Anda di halaman 1dari 23

Perkembangan Antropologi Kesehatan

KATA

PENGANTAR

Om

Swastyastu,

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,atas segala
limpahan rahmat dan karunianya sehingga makalah yang berjudul Perkembangan
Antropologi

Kesehatan

dapat

diselesaikan

dengan

tepat

pada

waktunya.

Dalam penyusunan ini saya menyajikan penjelasan materi perkembangan anropologi


kesehatan. Saya juga berterimakasih kepada dosen serta teman-teman yang telah
membantu

dalam

pembuatan

laporan

ini.

Laporan ini disusun sebagai rasa tanggung jawab memenuhi tugas social budaya. Kami
mohon maaf apabila ada kekeliruan dalam penulisan laporan ini.Kami mengharapkan
kritik

dan

Om

Denpasar,4

saran

yang

membangun

dalam

penulisan

Santih,Santih,Santih

April

laporan

selanjutnya.
Om

2011

Penulis
DAFTAR

ISI

KATA
PENGANTAR ....................................................................................................................
...........i

DAFTAR
ISI .......................................................................................................................................
....ii
BAB

PENDAHULUAN .........................................................................................................1
BAB

II

Perkembangan

Antropologi

Kesehatan.....................................................................3
A. Hubungan Antara Sosial Budaya dan Biologi yang Merupakan Dasar Dari
Perkembangan

Antropologi

Kesehatan..............................................................11

B. Perkembangan Antropologi Kesehatan Dari Sisi Sosialcultural Pole..................12


C. Perkembangan Antropologi Kesehatan Dari Sisi Biological Pole........................12
D. Beda Antara Perkembangan Antropologi Kesehatan Biological Pole dan
Sosialcultural

Pole...............................................................................................13

E. Kegunaan Antropologi Pole................................................................................15


BAB
PENUTUP

BAB

III

..................................................................................................................16

Pendahuluan
Secara teoritis dan praktis, antropologi kesehatan sebagai ilmu akan memberikan suatu

sumbangan pada pengemban pelayanan kesehatan, termasuk didalamnya obstetri


ginekologi sosial. Bentuk dasar sumbangan keilmuan tersebut berupa pola pemikiran,
cara pandang atau bahkan membantu dengan paradigma untuk menganalisis suatu
situasi kesehatan, berdasarkan perspektif yang berbeda dengan sesuatu yang telah
dikenal

para

petugas

kesehatan

saat

ini.

Sejarah keilmuan yang sedang dipelajari bermula dari filsafat sebagai mother of
science dalam ilmu yang mempelajari manusia terdiri dari: sosiologi, antropologi dan
psikologi. Dalam perkembangan dan penerapan keilmuan selanjutnya ketiga ilmu ini
dikategorikan sebagai ilmu perilaku. Secara khusus, sosiologi dan antropologi
mempelajari manusia, dengan titik berat sebagai mahluk bermasyarakat. Sedangkan,
psikologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang aspek-aspek kepribadian individu
(lebih ke arah sosok manusia itu sendiri) dalam berinteraksi dengan masyarakatnya.
Seringkali agak sulit membedakan secara tegas antropologi dan sosiologi bagi ilmuwan
eksakta atau yang kurang banyak berkecimpung dalam memahami ilmu sosial. Obyek
material kedua ilmu memang memiliki persamaan, yaitu antropologi dan sosiologi
merupakan ilmu yang mempelajari dan memahami manusia sebagai bagian dari suatu
kelompok atau masyarakat. Demikian pula dengan data dan model atau teori bisa saling
meminjam, artinya bisa sendiri ataupun bersama-sama digunakan dalam bahasan
antropologi

kesehatan

ataupun

sosiologi

kesehatan.

Dengan berdasar pada sejarah keilmuan yang berbeda, awalnya antropologi kesehatan
lebih menekankan perhatian pada dunia non Barat/dunia Timur (Non Western World).
Perhatian peneliti antropologi mulanya tentang adanya perilaku kesehatan di beberapa
negara non Western yang berbeda menurut pengamatan orang-orang Western sebagai
respon rasional yang berbeda. Metode perbandingan yang biasa digunakan oleh para
ilmuwan antropologi telah memberikan pandangan terhadap dinamika perilaku sehat
berdasar perspektif budaya masyarakat yang diamati. Sedangkan sosiologi kesehatan
lebih banyak melakukan kajian pada dunia Barat (Western World). Meskipun dalam
perkembangan selanjutnya, kedua ilmu ini saling bekerjasama mengarah ke ilmu
perilaku

dalam

mengembangkan

kesehatan

masyarakat.

Meskipun mempunyai beberapa kesamaan, diantaranya sasaran yang sama, tetapi


antropologi dan sosiologi mempunyai sudut pandang yang berbeda atau pengkajian

yang berbeda secara obyek forma. Sumber perbedaan antara lain: masalah pokok,
kerangka konseptual dan metode penelitian. Antropologi lebih menekankan pada aturan
manusia (nilai/norma, unsur-unsur budaya yang mempengaruhi peranserta, pandangan
dan penghayatan individu terhadap penyakit dan proses penyembuhannya). Sedangkan
sosiologi lebih menekankan kepada aturan yang besar (aturan sosial, peran serta
masyarakat,
Perhatian

struktur
dan

sosial,
Perkembangan

solidaritas

kelompok).

Antropologi

Kesehatan

Sebenarnya bukan hal baru tentang suatu pernyataan bahwa ilmu sosial memberikan
sumbangan ke ilmu kedokteran. Dimana berdasarkan biomedical awalnya untuk melihat
manusia dari sisi penyakit, sedangkan sociomedicine untuk melihat manusia dari
pasiennya

sendiri.

Perkembangan antropologi kesehatan sehubungan dengan fenomena konsep sehat dan


sakit

dapat

dilihat

dari

faktor

berikut:

1. Biologis dan ekologis, disebut, sebagai kutub biologi dengan mengamati


pertumbuhan dan perkembangan manusia maupun penyakit perkembangan penyakit
dalam evolusi ekologis. Kajian ini didukung ilmu-ilmu lain seperti genetika, anatomi,
serologi,

biokimia;

2. Psikologis dan sosial budaya, disebut sebagai kutub sosial mengamati perilaku sakit
pada pasien, mempelajari etnomedisin, petugas kesehatan dan profesionalisme,
hubungan perawat-dokter-pasien-petugas farmasi. Kajian ini didukung ilmu-ilmu seperti
psikologi, sosiologi, administrasi, politik, komunikasi, bahasa, kesehatan masyarakat,
pendidikan

kesehatan.

BAB

II

Sejarah

Perkembangan

A.

Antropologi

Kesehatan

Definisi

Antropologi

Antropologi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari
tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal
dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya
yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa. Terbentuklah ilmu antropologi dengan
melalui beberapa fase. Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan
masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang
sama, antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan
pada

masyarakat

dan

kehidupan

sosialnya.

Antropologi berasal dari kata anthropos yang berarti "manusia", dan logos yang berarti
ilmu. Antropologi mempelajari manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk
sosial.

Para

ahli

mendefinisikan

William

antropologi

A.

sebagai

berikut:
Haviland

Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang
bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang
lengkap
David

tentang

keanekaragaman

manusia.
Hunter

Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat
manusia
.

Koentjaraningrat
Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan
mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.
Dari

definisi

tersebut,

dapat

disusun

pengertian

sederhana

antropologi,

yaitu sebuah ilmu yang mempelajari manusia dari segi keanekaragaman fisik serta
kebudayaan (cara-cara berprilaku, tradisi-tradisi, nilai-nilai) yang dihasilkan sehingga
setiap

manusia

B.

yang

satu

dengan

Sejarah

yang

lainnya

Perkembangan

berbeda-beda.
Antropologi

Seperti halnya Sosiologi, Antropologi sebagai sebuah ilmu juga mengalami tahapantahapan dalam perkembangannya.Koentjaraninggrat menyusun perkembangan ilmu
Antropologi
1.

menjadi

Fase

empat

Pertama

fase
(Sebelum

sebagai
tahun

berikut:
1800-an)

Manusia dan kebudayaannya, sebagai bahan kajian Antropologi. Sekitar abad ke-15-16,
bangsa-bangsa di Eropa mulai berlomba-lomba untuk menjelajahi dunia. Mulai dari
Afrika, Amerika, Asia, hingga ke Australia. Dalam penjelajahannya mereka banyak
menemukan hal-hal baru. Mereka juga banyak menjumpai suku-suku yang asing bagi
mereka. Kisah-kisah petualangan dan penemuan mereka kemudian mereka catat di buku
harian ataupun jurnal perjalanan. Mereka mencatat segala sesuatu yang berhubungan
dengan suku-suku asing tersebut. Mulai dari ciri-ciri fisik, kebudayaan, susunan
masyarakat, atau bahasa dari suku tersebut. Bahan-bahan yang berisi tentang deskripsi
suku asing tersebut kemudian dikenal dengan bahan etnogragfi atau deskripsi tentang
bangsa-bangsa.Bahan etnografi itu menarik perhatian pelajar-pelajar di Eropa.
Kemudian, pada permulaan abad ke-19 perhatian bangsa Eropa terhadap bahan-bahan
etnografi suku luar Eropa dari sudut pandang ilmiah, menjadi sangat besar. Karena itu,
timbul usaha-usaha untuk mengintegrasikan seluruh himpunan bahan etnografi.
2.

Fase

Kedua

(tahun

1800-an)

Pada fase ini, bahan-bahan etnografi tersebut telah disusun menjadi karangan-karangan
berdasarkan cara berpikir evolusi masyarakat pada saat itu. masyarakat dan kebudayaan

berevolusi secara perlahan-lahan dan dalam jangka waktu yang lama. Mereka
menganggap bangsa-bangsa selain Eropa sebagai bangsa-bangsa primitif yang
tertinggal, dan menganggap Eropa sebagai bangsa yang tinggi kebudayaannya. Pada
fase ini, Antopologi bertujuan akademis, mereka mempelajari masyarakat dan
kebudayaan primitif dengan maksud untuk memperoleh pemahaman tentang tingkattingkat
3.

sejarah
Fase

penyebaran
Ketiga

kebudayaan
(awal

manusia.

abad

ke-20)

Pada fase ini, negara-negara di Eropa berlomba-lomba membangun koloni di benua lain
seperti Asia, Amerika, Australia dan Afrika. Dalam rangka membangun koloni-koloni
tersebut, muncul berbagai kendala seperti serangan dari bangsa asli, pemberontakanpemberontakan, cuaca yang kurang cocok bagi bangsa Eropa serta hambatan-hambatan
lain. Dalam menghadapinya, pemerintahan kolonial negara Eropa berusaha mencari-cari
kelemahan suku asli untuk kemudian menaklukkannya. Untuk itulah mereka mulai
mempelajari bahan-bahan etnografi tentang suku-suku bangsa di luar Eropa,
mempelajari kebudayaan dan kebiasaannya, untuk kepentingan pemerintah kolonial.
4.

Fase

Keempat

(setelah

tahun

1930-an)

Pada fase ini, Antropologi berkembang secara pesat. Kebudayaan-kebudayaan suku


bangsa asli yang dijajah bangsa Eropa, mulai hilang akibat terpengaruh kebudayaan
bangsa Eropa.Pada masa ini pula terjadi sebuah perang besar di Eropa, Perang Dunia II.
Perang ini membawa banyak perubahan dalam kehidupan manusia dan membawa
sebagian besar negara-negara di dunia kepada kehancuran total. Kehancuran itu
menghasilkan kemiskinan, kesenjangan sosial, dan kesengsaraan yang tak berujung.
Namun pada saat itu juga, muncul semangat nasionalisme bangsa-bangsa yang dijajah
Eropa untuk keluar dari belenggu penjajahan. Sebagian dari bangsa-bangsa tersebut
berhasil mereka. Namun banyak masyarakatnya yang masih memendam dendam
terhadap bangsa Eropa yang telah menjajah mereka selama bertahun-tahun.Prosesproses perubahan tersebut menyebabkan perhatian ilmu antropologi tidak lagi ditujukan
kepada penduduk pedesaan di luar Eropa, tetapi juga kepada suku bangsa di daerah
pedalaman

Eropa

seperti

suku

bangsa

Soami,

Flam

dan

Lapp.

Perkembangan

Antropologi

Perkembangan
E.

di

Berbagai

Anthropology

B.

Taylor,

Negara

di

Antropolog

Inggris

Inggris
Abad

19.

E. B. Taylor (1832 October 21917 January 2) dan James George Frazer (1854 January
1 1941 May 7) dipandang sebagai perintis anthropologi sosial budaya modern di
Inggris Taylor melakukan penjelajahan di Mexico, kemudian bersama sama dengan
Frazer melakukan studi banding atas hasil penelitian mereka masing-masing dengan
rujukan berbagai teks klasik atas sejarah dan kesusasteraan Romawi dan Yunani,
berbagai naskah tentang cerita rakyat Bangsa Eropa, laporan perjalanan kuam
misionaris, pengembara serta berbagai tulisan dari kaum ethnolog kontemporer.Taylor
amat mendukung unilinealisme dan menyetujui sebuah bentuk keseragaman budaya.
Taylor secara khusus meletakkan dasar teori difusi kebudayaan. Menurut Taylor,
terdapat tiga jalan berbagai kelompok / suku bangsa dapat memiliki bentuk budaya
ataupun teknologi yang serupa yakni melalui : penemuan independent, warisan dari
kaum penjajah di daerah yang berbeda, dan transmisi dari satu ras/ suku bangsa menuju
ras

suku

bangsa

lainnya.

Taylor memformulasikan suatu konsep culture /budaya yang masih dipergunakan


sampai sekarang. Menurutnya culture / budaya adalah : "sekumpulan konsep yang
cukup kompleks, mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, kebiasaan,
serta berbagai keahlian dan kebiasaan lainnya yang dimiliki oleh manusia sebagai
anggota

dari

suatu

masyarakat.

Talyor mengkhususkan kajiannya tentang deskripsi dan pemetaan berbagai elemen dari
kebudayaan, bukan membahas fungsi-fungsinya secara lebih luas. Perkembangan
kebudayaan secara multilineal kemudian diteruskan oleh para antropolog penerusnya.
Taylor juga mengeluarkan teori tentang asal muasal perasaan keagamaan di dalam
peradaban manusia, dengan mengungkapkan teori animisme di masa purba, menurutnya
animisme memiliki beberapa komponen yang terpenting adalah kepercayaan atas

kekuatan supranatural, dan hal ini dipandang kontradiktif dengan sistem moral, dan
kosmologi. James George Frazer, seorang ilmuwan Scotlandia yang memiliki
pengetahuan luas tentang kesusasteraan juga mengkhususkan dirinya untuk mempelajari
kepercayaan, mitos dan magis. Studi komparasinya sangat berpengaruh terhadap
ilmuwan selanjutnya, dan terkumpul di dalam jurnal The Golden Bough, tulisannya
kebanyakan menganalisis berbagai kepercayaan dan simbol simbol yang terdapat di
berbagai

penjuru

dunia.

Baik Taylor maupun Frazer hanya melakukan kerja penelitian secara terpisah, belum
sampai kepada tahapan menempatkan berbagai elemen kebudayan dan kelembagaan
secara bersama-sama. Beberapa ilmuwan muda Inggris yang penuh semangat dan
ambisi berusaha untuk menganalisa bagaimana masyarakat hidup berkelompok mereka
lebih menekankan analisa sinkronis, bukan analisa sejarah atau analisa diakronis. Selain
itu mereka juga melakukan analisa jangka panjang selama bertahun-tahun di suatu area
kerja Universitas Cambridge mendanai sebuah ekspedi multidisipliner ke pulau-pulau
yang terletak di jalur Torres pada tahun 1898 diorganisir oleh Alfred Court Haddon,
melibatkan seorang anthropolog fisik, W. H. R. Rivers, juga seorang ahli linguistik,
tumbuh tumbuhan, serta bebagai spesialis lainnya. Berbagai penemuan dari ekspedisi ini
menetapkan

beberapa

standar

baru

dalam

deskripsi

ethnologi.

Satu dekade kemudian , Bronisaw Malinowski, seorang anthropolog kelahiran Polandia


(1884-1942) mulai melakukan pengumulan atas berbagai item kebudayaan, ketika PD I
berlangsung, karena Imperium Austro Hongarian berada di dalam kekuasaan Inggris
Raya, maka dia justru tertahan di Papua Nugini untuk melanjutkan penelitiannya,
karangannya di dalam ethnografi klasik adalah Argonauts of the Western Pacific, (1922)
mendukung sebuah pendekatan ke arah studi lapangan haruslah menjadi standart di
bidang antropologi, guna mendapatkan suatu sudut pandang yang asli melalui observasi
partisipant. Secara teoritis dia mendukung sebuah interpretasi fungsionalist yang
memeriksa bagaimanakah kelembagaan sosal berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
individu. Anthropolog Inggris lainnya pada masa diantara Dua Perang Dunia adalah
Meyer

Fortes

A. R. Radcliffe-Brown juga mempublikasikan sebuah hasil kerja seminal di tahun 1922.


Dia menjalankan studi lapangan di kepulauan Andaman dengan metode rekosntruksi

sejarah. Setelah mempelajari hasil kerja sosiolog Perancis mile Durkheim dan Marcel
Mauss, maka Radcliffe-Brown mempublikasikan sebuah catatan riset berjudul The
Andaman Islanders, menguraikan tentang makna dan tujuan upacara ritual dan mitos.
Selanjutnya dia mengembangkan sebuah pendekatan yang dikenal dengan mana
structural-functionalism, dimana pendekatan baru ini berfokus kepada bagaimanakah
kelembagaan bekerja untuk menyeimbangkan system social sehingga mampu berfungsi
secara harmonis (hal ini bertentangan dengan pendekatan fungsionalisme yang
dikemukakan oleh Malinowski, juga amat jauh berbeda dengan berbagai pemikir
structuralism dari Perancis dimana para ilmu Perancis ini lebih memeriksa konsep
struktur di dalam bahasa dan symbol Radcliffe-Brown, juga mengembangkan
anthropologi social dan mengampu mata kuliah tersebut di dalam wilayah
Commonwealth Inggris mulai dari akhir tahun 1930an sampai dengan priode Pasca
Perang Dunia. Dia mengeluarkan banyak tulisan, dan monografi serta mengelola Jurnal
ilmiah yang yang menjadi dasar paradigma British Social Anthropology (BSA). Di
dalam jurnal asuhannya banyak tulisan tentang ethnografi yang terkenal seperti The
Nuer, oleh Edward Evan Evans-Pritchard, dan The Dynamics of Clanship Among the
Tallensi, oleh Meyer Fortes; beberapa tulisan serial yang dikemas di dalam terbitan
khusus mencakup African Systems of Kinship and Marriage and African Political
Systems.
Max Gluckman, bersama-sama dengan koleganya di Rhodes-Livingstone Institute dan
beberapa mahasiswanya di Manchester University, kemudian terkenal dengan nama
mazhab Manchester, membawa BSA ke dalam arah baru dengan mengenalkan theori
Marxist khususnya penekanan pada konflik dan resolusi konflik, serta cara bagaimana
individu bernegoisasi dan menggunakan berbagai structur social untuk menyelesaikan
konflik. Pada tahun 1960s dan 1970s, Edmund Leach dan para mahasiswanya
diantaranya adalah Mary Douglas and Nur Yalman, mengenalkan strukturalisme
Perancis dengan gaya Lvi-Strauss; sementara anthropology versi Inggris terus berlanjut
untuk menekankan studi pada organisasi social dan ekonomi melalui studi atas symbol
simbol

dan

topik

topik

yang

terdapat

di

dalam

kesusasteraan.

Perbedaan antara Anthropologi Sosial Budaya Inggris, Perancis, dan Amerika menjadi
semakin terlihat di dalam theori dan methodenya. Di Inggris Anthropologi sosial telah

menggunakan berbagai teori dari cabang ilmu sosial lainnya serta memiliki banyak
cabang ilmu pengetahuan . Namun di wilayah Commonwealth Inggris (bekas jajahan
Inggris) Anthropologi Sosial seringkali secara kelembagaan terpisah dari anthropologi
fisik dan primatologi- yang terakhir ini lebih banyak dikaitkan dengan cabang cabang
dalam ilmu biologi ataupun zoology. Sementara archeologi dikaitkan dengan
kesusasteraan Kuno / Klasik dan Egyptology. Di Negara-negara lain, khususnya di
beberapa universitas kecil di Inggris dan Amerika Utara, para Antropolog juga
menemukan bahwa diri mereka secara kelembagaan terkait dengan para ilmuwan dari
bidang kesusateraan, studi museum, geografi manusia sosiologi, hubungan sosial, studi
ethnic,
Perkembangan

studi
Anthropology

budaya
di

dan
Amerika

kerja

Serikat

1800s

sosial
to

1940s

Mulai permulaan abad 19 sampai dengan abad 20, anthropologi di Amerika Serikat
terpengaruh oleh kehadiran masyarakat Indian (sebagai suku bangsa asli Benua
Amerika). Penguasa Koloni disana : Inggris , Perancis, Spanyol dan Portugis berusaha
melibatkan ilmu ini untuk usaha pembinaan kebangsaan atau civilization sehingga suku
bangsa India bersedia membaur dengan mereka. Konflik kepentingan muncul antara
keinginan untuk menggunakan anthropologi hanya untuk kepentingan ilmiah semata
dengan menggunakannya sebagai alat kolonialisme yang cenderung bersifat pemaksaan,
dan eksploitasi membuat para anthropolog sebagai sumber kritikan ataupun kecaman
Karena
Anthropologi

dianggap

sebagai

antek

kolonialisme.
Boasian

Franz Boas, adalah salah seorang pioner anthropologi modern dan disebut sebagai
Bapak Anthropologi Amerika. Anthropologi Budaya di Amerika Serikat sangat
terpengaruh obyeknya yakni Masyarakat Indian. Bidang ini dipelopori oleh staff Bureau
of Indian Affairs dan lembaga Ethnologi Amerika . Para anthropolog seperti John
Wesley Powell, Frank Hamilton Cushing, serta Lewis Henry Morgan (1818-1881),
seorang ahli hukum dari Rochester, New York, menjadi pendukung perkembangannya,
Antrolopologi Sosial di Amerika cenderung menjadi Anthropologi Politik- Obyeknya
tidak hanya suku bangsa Indian melainkan juga kaum Imigran. Studi Morgan, terutama

tentang kinship, amat berpengaruh dalam perkembangan cabang anthropologi jenis ini
Morgan mengargumentasikan bahwa : Masyarakat manusia seharusnya diklasifikasikan
ke dalam kategori evolusi budaya dalam skala mulai dari tahap buas / barbar menuju
tahap peradaban, umumnya Morgan menggunakan Indikator teknologi , seperti
pembuatan busur dan anak panah untuk menentukan posisi suatu suku bangsa ke dalam
skala

miliknya.

Franz Boas membawa para akademisi anthropologi di Amerika Serikat untuk


menentang theori evolusi. Kaum Anthropolog Boasian secara politis sangat didikte oleh
Pemerintah AS dan Kaum Kapitalist, sifatnya sangat empiris dan skeptis dalam
usahanya untuk menetapkan berbagai hukum hukum yang bersifat universal. Boas
pernah mempelajari anak-anak dari kaum Imigran untuk menunjukkan bahwa ras
biologis tidaklah kebal dan generasi manusia terbentuk oleh makanan dan interaksi
bukan oleh gen nenek moyangnya Terpengaruh oleh tradisi Jerman, Boas
mengargumentasikan bahwa dunia penuh dengan berbagai budaya yang berbeda dan
evolusi tidak dapat diukur dari seberapa besar mereka memasuki tahap peradaban. Boas
percaya bahwa setiap budaya harus dipelajari secara khusus dan generasi lintas budaya
akan muncul membentuk suatu budaya baru. Boas berjuang melawan diskriminasi
terhadap kaum imigram khususnya yang berasal dari Benua Afrika, dan juga
diskriminasi terhadap suku bangsa Indian sebagai penduduk asli Bangsa Amerika.
Banyak Anthropolog Amerika mengambil berbagai agenda kegiatan penelitinnya dalam
rangka reformasi sosial, dan berbagai teorinya tentang ras berlanjut dipergunakan
sampai sekarang, bahkan empat Ruang Lingkup Antropologi yang dipergunakan
sekarang, sebenarnya berasal dari Kaum Boasian : empat ruang lingkup tersebut adalah
Anhtropologi sosial budaya, Antropologi Biologi, Lingusitik dan archeologi /
antropologi

pra

sejarah

Boas menggunakan posisinya di Universitas Columbia dan American Museum of


Natural History untuk melatih dan mengembangkan generasi ilmuwan baru. Generasi
pertama dari mahasiswanya antara lain : Alfred Kroeber, Robert Lowie, Edward Sapir
dan Ruth Benedict, semuanya secara produktif menulis tentang budaya asli Amerika
Utara

dan

menentang

teori

evolusi

tunggal

linear.

Publikasi berbagai buku teks dari Alfred Kroeber, Anthropology, menandai sebuah titik

peralihan menuju suatu generalisasi. 'Culture and Personality' buku yang ditulis oleh
Margaret Mead dan Ruth Benedict., umumnya sangat terpengaruh oleh psikolog bidang
psiko analistis seperti Sigmund Freud dan Carl Jung, buku ini berusaha untuk mencari
pemahaman tentang berbagai personalitas setiap individu khususnya terkait dengan
kekuatan

sosial

Perkembangan

budaya
Anthropology

dari

lingkungan.

di

Canada

Athropology di Canada sama seperti di belahan bumi lain adalah sebagai bagian dari
dunia kolonial, data yang dipergunakan adalah berbagai catatan kaum pengembara dan
misionaris seperti pendeta pendeta dari gereja LeClercq, Le Jeune dan Sagard. Usaha
yang serius mulai dilakukan ketika pemerintah menetapkan Divisi Anthropologi di
dalam Survey Geologis pada tahun 1910. Para Anthropolog umumnya diambil dari
Inggris dan AS, umumnya adalah kaum Boasian dan para ahli bahasa dari Oxford
seperti

Marius

Barbeau

and

Diamond

Jenness.

Posisi Akademik yang pertama di bidang Anthropologi, diberikan kepada Thomas


McIlwraith di University of Toronto pada tahun 1925. Beberapa universitas seperti UBC
dan McGill, pada tahun 1947 mulai mempekerjakan para anthropolog he next
universities to hire anthropologists, dan PhD pertama di bidang Anthropologi diraih di
tahun 1956, hanya dalam waktu yang singkat beberapa Universitas di Canada mampu
menghasilkan lulusan Ph D lainnya sampai dengan akhir tahun 1960an. Tahun 1970an
merupakan puncak perkembangan universitas dan profesi sebagai Anthropolog di
Canada, smapai dengan tahun 1980 sudah dihasilkan 400 doktordi bidang Anthropologi
dan dipekerjakan di Canada, disamping lulusan Master. Harry Hawthorne mendirikan
departemen Anthropologi di UBC dan menetapkan standart riset anthropologi sebagai
tuntunan kebijakan public bagai Pemerintah Federal Canada, penyusunannya dibantu
oleh M.-A. Tremblay, buku petunjuk tersebut berjudul "A Survey of the Contemporary
Indians

of

Canada"

(1966,

1967).

Anthropologi di Canada memiliki karakterisik perpaduan antara type Boasian di AS,


Inggris dgn penekanan atas fungsi dan proses sosial, dan Francophone merintis riset di
area pedesaan dan suku bangsa terpencil. Isu kesenjangan sosial, kesinambungan,
perubahan, ekonomi politik, lingkungan, dan ekologi budaya, personalitas, budaya dan

simbol-simbolnya mendominasi wacana anthropologi di Canada sejak PDI sampai


dengan

Perang

Perkembangan

Anthropology

Vietnam.
Di

Perancis

Anthropology di Perancis kurang memiliki asal muasal yang jelas jika dibandingkan
dengan Inggris dan Amerika Serikat, karena banyak ilmuwan Perancis yang meneliti
Anthropologi umumnya sudah memiliki latar belakang sosiologi, ataupun filsafat
Marcel Mauss (1872-1950), keponakan dari Sosiolog mile Durkheim dipandang
sebagai perintis Ilmu Anthropologi di Perancis. Mauss menjadi anggota dari kelompok
Anne Sociologique yang didirikan oleh Durkheim dan selagi Durkheim serta yang
lainnya meneliti masyarakat modern maka Mauss dan rekanannya seperti Henri Hubert
dan Robert Hertz mengambil spesialisasi ethnography dan philology (ilmu bahasabahasa) untuk menganalisa berbagai masyarakat yang dipandang berbeda dari bangsa
Eropa. Hasil karya Mauss yang terkenal dan masih memiliki relevansi sampai sekarang
adalah Essay on the Gift sebuah analisa seminal tentang perdagangan dan system barter.
Berbeda dengan di Inggris di Perancis tidak terdapat perbedaan yang nyata antara
ethnologi, anthropologi sosial dan anthropologi budaya. Di sepanjang waktu Antara Dua
Perang Dunia, Ketertarikan akademisi anthropologi cenderung ke arah gerakan
kebudayaan ke arah yang lebih luas, menjurus ke arah pengaruh surrealism and
primitivism di dalam ethnografi. Marcel Griaule dan Michel Leiris contoh ilmuwan
yang kemudian bergabung dengan para pelopor anthropology versi Perancis. Pada saat
itu apa yang diketahui tentang ethnologi hanya terbatas kepada museum saja, dan
anthropologi memiliki hubungan yang erat dengan studi tentang cerita rakyat.
Claude Lvi-Strauss membantu melembagakan anthropology di Perancis dengan
menambahkan pengaruh structuralism sehingga meluas melewati batas batas multi
disipliner, Lvi-Strauss menetapkan ikatan dengan Anthropologi Inggris dan Ameriks
Serikat. Pada saat yang sama dia mendirikan pusat kajian dan laboratorium di Perancis
untuk menyediakan sebuah konteks kelembagaan di dalam anthropology dan sebagai
sarana untuk melatih para mahasiswa yang kelak akan menjadi ilmuwan berpengaruh
seperti

Maurice

Godelier

dan

Franoise

Hritier.

Banyaknya karakter yang Berbeda dari Anthropolgi Perancis sekarang adalah hasil dari

fakta bahwa kebanyakan riset Anthropologi didanai oleh pemerintah melalui CNRS atau
laboratorium

Riset

Nasional,

bukan

oleh

Universitas

Anthropolog lain yang terkenal di tahun 1970an adalah Pierre Clastres, yang melakukan
penelitiana atas suku bangsa Guayaki di Paraguay, dimana suku bangsa primitive
tersebut secara aktif menentang kebijakan Pemerintah Paraguay. Meskipun primitive,
suku bangsa tersebut memiliki lembaga pemegang kekuasaan bersifat terpisah dari
masyarakatnya yang berperan sebagai juru bicara dan negoisator dengan kelompok lain.
Ilmuwan lainnya di bidang Anthropologi yang terpenting setelah jaman Foucault dan
Lvi-Strauss adalah Pierre Bourdieu, sebelumnya dia mendalami filsafat dan
sosiologidan pernah menjabat Kepala Departemen Sosiologi di Collge de France.
Seperti Mauss dan yang lainnya dia mengelaborasikan kedua ilmu baik sosiologi
maupun anthropologi. Risetnya yang terkenal adalah tentang suku bangsa Kabyles di
Aljazair mampu mengukuhkan namanya sebagai Anthropolog Eropa, selain itu
analisanya tentang fungsi dan reproduksi pakaian dan Kapitalisme Kebudayaan di
Dalam masyarakat Eropa mampu mengukuhkan namanya di jajaran Sosiolog Eropa.
Di

Negara

Negara

Lain

Anthropology di Yunani dan Portugis sangat terpengaruh oleh Anthropologi Inggris Di


Yunani, Anthropologi sudah ada sejak Abad 19 sebagai ilmu cerita rakyat yang dikenal
dengan nama laographia (laography), di dalam bentuk sebuah ilmu interior, yang lemah
sekali teoritisnya, tetapi konotasi dari bidang ini berubah pesat setelah PD II, ketika
muncul gelombang Anthropolog Anglo-Amerika, mengenalkan sebuah ilmu tentang
dunia luar yakni tentang suku bangsa yang dianggap terbelakang. Di Italia
perkembangan Ethnografi tidak menunjukkan perkembangan yang pesat, bahkan di
Jerman dan Norwegia muncul konflik antar ilmuwan yang berfokus kepada isu sosial
budaya

domestic

dengan

sosial

budaya

asing

Anthropology setelah PD II : Meningkatnya Dialog di dalam Anglophone anthropology


Sebelum PD II, Ilmuwan anthropologi sosial Inggris dan Anthropologi Budaya Amerika
masih merupakan tradisi keilmuwan yang berbeda. Setelah PD II, cukup bnayak para

Anthropolog Inggris dan Amreika yang saling tukar menukar ide dan satu sama lain
mulai berbicara secara kolektif sebagai Anthropologi Sosial Budaya. Pada tahun 1950an
dan pertengahan tahun 1960an anthropology cenderung mulai menemukan jati diri
keilmuannya setelah Ilmu Ilmu Alam. Beberapa Anthropolog seperti Lloyd Fallers dan
Clifford Geertz, memfokuskan diri kepada proses modernisasi dengan jalan
mempelajari Negara- negara yang baru saja merdeka. Sementara Julian Steward dan
Leslie White, berfokus kepada bagaimana masyarakat mengelola dan menyesuaikan
ekologi sekelilingnya sehingga bisa meraih manfaat yang sebanyak-banyaknya.- Sebuah
pendekatan yang dipopulerkan oleh Marvin Harris adalah Economic anthropology,
terpengaruh oleh Karl Polanyi dan dilanjutkan oleh Marshall Sahlins dan George
Dalton, mereka berfokus kepada bagaimanakah ekonomi tradisional berjalan, namun
mengabaikan factor sosial dan budaya. Di Inggris paradigma British Social
Anthropology's paradigm mulai terpecah di satu sisi Max Gluckman and Peter Worsley
terpengaruh oleh Marxism sementara beberapa ilmuwan lainnya seperti Rodney
Needham dan Edmund Leach menggunakan structuralism milik Levi Strauss.
Structuralism juga mempengaruhi sejumlah perkembangan di tahun 1960an dan
1970an, mencakup cognitive anthropology and analisa komponensial. Beberapa
Ilmuwan

seperti

David

Schneider,

Clifford

Geertz,

dan

Marshall

Sahlins

mengembangkan sebuah konsep baru atas kebudayaan yakni : Kebudayaam adalah


sebuah jaringan pemaknaan atau signifikansi, dimana hal ini akan semakin
meningkatkan ruang lingkup disiplin ilmu ini Seiring degan perkembangan jaman,
anthropology menjadi terpolitisir, mis peistiwa perang kemerdekaan Aljazair ,Perang
Vietnam. Marxism menjadi sebuah pendekatan teoritik yang cukup popular. Pada akhir
tahun 1970an banyak ilmuwan justru menjadi bingung atas relevansi Anthropologi,
sehingga
Michel

menerbitkan

jurnal

Reinventing

Anthropology
Foucault

Pada tahun 1980an isu power / kekuasaan, seperti yang diuraikan di dalam karangan
Eric Wolf berjudul Europe and the People Without History, menjadi pusat perhatain
kajian Anthropologi. Buku-buku seperti Anthropology and the Colonial Encounter
semakin mempertegas ikatan anthropology dengan masalah kesenjangan colonial,
muncullkan ilmuwan seperti Antonio Gramsci dam Michel Foucault yang

menggerakkan isu power dan hegemony ke dalam disiplin anthropologi. Gender dan
sexuality menjadi topic yang popular, karena keterkaiatan antara disiplin ini dengan
sejarah, khususnya dipengaruhi oleh Marshall Sahlins, yang menggunakan teori dari
Lvi-Strauss dan Fernand Braudel untuk meneliti hubungan antara struktur sosial dan
angen individual. Ilmuwan strukturalis lainnya yang berpengaruh antara lain Nietzsche,
Heidegger,

juga

Derrida

and

Lacan.

Dari

Mazhab

Frankfurt

Di akhir tahun 1980an dan 1990an beberapa ilmuwan seperti George Marcus dan James
Clifford lebih cenderung kembali kepada ethnografi, khususnya bagaimana dan
mengapa ilmu anthropologi dipergunakan, dan mendominasi kajian. Kelompok ii
cenderung ke arah Feminists sebagai bagian dari aliran 'post-modernisme
Ethnographies berkembang menjadi lebih refleksif, secara eksplisit mengungkapkan
methodology, kebudayaan, gender dan rasial. Selain itu anthropologi juga mulai
mengkaji masalah globalisasi, pengobatan, bioteknologi, hak hak kaum pribumi, dan
masalah

masalah

yang

dihadapi

oleh

masyarakat

industri

maju.

Hubungan Antara Sosial Budaya dan Biologi Merupakan Dasar Dari Perkembangan
antropologi

Kesehatan

Anthropologi erat sekali kalitannya dengan kebudayaan dan biologi, dimana keduanya
sama-sama meneliti berbagai obyek fisik kebudayaan yang tercipta baik di masa
sekarang maupun di masa lampau sebagai sebuah sarana pemahaman nilai-nilai budaya.
Sejumlah sub bidang terletak multi bidang (interface) dalam berbagi divisi di atas,
sebagai contoh medical anthropology sering dipandang sebagai sub bidang anthropologi
social budaya ; namun banyak anthropolog yang mempelajari topic kesehatan sering
harus mengambil materi keragaman biologis disamping harus memperhatikan berbagai
interaksi antara budaya dan biologi. Mereka juga menggunakan analisa linguistic untuk
memahami komunikasi sekitar masalah kesehatan dan penyakit, juga memahami teknis

archeologis untuk memahami sejrah kesehatan dan penyakit di dalam masyarakat jaman
pra

sejarah

ataupun

jaman

sejarah.

Problem serupa juga muncul di dalam sub bidang forensic anthropologists, dimana bisa
menggunakan teknik-teknik di dalam physical anthropology dan archaeology, dan juga
konsepkonsep di dalam anthropologi budaya seperti medical anthropologists.
Biocultural anthropology adalah sebuah sub bidang yang digunakan untuk
mendeskripsikan sintesa antara perspektif cultural dan biologi. Applied anthropology
mungkin lebih sesuai jika dipandang sebagai suatu penekanan daripada sebagai sub
bidang; dimana para anthropolog terapan dapat bekerja di kantor kantor pemerintah,
LSM, ataupun perusahaan swasta, menggunakan berbagai teknik dari berbagai sub
bidang anthropologi untuk menyelesaikan berbagai masalah seperti : implementasi
kebijakan, dampak dari suatu akses, pendidikan, riset pemasaran, ataupun
pengembangan

produk.

Akhir-akhir ini banyak program anthropology programs di beberapa universitas ternama


di AS telah mulai membagi anthropology menjadi dua bidang : satu bidanmg
menekankan kepada humanities, critical theory, and interprepetative atau pendekatan
semantic ; sementara bidang lainnya menekankan pada evolutionary theory, metode
kuantitative, dan pengetestan secara eksplisit (melalui deskripsi idiographic), meskipun
juga terdapat penekanan kelembagaan untuk menggabungkan keduanya menjadi satu
departemen.. Di beberapa universitas program anthropologi biologi dan archaelogi juga
telah

pindah

Perkembangan

ke

departemen

Antropologi

biologi

Kesehatan

atau

dari

bidang

Sisi

lainnya

yang

Sosialcultural

terkait.

Pole

Socio-cultural anthropology, adalah suatu investigasi yang memerlukan jangka waktu


yang cukup panjang dan intensif (dengan observasi partisipan), atas budaya dan
organisasi sosial dari suku bangsa tertentu khususnya tentang: bahasa, organisasi
ekonomi dan politik, hukum dan resolusi konflik, pola konsumsi dan perdagangan
kinship dan struktur keluarga, relasi gender, sosialisasi dan pemeliharaan anak, agama,
mytologi, simbolisme, dsb. Universitas di AS cenderung mempergunakan istilah

Anthropologi Budaya, sedangkan Universitas Inggris cenderung mempergunakan istilah


Anthropologi sosial. Namun di abad 20, keduanya digabungkan menjadi anthropolgi
sosial budaya. Sub bidang dari Anthropologi Budaya mencakup : Subfields and related
fields include psychological anthropology, folklore, anthropology of religion, ethnic
studies, cultural studies, anthropology of media and cyberspace, Social Anthropology,
Politic Anthropology, study of the diffusion of social practices and cultural forms.

Perkembangan

Antropologi

Kesehatan

dari

Sisi

Biological

Pole

Biological or physical anthropology, berusaha untuk memahami jasad/fisik manusia


melalui evolusi, kemampuan adaptasi, genetika populasi, dan primatologi (studi tentang
makhuk primate / binatang yang menyerupai manusia). Sub bidang dari Anthropologi
fisik ini mencakup : anthropometrics, forensic anthropology, osteology, and nutritional
anthropology
Beda Antara Perkembangan Antropologi Kesehatan Biological Pole dan Sosiocultural
Pole
Antropologi

Kesehatan

Antropologi kesehatan adalah studi tentang pengaruh unsur-unsur budaya terhadap


penghayatan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan (Solita Sarwono, 1993).
Definisi yang dibuat Solita ini masih sangat sempit karena antropologi sendiri tidak
terbatas hanya melihat penghayatan masyarakat dan pengaruh unsur budaya saja.
Antropologi lebih luas lagi kajiannya dari itu seperti Koentjaraningrat mengatakan
bahwa ilmu antropologi mempelajari manusia dari aspek fisik, sosial, budaya (1984;76).
Pengertian Antropologi kesehatanyang diajukan Foster/Anderson merupakan konsep
yang tepat karena termakutub dalam pengertian ilmu antropologi seperti disampaikan
Koentjaraningrat di atas. Menurut Foster/Anderson, Antropologi Kesehatan mengkaji

masalah-masalah kesehatan dan penyakit dari dua kutub yang berbeda yaitu kutub
biologi

dan

Pokok

perhatian

Peranan

Paleopatologi

Pokok

dalam
mengenai

Masalah

medis

petugas-petugas

manusia

penyakit-penyakit

purba)

sosial-budaya

tradisional

kesehatan

dan

(etnomedisin)

persiapan

Tingkah

manusia

evolusi

kutub

Sistem

perkembangan

penyakit
(studi

budaya.

Biologi

dan

perhatian

sosial

Kutub

Pertumbuhan

kutub

profesional

laku

Hubungan

antara

mereka
sakit

dokter

pasien

Dinamika dari usaha memperkenalkan pelayanan kesehatan barat kepada masyarakat


tradisional.
Dengan

demikian

dapat

disimpulkan

bahwa

Antropologi

Kesehatan

adalah

disiplin yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosio-budya


dari

tingkahlaku

manusia,

keduanya

disepanjang

kesehatan

dan

terutama

sejarah

penyakit

pada

tentang

kehidupan
manusia

Menurut

cara-cara

manusia,

interaksi

yang

(Foster/Anderson,

antara

mempengaruhi
1986;

Weaver

1-3).
:

Antropologi Kesehatan adalah cabang dari antropologi terapan yang menangani


berbagai
Menurut

aspek

dari
Hasan

kesehatan

dan
dan

penyakit

(Weaver,
Prasad

1968;1)
:

Antropologi Kesehatan adalah cabang dari ilmu mengenai manusia yang mempelajari
aspek-aspek biologi dan kebudayaan manusia (termasuk sejarahnya) dari titik tolak
pandangan untuk memahami kedokteran (medical), sejarah kedokteran medicohistorical), hukum kedokteran (medico-legal), aspek sosial kedokteran (medico-social)

dan masalah-masalah kesehatan manusia (Hasan danPrasad, 1959; 21-22)


Menurut

Hochstrasser

Antropologi Kesehatan adalah pemahaman biobudaya manusia dan karya-karyanya,


yang berhubungan dengan kesehatan dan pengobatan(Hochstrasser dan Tapp, 1970;
245)
Menurut

Lieban

Antropologi Kesehatan adalah studi tentang fenomena medis (Lieban 1973,


1034)
Menurut
Antropologi

Fabrega
Kesehatan

adalah

studi

yang

menjelaskan:

Berbagai faktor, mekanisme dan proses yang memainkan peranan didalam atau
mempengaruhi

cara-cara

dimana

individu-individu

dan

kelompok-kelompok terkena oleh atau berespons terhadap sakit dan penyakit.


Mempelajari masalah-masalah sakit dan penyakit dengan penekanan terhadap polapola

tingkahlaku.

(Fabrga,

1972;167)

Dari definisi-definisi yang dibuat oleh ahli-ahli antropologi mengenai Antropologi


Kesehatan seperti tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Antropologi
Kesehatan

mencakup:

1. Mendefinisi secara komprehensif dan interpretasi berbagai macam masalah tentang


hubungan timbal-balik biobudaya, antara tingkah laku manusia dimasa lalu dan masa
kini dengan derajat kesehatan dan penyakit, tanpa mengutamakan perhatian pada
penggunaan
pengetahuan

praktis

dari
tersebut;

2. Partisipasi profesional mereka dalam program-program yang bertujuan memperbaiki


derajat kesehatan melalui pemahaman yang lebih besar tentang hubungan antara gejala

bio-sosial-budaya dengan kesehatan, serta melalui perubahan tingkah laku sehat


kearahyang
meningkatkan

diyakini
kesehatan

akan
yang

lebih

baik.

Kegunaan

Antropologi

Kesehatan

Kegunaan

Antropologi

Kesehatan

Antropologi mempunyai pandangan tentang pentingnya pendekatan budaya. Budaya


merupakan pedoman individual sebagai anggota masyarakat dan bagaimana cara
memandang dunia, bagaimana mengungkapkan emosionalnya, dan bagaimana
berhubungan dengan orang lain, kekuatan supernatural atau Tuhan serta lingkungan
alamnya. Budaya itu sendiri diturunkan dari suatu generasi ke generasi selanjutnya
dengan cara menggunakan simbol, bahasa, seni, dan ritual yang dilakukan dalam
perwujudn kehidupan sehari-hari. Di sisi lain, latar belakang budaya mempunyai
pengaruh yang penting dalam berbagai aspek kehidupan manusia (kepercayaan,
perilaku, persepsi, emosi, bahasa, agama, ritual, struktur keluarga, diet, pakaian, sikap
terhadap sakit, dll). Selanjutnya, hal-hal tersebut tentunya akan mempengaruhi status
kesehatan masyarakat dan pola pelayanan kesehatan yang asa di masyarakat tersebut.
Secara umum, antropologi kesehatan senantiasa memberikan sumbangan pada ilmu
kesehatan

lain

sebagai

berikut:

1. Memberikan suatu cara untuk memandang masysrakat secara keseluruhan termasuk


individunya. Dimana cara pandang yang tepat akan mampu untuk memberikan
kontribusi yang tepat dalam meningkatkan kesejahteraan suatu masyarakat dengan tetap
bertumpu pada akar kepribadian masyarakat yang membangun. Contoh pendekatan
sistem, holistik, emik, relativisme yang menjadi dasar pemikiran antropologi dapat
digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah dan mengembangkan situasi
masyarakat

menjadi

lebih

baik;

2. Memberikan suatu model yang secara operasional berguna untuk menguraikan proses
sosial budaya bidang kesehatan. Memang tidak secara tepat meramalkan perilaku
individu dan masyarakatnya, tetapi secara tepat bisa memberikan kemungkinan luasnya
pilihan yang akan dilakukan bila masyarakat berada pada situasi yang baru;

3. Sumbangan terhadap metode penelitian dan hasil penelitian. Baik dalam merumuskan
suatu pendekatan yang tepat maupun membantu analisis dan iterpretasi hasil tentang
suatu

kondisi

yang

ada

di

masyarakat.

BAB

III

PENUTUP
Kesimpulan
Demikian laporan ini saya buat,untuk itu saya menyampaikan kesimpulan dari manfaat
Antropologi

Kesehatan

A. Manfaat Umum, yakni manfaat yang kita peroleh dalam mempelajari Anthropology
sebagai

manusia

umum

yakni

1. Lebih mengakui Kebesaran Allah Sang pencipta, karena kita mampu mendalami
ciptaanNya

yang

paling

sempurna

2. Menghindari ethnosentrisme yang sempit karena dengan mempelajari anthropologi


kita mampu memahami berbagai perbedaan ras dam ethnic yang berbeda sehingga
menghindari

kesalahpahaman

antar

budaya

yang

berbeda

B. Manfaat Khusus, yakni manfaat yang kita peroleh sebagai mahasiswa Ilmu politik,
dalam mempelajari Anthropology : yakni memperoleh metodologi penelitian yang
sangat tepat, lengkap dan terperinci yakni metode deskriptif historis kualitatif dengan
teknik participant dan studi lapangan. Meskipun hal ini dirasa cukup memakan waktu
dan biaya, namun diakui sebagai metodologi yang paling tepat.
http://keperawatansemester1.blogspot.com/2011/04/perkembanganantropologi-kesehatan.html

Anda mungkin juga menyukai