia memerhatikan pola

makan yang beragam dan bergizi seimbang. Pengurangan waktu

makan dapat menyebabkan zat gizi menjadi tidak seimbang. Dengan

demikian, adanya lansia yang tidak teratur makannya dapat

menyebabkan tidak seimbang konsumsi zat gizi yang akan

berpengaruh pada status gizinya.

Pengaturan makan untuk usia lanjut sebagai berikut :

a. Jadwal waktu makan dibuat lebih sering dengan porsi kecil.

b. Banyak minum dan kurangi garam.

c. Membatasi asupan makanan sumber kalori untuk menjaga berat

badan tetap dalam batas normal.

d. Memilih jenis makan yang mengandung serat agar buang air

besar menjadi mudah dan teratur.

e. Bagi mereka yang proses penuaannya sudah lebih lanjut perlu

diperhatikan hal-hal sebagai berikut : (1) Makanlah makanan

yang mudah dicerna; (2) Hindari makanan yang terlalu manis

dan gurih; (3) Bila ada kesukaan mengunyah, makanan harus


,,

lunak/dicicang. (4) Makanan selingan diberikan pada jam 10.00

pagi dan jam 16.00 sore.


,,

REFERENSI

1. Konsep Dasar Ilmu Gizi

Ahmad suhaimi. BUKU:Pangan, Gizi, dan kesehatan. Lilis Banowati.

BUKU: Ilmu Gizi Dasar. Liva Maita, Eka Maya, Een Husanah. BUKU: Gizi

Kesehatan pada Masa Reproduksi. Ana Samiatul. BUKU: NUTRIS IBU

DAN ANAK : GIZI UNTUK KELUARGA.

2. Pengelompokan Menurut Kebutuhan, Makronutrien dan Mikronutrien

Olivia Anggraeny, Ayuningtyas Dian. BUKU: Gizi Prakonsepsi, Ibu Hamil

dan Menyusui. Liva Maita, Eka Maya, Een Husanah. BUKU: Gizi

Kesehatan pada Masa Reproduksi.

3. Konsep Dasar Anemia Gizi

Ana Samiatul. BUKU: NUTRIS IBU DAN ANAK : GIZI UNTUK

KELUARGA. Liva Maita, Eka Maya, Een Husanah. BUKU: Gizi

Kesehatan pada Masa Reproduksi.

4. Konsep Dasar GAKY

Sarlan. BUKU: Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY). Merryana

Adriani. BUKU: Pengantar Gizi Masyarakat. Sri Adiningsih. BUKU:

WASPADA GIZI BALITA ANDA.

5. Konsep dasar KVA

Merryana Adriani. BUKU: Pengantar Gizi Masyarakat. Moesijanti

Soekarti. BUKU: Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan. Vilda Ana. Eko

Hartini. BUKU: Buku Ajar Dasar Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat.


,,

6. Konsep Dasar KEP

Merryana Adriani. BUKU: Pengantar Gizi Masyarakat. Vilda Ana. Eko

Hartini. BUKU: Buku Ajar Dasar Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat.

7. Menilai Status Gizi

Toto Sudargo. Nur Aini. Nurul Laily. BUKU: Defisiensi Yodium, ZatBesi,

dan Kecerdasan. Salemba. BUKU: Pengantar IlmuKesehatan Anak Untuk

Pendidikam Kebidanan.

8. Menerapkan Gizi Ibu Hamil

Hubertin Sri. BUKU: Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Dwi Hananto.

BUKU: Gizi Ibu Hamil: Panduan Lengkap Menyiapkan Buah Hati Sehat.

9. Gizi Pada Ibu Menyusui

Budi Sutomo. Buku: Menu Sehat Untuk Ibu Menyusui. Rita Ramayulis.

Rosmida Magdalena. BUKU: Menu dan Resep Untuk Ibu Menyusui.

Olivia Anggraeny. Ayuningtyas Dian. BUKU: Gizi Prakonsepsi, Ibu

hamil dan Menyusui.

10. Gizi Bayi dan Balita

Olivia Anggraeny. Ayuningtyas Dian. BUKU: Gizi Prakonsepsi, Ibu

hamil dan Menyusui. Sri Adiningsih. BUKU: WASPADAI GIZI BALITA

ANDA.

11. Gizi Anak Sekolah

Liva Maita, Eka Maya, Een Husanah. BUKU: Gizi Kesehatan pada Masa

Reproduksi. Arya Ulaibab, Enggar Anggraini, Iga ayu. BUKU: Obesitas


,,

Anak Usia Sekolah. Hindah Muaris. BUKU: 30 Menu Bekal Anak Sekolah

ala Bento.

12. Kebutuhan Gizi pada Remaja

Liva Maita, Eka Maya, Een Husanah. BUKU: Gizi Kesehatan pada Masa

Reproduksi. Merryana Adriani. BUKU: Peranan Gizi Dalam Siklus

Kehidupan.

13. Gizi Usia Lanjut

Dwi Sarbini. BUKU: Gizi Geriatri. Sri Sunarti. Retty Ratnawati. Dian

Nugrahenny. Gadis Nurlaila. Rahmad Ramadhan. Rahmad Budianto.

Ardani Galih. BUKU: Prinsip Dasar Kesehatan Lanjut Usia (Geriatri).

Anda mungkin juga menyukai