Anda di halaman 1dari 15

Makalah

Pengenalan Tanda Bahaya pada Ibu dan Janin masa Kehamilan Muda
(IUGR)

Dosen Pembimbing : Elvi Destariyani, SST, M.Kes


Kelompok 2
Nama Anggota :
1. Tiara Agnesia
2. Yora Asnia
3. Lestia Wati
4. Novia Dwi Lestari
5. Syadza Fadilah Habie
6. Lia Martin
7. Dinnia Putri Utami
8. Bobela cantivia

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia


Poltekkes Kemenkes Bengkulu
Jurusan Kebidanan

1
Tahun 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Kami menyadari
bahwa proses penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik materi maupun cara
penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan
pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan kami menerima masukan,
saran dan usulan demi penyempurnaan makalah ini di kemudian hari.
Kami sadari pula bahwa dalam  pembuatan makalah ini  tidak lepas dari bantuan
berbagai  pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini kami menghaturkan rasa hormat dan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.

Bengkulu, 30 September 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Halaman
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………. 4
A. Latar Belakang…………………………………………………….. 4
B. Rumusan Masalah…………………………………………………. 4
C. Tujuan……………………………………………………………… 5
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………... 6
A. Definisi IUGR……………………………………………………..... 6
B. Manifestasi Klinik….……………………………………………...... 6
C. Klasifikasi…………………………………………………………… 7
D. Etiologi………………………...……………………………………. 8
E. Patofisiologi…………………………………………………………. 9
F. Tanda dan Gejala……………………………………………...…….. 9
G. Komplikasi…………………………………………………………… 9
H. Penatalaksanaan……………………………………………………… 11
I. Pencegahan…………………………………………………………… 12
BAB III PENUTUP……………………………………………………………... 14
A. Kesimpulan…………………………………………………………. 14
B. Saran………………………………………………………………… 14
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Banyak istilah yang digunakan untuk menunjukkan bahwa bayi KMK ini menderita
gangguan pertumbuhan di dalam uterus (IUGR) seperti Pseudopremature, Small for Dates,

3
dysmature, Fetal Malnutrition Syndrome, Chronic Fetal Distress, IUGR dan Small for
Gestational Age (SGA). Batasan yang diajukan oleh Lubchenco (1963) adalah bahwa setiap
bayi yang berat lahirnya sama dengan atau lebih rendah dari 10th percentile oleh masa
kehamilan pada Denver Intra uterine Growth Curves adalah bayi SGA. Gambaran kliniknya
tergantung daripada lamanya, intensitas dan timbulnya gangguan pertumbuhan yang
mempengaruhi bayi tersebut.
Kejadian PJT bervariasi, berkisar 4-8% pada negara maju dan 6-30% pada negara
berkembang. Hal ini perlu menjadi perhatian karena besarnya kecacatan dan kematian yang
terjadi akibat PJT. Pada umumnya 75% janin dengan PJT memiliki proporsi tubuh yang
kecil, 15-25% terjadi karena insufisiensi uteroplasenta, 5-10% terjadi karena infeksi selama
kehamilan atau kecacatan bawaan.
Meskipun sekitar 50% dari pertumbuhan janin terhambat belum diketahui penyebabnya
namun ada beberapa faktor yang diketahui dapat menyebabkannya, yaitu pertumbuhan
maternal yang kurang, infeksi janin, malformasi kongenital, kelainan kromosom, penyakit
vaskuler, penyakit ginjal kronis, anemia, abnormalitas plasenta dan tali pusat, janin multipel
(kembar).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan IUGR?
2. Bagaimana manifestasi klinik IUGR?
3. Apa saja klasifikasi IUGR?
4. Bagaimana etiologi IUGR?
5. Bagaimana patofisiologi IUGR?
6. Apa saja tanda gejala IUGR?
7. Apa komplikasi IUGR?
8. Bagaimana penatalaksanaan IUGR?
9. Bagaimana pencegahan IUGR?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan IUGR
2. Untuk mengetahui bagaimana manifestasi klinik
3. Untuk mengetahui klasifikasi IUGR
4. Untuk mengetahui bagaimana etiologi IUGR

4
5. Untuk mengetahui patofisiologi IUGR
6. Untuk mengetahui apa saja tanda gejala IUGR
7. Untuk mengetahui apa saja komplikasi IUGR
8. Untuk mengetahui penatalaksanaan IUGR
9. Untuk mengetahui bagaimana pencegahan IUGR

BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi Intra Uterine Reterderdation (IUGR) 
Intra Uterine Growth Reterderdation (IUGR)  adalah berat badan bayi kurang dari
persentil 10 untuk usia kehamilan bayi, dalam artian bayi baru lahir berukuran lebih kecil

5
dengan usia kehamilannya. (Asuhan Kebidanan IV Patologi: 225). Intra Uterine Growth
Reterderdation (IUGR)  adalah memiliki berat fetus <10 persentil untuk umur kehamilan
tertentu-berat lahir <2 dari berat rata-rata untuk umur kehamilan tertentu. (Asuhan
Kebidanan Patologis: 93). Definisi menurut WHO (1969), janin yang mengalami
pertumbuhan yang terhambat adalah janin yang mengalami kegagalan dalam mencapai berat
standard atau ukuran standard yang sesuai dengan usia kehamilannya.
B. Manifestasi klinik
Bayi-bayi lahir Intra Uterine Growth Reterderdation (IUGR)  biasanya tampak kurus,
pucat dan berkulit keriput, tali pusat umumnya tampak rapuh dan layu dibandingkan pada
bayi normal yang tampak tebal dan kuat, Intra Uterine Reterderdation (IUGR)  muncul
sebagai akibat dan berhentinya pertumbuhan jaringan atau sel. Hal ini terjadi saat janin tidak
mendapatkan nutrisi dan oksigenasi yang cukup untuk perkembangan dan pertumbuhan
organ dan jaringan, atau karena infeksi. Meski pada sejumlah janin, ukuran kecil untuk masa
kehamilan bisa diakibatkan karena faktor genetik (kedua orang tua kecil), kebanyakan kasus
Pertumubuhan Janin Terhambat (PJT) atau Kecil Masa Kehamilan (KMK) dikarenakan
karena faktor-faktor lain.
Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT) dapat terjadi kapanpun dalam
kehamilan. Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT) yang muncul sangat dini sering
berhubungan dengan kelainan kromosom dan penyakit ibu. Sementara, Pertumbuhan Janin
Terhambat (PJT) yang muncul terlambat (>32 minggu) biasanya berhubungan dengan
masalah lain. Pada kasus Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT), pertumbuhan seluruh tubuh
dan organ janin menjadi terbatas. Ketika aliran darah ke plasenta tidak cukup, janin akan
menerima hanya sejumlah kecil oksigen, ini dapat berakibat denyut jantung janin menjadi
abnormal, dan janin berisiko tinggi mengalami kematian.

C. Klasifikasi
1.   IUGR yang simetris (20-30%)
a. Kemampuan tumbuh berkurang
b. Terjadi pada awal kehamilan
c. Seluruh fetus secara proportional kecil

6
d. Semua biometri dibawah 10 persentil untuk umur kehamilan
e. Pencegahan infeksi normal
2. IUGR asimetri (70-80%)
a. Pertumbuhan janin terhambat (biasanya karena plsenta insufisiensi)
b. Biasanya terjadi setelah umur 28 minggu
c. Pertumbuhan kepala tetap normal, sedangkan pertumbuhan abdomen lambat
d. Pencegahan infeksi rendah
3. IUGR kombinasi (5-10%)
a. Terjadi pada umur kehamilan 20-28 minggu
b. Berhubungan dengan penyakit ibu yang berat (hipertensi kronis)
c. Lupus nephritis, penyakit vaskuler ibu
d. Klasifikasi IUGR / Pertumbuhan janin terhambat(PJT)
D. Etiologi
1. Penyebab Ibu
a. Fisik ibu yang kecil dan kenaikan berat badan yang tidak adekuat. Faktor keturunan
dari ibu dapat mempengaruhi berat badan janin. Kenaikan berat  tidak adekuat
selama kehamilan dapat menyebabkan PJT. Kenaikan berat badan ibu selama
kehamilan sebaiknya 9-16 kg. apabila wanita dengan berat badan kurang harus
ditingkatkan sampai berat badan ideal ditambah dengan 10-12 kg.
b. Penyakit ibu kronik dan gaya hidup. Kondisi ibu yang memiliki hipertensi kronik,
penyakit jantung sianotik, diabetes, serta penyakit vaskular kolagen dapat
menyebabkan PJT. Semua penyakit ini dapat menyebabkan pre-eklampsia yang
dapat membawa ke PJT. Hipertensi dan penyakit ginjal yang kronik, perokok,
penderita DM yang berat, toksemia, hipoksia ibu, gizi buruk, drug abuse, peminum
alkohol. Kebiasaan seperti merokok, minum alkohol, dan narkotik

2. Penyebab Janin
a. Infeksi Selama Kehamilan
Infeksi bakteri, virus, protozoa dapat menyebabkan PJT. Rubela dan
cytomegalovirus (CMV) adalah infeksi yang sering menyebabkan PJT
b. Kelainan Bawaan Dan Kelainan Kromosom

7
Kelainan kromosom seperti trisomi atau triploidi dan kelainan jantung bawaan
yang berat sering berkaitan dengan PJT. Trisomi 18 berkaitan dengan PJT simetris
serta polihidramnion (cairan ketuban berlebih). Trisomi 13 dan sindroma Turner juga
berkaitan dengan PJT
c. Pajanan Teratogen (Zat Yang Berbahaya Bagi Pertumbuhan Janin)
Berbagai macam zat yang bersifat teratogen seperti obat anti kejang, rokok,
narkotik, dan alkohol dapat menyebabkan PJT
d. Haemolysis; kelainan sel darah merah
3. Penyebab plasenta (ari-ari)
a. Kelainan plasenta, sehingga menyebabkan plasenta tidak dapat menyediakan nutrisi
yang baik bagi janin seperti, abruptio plasenta, infark plasenta (kematian sel pada
plasenta), korioangioma, dan plasenta previa
b. Kehamilan kembar. Twin-to-twin transfusion syndrome.
E. Patofisiologi
1. Kondisi kekurangan nutrisi pada awal kehamilan
Pada kondisi awal kehamilan pertumbuhan embrio dan trofoblas dipengaruhi oleh
makanan. Studi pada binatang menunjukkan bahwa kondisi kekurangan nutrisi sebelum
implantasi bisa menghambat pertumbuhan dan perkembangan. Kekurangan nutrisi pada
awal kehamilan dapat mengakibatkan janin berat lahir rendah yang simetris. Hal
sebaiknya terjadi kondisi percepatan pertumbuhan pada kondisi hiperglikemia pada
kehamilan lanjut.
2. Kondisi kekurangan nutrisi pada pertengahan kehamilan
Defisiensi makanan mempengaruhi pertumbuhan janin dan plasenta, tapi bisa juga
terjadi peningkatan pertumbuhan plasenta sebagai kompensasi. Didapati ukuran plasenta
yang luas.

3. Kondisi kekurangan nutrisi pada akhir kehamilan


Terjadi pertumbuhan janin yang lambat yang mempengaruhi interaksi antara janin
dengan plasenta. Efek kekurangan makan tergantung pada lamanya kekurangan. Pada
kondisi akut terjadi perlambatan pertumbuhan dan kembali meningkat jika nutrisi yang
diberikan membaik. Pada kondisi kronis mungkin telah terjadi proses perlambatan

8
pertumbuhan yang irreversible.
F. Tanda dan Gejala
1. Gangguan pada uterus dan janin untuk tumbuh normal diatas periode 4 minggu.
2. TFU paling sedikit kurang 2 cm dari harapan untuk jumlah terhadap usia kehamilan dari
pengukuran TFU sebelumnya.
3. Kekurangan penambahan berat badan ibu.
4. Gerakan janin yang kurang.
5. Kekurangan volume cairan amnion.
6. Lingkaran abdomen kecil (ukuran hepar yang kecil)
7. Tungkai yang kurus (masa otot menurun)
8. Kulit keriput ( lemak subkutis menurun)
Bila penyebab PJT asimetrik berlangsung lama maka janin akan kehilangan
kemampuan untuk melakukan kompensasi →  terjadi PJT simetrik.
Terhentinya pertumbuhan dan perkembangan kepala akan berdampak besar
terhadap proses tumbuh kembang anak nantinya. PJT patut diduga bila ukuran uterus
tidak sesuai dengan usia kehamilan → konfirmasi dengan pemeriksaan ultrasonografi.
G. Komplikasi
1. Janin
 Antenatal           : gagal nafas dan kematian janin
 Intranatal           : hipoksia dan asidosis
 Setelah lahir :
a. Secara langsung
1) Asfiksia
2) Hipoglikemi

3) Aspirasi Mekonium
Sindroma aspirasi mekonium (SAM) adalah kumpulan gejala yang
diakibatkan oleh terhisapnya mekonium ke dalam saluran pernafasan bayi.
SAM seringkali dihubungkan dengan suatu keadaan yang kita sebut fetal
distress. Pada keadaan ini, janin yang mengalami distres akan menderita

9
hipoksia (kurangnya oksigen di dalam jaringan). Hipoksia jaringan
menyebabkan terjadinya peningkatan aktivitas usus disertai dengan
melemasnya spinkter anal. Maka lepaslah mekonium ke dalam cairan
amnion.
4) DIC
Disebarluaskan pembekuan intravascular (DIC), juga dikenal sebagai
konsumtif coagulopathy, adalah patologi aktivasi pembekuan (darah),
mekanisme yang terjadi dalam respon terhadap berbagai penyakit.
5) Hipotermi
Perdarahan pada paru
6) Polisitemia
Polisitemia adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan jumlah sel
darah merah akibat pembentukan sel darah merah yang berlebihan oleh
sumsum tulang. Polisitemia menyebabkan darah menjadi kental dan
menyebabkan berkurangnya kecepatan aliran darah ketika darah melalui
pembuluh yang kecil. Jika penyakitnya berat, bisa menyebabkan
pembentukan bekuan darah di dalam pembuluh darah. Kulit bayi tampak
kemerahan atau kebiruan. Bayi tampak lemas, pernafasannya cepat, refleks
menghisapnya lemah dan denyut jantungnya cepat.
7) Hiperviskositas sindrom
Terjadi karena aliran darah terhambat, akibat darah yang lebih kental. 
Kekebalan dapat terjadi karena volume dan jumlah sel bertambah atau
plasma lebih kental. Mata terlihat merah dengan pembuluh darah
konjungtiva bertambah. Fundus refleks berwarna merah tua dan fundus
memperlihatkan pengisian pembuluh darah yang berlerbihan sehingga
lumen arteri dan vena melebar, dismal peningkatan perkelokan.
8) Gangguan gastrointestinal
b. Secara Tidak Langsung
Pada simetris IUGR keterlambatan perkembangan dimulai dari lambat dari
sejak kelahiran, sedangkan asimetris IUGR dimulai sejak bayi lahir di mana
terdapat kegagalan neurologi dan intelektualitas. Tapi prognosis terburuk ialah

10
IUGR yang disebabkan oleh infeksi kongenital dan kelainan kromosom.
2. Ibu
Mengalami Preeklampsi, penyakit jantung, dan malnutrisi.
H. Penatalaksanaan
Langkah pertama dalam menangani PJT adalah mengenali pasien-pasien yang
mempunyai resiko tinggi untuk mengandung janin kecil. Langkah kedua adalah
membedakan janin PJT atau malnutrisi dengan janin yang kecil tetapi sehat. Langkah ketiga
adalah menciptakan metode adekuat untuk pengawasan janin pada pasien-pasien PJT dan
melakukan persalinan di bawah kondisi optimal.
Untuk mengenali pasien-pasien dengan resiko tinggi untuk mengandung janin kecil,
diperlukan riwayat obstetrik yang terinci seperti hipertensi kronik, penyakit ginjal ibu dan
riwayat mengandung bayi kecil pada kehamilan sebelumnya. Selain itu diperlukan
pemeriksaan USG. Pada USG harus dilakukan taksiran usia gestasi untuk menegakkan
taksiran usia gestasi secara klinis. Kemudian ukuran-ukuran yang didapatkan pada
pemeriksaan tersebut disesuaikan dengan usia gestasinya.Pertumbuhan janin yang
suboptimal menunjukkan bahwa pasien tersebut mengandung janin PJT.
Tatalaksana kehamilan dengan PJT, karena tidak ada terapi yang paling efektif sejauh ini,
untuk melahirkan bayi yang sudah cukup usia dalam kondisi terbaiknya dan meminimalisasi
risiko pada ibu. Tatalaksana yang harus dilakukan adalah :
1. PJT pada saat dekat waktu melahirkan. Yang harus dilakukan adalah segera dilahirkan
2. PJT jauh sebelum waktu melahirkan. Kelainan organ harus dicari pada janin ini, dan
bila kelainan kromosom dicurigai maka amniosintesis (pemeriksaan cairan ketuban)
atau pengambilan sampel plasenta, dan pemeriksaan darah janin dianjurkan
a. Tatalaksana Umum 
Setelah mencari adanya cacat bawaan dan kelainan kromosom serta infeksi dalam
kehamilan maka aktivitas fisik harus dibatasi disertai dengan nutrisi yang baik. Tirah
baring dengan posisi miring ke kiri, Perbaiki nutrisi dengan menambah 300 kal perhari,
Ibu dianjurkan untuk berhenti merokok dan mengkonsumsi alkohol, Menggunakan
aspirin dalam jumlah kecil dapat membantu dalam beberapa kasus IUGR Apabila
istirahat di rumah tidak dapat dilakukan maka harus segera dirawat di rumah sakit.
Pengawasan pada janin termasuk diantaranya adalah melihat pergerakan janin serta

11
pertumbuhan janin menggunakan USG setiap 3-4minggu
b. Tatalaksana Khusus 
Pada PJT yang terjadi jauh sebelum waktunya dilahirkan, hanya terapi suportif
yang dapat dilakukan. Apabila penyebabnya adalah nutrisi ibu hamil tidak adekuat  maka
nutrisi harus diperbaiki. Pada wanita hamil perokok berat, penggunaan narkotik dan
alkohol, maka semuanya harus dihentikan
c. Proses Melahirkan 
Pematangan paru harus dilakukan pada janin prematur. Pengawasan ketat selama
melahirkan harus dilakukan untuk mencegah komplikasi setelah melahirkan. Operasi
caesar dilakukan apabila terjadi distress janin serta perawatan intensif neonatal
care segera setelah dilahirkan sebaiknya dilakukan.
Kemungkinan kejadian distress janin selama melahirkan meningkat pada PJT
karena umumnya PJT banyak disebabkan oleh insufisiensi plasenta yang diperparah
dengan proses melahirkan.
Kondisi bayi. Janin dengan PJT memiliki risiko untuk hipoksia perinatal
(kekurangan oksigen setelah melahirkan) dan aspirasi mekonium (terhisap cairan
mekonium). PJT yang parah dapat mengakibatkan hipotermia (suhu tubuh turun) dan
hipoglikemia (gula darah berkurang). Pada umumnya PJT simetris dalam jangka waktu
lama dapat mengakibatkan pertumbuhan bayi yang terlambat setelah dilahirkan, dimana
janin dengan PJT asimetris lebih dapat “catch-up” pertumbuhan setelah dilahirkan
I. Pencegahan
Beberapa penyebab dari PJT tidak dapat dicegah. Bagaimanapun juga, faktor seperti diet,
istirahat, dan olahraga rutin dapat dikontrol. Untuk mencegah komplikasi yang serius selama
kehamilan, sebaiknya seorang ibu hamil mengikuti nasihat dari dokternya; makan makanan
yang bergizi tinggi; tidak merokok, minum alkohol dan menggunakan narkotik; mengurangi
stress; berolahraga teratur; serta istirahat dan tidur yang cukup. Suplementasi dari protein,
vitamin, mineral, serta minyak ikan juga baik dikonsumsi. Selain itu pencegahan dari
anemia serta pencegahan dan tatalaksana dari penyakit kronik pada ibu maupun infeksi yang
terjadi harus baik.
Hal-hal yang harus diperhatikan untuk mencegah PJT pada janin untuk setiap ibu hamil
sebagai berikut :

12
1. Usahakan hidup sehat.
Konsumsilah makanan bergizi seimbang. Untuk kuantitas, makanlah seperti biasa
ditambah ekstra 300 kalori/hari.
2. Hindari stress selama kehamilan.
Stress merupakan salah satu faktor pencetus hipertensi.
3. Hindari makanan obat-obatan yang tidak dianjurkan selama kehamilan.
Setiap akan mengkonsumsi obat, pastikan sepengetahuan/resep dokter kandungan.
4. Olah raga teratur.
Olah raga (senam hamil) dapat membuat tubuh bugar, dan mampu memberi
keseimbangan oksigenasi, maupun berat badan.
5. Hindari alkohol, rokok, dan narkoba.
6. Periksakan kehamilan secara rutin.
Pada saat kehamilan, pemeriksaan rutin sangat penting dilakukan agar kondisi ibu
dan janin dapat selalu terpantau. Termasuk, jika ada kondisi PJT, dapat diketahui
sedini mungkin. Setiap ibu hamil dianjurkan melakukan pemeriksaan setiap 4 minggu
sampai dengan usia kehamilan 28 minggu. Kemudian, dari minggu ke 28-36,
pemeriksaan dilakukan setidaknya setiap 2 minggu sekali. Selanjutnya, lakukan
pemeriksaan setiap 1 minggu sampai dengan usia kelahiran atau 40 minggu. Semakin
besar usia kehamilan, semakin mungkin pula terjadi hambatan atau gangguan. Jadi,
pemeriksaan harus dilakukan lebih sering seiring dengan bertambahnya usia
kehamilan. 

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pertumbuhan janin terhambat (PJT) ditegakkan apabila pada pemeriksaan ultrasonografi

13
(USG) perkiraan berat badan janin berada di bawah persentil 10 dibawah usia kehamilan atau
lebih kecil dari yang seharusnya (sesuai grafik). Terminologi “kecil untuk masa kehamilan”
adalah berat badan bayi yang tidak sesuai dengan masa kehamilan dan dapat muncul pada bayi
cukup bulan atau prematur. Pada umumnya janin tersebut memiliki tubuh yang kecil dan risiko
kecacatan atau kematian bayi kecil akan lebih besar baik pada saat dilahirkan ataupun setelah
melahirkan.

PJT terbagi atas dua, yaitu :

Pertumbuhan janin terhambat tipe I : simetris atau proporsional (kronis)

Pertumbuhan janin terhambat tipe II : Asimetris atau disproportional (akut)

B. Saran

Dalam penyusunan makalah ini kami telah berusaha sebaik mungkin untuk
menyelesaikan makalah ini. Namun masih sangat mengharap kritik dan saran dari pembaca, agar
makalah ini dapat lebih baik. Dan apabila dalam makalah ini terdapat banyak hal yang kurang
tepat,kami sangat mengharap koreksi dari pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Yeyeh Rukiyah,Ai.dkk.2010. Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan). Jakarta : Trans Info


Media

14
Fadlun.dkk.2012. Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta : Salemba Medika
Leveno, J Kenneth, dkk. 2009. Obsetri Williams Edisi 21. Jakarta : EGC
Manuaba, dkk. 2007. Pengantar Kuliah Obsetri. Jakarta: EGC

15

Anda mungkin juga menyukai