Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Masalah Kesehatan Remaja


Sub pokok bahasan : Masalah Kesehatan Gizi, Reproduksi, dan Psikososial
Sasaran : Anggota PMR dan OSIS SMPN 180 Jakarta
Hari/Tanggal : Selasa/26 Maret 2019
Alokasi waktu : 50 menit (1x50 Menit)
Tempat : Ruang Kelas SMPN 180 Jakarta

A. Latar Belakang
Sehat adalah keadaan sejahtera seutuhnya baik secara fisis, jiwa maupun
sosial, bukan hanya terbebas dari penyakit atau kecacatan. Remaja merupakan
kelompok masyarakat yang hampir selalu diasumsikan dalam keadaan sehat.
Padahal banyak remaja yang meninggal sebelum waktunya akibat kecelakaan,
percobaan bunuh diri, kekerasan, kehamilan yang mengalami komplikasi dan
penyakit lainnya yang sebenarnya bisa dicegah atau diobati. Banyak juga
penyakit serius akibat perilaku yang dimulai sejak masa remaja contohnya
merokok, penyakit menular seksual, penyalahgunaan narkotika, alkohol,
psikotropika, dan zat adiktif lainnya (NAPZA), Human Immunodeficiency Virus -
Acquired Immunodeficiency Syndrome (HIV-AIDS), kurang gizi, dan kurang
berolahraga. Semua ini, yang akan mencetuskan penyakit atau kematian pada usia
muda.
Pada masa remaja terjadi perubahan baik fisis maupun psikis yang
menyebabkan remaja dalam kondisi rawan pada proses pertumbuhan dan
perkembangannya. Masa ini merupakan masa terjadinya proses awal pematangan
organ reproduksi dan perubahan hormonal yang nyata. Remaja menghadapi
berbagai masalah yang kompleks terkait dengan perubahan fisis, kecukupan gizi,
perkembangan psikososial, emosi dan kecerdasan yang akhirnya menimbulkan
konflik dalam dirinya yang kemudian memengaruhi kesehatannya. Remaja yang
mengalami gangguan kesehatan berupaya untuk melakukan reaksi menarik diri
karena alasan-alasan tersebut. Pencegahan terhadap terjadinya gangguan
kesehatan pada remaja memerlukan pengertian dan perhatian dari lingkungan
baik orangtua, guru, teman sebayanya, dan juga pihak terkait agar mereka dapat
melalui masa transisi dari kanak menjadi dewasa dengan baik.

B. Tujuan pembelajaran
1. Tujuan Instruktural Umum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan mengenai masalah kesehatan remaja selama
1x50 menit, diharapkan anggota PMR dan OSIS SMPN 180 Jakarta mampu
memahami mengenai masalah kesehatan remaja.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 1 x 50 menit, anggota PMR
dan OSIS SMPN 180 Jakarta diharapkan mampu :
a. Mengetahui pengertian kesehatan
b. Mengetahui masalah kesehatan yang terjadi pada remaja

C. Materi : (Terlampir)
a. Pengertian kesehatan
b. Masalah kesehatan pada remaja

D. Metode:
1. Ceramah, tanya jawab.

E. Media/ alat bantu


1. Powerpoint, modul
F. Kegiatan belajar mengajar (KMB)
NO Tahap Waktu Kegiatan pendidikan Metode Alat bantu/
kesehatan media
1 Perkenalan 10 menit a) Mengucapkan salam Ceramah Powerpoint
b) Menjelaskan tujuan
c) Apreasiasi tentang
materi yang akan
dijelaskan
2 Kerja 20 menit Menjelaskan kepada Ceramah dan Powerpoint,
anggota PMR dan OSIS tanya jawab modul
SMPN 180 Jakarta,
mengenai :
1. Pengertian kesehatan
2. Masalah kesehatan
pada remaja

15 menit Memberikan kesempatan


anggota PMR dan OSIS
SMPN 180 Jakarta untuk
bertanya.
35 menit
3 Terminasi 5 menit  Merangkum materi Ceramah Powerpoint
yang telah di
jelaskan.
 Mengevaluasi secara
lisan untuk
mengetahui tingkat
pencapaian TIK
 Menutup penyuluhan
dengan ucapkan
salam.
G. Evaluasi
1. Jenis tes : formatif
2. Bentuk tes : lisan
3. Pertanyaan :
a. Jelaskan pengertian kesehatan?
b. Apa saja masalah kesehatan pada remaja?

H. DAFTAR PUSTAKA
BKKBN. 2001. Remaja Mengenai Dirinya. Jakarta: BKKBN.
Departemen Kesehatan RI. 2001. Pedoman Kesehatan Jiwa Remaja (Pegangan
Bagi Dokter Puskesmas). Jakarta: Depkes.
IDAI. 2013. Kesehatan Remaja di Indonesia. www.idai.or.id/artikel/seputar-
kesehatan-anak/kesehatan-remaja-di-indonesia. Diakses pada tanggal 24
Maret 2019.
Lampiran:

MATERI PENGAJARAN
Pokok Bahasan : Masalah Kesehatan Remaja
Sub pokok bahasan : Masalah Kesehatan Gizi, Reproduksi, dan Psikososial

Kesehatan menurut Kemenkes adalah keadaan normal dan sejahtera anggota


tubuh, sosial, dan jiwa pada seseorang untuk dapat melakukan aktivitas tanpa
gangguan yang berarti dimana ada kesinambungan antara kesehatan fisik, mental, dan
sosial seseorang termasuk dalam melakukan interaksi dengan lingkungan.

Remaja perlu diperhatikan kesehatannya karena pertumbuhan dan perkembangan


yang pesat dari aspek fisik, emosi, intelektual, dan sosial pada masa remaja
merupakan pola karakteristik yang ditunjukkan dengan rasa keingintahuan yang besar,
keinginan untuk bereksperimen, berpetualang, dan mencoba bermacam tantangan,
selain cenderung berani mengambil risiko tanpa pertimbangan matang terlebih
dahulu. Ketersediaan akan akses terhadap informasi yang baik dan akurat, serta
pengetahuan untuk memenuhi keingintahuan mempengaruhi keterampilan remaja
dalam mengambil keputusan untuk berperilaku. Remaja akan menjalani perilaku
berisiko, bila keputusan yang diambil dalam menghadapi konflik tidak tepat dan
selanjutnya menerima akibat yang harus ditanggung seumur hidupnya dalam berbagai
bentuk masalah kesehatan fisik dan psikososial. Beberapa masalah kesehatan pada
remaja diantaranya adalah:

1. Masalah gizi pada remaja


Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada remaja merupakan masalah
penting, karena selain mempunyai resiko penyakit tertentu juga dapat
mempengaruhi kebugaran dan daya konsentrasi remaja. Ada beberapa masalah
gizi yang sering dijumpai pada remaja yaitu anemia, Kurang Energi Kronik
(KEK), dan gizi lebih (obesitas).
a. Anemia
1) Pengertian Anemia
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar haemoglobin (Hb) dalam
darah kurang dari normal. Anemia di masyarakat dikenal juga sebagai
kurang darah. Sebagian masyarakat menganggap anemia sebagai tekanan
darah rendah, namun anemia berbeda dengan tekanan darah rendah. Batas
anemia apabila kadar Hb:
Anak usia sekolah <12 gram %

Wanita dewasa <12 gram %

Ibu hamil <11 gram %

Laki-laki dewasa <13 gram %

Ibu menyusui <12 gram %

2) Penyebab Anemia
Penyebab anemia adalah ketidakseimbangan antara konsumsi bahan
makanan sumber zat besi yang masuk kedalam tubuh dengan kebutuhan
tubuh akan zat besi. Selain konsumsi zat besi yang kurang dari kebutuhan,
anemia juga dapat disebabkan oleh karena meningkatnya kebutuhan tubuh
akan zat besi misalnya ibu hamil, masa tumbuh kembang remaja, akibat
penyakit kronis seperti TBC, infeksi dan lain-lain.
3) Tanda dan Gejala Anemia
Tanda-tanda fisik yang mudah dikenali pada remaja yang menderita
anemia dikenal dengan 5L yaitu Lemah, Letih, Lesu, Lelah, Lalai. Selain
itu sering disertai dengan keluhan pusing dan mata berkunang-kunang.
Akibat anemia:
a) Menurunnya kemampuan tubuh
b) Menurunnya konsentrasi belajar
c) Menurunnya kebugaran tubuh
d) Menurunnya daya tahan tubuh terhadap penyakit
e) Menghambat tumbuh kembang
4) Penanggulangan Anemia
Penyebab anemia sebagian besar adalah kekurangan konsumsi zat besi
dalam makanan sehari-hari. Anemia dalam jangka pendek dapat
ditanggulangi dengan pemberian Tablet Tambah Darah atau dikenal
dengan TTD sesuai jumlah dan takarannya. Sedangkan jangka panjang
dianjurkan mengonsumsi bahan makanan sehari-hari yang mengandung
tinggi zat besi seperti hati sapi, hati ayam, daging, ikan, telur, kacang
kedelai, kacang hijau, sayuran hijau, dan lain-lain.

b. Kurang Energi Kronik (KEK)


Kurangnya konsumsi zat gizi khususnya kurang energi (sumber
karbohidrat) yang terus menerus dapat mengakibatkan remaja menderita
kekurangan energi kronik (KEK). Untuk menanggulangi masalah KEK pada
remaja, perilaku gizi yang tidak tepat perlu diubah melalui:
1) Makanlah aneka ragam makanan
2) Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi
3) Makanlah sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi
4) Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan
energi
5) Makanlah makanan sumber zat besi
6) Biasakan sarapan pagi
7) Minumlah air putih dengan jumlah yang cukup
8) Lakukanlah kegiatan fisik dan olahraga secara teratur
9) Hindari minuman beralkohol

c. Gizi Lebih (Obesitas)


Gizi lebih merupakan suatu kondisi yang diakibatkan oleh asupan
energi yang melebihi kebutuhan tubuh. Kelebihan energi tersebut akan
disimpan tubuh sebagai cadangan energi dalam bentuk lemak sehingga
mengakibatkan seseorang menjadi gemuk. Akibat buruk dari gizi lebih adalah
berisiko untuk mengalami penyakit degenerative seperti penyakit jantung,
diabetes, dan tekanan darah tinggi.

2. Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja


Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut
sistem, fungsi, dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Kesehatan
reproduksi merupakan keadaan sehat secara fisik, mental, dan sosial secara utuh,
tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecatatan yang berkaitan dengan
sistem, fungsi, dan proses reproduksi pada laki-laki dan perempuan. Reproduksi
sehat berkaitan dengan sikap dan perilaku sehat yang bertanggung jawab dari
seseorang berkaitan dengan alat reproduksi dan fungsi-fungsinya serta pencegahan
terhadap gangguan-gangguan yang mungkin timbul. Remaja perlu mengetahui
kesehatan reproduksi agar memiliki informasi yang benar mengenai proses
reproduksi serta berbagai faktor yang ada disekitarnya. Dengan informasi yang
benar, diharapkan remaja memiliki sikap dan tingkah laku yang bertanggung
jawab mengenai proses reproduksi.
Masalah terkait kesehatan reproduksi remaja, berdasarkan hasil berbagai
penelitian adalah :
a. Remaja telah aktif secara seksual sebelum tercapai kematangan mental sosial.
Penyebabnya antara lain merasa sudah siap melakukan hubungan seksual,
keingintahuan tentang seks, keinginan menjadi popular, tidak ingin diejek,
pengaruh media massa, serta paksaan dari orang lain untuk melakukan
hubungan seksual
b. Kehamilan yang tidak diinginkan remaja
Kehamilan yang tidak diinginkan disebabkan oleh hubungan seks pranikah
serta pernikahan dini selain itu kurangnya pengetahuan yang lengkap dan
benar tentang proses terjadinya kehamilan. Dampak langsungnya adalah
meningkatnya tindakan aborsi atau pengguguran.
c. Kondisi remaja yang tidak menunjang kehamilan yang sehat (belum matang
fisik, anemia, KEK, dan lain-lain)
d. Percobaan pengguguran kandungan yang tidak aman.
Pencobaan pengguguran kandungan yang tidak aman akan menyebabkan
perdarahan, infeksi, bahkan kematian.
e. Terkena infeksi menular seksual
Penyakit menular seksual biasanya dialami oleh remaja yang aktif secara
seksual. Beberapa penyakit menular seksual diantaranya adalah gonorea,
sifilis, klamidia, herpes genitalis, HIV, dan lain-lain.
f. Resiko berganti-ganti pasangan
g. Resiko komplikasi kehamilan dan persalinan
h. Resiko melahirkan bayi BBLR dan kelainan lainnya.

3. Masalah Psikososial Remaja


a. Emosi
Emosi adalah reaksi sesaat yang biasanya muncul dalam bentuk perilaku
sedangkan perasaan adalah sesuatu yang sifatnya lebih menetap. Pada masa
remaja, kepekaan emosi biasanya meningkat sehingga rangsangan sedikit saja
sudah menimbulkan luapan emosi yang besar misalnya menjadi mudah marah
atau mudah menangis. Kepekaan emosi yang meningkat dapat berbentuk
menyendiri, mudah marah, gelisah dengan bentuk perilaku seperti menggigit
kuku, menggaruk-garuk, dan sebagainya.
b. Depresi
Banyaknya masalah yang dihadapi remaja sehingga banyak konflik yang
akhirnya menimbulkan reaksi menarik diri atau melarikan diri ke hal-hal
negatif. Stress yang terlalu berat, berlarut-larut dan tidak terselesaikan dapat
menimbulkan gangguan jiwa yaitu depresi.
Gejala depresi adalah perasaan sedih dan tertekan yang menetap, putus asa
dan tidak dapat menikmati kegiatan yang biasa dilakukan.
Tanda dari depresi pada remaja adalah gangguan perilaku, misalnya
menentang guru atau orangtua, sulit belajar, kenakalan remaja, kebut-kebutan,
berkelahi atau tawuran, perilaku seks berisiko, dan lain-lain.
Pencegahan agar gangguan tersebut tidak terjadi adalah memerlukan
pengertian dari orangtua, guru, dan kerabatnya untuk memberikan bimbingan
agar remaja mampu melewati masa transisinya dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

BKKBN. 2001. Remaja Mengenai Dirinya. Jakarta: BKKBN.


Departemen Kesehatan RI. 2001. Pedoman Kesehatan Jiwa Remaja (Pegangan
Bagi Dokter Puskesmas). Jakarta: Depkes.
IDAI. 2013. Kesehatan Remaja di Indonesia. www.idai.or.id/artikel/seputar-
kesehatan-anak/kesehatan-remaja-di-indonesia. Diakses pada tanggal 24
Maret 2019.

Anda mungkin juga menyukai