Kesehatan
1.
SEP
12
KONSEP KEBIDANAN
Pendahuluan:
Model dalam teori kebidanan indonesia mengadopsi dari beberapa model negara dengan
berdasarkan dari beberapa teori yang sudah ada disamping dari teori & model yang bersumber
dari masyarakat.
Model asuhan kebidanan didasarkan pada kenyataan bahwa kehamilan dan persalinan
merupakan episode yang normal dalam siklus kehidupan wanita.
Model kebidanan ini dapat dijadikan tolak ukur bagi bidan dalam memberikan pelayanan
kebidanan pada klien sehingga akan terbina suatu hubungan saling percaya dalam pelaksanaan
askeb. Dengan ini diharapkan profesi kebidanan dapat memberikan sumbangan yang berarti
dalam upaya menurunkan angka kesakitan, trauma persalinan, kematian & kejadian seksio
sesaria pada persalinan.
A. Pengertian
Model Kebidanan : Suatu bentuk pedoman atau acuan yang merupakankerangka kerja seorang
bidan dalam memberikan asuhan kebidanan.
Konseptual Model :
1. Gambaran abstrak suatu ide yang menjadi dasar suatu disiplin ilmu.
2. Pada dasarnya sama dengan pengertian konsep kerangka kerja, sistem dan skema. Menunjukan
pada ide global tentang individu, kelompok, situasi, dan kejadian yang menarik untuk suatu
ilmu. Konseptual model biasanya berkembang dari wawasan intuitif, keilmuan dan seringkali
disimpulkan dalam kerangka acuan disiplin ilmu yang bersangkutan (Fawcett,
1992) sehingga konseptual model memberikan gambaran abstrak atau ide yang mendasari
suatu disiplin ilmu.
3. Model member! kerangka untuk memahami dan mengembangkan praktek untuk membimbing
tindakan dalam pendidikan untuk mengidentifikasi pertanyaan yang harus di jawab dalam
penelitian. Konsep model ditunjukan dengan banyak cara yaitu mental model, fisikal model
dan simbolik (Lancaster and Lavcaster, 1992).
Dalam memberikan akan suatu gambaran tentang pelayanan dalam praktek kebidanan dan
memberi jawaban - jawaban atas pertanyaan, apa yangmerupakan praktek kebidanan.
3. Lingkungan
4. Kebidanan
C. Kegunaan Model
1. Untuk menggambarkan beberapa aspek (kongkrit maupun abstrak) dengan mengartikan
persamaannya seperti struktur, gambar, diagram, dan rumus. Model tidak seperti teori, tidak
memfokuskan pada hubungan antara duafenomena tapi lebih mengarah pada struktur dan
fungsi. Sebuah model pada dasarnya anologi atau gambar simbolik sebuah ide (Wilson, 1985)
2. Merupakan gagasan mental sebagai bagian teori yang memberikan bantuan ilmu-ilmu sosial
dalam mengkonsep dan menyamakan aspek-aspek dalam proses sosial (Gait dan Smith, 1976)
2. Menjelaskan siapa itu bidan, apa yg dikerjakan, keinginan, & Kebutuhan untuk :
a. Mengembangkan profesi
5. Lakukan rujukan
b. Konsep kebutuhan
c. Partnership
2. Model medical
Merupakan salah satu model yang dikembangkan untuk membantu manusia dalam
memahami proses sehat sakit dalam arti kesehatan. Tujuannya adalah sebagai kerangka kerja
untuk pemahaman dan tindakan sehingga dipertanyakan dalam model ini adalah "Dapatkah
dengan mudah dipahami dan dapatkah dipakai dalam praktek?".
Model ini dicetuskan oleh WHO dalam Deklarasi Alma Atta tahun 1978. Fokus pelayanan
ditujukan pada wanita, keluarga dan masyarakat serta sebagai sarana komunikasi dari bidan-
bidan negara lain. Tema HFA menurut Euis dan Simmet (1992) :
c. Partispasi masyarakat
e. Primary Health Care (PHC) a/ dasar pelayanan utama dari sistem pelayanan kesehatan.
PHC adalah pelayanan kesehatan pokok yang didasarkan pada praktek, ilmu pengetahuan
yang logis dan metode sosial yang tepat serta teknologi universal yang dapat diperoleh
oleh individu dan keluarga dalam komunitas melalui partisipasi dan merupakan suatu value
dalam masyarakat dan negara yang mampu menjaga setiap langkahperkembang
an berdasarkan kepercayaan dan ketentuannya.
Dari model HFA dan deftnisi PHC terdapat limakonsep (WHO, 1998) :
a. Hak penentuan kesehatan oleh cakupan populasi universal dengan penyedia asuhan
berdasarkan kebutuhan.
b. Pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif, dimana pelayanan dapat memenuhi
segala macam tipe-tipe kebutuhan yang berbeda harus disediakan dalam satu kesatuan
(semua pelayanan dalamsatu tempat).
c. Pelayanan harus efektif, dapat diterima oleh norma, dapat menghasilkan dan diatur, yaitu
pelayanan harus dapat memenuhikebutuhan yang dapat diterima oleh masyarakat dan
pelayanan harus dimonitor dan diatur secara efektif.
Delapan area untuk mencapai kesehatan bagi semua melalui PHC, delapan area ini adalah :
a. Pendidikan tentang masalah kesehatan umum & metode pencegahan dan pengontrolannya
e. Imunisasi
- Model kurikulum konseptual patnership dalam praktek kebidanan berdasarkan pada model
pelayanan kesehatan dasar. ( Guiilliland dan pairman, 1995 )
- Patnership kebidanan adalah sebuah flllosofi prospektif dan suatu model kepedulian
( model of care ) sebagai model flllosofi prospektif berpendapat bahwa wanita dan bidan
dapat berbagi pengalaman dalam proses persalinan.
- Bidan bekerja keras bahwa bidan tidak memaksakan suatu tindakan melainkan membantu
wanita untuk mengambil keputusan sendiri
- Konsep " wanita" dalam asuhan kebidanan meliputi mitra perempuan tersebut, keluarga,
kelompok dan budaya.
- Dengan membentuk hubungan antara bidan dan wanita akan membawa mereka sendiri
sebagai manusia kedalam suatu hubungan patnership yang mana akan mereka gunakan
dalam teurapetik. Bidan harus mempunyai self knowing, self nursing, dan merupakan
jaringan pribadi dan kolektif yang mendukung.
- Sebagai model of care the midwifery patnership didasarkan pada prinsip midwifery
care berikut ini :
a. Mengakui dan mendukung adanya keterkaitan antara badan, pikiran, jiwa. fisik,
dan lingkungan kultur sosial ( holism)
b. Berasumsi bahvva mayoritas kasus wanita yang bersalin dapat di tolong tanpa
adanya intervensi.
h. Dibatasi oleh hukum dan ruang lingkup prakterk individu : dengan persetujuan wanita
bidan merujuk fasilitas pelayanan kesehatan yang lebihberkualitas.
Hubungan antara wanita, bidan dan dokter harus didasari oleh rasa saling
menghormati dan saling percaya, bidan boleh mempertanyakan masalah medis atau
perlindungan hukum untuk wanita untuk alasan apapun, jika wanita tersebut tidak mampu
berbicara atas namanya sendiri.
Asuhan kebidanan secara tradisional telah memiliki asuhan yang berpusat pada
wanita.kontinuitas dari asuhan kebidanan dapat membentuk waktu yang efektif dalam
pemantauan selama kunjungan prenatal sehingga dapat terjalin hubungan therapeutic
secara personal antara bidan dan keluarganya.
Asuhan yang berkelanjutan (continuity of care) dapat membuat bidan dan keluarga
belajar satu sama lain untuk menentukan rencana dan memberikan asuhan yang baik sesuai
dengan kebutuhan, khusunya untuk klien. Dengan proses ini akan terbuka komunikasi dan
membangun komitmen dari bidan dan keluarga dalam memecahkan masalah dan membuat
keputusan bersama. Partisipasi secara alami dalam home based midwifery care
dapat memberikan kewsempatan pada calon orangtua untuk mempelajari cara-cara
mengasuh bayinya. Keterampilan ini komponen yang penting dalam pendidikan prenatal
karena bidan tidak selalu mendampingi ibu.
Hubungan therapeutic dan dukungan secara "team" yang ditetapkan dalam home
based midwifery care telah digunakan bertahun-tahun lalu. Dengan pendekatan ini
diharapkan klien bisa mandiri secara dini. Hal ini yang telah menunjukan hasil yang baik,
dimana resiko yang terjadi pada ibu bisasegera diketahui. Kernandirian dari klien atau
komponen integral dari home based midwifery care dan dapat ditetapkan sebagi sebuah
model pada wanita yang memilih melahirkan di rumahsakit.
Teori adalah seperangkat konsep atau pernyataan yang dapat secara jelas menguraikan
fenomena yang penting dalam sebuah disiplin teori yg termasuk dalam teori model kebidanan adalah :
Model yang dipengaruhi oleh Virginia Henderson Model. Terdiri dari 5 elemen :
a. Rentang Kehidupan
b. Aktivitas Kehidupan
Dalam model ini diidentifikasi adanya 12 macam kebutuhan manusia sebagai proses
kehidupan yaitu:
b. Komunikasi
c. Bernafas
d. Makanan dan minuman
e. Eliminasi
h. Mobilisasi
\. Bekerja dan bermain
j. Seksualitas
k. Tidur
2. Rosemary Methven
Merupakan aplikasi dari Oream dan Hendeson, model terhadap asuhan kebidanan, dimana
dalam sistem perawatan ada 5 metode pemberianbantuan yaitu :
b. Membimbing klien
e. Mengajarkan klien
Pencetusnya adalah suster Callista Roy (1960), sebagai dasarnya makhluk biopsikososial yang
berhubungan dengan lingkungan. Dikemukakan tiga macam stimulasi yang mempengaru
hi adaptasi kesehatan dari individu, yaitu : .
a. Vokal stimuli
b. Kontekstual stimuli Yaitu factor-faktor umum yang mempenagaruhi wanita. Contohnya : Kondisi
kehidupan yang buruk
c. Residual stimuli Yaitu faktor internal meliputi kepercayaan, pengalaman, dan sikap. Model
kebidanan ini berguna bagi bidan dalam melakukan pengkajian secara menyeluruh (holistik)
Yaitu model yang merupakan a'.val dari kesehatan individu dan komunitas (sistem klien) yang di
gambarkan sebagai pusat energi yang di kelilingioleh garis kekuatan dan pertahanan.
Menurut Rubin, seorang wanita sejak hamil sudah memiliki harapan- harapan, antara lain :
1. Ibu cenderung lebih tergantung dan lebihmemerlukan perhatian sehingga dapat berperan
sebagai calon ibu dan dapat memperhatikan perkembangan janinnya.
Tahap-tahap psikososial yg biasa dilalui oleh calon ibu dalam mencapai perannya:
a. Anticipatory stage
Seorang ibu mulai melakukan latihan peran dan memerlukan interaksi dengan anak yang
lain
b. Honeymoon stage
Ibu mulai memahami sepenuhnya peran dasar yang dijalaninya. Pada tahap ini ibu
memerlukan bantuan dari anggota keluarga yang lain.
c. Plateu Stage
Ibu akan mencoba apakah ia mampu berperan sebagai seorang ibu. Tahap ini
memerlukan waktu beberapa minggu sampai ibu kemudian melanjutkan sendiri.
d. Disengagement
Aspek-aspek yang diidentiflkasi dalam peran ibu adalah gambaran tentang idaman,
gambaran diri dan tubuh. Gambaran diri seorang wanita adalah pandangan wanita tentang
dirinya sendiri sebagai bagian dari pengalaman dirinya, sedangkan gambaran tubuh adalah
berhubungan dengan perubahan fisik yang terjadi selama kehamilan dan perubahan
spesifik yang terjadi selama kehamilan dan setelah persalinan
Seorang wanita dalam pencapaian peran sebagai ibu akan memulainya dengan meniru dan
melakukan peran seorang ibu.
b. Taking In
Seorang wanita sudah mulai membayangkan peran yang dilakukan. Introjection, projection,
dan rejection merupakan tahap dimana wanita membedakan model - model yang sesuai
dengan keinginannya.
c. Letting Go
Keberhasilan masa transisisi menjadi orang tua pada masa post partum dipengaruhi oleh :
d. Budaya
Rubin mengklasifikasikan tahapan ini menjadi 3 yaitu :
2. Ibu memfokuskan perhatian pada pengontrolan fungsi tubuh, BAK, BAB, dan daya tubuh
5. Kemungkinan ibu mengalami depresi post partum karena merasa tidak mapu
membesarkan bayinya.
c. Periode Letting Go
1. Terjadi setelah ibu pulang ke rumah dan di pengaruhi oleh dukungan serta perhatian
keluarga
Teori ini lebih menekankan pada stess ante partum dalam pencapaian peran ibu. Mercer
membagi teorinya menjadi 2 pokok bahasan :
a. Efek stress ante partum
Stress Ante partum adalah komplikasi dari resiko kahamilan dan pengalaman negatif
dalam negatif dalam hidup seorang wanita. Tujuan asuhan yang di berikan adalah
memberikan dukungan selama hamil untuk mengurangi ketidak percayaan diri ibu.
Penelitian Mercer menunjukan ada 6 faktor yang berhubungan denagn status
kesehatanibu, yaitu :
1. Hubungan interpersonal
2. Peran keluarga
3. Stress antepartum
4. Dukungan sosial
Maternal role menurut Mercer adalah bagaimana seorang ibu memperoleh identitas baru
yang membutuhkan pemikiran dan penjabaran yang lengkap tentang dirinya sendiri.
Peran ibu dapat dicapai bila ibu menjadi dekat dengan bayinya termasuk
mengekspresikan kepuasan dan penghargaan peran. Lebih lanjut Mercer menyebutkan
tentang stress antepartum terhadap fungsi keluarga baik yang positif maupun negatif.
Stess antepartum karena resiko kehamilan akan mempengaruhi persepsi diri terhadap
status kesehatan.
a. Anticipatory
Saat sebelum wanita menjadi ibu , dimana wanita mulai melakukan penyesuaian sosial
dan psikologi dengan mempelajari segala sesuatu yg dibutuhkan untuk menjadi seorang
ibu.
b. Formal
Wanita memasuki peran ibu yang sebenarnya, bimbingan peran dibutuhkan sesuai
dengan kondisi sistem sosial
c. Informal
Dimana wanita sudah mampu menemukan jalan yang unik dalam melaksanakan
perannya.
d. Personal
Merupakan tahap terakhir, dimana wanita sudah mahir melakukan perannya sebagai ibu
Sebagai perbandingan, Rubin menyebutkan peran ibu sudah dimulai sejak ibu mulai hamil
sampai 6 bualn setelah melahirkan, tetapi menurut Mercer mulainya peran ibu adalah
setelah bayi lahir (3-7 bulan setelahmelahirkan). Wanita dalam mencapai peran ibu
dipengaruhi oleh faktor-faktor:
a. Faktor ibu :
3) Stress sosial
5) Dukungan sosial.
6) Konsep diri
7) Si fat pribadi
b. Faktor bayi
1) Temperamen
2) Kesehatan bayi
c. Faktor-faktor lainnya
2) Status perkawinan
3) Status ekonomi
a. Emotional support, yaitu perasaan mencintai, penuh perhatian, percaya dan mengerti.
b. Informational support, yaitu memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan ibu
sehingga dapat membantu ibu untuk menolong dirinya sendiri.
c. Physical support, misalnya dengan membantu merawat bayi dan memberikan tambahan
dana.
d. Appraisal support, ini memungkinkan individu mampu mengevaluasi dirinya sendiri dalam
pencapaian peran ibu.
Mercer menegaskan bahwa umur, tingkat pendidikan, ras, status perkawinan, status
ekonomi dan konsep diri adalah faktor - faktor yang sangat berpengaruh dalam pencapaian
peran.
Peran bidan diharapkan oleh Mercer dalam teorinya adalah membantu wanita dalam
melaksanakan tugas dalam adaptasi peran danmengidentifikasi faktor - faktor yang
mempengaruhi pencapaian peran ini dan kotribusi dari stress antepartum.
Stres dari pengalaman hidup yang buruk dan kehamilan berisiko membawa akibat
negatif secara langsung pada penghargaan diri dan statuskesehatannya : penghargaan diri,
status kesehatan, dan dukungan sosial membawa akibat positif secara langsung pada
penguasaan perasaan dan kemampuan orangtua ; penguasaan membawa perasaan akibat
negatif secara langsung pada kegelisahan dan kehilangan dimana akhirnya juga membawa
akibat negatif secara langsung pada fungsi keluarga.
Fillosofi yang di kemukakan adalah tentang kebutuhan ibu dan bayi yang segera, untuk
mengembangkan kebutuhan yang lebih luas yaitu kebutuhan untuk persiapan menjadi
orang tua.
b. The Recipient
d. The Means
Teori ini mengharapkan bidan dapat melihat semua aspek dalam memberikan asuhan
dalam ibu hamil dan bersalin. Lerhman dan morten mengemukakan 8 konsep penting dalam
pelayanan antenatal :
a. Asuhan Kebidanan yang berkesinambungan
g. Waktu
a. Tehknik teurapetik
Mendengar aktif
Mengkaji
Klarifikasi
Humor
Pengakuan.
Fasilitasi
Pemberian izin
b. Pemberdayaan (Enpowerment)
Suatu proses memberi kekuasaan dan kekuatan. Bidan melalui penampilan dan
pendekatannya akan meningkatkan kemampuan pasien dalam mengkoreksi, memvalidasi,
menilai dan memberi dukungan.
1. Pelayanan maternitas.
I. United Kingdom
o Bidan Inggris menuntut adanya pelayanan mandiri dan menolak medical modal karena
dianggap tidak cocok dengan praktek kebidanan
o Keuntungan bagi bidan adalah memudahkan bidan dalam memberikan asuhan yang
berkesinambungan dan menerapkan women center care, memudahkan dalam melakukan
asuhan mandiri dan komprehensif pada ibu, bayi dan keluarga .
2. Australia
a) Menggunakan modal partnership kebidanan dimana wanita sebagai partner bidan dalam
berbagai pengalaman tentang proses melahirkan dan melahirkan adalah proses yang
normal dalam kebidanan.
o Mengetahui dan mendukung kesatuan antara tubuh, pikiran, jiwa, lingkungan fisik dan
social budaya (suatu yang holistic)
o Pelayanan kebidanan dibatasi oleh hukum dan ruang lingkup praktek. Individu yang
mengacu pada wanita dan petugas kesehatan lain jika di butuhkan.
3. New Zealand
Menggunakan model patnership bidan dengan ibu. Adapun fillosofi yang mendasari:
o Tugas kebidanan secara profesional adalah pendamping ibu dalam kehamilan, persalinan
dan periode post natal normal.
Referensi :
1. AA. Gde Muninjay, (1997), Manajemen Kesehatan, EGC Kedokteran, Jakarta
5. Pengurus Pusat IBI, (2003), 50 tahun IBI Menyongsong Masa Depan, Jakarta
6. Varney, Helen, (1997), Varneys Midwifery, Third Edition, UK : Jones & Barlett
Publishers Internasional.
0
Tambahkan komentar
Memuat