Anda di halaman 1dari 26

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................i


DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 3
A. Intra Uterine Fetal Death (IUFD) .................................................... 3
1. Pengertian ..................................................................................... 3
2. Etiologi ......................................................................................... 3
3. Tanda dan gejala........................................................................... 4
4. Klasifikasi..................................................................................... 4
5. Patofisiologi ................................................................................. 4
6. Pathway ........................................................................................ 5
7. Pemeriksaan ................................................................................. 6
8. Penatalaksanaan ........................................................................... 6
B. Intrauterine Growth Restriction ........................................................ 7
1. Pengertian ..................................................................................... 7
2. Etiologi ......................................................................................... 8
3. Tanda dan gejala.......................................................................... 10
4. Klasifikasi.................................................................................... 10
5. Patofisiologi ................................................................................ 11
6. Pemeriksaan penunjang ............................................................... 12
7. Penatalaksanaan .......................................................................... 12
8. Pathway ....................................................................................... 15
BAB III KASUS DAN ASUHAN KEPERAWATAN ............................... 16
A. Pembahasan IUFD ............................................................................. 16
B. Pembahasan IUGR ............................................................................. 18
BAB IV PENUTUP .................................................................................... 22
A. Kesimpulan ........................................................................................ 22
B. Saran ................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 23
LAMPIRAN

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kematian janin dalam kandungan merupakan salah satu masalah yang


ditemukan pada saat hamil, keadaan ini dapat mengancam nyawa ibu.
Kematian janin dalam kandungan apabila tidak segera ditangani akan
mengakibatkan ancaman bagi nyawa ibu. Biasanya ini terjadi pada usia
kehamilan lebih dari 20 minggu atau pada trimester kedua (Chandra, 2010).

Kematian maternal dan perinatal merupakan masalah besar, khususnya di


Negara berkembang sekitar 98-99%, sedangkan Negara maju hanya 1-2%.
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2008 kematian perinatal
adalah 400 per 100.000 orang atau sekitar 200.000 ribu orang pertahun
sehingga kematian perinatal terjadi 1,2-1,5 menit. Kematian perinatal di
Indonesia adalah yang tertinggi diantara Negara-negara Association South Of
East Nation (ASEAN) kejadian sekitar 15 kali di malaysia (Manuaba, 2008).

Menurut World Health Organisation (WHO) setiap tahun di dunia


diperkirakan lahir sekitar 20 juta bayi berat lahir rendah (BBLR). Kelahiran
BBLR sebagian disebabkan oleh lahir sebelum waktunya (prematur), dan
sebagian oleh karena mengalami gangguan pertumbuhan selama masih dalam
kandungan (IUGR). Di negara berkembang, BBLR banyak dikaitkan dengan
tingkat kemiskinan. BBLR merupakan penyumbang utama angka kematian
pada neonatus. Menurut perkiraan WHO, terdapat 5 juta kematian neonatus
setiap tahun dengan angka mortalitas neonatus (kematian dalam 28 hari
pertama kehidupan) adalah 34 per 1000 kelahiran hidup, dan 98% kematian
tersebut berasal dari negara berkembang. Secara khusus angka kematian
neonatus di Asia Tenggara adalah 39 per 1000 kelahiran hidup. Dalam
laporan WHO yang dikutip dari State of the world’s mother 2007 (data tahun
2000-2003) dikemukakan bahwa 27% kematian neonatus disebabkan oleh

2
Bayi Berat Lahir Rendah karena mengalami gangguan pertumbuhan selama
masih dalam kandungan (IUGR) (Varney, 2007).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami asuhan keperawatan pada IUFD dan IUGR
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui dan memahami pengertian IUFD dan IUGR
b. Mengetahui dan memahami etiologi IUFD dan IUGR
c. Mengetahui dan memahami tanda dan gejala IUFD dan IUGR
d. Mengetahui dan memahami klasifikasi/ stadium IUFD dan IUGR
e. Mengetahui dan memahami patofisiologi IUFD dan IUGR
f. Mengetahui dan memahami pathway IUFD dan IUGR
g. Mengetahui dan memahami penatalaksanaan IUFD dan IUGR
h. Mampu menentukan diagnosa dan perencanaan asuhan
i. keperawatan pada klien dengan IUFD dan IUGR

3
BAB II
KONSEP DASAR

A. Intra Uterine Fetal Death (IUFD)


1. Pengertian
Intrauterine fetal deadth (IUFD) Menurut ICD 10 – International
Statistical Clasissfication Of Disease And Related Health Problems
adalah kematian fetal pada usia gestasional >22 minggu (Petersson,
2002). WHO dan American Collegeof Obstetriciansand Gynecologist
(1995) menyatakan IUFD adalah janin yang mati dalam rahim dengan
berat 500 gram atau lebih atau kematian janin dalam rahim pada
kehamilan 20 minggu atau lebih (Winknjosastro, 2008) Kematian janin
merupakan hasil akhir dari gangguan pertumbuhan janin, atau akibat
infeksi yang tidak terdiagnosis sebelumnya sehingga tidak diobati
(Saifuddin, 2008).
Intra uterine fetal death (IUFD) merupakan hasil akhir dari
gangguan pertumbuhan janin, kegawatan janin, atau akibat infeksi yang
tidak terdiagnosis sebelumnya sehingga diketahui janin telah meninggal
(Saifudin, 2002 dalam Diyan 2012). Kematian janin dalam
kandungan/intra uterine fetal death (IUFD) adalah kematian yang terjadi
saat usia kehamilan lebih dari 20 minggu atau pada trimester kedua. Jika
terjadi pada trimester pertama disebut keguguran atau abortus. Jika janin
sudah meninggal di dalam kandungan maka rahim tidak akan membesar
lagi, pembesarannya akan berhenti sesuai dengan usia kehamilan saat janin
meninggal.

2. Etiologi
Beberapa kondisi dibawah ini dapat menyebabkan terjadinya kondisi
IUFD, antara lain perdarahan kerena plasenta previa dan solusio plasenta,
pre-eklampsi dan eklampsi, penyakit-penyakit kekurangan darah,

4
penyakit infeksi dan penyakit menular, penyakit saluran kencing seperti
bakteri uuria, pielonefritis, glomerulonefritis dan gagal ginjal, penyakit
endokrin seperti diabetes mellitus, hipertiroid, malnutrisi, dan sebagainya
(Mochtar, 2001 dalam Diyan 2012).
Menurut Erni dan Lia (2017), penyebab dari IUFD adalah sebagai berikut:
a. Faktor maternal
Kehamilan postterm (>42 minggu), diabetes mellitus yang tidak
terkontrol, sistemik lupus eritema-tonus, infeksi, hipertensi,
preeklampsia, eklampsia, haemoglobinopati, umur ibu tua, penyakit
rhesus, rupture uteri, antifodfolipid sindrom, hipotensi akut ibu,
kematian ibu.
b. Faktor fetal
Gemelli, IUGR, kelainan congenital, kelainan genetik, infeksi.
c. Faktor plasental
Plasenta previa, solusio plasenta, ketuban pecah dini, vasa previa.

3. Tanda dan Gejala


Menurut Achadiat (2008), kematian janin dalam rahim meliputi :
a. Rahim yang hamil tersebut tidak bertambah besar lagi, bahkan semakin
mengecil. Tidak lagi dirasakan gerakan janin.
b. Tidak ditemukan bunyi jantung janin pada pemeriksaan.
c. Bentuk uterus menjadi tidak tegas sebagaimana suatu kehamilan
normal.
d. Bila kematian itu telah berlangsung lama, dapat dirasakan krepitasi,
yakni akibat penimbunan gas dalam tubuh.

4. Klasifikasi / Stadium
Menurut Prawiroharjo dalam Nugroho (2012) : kematian janin dibagi
dalam 4 golongan :
a. Golongan I : kematian janin sebelum kehamilan 20 minggu penuh
(early fetal deadth)

5
b. Golongan II : kematian janin pada umur kehamilan 20-28 minggu
(Intermediate fetal deadth)
c. Golongan III: kematian janin pada umur kehamilan lebih dari 28
minggu (late fetal deadth).
d. Kelompok IV : kematian janin yang tidak termasuk tiga golongan di
atas.

5. Patofisiologi
Patofisiologi IUFD menurut medula (2013).
a. Kondisi kekurangan nutrisi pada awal kehamilan
Pada kondisi awal kehamilan pertumbuhan embrio dan trofoblas
dipengaruhi olehmakanan. Studi pada binatang menunjukan bahwa
kondisi kekurangan nutrisi sebelum implantasi bisa menghambat
pertumbuhan dan perkembangan. Kekurangan nutrisi pada awal
kehamilan dapat mengakibatkan janin berat lahir rendah yang simetris.
Hal sebaiknya terjadi kondisi hiperglikemia pada kehamilan lanjut.
b. Kondisi kekurangan nutrisi pada pertengahan kehamilan
Defisiensi makanan mempengaruhi pertumbuhan janin dan plasenta, tapi
bisa juga terjadi peningkatan pertumbuhan plasenta sebagai kompensasi.
Didapati ukuran plasenta yang luas.
c. Kondisi kekurangan nutrisi pada akhir kehamilan
Terjadi pertumbuhan janin yang lambat yang memengaruhi interaksi
antara janin dengan plasenta. Efek kekurangan makan tergantung pada
lamanya kekurangan. Pada kondisi akut terjadi perlambatan
pertumbuhan dan kembali meningkat jika nutrisi yang diberikan
membaik. Pada kondisi kronis mungkin telah terjadi proses pertumbuhan
yang irreversible.

6
6. Pathway

Gangguan pada kehamilan Anemia

Suplai makanan yang Kekurangan Fe


dikonsumsi ibu tidak mencukupi

Dampak pada janin


Pertumbuhan janin terhambat adalah irefersibel

Kematian janin dalam rahim

Keluarga tidak tahu Keluarga terutama ibu


penyebab mengetahui kematian janinnya

Defisiensi
Berduka Duka cita
pengetahuan

Gambar 1
Pathway IUFD menurut medula, 2013

7. Pemeriksaan IUFD
Pemeriksaan fisik IUFD menurut Medula (2013).
a. Pemeriksaan fisik
1) Obstetri
2) Inspeksi
Inpeksi menjelaskan tanda tanda kehamilan tidak sesuai dengan
masa kehamilan.
3) Ukur tinggi fundus uteri
Ukuran tinggi fundus uteri tidak sesuai dengan usia kehamilan.

7
4) Palpasi, tidak teraba gerak janin
5) Auskultasi
Pada pemeriksaan Doppler tidak terdengar bunyi jantung janin.
b. Pemeriksaan Laboratorium
1) Pemeriksaan darah rutin
2) Pemeriksaan darah lengkap, seperti fibrinogen untuk mengetahui
ada tidaknya permasalahan pada faktor janin terhadap maternal
c. Pemeriksaan USG
Akan didapatkan beberpa tanda yaitu,
1) Tulang tengkorak saling tutup menutupi (Spalding’s Sign)
2) Tulang punggung janin sangat melengkung (Naujokes’s Sign)
3) Hiperekstensi kepala (Gerhard’s Sign)
4) Gelembung gaspada badan janin (Robert’s Sign)
5) Femur length yang tak sesuai dengan usia kehamilan
(Winknjosastro, 2008)

8. Penatalaksaan Medik
Penatalaksanaan medik IUFD menurut Medula (2013)
a. Pilihan cara persalinan dapat secara aktif dengan induksi maupun
ekspektatif, perlu dibicarakan dengan pasien dan keluarganya sebelum
keputusan diambil.
b. Bila pilihan penanganan adalah ekspektatif maka tunggu persalinan
spontan hingga 2 minggu dan yakinkan bahwa 90% persalinan
spontan akan terjadi tanpa komplikasi.
c. Jika trombosit dalam 2 minggu menurun tanpa persalinan spontan,
lakukan penangan aktif
d. Jika penangan aktif akan dilakukan, nilai serviks yaitu:
1) Jika serviks matang, lakukan induksi persalinan dengan oksitoksin
atau prostalglandin

8
2) Jika serviks belum matang, lakukan pematangan serviks dengan
prostaglandinatau kateter foley, dengan catatan jangan lakukan
amniotomi karena berisiko infeksi
3) Persalinan dengan seksio sesarea merupakan alternatif terakhir
e. Jika persalinan spontan tidak terjadi dalam 2 minggu, trombosit
menurun dan serviks belum matang, dilakukan pematangan serviks
dengan misoprostol:
1) Berikan mispoprostol 25 mcg dipuncak vagina dan dapat diulang
sesudah 6 jam
2) Jika tidak ada respon sesudah 2x25 mcg misoprostol maka naikan
dosis menjadi 50 mcg setiap 6 jam. Jangan berikan lebih dari 50
mcg setiap kali dan jangan melebihi 4 dosis.
f. Jika ada tanda infeksi, berikan antibiotika untuk metritis
g. Jika tes pembekuan sederhana lebih dari 7 menit atau bekuan mudah
pecah, waspada koagulopati
h. Berikan kesempatan kepada ibu dan keluarganya untuk melihat dan
melakukan kegiatan ritual bagi janin yang meninggal tersebut
i. Pemeriksaan patologi plasenta adalah untuk mengungkapkan
adanyapatologi plasenta dan infeksi.

B. Intrauterine Growth Restriction (IUGR)


1. Pengertian
IUGR adalah berat badan bayi baru kurang dari persentil 10 untuk
usia kehamilan bayi, dalam artian bayi baru lahir berukuran lebih kecil
dengan usia kehamilannya. Menurut Gordon (2005) pertumbuhan janin
terhambat-IUGR (Intrauterine growth restriction) diartikan sebagai suatu
kondisi dimana janin berukuran lebih kecil dari standar ukuran biometri
normal pada usia kehamilan. Kadang pula istilah IUGR sering diartikan
sebagai kecil untuk masa kehamilan-KMK (small for gestational age).
Umumnya janin dengan IUGR memiliki taksiran berat dibawah persentil
ke-10. Artinya janin memiliki berat kurang dari 90% dari keseluruhan janin

9
dalam usia kehamilan yang sama. Janin dengan IUGR pada umumnya akan
lahir prematur (<37 minggu) atau dapat pula lahir cukup bulan (aterm, >37
minggu)
Menurut WHO (1969), Intra Uterine Growth Retardation (IUGR)
merupakan janin yang mengalami pertumbuhan yang terlambat adalah janin
yang mengalami kegagalan dalam mencapai berat standar atau ukuran
standar yang sesuai dengan usia kehamilannya. Pertumbuhan janin
terhambat ditentukan bila berat janin kurang dari 10% dari berat yang harus
dicapai pada usia kehamilan tertentu. Biasanya perkembangan yang
terhambat diketahui setelah 2minggu tidak ada pertumbuhan (Dalam Erni
dan Lia, 2017).

2. Etiologi
Penyebab dari IUGR menurut (Erni dan Lia, 2017) yaitu;
a. Hipertensi dalam kehamilan
Nilia tensi pada ibu hamil sama dengan nilai normal yaitu tidak lebih dari
120/80 mmHg. Dianggap normal jika masih berkisar 90/60 mmHg.
Penyakit tekanan darah tinggi sangat berbahaya untuk ibu hamil karena
aliran darah ke plasenta memang tidak terjadi dengan lancar. Ini bisa
membuat bayi tidak menerima aliran darah yang dibutuhkan dan
kekurangan nutrisi. Terkadang bayi tidak bisa tumbuh dengan baik
karena efek stres berlebihan dalam rahim.
b. Gemelli/ kehamilan kembar.
Ibu dengan bayi kembar memerlukan perhatian khusus, karena ibu
dengan badan yang tidak besar berisiko memiliki bayi IURG. Kondisi
kehamilan kembar juga bisa menyebabkan salah satu bayi terkena IUGR.
Ini biasanya hanya terjadi pada salah satu bayi saja sementara bayi yang
lain tetap sehat. Hal ini dipengaruhi oleh sindrom antar kembar. Jadi
beberapa bayi bisa mendapatkan nutrisi yang cukup sehingga bisa
tumbuh dengan baik. Sementara bayi yang lain tidak mendapatkan nutrisi

10
sehingga akan lebih kecil. Kondisi ini harus dipantau oleh dokter
sehingga bisa mengatasinya
c. Anomaly janin
Anomaly janin adalah penyimpangan atau kelainan yang tidak seperti
biasanya atau lebih sering disebut kejadian yang tidak bisa di perkirakan.
Misal kecatatan pada bayi.
d. Infeksi : Rubella, sifilis, cytomegalovirus
Semua infeksi ini bisa membuat kesehatan ibu menurun dengan cepat dan
kemungkinan sakit berat. Bahkan jika infeksi menyebar ke janin maka
janin juga bisa meninggal dalam kandungan.
e. Penyakit Ginjal
Gangguan ginjal yang terjadi pada ibu juga bisa membuat pertumbuhan
bayi tidak sempurna. Ginjal menjadi organ yang akan menyaring semua
kotoran dalam tubuh. Ketika semua itu terganggu maka semua organ
tubuh ibu tidak sehat. Ada banyak racun dan limbah dalam tubuh ibu
yang kemungkinan juga akan terserap oleh bayi dalam kandungan.
Semua itu juga bisa membuat penyerapan nutrisi dalam tubuh janin tidak
terjadi dengan baik sehingga bayi tidak bisa tumbuh sempurna
f. Anemia
Aliran darah dan cairan yang dibutuhkan oleh ibu hamil memang sangat
besar. Sementara salah satu resiko ibu hamil adalah anemia. Anemia
terjadi ketika tubuh ibu tidak memiliki hemoglobin yang cukup dan
akibatnya sel darah merah akan menurun dengan cepat. Sementara ketika
itu terjadi maka bayi juga tidak menerima darah yang cukup sehingga
tidak bisa tumbuh sesuai usianya
g. Perokok dan pemakai obat-obat terlarang
Pola hidup sehat sebelum dan selama hamil sangat penting untuk
kesehatan ibu dan janin. Beberapa ibu yang pernah menggunakan rokok,
alkohol dan narkoba selalu memiliki resiko bayi terkena IUGR. Semua
itu terjadi karena dalam tubuh ibu terlalu banyak zat asing seperti nikotin,
tar, alkohol dan semua jenis narkoba. Zat ini yang akan merusak aliran

11
darah yang baik, menyebabkan penyakit komplikasi selama kehamilan,
dan membuat bayi tidak bisa tumbuh dengan sempurna. Bahkan
resiko bayi cacat juga akan sangat tinggi.
h. Kekurangan gizi, ekonomi rendah
Nutrisi ibu hamil memang harus sangat diperhatikan. Ketika ibu hamil
tidak bisa mengkonsumsi makanan yang sehat dan penuh nutrisi maka
janin akan menerima dampak yang sama. Janin tidak menerima nutrisi
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan jaringan, otot, tulang dan sistem
syaraf. Dampaknya maka bayi tidak akan tumbuh dengan baik dan sering
gagal tumbuh dalam kandungan

3. Tanda dan gejala


Bayi-bayi lahir IUGR biasanya tampak kurus, pucat dan berkulit
keriput;tali pusat umumnya tampak rapuh dan layu dibandingkan pada bayi
normal yang tampak tebal dan kuat; Intrauterine Growth Restriction (IUGR)
muncul sebagai akibat dari berhentinya pertumbuhan jaringan atau sel
(Rukiyah & Yulianti, 2010).
a. Gangguan pada uterus dan janin untuk tumbuh normal diatas periode 4
minggu.
b. TFU paling sedikit kurang 2 cm dari harapan untuk jumlah terhadap usia
kehamilan dari pengukuran TFU sebelumnya.
c. Kekurangan penambahan berat badan ibu.
d. Gerakan janin yang kurang.
e. Kekurangan volume cairan amnion.
f. Lingkaran abdomen kecil (ukuran hepar yang kecil)
g. Tungkai yang kurus (masa otot menurun)
h. Kulit keriput ( lemak subkutis menurun)

12
4. Klasifikasi/Stadium
Himpunan Kedokteran Fetomaternal mengklasifikasikan pertumbuhan janin
terhambat menjadi; (Karkata dan Kristanto, 2012):
a. Pertumbuhan janin terhambat simetris:
Jika ukuran badan janin secara proporsional kecil, gangguan
pertumbuhan janin terjadi sebelum umur kehamilan 20 minggu, sering
disebabkan oleh kelainan khromosom atau infeksi.
b. Pertumbuhan janin terhambat asimetris:
Jika ukuran badan janin tidak proporsional, gangguan pertumbuhan janin
terjadi pada kehamilan trimester III. Keadaan ini sering disebabkan oleh
isufisiensi plasenta
Jika faktor yang menghambat pertumbuhan terjadi pada awal kehamilan,
saat hiperplapsi (biasanya karena kelainan kromosom dan infeksi), akan
menyebabkan IUGR yang simetris. Jumlah sel berkurang dan secara
permanen akan menghambat pertumbuhan janin dan prognosisnya jelek.
Penampilan klinisnya proporsinya tampak normal karena berat dan
panjangnya sama-sama terganggu, sehingga ponderal indeksnya normal.
Jika faktor yang menghambat pertumbuhan terjadi pada saat kehamilan
lanjut, saat hipertrofi (biasanya gangguan fungsi plasenta, misalnya
preeklampsia), akan menyebabkan ukuran selnya berkurang,
menyebabkan IUGR yang asimetris yang prognosisnya lebih baik.
Lingkaran perutnya kecil, skeletal dan kepala normal, ponderal
indeksnya abnormal.

5. Patofisiologi
Patofisiologi menurut Medula (2013).
a. Kondisi kekurangan nutrisi pada awal kehamilan
Pada kondisi awal kehamilan pertumbuhan embrio dan trofoblas
dipengaruhi oleh makanan. Studi pada binatang menunjukan bahwa
kondisi kekurangan nutrisi sebelum implantasi bisa menghambat
pertumbuha dan perkembangan. Kekurangan nutrisi pada awal kehamilan

13
dapat mengakibatkan janin berat lahir rendah yang simetris. Hal
sebaiknya terjadi kondisi hiperglikemia pada kehamilan lanjut.
b. Kondisi kekurangan nutrisi pada pertengahan kehamilan
Defisiensi makanan mempengaruhi pertumbuhan janin dan plasenta, tapi
bisa juga terjadi peningkatan pertumbuhan plasenta sebagai kompensasi.
Didapati ukuran plasenta yang luas.
c. Kondisi kekurangan nutrisi pada akhir kehamilan
Terjadi pertumbuhan janin yang lambat yang memengaruhi interaksi
antara janin dengan plasenta. Efek kekurangan makan tergantung pada
lamanya kekurangan. Pada kondisi akut terjadi perlambatan
pertumbuhan dan kembali meningkat jika nutrisi yang diberikan
membaik. Pada kondisi kronis mungkin telah terjadi proses pertumbuhan
yang irreversible.

6. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan ultrasonografi (USG) diperlukan untuk mengukur
pertumbuhan janin. Selain itu USG juga dapat digunakan untuk melihat
kelainan organ yang terjadi. Pengukuran lingkar kepala, panjang tulang paha,
dan lingkar perut dapat dilakukan untuk menilai pertumbuhan janin melalui
USG. Penggunaan ultrasound doppler dapat digunakan untuk melihat aliran
dari pembuluh darah arteri umbilikalis.

7. Penatalaksanaan
Menurut Pranoto (2012) Langkah pertama dalam menangani IUGR
adalah mengenali pasien-pasien yang mempunyai resiko tinggi untuk
mengandung janin kecil. Langkah kedua adalah membedakan janin IUGR atau
malnutrisi dengan janin yang kecil tetapi sehat. Langkah ketiga adalah
menciptakan metode adekuat untuk pengawasan janin pada pasien-pasien
IUGR dan melakukan persalinan di bawah kondisi optimal.
Untuk mengenali pasien-pasien dengan resiko tinggi utuk mengandung
janin kecil, diperlukan riwayat obstetrik yang terinci seperti hipertensi kronik,

14
penyakit ginjal ibu dan riwayat mengandung bayi kecil pada kehamilan
sebelumnya. Selain itu diperlukan pemeriksaan USG. Pada USG harus
dilakukan taksiran usia gestasi untuk menegakkan taksiran usia gestasi secara
klinis. Kemudian ukuran-ukuran yang didapatkan pada pemeriksaan tersebut
disesuaikan dengan usia gestasinya.Pertumbuhan janin yang suboptimal
menunjukkan bahwa pasien tersebut mengandung janin IUGR.
Tatalaksana kehamilan dengan IUGR bertujuan, karena tidak ada terapi
yang paling efektif sejauh ini, adalah untuk melahirkan bayi yang sudah cukup
usia dalam kondisi terbaiknya dan meminimalisasi risiko pada ibu.
Tatalaksana yang harus dilakukan adalah :
a. IUGR pada saat dekat waktu melahirkan. Yang harus dilakukan adalah
segera dilahirkan
b. IUGR jauh sebelum waktu melahirkan. Kelainan organ harus dicari pada
janin ini, dan bila kelainan kromosom dicurigai maka amniosintesis
(pemeriksaan cairan ketuban) atau pengambilan sampel plasenta, dan
pemeriksaan darah janin dianjurkan.

Tatalaksana umum :
Setelah mencari adanya cacat bawaan dan kelainan kromosom. Serta
infeksi dalam kehamilan maka aktivitas fisik harus dibatasi disertai dengan
nutrisi yang baik. Tirah baring dengan posisi miring ke kiri, Perbaiki nutrisi
dengan menambah 300 kal perhari, Ibu dianjurkan untuk berhenti merokok dan
mengkonsumsi alkohol, menggunakan aspirin dalam jumlah kecil dapat
membantu dalam beberapa kasus IUGR apabila istirahat di rumah tidak dapat
dilakukan maka harus segera dirawat di rumah sakit. Pengawasan pada janin
termasuk diantaranya adalah melihat pergerakan janin serta pertumbuhan janin
menggunakan USG setiap 3-4 minggu

15
Tatalaksana khusus :
Pada IUGR yang terjadi jauh sebelum waktunya dilahirkan,
hanya terapi suportif yang dapat dilakukan. Apabila penyebabnya adalah nutrisi
ibu hamil tidak adekuat maka nutrisi harus diperbaiki. Pada wanita hamil
perokok berat,penggunaan narkotik dan alkohol, maka semuanya harus
dihentikan.

Proses melahirkan :
Pematangan paru harus dilakukan pada janin prematur. Pengawasan
ketat selama melahirkan harus dilakukan untuk mencegah komplikasi setelah
melahirkan. Operasi caesar dilakukan apabila terjadi distress janin serta
perawatan intensif neonatal caresegera setelah dilahirkan sebaiknya
dilakukan. Kemungkinan kejadian distress janin selama melahirkan
meningkat pada IUGR karena umumnya IUGR banyak disebabkan oleh
insufisiensi plasenta yang diperparah dengan proses melahirkan.

Prognosis:
Pada kasus-kasus IUGR yang sangat parah dapat berakibat janin lahir
mati (stillbirth) atau jika bertahan hidup dapat memiliki efek buruk jangka
panjang dalam masa kanak-kanak nantinya. Kasus-kasus IUGR dapat muncul,
sekalipun Sang ibu dalam kondisi sehat, meskipun, faktor-faktor kekurangan
nutrisi dan perokok adalah yang paling sering. Menghindari cara hidup berisiko
tinggi, makan makanan bergizi, dan lakukan kontrol kehamilan secara teratur
dapat menekan risiko munculnya IUGR. Perkiraan saat ini mengindikasikan
bahwa sekitar 65% wanita pada negara sedang berkembang paling sedikit
memiliki kontrol 1 kali selama kehamilan pada dokter, bidan, atau perawat.

16
17
BAB III
KONSEP KEPERWATAN

A. IUFD
1. Pengkajian IUFD
a. Data Subjektif
1) Biodata :
Mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi ; nama,
umur, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status
perkawinan, dan alamat.
Keluhan utama : rahim yang hamil tersebut tidak tambah besar lagi,
bahkan semakin mengecil, tidak lagi dirasakan gerakan janin, tidak
ditemukan bunyi jantung janin pada pemeriksaan.
2) Riwayat kesehatan masa lalu
3) Riwayat kesehatan keluarga/keturunan
4) Riwayat Menstruasi
Kaji menarche, warna, siklus, lamanya, disminore, HPHT
5) Riwayat Pernikahan
Kaji menikah, lama menikah dan usia nikah
6) Riwayat Obstetri Lalu
Mengetahui berapa kali klien melahirkan dan mengalami abortus,
jika sudah pernah melahirkan, usia anak terkecil ditanyakan untuk
mengetahui jarak kelahiran.

18
7) Riwayat kehamilan sekarang
Mengetahui apa semasa hamil klien melakukan kontrol kehamilan
(ANC) yang baik atau tidak, sebab kehamilan tanpa pengawasan
antenatal menjadi faktor predisposisi terjadinya IUFD. Pada ibu
dengan IUFD, perlu dikaji lebih mendalam tentanag gerakan janin.
Mulai dari kapan gerakan terakhir, pola gerakan, lokasi gerakan
dirasakan paling banyak, bagaimana sensasi yang ditimbulkan saat
janin bergerak, dan hal penting lainnya.
8) Riwayat KB

a. Data obyektif
Keadaan Umum : baik tanda-tanda vital yaitu BB, nadi, suhu, TB dan LILA

2. Diagnosa Keperawatan IUFD


No Data Masalah Penyebab
1 Ds:pasien mengatakan Duka cita kematian orang terdekat
janinnya meninggal
Do:pasien terlihat
murung sedih
2 Ds:pasien tidak tahu Defisiensi Kurang sumber
penyebab janinnya pengetahuan pengetahuan
meninggal
Do:pasien tampak
binggung

3. Perencanaan Keperawatan IUFD


No Diagnosa Tujuan Intervensi
1 Duka cita 1. Resolusi berduka 1. Fasilitas proses
berhubungan a. Membagi perasaan berduka: kematian
dengan kehilangan dengan perinatal
kematian orang terdekat a. Siapkan bayi untuk
orang terdekat b. Menyatakan fakta dilihat pada saat
tentang kehilangan dimandikan dan
c. Menyatakan diberikan pakaian,
menerima libatkan orang tua
kehilangannya dalam
aktivitas-aktivitas
tersebut dengan
cara yang tepat

19
b. Tentukan
bagaimana dan
kapan kematian
janin/bayi
didiagnosa
c. Dukung orang tua
untuk memeluk
bayi saat
meninggal, dengan
tepat
d. Diskusikan
keputusan-keputus
an yang akan
diperlukan
mengenai rencana
pemakaman,
otopsi, konseling,
genetik, dan
partisipasi keluarga
2 Defisiensi 1. Kowlwdge : 1. Teaching: disease
pengetahuan disease process proses
berhubungan 2. Kowledge : health a. Berikan penilaian
dengan Behavior tentang tingkat
Kurang a. Pasien dan pengetahuan
pasien tentang
informasi keluarga
proses penyakit
menyatakan yang spesifik
pemahaman b. Jelaskan
tentang penyakit, patofisiologi dari
kondisi, prognosis penyakit dan
dan program bagaimana hal ini
pengobatan berhubungan
b. Pasien dan dengan anatomi
keluarga mampu dan fisiologi,
melaksanakan dengan cara yang
prosedur yang tepat.
c. Gambarkan tanda
dijelaskan secara dan gejala yang
benar biasa muncul pada
c. Pasien dan penyakit, dengan
keluarga mampu cara yang tepat
menjelaskan d. Sediakan
kembali apa yang informasi pada
dijelaskan pasien tentang
perawat/tim kondisi, dengan
kesehatan lainnya cara yang tepat
e. Diskusikan tentang
terapi dan
pilihannya

20
A. IUGR
1. Pengkajian IUGR
a. Data Subjektif
1) Biodata :
mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi; nama, umur,
agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, dan
alamat.
2) Keluhan utama: kaji adanya penurunan BB ibu dan pembesaran perut
sesuai usia kehamilannya tidak.
3) Riwayat Menstruasi
untuk mengetahui usia kehamilan dengan HPHT, dan tafsiran
persalinan.
4) Riwayat kesehatan lalu dan sekarang
untuk mengetahui apakah ibu pernah atau sedang mengalami
penyakit seperti:
a) Diabetes mellitus
b) Hipertensi
c) Penyakit jantung
d) Pernapasan
e) Anemia
f) Penyakit ginjal kronik
g) Penyakit pembuluh darah.
5) Riwayat kesehatan keluarga
untuk mengetahui apakah keluarga mempunyai riwayat kelainan
kromosom yang menjadi penyebab terjadinya penghambatan
pertumbuhan janin atau IUGR.
6) Riwayat kehamilan kembar

21
7) Untuk mengetahui apakah ibu pernah hamil kembar (jika ibu gravida
2), atau dalam keluarga punya riwayat kehamilan kembar (jika ibu
gravida 1)
8) Kebiasaan sehari-hari
untuk mengetahui kebiasaan nutrisi ibu apakah ibu mengalami
masalah nutrisi atau tidak, dan juga untuk mengetahui apakah ibu
punya kebiasaan merokok dan mengkonsumsi minuman beralkohol
atau tidak

b. Data Obyektif

1) Pemeriksaan Umum

a) BB sebelum dan selama hamil

untuk mengetahui kenaikan berat badan ibu sesuai dengan usia


kehamilan atau tidak. Biasanya ibu dengan IUGR Berat badan selama
hamil tidak bertambah sesuai usia kehamilannya.

b) Lila (Lingkar Lengan Atas)

Untuk mengetahui status gizi ibu. Jika gizi ibu kurang baik
kemungkinan IUGR terjadi karena kekurangan gizi.
2) Pemeriksaan Fisik
a) Abdomen (dilakukan palpasi dan auskultasi), Leopold I, II dan II
untuk mengetahui usia kehamilan klien, Tafsiran Berat Janin, dan
Denyut Jantung janin apakah normal atau mengalami hambatan.
Biasanya pada IUGR TFU ibu tidak sesuai dengan usia kehamilannya,
DJJ janin berkurang, berat janin juga tidak bertambah sesuai dengan
usia kehamilan.

22
2. Diagnosa Keperawatan IUGR
No Data Masalah Penyebab
1. Ds:BB ibu menurun Ketidakseimbangan Ketidakmampuan
Do:IMT dibawah normal nutrisi kurang dari mengabsorbsi
kebutuhan tubuh nutrien

2. Ds: pasien tidak tahu Defisiensi kurang sumber


penyeb bayinya kecil pengetahuan pengetahuan
Do:pasien tampak
bingunng

3. Perencanaan Keperawatan IUGR


No Diagnosa Tujuan Intervensi
1. Ketidakseimbangan 1. Status nutrisi 1. Manajemen nutrisi
nutrisi kurang dari a. Asupan gizi cukup a.Monitor kalori dan
kebutuhan tubuh b. Asupan makanan asupan makanan
berhubungan dengan cukup b.Tentukan status gizi
Ketidakmampuan c. Rasio Berat Badan/ pasien dan kemampuan
mengabsorbsi nutrien tinggi badan cukup (pasien) untuk memenuhi
2. Status nutrisi bayi kebutuhan gizi
a. Pertumbuhan cukup c.Tentukan jumlah kalori &
jenis nutrisi yang
dibutuhkan untuk
memenuhi persyaratan
gizi
2. Monitor nutrisi
a. Monitor pertumbuhan
dan perkembangan
2. Defisiensi 1. Pengetahuan Perawatan prenatal
pengetahuan kehamilan 1. Monitor gerakan janin,
berhubungan dengan a. Pola pergerakan janin denyut jantung janin,
kurang sumber b. Strategi mencegah presentasi janin
pengetahuan infeksi 2. Anjurkan untuk
c. Penggunaan menghadiri kelas prenatal
obat-obatan dengan 3. Ukur tinggi fundus dan
benar bandingkan dengan usia
d. Praktik gizi yang sehat gestasi
4. Diskusikan kebutuhan
nutrisi dan kekhawatiran
(yang dirasakan)
(misalnya, diet seimbang,
asam folat, keamanan
pangan dan suplemen)

23
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kematian janin dalam kandungan/ intra uterinefetal deadth (IUFD)
adalah kematian yang terjadi saat usia kehamilan lebih dari 20 minggu atau
pada trimester kedua. Penyebabnya faktor maternal, faktor janin, faktor
plasenta. Tanda gejalanya antara lain rahim yang hamil tersebut tidak
bertambah besar lagi, bahkan semakin mengecil, tidak lagi dirasakan gerakan
janin¸ tidak ditemukan bunyi jantung janin pada pemeriksaan. Kematian janin
dibagi dalam 4 golongan. Intrauterine growth restriction (IUGR) sebagai
suatu kondisi dimana janin berukuran lebih kecil dari standar ukuran biometri
normal pada usia kehamilan. Penyebab umum diantaranya sosial ekonomi
yang rendah, menikah dini dan jarak kelahiran pendek. Tanda dan gejala
gangguan pada uterus dan janin, TFU paling sedikit kurang 2 cm, kekurangan
penambahan berat badan ibu, gerakan janin yang kurang. Klasifikasi
pertumbuhan janin terhambat simetris dan pertumbuhan janin terhambat
asimetris. Bila janin sudah didiagnosa mengalami PJT, maka harus disiapkan
pengawasan parinatal janin dan waktu terminasi yang optimal.
B. Saran
Setelah membaca makalah ini sebaiknya perlu peningkatan
pemahaman untuk lebih mampu menangani masalah IUGR dan IUFD.
Terutama pada ibu-ibu hamil sebaiknya memeriksakan kesehatan kehamilan
secara rutin minimal 4 kali selama kehamilan agar bisa dideteksi secara dini
bila ada kelainan pada janinnya, dan kepada petugas kesehatan agar
senantiasa meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya untuk
menurunkan angka mortalitas ibu dan anak, serta bagi kita sebagai mahasiswa
agar lebih sungguh-sungguh belajar.

24
DAFTAR PUSTAKA

Achadiat, C, M. 2004. Prosedur Tetap Obstetri dan Ginekologi. Jakarta; EGC.


Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo
Chandra, B. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta; EGC
Indriyani Diyan. 2013. Aplikasi Konsep dan Teori Keperawatan Maternitas Post
Partum dengan Kematian Janin. Yogyakarta; ArRuzz Media
Manuaba, C. 2008. Gawat-Darurat Obstetri-Ginekologi & Obstetri-Ginekologi
Sosial Untuk Profesi Bidan. Jakarta; EGC
Nogroho, T. 2012. Patologi Kebidanan. Yogyakarta; Nuha Medika
Pranoto, Ibnu dkk. 2012. Patologi Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.

Prawiroharjo, S. 2010. Ilmu kebidanan. Jakarta; Bina Pustaka

Rukiyah, A & Yulianti L. 2010. Asuhan kebidanan 4 Patologi Kebidanan. Jakarta;


Buku Mahasiswa keperawatan
Verney, Helen. 2006. Buka Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC
Wiknjosastro, Hanifa. 2008. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta. YBP-SP

25
26

Anda mungkin juga menyukai