Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN DM, GDM

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas

Dosen Mata Ajar: Barkah Wulandari., S.Kep., Ns., M.Kep

Halaman Judul

KELAS 3A

Kelompok 6

Annisa Hidayatun 2820172998

Nur Dewi Damayanti 2820173028

Siti Mahmudah 2820173036

AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO

YOGYAKARTA

2019
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur terhadap Allah SWT atas segala Rahmat
dan Hidayahnya yang telah diberikan sehingga kelompok kami dapat
menyelesaikan tugas makalah Asuhan Keperawatan DM, GDM.

Laporan Pendahuluan ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dari
berbagai pihak yang telah memberikan dukungan, bimbingan, serta arahan baik
secara moriil maupun materiil.

Untuk itu saya ucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Barkah Wulandari., S.Kep., Ns., M.Kep selaku dosen mata kuliah
Keperawatan Maternitas
2. Kepada seluruh keluarga besar kelas 3A Akper Notokusumo yang
telah berkontribusi demi tersusunnya makalah ini.

Dari pembuatan Makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan,


sehingga kami mengharapkan kritikan dan saran pembaca untuk penyusunan
laporan selanjutnya sehingga dapat bermanfaat untuk kita semua.

Yogyakarta, 2019

Kelompok

2
Daftar Isi

Contents
Halaman Judul......................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2
Daftar Isi.................................................................................................................. 3
BAB I ...................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ............................................................................................. 4
B. Tujuan .......................................................................................................... 5
BAB II ..................................................................................................................... 7
KONSEP DASAR................................................................................................... 7
A. Pengertian ..................................................................................................... 7
B. Etiologi ......................................................................................................... 8
C. Tanda dan Gejala.......................................................................................... 8
D. Klasifikasi .................................................................................................... 9
E. Patofisiologi ............................................................................................... 10
F. Pathways .................................................................................................... 13
G. Penatalaksanaan ......................................................................................... 13
BAB III ................................................................................................................. 18
KONSEP KEPERAWATAN ................................................................................ 18
A. Pengkajian .................................................................................................. 18
B. Diagnosa Keperawatan............................................................................... 21
C. Perencanaan................................................................................................ 22
BAB IV ................................................................................................................. 28
PENUTUP ............................................................................................................. 28
A. Kesimpulan ................................................................................................ 28
B. Saran ........................................................................................................... 28
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 29

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan normal dan sehat adalah kehamilan dimana kondisi ibu
dan janin berjalan dengan baik tanpa keluhan-keluhan yang mengganggu
aktivitas dan pertumbuhan janin. Jadi, ada dua penilaian yang menentukan
kehamilan sehat yaitu kondisi ibu dan pertumbuhan janin (Indriyani, 2013)
Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan atau janinnya
mempunyai outcome yang buruk apabila dilakukan tata laksana secara
umum seperti yang dilakukan pada kasus normal Penyabab kehamilan
resiko tinggi antara lain adalah karena kurangnya pengetahuan ibu tentang
kesehatan produksi, rendahnya status sosial ekonomi dan pendidikan yang
rendah (Hutahen, 2011).
Beberapa faktor yang menempatkan kehamilan pada risiko tinggi
antara lani kemiskinan, nutrisi yang tidak adekuat, infeksi, penyakit
menular seksual (PMS), kondisi medis, dan juga penyakit komplikasi
seperti Diabetes Melitus, dan Gestasional Diabetes Melius pada ibu hamil.
(Sugiyanto, 2016).
Menurut beberapa penelitian epidemiologi prevalensi diabetes di
Indonesia berkisar 1,5 sampai 2,3 kecuali Manado yang cenderung lebih
tinggi yaitu 6,1% (Shadine, 2012). Diabetes melitus dalam kehamilan
(diabetes melitus gestasional) terjadi sekitar 4% dari semua kehamilan di
Amerika Serikat, dan 3-5% di Inggris. Prevalensi diabetes melitus
gestasional di Eropa sebesar 2-6%. Prevalensi prediabetes di Indonesia
pada tahun 2007 sebesar 10% sedangkan prevalensi diabetes melitus
gestasional di Indonesia sebesar 1,9% -3,6% padakehamilan umumnya
(American, 2012). Pada ibu hamil dengan riwayat keluarga diabetes
melitus, prevalensi diabetes gestasional sebesar 5,1% (Maryunani, 2010).
Beberapa dampak diabetes gestasional yang bisa dialami ibu yaitu,
risiko lebih tinggi untuk melahirkan dengan cara operasi caesar karena

4
biasanya ukuran bayi lebih besar dari normal pada ibu dengan diabetes
gestasional, keguguran, kelahiran prematur, untuk menghindari risiko
kesehatan yang lebih tinggi, tekanan darah tinggi (hipertensi) atau
preeklampsia saat hamil, meningkatkan risiko diabetes gestasional pada
kehamilan berikutnya, meningkatkan risiko ibu mengalami diabetes
mellitus tipe 2 setelah melahirkan (Arinda, 2017).
Selain dampak yang mengancam pada ibu, yaitu ada pula dampak
yang mengancam pada janin Bayi lahir dengan berat yang sangat besar,
Kadar gula darah yang lebih rendah (hipoglikemia) saat lahir, Penyakit
kuning (jaundice), dan kelahiran premature (Arinda, 2017).
Dengan demikian penangan yang harus dilakukan terhadap ibu
untuk mengurangi kehamilan resiko tinggi adalah dengan menjaga pola
hidup yang sehat, mengkonsumsi atau diit yang sudah ditentukan oleh
dokter, olahraga dengan teratur supaya kondisi ibu dan janin tetap sehat.
Selain dengan hal tersebut dapat mengikuti saran dari dokter dengan
menggunakan insulin secara teratur, dengan tepat dosis (Tarigan, 2011).

B. Tujuan
Tujuan Umum
Pembaca mampu menetahui Tori dan Asuhan Keperawatan pada
Ibu Hamil dengan gangguan komplikasi Diabetes Melitus dan Gestasional
Diabetes Melitus
Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengertian ibu hamil dengan gangguan komplikasi
Diabetes Melitus dan Gestasional Diabetes Melitus
2. Untuk mengetahui etiologi ibu hamil dengan gangguan komplikasi
Diabetes Melitus dan Gestasional Diabetes Melitus
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala ibu hamil dengan gangguan
komplikasi Diabetes Melitus dan Gestasional Diabetes Melitus

5
4. Untuk mengetahui klasifikasi ibu hamil dengan gangguan komplikasi
Diabetes Melitus dan Gestasional Diabetes Melitus
5. Untuk mengetahui patofisiologi ibu hamil dengan gangguan
komplikasi Diabetes Melitus dan Gestasional Diabetes Melitus
6. Untuk mengetahui pathways ibu hamil dengan gangguan komplikasi
Diabetes Melitus dan Gestasional Diabetes Melitus
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan ibu hamil dengan gangguan
komplikasi Diabetes Melitus dan Gestasional Diabetes Melitus
8. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan ibu hamil dengan gangguan
komplikasi Diabetes Melitus dan Gestasional Diabetes Melitus
9. Untuk menegtahui rencana keperawatan ibu hamil dengan gangguan
komplikasi Diabetes Melitus dan Gestasional Diabetes Melitus

6
BAB II

KONSEP DASAR

A. Pengertian
Diabetes gestasional adalah diabetes yang terjadi saat kehamilan
dan biasanya hanya berlangsung hingga proses melahirkan. Diabetes
gestasional yang menyerang 9,2 persen wanita hamil ini umumnya terjadi
di antara minggu ke-24 hingga 28 kehamilan, walau tidak menutup
kemungkinan dapat terjadi di minggu manapun (Aya, 2010).
Gestasional Diabetes Mellitus (GDM) adalah gangguan toleransi
glukosa berbagai tingkat yang diketahui pertama kali saat hamil tanpa
membedakan apakah penderita perlu mendapat insulin atau tidak.
(Indriyani, 2013).
Diabetes mellitus pada kehamilan adalah intoleransi karbonhidrat
ringan ( toleransi glukosa terganggu) maupun berat (DM), terjadi atau
diketahui pertama kali saat kehamilan berlangsung. Definisi ini
mencangkup pasien yang sudah mengidap DM (tetapi belum terdeteksi)
yang baru diketahui saat kehamilan ini dan yang benar-benar menderita
DM akibat hamil. (Indriyani, 2013).
Diabetes Mellitus Kehamilan atau Gestasional Diabetes Mellitus
(GDM) adalah intoleransi glukosa yang terjadi pertama kali ditemukan
saat hamil dan lazimnya hilang setelah persalinan. Biasanya, diabetes
gastasional muncul pada trimester kedua kehamilan karena perubahan
dalam hormon ibu. Penyakit diabetes mellitus dapat merupakan kelainan
herediter dengan cirri insufisiensi atau berkurangnya insulin dalam
sirkulasi darah, konsentrasi gula darah tinggi dan berkurangnya
glikogenesis. (Indriyani, 2013).

7
B. Etiologi
Etiologi dari penyakit diabetes pregestasional menurut Indriyani
(2013) adalah sebagai berikut:
1. Genetik
Diebetes mellitus dapat diwariskan dari orang tua kepada anak. Gen
penyebab diabetes mellitus akan dibawa oleh anak jika orang tuanya
menderita diabtes mellitus. Pewarisan gen ini dapat dampai ke
susunya bahkan cicit walaupun resikonya sangat kecil.
2. Obat-obatan
Bahan-bahan kimia dapat mengatasi pankreas yang menyebabkan
radang pangkreas, radang pada pankreas menurun sehingga tidak ada
sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk
insulin.
3. Wanita obesitas
Sebenarnya DM bisa menjadi penyebab ataupun akibat. Sehingga
penyebab, obesitas menyebabkan sel beta pankreas penghasil insulin
hipertropi pada gilirannya akan kelelahan dan “ jebol” sehingga
insulin menjadi kurang prodeksinya dan terjadinya DM.

C. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala dari diabetes melitus gestasional menurut
Sugiyanto (2016), sangatlah mirip dengan penderita diabetes melitus
pada umumnya, yaitu :
1. Poliuria (banyak kencing)
2. Polidipsia (haus dan banyak minum) dan polifagia (banyak makan)
3. Pusing, mual dan muntah
4. Obesitas, TFU > normal
5. Lemah badan, kesemutan, gatal, pandangan kabur, dan pruritus
vulva
6. Ketonemia (kadar keton berlebihan dalam darah)

8
7. Glikosuria(ekskresi glikosa ke dalam urin)
8. Gula darah 2 jam > 200mg/dl
9. gula darah sewaktu > 200 mg/dl
10. Gula darah puasa > 126 mg/dl
Gejala klasik diabetes yaitu adanya rasa haus yang berlebihan,
sering berkemih terutama malam hari, banyak makan, serta berat badan
yang menurun secara cepat, selain itu kadang merasa lemah, kesemutan
pada jari tangan dan kaki, cepat merasa lapar,gatal, penglihatan kabur,
gairah seks menurun, gangguan ereksi pada pria, pruritus vulvae pada
wanita,luka sulit untuk sembuh, serta pada ibu-ibu ditemukan adanya
riwayat melahirkan bayi diatas 4 kg (Sugianto, 2016).

D. Klasifikasi
1. Klasifikasi Diabetes Melitus
Berikut klasifikasi diabetes menurut Tarigan (2011) sebagai
berikut:
a) DM tipe 1
Kerusakan fungsi sel beta di pankreas Autoimun, idiopatik
b) DM Tipe 2
Menurunnya produksi insulin atau berkurangnya daya kerja
insulin atau keduanya.
c) DM tipe lain:
Karena kelainan genetik, penyakit pankreas,obat, infeksi,
antibodi, sindroma penyakit lain.
1) DM pada masa kehamilan = Gestasional
2) Diabetes Pada DM dengan kehamilan, ada 2 kemungkinan
yang dialami oleh si Ibu:
(a) Ibu tersebut memang telah menderita DM sejak sebelum
hamil
(b) Si ibu mengalami/menderita DM saat hamil

9
2. Klasifikasi Gestasional Diabetes Melitus
Ada beberapa macam klasifikasi menurut Aya (2010) yaitu sebagai
berikut:
a) Kelas A: Diabetes Kimiawi disebut juga diabetes
laten/subklinus atau diabetes kehamilan dengan kadar gula
darah normal setelah makan, tetapi terjadi peningkatan kadar
glukosa 1 atau 2 jam.ibu tidak memerlukan insulin, cukup
diobati dengan pengatur diet
b) Kelas B: Diabetes dewasa, terjadi setelah usia 19 tahun dan
berlangsung selama 10 tahun, tidak disertai kelainan pembuluh
darah
c) Kelas C: Diabetes yang diderita pada usia 10-19 tahun dan
berlangsung selama 10-19 tahun dengan tidak disertai [enyakit
vaskular
d) Kelas D: Diabetes yang sudah lebih dari 20 tahun, tetapi
diderita sebelum usia 10 tahun, disertai dengan kelainan
pembuluh darah
e) Kelas E: Diabetes yang disertai pengapuran pada pembuluh
darah panggul, termasuk uteri uterusana
f) Kelas F: Diabetes dengan nefropati, termasuk
glomerulonefrotis dan pielonefritis

E. Patofisiologi
Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolisme endokrin dan KH
yang menunjang pemasokan makan bagi janin serta persiapan untuk
menyusui. Glukosa dapar berdifusi secara tetap melalui plasenta kepada
janin sehingga kadarnya dalam darah janin hampir menyerupai kadar
darah ibu. Insulin ibu tidak dapat mencapai janin, sehingga kadar gula
ibu yang mempengaruhi kadar pada janin (Mitayani, 2009).

10
Pengendalian kadar gula terutama dipengaruhi oleh insulin. Akibat
lambatnya reabsorpsi makanan maka terjadi hiperglikemia yang relatif
lama dan ini menuntut kebutuhan insulin. Menjelang aterm kebutuhan
insulin meningkat sehingga mencapai 3 kali dari keadaan normal. Hal ini
disebut tekanan deabetogenik dalam kehamilan (Mitayani, 2009).
Secara fisiologis telah terjadi resistensi insulin yaitu bila ia
ditambah dengan insulin eksogen ia tidak mudah menjadi hipoglikemia
yang menjadi masalah ialah bila seorang ibu tidak mampu meningkatkan
produksi insulin sehingga ia relatif hipoinsulin yang mengakibatkan
hiperglikemia atau diabetes kehamilan. Resistensi insulin juga
disebabkan adanya hormon estrogen, progesteron, kortisol, prolaktin dan
plasenta laktogen (Mitayani, 2009).
Kadar kortisol plasma wanita hamil meningkat dan mencapai 3 kali
dari keadaan normal hal ini mengakibatkan kebutuhan insulin menjadi
lebih tinggi, demikian juga dengan human plasenta laktogen (HPL) yang
dihasilkan oleh plasenta yang mempunyai sifat kerja mirip pada hormon
tubuh yang bersifat diabetogenik. Pembentukan HPL meningkat sesuai
dengan umur kehamilan (Mitayani, 2009).
Hormon tersebut mempengaruhi reseptor insulin pada sel sehingga
mempengaruhi afinitas insulin. Hal ini patut diperhitungkan dalam
pengendalian diabetes Mekanisme resistensi insulin pada wanita hamil
normal adalah sangat kompleks. Mekanisme endokrin pada pankreas dan
metabolisme maternal selama kehamilan yakni plasenta mempunyai
peranan yang khas dengan mensintesis dan mensekresi peptida dan
hormon steroid yang menurunkan sensitivitas maternal pada insulin
(Mitayani, 2009).
Puavilai dkk (dikutip oleh Williams) melaporkan bahwa resistensi
insulin selama kehamilan terjadi karena rusaknya reseptor insulin bagian
distal yakni post reseptor. Hornes dkk (dikutip oleh Moore) melaporkan
terdapat penurunan respon Gastric Inhibitory Polipeptida (GIP) pada tes
glukosa oral pada kehamilan normal dan DMG. Mereka meyakini bahwa

11
kerusakan respon GIP ini yang mungkin berperanan menjadi sebab
terjadinya DMG Faktor-faktor di atas dan mungkin berbagai faktor lain
menunjukkan bahwa kehamilan merupakan suatu keadaan yang
mengakibatkan resistensi terhadap insulin meningkat (Mitayani, 2009).
Pada sebagian besar wanita hamil keadaan resistensi terhadap
insulin dapat diatasi dengan meninggikan kemampuan sekresi insulin
oleh sel beta. Pada sebagian kecil wanita hamil, kesanggupan sekresi
insulin tidak mencukupi untuk melawan resistensi insulin, dengan
demikian terjadilah intoleransi terhadap glukosa atau DM gestasional.
(Mitayani, 2009)

12
F. Pathways

G. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan secara umum
Menurut (Tjokronegoro, 2012) penanganan pada penderita
GDM meliputi:
a) Diet
Penderita harus mendapatkan lebih banyak kalori karena
berat badannya bertambah menurun. Penderita GDM dengan
berat badan rata-rata cukup diberi diet yang mengandung 1200-

13
1800 kalori sehari selama kehamilan. Pemeriksaan urine dan
darah berkala dilakukan untuk mengubah dietnya apabila perlu.
Diet dianjurkan ialah karbohidrat 40%, protein 2 gr/kg berat
badan, lemak 45-60gr. Garam perlu dibatasi untuk mengurangi
kecenderungan retensi air dan garam.
Konsumsi makanan sehat dan melakukan aktivitas fisik
secara teratur. Konsumsi makanan juga diatur, misalnya makan
besar sebanyak tiga kali dan ngemil yang dijadwalkan. Kalori
yang dianjurkan 30kcal/BBI sebelum hamil. Pada mereka yang
BBI >30kg/m² maka kalori yang dianjurkan 25 kcal/kg BB.
Sedikit konsumsi makanan yang mengandung lemak, gula,
garam, atau minyak. Minum banyak air, dan minta ahli gizi
untuk membuatkan menu makanan khusus untuk ibu hamil
dengan diabetes menunya diatur agar kadar glukosa dalam
darah tidak naik terlalu tinggi.
b) Olah raga
Wanita hamil perlu olah raga, tetapi sekedar untuk menjaga
kesehatannya. Kita tidak bisa memaksakan olah raga pada ibu
hamil hanya untuk menurunkan gula dalam darahnya.
2. Penatalaksanaan secara khusus
Penatalaksanaan gestasional diabetes melitus menurut
Hutahen (2011) sebagai berikut:
a) Obat-obat antidiabetik
Selama kehamilan kadar darah diatur dengan antidiabetik.
Pemeriksaan kadar darah harus dilakukan lebih sering.
Pemberian suntikan insulin merupakan salah satu pengobatan
bagi penderita penyakit GDM untuk mengontrol kadar gula
darahnya. Beberapa jenis obat-obat untuk penderita GDM yang
dapat dikonsumsi dengan dimakan dan yang beredar di
Indonesia hingga saat ini memang tidak seluruhnya boleh
diberikan pada ibu hamil, karena dapat menimbulkan efek yang

14
merugikan bagi janin yang dikandung. Misalnya menimbulkan
cacat bawaan pada janin. Pada trimester pertama paling sukar
dilakukan pengobatan karena adanya nausea dan vomitus. Pada
timester kedua pengobatan tidak begitu sukar lagi karena tidak
perlu perubahan diet dan dosis antidiabetik. Dalam trimester
ketiga sering diperlukan lebih banyak antidiabetik karena
meningginya toleransi hidrat arang.
b) Diuretik
Jika ada hipertensi atau tanda-tanda retensi cairan
dianjurkan miskin garam. Jika ini tidak menolong dapat
diberikan deuretik.
c) Steroid-steroid seks
Sekresi estrogen berkurang pada wanita hamil diabetik.
Komplikasi pada fetus berkurang jika selama kehamilan diberi
estrogen dan progesteron dalan dosis besar.
d) Penatalaksanaan obstetric
Pada pemeriksaan antenatal dilakukan pemantauan
keadaanklinis ibu dan janin, terutama tekanan darah,
pembesaran/ tinggi fundus uteri, denyut jantung janin, kadar
gula darah ibu, pemeriksaan USG dan kardiotokografi (jika
memungkinkan).
e) Pada tingkat Polindes dilakukan pemantauan ibu dan janin
dengan pengukuran tinggi fundus uteri dan mendengarkan
denyut jantung janin.
f) Pada tingkat Puskesmas dilakukan pemantauan ibu dan janin
dengan pengukuran tinggi fundus uteri dan mendengarkan
denyut jantung janin.
g) Pada tingkat rumah sakit, pemantauan ibu dan janin dilakukan
dengan cara :
1) Pengukuran tinggi fundus uteri
2) USG serial

15
3) Penilaian menyeluruh janin dengan skor dinamik janin
plasenta (FDJP), nilai FDJP < 5 merupakan tanda gawat
janin.
4) Penilaian ini dilakukan setiap minggu sejak usia kehamilan
36 minggu. Adanya makrosomia, pertumbuhan janin
terhambat (PJT) dan gawat janin merupakan indikasi untuk
melakukan persalinan secara seksio sesarea.
5) Pada janin yang sehat, dengan nilai FDJP > 6, dapat
dilahirkan pada usia kehamilan cukup waktu (40-42 mg)
dengan persalinan biasa. Pemantauan pergerakan janin
(normal >l0x/12 jam).
6) Bayi yang dilahirkan dari ibu DMG memerlukan perawatan
khusus.
7) Bila akan melakukan terminasi kehamilan harus dilakukan
amniosentesis terlebih dahulu untuk memastikan
kematangan janin (bila usia kehamilan < 38 mg).
8) Kehamilan GDM dengan komplikasi (hipertensi,
preeklamsia, kelainan vaskuler dan infeksi seperti
glomerulonefritis, sistitis dan monilisasis) harus dirawat
sejak usia kehamilan 34 minggu. Penderita GDM dengan
komplikasi biasanya memerlukan insulin.
9) Penilaian paling ideal adalah penilaian janin dengan skor
fungsi dinamik janin-plasenta (FDJP).
h) Persalinan dilakukan:
1) Pertahankan sampai aterm dan spontan.
2) Induksi persalinan pada minggu 37-38.
3) Primer seksio sesarea.
i) Penanganan bayi dengan GDM:
1) Disamakan dengan bayi prematur.
2) Observasi kemungkinan hipoglisemia.

16
3) Perawatan intensif: neonatus intensif unit care dengan
pengawasan ahli neonatologi.

17
BAB III

KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Identitas
Usia : perlu diketahui kapan ibu menderita GDM semakin berat
komplikasi yang muncul. Seperti yang dijelaskan pada klasifikasi
GDM.
2. Keluhan Utama
Biasanya ibu hamil dengan GDM mengeluh Mual, muntah,
penambahan berat badan berlebihan atau tidak adekuat, polipdipsi,
poliphagi, poluri, nyeri tekan abdomen dan retinopati.
3. Riwayat Kehamilan
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Perlu dikaji apakah ada keluarga yang menderita GDM
5. Riwayat Obstetri
a) Riwayat menstruasi meliputi: Menarche, lamanya siklus,
banyaknya, baunya , keluhan waktu haid, HPHT
b) Riwayat perkawinan meliputi : Usia kawin, kawin yang keberapa,
Usia mulai hamil
c) Riwayat hamil, persalinan dan nifas yang lalu
Riwayat hamil meliputi: Waktu hamil muda, hamil tua,
apakah ada abortus, retensi plasentadan perlu dikaji apakah ada
riwayat Diabetes mellitus gestasional, Hipertensi karena
kehamilan, Infertilitas, Bayi low gestasional age, Riwayat kematian
janin, Lahir mati tanpa sebab jelas, Anomali congenital, Aborsi
spontan, Polihidramnion, Makrosomia atau berat bayi lebih dari
4000 gram.
d) Riwayat persalinan meliputi: Tua kehamilan, cara persalinan,
penolong, tempat bersalin, apakah ada kesulitan dalam persalinan

18
anak lahir atau mati, berat badan anak waktu lahir, panjang waktu
lahir.
e) Riwayat nifas meliputi: Keadaan lochea, apakah ada pendarahan,
ASI cukup atau tidak dan kondisi ibu saat nifas, tinggi fundus uteri,
kontraksi, dan adanya infeksi.
f) Riwayat Kehamilan sekarang
1) Hamil muda, keluhan selama hamil muda
2) Hamil tua, keluhan selama hamil tua, peningkatan berat badan,
tinggi badan, suhu, nadi, pernafasan, peningkatan tekanan
darah, keadaan gizi akibat mual, keluhan lain.
g) Riwayat antenatal care meliputi :
Dimana tempat pelayanan, beberapa kali, perawatan serta
pengobatannya yang didapat. Pada saat antenatalcare perlu
diobservasi secara ketat juga kepatuhan ibu dalam menjalani diet,
kadar gula darah dan perawatan yang diberikan.
h) Pola Aktivitas Sehari-hari
1) Pola nutrisi
Frekuensi makan : pasien dengan GDM biasanya
mengeluh sering lapar dan haus.
2) Pola eliminasi
BAK : pasien dengan GDM memiliki gejala yaitu poliuri
atau sering berkemih.
BAB : biasanya tidak ada gangguan.
3) Pola personal hygiene
Pola atau frekuensi mandi, menggosok gigi, keramas.
4) Pola istirahat dan tidur
Gangguan pola tidur karena perubahan peran dan
melaporkan kelelahan yang berlebihan.
5) Pola aktifitas dan latihan
Aktivitas yang berlebih pada keadaan hipoglikemi dapat
menyebabkan rasa lapar meningkat, pusing, nyeri kepala,

19
berkeringat, letih, lemah, pernapasan dangkal dan pandangan
kabur. Jika ini terjadi maka ibu akan rentan terhapad cedera dan
jika rasa lapar berlebih ini akan menyebabkan ketidakpatuhan
diet ibu.
6) Pemeriksaan Fisik
(a) Keadaan umum : jika dalam keadaan hipoglikemi ibu bisa
merasa lemah dan letih
(b) TD : ibu dengan GDM perlu diobservasi tekanan darahnya
karena komplikasi dari ibu dengan GDM adalah
preeklamsia dan eklamsia.
(c) Nadi : pada keadaan hiperlikemi biasanya nadi lemah dan
cepat.
(d) Respirasi : pada keadaan hiperglikemi atau diabetik
ketoasidosis biasanya RR meningkat dan napas bau keton.
(e) Suhu : tidak ada gangguan, tetapi biasanya kulit pasien
lembab pada kondisi hipoglikemi.
(f) Berat badan : ibu dengan GDM biasanya memiliki berat
badan berlebih, dan terjadi peningkatan berat badan waktu
hamil yang berlebih.
(g) Kepala dan rambut : Tidak gangguan
(h) Wajah : Pasien pada keadaan hipoglekmia biasanya
terlihat pucat.
(i) Mata : Pada keadaan hipoglikemi pasien akan mengeluh
pandangan kabur atau ganda dan pada keadaan
hiperglikemi pasien akan mengeluh pandangan redup.
(j) Hidung : Pasien dengan hiperglikemia pernapasana cepat
dan dangkal, napas bau keton.
(k) Keadaan mulut : Tidak ada gangguan.
(l) Telinga : Tidak ada gangguan.
(m) Leher : Tidak ada gangguan.
(n) Dada dan payudara

20
(1) Dada : Pasien dengan hiperglikemia pernapasana
cepat dan dangkal, napas bau keton.
(2) Sirkulasi jantung : Perlu dikaji peningkatan tekanan
darah dan nadi pasien.
(3) Payudara : Pada umumnya tidak gangguan.
(o) Ekstremitas dan kulit
Pada keadaan hipoglikemia pasien akan
berkeringat dan kulit pasien lembab.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan kehilangan
cairan aktif
2. Keletihan berhubungan dengan kelesuan fisiologis: kehamilan
3. Resiko ketidakseimbangan kadar gula darah berhubungan dengan
kehamilan
4. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
berhubungan dengan Ketidakmampuan Untuk Mengabsorbsi Nutrisi
5. Resiko gangguan ibu dan janin berhubungan dengan gangguan
metabolisme glukosa: diabetes melitus

21
C. Perencanaan
1. Diagnosa
Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan kehilangan
cairan aktif
Tujuan
Keseimbangan Cairan (0601)
a) TTV dalam batas normal
b) BB stabil
c) Turgor kulit baik
d) Pasien mengatakan tidak pusing
e) Pasien tidak dehidrasi
Intervensi
Manajemen Elektrolit/cairan (2000)
a) Pantau TTV
b) Monitor hemodinamik
c) Pantau masukan dan keluaran, catat berat jenis urine
d) Kaji nadi perifer, turgor kulit, dan membran mukosa
e) Berikan terapi cairan sesuai indikasi.
f) Edukasi pasien dan keluarga pasien mengenai alasan
pembatasan cairan atau penambahan cairan
g) Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi obat
Rasional
a) Hypovolemia dapat dimanifestasikan oleh hipotensi dan
takikardia
b) Untuk mengetahui keadaan umum pasien
c) Memberikan perkiraan kebutuhan akan cairan pengganti, fungsi
ginjal, dan keefektifan dari terapi yang diberikan
d) Merupakan indikator dari tingkat dehidrasi, atau volume
sirkulasi yang adekuat
e) Tipe dan jumlah dari cairan tergantung pada derajat kekurangan
cairan dan respons pasien secara individual.

22
f) Supaya pasien paham mengenai tindakan yang di lakukan
g) Untuk terapi lebih lanjut kepada pasien
2. Diagnosa
Keletihan berhubungan dengan kelesuan fisiologis: kehamilan
Tujuan
Tingkat Kelelahan (0007)
a) Mengungkapkan peningkatan tingkat energi.
b) Menunjukkan perbaikan kemampuan untuk berpartisipasi
dalam aktivitas yang diinginkan.
Intervensi
Manajemen Energi (0590)
a) Monitor intake/asupan nutrisi untuk mengetahui sumber energi
yang adekuat
b) Kaji status fisiologi pasien yang menyebabkan kelelahan sesuai
kondisinya
c) Berikan aktivitas alternatif dengan periode istirahat yang
cukup.
d) Tingkatkan partisipasi pasien dalam melakukan aktivitas
sehari-hari sesuai toleransi.
e) Kolaborasi dengan dokter untuk terapi untuk lebih lanjut
Rasional
a) Nutrisi mempengaruhi kekuatan energi pasien
b) Kegiatan fisiologi yang berlebihan menyebabkan keletihan
c) Mencegah kelelahan yang berlebihan
d) Mencegah kelelahan yang berlebihan
e) Untuk terapi lebih lanjut kepada pasien
3. Diagnosa
Resiko ketidakseimbangan kadar gula darah berhubungan dengan
kehamilan
Tujuan
Kadar Keparahan Hiperglikemia (2111)

23
a) Penerimaan : kondisi kesehatan
b) Kepatuhan Perilaku : diet sehat
c) Dapat mengontrol kadar glukosa darah
d) Dapat mengontrol stress
e) Dapat memanajemen dan mencegah penyakit semakin parah
f) Tingkat pemahaman untuk dan pencegahan komplikasi
g) Dapat meningkatkan istirahat
Intervensi
Manajemen hiperglikemia (2120)
a) memantau kadar glukosa dalam darah
b) pantau tanda-tanda hiperglikemia : poliuria, polidipsia,
polifagia, kelesuan
c) mengintruksikan pasien dan keluarga terhadap pencegahan,
pengenalan manajemen, dan hiperglikemia
d) konsultasi dengan dokter jika tanda dan gejala hiperglikemia
memburuk
Rasional
a) Untuk mengetahui kondisi glukosa dalam darah apakah
mengalami peningkatan / penurunan
b) Poliuria, polidipsia, dan polifagia dapat menyebabkan tingkat
kelesuan berlebih pada tubuh klien karena pengontrolan fungsi
tubuh yang tidak sesuai
c) Agar dapat memanajemen diabetes yang dialami oleh klien dan
mengetahui cara penanganan terhadap hiperglikemia
d) Agar dapat mengantisipasi dan menghambat keparahan yang
diakibatkan oleh hiperglikemia
4. Diagnosa
Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
berhubungan dengan Ketidakmampuan Untuk Mengasorbsi Nutrien
Tujuan
Status Nutrisi (1004)

24
a) Nutrisi ibu akan meningkat pada masa prenatal atau yang tepat
berat badan sebelum kehamilan
b) Ibu akan mempertahankan glukosa darah puasa antara 60-100
mg/dl 1 jam pra partum tidak lebih 140 mg/dl
c) Ibu akan sering mengungkapkan pemahaman tentang aturan
individu dan kebutuhan pemantauan dini

Intervensi

Manajemen Nutrisi (1100)

a) Kaji masukan kalori dan pola makan dalam 24 jam


b) Lakukan peninjauan ulang pentingnya makan teratur bila
menggukan insulin
c) Bila terjadi hipoglikemi simtomatik, atasi dengan segelas
susu sebanyak 8 oz dan ulangi tiap 15 menit bila kadar
serum tetap di bawah 70 mg/dl
d) Tentukan hasil HbAlc setiap 2-4 minggu
e) Edukasi pasien mengenai diit yang dianjurkan
f) Kolaborasi dengan dokter untuk menentukan dosis, jadwal,
dan tipe insulin

Rasional

a) Membantu dalam mengevaluasi pemahaman ibu tentang


diit dan pentingnya mentaai aturan diit
b) Makan sedikit tapi sering menghindari hiperglikemia
postprandial dan ketosis puasa/kelaparan
c) Mual dan muntah dapat mengakibatkan defisiensi
karbohidrat yang dapat menimbulkan metabolisme lemak
dan terjadi ketosis
d) Memberikan keakuratan gambaran rata-rata kontrol glukosa
serum selama 60 hari

25
e) Diit spesifik pada individu diperlukan untuk
mempertahankan normoglikemia dan mendapatkan berat
badan yang diinginkan
f) Kombinasi karbohidrat dengan protein mempertahankan
normoglikemia lebih lama dan membantu mempertahankan
stabilitas glukosa sepanjang hari.
5. Diagnosa
Resiko gangguan ibu dan janin berhubungan dengan gangguan
metabolisme glukosa: diabetes mellitus
Tujuan
Status Maternal: Antepartum (2509)
a) TTV dalam batas normal
b) Glukosa darah dalam batas normal
c) Tidak terjadi peningkatan berat badan secara lebih
d) Tidak terjadi nyeri
Intervensi
Perawatan kehamilan resiko tinggi (6800)
a) Kaji kondisi medis aktual yang berhubungan dengan kondisi
kehamilan yang buruk
b) Kaji riwayat kehamilan dan kelahiran yang berhubungan
dengan faktor resiko kehamilan
c) Lakukan pengukuran TTV dan pengecekan glukosa darah
secara rutin
d) Edukasi pasien mengenai penggunaan obat-obatan yang telah
diresepkan
e) Edukasi pasien dalam tindakan monitor mandiri, mis: ttv, gula
darah
f) Kolaborasi dengan dokter untuk terapi lebih lanjut
Rasional
a) Supaya bisa mengetahui kondisi kehamilan ibu beresiko atau
tidak

26
b) Biasanya riwayat kehamilan yang dulu pernah terjadi akan
berulang terjadi kembali pada kehamilan yang berikutnya
c) Untuk mengetahui kondisi ibu secara umum
d) Untuk mengetahui bagaimana cara penggunaan obat yang tepat,
dan dosis yang harus di konsumsi harus tepat
e) Agar ibu dapat memonitor keadaan umum dari ibu itu sendiri
f) Untuk terapi yang lebih lanjut, dan obat apa yang harus
diberikan untuk meminimalisir resiko yang terjadi pada ibu dan
janin yang dikandungnya.

27
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Diabetes pragestasional adalah diabetes yang terjadi sebelum konsepsi
dan terus berlanjut setelah masa hamil. Diabetes pragestasi dapat berupa
diabetes tipe 1 (tergantung insulin) dan tipe II (tidak tergantung insulin), yang
mungkin disertai atau tidak disertai penyakit vaskuler, retinopati, nefropati,
dan komplikasi diabetic lainnya.
Diabetes gestasional adalah diabetes yang terjadi saat kehamilan dan
biasanya hanya berlangsung hingga proses melahirkan. Diabetes gestasional
yang menyerang 9,2 persen wanita hamil ini umumnya terjadi di antara
minggu ke-24 hingga 28 kehamilan, walau tidak menutup kemungkinan dapat
terjadi di minggu manapun.

B. Saran
1. Bagi mahasiswa
Mahasiswa diharapkan mampu mengembangkan ilmu penyakit
diabete melitus maupun gestasional diabetes melitus serta dapat
mengetahui asuhan keperawatan dan menerapkannya.
2. Bagi pendidikan
Penulisan ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi
pengembangan keilmuan keperawatan, dalam memberikan asuhan
keperawatan pada pasien dengan diabetes melitus dan gestasional
diabetes melitus.
3. Bagi masyarakat
Masyarakat diharapkan mampu mengetahui mengenai pencegahan
diabetes melitus dan gestasional diabetes melitus, dengan menjaga pola
kehidupan dan pola makan yang baik.

28
Daftar Pustaka

Arinda, V., 2017. Dampak Diabetes Gestasional Pada Ibu dan Janin. [Online]
Available at: https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/diabetes-kencing-
manis/dampak-diabetes-gestasional-pada-ibu-dan-janin/
[Accessed 10 November 2018].
Aya, W., 2010. Diabetes Gestasional. [Online]
Available at: https://www.alodokter.com/diabetes-gestasional
[Accessed 20 Oktober 2018].
Hutahen, S., 2011. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika.

Indriyani, Diyan. 2013. Keperawatan Maternitas pada Area Perawatan Antenata:


Graha Ilmu, Yogyakarta.

Maryunani, A., 2010. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: CV. Trans Info Media.
Mitayani, S., 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika.
Sugianto, D., 2016. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: ECG.
Tarigan, P., 2011. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: FKUI.
Tjokronegoro, A., 2012. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta:
FKUI.

29

Anda mungkin juga menyukai