Anda di halaman 1dari 11

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN

PADA ANAK DENGAN DIARE

DI RUNG ANAK RSUD ULIN BANJARMASIN

TAHUN 2015
KONSEP DASAR

DIARE

A. Pengertian

Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak
seperti biasanya. Perubahan yang terjadi berupa perubahan peningkatan
volume,keenceran, dan frekuensi dengan atau tanpa lender darah, seperti lebih dari 3
kali/hari dan pada neonatus lebih dari 4 kali/hari. ( Hidayat.,A. Aziz Alimul, 2008 )

Diare dikatakan sebagai keluarnya tinja berbentuk cair sebanyak tiga kali sehari atau
lebih dalam 2 jam pertama, dengan temprature rectal diatas 38°c (Nursalam,2005)

B. Jenis Diare

Menurut Hidayat, A. Aziz Alimul (2008), jenis-jenis diare antara lain sebagai berikut
:

1. Diare Akut

Diare Akut adalah diare yang terjadi sewaktu-waktu. Penyebabnya sebagai


berikut :

a. Gangguan jasad renik/bakteri yang masuk ke dalam usus halus setelah


melewati berbagai rintangan asam lambung

b. Jasad renik yang berkembang pesat di dalam usus halus

c. Racun yang dikeluarkan oleh bakteri

d. Kelebihan cairan usus akibat racun

2. Diare Kronis

Pada diare kronis kejadiannya lebih kompleks. Diare kronis atau menetap yang
berakhir 14 hari atau lebih lama, karena :

a. Gangguan bakteri jamur dan parasit

b. Malabsorbsi kalori dan lemak

c. Gejala-gejala sisa karena cidera usus oleh setiap enteropatogen pasca infeksi
akut
C. Etiologi

Menurut Ngastiyah (1995), dapat dibagi dalam beberapa faktor yaitu :

1. Faktor Infeksi

a. Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab


utama diare pada anak. Infeksi enteral ini meliputi :

1) Infeksi bakteri : E coli, salmonella, shigella, vibria cholera


2) Infeksi virus : eterovirus, adenovirus
3) Infeksi parasit : cacing (ascaris), protozoa ( trichomonas hominis ),
Jamur (candida albicans )

b. Infeksi parental yaitu infeksi pda bagian tubuh lain diluar alat pencernaan
seperti:transilofaringtis (radang tonsil), radang tenggorokan. Keadaan ini
terutama terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun.

2. Faktor Malabsorbsi

a. Malabsorbsi karbohidrat ( disakarida, monosakarida )


Disakarida (intoleransi laktosa, maltose, dan sukrosa), monosakarida
(intoleransi
glukosa, fruktosa, dan galaktosa ). Pada bayi dan anak yang terpenting dan
tersering adalah intoleransi laktosa.
b. Malabsorbsi lemak
Dalam makanan terdapat lemak yang disebut triglyserida. Dengan bantuan
kelenjar lipase dan terjadi kerusakan mukosa usus, diare dapat terjadi.
Gejalanya adalah tinja mengandung lemak.
c. Malabsorbsi protein.
3. Faktor makanan
Makanan yang mengakibatkan diare adalah makanan yang tercemar, basi,
beracun, dan kurang matang.
4. Faktor psikologis
Rasa takut dan cemas walaupun jarang, dapat menimbulkan diare terutama pada
anak yang lebih besar.
5. Sanitasi lingkungan
Hygine dan sanitasi yang buruk, mempermudah penularan diare baik melalui
makanan, air minuman yang tercemar kuman penyebab maupun air sungai.
6. Pendapatan keluarga
Keadaan ekonomi yang rendah pada umumnya berkaitan erat dengan berbagai
masalah kesehatan yang mereka hadapi disebabkan karena ketidakmampuan
keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka terhadap gizi, perumahan
dan lingkungan yang sehat, pendidikan dan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Pada
umumnya seoiang yang pendapatannya tinggi dapat memenuhi kebutuhan dasar
(basic need) sehari-hari seperti sandang,pangan dan papan, sehingga keluarga
yang sejahtera.

7. Faktor Gizi
Keadaan gizi yang buruk akan mempengaruhi lamanya diare dan komplikasinya.
Anak dengan status gizi kurang kalori protein akan mengalami gangguan
keseimbangan elektrolit dan diare mempercepat proses ini. Pemberian ASI (Air
susu ibu) serta makanan bergizi terbukti meningkatkan daya tahan terhadap
diare.

D. Patofisiologi
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah :
1. Gangguan osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotik meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam
ronga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya
sehingga timbul diare.
2. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertenu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare
timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
3. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan menjadi berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap
makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya jika peristaltik menurun akan
mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya akan menimbulkan
diare.
Patogenesis diare akut yang masuk jsad renik yang masih hidp ke dalam usus halus
setelah melewati rintangan asam lambung. Jasad renik itu berkembang biak di
dalam usus halus. Kemudian jasad renik mengeluarkan toksin. Akibat toksin
tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.
Patogenesis diare kronik lebih kompleks dan faktor-faktor yang menimbulkannya
ialah infeksi bakteri, parasit, malabsorbsi, malnutrisi dan lain-lain.
Sebagai akibat diare akut 3maupun kronis akan terjadi kehilangan air dan elektrolit
(dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya gangguan keseimbangan asam basa.
E. Gejala
Menurut Nursalam (2005), gejala diare, anatara lain :
1. Bayi atau anak menjadi cengeng dan gelisah, suhu badan tinggi
2. Tinja bayi encer, berlendir, atau berdarah
3. Warna tinja kehijauan akibat bercampur dengan cairan empedu
4. Anus lecet
5. Gangguan gizi akibat asupan makanan yang kurang
6. Muntah sebelum dan sesudah diare
7. Hipoglikemia (Penurunan kadar gula darah)
8. Dehidrasi (Kekurangan cairan)

F. Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi pada anak yang menderita diare menurut Nursalam
(2005), adalah :
1. Dehidrasi
2. Renjatan hipovolemik
3. Hipokalsemi
4. Hipoglikemia
5. intoleransi sekunder akibat kerusakan villi mukosa usus dan defisiensi enzim
lactuse
6. Kejang terjadi pada dehidrasi hipertonik
7. Memahami energy protein, karena selain diare dan muntah penderita juga
mengalami kelaparan.

G. Penatalaksanaan
Menurut Hidayat, A. Aziz Alimul (2008), penatalaksanaan pada diare antara lain
adalah melakukan rehidrasi pada pasien. Tindakan rehidrasi ini dilaksanakan
berdasarkan tingkatan atau derajat dari dehidrasi. Pada dasarnya, rehidrasi dilakukan
berdasarkan derajat dehidrasinya dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Dehidrasi ringan
1 jam pertama 25-50 ml/kgBB selanjutnya 125 ml/kgBB/hari
2. Dehidrasi sedang
1 jam pertama 50-100 ml/kgBB selanjutnya 125 ml/kgBB/hari
3. Dehidrasi berat
a. Bayi baru lahir (BB 2-3 kg)
Kebutuhan cairan : 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250ml/kgBB/24 jam
b. Bayi Berat Lahir Rendah (BB<2kg)
Kebutuhan cairan 250ml/kgBB/24 jam, pemberian cairaj 4 glukosa 10%
+ 1 NaHCO3 1⁄2 %, dengan pemberian 4 jam pertama 25
ml/kgBB/jam, 20 jam berikutnya 150 ml/kgBB/20 jam
c. Usia 1 bulan – 2 tahun (BB 3-10 kg)
Cara pemberian adalah 1 jam pertama 40 ml/kgBB/jam kemudian
dilanjutkan 7 jam berikutnya 12 ml/kgBB/menit dan 16 jam kemudian
125 ml/kgBB
d. Usia 2-5 tahun (BB 10-15 kg)
Cara pemberian adalah 1 jam pertama 30 ml/kgBB/jam kemudian
dilanjutkan 7 jam berikutnya 10 ml/kgBB/menit dan 16 jam kemudian
125 ml/kgBB
e. Usia 5-10 tahun (BB 15-25 kg)
1) Melakukan penatalaksanaan atau observasi terhadap jumlah
cairan yang masuk dan keluar (mengukur status dehidrasi), seperti
turgor kulit,muntahan, membarane mukosa, berat badan, mata dan
ubun-ubun besar.
2) Memantau adanya tanda renjatan hipovolemik, seperti denyut
jantung atau nasi cepat tapi kecil dan kesadaran menurun.
3) Pantau adanya tanda asidosis metabolic.
4) Memberikan penjelasan kepada keluarga tentang hal-hal yang
menyebabkan kurangnya volume cairan, factor yang
menyebabkan terjadinya diare, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan
Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika

Ngastiyah. 1995. Perawatan Anak Sakit, Jakarta: EGC

Nursalam. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (Untuk Perawat dan Bidan).
Jakarta: Salemba Medika

http://www.astaqauliyah.com/blog/read/1895/artikel-kedokteran-patofisiologi-gejala-
klinik-dan-penatalksanaan-diare.html oleh Asri Tadda pada 15 juni 2010
diunduh pada tanggan 01 Oktober 2005 pukul 00.18 WITA
DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN

PADA ANAK DENGAN DIARE

DI RUANG ANAK RSUD ULIN BANJARMASIN

TAHUN 2015
PENGKAJIAN

HARI/Tanggal: Jum’at, 18 September 2015

Jam : 15.40 WITA

No. RMK : 1.14.45. XX

IDENTITAS

a. Anak

Nama : By.N

Umur : 8 Bulan

Jenis Kelamin : Laki-laki

B. Orang Tua

Istri Suami

Nama : Ny.H Tn.H

Umur : 34 Tahun 38 Tahun

Agama : Islam Islam

Pendidikan : SD SMA

Pekerjaan : IRT Swasta

Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia Banjar/Indonesia

Alamat : Kalayan, Banjarmasin Kalayan, Banjarmasin


PROLOG

Pada tanggal 17 September 2015, pukul 22.00 WITA, inu beserta anak datang ke RSUD
Ulin Banjarmasin dan dirawat di IGD, Ibu mengatakan sejak 2 hari yang lalu anak BAB
cair berampas berwarna kuning, sejak tadi malam perut kembung dan panas. Anak
sudah dibawa berobat ke puskesmas, tetapi masih belum ada perubahan. Di IGD, dapat
terapi : infuse D5 1⁄4 NS 10 tpm terpasang sejak pukul 23.00 WITA, Zinkid, oralit,
Lacto B dan paracetamol. Taggal 18 September 2015 pukul 15.30 WITA, anak
dipindahkan ke ruang Anak RSUD Ulin Banjarmasin, infuse D5 1⁄4 NS 10 tpm botol ke
2 sisa 500 ml. Anak masih diberikan ASI, PASI dan makanan tambahan lainnya.

DATA SUBJEKTIF

Ibu mengatakan sejak pagi anaknya BAB cair bermpas berwarna kuning sebanyak 5 kali
dan perut kembung.

DATA OBJEKTIF

Keadaan umum lemah, BB: 7,4 kg, PB: 67 cm, suhu: 36,6°C, Nadi: 96x/menit,
Respirasi: 40x/menit, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, mulut dan lidah
kering, perut kembung, turgor kulit kembali agak lambat, ekstriminitas baik tidak ada
sianosis, akral hangat.

ANALISA

Anak “N” umur 8 bulan dengan diare akut

PLANNING

1. Memberikan hasil pemeriksaan kepada ibu, bahwa: BB: 7,4 kg, PB: 67 cm,
suhu: 36,6°C, Nadi: 96x/menit, Respirasi: 40x/menit. Ibu mengerti
2. Observasi tanda-tanda vital
a. Jam : 16.00 WITA, suhu: 36,6°C, Nadi: 96x/menit, Respirasi: 40x/menit
b. Jam : 20.00 WITA, suhu: 36,4C, Nadi: 84x/menit, Respirasi: 44x/menit
3. Observasi intake dan ouput
a. Jam 16.10 WITA, intake: infuse D5 1⁄4 NS 10 tpm botol ke 2( tersisa 480
ml) biscuit (1 kali, 2 biscuit), Output: BAB cair sedikit-sedikit (1 kali), BAK
beiringan dengan BAB (1 kali)
b. Jam 20.10 WITA, Intake infuse D5 1⁄4 NS 10 tpm botol ke 2( tersisa 360
ml) ASI (2 kali) Output: BAB cair sedikit-sedikit (2 kali), BAK beiringan
dengan BAB (2 kali).
4. Memberikan KIE :
a. Memenuhi nutrisi anak, tetap berikan ASI,PASI,makanan lainnya (seperti:
biscuit,bubur nasi)
b. Memberikan Zinkid 20 mg, 2x1 hari
c. Memberikan oralit sebanyak 400 cc setiap BAB
d. Memberikan obat paracetamol sesuai dosis 0,6 ml jika anak panas (Jika
lebih dari 4 jam, anak masih panas, obat paracetamol boleh diberikan lagi)
dan di berikan kompres hangat (sesuai ketentuan bagian anak)
Ibu mengerti.
5. Memenuhi nutrisi anak :
Jam 16.30 WITA, bubur nasi, (anak menghabiskan separo dari porsi yang
diberikan.
6. Melanjutkan pemberian pengobatan :
a. Zinkid 2 x 1 hari 20 mg diberikan jam 16.00 WITA
b. Oralit 400 cc setiap BAB diberikan jam 16.00 WITA
Jam 17.30 WITA, jam
19.00 WITA
c. Infuse D5 1⁄4 NS 10 tetes per menit terpasang botol ke 2
CATATAN PERKEMBANGAN
No Hari/Tanggal Catatan Perkembangan
1 Sabtu, S Ibu mengatakan anaknya sejak tadi malam sampai sekarang
19 September BAB 1 kali dan berampas, anak sudah banyak minum dan
2015 makan
14.00 WITA
Keadaan umum baik, suhu:37,3°C, Nadi:106 x/m, Respirasi:
O 44 x/m, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak tkterik, perut
tidak kembung, kulit kemerahan, turgor kukit baik,
ekskrimitas baik, akral hangat, infuse terpasang botol ke 3
(tersisa 325 ml)

Anak “N” usia 8 bulan dengan diare akut yang sebagian besar
masalah sudah teratasi

A 1. Memberikan hasil pemeriksaan kepada ibu suhu:37,3°C,


Nadi:106 x/m, Respirasi: 44 x/m. Anak sudah membaik dan
diizinkan pulang oleh dokter. Ibu mengerti
2. Observasi tanda-tanda vital
P Jam 14.20 WITA, suhu:37,1°C, Nadi: 90 x/m, Respirasi: 44
x/m.
3. Observasi intake dan output
Jam 14.30 WITA, Intake infuse D5 1⁄4 NS 10 tpm botol ke
3( tersisa 310 ml), PASI (1 kali). Output: Tidak ada BAB
dan BAK
4. Memberikan KIE :
a. Menjaga kebersihan diri anak, mengganti pakaian
setiap basah dan kotor
b. Mencegah penularan, mencuci tangan sebelum dan
sesudah membersihkan anak BAB/BAK dan sebelum
membuatkan PASI.
Ibu mengerti
5. Memenuhi nutrisi anak :
Jam 14.00 WITA, bubur nasi, (anak menghabiskan separo
dari porsi yang diberikan)
6. Infuse akan dilepas, melepaskan infuse pukul 15.30 WITA
7. Anak pulang pukul 15.30 atas izin dokter.

Anda mungkin juga menyukai