Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH MODEL KONSEP KEPERAWATAN

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Perkembangan ilmu keperawatan, model konseptual dan teori merupakan aktivitas


berpikir yang tinggi. Model konseptual mengacu pada ide-ide global mengenai
individu, kelompok, situasi atau kejadian tertentu yang berkaitan dengan disiplin
yang spesifik. Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang
abstrak yang dapat diorganisir menjadi simbol-simbol yang nyata, sedangkan
konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual
atau model keperawatan. Teori keperawatan itu sendiri merupakan sekelompok
konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang
menejlaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari oleh fakta-fakta
yang telah diobservasi tetapi kurang absolut atau bukti langsung. Teori-teori yang
terbentuk dari penggabungan konsep dan pernyataan yang berfokus lebih khusus
pada suatu kejadian dan fenomena dari suatu disiplin (Fawcet, 1992). Teori
mempunyai kontribusi pada pembentukan dasar praktik keperawatan (Chinn &
Jacob, 1995). Suatu metode untuk menghasilkan dasar pengetahuan keperawatan
ilmiah adalah melalui pengembangan dan memanfaatan teori keperawatan. Definisi
teori keperawatan dapat membantu mahasiswa keperawatana dalam memahami
bagaimana peran dan tindakan keperawatan yang sesuai dengan peran
keperawatan.

B.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang , rumusan masalah yang dapat kami angkat yaitu :

1.

Bagaimana model konsep keperawatan Hildegard E.Pelpau?

2.

Bagaimana model konsep keperawatan Ernestine Wiedenbach?

3.

Bagaimana model konsep keperawatan Myra Estrin Levine?

C.

Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :

1.

Untuk mengetahui bagaimana model konsep keperawatan Hildegard E.Pelpau.

2. Untuk mengetahui bagaimana model konsep keperawatan Ernestine


Wiedenbach.
3.

Untuk mengetahui bagaimana model konsep keperawatan Myra Estrin Levine.

4. Agar mahasiswa mampu memahami, mengaplikasi, dan menerapkan modelmodel konsep dan teori keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan
diberbagai situasi.

D.

Manfaat

1.
Menambah pengetahuan kita sebagai mahasiswa perawat tentang modelmodel konsep keperawatan.
2.
Menjadi penyemangat dan menambah kinerja kita sebagai perawat agar tidak
pantang menyerah dalam merawat pasien dan memperjuangkan nasib perawat.
3.

Dapat menjadi inspirasi kita dalam praktik keperawatan

4.
Menjadi dasar bagi mahasiswa keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan.
5.
Untuk puskesmas, rumah sakit, posyandu dan lain- lain, makalah ini sangatlah
bermanfaat karena lingkungan merupakan hal yang harus di perhatikan dalam
perawatan pasien.

BAB II
MODEL KONSEP DAN TEORI KEPERAWATAN

A.

Teori Keperawatan

1.

Pengatar Kosep dan Teori Keperawatan

Konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual


atau model keperawatan. Teori keperawatan itu sendiri merupakan sekelompok
konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang
menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari oleh fakta-fakta
yang telah diobservasi tetapi kurang absolut atau bukti langsung. Teori keperawatan
menurut Barnum tahun 1990 merupakan usaha-usaha untuk menguraikan atau
menjelaskan fenomena mengenai keperawatan. Melalui teori keperawatan dapat
dibedakan apakah keperawatan termasuk disiplin ilmu atau aktivitas lainnya. Model
konsep keperawatan ini digunakan dalam menentukan model praktik keperawatan,
mengingat dalam model praktik keperawatan mengandung komponen dasar seperti
adanya keyakinan dan nilai yang mendasari sebuah model, adanya tujuan praktik
yang ingin dicapai dalam memberikan pelayanan kepada kebutuhan semua pasien
serta adanya pengetahuan dan ketrampilan dalam hal ini dibutuhkann oleh perawat
dalam mengembangkan tujuannya.
Teori keperawatan selain digunakan untuk menyusun suatu model yng berhubungan
dengan konsep keperawatan, juga memiliki karakteristik di antaranya pertama,
teori keperawatan mengidentifikasi dan menjabarkan konsep khusus yang
berhubungan dengan hal-hal nyata dalam keperawatan sehingga teori keperawatan
didasarkan pada kenyataan-kenyataan yang ada di alam; kedua, teori keperawatan
didasarkan pada alasan-alasan yang sesuai dengan kenyataan yang ada; ketiga,
teori harus konsisten sebagai dasar dalam mengembangkan model konsep dasar
keperawatan; keempat, dalam menunjang aplikasi, teori harus sederhana dan
sifatnya umum sehingga dapat digunakan pada kondisi apapun dalam praktik
keperawatan; kelima, teori dapat digunakan dalam pedoman praktik keperawatan.

2.

Karakteristik Teori

Meskipun banyak penulis yang membahas teori keperawatan, tulisan Tores (1985)
dan Chinn dan Jacob (1983), secara jelas menegaskan karakteristik dasar teori
keperawatan. Menurut mereka, ada 5 karakteristik dasar teori keperawatan yaitu :
a.
Teori keperawatan mengidentifikasi dan mendefinisikan sebagai hubungan
yang spesifik dari konsep keperawatan seperti hubungan antara konsep manusia,
konsep sehat-sakit, keperawatan dan konsep lingkungan.
b.
Teori keperawatan harus bersifat ilmiah. Artinya teori keperawatan digunakan
dengan alasan atau rasional yang jelas dan dikembangkan dengan menggunakan
cara berfikir yang logis.

c.
Teori keperawatan bersifat sederhana dan umum. Artinya teori keperawatan
dapat digunakan pada masalah yang sederhana maupun masalah kesehatan yang
kompleks sesuai dengan situasi praktik keperawatan.
d.
Teori keperawatan berperan dalam memperkaya body of knowledge
keperawatan yang dilakukan melalui penelitian.
e.
Teori keperawatan menjadi pedoman dan berperan dalam memperbaiki
kualitas praktik keperawatan.

3.

Pendekatan dalam Pengembangan dan Pembentukan Teori Keperawatan

Ada tiga pendekatan dalam pengembangan dan pembentukan teori keperawatan,


yaitu :
a.
Meminjam teori dari disiplin ilmu lain yang relevan dengan tujuan
keperawatan dan mengintegrasikannya ke dalam ilmu keperawatan.
b.
Menganalisis situasi praktik keperawatan dalam rangka mencari konsep yang
berkaitan dengan praktik keperawatan.
c.
Menciptakan suatu kerangka konsep yang memungkinkan pengembangan
teori keperawatan.

4.

Nilai-Keyakinan Teori Keperawaatan

Nilai keyakinan yang mendasari praktik keperawatan komunitas antara lain :


a.
Pelayanan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau dan dapat diterima semua
orang.
b.
Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan dalam
hal ini komunitas.
c.
Perawat sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima pelayanan
perlu terjalin kerjasama yang baik.
d.
Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas baik bersifat
mendukung maupun menghambat.
e.

Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan.

f.

5.

Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang.

Pandangan yang Mempengaruhi Teori Keperawatan

Dalam perkembangan teori keperawatan saat ini terdapat beberapa pandangan


yang mempengaruhi teori keperawatan itu sendiri diantaranya filosofi dari Florence
Nightingale, kebudayaan, system pendidikan, serta pengembangan ilmu
keperawatan.
a.

Filosofi Florence Nightingale

Florence merupakan salah satu pendiri yang meletakkan dasar-dasar teori


keperawatan yang melalui filosofi keperawatan yaitu dengan mengidentifikasi peran
perawat dalam menemukan kebutuhan dasar manusia pada klien serta pentingnya
pengaruh lingkungan di dalam perawatan orang sakit yang dikenal dengan teori
lingkungannya. Selain Florence juga membuat standar pada pendidikan
keperawatan serta standar pelaksanaan asuhan keperawatan yang efisien. Beliau
juga membedakan prktek keperawatan dengan kedokteran dan perbedaan
perawatan pada orang yang sakit dengan yang sehat.
b.

Kebudayaan

Kebudayaan juga mempunyai pengaruh dalam perkembangan teori-teori


keperawatan diantaranya dengan adanya pandangan bahwa dalam memberikan
pelayanan keperawatan akan lebih baik dilakukan oleh wanita karena wanita
mempunyai jiwa yang sesuai dengan kebutuhan perawat, akan tetapi perubahan
identitas dalam proses telah berubah seiring dengan perkembangan keperawatan
sebagai profesi yang mandiri, demikian juga yang dahulu budaya perawat di bawah
pengawasan langsung dokter, dengan berjalannya dan diakuinya keperawatan
sebagai profesi mandiri, maka hak dan otonomi keperawatan telah ada sehingga
peran perawat dengan dokter bukan di bawah pengawasan langsung. Akan tetapi
sebagai mitra kerja yang sejajar dalam menjalankan tugas sebagai tim kesehatan.

c.

Sistem Pendidikan

Pada sistem pendidikan telah terjadi perubahan besar dalam perkembangan teori
keperawatan. Dahulu pendidikan keperawatan belum mempunyai sistem dan
kurikulum keperawatan yang jelas, akan tetapi sekarang keperawatan telah
memiliki sistem pendidikan yang terarah sesuai dengan kebutuhan rumah sakit
sehingga teori-teori keperawatan juga berkembang dengan orientasi pada
pelayanan keperawatan.

d.

Pengembangan Ilmu Keperawatan

Pengembangan ilmu keperawatan ditandai dengan adanya pengelompokam ilmu


keperatan dasar menjadi ilmu keperawatan klinik dan ilmu keperawatan komunitas
yang merupakan cabang ilmu keperawatan yang harus berkembang dan tidak
menutup kemungkinan pada tahun-tahun yang akan datang akan selalu ada cabang
ilmu keperawatan yang khusus atau subspesialisasi yang diakui sebagai bagian ilmu
keperawtan sehingga teori-teori keperawatan dapat dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan atau lingkup bidang ilmu keperawatan.
Dalam perkembangan teori keperawatan saat ini terdapat beberapa pandangan
yang dapat memengaruhi teori keperawatan itu sendiri diantaranya :
1.

Model Konsep Keperawatan Hildegard E.Peplau.

Hildegar E.Peplau lahir pada tanggal 1 September 1909 di Reading, Pennsylvania.


Peplau lulus dari hospital School of Nursing di Pottstown, Penssyilvania pada tahun
1931. Gelar B.A. dalam bidang psikologi interpersonal diperolehnya dari Bennington
Univercity, Vermont pada Tahun 1943. Peplau meraih gelar M.A. dalam bidang
keperawatan psikiatri dari Teachers College, Columbia, New York pada Tahun 1947
dan gelar Ed.D. dalam bidang pengembangan kurikulum pada tahun 1953.
Konstribusi Peplau dalam bidang keperawatan, khususnya keperawatan psikiatri,
sangat banyak. Tahun 1952, ia meluncurkan bukunya yang berjudul Interpersonal
Relations in Nursing. Peplau membuat model keperawatan dengan istilah
keperawatan psikodinamik. Menurutnya, keperawatan psikodinamik merupakan
kemampuan seorang perawat untuk memahami tingkah lakunya guna membantu
orang lain, mengindetifikasi kesulitan yang dirasakannya, dan untuk menerapkan
prinsip hubungan manusia pada permasalahan yang timbul di semua level
pengalaman.
Model konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Hildegard Peplau ini
menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami sendiri dan orang lain yang
menggunakan dasar hubungan antar manusia.
Teori Hildegard Peplau (1952) berfokus pada individu, perawat, dan proses interaktif
(Peplau, 1952) yang menghasilkan hubungan antara perawat dan klien (Torres,
1986; Marriner-Tomey, 1994). Berdasarkan teori ini klien adalah proses interpersonal
dan terapeutik.
Tujuan keperawatan adalah untuk mendidik klien dan keluarga dan untuk
membantu klien mencapai kematangan perkembangan kepribadian (Chinn &
Jacobs, 1995). Oleh sebab itu perawat berupaya mengembangkan hubungan antara

perawat dan klien di mana perawat bertugas sebagai narasumber, konselor dan
wali. Pada saat klien mencari bantuan, pertama perawat mendiskusikan masalah
dan menjelaskan jenis pelayanan yang tersedia. Dengan berkembangnya hubungan
antara perawat dan klien, perawat dan klien bersama-sama mendefiniskan masalah
dan kemungkinan penyelesaian masalahnya.
Dari hubungan ini klien mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan
pelayanan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhannya dan perawat membantu
klien dalam menurunkan kecemasan yang berhubungan dengan masalah
kesehatannya. Teori Peplau ini merupakan teori yang unik di mana hubungan
kolaborasi perawat-klien membentuk suatu kekuatan mendewasakan melalui
hubungan interpersonal yang efektif dalam membantu memenuhi kebutuhan klien
(Beeber, Anderson dan Sills 1990). Ketika kebutuhan dasar telah diatasi kebutuhan
baru mungkin muncul. Hubungan interpersonal perawat-klien digambarkan dalam
empat fase diantaranya :
a.
Fase Orientasi. Pada tahap ini perawat dan klien melakukan kontrak awal
untuk membangun kepercayaan dan terjadi proses pengumpulan data.
b.
Fase Identifikasi. Pada tahap ini membahas peran perawat apakah sudah
melakukan atau bertindak sebagai fasilitator yang memfasilitasi ekspresi perasaan
klien serta melaksanakan asuhan keperawatan.
c.
Fase Eksplorasi. Pada tahap ini perawat telah membantu klien dalam
memberikan gambaran kondisi klien.
d.
Fase Resolusi. Pada tahap ini perawat berusaha untuk secara bertahan
membantu klien agar bisa mandiri yang bertujuan untuk membebaskan diri dari
ketergantungan kepada tenaga kesehatan dan menggunaka kemampuan yang
dimilikinya agar mampu menjalankan secara sendiri.

Teori dan gagasan Peplau dikembangkan untuk memberikan bentuk praktik psikiatri.
Penelitian keperawatan tentang kecemasan, empati, instrumen perilaku dan
instrument untuk mengevaluasi respons verbal dihasilkan dari model konseptual
Peplau (Marinner, Tomey, 1994). Pada model Peplau ini dapat dilihat adanya
tindakan keperawatan yang diarahkan kepada hubungan interpersonal atau
psikoterapi.
Teori keperawatan Peplau dan komponen utama keperawatan antara lain :
1)

Keperawatan

Keperawatan didefinisikan oleh Peplau sebagai sebuah proses yang signifikan,


bersifat terapeutik, dan interpersonal. Keperawatan merupakan instrument edukatif,

kekuatan yang mendewasakan dan menborong kepribadian seseorang dalam arah


yang kreatif, konstruktif, produktif, personal, dan kehidupan komunitas.
2)

Individu

Individu menurut eplau adalah organisme yang mempunyai kemampuan untuk


berusaha mengurangi ketegangan yang ditimbulkan oleh kebutuhan.

3)

Kesehatan

Peplau mendefinisikan kesehatan sebagai sebuah symbol yang menyatakan secara


tidak langsung perkembangan progresif dari kepribadian dan proses kemanusiaan
yang terus menerus mengarah pada keadaan kreatif, konstruktif, produktif di dalam
kehidupan pribadi ataupun komunitas.
4)

Lingkungan

Meskipun Peplau tidak secara langsung menyebutkan lingkungan sebagai salah satu
konsep utama dalam perawatan, ia mendorong perawat untuk memperhatikan
kebudayaan da adat istiadat klien saat klien harus membiasakan diri dengan
rutinitas rumah sakit.

2.

Model Konsep Keperawatan Ernestine Wiedenbach.

Tujuan Keperawatan yaitu untuk membantu individual dalam mengatasi masalah


yang 2berkaitan dengan kemampuan untuk memenuhi tekanan atau kebutuhan
yang dihasil dari suatu kondisi, lingkungan, situasi atau waktu (Torres, 1986).13
Kerangka Kerja Prakti yaitu praktik keperawatan berhubungan dengan individu yang
memerlukan bantuan karena stimulasi perilaku. Keperawatan klinik memiliki
komponen seperti filosofi, tujuan, praktik, dan seni (Chinn dan Jacobs, 1995).
Teori Ernestine Wiedenbach :
a.

The agent midwife.

Empat elemen dalam Clinical Nursing yaitu filosofi, tujuan, praktik dan seni.
Dikemukakan juga 3 poin dasar dalam filosofi keperawatan / kebidanan, yaitu :
1)

Menghargai atas kehidupan yang diberikan

2)

Menghargai kehormatan, otonomi dan individualisme pada setiap orang

3)

Resolusi dalam menerapkan dinamisasi terhadap orang lain

4)
Filosofi yang dikemukakan adalah tentang kebutuhan ibu dan bayi yang
segera, untuk mengembangkan kebutuhan yang lebih luas yaitu kebutuhan untuk
persiapan menjadi orang tua.

b.

The Recipient.

Penerima asupan adalah wanita dalam masa reproduksi, keluarganya dan


masyarakat yang karena suatu hal tidak dapat memenuhi kebutuhannya. Sehingga
bidan perlu melakukan tindakan atau intervensi bila terdapat kendala yang
menyebabkan mereka tidak dapat memenuhi secara memuaskan.

c.

The Goal / purpose.

Kebutuhan masing masing individu perlu diketahui sebelum menetapkan tujuan.


Bila sudah diketahui kebutuhannya maka dapat diperkirakan goal / tujuan yang
akan dicapai dengan mempertimbangkan tingkah laku fisik, emosional, atau
fisiologikal yang berbeda dari kebutuhan normal.

d.

The Means

Metode untuk mencapai tujuan asuhan kebidanan

3.

Model Konsep Keperawatan Myra Estrin Levine.

Teori keperawatan Myra Estrin Levine dirumuskan pada tahun 1966 dan
dipublikasikan tahun 1973, menggambarkan klien sebagai makhluk hidup
terintegrasi yang saling berinteraksi dan beradaptasi terhadap lingkungannya.
Levine percaya bahwa intervensi keperawatan merupakan aktivitas konservasi,
dengan konservasi energi sebagai pertimbangan utama (Fawcett, 1989). Sehat
dipandang dari sudut konservasi energi dalam lingkup area sebagai berikut, Levine
menyebutnya sebagai empat prinsip konservasi dalam keperawatan :
a.

Konservasi energi klien.

Individu memerlukan keseimbangan energi dan memperbaharui energi secara


konstan untuk mempertahankan aktivitas hidup. Konservasi energi dapat digunakan
dalam praktek keperawatan.
b.

Konservasi struktur integritas.

Penyembuhan adalah suatu proses pergantian dari integritas struktur. Seorang


perawat harus membatasi jumlah jaringan yang terlibat dengan penyakit melalui
perubahan fungsi dan intervensi keperawatan.
c.

Konservasi integritas personal.

Seorang perawat dapat menghargai klien ketika klien dipanggil dengan namanya.
Sikap menghargai tersebut terjadi karena adanya proses nilai personal yang
menyediakan privasi selama prosedur.
d.

Konservasi integritas sosial.

Kehidupan berarti komunitas social dan kesehatan merupakan keadaan social yang
telah ditentukan. Oleh karena itu, perawat berperan menyediakan kebutuhan
terhadap keluarga, membantu kehidupan religius dan menggunakan hubungan
interpersonal untuk konservasi integritas social.

Melalui pendekatan ini, asuhan keperawatan meliputi konservasi aktivitas yang


ditujukan pada penggunaan secara optimal sumber-sumber kekuatan klien.

4.
Ringkasan Teori-teori Keperawatan Hildegard E.Peplau, Ernestine, dan Myra
Estrin Levine

No

Penyusun Teori

Tujuan Keperawatan

Kerangka Kerja Praktik


1

Hildegard E.Peplau (1952)

Untuk mengembangkan interaksi antara perawat dan klien (Peplau, 1952)

Keperawatan adalah proses yang penting terapeutik dan interpersonal


(Peplau,1952).
Keperawatan berpartisipasi dalam menyusun struktur sistem asuhan kesehatan
untuk memfasilitasi kondisi yang dialami dan kecenderungan manusia untuk
mengembangkan hubungan interpersonal (Mariner Tome, 1994)
2

Ernestine Wiedenbach
(1964)

Untuk membantu individual dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan


kemampuan untuk memenuhi tekanan atau kebutuhan yang dihasil dari suatu
kondisi, lingkungan, situasi atau waktu (Torres, 1986)

Praktik keperawatan berhubungan dengan individu yang memerlukan bantuan


karena adanya stimulasi perilaku. Keperawatan klinik memiliki komponen seperti
filosofi, tujuan, praktik, dan seni (Chinn & Jaccobs, 1995)
3

Myra Estrin Levine (1966)

Untuk melakukan konservasi kegiatan yang ditujukan untuk menggunakan sumber


daya yang dimiliki klien secara optimal

Model adaptasi manusia ini sebagai bagian dari satu kesatuan yang utuh didasarkan
oleh empat prinsip konservasi keperawatan (Levine 1973)

BAB III
PENUTUP

A.

KESIMPULAN

Berdasarkan model-model konsep dalam keperawatan, perawat harus


mengembangkan interaksi antara perawat dan klien untuk membantu individual
dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan kemampuan sehingga dapat
membantu memenuhi tekanan atau memenuhi kebutuhan yang dihasilkan dari
suatu kondisi, lingkungan, situasi atau waktu yang bertujuan untuk melakukan
konservasi kegiatan yang ditujukan untuk menggunakan sumber daya yang dimiliki
klien secara optimal.
B.

SARAN

Diharapkan kita sebagai seorang perawat mampu menerapkan model konsep


keperawatan dan marilah kita sebagai perawat berusaha untuk meringankan
penderitaan pasien yang kita rawat. Rawatlah pasien seperti kita merawat orang
yang paling kita sayang. Agar pasien merasa nyaman pada saat di sakit bukan
menderita lagi. jangan pantang menyerah dan berputus asa dalam merawat pasien.
Menjadi perawat bukanlah pekerjaan yang mudah, tetapi kalau kita tidak menacoba
kita tidak akan pernah bisa. Di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin kalau kita
mempunyai tekad untuk melakukannya dengan gigih dan rajin.

DAFTAR PUSTAKA
Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses &
Praktik. Jakarta: EGC. Hlm130,137
Suzanne C.smeltzer dan Brenda G. Bare.2002. Buku Ajar Keperawatan MedikalBedah, Brunner & suddarth. Jakarta: EGC.30,31

M. Gaie Rubenfeld dan Barbara K. Scheffer.2010.Berpikir kritis untuk perawat


,Strategi berbasis kompetensi. Jakarta: EGC. 50.51
R. Siti Maryam, S.Kp, Ns. Santu Setiawati, S.Kep, Ns. Mia Fatma Ekasari, S. Kep,
2008. Berpikir Kritis dalam Proses Keperawatan. Jakarta :EGC. Hlm 6,7

Anda mungkin juga menyukai