KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada ALLAH SWT atas segala rahmat, hidayat serta
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai pemenuhan tugas mata
kuliah Etika Profesi Kebidanan yang membahas tentang bagaimana keterkaitan antara sikap dan
perilaku profesionalisme seorang bidan dalam praktiknya yang didasarkan atas peraturan serta
kode etik yang telah ditetapkan sebagai pedoman pelayanan kebidanan, yang bertujuan agar
seorang bidan dapat mengimplementasikan segala hal sesuai dengan peraturan tata kode etik
profesi kebidanan yang berlaku sehingga dapat menghindari aspek-aspek ilegal dalam praktik
pelayanan kebidanan.
Dalam penyusunan makalah ini, kami mengalami banyak kendala. Namun berkat
kerjasama dari kelompok serta dukungan dari temanteman maupun bimbingan Dosen mata
kuliah Etika Profesi Kebidanan makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Kelompok menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, meskipun demikian
kami berkeyakinan bahwa diantara yang buruk/ kurang, tentu ada sekelumit kecil yang berguna,
maka dengan kerendahan hati, kami memberanikan diri menyajikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang
membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga harapan tujuan penulisan makalah ini dapat
tercapai. Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada segenap pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini. Kritik dan saran yang membangun selalu kami
harapkan demi kebaikan penyusunan makalah selanjutnya.
Kata Pengantar
i
Daftar Isi
ii
Daftar Pustaka
B. Apa Saja yang Harus Dihindarkan Oleh Seorang Bidan ...? page
Kata Penutup
A. Dalam mencegah terjadinya Pelanggaran dalam Pelaksanaan dan Pelayanan
Kebidanan apa saja yang harus dilakukan oleh Bidan dalam menjalankan
BPM..?
Sebagai seorang bidan hal yang harus dihindarkan adalah kegiatan wanprestasi yang
berkaitan dengan perjanjian terapeutik. Perjanjian terapeutik adalah perjanjian antara bidan dengan
pasien, berupa hubungan hukum yang melahirkan hak dan kewajiban bagi bidan dan pasien.
Perjanjian terapeutik berbeda dengan perjanjian pada umumnya yaitu memiliki sifat khusus pada
obyek perjanjiannya. Objek perjanjian terapeutik adalah berupa upaya atau terapi berupa
penyembuhan pasien.
Perjanjian terapeutik adalah suatu perjanjian untuk menentukan atau upaya untuk mencari
terapi yang paling tepat bagi pasien yang dilakukan oleh bidan. Jadi objek perjanjian terapeutik
adalah bukan janji kesembuhan pasien, melainkan mencari upaya yang tepat untuk kesembuhan
pasien.
Hubungan hukum antara pasien dengan bidan dalam tindakan medis cenderung kearah
perjanjian yang membawa pengaruh terhadap perluasan tanggung jawab bidan yaitu tanggung
jawab etika dan atau tanggung jawab hukum tertentu yang bersifat interdisipliner hukum.
Dalam menjalankan praktek kebidanan bidan tidak melakukan perbuatan diluar
kewenangan seorang bidan contohnya tidak melakukan aborsi dalam bentuk dan alasan apapun,
serta segala jenis malpraktek yang bisa merugikan klien. Malpraktek yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan ini bisa masuk lapangan hukum pidana apabila memenuhi persyaratan 3 aspek yakni :
1. Syarat dalam sikap batin dokter atau tenaga kesehatan.
2. Syarat dalam perlakuan medis.
3. Syarat mengenai hal akibat.
Pada dasarnya syarat dalam perlakuan medis adalah perlakuan medis yang menyimpang
syarat mengenai sikap bathin yaitu syarat sengaja atau culpa dalam malpraktek kesehatan dan
syarat akibat adalah syarat mengenai timbulnya akibat kerugian bagi kesehatan atau nyawa pasien.
Akan tetapi yang akan dibahas dalam makalah ini hanya "Kewajiban Bidan terhadap
Masyarakat dan pemerintah".
Ikatan Bidan Indonesia sebagai organisasi profesi kesehatan yang menjadi wadah
persatuan dan kesatuan para Bidan di Indonesia menciptakan Kode Etik Bidan Indonesia yang
disusun atas dasar penekanan keselamatan klien diatas kepentingan lainnya.
Terwujudnya kode etik ini merupakan bentuk kesadaran dan kesungguhan hati dari setiap Bidan
untuk memberikan pelayanan kesehatan secara profesional dan sebagai anggota tim kesehatan
pada umumnya. KIA/KB dan kesehatan keluarga pada khususnya.
Mengupayakan segala sesuatu agar kaumnya pada detik-detik yang sangat menentukan
pada saat menyambut kelahiran insan generasi secara selamat, aman dan nyaman merupakan tugas
para Bidan.
Menelusuri tuntutan masyarakat terhadap pelayanaan kesehatan yang terus meningkat
sesuai dengan perkembangan zaman dan nilai-nilai sosial budaya yang berlaku dalam masyarakat
sudah sewajarnya Kode Etik Bidan ini berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
sebagai landasan dan ideal dan Garis-Garis Besar Haluan Negara sebagai landasan operasional.
Sesuai dengan wewenang dan peraturan kebijaksanaan yang berlaku bagi Bidan, kode etik ini
merupakan pedoman dalam tata cara dan keselarasan dalam pelaksanaan pelayanan profesional.
Bidan senantiasa berupaya memberikan pemeliharaan kesehatan yang komprehensif terhadap ibu
hamil, ibu menyusui, bayi dan balita pada khususnya, sehingga mereka tumbuh berkembang
menjadi insan Indonesia yang sehat pada jasmani dan rohani dengan tetap mempertahankan
kebutuhan pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat dan keluarga pada khususnya.
Kewajiban Bidan terhadap Masyarakat dan Petunjuk Pelaksanaannya
a. Setiap Bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah jabatannya
dalam melaksanakan tugas pengabdiannya.
Petunjuk pelaksanaan Kode Etik Bidan Indonesia yaitu :
1) Bidan harus melakukan tugasnya berdasarkan tugas dan fungsi Bidan yang telah ditetapkan sesuai
dengan prosedur ilmu dan kebijaksanaan yang berlaku dengan penuh kesungguhan dan tanggung
jawab.
2) Bidan dalam melaksanakan tugasnya harus memberikan pelayanan yang optimal kepada siapa
saja, dengan tidak membedakan pangkat, kedudukan, golongan, bangsa dan agama.
3) Bidan dalam melaksanakan tugasnya tidak akan menceritakan kepada orang lain dan
merahasiakan segala yang berhubungan dengan tugasnya.
4) Bidan hanya boleh membuka rahasia pasiennya/kliennya apabila diminta
untuk keperluankesaksian pengadilan.
b. Setiap Bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan martabat
kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra Bidan
1) Pada hakekatnya manusia termasuk klien memiliki keutuhan akan intelektual dan pengakuan yang
hakiki baik dari golongan masyarakat, intelektual, menengah, maupun kelompok masyarakat
kurang mampu. Oleh karena itu Bidan harus menentukan sikap yang manusiawi (sabar, lemah
lembut dan ikhlas) memberi pelayanan.
2) Atas dasar menghargai martabat setiap insan Bidan harus memberikan pelayanan profesionalyang
memadai kepada setiap kliennya.
3) Profesional artinya memberikan pelayanan sesuai dengan bidang ilmu yang dimiliki dan
manusiawi secara penuh tanpa mementingkan diri sendiri tetapi mendahulukan kepentingan
klien serta menghargai sebagaimana Bidan mengharagai dirinya sendiri.
4) Bidan dalam memberikan pelayanan harus menjaga citra Bidan artinya Bidan sebagai profesi
memiliki nilai-nilai pengabdian yang sangat esensial yaitu bahwa jasa-jasa yang diberikan kpeada
kliennya adalah suatu keijakan sosial, dimana masyarakat akan merasakan sangat dirugikan atas
ketidakhadiran Bidan.
c. Bidan melaksanakan perannya ditengah kehidupan masyarakat :
1) Berperan sebagai penggerak PSM dengan menggali, membangkitkan peran aktif masyarakat.
2) Berperan sebagai motivator yang dapat memotivasi masyarakat untuk berubah dan berkembang
kearah peri akal, peri rasa dan perilaku yang lebih baik.
3) Berperan aktif sebagai pendidik yang mampu merubah masyarakat dari tidak tahu menjadi tahu.
4) Berperan sebagai motivator/pembaharu yang membawa hal-hal yang baru yang dapat merubah
keadaan ke arah yang lebih baik.
d. Setiap Bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien, menghormati hak
klien dan menghormati nilai-nilai yang berlaku di masyarakat
1) Kepentingan klien adalah diatas kepentingan sendiri maupun kelompok artinya Bidan harus
mampu menilai situasi saat dimana menghadapi kliennya. Berikan dahulu pelayanan yang
dibutuhkan klien dan mereka tidak boleh ditinggalkan begitu saja.
2) Mampu menghormati nilai-nilai yang ada di masyarakat artinya :
Bidan harus mampu menganalisa nilai-nilai yang ada di masyarakat dimana ia bertugas.
Bidan mampu menghargai nilai-nilai masyarakat setempat.
Bidan mampu beradaptasi dengan nilai-nilai budaya masyarakat dimana ia berada.
e. Setiap Bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien, keluarga dan
masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan yang
dimilikinya.
1) Bidan sudah siap untuk berangkat ke suatu pertemuan mendadak ada klien yang datang untuk
berkonsultan/partus, tentu kepentingan klien yang diutamakan sekalipun pertemuan tersebut
sangat penting, dengan catatan usahakan agar mengutus seseorang untuk memberi kabar.
2) Bidan sudah siap untuk ke kantor (bekerja), mendadak ada seorang anggota keluarga meminta
bantuan untuk menolong seorang bayi yang kejang, tentu saja kita utamakan untuk melihat anak
yang kejang tersebut lebih dahulu.
3) Bidan sudah merencanakan akan mengambil cuti keluar kota, tetapi sebelum berangkat pamong
meminta untuk memberikan ceramah mengenai ASI kepada masyarakat, tentu hal ini akan
didahulukan, dan seterusnya.
f. Setiap Bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan pelaksanaan tugasnya
dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatannya secara
optimal.
1) Bidan harus mengadakan kunjungan rumah/masyarakat memberikan penyuluhan serta motivasi
agar mau membentuk posyandu / PKMD / bagi yang mempunyai balita / ibu hamil memeriksakan
diri di posyandu.
2) Bidan dimana saja berada baik di kantor, di puskesmas / di rumah, di tempat praktek, maupun
ditengah-tengah masyarakat lingkungan tempat tinggal harus selalu memberikan motivasi agar
mereka hidup berprilaku sehat.
Kewajiban bidan terhadap pemerintah berdasarkan kode etik bidan indonesia terdiri dari 2
butir yang meliputi :
b. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan ketentuanketentuan
pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya dalam pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga
dan masyarakat.
c. Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan pemikirannya kepada
pemerintah untuk menngkatkan mutu jangkauan pelayanan kesehatan terutama pelayana KIA/Kb
dan kesehatan keluarga.
Adapun kewajiban bidan terhadap pemerintah sesuai PERMENKES 1464 Tahun 2010 tentang
pencatatan dan pelaporan pasal 20 :
Dalam melakukan tugasnya bidan wajib melakukan pencatatan dan pelaporan sesuai dengan
pelayanan yang diberikan.
Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan ke Puskesmas wilayah tempat praktik.
Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) untuk bidan yang bekerja di
fasilitas pelayanan kesehatan.
E. Usaha Dalam Peningkatan Mutu Pelayanan Kebidanan
Tidak hanya dari pendidikan formal bidan dapat mengembangkan pelayanan kebidanan,
tetapi juga dari pendidikan non formal yang berupa pelatihan-pelatihan yang berkesinambungan
yang diselanggarakan oleh profesi. Dengan adanya pelatihan-pelatihan ini diharapkan bidan dapat
mengembangkan diri dan kemampuannya, sehingga bidan dapat memberikan pelayanan yang
berkualitas.
Seorang bidan yang mendirikan atau membuka praktek mandiri harus mempunyai banyak
pengalaman dan professional, Seorang dikatakan professional dalam bahasa keseharian adalah
seorang pekerja yang trampil atau cakap dalam kerjanya biarpun ketrampilan tersebut produk dari
fungsi minat dan belajar dari kebiasaan. Hal ini sangat berpengaruh dengan mutu yang dimiliki
oleh BPM tersebut. Apabila seorang bidan telah profesional maka setiap yang dilakukan, baik
sikap, maupun cara melayani pasien akan bersifat profesional pula seperti :
1. Melayani pasien tanpa memandang status ekonomi.
2. Ramah, tamah dan berbudi pekerti yang luhur.
3. Memberikan fasilitas tempat dengan penuh kenyamanan, mulai dari keindahan ruangan, ruang
untuk menunggu, dan dilengkapi mainan untuk pasien anak-anak sehingga lebih senang dan tidan
merasakan kejemuhan untuk diperiksa.
4. Semua pelayanan yang kita berikan harus beda dengan bidan-bidan yang lain karena dengan
adanya perbedaan atau kesan yang lain akan memeberikan suatu khas/ciri dari BPM yang kita
miliki.
5. Yang sangat penting adalah melakukan asuhan kebidanan sesuai standart dan kode etik kebidanan.
Praktek bidan adalah serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan
kepada pasien (individu, keluarga, dan masyarakat) sesuai dengan kewenangan dan
kemampuannya. Bidan yang menjalankan praktek harus memiliki SIPB sehingga dapat
menjalankan praktek pada saran kesehatan atau program. Pelayanan BPM sebagai suatu usaha
mempunyai prisip dasar antara lain :
A. Kesimpulan
Istilah atau kata etika sering kita dengar, baik di ruang kuliah maupun dalam kehidupan sehari-
hari tidak hanya dalam segi keprofesian tertentu, tetapi menjadi kata-kata umum yang sering
digunakan, termasuk diluar kalangan cendekiawan. Dalam profesi bidan etika lebih dimengerti
sebagai filsafat moral. Berdasarkan pembahasan diatas kita telah mengetahui etika serta nilai
dalam profesi kebidanan. Dengan kita mengetahui nilai etika kebidanan maka dalam penyerapan
dan pembentukan nilai oleh tenaga bidan dapat dilakukan dengan tepat dan tidak melenceng dari
nilai serta kode etik kebidanan serta standar pelayaan yang telah ditetapkan.
B. Saran
Diharapkan tenaga bidan memhami tentang apa itu etika kebidanan dan batasan-batasan
wewenang seorang bidan, sehingga dengan mudah menyerap dan membetuk nilai etika kebidanan.
Agar pelayanan yang diberikan kepada masyarakat tidak mengecewakan dan tidak ada pihak yang
dirugikan