Anda di halaman 1dari 24

TUGAS PENDIDIKAN KARAKTER

“PERILAKU BERANI”
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Pendidikan Karakter yang di
ampu oleh:
Lisa Rahmawati, M.Keb

Oleh
Kelompok 1

Nurdina Miarti ( 184110410 )


Rizky Fahreza Armelia Putri ( 184110413 )
Wilda Febriani ( 184110418 )

TINGKAT 3 B
JURUSAN KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-
Nyalah kami telah menyelesaikan makalah ini dengan baik guna memenuhi tugas
mata kuliah Pendidikan Karakter.
Dalam proses penyusunan makalah ini, kami berupaya mengumpulkan
informasi dari berbagai referensi agar dapat merumuskan pokok-pokok bahasan
tentang ”Perilaku Berani”. Kami sebagai mahasiswi berterima kasih kepada Ibu
Lisa Rahmawati, M.Keb selaku dosen mata kuliah Pendidikan Karakter yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Semoga makalah ini dapat membantu memperluas wawasan kami sebagai
mahasiswi atau pun para pembaca tentang Perilaku Berani. Tentu saja makalah
ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kami selaku penyusun makalah ini
mohon maaf atas segala kekurangan yang ada. Kami selalu menanti saran dan
kritik dari dosen pembimbing kami yaitu Ibu Lisa Rahmawati, M.Keb maupun
pembaca agar makalah ini menjadi lebih baik lagi ke depannya.

Padang, September 2020

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii


BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. LatarBelakang 1
1.2. RumusanMasalah 2
1.3. TujuanMasalah 2
1.4. Manfaat .........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN 3

BAB III PENUTUP 29


3.1 Kesimpulan 29

3.2 Saran 29

DAFTAR PUSTAKA 30

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Manusia pada dasarnya merupakan makhluk sosial yang selalu
berhubungan dan berkomunikasi dengan sesama dalam kehidupan sehari-hari.
Hal yang sering terjadi ketika berkomunikasi dengan orang lain adalah saling
menukar pengalaman, saling mengemukakan gagasan dan menerima
pemikiran, saling mengutarakan perasaan apa yang dirasakan atau saling
mengekspresikan, serta menyetujui suatu pendirian atau keyakinan. Oleh
karena itu untuk mengungkapkan pemikiran atau gagasanya seseorang
membutuhkan keberanian. Keberanian merupakan salah satu bentuk sikap
yang harus dimiliki seseorang jika ingin mengutarakan apa yang ada dalam
pemikiran. Keberanian adalah suatu sikap untuk berbuat sesuatu dengan tidak
terlalu merisaukan kemungkinan- kemungkinan buruk.
Orang yang mempunyai keberanian akan mampu bertindak
bijaksana tanpa dibayangi ketakutan- ketakutan yang sebenarnya merupakan
halusinasi belaka. Orang-orang yang mempunyai keberanian akan sanggup
menghidupkan mimpi-mimpi dan mengubah kehidupan pribadi sekaligus
orang-orang di sekitarnya. Sifat keberanian seseorang tidak dimiliki sejak
lahir tetapi sifat ini dapat dibentuk dengan membuat suasana yang kondusif
sehingga dia merasa nyaman dan lebih percaya diri.
Di masa sekarang, kita perlu selalu melakukan evaluasi diri kita
untuk memeriksa “kadar” keberanian kita. Hal ini dapat dilakukan dengan
merenungkan beberapa pertanyaan mengenai diri kita sendiri. Apakah saya
masih takut menghadapi berbagai rintangan dan masalah? Apakah saya hanya
menunggu dengan pasif atau saya proaktif menciptakan kesempatan untuk
bersaksi? Jika memang kita telah memiliki keberanian, maka kita akan mudah
untuk menjalani kehidupan kita di segala bidang baik dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Jika ternyata kita masih belum
memiliki keberanian, hendaknya kita melakukan latihan dan mengumpulkan
tekad agar kita bisa menjadi sosok pribadi yang berani. Untuk itu, dalam
makalah ini akan di bahas makalah yang berjudul tentang “Perilaku Berani”.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang di maksud dengan keberanian dalam konsep dasar?
1.2.2 Apa saja butir-butir keberanian?
1.2.3 Bagaimana keberanian dalam menyampaikan pendapat?
1.2.4 Bagaimana keberanian dalam membela kebenaran?

1.3. Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Pembaca mampu mengidentifikasikan serta memahami tentang
konsep perilaku keberanian.

1.3.2 Tujuan Khusus


Pembaca mampu mengidentifikasi dan memahami secara spesifik
konsep keberanian dalam segi:
a. Keberanian dalam konsep dasar.
b. Butir-Butir Keberanian.
c. Berani dalam menyampaikan pendapat.
d. Berani dalam membela kebenaran.

1.4. Manfaat
Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
semua pihak, khususnya kepada mahasiswa untuk menambah pengetahuan
dan wawasan mata kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Konsep Dasar Keberanian
2.1.1. Pengertian Keberanian
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 138) berani diartikan
mempunyai hati yang mantap dan percaya diri yang besar dalam menghadapi
bahaya, kesulitan, dsb. Dengan demikian, berani di sini adalah berani yang
bernilai positif, bukan berani yang bernilai negatif. Lawan dari sifat syaja’ah
adalah jubun (pengecut atau penakut). Pemberani adalah orang yang berani
membela kebenaran dengan resiko apa pun dan takut untuk berbuat yang
tidak benar. Sebaliknya, penakut adalah orang yang takut membela
kebenaran. Jargon yang sering kita dengar, “Berani karena benar dan takut
karena salah.”
Menurut Indra Munawar (2010) pengertian berani adalah suatu
sikap untuk berbuat sesuatu dengan tidak terlalu merisaukan kemungkinan-
kemungkinan buruk. Aristoteles mengatakan bahwa, “The conquering of fear
is the beginning of wisdom. Kemampuan menahklukkan rasa takut
merupakan awal dari kebijaksanaan.” Artinya, orang yang mempunyai
keberanian akan mampu bertindak bijaksana tanpa dibayangi ketakutan-
ketakutan yang sebenarnya merupakan halusinasi belaka.
Orang-orang yang mempunyai keberanian akan sanggup
menghidupkan mimpi-mimpi dan mengubah kehidupan pribadi sekaligus
orang-orang di sekitarnya.Adanya perubahan menjadikan diri kita berani
membuat kemajuan yang lebih besar. Karena itu Anthony J. D'Angelo
menegaskan, “Don't fear change, embrace it.–Jangan pernah takut pada
perubahan, tetapi peluklah ia erat.” Maka perjelas visi, supaya berpengaruh
signifikan terhadap keberanian.Menurut Peter Irons keberanian adalah suatu
tindakan memperjuangkan sesuatu yang dianggap penting dan mampu
menghadapi segala sesuatu yang dapat menghalanginya karena percaya
kebenarannya.
Paul Findley mengatakan bahwa keberanian adalah suatu sifat
mempertahankan dan memperjuangkan apa yang dianggap benar dengan
menghadapi segala bentuk bahaya, kesulitan, kesakitan, dan lain-lain.Hidup
tanpa keberanian adalah hidup yang sia-sia. Hidup dan keberanian ibarat
tubuh dan bayang-bayang. Kemana pun kita pergi dia selalu mengikuti.
Hidup ini begitu penuh pilihan, maka beranilah memilih. Apapun pilihan
yang kita ambil selama berpijak dari pemahaman tentang hidup yang utuh tak
akan menjadi pilihan yang salah.
Maka, keberanian adalah sebuah iman. Ketika kita mendengar,
melihat dan berbicara dengan hati kita, maka apapun tindakan, pikiran dan
ekspresi yang kita lakukan bukan keberanian lagi namanya. Ia sudah menjadi
iman yang hidup. (Imam, 2010)

2.1.2. Ciri-Ciri Pribadi yang Pemberani


 Bergaul dengan pemberani.
 Memiliki tujuan besar yang realistis.
 Mempunyai rencana detail untuk tidakan.
 Menguasai ilmu, dan cara untuk melakukannya.
 Sering menanyakan kepada yang sudah melakukannya (tanya pada
ahlinya).
 Selalu mengevaluasi setiap kesalahan, kekurangan, dan kegagalan.
 Berpikir secara matang dan terukur sebelum bertindak.
 Mampu memotivasi orang lain.
 Selalu tahu diri, rendah hati, dan mengisi jiwa serta pikiran dengan
pengetahuan baru menuju ke arah yang benar.
 Bertindak nyata.
 Semangat.
 Menciptakan kemajuan.
 Siap menanggung risiko.
 Konsisten/istiqomah.

2.1.3. Cara Menumbuhkan Keberanian Pada Diri Anak dan Orang


Dewasa
Memiliki sikap keberanian tentu harus ditanamkan sejak dini oleh
semua orang tua karena dengan sikap berani juga bisa mennadakan bahwa
anak dapat berkembang dengan mandiri dan juga baik. sehingga anak akan
jauh lebih mudah untuk menghadapi dunia, agar tidak menjadi ank yang
pemalu. Mendidik anak menjadi berani di pengaruhi oleh berbagai faktor
seperti peran serta dari orang tua, psikologi/mental anak, pendidikan, dan
lingkungan tempat tinggal anak. Berikut cara menumbuhkan sikap berani
pada anak di antaranya yaitu:
 Mengajarkan Anak Berfikir Positif
Dengan mengajarkan anak agar selalu berfikir positif, kita juga
dapat menerapkan ilmu dan memberikan pengalaman baru pada anak.
Dalam hal ini agar anak dapat menciptakan fikirannya yang positif agar
memiliki sifat yang pemberani. Karena apabila anak selalu berfikir yang
negative, dengan begitu mental anak akan jatuh, dan anak pun akan sulit
untuk menumbuhkan keberanian pada dirinya.

 Mengasah Kemampuan Anak


Setiap anak pasti diberikan keistimewaan masing-masing dan
diberi kelebihan yang memang dia kuasai. Sebagai orang tua sebaiknya
kita lebih mengasah kemampuan dan kelebihan anak tersebut, dalam hal
ini anak akan lebih memiliki sikap percaya diri yang tinggi sehingga
keberanian pada dirinya pun akan tumbuh dengan sendirinya.

 Menumbuhkan Rasa Sikap Percaya Diri


Percaya atau tidak sikap percaya diri akan menumbuhkan rasa
keberanian pada seorang anak. Untuk itu sebagai orang tua melalui
lingkungan psikologi keluarga perlu menumbuhkan rasa percaya diri anak
untuk itu anak dengan sendirinya akan merasa memiliki keberanian untuk
tampil di depan umum. Atau juga menumbhkan rasa berani untuk
kehidupannya yang akan datang.
 Mencoba Hal Baru
Sebagai orang tua untuk dapat menumbuhkan mental berani pada
anak adalah dengan mendorongnya agar mau mencoba hal yang baru.
Dalam hal ini rasa keberanian pada anak akan muncul dengan sendirinya.
Tanamkan juga pada anak, bahwa dia tidak usah khawatir dengan apapun
resiko yang nanti akan dihadapinya.

 Memberi Kesempatan Untuk Jadi Pemimpin


Kita bisa menumbuhkan rasa kepemimpinan anak sejak dini.
Misalnya dengan menyuruhnya untuk memimpin barisan saat di sekolah,
atau juga untuk dapat memimpin doa saat ada di rumah atau disekolah.
Sehingga dengan sendirinya akan ada mental pemberani pada diri anak
tersebut. anak pun tidak menjadi pemalu dan mau berbicara di depan
umum.

 Melakukan Aktivitas Luar Ruangan


Untuk menumbuhkan rasa keberanian pada anak memang tidaklah
mudah. Untuk itu sebagai orang tua kita pun harus ikut serta untuk
mengajarkan anak agar lebih memiliki sikap pemberani. Salah satunya
seperi selalu mengikutsertakan dirinya pada kegiatan aktivitas diluar
ruangan, salah satunya seperti kegiatan outbound, karena dalam kegiatan
tersebut akan meningkatkan adrenalin anak serta psikologi sosial nya. Dari
kegiatan tersebut anak pun bisa lebih termotivasi untuk selalu mencoba hal
yang membuatnya jauh lebih berani.

 Memberikan Tanggung Jawab


Saat orang tua sedang melakukan pekerjaan tertentu, misalnya
dalam hal bersih-bersih rumah, anda bisa mengikutsertakan anak dalam hal
ini. Misalnya dengan memberinya tanggung jawab untuk menyapu
halaman rumah ataupun sekedar membersihkan permainan yang telah dia
mainkan. Untuk itu anak akan merasa diberi tanggung jawab, sehingga
dalam hal ini akan menumbuhkan rasa berani terhadap anak nantinya.

 Menghargai Diri Sendiri


Sebagai orang tua, sebaiknya jangan pernah membandingkan anak
dengan anak yang lainnya. Dalam hal ini anak akan diajarkan agar lebih
dapat menghargai dirinya sendiri. Sehingga nantinya dia akan bisa
menumbuhkan rasa keberanian pada dirinya sendiri, tanpa harus
menyombongkan sikap yang ada pada dirinya.

 Rajin Berkomunikasi Dengan Anak


Komunikasi antara orang tua dan anak sangatlah penting, selain
menumbuhkan mental percaya diri pada anak. Anak juga akan dilatih agar
dapat memiliki sikap berani. Dalam hal ini tentu peran penting orang tua 
dan juga guru yang ada di sekolah sangatlah memiliki pengaruh yang
cukup besar. Memberikan ruang pada anak untuk berkeluh kesah juga bisa
membuat anak lebih nyaman pada lingkungannya sehingga dengan
sendirinya akan timbul rasa berani tersebut.

 Tunjukan Pada Anak Bukan Sekedar Teori


Anak biasanya akan mencontoh orang tua, untuk itu sebagai orang
tua sebelum memberitahukan anak mengenai sifat berani yang perlu
dimilikinya, kita juga wajib mencontohkan pada anak untuk dapat
memiliki sikap pemberani. Sehingga dalam hal ini bukan hanya teori saja
yang kita berikan, namun dengan mencontohnya sikap tersebut di hadapan
anak, sehingga dapat memperlihatkan anak cara meingkatkan kepercayaan
diri.

 Membebaskan Anak Untuk Memililih Hal yang Disukainya


Anak akan merasa nyaman apabila dia berada di suatu tempat atau
lingkungan yang memang dia sukai. Untuk itu kita juga perlu memberi
kebebasan pada anak namun dengan terus mengawasinya. Untuk itu anak
pun akan merasa nyaman dan dengan sendirinya akan tumbuh rasa percaya
diri pada anak.

 Memberikan Nasihat yang Membangun


Memberikan nasihat dan teori kepercayaan diri yang membangun
dan mengandung motivasi juga sangat penting. Karena dalam hal ini anak
juga akan merasa terdorong dengan adanya motivasi dari orang tuanya.
Sehingga dengan sendirinya dia akan merasa lebih berani untuk bertindak
dan juga melakukan sesuatu yang memang benar-benar dalam hal positif
nantinya.

 Jangan Melarang Anak


Kebanyakan orang tua selalu melarang-larang anaknya. Padahal
sikap ini justru akan membuat anak merasa tidak percaya diri dan
kehilangan rasa keberanian dalam dirinya. Untuk itu sebaiknya sebagai
orang tua membebaskan anak namun dalam batas yang sewajarnya. Seperti
memberinya kebebasan bermain namun di luar jam sekolah, atau
memberikannya kebebasan untuk bermain permainan yang dia sukai.

Sementara membentuk perilaku berani pada usia remaja atau


menginjak dewasa, dapat di lakukan dengan cara sebagai berikut:

 Berfikirlah Positif
Selalu terapkan berfikir positif bahwa setiap tantang hidup atau
cobaan selalu memiliki tujuan baik untuk diri kita masing-masing.
Meskipun dampaknya secara langsung tidak dapat terlihat, namun
pengalaman dari kejadian-kejadian yang dialami akan teringat dan
menjadikan perbaikan pada diri untuk masa depan atau perencanaan.
Berfikir negatif justru akan membuat diri secara fisik semakin lelah,
kemudian pikiran penuh dan stres. Dengan pikiran negatif, maka apa yang
kita lakukan juga akan takut salah sehingga tidak ada keberanian. Maka
dari itu berfikirlah positif untuk melatih kemampuan menghadapi
tantangan dengan berani.

 Jangan Terlalu Khawatir Terhadap Anggapan Orang Lain


Terlalu khawatir terhadap persepsi orang lain kepada diri kita justru
akan membuat diri kita sangat stres dan tertekan. Karena ketika pikiran itu
muncul, maka anggapan yang selalu ada bersifat negatif. Jika ada
kekhawatiran yang terus menerus maka kita tidak akan memiliki
keberanian untuk melakukan sesuatu.

 Mengasah Kemampuan Diri


Membentuk mental yang kuat dan berani perlu diimbangi dengan
kemampuan diri yang tinggi. Maka dari itu terus belajar dan mengasah
kemampuan diri sehingga tingkat percaya diri akan meningkat dan mental
menjadi lebih siap dalam menghadapi segala tantangan yang akan terjadi.
Asah kemampuan diri bisa dilakukan dengan belajar, melatih skill,
mencari informasi-informasi terkait untuk menambah wawasan, dan lain
sebagainya.

 Meningkatkan Rasa Percaya Diri


Rasa percaya diri merupakan modal utama untuk memiliki mental
yang kuat dan berani. Dengan rasa percaya diri, segala kondisi mampu
dihadapi dan difiikirkan lebih matang lagi dan bukannya malah lari dari
masalah. Rasa percaya diri juga mendukung pelaksanaan dan tekad yang
kuat.

 Hargai dan Pahami Diri Sendiri


Kekuatan mental berani seseorang turun karena terlalu sering
membanding-bandingkan diri dengan orang lain. Cobalah untuk lebih
menghargai diri sendiri dan menganggap bahwa diri kita juga tidak kalah
dengan yang lainnya. Identifikasi kekuatan atau keahlian yang kita miliki
dan tunjukkan. Berfokuslah pada keahlian atau bakat tersebut,
kembangkan dan perolehlah karya-karya hebat yang bermanfaat sehingga
rasa mental keberanian akan muncul secara perlahan-lahan.

2.1.4. Kelebihan Orang yang Memiliki Sikap Berani


1) Kita dapat membuat diri kita untuk tampil beda dengan orang
lain biar pun orang lain tidak suka dengan diri kita.
2) Kita bisa buktikan kepada kawan kita bahwa kita juga bisa
menjadi orang yang sukses dengan usaha dan keberanian kita
dalam membangun suatu organisasi di kampus.
3) Kita bisa membawa diri kita ke level yang tinggi dan kita tidak
takut untuk jatuh. Kalou pun kita jatuh dalam suatu usaha, kita
masih mau untuk bangkit dan bangun dari kejatuhan kita.
4) Kita berani untuk maju dan membuat diri kita bangga akan
prestasi, dan kita juga tidak takut dalam mengambil tindakan
dalam hal bisnis atau peluang usaha. Dan masih banyak
kelebihan yang lain.

2.1.5. Contoh Perilaku Berani

1) Ketika ada kawan yang mintak tolong karena dia melihat 2 ekor
ular berbisa mau menyerang dia, maka kita harus menolongnya
dengan cara mengusir ular itu dengan cara kita sendiri, misalnya
dengan menangkap ular itu pakai jaring lalu kita buang jauh dari
hadapan kawan kita, maka kita sudah mempunyai sifat berani.
2) Ketika kita melakukan kesalahan dengan ibu kita, misal dengan
cara kita berkata kasar maka kita harus berani meminta maaf ke
pada ibu kita. Seperti pepadah bilang, berani berbuat berani
bertanggung jawab.
3) Ketika adik kita melakukan kesalahan dengan memukul anak
orang lain atau anak tetangga kita, maka kita selaku kakak dia,
kita harus meminta maaf kepada orang tua anak tersebut dengan
baik-baik.

2.1.6. Manfaat Perilaku Berani Bagi Individu

 Mampu menciptakan peluang.


 Sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin.
 Berlimpah kerabat, teman, dan sahabat.
 Sanggup menerima segala resiko dan tantangan.
 Luas ilmu, wawasan, dan pengalaman.
 Berpeluang menjadi pemimpin.
 Melejitkan daya kreatifitas dalam hidup.
 Mampu ekplorasi diri.
 Merasa hidupnya bermanfaat bagi orang lain.
 Hidup menyenangkan.

2.2. Butir-Butir Keberanian


Butir-butir umum keberanian terdiri dari:
 Adanya tekad
 Percaya diri
 Konsistensi
 Optimisme

Butir-butir khusus keberanian terdiri dari:


 Berpikir secara matang dan terukur sebelum bertindak
 Mampu memotivasi orang lain
 Selalu tahu diri, rendah hati, dan mengisi jiwa serta pikiran dengan
pengetahuan baru menuju ke arah yang benar
 Bertindak nyata
 Semangat
 Menciptakan kemajuan
 Siap menanggung risiko
 Konsisten/istiqomah

2.3. Berani Dalam Mengemukakan Pendapat


2.3.1. Pengertian Kemampuan Berani Mengemukakan Pendapat
Berdasarkan teori Bloom (1975:10) dalam Karnadi (2009:108),
kemampuan berani mengutarakan pendapat adalah usaha individu untuk
mengkomunikasikan secara langsung dan jujur, dan menentukan pilihan tanpa
merugikan atau dirugikan orang lain. Menurutnya, karakter dari anak yang
memiliki kemampuan ini adalah kemampuan mengekspresikan ide,
kebutuhan dan perasaan serta mempertahankan hak individunya dengan cara
tidak melanggar hak orang lain.
Menurut Cawood (1987:40) dalam Karnadi (2009:108),
kemampuan berani mengemukakan pendapat adalah gambaran dari
pengekspresian pikiran, perasaan, kebutuhan dan hak yang dimiliki seseorang
bersifat langsung, jujur dan sesuai tanpa adanya kecemasan yang tidak
beralasan namun disertai kemampuan untuk dapat menerima perasaan atau
pendapat orang lain dan dengan tidak mengingkari hak mereka dalam
mengekspresikan pikiran dan perasaan.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat di simpulkan
bahwa kemampuan berani mengutarakan pendapat adalah keinginan
seseorang untuk mengungkapkan sesuatu berdasarkan pengetahuan dan
pemikiran yang dimilikinya. Lahirnya kemampuan berani mengutarakan
pendapat karena ada sesuatu yang tidak sepaham atau sepemikiran dengan
apa yang ada dalam dirinya.

2.3.2. Manfaat Kemampuan Berani Mengemukakan Pendapat


Kemampuan berani mengutarakan pendapat sangat bermanfaat bagi
pertumbuhan dan perkembangan seorang anak antara lain:
 Memiliki sikap dan pandangan yang aktif terhadap kehidupan.
 Meningkatkan penghargaan terhadap diri sendiri.
 Membantu untuk mendapatkan perhatian dari orang lain.
 Meningkatkan rasa percaya diri.
 Memudahkan anak bersosialisasi dan menjalin hubungan dengan
lingkungan seusianya maupun di luar lingkungannya secara efektif.
 Meningkatkan kemampuan kognitifnya, memperluas wawasannya tentang
lingkungan, dan tidak mudah berhenti pada sesuatu yang tidak
diketahuinya (memiliki rasa keingintahuan yang tinggi).

2.3.3. Ciri Kemampuan Berani Mengutarakan Pendapat


Ciri dari anak yang mampu berani mengutarakan pendapat adalah
kemampuan untuk berkata tidak (say no), kemampuan membuat permintaan
atau bantuan kepada orang lain, kemampuan menolak (feed back) hal yang
negatif tanpa menyakiti, kemampuan ekspresi diri dan menerima tanggung
jawab (Mille dkk., 1990:230 dalam Karnadi, 2009:109). Fensterheim dan
Baer secara terperinci mengemukakan ciri dari kemampuan mengutarakan
pendapat antara lain:
 Bebas mengemukakan pikiran dan pendapat melalui kata-kata maupun
tindakan,
 Dapat berkomunikasi secara langsung dan terbuka,
 Mampu memulai, melanjutkan dan mengakhiri pembicaraan dengan
baik,
 Mampu menolak dan menyatakan ketidaksetujuannya terhadap pendapat
orang lain,
 Mampu mengajukan permintaan dan bantuan kepada orang lain ketika
membutuhkan,
 Mampu menyatakan perasaan, baik yang menyenangkan maupun yang
tidak menyenangkan dengan cara yang tepat.

2.3.4. Indikator Kemampuan Berani Mengutarakan Pendapat


Indikator kemampuan mengutarakan pendapat adalah sebagai
berikut:
 Kejelasan pengungkapan pendapat
 Mampu mengkomunikasikan pendapat
 Isi gagasan yang disampaikan
 Keruntutan ide/gagasan

2.3.5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Berani


Mengutarakan Pendapat
Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan mengutarakan
pendapat adalah sebagai berikut (Miller, 1990:233-237 dalam Karnadi
(2009:109):
1) Faktor internal
a. Faktor Bawaan (Innate Drive)
Faktor bawaan yang ditirunkan dari orang tua kepada anak
terutama faktor intelegensi. Anak yang intelegensinya tinggi akan
memperlihatkan superioritas linguistik, baik dari segi kuantitas
maupun dari segi kualitas.
b. Jenis Kelamin (Sex Different)
Anak laki-laki cenderung lebih mampu mengutarakan
pendapat karena anak laki-laki cenderung lebih agresif. Anak yang
agresif lebih berani dalam mengekspresikan ide atau gagasannya.

2) Faktor Eksternal
a. Pola Asuh Orang Tua (Parenting Style)
Pola asuh demokratis dimana orang tua sedikit memberi
kebebasan kepada anak untuk memilih apa yang terbaik bagi
dirinya, anak didengarkan pendapatnya, dilibatkan dalam
pembicaraan terutama yang menyangkut dengan kehidupan anak
itu sendiri. Hal itu menyebabkan anak lebih berani untuk
mengutarakan pendapat.

b. Peniruan (Modeling)
Anak cenderung meniru perilaku orang-orang disekitarnya,
termasuk dalam hal mengutarakan pendapat.

c. Hiburan (Entertainment)
Hiburan seperti radio dan televisi memiliki andil dalam
mempercepat penguasaan kosa kata pada anak sehingga anak
memiliki ketrampilan berbahasa yang baik. Anak menjadi lebih
percaya diri untuk mengutarakan pendapat kepada orang lain.

d. Teman Sebaya (Peer Influence)


Teman sebaya sangat berpengaruh terhadap kemampuan
mengutarakan pendapat anak. Karena selama disekolah atau
dirumah anak banyak berinteraksi dengan teman sebaya. Anak
memperkaya kosa kata dari proses interaksi dengan teman sebaya.
Anak lebih berani mengungkapkan perasaan atau ide dengan teman
sebaya dibanding dengan orang yang lebih tua.
e. Pendidikan Di Sekolah (Education)
Metode mengajar guru, prosedur dan kemampuan guru
turut mempengaruhi anak dalam mengutarakan pendapat. Guru
mengajar dengan metode pembelajaran yang menuntut anak untuk
mengutarakan pendapat. Metode pembelajaran harus inovatif yang
bisa menggairahkan peran serta siswa. Selain itu pembelajaran
juga harus memenuhi prinsip adanya komunikasi dua arah, yang
memungkinkan anak untuk bertanya dan menyampaikan pendapat.
Ada beberapa metode untuk meningkatkan kemampuan
mengutarakan pendapat, salah satunya adalah metode sosiodrama.

2.3.6. Langkah-langkah untuk Meningkatkan Kemampuan Berani


Mengutarakan Pendapat
Ada beberapa langkah perbaikan yang bisa dilakukan agar anak
memiliki kemampuan berani untuk mengutarakan pendapatnya, diantaranya:
 Orang tua hendaknya melakukan evaluasi diri dan menerima kesalahan itu
serta bersedia melakukan perubahan.
 Komunikasikan pada anak dan sampaikan permintaan maaf.
 Sampaikan harapan-harapan yang diinginkan dan sebaiknya posisikan diri
Anda jangan di atas anak. Hargai anak sebagai seseorang yang posisinya
sejajar.
 Hindari berbicara terus-menerus sehingga anak tinggal mengucapkan ya
atau tidak. Lihatlah emosinya. Menghadapi anak yang introvert jelas harus
sabar, gali perasaanya dengan pertanyaan terbuka. Jangan sesekali
mencela atau mengkritik, membandingkan, atau menasehati.
 Jadikan rumah sebagai tempat sharing.
 Gunakan permainan bila anak sulit membuka komunikasi atau dengan
pantomim yang bisa memancing tanggapan positifnya.

2.4. Berani Membela Kebenaran


2.4.1. Pengertian Berani Membela Kebenaran
Berani artinya adalah mempunyai hati yang mantap dan rasa
percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dan sebagainya,
atau tidak takut (gentar, kecut). Sedangkan membela artinya adalah memihak
untuk melindungi dan mempertahankan, menjaga baik-baik, memelihara, dan
merawat. Sementara itu, kebenaran artinya adalah persesuaian antara
pengetahuan dan objek bisa juga diartikan suatu pendapat atau perbuatan
seseorang yang sesuai dengan (atau tidak ditolak oleh) orang lain dan tidak
merugikan diri sendiri. Kebenaran adalah keadaan yang sesuai dengan nilai
esensialnya atau keadaan yang dianggap sebagai sebenarnya atau yang
orisinal. Kebenaran bisa berarti keadaan tidak bersalah, suatu ketepatan
bertalian dengan pandangan, sikap dan filosofi serta perilaku.
Jadi kesimpulan dari berani membela kebenaran adalah berani
dalam mengemukakan argumen yang menjurus kesebuah fakta, menguatkan
fakta tersebut dan menjaga fakta tersebut sampai akhir atau dengan kata lain
berani membela kebenaran artinya orang tersebut berani membela apa yang
menurutnya benar dan merupakan fakta (tidak menyembunyikan
kebohongan) dengan alasan yang tepat.
Dalam konteks hukum, berani membela kebenaran dapat di artikan
sebagai sesuatu dengan tidak menutup-nutupi sutau tindak kejahatan
misalnya, ketika kita tahu seorang bertindak kejahatan kita siap untuk menjasi
saksi dipengadilan, hal ini sudah dapat diartikan sebagai membela kebenaran
dan keadilan.
Dalam pendidikan karakter Islam, menegakkan kebenaran sangat
membutuhkan keberanian, terutama menghadapi orang-orang yang memiliki
kekuatan atau kekuasaan. Seorang pemberani dituntut untuk bisa
menyampaikan kebenaran kepada siapa pun, termasuk kepada penguasa yang
zhalim (aniaya). Terkait dengan ini, Nabi Muhammad saw. bersabda: “Jihad
yang paling afdlal adalah memperjuangkan keadilan di hadapan penguasa
yang zhalim.” (HR. Abu Daud dan al-Tirmidzi). Harus diakui, tidak kecil
resiko yang bakal ditanggung orang yang melakukan keberanian seperti itu.
Namun, jika hal 3 itu dilakukan semata-mata karena Allah, tentu Allah akan
menolongnya. Dalam salah satu ayat al-Quran, Allah Swt. berfirman: “Hai
orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia
akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad [47]:
7).

2.4.2. Faktor yang Mempengaruhi Pribadi Untuk Bersikap Berani Dalam


Memberla Kebenaran
 Faktor keimanan terhadap Allah SWT.
 Faktor kecintaanya terhadap akhirat dan memandang rendah
kehidupan duniawi.
 Faktor lingkungan yang menjadikan diri semakin mantab dalam
membela kebenaran.
 Faktor internal yang selalu berpikir positif bahwasanya Allah SWT
akan selalu menolong dirinya.

2.4.3. Contoh Perilaku yang Mencerminkan Sikap Berani Dalam


Membela Kebenaran
Berani dalam kebenaran berarti kita berani melakukan sesuatu
untuk berbuat benar, tepat/berjuang dalam mempertahankan kebenaran yang
betul betul harus dipertahankan. Berani dalam kebenaran merupakan salah
satu sikap terpuji yang harus kita miliki dan kembangkan dalam kehidupan
sehari-hari. Berani tidak berarti kita harus berjuang dengan mengorbankan
diri kita kepada orang lain. Berani juga dapat dilakukan dengan berbagai cara
lainnya. Salah satunya adalah lewat perkataan dan pemikiran. Dengan
bertindak demikian, kita sudah dianggap melakukan keberanian, terutama di
zaman sekarang ketika kesatuan dan persatuan bangsa dan negara Indonesia
diserang dengan pemikiran dan ideologi yang berpotensi merusak persatuan
dan kesatuan kita sebagai satu bangsa dan negara. Oleh karena itu, kita harus
selalu bersikap berani dalam kebenaran.
Adapun contoh sikap berani dalam kebenaran yang dapat kamu
lakukan dalam kegiatan sehari-hari adalah sebagai berikut:
 Berani jujur, meski ketika teman-teman atau orang lain memaksa kita
untuk berbohong/menyatakan yang sebaliknya atau ketika kita
menghadapi ancaman.
 Tidak mencontek saat ulangan ataupun ujian.
 Ketika diberikan kepercayaan oleh orang tua untuk membeli sesuatu, kita
membeli barang tersebut sesuai dengan harganya dan jika ada kembalian,
mengembalikannya pada orang tua.
 Menolak berita hoax atau berita palsu.
 Menyampaikan sesuatu atau informasi dengan valid (benar).
 Tidak bersikap memfitnah atau mengkambinghitamkam.

2.4.4. Manfaat Bagi Individu yang Memiliki Sikap Berani Membela


Kebenaran
 Mendapatkan pahala yang besar, sebab kita telah melaksanakan
salah satu perintah Allah SWT yang meminta kita untuk senantiasa
bersikap Amar ma’ruf nahi munkar.
 Kedzoliman yang ada baik dari ruang lingkup keluarga hingga
negara dapat dikurangi, dicegah, bahkan dihilangkan.
 Keadilan akan menyelimuti muka bumi Allah SWT.
 Menghindarkan bangsa dari disintegrasi bangsa.
 Kehidupan akan menjadi tentram, damai, tenang, dan sejahtera.
 Orang yang mati dalam membela kebenaran atau membela di Jalan
Allah, maka syahid hukumnya.

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Keberanian adalah suatu sifat mempertahankan dan
memperjuangkan apa yang dianggap benar dengan menghadapi segala bentuk
bahaya, kesulitan, kesakitan, dan lain-lain.Hidup tanpa keberanian adalah
hidup yang sia-sia. Orang-orang yang mempunyai keberanian akan sanggup
menghidupkan mimpi-mimpi dan mengubah kehidupan pribadi sekaligus
orang-orang di sekitarnya. Adanya perubahan menjadikan diri kita berani
membuat kemajuan yang lebih besar.
Latihan untuk menjadi pribadi yang berani paling bagus di lakukan
sejak dini, karna masa-masa dini adalah masa-masa di mana seorang individu
mampu menangkap dengan mudah ibaratkan menulis tinta hitam di atas
kertas putih. Namun bukan berarti masa-masa dewasa tidak baik, hanya saja
dalam masa remaja atau dewasa, kita lebih di hadapi dengan situasi atau
tantangan yang kurang mendukung. Keberanian yang positif akan membawa
manfaat yang positif begitu pun sebaliknya.

3.2. Saran
Sebagai seorang dengan karakter yang baik dan sebagai seorang
tenaga kesehatan, kita di wajibkan untuk memiliki sikap berani dalam bidang
apapun yang termasuk ke dalam berani positif. Karena dengan berani, kita
akan menjadi pribadi yang lebih baik lagi dalam menyikap berbagai persoalan
atau pun masalah yang kita hadapi dalam kehidupan ini.

DAFTAR PUSTAKA

Budiman, S. 2012. Berani Teriak, Berani Bertindak. Jakarta


Barat:PT.Bhuana Ilmu Populer

Anda mungkin juga menyukai