Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TEORI ERNESTINE WIEDENBACH

Dosen Pengampu : Vonny Khresna Dewi,S.Si.T,M.Kes

Disusun Oleh

Kelompok 2 :

Dwi Lestari (P07124217137)

Ema Hernita (P07124217139)

Erma (P07124217142)

Hesty Oktaviana (P07124217144)

Mardiah (P07124217147)

Rakhma Mulianisaa (P07124217161)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMETRIAN KESEHATAN


BANJARMASIN

DIV KEBIDANAN

2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Bahwa kami telah menyelesaikan
tugas mata pelajaran Konsep Kebidanan dengan membahas “Konsep Kebidanan Menurut
Teori Ernestine Wiedenbach” dalam bentuk makalah dalam penyusunan tugas atau materi ini,
tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam
penyusunan materi ini tidak lain berkat kerja sama dan pengertian dari kelompok kami.
Sehingga kendala-kendala yang kami hadapi teratasi.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan untuk
pengalaman bagi para pembaca,untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami,kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Banjarbaru, 14 Maret 2018

Penyusun
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

`A. LATAR BELAKANG


Secara umum teori dan konsep adalah hal yang sangat berkaitan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam pelayanan kebidanan, teori-teori yang digunakan
dalam praktik kebidanan berasal dari konseptual model kebidanan. Teori atau konsep
sejatinya adalah penjelasan dari suatu kejadian dan fenomena. Proses penjelasan ini
memerlukan pemikiran yang dalam.

Konsep atau teori adalah gambaran tentang objek dari suatu kejadian atau objek yang
digunakan oleh peneliti untuk menggambarkan fenomena sosial yang menarik perhatiannya.
Konseptual model merupakan gambaran abstrak suatu ide yang menjadi dasar suatu
disiplin ilmu. Konseptual model dapat memberikan gambaran abstrak atau ide yang
mendasari disiplin ilmu dan kemudian diterapkan sesuai dengan bidang masing-masing.
Salah satu konsep atau teori tersebut adalah teori dari Ernestine Wiedenbach.
Wiedenbach adalah seorang nurse-midwife yang juga teoris di bidang keperawatan. Ia
berkualifikasi sebagai perawat pada tahun 1925, dan menjadi nurse-midwife pada tahun 1946.
Salah satu karya besarnya adalah kolaborasi dengan filsuf Dickoff dan James tahun 1960 (
Dickoff et al.,1992 a dan b ) ketika ia menjadi mahasiswa di Yale University School of
Nursing. Namun masih banyak sebagian orang yang belum mengetahui teori tersebut. Oleh
karena itu, dalam makalah ini akan memberikan penjelasan mengenai teori yang
dikemukakan oleh Ernestine Wiedenbach.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja konsep model kebidanan menurut Ernestine Wiedenbach ?

2. Apa tujuan teori Ernestine Wiedenbach?

C. TUJUAN

1. Mengetahui apa saja konsep model kebidanan menurut Ernestine Wiedenbach.

2. Mengetahui dari tujuan teori Ernestine Wiedenbach.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Ernestine Wiedenbach


Ernestine adalah seorang perawat kebidanan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas
Yale, yang sangat tertarik pada masalah seputar keperawatan maternitas yang terfokus pada
keluarga ( Famili-Centered_Maternity Nursing ). Ia berkualifikasi sebagai perawat dengan
bekerja di klinik selama puluhan tahun pada tahun 1925, dan menjadi nurse-midwife pada
tahun 1946. Salah satu karya terbesarnya adalah koloborasi dengan filsuf Dickoff dan James
tahun 1960 ( Dickoff et all., 1992 a dan b ) ketika ia menjadi mahasiswa di Yake University
School of Nursing.
Menurut teori Ernestine Wiedenbach, konsep model kebidanan dibagi menjadi 5
elemen, yaitu :
1. The Agents (meliputi perawat, bidan atau tenaga kesehatan lain)

Filosofi yang dikemukakan adalah tentang kebutuhan ibu dan bayi yang segera untuk
mengembangkan kebutuhan yang lebih luas yaitu kebutuhan untuk persiapan menjadi orang
tua.

Contoh kasus :
Bidan R memberikan konseling kepada wanita yang baru saja menjadi seorang ibu setelah
proses persalinan yang dialaminya berjalan dengan lancar. Bidan R memberikan informasi
mengenai apa saja yang harus atau perlu dilakukan selama merawat bayinya. Bidan R juga
memberikan informasi mengenai apa saja yang dibutuhkan bayi selama masa
perkembangannya agar tumbuh menjadi anak yang cerdas atau menjadi anak yang sesuai
dengan harapan orang tua.

Tenaga kesehatan juga harus memerhatikan 4 elemen dalam “clinical nursing”. 4 elemen
dalam “clinical nursing”tersebut adalah :
a. Filosofi, cara yang ditempuh seorang bidan dalam memikirkan hidup dan bagaimana
kepercayaan mereka mempengaruhi mereka.
b. Tujuan, sasaran dimana bidan bermaksud mencapai akhir dari tindakan yang diambil. Semua
aktifitas dimaksudkan untuk mencapai agar seusatu hal menjadi lebih baik.
c. Praktek, tindakan dimana bidan melaksanakan sesuatu dalam rangka memelihara kebutuhan
pasien.
d. Seni atau Keterampilan, kemampuan untuk memahami kebutuhan klien, dan mampu
mengembangkan suatu intuisi dalam hubungan dengan aktifitas mereka.

Selain itu, Ernestine juga yakin bahwa ada 3 poin dasar dalam filosofi keperawatan, yaitu :
a. Menghargai atas kehidupan yang telah diberikan.
b. Menghargai sebuah kehormatan, sesuatu yang berharga, otonomi dan individualisme pada
setiap orang.
c. Resolusi dalam menerapkan dinamisasi terhadap orang lain.

2. The Recipient (meliputi wanita, keluarga, dan masyarakat)


Wiedenbach sendiri berpandangan bahwa recipient adalah individu harus dipandang
sebagai seorang yang berkompeten dan mampu melakukan segalanya sendiri. Jadi bidan atau
perawat memberi pertolongan hanya apabila individu tersebut mengalami kesulitan dalam
memenuhi kebutuhan sendiri.
Contoh kasus :
Bidan L memberikan informasi mengenai cara memandikan bayi dengan benar, cara
memberikan ASI pada bayi dengan benar, cara memberikan pola tidur dan menidurkan bayi
dengan benar pada Ny.M beberapa hari setelah bersalin. Hal tersebut bertujuan agar ibu dapat
melakukan semuanya sendiri tanpa bantuan bidan secara terus menerus.

3. The Goal atau Purpose : Goal dari intervensi


Tujuan asuhan adalah membantu orang yang membutuhkan pertolongan. Konsep
Ernestine tujuan akhir dari perawatan “sebuah ukuran atau tindakan yang diperlukan dan
diinginkan seseorang dan berpotensi untuk merubah atau memperpanjang kemampuan
seseorang tersebut untuk mengatasi keterbatasan”(Danko et., 1989 cite Wiendenbach, 1964)
Disadari bahwa kebutuhan masing-masing individu perlu diketahui sebelum
menemukan goal. Bila sudah menemukan kebutuhan ini, maka dapat diperkirakan goal yang
akan dicapai dengan mempertimbangkan tingkah laku fisik, emosional atau psikologis yang
berbeda dari kebutuhan yang biasanya disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing
individu dengan memperhatikan tingkah laku fisik, emosional atau psikologis. Untuk bisa
mengidentifikasi kebutuhan pasien, bidan harus menggunakan mata, telinga, tangan, serta
pikirannya.
Contoh kasus :
Bidan U melakukan tindakan atau intervensi hanya pada saat Ny. U mendapat kendala yang
menyebabkan Ny. U tidak dapat memenuhi kebutuhan secara memuaskan.

4. The Means
Dalam pencpaian tujuan ini seorang bidan memerlukan pengetahuan, keadilan dan
keterampilan.
Untuk mencapai tujuan dari asuhan kebidanan, Wiedenbach menentukan beberapa
tahap, yaitu :
a. Identifikasi kebutuhan klien, sebelum mengidentifikasi kebutuhan klien maka memerlukan
keterampilan dan ide dari seorang bidan. Misalnya, sebelum menentukan tindakan atau
intervensi, seorang bidan harus melakukan pengumpulan data yang berupa riwayat kesehatan,
riwayat kehamilan, riwayat pernikahan klien.

Contoh kasus :
Bidan melakukan pendataan pada seorang ibu hamil 6 bulan yang mengalami keluhan tidak
adanya dorongan-dorongan (tendangan-tendangan) yang dilakukan bayi didalam kandungan.
Pendataan tersebut meliputi riwayat kesehatan, riwayat kehmilan, riwayat persalinan, riwayat
pernikahan. Pendataan tersebut bertujuan agar tujuan mengidentifikasi dapat terpenuhi dan
identifikasi menjadi lebih rinci.

b. Ministration, yaitu memberikan dukungan dalam pencarian pertolongan yang dibutuhkan.


Jadi, Seorang bidan memberikan asuhan dukungan perencanaan untuk menemukan
pertolongan yang tepat pada kasus yang di alamiklien.
Contoh kasus :
Seorang klien ingin melakukan KB. Maka seorang bidan dapat memberikan obat serta
penanganan yang tepat.

c. Validation,Memberi bantuan sesuai dengan kebutuhan. Maksudnya yaitu mengecek apakah


bantuan yang diberikan oleh bidan merupakan bantuan yang dibutuhkan klien.
Contoh kasus :
Ada seorang ibu pasca melahirkan, jika ibu belum sanggup melakukan aktifitas sendiri,
seorang bidan wajib mendampingi ibu sesuai kebutuhannya, seperti membantu personal
hyginenya.
d. Coordination, koordinasi sumber-sumber atau tenaga yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan klien. Jadi, Seorang bidan membangun komunikasi dengan klien dan keluarga
klien agar dapat mengetahui kebutuhan-kebutuhan yang sesuai untuk klien.
Contoh kasus :
Seorang Bidan meminta seorang ibu untuk melakukan pemeriksaan USG pada dokter. Hal
tersebut disetujui oleh ibu. Pemeriksaan USG dilakukan untuk mengetahui posisi kepala
rahim karena, bidan kesulitan untuk menemukan posisi tersebut. Pasien pun sangat
memerlukan informasi USG tersebut demi kelancaran proses persalinan yang akan
dihadapinya nanti.

Untuk bisa membantu pasien, bidan harus mempunyai :


a. Pengetahuan, artinya agar bidan bisa memahami kebutuhan dan kelainan-kelainan pada
pasien.
b. Penilaian, artinya bidan mampu mengambil keputusan dalam memberikan tindakan kepada
klien.
c. Keterampilan, artinya bidan memiliki keterampilan untuk memenuhi kebutuhan pasien.

5. Framework (Kerangka Kerja)


Framework adalah kerangka kerja yang terdiri dari lingkungan sosial, organisasi, dan
profesional. Bahwa dalam kehidupan sehari-hari bidan tidaklah bekerja sendiri namun, ia
juga memerlukan tenaga kesehatan yang lainnya atau disebut managemen team.
Contoh kasus :
Seorang bidan desa melakukan penyuluhan pada ibu-ibu hamil di desa tersebut. Penyuluhan
tersebut dibantu oleh teman-teman bidan yang lain serta ditolong oleh beberapa perawat yang
membantu menyampaikan beberapa hal penting pada ibu-ibu hamil.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dalam teori Ernestine Wiedenbach terdapat 5 konsep (teori) model asuhan kebidanan,
yaitu :

1. The Agent : bidan, perawat, atau tenaga kesehatan yang lain.


2. The Recipent : Individu, keluarga, masyarakat.
3. The Goal : tujuan dari intervensi.
4. The Means : metode yang dilakukan untuk mencapai tujuan.
5. Tha Framework : keragka kerja (organisasi sosial, lingkungan sosial, dan professional).
Serta terdapat 4 tahap untuk mencapai tujuan dari asuhan kebidanan, antara lain :
1. Identifikasi kebutuhan klien.
2. Validation, mengecek apakah bantuan yang diberikan merupakan bantuan yang dibutuhkan.
3. Ministration, yaitu memberi dukungan pencarian pertolongan yang dibutuhkan.
4. Coordination, koordinasi sumber-sumber yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan klien.

B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat dengan sebaik-baiknya, namun sebagai manusia kami
tidak lepas dari kesalahan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun kami sangat
diharapkan untuk menyempurnakan makalah ini diwaktu yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Sumiaty, Niluh, 2013. Konsep Kebidanan, In Media

http://kebidananardianti.blogspot.co.id/2016/02/makalah-teoriernestine-wiedenbach-
dosen.html

Anda mungkin juga menyukai