Prolog :
Disebuah desa hiduplah keluarga kecil bernama bapak Somad dan istrinya ibu
Mei.Hari ini merupakan hari yang sangat di nantikan yaitu menyambut kedatangan anak
pertama mereka yang diberi nama Dimas.Ibu Mei kini menjadi seorang ibu yang baru
pertamakali melakukan peran sebagai seorang ibu dan menginginkan yang terbaik untuk
kesehatan bayinya.
Akan tetapi keinginan tersebut bertolak belakang dengan kenyataan dan si ibu pun tidak ingin
melakukan perannya sebagai seorang ibu.Dimana ibu Mei ingin selalu tampil selayaknya
seperti dia masih gadis. Dia tidak ingin ada perubahan di bentuk tubuh, poster tubuhnya.
Keluarga selalu memberikan masukan pendapat kepada ibu Mei agar bisa belajar dan
melakukan perannya dengan baik tetapi banyak benturan-benturan yang terjadi pada dirinya.
Ibu Mei :Selamat pagi dedek sayang,anak bunda sudah bangun,anak pintar
(menggendong dari box bayi) Dedek olahraga dulu,di jemur dulu di bawah
sinar matahari karena sinar matahari merupakan sumber vitamin D alami yang
membantu penyerapan tubuh dan pertumbuhan tulang.Sinar matahari juga
menjaga suhu tubuh bayi tetap hangat.(memijat badan dedek bayi)
Ibu Romlah : Selamat pagi ibu Mei,aduh ganteng sekali,kapan pulang dari rumah sakit
Bu? (mencubit bayi)
Ibu Mei : Tadi malam bu,
Ibu Romlah : Ibu Mei tidak mengambil jasa baby sister untuk membantu ibu merawat
Anak ibu.
Ibu Mei : Tidak bu,saya di bantu ibu mertua saya,untuk sementara waktu mertua saya
Tinggal disini.
Ibu Romlah : Memang lebih baik begitu bu,jadi ada yang membantu ibu,sudah
Berpengalaman pula.
Ibu Mei : Iya bu,saya masih dalam tahap proses belajar,saya juga akan merawat dan
Menjaga anak saya dengan baik
Ibu Romlah : Iya ibu,semua kan butuh proses lama kelamaan akan terbiasa.Maaf saya
Pamit dulu.
Ibu Mei : Iya ibu terima kasih
Pada suatu sore,pak Somad pulang dari kantor.Terdengar suara tangisan sang bayi
Ibu Mei : iiiihhhh dedek jorok, kalau pipis jangan digendongan ibu,ibu kan baru
Saja selesai mandi,aduuuuuhhh kooootooor (panik dan berteriak)
Pak Somad : Ibu tidak boleh begitu,itu sudah menjadi hal yang wajar,tidak perlu
panik dan berteriak
Ibu Mei : Aduuuuuhhhh pak ibu baru saja selesai mandi badan ibu jadi bau pesing
Mendengar suara ibu Mei teriak dengan kencangnya karena anaknya
mengompol datanglah ibu mertua.
Pak somad : ibu, saya permisi mau rapat di Balai Desa ya bu, sudah jangan diambil hati
sikap Mei itu bu.
Mertua : iya nak hati-hati,Mei Dimas nangis ini sudah waktunya
menyusui(menimang-nimang Dimas)
Mei : Sebentar buuu,(menghampiri ibu) tapi nanti kalau saya menyusui
Setelah mei mandi Dimas masih dalam keaadaan menangis
Mertua : Mei ini dimasmasih nangis mugkin dia haus ,coba kamu susui mei
Mei : Air susuku ndak keluar ibu ,kasih aja dimas susu formula bu
Mertua : Dicoba mai nanti air susunya pasti akan keluar.
Mei : kasih susu formula aja bu , nanti kalo payudaraku besar sebelah gemana bu
nantikan bentuk tubuhku jadi jelek , kendor semua dan badanku ndak kencang
lagi bu.
Keesokan harinya sang ibu mertua bingung mau masak apa. Tiba-tiba dengan
suara orang jual sayur.
Siang harinya sang ibu mertua datang kerumah ibu bidan untuk meminta
ibu bidan datang kerumahnya untuk memeriksa Mei dan bayinya.
Mertua : asalamualaikum
Bidan : waalaikum salam, ada yang bisa saya bantu bu?
Mertua : begini bu bidan,apakah ibu bisa datang kerumah menantu saya untuk
memberikan bimbingan serta memeriksa menantu saya dan bayinya.Apakah
hari ini ibu ada waktu kosong?
Bidan : oh iya bu, kebetulan hari ini saya sedang tidak bertugas
Mertua : apakah sekarang ibu bisa?
Bidan : Oh iya bu bisa
Mertua : ya sudah sekarang saja bu sekalian serempak dengan saya
Setibanya dirumah Mei, ibu mengatuk pintu.
Mertua : asalamualaikum,
Mei : waalaikum salam bu, sebentar (Mei pun membuka pintu). Eh ada ibu
bidan, mari silahkan masuk bu.
Mertua : Mei, ini ibu bidan yang akan memeriksamu dan juga bayimu.
Bidan : iya ibu Mei, saya datang kesini atas permintaan ibu mertuamu agar
memeriksmu juga bayimu.
( tiba-tiba suami datang )
Pak somad : Lho ada apa ini kok rame-rame ?
Julia : ini lo pak, bu bidan akan memeriksa anak kita
Pak somad : oh ya sudah, silahkan bu bidan
Bidan : anak bapak sama ibu baik-baik saja, namun di selakangan adik bayi ada
bentolan yang berisi cairan
Ibu Mei : bu bidan, ada apa ya dengan anak saya?(panik)
Pak somad : apakah bentolan itu berbahaya atau tidak bu?
Bidan : begini Pak, Bu, mungkin dedeknya jarang ganti pempers bayi
Mertua : itulah bu bidan, Mei merasa jijik kalau anaknya ngompol ataupun BAB
Bidan : tidak boleh begitu bu Mei, mengganti pakaian bayi saat dia pipis dan BAB
itu adalah kewajiban seorang ibu dan ibu juga tidak boleh memakaikan
pempers setiap hari, kasihan bayinya bu. Di pempers yang sudah terkena air
kencing bayi tersebut banyak mengandung bakteri dan kuman sehingga dapat
menyebabkan bentolan-bentolan yang berisi cairan di selakang anak ibu.
Mei : iya bu bidan
Pak somad : dengerin tuh Bu!
Bidan : iya bu, kalau anak ibu sakit kan kasihan anak ibu dan ibu juga yang repot.
Jadi mulai sekarang ibu tidak boleh lagi merasa jijik saat anak kita pipis atau
BAB.
Mei : iya bu bidan, mulai sekarang saya akan belajar untuk tidak jijik saat anak
saya pipis atau BAB dan saya akan berusaha menjadi seorang ibu yang lebih
tanggap dalam memperhatikan kesehatan anak saya.
Akhirnya setelah mendapat asuhan dari ibu bidan, Mei tidak lagi merasa jijik
saat anaknya pipis atau BAB. Dan juga, Mei dapat merawat dengan baik
bayinya. Sehingga bayinya tumbuh menjadi anak yang subur dan sehat.
Kesimpulan
Seorang ibu yang telah melahirkan juga membutuhkan asuhan kebidanan untuk
membantu seorang wanita agar bisa berhasil berperan sebagai seorang ibu yang baik.
Keberhasilan itu tidak hanya melibatkan proses fisiologi, tetapi juga psikologis dan
emosional yang memotifasi keinginan untuk menjadi orang tua pada pencapaiannya.