Anda di halaman 1dari 11

Sejarah Keperawatan dengan

Kecenderungannya

D
I
S
U
S
U
N

O
L
E
H

1. Azmi
2. Ginanjar Pandu Sasongko
3. Mira Anggreni Saputri
4. Ririn H.
5. Lusi Yanti Mayeta
Daftar isi :
BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar belakang....................................................
B. Ruang lingkup penulisan....................................
C. Tujuan penulisan................................................
D. Metode penulisan..............................................
E. Sitematika penulisan..........................................

BAB II : ISI.................................................................................

BAB III : PENUTUP


A. Kesimpulan...................................................................
B. Saran............................................................................
Bab 1
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan professional yang
merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang berdasarkan pada ilmu dan etika
keperawatan. Keperawatan sebagai bagian intergral dari pelayanan kesehatan, ikut
menentukan menentukan mutu dari pelayanan kesehatan. Tenaga keperawatan secara
keseluruhan jumlahnya mendominasi tenaga kesehatan yang ada, dimana keperawatan
memberikan konstribusi yang unik terhadap bentuk pelayanan kesehatan sebagai satu
kesatuan yang relatif, berkelanjutan, koordinatif dan advokatif. Keperawatan sebagai suatu
profesi menekankan kepada bentuk pelayanan professional yang sesuai dengan standart
dengan memperhatikan kaidah etik dan moral sehingga pelayanan yang diberikan dapat
diterima oleh masyarakat dengan baik lanjut.

B. Ruang Lingkup Penulisan


Sejarah dan perkembangan keperawatan yang kami bahas dalam makalah ini berawal
dari masa Mother Instinck hingga keperawatan modern yang awalnya dikenalkn oleh
Florence Nightingale yang sampai sekarang pedomannya masih kita pakai.

Selain itu juga kami membahas trend keperawatan yang ada di masa sekarang dan
masa yang akan datang

1
C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui bagaimana sejarah keperawatan internasional,


2. Mengetahui bagaimana sejarah keperawatan nasional, dan
3. Mengetahui bagaimana hubungan dari sejarah keperawatan yang ada dengan keperawatan
saat ini.

D. Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini adalah dengan cara pengumpulan data dari internet yang
kemudian kami atur ulang sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh .

E. Sistematika
Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari 3 bab utama. Bab I berisi tentang latar belakang
dari penulisan makalah ini, tujuan di adakannya penulisan, dan metode penulisan makalah ini. Bab II
merupakan bagian yang berisi penjelasan tentang tinjauan pustaka, yang membahas materi/pokok
bahasan makalah ini,yakni, Sejarah Keperawatan Internasional dan Nasional. Bab III merupakan
bagian terakhir yang berisi kesimpulan dan saran.

2
BAB II

A.Defenisi Sejarah
Perkataan Sejarah (History) yang kita gunakan pada masa kini berpunca daripada perkataan
Arab iaitu Syajaratun yang bermaksud Pohon. Dari sudut lain pula, istilah history merupakan
terjemahan dari perkataan Yunani yakni Histories yang membawa makna satu penyelidikan ataupun
pengkajian.
Mengikut pandangan "Bapa Sejarah" Herodotus, Sejarah ialah satu kajian untuk
menceritakan satu kitaran jatuh bangunnya seseorang tokoh, masyarakat dan peradaban.
Mengikut definisi yang diberikan oleh Aristotle, bahawa Sejarah merupakan satu sistem yang
mengira kejadian semulajadi dan tersusun dalam bentuk kronologi. Pada masa yang sama, menurut
beliau juga Sejarah adalah peristiwa-peristiwa masa lalu yang mempunyai catatan, rekod-rekod atau
bukti-bukti yang kukuh.

B.Defenisi Keperawatan

Perawat adalah tenaga profesional di bidang kesehatan yang terlibat dalam kegiatan
perawatan. Perawat bertanggung jawab untuk perawatan , perlindungan, dan pemulihan orang yang
luka atau pasien penderita penyakit akut atau kronis, pemeliharaan kesehatan orang sehat m dan
penanganan keadaan darurat yang mengancam nyawa dalam berbagai jenis perawatan kesehatan.
Perawat juga dapat terlibat dalam riset medis dan perawatan serta menjalankan beragam fungsi non-
klinis yang diperlukan untuk perawatan kesehatan.

Keperawatan merupakan suatu profesi yang difokuskan pada perawatan individu , keluarga,
dan komunitas dalam mencapai , memelihara, dan menyembuhkan kesehatan yang optimal dan
berfungsi. Definisi modern mengenai keperawatan didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan dan suatu
seni yang memfokuskan pada mempromosikan kualitas hidup yang didefinisikan oleh orang atau
keluarga , melalui seluruh pengalaman hidupnya dari kelahiran sampai asuhan pada kematian.

3
C.Sejarah dan Perkembangan Keperawatan di Dunia
Keperawatan sebagai suatu pekerjaan sudah ada sejak manusia ada di bumi ini,
keperawatan terus berkembang sesuai dengan kemajuan peradaban teknologi dan
kebudayaan. Konsep keperawatan dari abad ke abad terus berkembang, berikut adalah
perkembangan keperawatan di dunia :
1. Mother Instink
Pekerjaan keperawatan sudah ada sejak manusia diciptakan, keperawatan ada sebagai suatu
naluri (instink). Setiap manusia pada tahap ini menggunakan akal pikirannya untuk menjaga
kesehatan, menggurangi stimulus kurang menyengkan, merawat anak, menyusui anak dan
perilaku masih banyak perilaku lainnya.
2. Animisme
Manusia pada tahap ini memiliki keyakinan bahwa keadaan sakit adalah disebabkan oleh
arwah/roh halus yang ada pada manusia yang telah meninggal atau pada manusia yang
hidup atau pada alam ( batu besar, pohon, gunung, sungai, api, dll). Untuk mengupayakan
penyembuhan atau perawatan bagi manusia yang sakit maka roh jahat harus di usir, para
dukun mengupayakan proses penyembuhan dengan berusaha mencari pengetahuan tentang
roh dari sesuatu yang mempengaruhi kesehatan orang yang sakit. Setelah dirasa
mendapatkan kemampuan, para dukun berupaya mengusir roh dengan menggunakan
mantra-mantra atau obat-obatan yang berasal dari alam.
3. Keperawatan penyakit akibat kemarahan para dewa
Pada tahap ini manusia sudah memiliki kepercayaan tentang adanya dewa-dewa, manusia
yang sakit disebabkan oleh kemarahan dewa. Untuk membantu penyembuhan orang yang
sakit dilakukan pemujaan kepada para dewa di tempat pemujaan (kuil), dengan demikian
dapat dikatakan bahwa kuil adalah tempat pelayanan kesehatan.
4. Ketabiban
Mulai berkembang kemungkinan sejak ± 14 abad SM, pada masa ini telah dikenal teknik
pembidaian, hygiene umum, anatomi manusia.
5. Diakones Dan Philantrop
Berkembang sejak ± 400 SM, para diakones memberikan pelayanan perawatan yang
diberikan dari rumah ke rumah, tugas mereka adalah membantu pendeta memberikan
pelayanan kepada masyarakat dan pada masa ini merupakan cikal bakal berkembangnya
ilmu keperawatan kesehatan masyarakat. Philantop adalah kelompok yang mengasingkan
diri dari keramaian dunia, dimana mereka merupakan tenaga inti yang memberikan
pelayanan di pusat pelayanan kesehatan (RS) pada masa itu.
6. Perkembangan ilmu kedokteran Islam
Pada tahun 632 Masehi, Agama Islam melalui Nabi Muhamad SAW dan para pengikutnya
menyebarkan agama Islam keseluruh pelosok dunia. Selain menyebarkan ajaran agama
beliau juga menyebarkan ilmu pengetahuan tentang perilaku hidup bersih dan pengobatan
terhadap penyakit (kedokteran).
7. Perawat terdidik ( 600 – 1583 )
Pada masa ini pendidikan keperawatan mulai muncul, dimana program itu menghasilkan
perawat-perawat terdidik. Pendidikan keperawatan diawali di Hotel Dien dan Lion Prancis
yang kemudian berkembang menjadi rumah sakit terbesar disana. Pada awalnya perawat
terdidik diseleksi dari para pengikut agama dimana tenaga mereka diperbantukan dalam
kegiatan perawatan paska terjadinya perang salib. Tokoh perawat yang terkenal pada saat
(1182 – 1226) itu adalah St Fransiscas dari Asisi Italia.
8. Perawat Profesional (abad 18 – 19)
Florence Nightingale (12 Mei 1820-13 Agustus 1910) adalah pelopor perawat
modern, penulis dan ahli statistik. Ia dikenal dengan nama Bidadari Berlampu (bahasa inggris
The Lady With The Lamp) atas jasanya yang tanpa kenal takut mengumpulkan korban perang
pada perang krimea, di semenanjung krimea, Rusia.
Florence Nightingale menghidupkan kembali konsep penjagaan kebersihan rumah sakit dan
kiat-kiat juru rawat. Ia memberikan penekanan kepada pemerhatian teliti terhadap
keperluan pasien dan penyusunan laporan mendetil menggunakan statistik sebagai
argumentasi perubahan ke arah yang lebih baik pada bidang keperawatan di hadapan
pemerintahan Inggris.
Florence Nightingale lahir di Firenze, Italia pada tanggal 12 Mei 1820 dan dibesarkan
dalam keluarga yang berada. Namanya diambil dari kota tempat ia dilahirkan. Kakak
perempuan Florence, Parthenope juga dinamai berdasarkan nama tempat kelahirannya;
Parthenope adalah perumahan Yunani yang merupakan bagian dari kota Naples. Nama
depannya, Florence merujuk kepada kota kelahirannya, Firenze dalam bahasa Italia atau
Florence dalam bahasa Inggris.
Semasa kecilnya ia tinggal di ”Lea Hurst”, sebuah rumah besar dan mewah milik ayahnya,
William Nightingale yang merupakan seorang tuan tanah kaya di Derbyshire, London, Inggris.
Sementara ibunya adalah keturunan ningrat dan keluarga Nightingale adalah keluarga
terpandang. Florence Nightingale memiliki seorang saudara perempuan bernama
Parthenope.
Pada masa remaja mulai terlihat perilaku mereka yang kontras dan Parthenope hidup sesuai
dengan martabatnya sebagai putri seorang tuan tanah. Pada masa itu wanita ningrat, kaya,
dan berpendidikan aktifitasnya cenderung bersenang-senang saja dan malas, sementara
Florence lebih banyak keluar rumah dan membantu warga sekitar yang membutuhkan.

D.Sejarah dan Perkembangan Keperawatan di


Indonesia
Sejarah perkembangan keperawatan di Indonesia telah banyak dipengaruhi oleh
kolonial penjajah diantaranya Jepang, Belanda dan Inggris. Dalam perkembangannya di
Indonesia dibagi menjadi dua masa diantaranya:
Pertama, masa sebelum kemerdekaan, pada masa itu negara Indonesia masih dalam
penjajahan Belanda. Perawat berasal dari Indonesia disebut sebagai verpleger
dengan dibantu oleh zieken oppaser sebagai penjaga orang sakit, perawat tersebut
pertama kali bekerja di rumah sakit Binnen Hospital yang terletak di Jakarta pada
tahun 1799 yang ditugaskan untuk memelihara kesehatan staf dan tentara Belanda,
sehingga akhirnya pada masa Belanda terbentuklah dinas kesehatan tentara dan dinas
kesehatan rakyat. Mengingat tujuan pendirian rumah sakit hanya untuk kepentingan
Belanda, maka tidak diikuti perkembangan dalam keperawatan. Kemudian pada masa
penjajahan Inggris yaitu Rafless, mereka memperhatikan kesehatan rakyat dengan moto
kesehatan adalah milik manusia dan pada saat itu pula telah diadakan berbagai
usaha dalam memelihara kesehatan diantaranya usaha pengadaan pencacaran
secara umum, membenahi cara perawatan pasien dangan gangguan jiwa dan
memperhatikan kesehatan pada para tawanan.
Beberapa rumah sakit dibangun khususnya di Jakarta yaitu pada tahun 1819, didirikan
rumah sakit Stadsverband, kemudian pada tahun 1919 rumah sakit tersebut pindah
ke Salemba dan sekarang dikenal dengan nama RSCM (Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo),
kemudian diikuti rumah sakit milik swasta. Pada tahun 1942-1945 terjadi kekalahan tentara
sekutu dan kedatangan tentara Jepang. Perkembangan keperawatan mengalami
kemunduran.
Kedua, masa setelah kemerdekaan, pada tahun 1949 telah banyak rumah sakit yang
didirikan serta balai pengobatan dan dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan
pada tahun 1952 didirikan sekolah perawat, kemudian pada tahun 1962 telah dibuka
pendidikan keperawatan setara dengan diploma. Pada tahun 1985 untuk pertama
kalinya dibuka pendidikan keperawatan seti ngkat dengan sarjana yang
dilaksanakan di Universitas Indonesia dengan nama Program Studi Ilmu Keperawatan dan
akhirnya dengan berkembangnya Ilmu Keperawatan, maka menjadi sebuah Fakultas
Ilmu keperawatan dan beberapa tahun kemudian diikuti berdirinya pendidikan keperawatan
setingkat S1 di berbagai univeisitas di Indonesia seperti di Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan
lain-lain.

E.Trend Keperawatan Sekarang dan Masa Depan


Setelah tahun 2000, dunia khususnya bangsa Indonesia memasuki era globalisasi,
pada tahun 2003 era dimulainya pasar bebas ASEAN dimana banyak tenaga professional
keluar dan masuk ke dalam negeri. Pada masa itu mulai terjadi suatu masa
transisi/pergeseran pola kehidupan masyarakat dimana pola kehidupan masyarakat
tradisional berubah menjadi masyarakat yang maju. Keadaan itu menyebabkan berbagai
macam dampak pada aspek kehidupan masyarakat khususnya aspek kesehatan baik yang
berupa masalah urbanisaasi, pencemaran, kecelakaan, disamping meningkatnya angka
kejadian penyakit klasik yang berhubungan dengan infeksi, kurang gizi, dan kurangnya
pemukiman sehat bagi penduduk. Pergeseran pola nilai dalam keluarga dan umur harapan
hidup yang meningkat juga menimbulkan masalah kesehatan yang berkaitan dengan
kelompok lanjut usia serta penyakit degeneratif.
Pada masyarakat yang menuju ke arah moderen, terjadi peningkatan kesempatan untuk
meningkatkan pendidikan yang lebih tinggi, peningkatan pendapatan dan meningkatnya
kesadaran masyarakat terhadap hukum dan menjadikan masyarakat lebih kritis. Kondisi itu
berpengaruh kepada pelayanan kesehatan dimana masyarakat yang kritis menghendaki
pelayanan yang bermutu dan diberikan oleh tenaga yang profesional. Keadaan ini
memberikan implikasi bahwa tenaga kesehatan khususnya keperawatan dapat memenuhi
standart global internasional dalam memberikan pelayanan kesehatan/keperawatan,
memiliki kemampuan professional, kemampuan intelektual dan teknik serta peka terhadap
aspek social budaya, memiliki wawasan yang luas dan menguasi perkembangan Iptek.
Namun demikian upaya untuk mewujudkan perawat yang professional di Indonesia masih
belum menggembirakan, banyak factor yang dapat menyebabkan masih rendahnya peran
perawat professional, diantaranya :
1. Keterlambatan pengakuan body of knowledge profesi keperawatan. Tahun 1985
pendidikan S1 keperawatan pertama kali dibuka di UI, sedangkan di negara barat pada tahun
1869.
2. Keterlambatan pengembangan pendidikan perawat professional.
3. Keterlambatan system pelayanan keperawatan., ( standart, bentuk praktik keperawatan,
lisensi )
Menyadari peran profesi keperawatan yang masih rendah dalam dunia kesehatan akan
berdampak negatif terhadap mutu pelayanan kesehatan bagi tercapainya tujuan kesehatan “
sehat untuk semua pada tahun 2010 “, maka solusi yang harus ditempuh adalah :
1. Pengembangan pendidikan keperawatan.
Sistem pendidikan tinggi keperawatan sangat penting dalam pengembangan perawatan
professional, pengembangan teknologi keperawatan, pembinaan profesi dan pendidikan
keperawatan berkelanjutan. Akademi Keperawatan merupakan pendidikan keperawatan
yang menghasilkan tenaga perawatan professional dibidang keperawatan. Sampai saat ini
jenjang ini masih terus ditata dalam hal SDM pengajar, lahan praktik dan sarana serta
prasarana penunjang pendidikan.
2. Memantapkan system pelayanan perawatan professional
Depertemen Kesehatan RI sampai saat ini sedang menyusun registrasi, lisensi dan sertifikasi
praktik keperawatan. Selain itu semua penerapan model praktik keperawatan professional
dalam memberikan asuhan keperawatan harus segera di lakukan untuk menjamin kepuasan
konsumen/klien.
3. Penyempurnaan organisasi keperawatan
Organisasi profesi keperawatan memerlukan suatu perubahan cepat dan dinamis serta
kemampuan mengakomodasi setiap kepentingan individu menjadi kepentingan organisasi
dan mengintegrasikannya menjadi serangkaian kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya.
Restrukturisasi organisasi keperawatan merupakan pilihan tepat guna menciptakan suatu
organisasi profesi yang mandiri dan mampu menghidupi anggotanya melalui upaya jaminan
kualitas kinerja dan harapan akan masa depan yang lebih baik serta meningkat.
Komitmen perawat guna memberikan pelayanan keperawatan yang bermutu baik secara
mandiri ataupun melalui jalan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain sangat penting
dalam terwujudnya pelayanan keperawatan professional. Nilai professional yang melandasi
praktik keperawatan dapat di kelompokkan dalam :
1. Nilai intelektual
Nilai intelektual dalam prtaktik keperawatan terdiri dari
a. Body of Knowledge
b. Pendidikan spesialisasi (berkelanjutan)
c. Menggunakan pengetahuan dalam berpikir secara kritis dan kreatif.
2. Nilai komitmen moral
Pelayanan keperawatan diberikan dengan konsep altruistic, dan memperhatikan kode etik
keperawatan. Menurut Beauchamp & Walters (1989) pelayanan professional terhadap
masyarakat memerlukan integritas, komitmen moral dan tanggung jawab etik.
Aspek moral yang harus menjadi landasan perilaku perawat adalah :
a. Beneficience
selalu mengupayakan keputusan dibuat berdasarkan keinginan melakukan yang terbaik dan
tidak merugikan klien. (Johnstone, 1994)
b. Fair
Tidak mendeskriminasikan klien berdasarkan agama, ras, social budaya, keadaan ekonomi
dan sebagainya, tetapi memprlakukan klien sebagai individu yang memerlukan bantuan
dengan keunikan yang dimiliki.
c. Fidelity
Berperilaku caring (peduli, kasih sayang, perasaan ingin membantu), selalu berusaha
menepati janji, memberikan harapan yang memadahi, komitmen moral serta
memperhatikan kebutuhan spiritual klien.
3. Otonomi, kendali dan tanggung gugat
Otonomi merupakan kebebasan dan kewenangan untuk melakukan tindakan secara mandiri.
Hak otonomi merujuk kepada pengendalian kehidupan diri sendiri yang berarti bahwa
perawat memiliki kendali terhadap fungsi mereka. Otonomi melibatkan kemandirian,
kesedian mengambil resiko dan tanggung jawab serta tanggung gugat terhadap tindakannya
sendiribegitupula sebagai pengatur dan penentu diri sendiri.
Kendali mempunyai implikasi pengaturan atau pengarahan terhadap sesuatu atau
seseorang. Bagi profesi keperawatan, harus ada kewenangan untuk mengendalikan praktik,
menetapkan peran, fungsi dan tanggung jawab anggota profesi.
Tanggung gugat berarti perawat bertanggung jawab terhadap setiap tindakan yang
dilakukannya terhadap klien
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Keperawatan merupakan sebuah ilmu dan profesi yang memberikan pelayanan
kesehatan guna untuk meningkatkan kesehatan bagi masyarakat. Keperawatan ternyata
sudah ada sejak manusia itu ada dan hingga saat ini Profesi keperawatan berkembang
dengan pesat. Sejarah perkembangan keperawatan di Indonesia tidak hanya
berlangsung di tatanan prakti k, dalam hal ini layanan keperawatan, tetapi juga di
dunia pendidikan keperawatan. Tidak asing lagi, pendidikan keperawatan memberi
pengaruh yang besar terhadap kualitas layanan keperawatan. Karenanya, perawat
harus terus meningkatkan kompe tensi dirinya, salah satunya melalui pendidikan
keperawatan yang berkelanjutan.

B. Saran
kesimpulan yang ada maka kita sebagai perawat atau calon perawat harus terus
meningkatkan kompetensi dirinya, salah satunya melalui pendidikan keperawatan yang
berkelanjutan, sehingga kita tidak mengalami ketertinggalan dari keperawatan internasional.

Anda mungkin juga menyukai