Anda di halaman 1dari 6

Tokoh :

Bu mei : Cici Lestari Ningrum


Pak somad : Fariska Oktaviana
Mertua : Erika Atikah Sari
Bidan : Isabella Putri Ramadhani
Tukang sayur / Narator : Novita Indri Astuti
Ibu Romlah (Tetangga) : Sri Wahyuningsih

Prolog :
Disebuah desa hiduplah keluarga kecil bernama bapak Somad dan istrinya ibu
Mei.Hari ini merupakan hari yang sangat di nantikan yaitu menyambut kedatangan anak
pertama mereka yang diberi nama Dimas.Ibu Mei kini menjadi seorang ibu yang baru
pertamakali melakukan peran sebagai seorang ibu dan menginginkan yang terbaik untuk
kesehatan bayinya.
Akan tetapi keinginan tersebut bertolak belakang dengan kenyataan dan si ibu pun tidak ingin
melakukan perannya sebagai seorang ibu.Dimana ibu Mei ingin selalu tampil selayaknya
seperti dia masih gadis. Dia tidak ingin ada perubahan di bentuk tubuh, poster tubuhnya.
Keluarga selalu memberikan masukan pendapat kepada ibu Mei agar bisa belajar dan
melakukan perannya dengan baik tetapi banyak benturan-benturan yang terjadi pada dirinya.
Ibu Mei :Selamat pagi dedek sayang,anak bunda sudah bangun,anak pintar
(menggendong dari box bayi) Dedek olahraga dulu,di jemur dulu di bawah
sinar matahari karena sinar matahari merupakan sumber vitamin D alami yang
membantu penyerapan tubuh dan pertumbuhan tulang.Sinar matahari juga
menjaga suhu tubuh bayi tetap hangat.(memijat badan dedek bayi)

Terlihat ibu-ibu(tetangga) lewat di depan rumah ibu Mei.

Ibu Romlah : Selamat pagi ibu Mei,aduh ganteng sekali,kapan pulang dari rumah sakit
Bu? (mencubit bayi)
Ibu Mei : Tadi malam bu,
Ibu Romlah : Ibu Mei tidak mengambil jasa baby sister untuk membantu ibu merawat
Anak ibu.
Ibu Mei : Tidak bu,saya di bantu ibu mertua saya,untuk sementara waktu mertua saya
Tinggal disini.
Ibu Romlah : Memang lebih baik begitu bu,jadi ada yang membantu ibu,sudah
Berpengalaman pula.
Ibu Mei : Iya bu,saya masih dalam tahap proses belajar,saya juga akan merawat dan
Menjaga anak saya dengan baik
Ibu Romlah : Iya ibu,semua kan butuh proses lama kelamaan akan terbiasa.Maaf saya
Pamit dulu.
Ibu Mei : Iya ibu terima kasih

Pada suatu sore,pak Somad pulang dari kantor.Terdengar suara tangisan sang bayi

Pak Somad : Buuuuuuu,ibu Dimas itu nangis bu,....(mencari-mencari istrinya)


Ibu Mei : Iyaaaa pak,sebentar ini lagi pake lipstik
Pak Somad : Ibu ini bagaimana sih bu,bapak sudah mendengar Dimas menangis dari
Halaman rumah
Ibu Mei : Iya pak,tadi ibu mandi setelah itu memakai make up dulu sebentar
(menggendong bayi)
Pak Somad : Lain waktu jangan seperti itu bu,
Ibu Mei : Iya pak,itu kan sudah menjadi kebiasaan ibu dulu selesai mandi langsung
Pake make up.
Pak Somad : Iya itu dulu,sekarang ibu sudah menjadi seorang ibu yang bertugas
Mengurusi anak,sekarang anak menjadi fokus kedua setelah bapak

Tiba-tiba sang bayi mengompol digendongan sang ibu.

Ibu Mei : iiiihhhh dedek jorok, kalau pipis jangan digendongan ibu,ibu kan baru
Saja selesai mandi,aduuuuuhhh kooootooor (panik dan berteriak)
Pak Somad : Ibu tidak boleh begitu,itu sudah menjadi hal yang wajar,tidak perlu
panik dan berteriak
Ibu Mei : Aduuuuuhhhh pak ibu baru saja selesai mandi badan ibu jadi bau pesing
Mendengar suara ibu Mei teriak dengan kencangnya karena anaknya
mengompol datanglah ibu mertua.

Mertua : e, e, e ada apa ini kok ribut-ribut?


Pak Somad : ini bu, anak cuma mengompol saja teriak-teriak tidak karuan.
Ibu Mei : Aduuuhhh ibu saya baru saja selesai mandi,lalu nanti jika saya yang
mengganti popok tangan saya jadi bau pesing, kuku saya rusak,kulit menjadi
keriput,umur saya kan masih muda ibu.
Mertua : jangan begitu Mei, itu anakmu, jadi sudah kewajibanmu untuk
merawatnya!
Ibu Mei ; ya sudah ibu sajalah yang merawat dia saat mengompol.Saya mau mandi
lagi(bayi dalam keadaan menangis)
Mei menyerahkan bayi yang digendongnya kepada ibu mertuanya.

Pak somad : ibu, saya permisi mau rapat di Balai Desa ya bu, sudah jangan diambil hati
sikap Mei itu bu.
Mertua : iya nak hati-hati,Mei Dimas nangis ini sudah waktunya
menyusui(menimang-nimang Dimas)
Mei : Sebentar buuu,(menghampiri ibu) tapi nanti kalau saya menyusui
Setelah mei mandi Dimas masih dalam keaadaan menangis
Mertua : Mei ini dimasmasih nangis mugkin dia haus ,coba kamu susui mei
Mei : Air susuku ndak keluar ibu ,kasih aja dimas susu formula bu
Mertua : Dicoba mai nanti air susunya pasti akan keluar.
Mei : kasih susu formula aja bu , nanti kalo payudaraku besar sebelah gemana bu
nantikan bentuk tubuhku jadi jelek , kendor semua dan badanku ndak kencang
lagi bu.

Keesokan harinya sang ibu mertua bingung mau masak apa. Tiba-tiba dengan
suara orang jual sayur.

Tukang sayur : sayur, sayur, yur sayur


Mertua : bu, sayur bu
Tukang sayur : iya bu, mau sayur apa?
Mertua : kangkung bu,
Lalu datang tetangga depan rumah ibu mei untuk membeli sayur.

Ibu Romlah : eh ibu, beli sayur bu?


Mertua : iya bu
Ibu Romlah : ibu, bagaimana dengan keadaan menantu dan cucu ibu?,kemarin saya
Bertemu dengan menantu ibu,menantu ibu itu penyayang ya,sangat telaten
Dalam merawat anaknya.
Tukang sayur : iya bu, tadi saya melihat menantu ibu menggendong-nggendong, cucu ibu di
depan gang
Mertua : kalau soal itu iya bu, tapi dia itu orangnnya serba jijikan dan tidak sabaran
Tukang sayur : jijikan bagaimana bu?
Ibu Romlah : iya bu bagaimana emangnya?
Mertua : dia sering teriak teriak jika anaknya pipis atau BAB
Ibu Romlah : suruh saja ibu bidan kerumah untuk memberitahu dan memeriksa keadaan
mei dan bayinya.
Tukang sayur : dan ibu juga memberitahu menantu ibu, kalau perbuatan seperti itu kan
kasihan sama bayinya.
Mertua : iya bu, nanti saya kerumah ibu bidan. Dan terima kasih ya bu atas sarannya
Tukang sayur : iya bu sama sama.

Siang harinya sang ibu mertua datang kerumah ibu bidan untuk meminta
ibu bidan datang kerumahnya untuk memeriksa Mei dan bayinya.

Mertua : asalamualaikum
Bidan : waalaikum salam, ada yang bisa saya bantu bu?
Mertua : begini bu bidan,apakah ibu bisa datang kerumah menantu saya untuk
memberikan bimbingan serta memeriksa menantu saya dan bayinya.Apakah
hari ini ibu ada waktu kosong?
Bidan : oh iya bu, kebetulan hari ini saya sedang tidak bertugas
Mertua : apakah sekarang ibu bisa?
Bidan : Oh iya bu bisa
Mertua : ya sudah sekarang saja bu sekalian serempak dengan saya
Setibanya dirumah Mei, ibu mengatuk pintu.

Mertua : asalamualaikum,
Mei : waalaikum salam bu, sebentar (Mei pun membuka pintu). Eh ada ibu
bidan, mari silahkan masuk bu.
Mertua : Mei, ini ibu bidan yang akan memeriksamu dan juga bayimu.
Bidan : iya ibu Mei, saya datang kesini atas permintaan ibu mertuamu agar
memeriksmu juga bayimu.
( tiba-tiba suami datang )
Pak somad : Lho ada apa ini kok rame-rame ?
Julia : ini lo pak, bu bidan akan memeriksa anak kita
Pak somad : oh ya sudah, silahkan bu bidan

Bidan pun memeriksa keadaan bayi dan juga keadaan Mei.

Bidan : anak bapak sama ibu baik-baik saja, namun di selakangan adik bayi ada
bentolan yang berisi cairan
Ibu Mei : bu bidan, ada apa ya dengan anak saya?(panik)
Pak somad : apakah bentolan itu berbahaya atau tidak bu?
Bidan : begini Pak, Bu, mungkin dedeknya jarang ganti pempers bayi
Mertua : itulah bu bidan, Mei merasa jijik kalau anaknya ngompol ataupun BAB
Bidan : tidak boleh begitu bu Mei, mengganti pakaian bayi saat dia pipis dan BAB
itu adalah kewajiban seorang ibu dan ibu juga tidak boleh memakaikan
pempers setiap hari, kasihan bayinya bu. Di pempers yang sudah terkena air
kencing bayi tersebut banyak mengandung bakteri dan kuman sehingga dapat
menyebabkan bentolan-bentolan yang berisi cairan di selakang anak ibu.
Mei : iya bu bidan
Pak somad : dengerin tuh Bu!
Bidan : iya bu, kalau anak ibu sakit kan kasihan anak ibu dan ibu juga yang repot.
Jadi mulai sekarang ibu tidak boleh lagi merasa jijik saat anak kita pipis atau
BAB.
Mei : iya bu bidan, mulai sekarang saya akan belajar untuk tidak jijik saat anak
saya pipis atau BAB dan saya akan berusaha menjadi seorang ibu yang lebih
tanggap dalam memperhatikan kesehatan anak saya.

Akhirnya setelah mendapat asuhan dari ibu bidan, Mei tidak lagi merasa jijik
saat anaknya pipis atau BAB. Dan juga, Mei dapat merawat dengan baik
bayinya. Sehingga bayinya tumbuh menjadi anak yang subur dan sehat.

Kesimpulan

Seorang ibu yang telah melahirkan juga membutuhkan asuhan kebidanan untuk
membantu seorang wanita agar bisa berhasil berperan sebagai seorang ibu yang baik.
Keberhasilan itu tidak hanya melibatkan proses fisiologi, tetapi juga psikologis dan
emosional yang memotifasi keinginan untuk menjadi orang tua pada pencapaiannya.

Anda mungkin juga menyukai